• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SDN GANDANG 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SDN GANDANG 1"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA DI SDN GANDANG 1

DAMA

Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : adamdama655@gmail.com

ABSTRAK

Mutu Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) sampai saat ini belum mencapai harapan. Pembelajaran yang selama ini berlangsung masih bersifat monoton, dan siswa kurang aktif dalam pembelajaran serta berpusat pada guru. Hal ini berdampak pada hasil pencapaian belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa efektif model pembelajarn Discovery Learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa di SDN Gandang 1. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian siswa kelas IV di SDN Gandang 1 Tahun Pelajaran 2022/. Penelitian ini dilakukan dengan 2 tahap, yaitu siklus I dan siklus II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning mampu meningkatkan hasil belajar pada siswa Materi Aku Senang Berwudhu di kelas IV SDN Gandang 1. Hal ini terlihat dari peningkatan hasil belajar siswa. Pada siklus I nilai rata-rata siswa sebesar 57,33 serta persentase ketuntasan klasikal mencapai 46,67 % yaitu sebanyak 7 dari 15 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM dan pada siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 82 dan ketuntasan klasikal mencapai 80 %, atau sebanyak 12 dari 15 siswa sudah tuntas belajar dengan mendapatkan nilai di atas KKM.

Kata Kunci : Metode, Discovery Learning, Hasil Belajar

(2)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan faktor penting dalam menciptakan kondisi suatu negara, karena pendidikan memiliki andil yang besar terhadap kemajuan bangsa baik secara ekonomi maupun sosial. Hal ini sesuai dengan UU No.20 Tahun 2003 pasal 1 tentang sistem pendidikan nasional, isinya yaitu pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. (Putri, 2016:11)

Penggunaan model pembelajaran yang tidak tepat dapat membuat proses pembelajaran tidak efektif, dikarenakan jika proses pembelajaran yang dilakukan sangat sederhana, dan tidak menggunakan media pada proses pembelajaran tersebut maka materi yang diberikan akan susah untuk diterima oleh siswa. Siswa merasa bosan dan kurang mengerti karena tidak tertariknya pada proses pembelajaran tersebut. Oleh sebab itu, peran penting guru yang dapat mengubah semuanya menjadi efektif. Dari penentuan metode pembelajaran yang cocok untuk materi yang akan diajarkan, model dan media yang dapat digunakan disesuaikan dengan meteri yang akan disampaikan dalam pembelajaran, dan dapat membuat siswa aktif dan berprestasi.

Berdasarkan pengalaman peneliti di SDN Gandang 1 Kecamatan Maliku, peneliti masih banyak menggunakan metode ceramah dari awal sampai akhir pembelajaran, sehingga berimplikasi kepada proses pembelajaran yang berpusat kepada guru. Metode pembelajaran yang kurang tepat ternyata dapat berpengaruh pada hasil belajar peserta didik. Dari hasil pengamatan, ketuntasan belajar siswa masih belum mencapai target yang ingin dicapai yaitu 75 % untuk ketuntasan klasikal dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70.

Ketidak tuntasan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti fasilitas sekolah yang kurang memadai, pemilihan metode pembelajaran yang kurang tepat, media pembelajaran kurang menarik dan tingkat keaktifan siswa yang rendah. Kurangnya kepedulian masyarakat, sekolah serta peran guru mengakibatkan hasil yang dicapai kurang maksimal.

Dari latar belakang tersebut di atas maka penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai penerapan Model pembelajaran Discovery Learning dalam proses pembelajaran materi berwudu. dengan mengangkat judul: “Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di SDN Gandang 1”.

(3)

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau sekolah tempat ia mengajar dengan tekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang memaparkan terjadinya sebab-akibat dari perlakuan, sekaligus memparkan apa saja yang terjadi ketika perlakuan diberikan, dan memaparkan seluruh proses sejak awal pemberian perlakuan sampai dengan dampak dari perlakuan tersebut. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penelitian tindakan kelas atau PTK adalah jenis penelitian yang memaparkan baik proses maupun hasil, yang melakukan PTK di kelasnya untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya. (Arikunto, 2015:46).

