v ABSTRACT
This research uses the Kidung Arthawarsa as research materials with philology and literature as the main subject. The purpose from this research is to present a text that free from errors, making translation into Indonesian so that the reader can understand, and assess the structure and the meaning of the Kidung Arthawarsa.
That purpose achieved by philological and literature reserach. Related to philology research the phases such as script tracking and inventory. Manuscript that has been obtained compared to determine the basic edition. Principles from text edition of Kidung Arthawarsa done by the working principles of grounding methods as found in the five ofKidung Arthawarsamanuscripts. The result of text edition then translated into the Indonesian language based on free translatiin method and partial translation. Related to literature approach, especially structural approach, aspects of theKidung Arthawarsaassessed through formal structure and narrative structure in order to interpret the meaning of theKidung Arthawarsa.
The results of this research show that the text of Kidung Arthawarsa experienced dynamics literature system. Looks conventions of formal structure, Kidung Arthawarsastill usingmetrum macepatas generally although found four types ofpuhthat is not commonly used, namelyPuh Sendon Kadiri, Puh Sendon, Puh Sasendon, and Puh Cacandiran. Narratively there are three integrated motives, namely Panji, Calonarang, and tantri. That three motives is the hallmark of the panji story in the Bali tradition. In the text ofKidung Arthawarsa seemed concept of bhakti implemented in swadharma (obligation), namely obligations of husband and wife, and the obligation to parents.
vi ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan Kidung Arthawarsa sebagai bahan kajian dengan pokok bahasan filologi dan kesastraan. Tujuan dari penelitian yakni tersajinya teks yang bersih dari kesalahan, membuat terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia sehingga dimengerti pembaca, serta mengkaji struktur dan maknaKidung Arthawarsa.
Upaya tercapainya tujuan melalui cara penelitian filologi dan sastra. Terkait penelitian filologi tahapan dilakukan antara lain pelacakan dan inventarisasi naskah. Naskah yang telah diperoleh dibandingkan untuk menentukan dasar edisi. Prinsip edisi teks Kidung Arthawarsa dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip kerja metode landasan karena ditemukan pada lima buah naskah Kidung Arthwarsa. Teks hasil edisi kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berdasarkan prinsip kerja metode terjemahan bebas dan terjemahan parsial. Terkait pendekatan sastra, khususnnya pendekatan struktural, aspek-aspek Kidung Arthawarsa dikaji melalui struktur formal dan struktur naratif guna menginterpretasi makna Kidung Arthawarsa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teks Kidung Arthawarsa mengalami dinamika sistem sastra. Tampak struktur formal secara konvensi, Kidung Arthawarsa berbahasa Tengahan dan tetap menggunakan metrum macepat seperti pada umumnya walau ditemukan empat jenis puh yang tidak lazim digunakan, yakni Puh Sendon Kadiri, Puh Sendon, Puh Sasendon, dan Puh Cacandiran. Secara naratif tampak ada kepaduan tiga motif, yakni panji, calonarang, dan tantri. Ketiga motif tersebut merupakan ciri khas cerita panji dalam tradisi Bali. Pada teks Kidung Arthawarsa tampak konsep bhakti diimplementasikan dalam swadharma (kewajiban), yakni kewajiban suami istri, dan kewajiban kepada orang tua.