• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN SIKAP PEKERJA TERHADAP PENERAPAN PROGAM K3 DENGAN KOMITMEN KERJA DI PT X KABUPATEN SRAGEN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN SIKAP PEKERJA TERHADAP PENERAPAN PROGAM K3 DENGAN KOMITMEN KERJA DI PT X KABUPATEN SRAGEN."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

pekerja merupakan harapan setiap manajemen perusahaan, hal ini dapat

terwujud jika pekerja dapat menjalankan tugas dan berkewajiban dengan

baik, atau tanpa gangguan. Salah satu cara untuk memastikan pekerja dapat

bekerja tanpa gangguan adalah dengan memperhatikan kondisi dan keadaan

lingkungan kerja di sekitar pekerja ( Baedhowi,2007).

Pencapaian tujuan dan sasaran organisasi akan mengalami hambatan

dan mungkin sulit diwujudkan bila pekerja tidak memiliki komitmen terhadap

organisasi (Ayunda, 2012). Progam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

adalah suatu bagian utama dari fungsi pemeliharaan pekerja yang merupakan

suatu bagian dari progam perusahaan secara keseluruhan dalam organisasi

( Filipo,1996).

Hasil survey penelitian Asia Market Intelligence pada tahun 2000

menemukan bahwa pekerja di Indonesia memiliki komitmen yang rendah

pada organisasi. Penelitian ini dilaksanakan di sembilan negara Asia.

Komitmen pekerja yang rendah di Indonesia ditandai dengan maraknya

aksi pemogokan, tingkat absensi yang tinggi, turnover tinggi dan

ketidakpuasan kerja. Fenomena komitmen pekerja pada organisasi yang

(2)

commit to user

oleh perusahaan terhadap pekerja mengakibatkan pemogokan dan keluarnya

pekerja (Ristaniar,2010).

Berita yang

mengulas mengenai adanya aksi unjuk rasa

, pada

bulan Oktober November 2011 ribuan pekerja tambang dan pekerja

Freeport Indonesia melakukan mogok kerja dan unjuk rasa besar-besaran,

menuntut kenaikan upah dan perbaikan sistem keselamatan kerja di salah satu

perusahaan emas terbesar di dunia itu. Pada 10 Oktober 2011, terjadi

bentrokan berdarah antara massa pekerja dengan polisi, yang menewaskan

dua orang pekerja PT Freeport timbulnya korban yang meninggal tersebut

hanya karena pekerja memperjuangkan nasib mereka yang disepelekan oleh

pihak Freeport (Daniel, 2013).

Aksi unjuk rasa, demonstrasi maupun mogok kerja yang dilakukan

oleh pekerja, akan sangat merugikan baik bagi perusahaan maupun pekerja itu

sendiri. Bagi perusahaan aksi mogok pekerja akan menyebabkan banyaknya

jam kerja yang hilang, kegiatan operasional perusahaan tidak dapat berjalan

sebagaimana mestinya dan akibatnya kinerja perusahaan akan menurun.

Penurunan kinerja perusahaan berarti perusahaan akan semakin tidak mampu

memenuhi tuntutan pekerja, sehingga baik perusahaan maupun pekerja akan

sama-sama dirugikan.

Negara Indonesia telah memberlakukan undang-undang yang lengkap

tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

khususnya bagi perusahaan yang berisiko tinggi sebagaimana diatur dalam

(3)

commit to user

perusahaan yang mempekerjakan 100 pekerja atau lebih atau yang sifat

proses atau bahan produksinya mengandung potensi bahaya K3 terhadap

ledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja, wajib menerapkan

SMK3 (Wana Ricks, 2012).

Pentingnya dilakukan usaha-usaha untuk melindungi keselamatan

pekerja di dalam menjalankan pekerjaannya telah mendapat perhatian dari

pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-Undang Keselamatan Kerja no. 1

tahun 1970. Undang-Undang ini merupakan sarana utama untuk pencegahan

kecelakaan, cacat dan kematian akibat kecelakaan kerja atau penyakit akibat

kerja. Undang-Undang ini pemerintah berusaha untuk menanggulangi

masalah K3 baik yang menyangkut peraturan perundangan kelembagaan,

pengawasan dan aturan penegakan hukumnya. Bahkan di dalam usaha untuk

menggugah semua pihak untuk menyadari bahwa program K3 merupakan

sesuatu yang mutlak dilaksanakan di dalam proses produksi barang dan jasa.

Oleh karena itu pemerintah pada tahun 1984 mengadakan suatu program

Kampanye Nasional progam K3, yang dituangkan dalam Keputusan Menteri

Tenaga Kerja No. 13, tahun 1984 tentang Pola Kampanye Nasional K3,

dengan kampanye ini merupakan usaha yang lebih nyata untuk

memasyarakatkan dan membudayakan K3 (Oktorita,2001).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ayunda pada tahun 2012

dengan judul : Hubungan Persepsi Terhadap Progam K3 dengan Komitmen

(4)

commit to user

hubungan yang siginifikan antara sikap pekerja terhadap progam K3 dengan

komitmen pekerja dengan p = 0,01 dan nilai korelasi r= 0,424

Pada survey awal masalah ini peneliti mendapatkan informasi bahwa

di PT X adalah salah satu perusahaan tekstil yang memproduksi berbagai kain

dengan skala komoditas tingkat adalah nasional. Dalam perusahan ini

terdapat resiko bahaya potensial : mechanical risk, yaitu kecelakaan kerja

yang disebabkan oleh mesin atau peralatan kerja, misalnya terjepit, terpotong,

juga ada resiko terpapar debu kapas. Bukti dari rendahnya komitmen

organisasi yaitu pada tingkat burn out yang tinggi. ini disebabkan, karena

para pekerja merasa peraturan perusahaan terlalu ketat dan jika dilanggar,

mereka akan mendapat sanksi dengan pemotongan gaji. Ini dilihat pada bulan

Oktober 2014 terjadi kasus burn out sebanyak 60 pekerja, selain burn out

yang tinggi, rendah komitmen organisasi juga disebabkan antara lain :

kedisiplinan pekerja yang kurang dan adanya masalah sosial antar pekerja.