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2002:12). Dan dideskripsikan secara deduksi yang berangkat dari teori-teori umum, lalu dengan observasi untuk menguji validitas keberlakuan teori tersebut ditariklah kesimpulan. Kemudian di jabarkan secara deskriptif, karena hasilnya akan diarahkan untuk mendiskripsikan data yang diperoleh dan untuk menjawab rumusan.

Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.Yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas IV SDN Gandang 1 Kecamatan Maliku Kabupaten Pulang Pisau Tahun Pelajaran 2022/2023 yang berjumlah 15 orang, terdiri dari 7 laki- laki dan 8 perempuan.

Untuk teknik pengumpulan data kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan tes dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif (Surawan, 2019: 202). Cara penghitungan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam proses belajar mengajar sebagai berikut. Menghitung jumlah skor yang tercapai dan prosentasenya untuk masing-masing siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar seperti yang terdapat dalam buku petunjuk teknis penilaian yaitu siswa dikatakan tuntas secara individual jika mendapatkan nilai minimal 70, sedangkan secara klasikal dikatakan tuntas belajar jika jumlah siswa yang tuntas mencapai 75%. Analisis data penelitian ini dihitung dengan rumus:

(4)

Keterangan

f = Frekuensi yang sedang dicari frekuensinya

N = Number of Class (Jumlah Frekuensi/banyaknya individu) P = Angka Presentasi

(Sugiyono, 2008: 59)

Alur atau Siklus Penelitian tindakan kelas dapat dipahami sebagaimana pada gambar berikut ini :

Gambar 1. Siklus PTK

1. Perencanaan

Perencanaan adalah langkah awal yang dilakukan oleh penulis saat akan memulai tindakan. Agar perencanaan mudah dipahami dan dilaksanakan oleh penulis yang akan melakukan tindakan, maka penulis membuat rencana tindakan sebagai berikut :

(a) Merumusan masalah yang akan dicari solusinya.

(b) Merumusan tujuan penyelesaian masalah/tujuan menghadapi tantangan/tujuan melakukan inovasi/tindakan

(c) Merumusan indikator keberhasilan penerapan model Discovery Learning dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi wudhu dikelas pada proses belajar mengajar

(d) Merumusan langkah-langkah kegiatan penyelesaian masalah/kegiatan menghadapi tantangan/kegiatan melakukan tindakan.

(e) Mengidentifikasi metode pengumpulan data yang akan digunakan (f) Penyusunan instrumen pengamatan dan evaluasi.

(5)

2. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan yaitu deskripsi tindakan yang dilakukan, skenario kerja tindakan perbaikan yang akan dikerjakan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan.

3. Pengamatan (observasi)

prosedur perekaman data mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan yang dirancang.

4. Analisis dan refleksi

Uraian tentang prosedur analisis hasil pemantauan dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan sertakriteria dan tindakan siklus berikutnya.

HASIL PENELITIAN

Kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah penerapan model Discovery Learning, yaitu: (1) Stimulasi (Stimulation); (2) Identifikasi Masalah (Problem Statement); (3) Pengumpulan Data (Data Collection); (4) Pengolahan Data (Data Processing); (5) Pembuktian (Verification); (6) Menarik Kesimpulan (Generalization). Penelitian dilakukan karena muncul permasalahan yang terkait dengan hasil belajar yang rendah pada materi Aku Senang Berwudhu. Daya serap siswa terhadap materi dan rasa ingin tahu yang rendah dalam mengikuti setiap proses pembelajaran merupakan faktor dari siswa yang menyebabkan rendahnya perolehan hasil belajar materi Aku Senang Berwudhu. Minat dan rasa ingin tahu siswa yang rendah dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat terlihat dari sikap siswa yang tidak memperhatikan guru saat menyampaikan materi. Keadaan ini membuat guru mendominasi di setiap proses pembelajaran karena guru selalu memberikan instruksi yang harus dilakukan oleh siswa.

