vii ABSTRAK
Terapi intravena adalah salah satu tindakan yang paling banyak dilakukan di rumah sakit (60 %) dan perawat bertanggung jawab pada pengelolaan terapi intravena ini. Sayangnya dalam pengelolaan pasca pemasangan infus masih sering terjadi komplikasi lokal dan komplikasi sistemik. Caring adalah inti dari profesi keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan yang baik bagi klien, dan persepsi adalah salah satu faktor terbentuknya sikap dan perilaku dan juga penginterpretasian individu terdahap sesuatu hal yang diamati.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, dengan tujuan penelitian adalah menggambarkan caring perawat pada pengelolaan pasca pemasangan infus dengan caring perawat sebagai variabelnya. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dengan modifikasi dari konsep Middle Range Theory of Caring dari Kristen Swanson dan konsep pengelolaan pasca pemasangan infus dari Kozier dan Erb. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana ruang rawat inap yang berjumlah 41 orang.
Data dalam penelitian ini diolah menggunakan Skor-T dan distribusi frekuensi yang menunjukkan bahwa sebesar 52,64% perawat pelaksana belum melaksanakan perilaku caring saat melakukan pengelolaan pasca pemasangan infus. Simpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah hampir sebagian besar dari perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Bandung belum melaksanakan perilaku caring saat melakukan pengelolaan pasca pemasangan infus. Hal ini terlihat dari 5 komponen caring, hanya 1 komponen yang dilaksanakan dengan baik oleh hampir sebagian besar perawat pelaksana yaitu Komponen Mempertahankan Keyakinan. Diharapkan pihak rumah sakit mampu mempersiapkan pimpinan ruangan yang mampu menjadi role model yang baik dalam hal caring pada tindakan pasca pemasangan infus dan menciptakan lingkungan caring bagi staf agar menjadi motivasi yang efektif dalam melaksanakan caring pada pengelolaan pasca pemasangan infus.