Kasus kurang disiplinnya pekerja ini terjadi kurang lebih 15 orang, misalnya

terlambat datang, tidak menggunakan masker, earplug atau sarung tangan.

Tingkat turn over pada bulan juli 2014 adalah 72 tenaga kerja yang

terdiri dari tenaga kerja pengalaman dan tenaga kerja training. Menurut data

laporan sebab pekerja yang keluar disebabkan oleh tenaga kerja memilih

keluar. Progam K3 di perusahaan ini sudah dimulai sejak perusahaan ini

berdiri, bagian pelaksana K3 berjalan sebagaimana mestinya hal ini

(5)

commit to user

pelindung diri, kecelakaan kerja juga masih terjadi, sehingga tingkat absensi

pekerja bertambah.

Jaminan K3 pada pekerja sangat perlu, hal ini dikarenakan apabila

pekerja merasa bahwa perusahaan tidak mampu memberikan ketenangan,

keamanan dan kenyamanan dalam bekerja, maka mereka pun akan bekerja

dengan perasaan khawatir, tidak mampu berkonsentrasi dengan baik yang

pada akhirnya tidak adanya komitmen organisasi sehingga menurunkan

produktivitas kerja. Jika perusahaan mampu memberikan ketenangan,

keamanan dan kenyamanan dalam bekerja, maka pekerja akan berkomitmen

sehingga mereka mengikuti peraturan perusahaan termasuk menggunakan

peralatan K3, sehingga kecelakan kerja dan penyakit akibat kerja dapat

dicegah (Ayunda, 2012).

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti ingin melakukan

penelitian antara sikap pekerja terhadap penerapan progam K3 dengan

komitmen pekerja di PT. X Kabupaten Sragen.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dapat disusun rumusan masalah adakah

Hubungan Sikap Pekerja Terhadap Penerapan Progam K3 Dengan Komitmen

Kerja ?

C. Tujuan

(6)

commit to user

a. Untuk mengetahui hubungan sikap pekerja terhadap penerapan progam K3

dengan komitmen kerja pada perusahaan PT. X, Kabupaten Sragen.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui sikap pekerja terhadap penerapan progam K3 di perusahaan.

PT.X,Kabupaten Sragen.

b. Mengetahui komitmen pekerja pada perusahaan PT.X, Kabupaten

Sragen.

c. Mengetahui hubungan sikap pekerja terhadap progam K3 dengan

komitmen pekerja pada perusahaan PT.X, Kabupaten Sragen.

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Menambah pengetahuan dan memberikan informasi tentang

hubungan antara sikap pekerja terhadap penerapan progam K3 dengan

komitmen kerja dan diharapkan dapat membuktikan bahwa ada hubungan

antara sikap pekerja terhadap penerapan progam K3 dengan komitmen

kerja pada pekerja.

2. Aplikatif

a. Bagi Responden

Untuk memberikan informasi tentang hubungan sikap pekerja

terhadap penerapan progam K3 dengan komitmen kerja sehingga

responden dalam hal ini adalah pekerja di PT.X, dapat meningkatkan

(7)

commit to user

b. Bagi Pengusaha

Sebagai bahan pertimbangan bagi PT.X untuk melakukan

upaya peningkatan terhadap progam K3 dan komitmen untuk mencapai

visi, misi dan tujuan organisasinya.

c. Bagi peneliti

Merupakan sarana untuk mengembangkan diri, melatih diri,

cara dan proses berfikir ilmiah serta praktis sebagai penerapan ilmu

pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh selama pendidikan.

d. Bagi Institusi Program Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Penelitian ini menambah kepustakaan program diploma 4

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas

Referensi

Dokumen terkait

Namun  kendala  yang  mereka  hadapi  adalah  bagaimana  cara  mempelajari  bahasa  asing  tersebut.  Karena  jika  ingin  mempelajari  suatu  bahasa  dan 

Considering losses for volatilisation, and taking into account cost assessment, the immediate incorporation of buffalo manure (nitrogen content 2%) is a

26 Agustus 2013 tentang Penetapan Penyedia Barang / Jasa Kegiatan APBD Tahun Anggaran 2013 Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan dan Energi Kabupaten Labuhanbatu Selatan1. Nomor Paket

Apabila ada peserta yang keberatan atas pengumuman ini dapat mengajukan sanggahan melalui LPSE kepada Panitia Pengadaan mulai tanggal 24 Juli 2012 sampai dengan 28

Dalam setiap tahapan Pelelangan Umum Panitia Pengadaan Barang/Jasa menyusun Berita Acara untuk kelengkapan administrasi pengadaan barang/jasa, adapun berita acara

Demikian pengumuman dari kami harap menjadikan maklum.

[r]

[r]