Pelaksanaan siklus 1 dilaksanakan satu kali pertemuan yaitu pada tanggal 05 Desember 2022. Pada pertemuan pertama dilakukan kegiatan pembelajaran selama 4 jam pembelajaran. Pembelajaran dilaksanakan berdasarkan langkah-langkah pembelajaran yang telah dirancang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Pada akhir pelaksanaan siklus 1, peneliti melakukan refleksi guna mengetahui kekurangan-kekurangan yang terdapat pada pelaksanaan siklus 1 agar dapat diperbaiki pada kegiatan siklus 2.

Hasil penelitian pembelajaran pada siklus I, untuk peningkatan hasil belajar siswa pada materi Aku Senang Berwudhu di kelas IV SDN Gandang 1 tahun pelajaran 2022/2023 siswa masih belum antusias dan termotivasi.

Beberapa hal yang menyebabkan ini antara lain :

a. Hasil belajar peserta didik menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal peserta didik hanya 46,67%. Hal ini berarti hanya 46,67% dari peserta didik yang

(6)

mengikuti siklus I sudah tuntas belajar sehingga ketuntasan hasil belajar pada siklus I belum tercapai dan harus melaksanakan siklus berikutnya.

b. Peserta didik masih belum bisa memahami seutuhnya konsep media Discovery Learning, sehingga masih sering merasa bingung.

c. Peserta didik tidak mencatat materi yang dipelajari sehingga pembelajaran terbatas pada ingatan saja.

d. Peserta didik belum aktif menjawab pertanyaan yang di ajukan guru, dan masih menunggu agar ditunjuk terlebih dahulu oleh guru, baru mau menjawab pertanyaan yang di ajukan.

e. Pembelajaran terasa hanya searah karena peserta didik masih terlihat pasif.

Tabel 1

Perbandingan Nilai Pre Test dan Post Test

NO NAMA SISWA

NILAI

Pretest Post Tes

1 Aulia Dinda Safitri 50 50

2 Awaliyah Nafisah 50 40

3 Ayu Elvina 40 60

4 Diga Yahya Dinata 60 70

5 Indra Setiawan 50 60

6 Kikandrya Damai Salsabila 50 60

7 Muhamad Miftahul Abidin 80 80

8 Muhammad Ibnu Hidayat 70 70

9 Nazwa Abidah 80 80

10 Nofa Affandi 80 80

11 Satria Pratama 30 50

12 Shara Nur Hafijzah 40 60

13 Siti Aulia Putri 50 60

14 Surya Rendi Tri Aditia 50 70

15 Uswatun Hasanah 80 80

Tabel 2

Analisis Hasil Belajar Siklus I

NO Hasil Belajar Pretest Post Test

1 Nilai rata- rata 57,33 64,67

2 Nilai Terendah 30 40

3 Nilai Tertinggi 80 80

4 Jumlah Peserta Didik Tuntas 5 7 5 Persentase Ketuntasan 33,33 % 46,67 %

(7)

Dari data pada tabel, diperoleh fakta bahwa nilai rata-rata pretest siklus I adalah 57,3 dengan nilai terendah 30, nilai tertinggi 80, serta persentase ketuntasan klasikal pretest mencapai 33,33 % dari 15 peserta didik. Setelah dilaksanakan tindakan siklus I dengan menggunakan media Discovery Learning pada pembelajaran PAI dan Budi Pekerti yang diikuti oleh 15 peserta didik kelas IV terjadi peningkatan kemampuan peserta didik berupa kenaikan nilai rata-rata menjadi 64,67 dengan nilai terendah 40, nilai tertinggi 80, serta ketuntasan klasikal post test mencapai 46,67%, atau sebanyak 7 dari 15 peserta didik yang mengikuti siklus I sudah tuntas belajar dengan mendapatkan nilai di atas KKM.

