iv
STUDI KASUS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI NO: 496/PDT/G/2012/PN.BDG DALAM JUAL BELI TANAH YANG
TERDAPAT PERBEDAAN OBYEK ANTARA AKTA JUAL BELI DAN SERTIFIKAT HAK MILIK ATAS TANAH
Adhila Ghina Soraya Putri 110110120409
ABSTRAK
Jual beli tanah merupakan salah satu perbuatan hukum pengalihan hak atas tanah yang harus dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) yang berwenang. Guna menjamin kepastian hukum kepemilikan hak atas tanah yang telah diperjualbelikan, maka harus dibuat sertifikat hak atas tanah dengan dasar berupa akta PPAT yang dilaporkan kepada Kepala Kantor Pertanahan. Namun, dalam praktik seringkali terjadi ketidaksesuaian di antara keduanya, seperti pada kasus jual beli tanah yang digunakan dalam studi kasus ini, yaitu Putusan Pengadilan Negeri Bandung No: 496/PDT/G/2012/PN.BDG, yang mana terdapat perbedaan obyek antara yang tercantum di dalam akta jual beli dan sertifikat hak milik atas tanah. Hal tersebut berdampak pada rendahnya tanggung jawab penjual terhadap pembeli yang telah beritikad baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah jual beli tanah sebagaimana akta jual beli yang dibuat oleh PPAT tersebut telah sesuai menurut hukum. Selain itu, menyangkut pula akibat hukum dari adanya perbedaan obyek pada jual beli tanah yang dilakukan oleh penjual dan pembeli.
Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif analitis dengan pendekatan yuridis normatif untuk menggambarkan, menelaah, dan
menganalisis Putusan Pengadilan Negeri Bandung No:
496/PDT/G/2012/PN.BDG dalam studi kasus ini dengan menitikberatkan pada ketentuan hukum dan data sekunder yang berkaitan dengan pengaturan mengenai jual beli tanah dan perbuatan melawan hukum.