Hasil penelitian pembelajaran pada siklus 2, untuk peningkatan hasil belajar siswa pada materi Aku Senang Berwudhu di kelas IV SDN Gandang 1 tahun pelajaran 2022/2023 telah ditemukan fakta bahwa :

a. Hasil belajar peserta didik menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal siswa sudah 80%. Hal ini berarti hanya 20% dari siswa yang mengikuti siklus II belum tuntas belajar sehingga ketuntasan hasil belajar pada siklus II sudah dirasa cukup.

b. Peserta didik sudah mulai memahami seutuhnya konsep Discovery Learning, sehingga tidak lagi bingung.

c. Siswa mencatat materi yang didapatkan saat diskusi melalui lembar transaksi maupun pada saat penguatan materi sehingga pembelajaran bisa terekam dengan baik.

d. Siswa mulai aktif menjawab pertanyaan yang diajukan guru, dan tidak menunggu agar ditunjuk terlebih dahulu oleh guru, baru mau menjawab pertanyaan yang di ajukan.

Tabel 3

Perbandingan Nilai Post Tes

NO NAMA SISWA

NILAI

Tes Siklus I Tes Siklus II

1 Aulia Dinda Safitri 50 80

2 Awaliyah Nafisah 40 60

3 Ayu Elvina 60 80

4 Diga Yahya Dinata 70 90

5 Indra Setiawan 60 80

6 Kikandrya Damai Salsabila 60 100

7 Muhamad Miftahul Abidin 80 90

8 Muhammad Ibnu Hidayat 70 80

9 Nazwa Abidah 80 100

10 Nofa Affandi 80 80

(8)

0 20 40 60 80 100

SIKLUS 1 SIKLUS 2

Nilai Rata-rata

Presentasi

Ketuntasan Belajar

11 Satria Pratama 50 60

12 Shara Nur Hafijzah 60 60

13 Siti Aulia Putri 60 90

14 Surya Rendi Tri Aditia 70 100

15 Uswatun Hasanah 80 80

Tabel 4

Analisis Hasil Belajar Siklus II

NO Hasil Belajar Tes Siklus I Tes Siklus II

1 Nilai rata- rata 57,33 82

2 Nilai Terendah 40 60

3 Nilai Tertinggi 80 100

4 Jumlah Siswa Tuntas 7 12

5 Persentase Ketuntasan 46,67 % 80 %

Dari data pada tabel 4.4 diperoleh fakta bahwa nilai rata- rata Test siklus I adalah 57,33 dengan nilai terendah 40, nilai tertinggi 80, serta persentase ketuntasan klasikal Test Siklus I mencapai 46,67 % sebanyak 7 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM. Setelah dilaksanakan tindakan siklus II dengan menggunakan Model Discovery Learning pada pembelajaran PAI dan Budi Pekerti yang diikuti oleh 15 orang peserta didik kelas IV terjadi peningkatan kemampuan peserta didik berupa kenaikan nilai rata-rata menjadi 82 dengan nilai terendah 60, nilai tertinggi 100, serta ketuntasan klasikal Tes Siklus II mencapai 80 %, atau sebanyak 12 dari 15 siswa yang mengikuti siklus II sudah tuntas belajar dengan mendapatkan nilai di atas KKM. Peningkatan hasil belajar peserta didik tiap siklus dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik 1

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Per Siklus

(9)

Berdasarkan hasil tes formatif pada siklus 2, ketuntasan hasil belajar meningkat dan sudah memenuhi indikator keberhasilan. Hal ini karena proses pembelajaran dengan metode Discovery Learning sudah dilaksanakan dengan lebih baik, semua sintak metode Discovery Learning telah dilakukan dengan baik. Selain berdampak pada peningkatan hasil belajar, pembelajaran menggunakan model tersebut memberikan beberapa dampak pengiring, diantaranya: (1) peserta didik bersemangat dalam mengikuti pembelajaran;

(2)kemampuan berpikir kritis lebih berkembang, kemampuan berkolaborasi, dan kemampuan berkomunkasi siswa terbangun dengan adanya percobaan dan kerja kelompok yang mereka lakukan; (3) meningkatnya kemampuan berpendapat, siswa berhak mengemukakan pendapatnya melalui hipotesis yang mereka ajukan; (4) menumbuhkan sikap ilmiah; serta (5) pembelajaran lebih bermakna karena siswa membangun dan membuktikan sendiri dalammembangun suatu konsep baru melalui lingkungan sekitar mereka.

Penerapan metode pembelajaran Discovery Learning dalam pembelajaran menambah pengetahuan siswa terhadap perkembangan ilmu pendidikan, terutama pada pembelajaran di jenjang sekolah dasar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Pada pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Discovery Learning ini sudah mencakup lima unsur pendekatan saintifik yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi, dan mengkomunikasikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sani (2014) bahwa pendekatan saintifik pada umumnya melibatkan kegiatan pengamatan atau observasi yang dibutuhkan untuk perumusan hipotesis atau mengumpulkan data.

Pembelajaran juga bersifat menemukan dan membangun pengetahuannya sendiri, sehingga pengetahuan tersebut tidak mudah dilupakan oleh siswa. Hal ini berdampak pada daya ingat siswa tentang suatu konsep baru. Siswa tidak mudah lupa dengan konsep ataupengetahuan baru yang diperolehnya. Ingatan tentang konsep baru yang tidak mudah hilang itu akan berdampak pada proses perolehan pengetahuan selanjutnya, dimana dalam mendapatkan pengetahuan baru siswa perlu mengaitkan antara konsep yang telah dimiliki sebelumnya dengan konsep yang akan diperolehnya.

KESIMPULAN

Penerapan metode Discoveri Learning pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Materi Aku Senang Berwudhu Kelas IV SDN Gandang 1 mempunyai hasil yang sangat baik, hal ini terlihat dari persentase ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus II yang mencapai 80%.

Penerapan metode Discoveri Learning pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Materi Aku Senang Berwudhu Kelas IV SDN Gandang 1 mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat pada siklus I nilai rata-

(10)

rata siswa sebesar 57,33, dan pada siklus II rata-rata nilai siswa naik menjadi 82. Pada Siklus I ketuntasan klasikal berjumlah 46,67 % dan meningkat pada Siklus II menjadi 80 %. Hal ini berarti, target yang ditetapkan peneliti yaitu standar ketuntasan hasil belajar peserta didik secara klasikal mencapai ≥ 75 % dan secara individual nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik ≥ 70 sudah tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2015. Penelitian Tindakan Kelas, Cet. I; PT Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Rineka Cipta, Jakarta

Darmawan, Deni dan Dinn Wahyudin. 2018. Model Pembelajaran Di Sekolah.

Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Hamalik, Oemar. 2009. Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.

Jakarta : Bumi Aksara.

Jamil, Suprihatiningrum. 2017. Strategi Pembelajaran (Teori & Aplikasi), Cet. Ke-2.

Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.

Putri, Dini Arrum. 2016. Efektivitas Metode Discovery Learning Ditinjau Dari Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa. Bandar Lampung : Pustaka Media

Sani, R. A. (2014). Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Surawan, 2019. "Pernikahan Dini; Ditinjau dari Aspek Psikologi". Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam, Vol. 2 No. 2

Syah, Muhibbin. 2010, Psikologi Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh signifikan ekstrak buah jambu biji merah ( Psidium guajava ) terhadap morfologi spermatozoa mencit ( Mus musculus )

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan

Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning peserta didik diharapkan dapat Menjelaskan Transformasi Translasi pada

Percobaan dilakukan dengan mengoperasikan proses ultrafiltrasi pada berbagai konsentrasi larutan umpan stevia yaitu 20.4 g/L, 28.7 g/L dengan kecepatan alir 0.02 m/s dan tekanan

Tahap persiapan ( C Asri Budiningsih: 43: 2005).yang perlu dilakukan oleh guru dalam menerapkan model pembelajaran discovery learning, yaitu: a) Menentukan dan merumuskan

Tujuan Pembelajaran : Setelah peserta didik belajar tentang teks deskriptif terkait orang dengan model pembelajaran Discovery Learning maka pada akhir pembelajaran

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran melalui pendekatan STEM dengan menggunakan Model Pembelajaran Discovery Learning, peserta didik dapat menganalisis penyusunan