• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kehamilan pada Usia Remaja Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Ketuban Pecah Dini.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kehamilan pada Usia Remaja Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Ketuban Pecah Dini."

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah keadaan pecahnya selaput ketuban

sebelum dimulainya persalinan (Medina dan Hill, 2006). Ketuban pecah dini

terjadi pada sekitar 10% kehamilan dan dapat meningkatkan risiko kematian

janin sekitar 1-2% (Jazayeri, 2011). Angka kejadian KPD di Indonesia

mencapai 35-55% dari 17.665 kelahiran (Damarati, 2012). Berdasarkan data

dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional RI tahun 2007, tercatat 142

kasus kematian neonatal. Sebanyak 23% penyebab kematian neonatal tersebut

adalah adanya KPD (Depkes RI, 2008).

Setiap tahun, sekitar 16 juta remaja wanita di dunia dan 4,5 juta wanita di

Indonesia melahirkan. Jumlah kematian bayi diperkirakan mencapai 120 ribu.

Kehamilan usia remaja, anemia, dan kekurangan gizi menjadi faktor-faktor

yang meningkatkan kasus kematian bayi (WHO, 2011). Wanita usia remaja (<

20 tahun) yang mengalami kehamilan merupakan salah satu faktor risiko

terjadinya KPD (Mahajan, 2007). Hal ini diduga berhubungan dengan

terjadinya anemia selama kehamilan. Wanita usia kurang dari 20 tahun lebih

(2)

merupakan masa di mana terjadi akselerasi pertumbuhan fisik sehingga masih

membutuhkan lebih banyak nutrisi dibandingkan wanita usia 20 tahun ke atas.

Apabila remaja mengalami kehamilan, maka akan lebih berisiko terkena anemia

akibat defisiensi nutrisi, terutama zat besi (Behrman, 2004). Hal ini terjadi

akibat persaingan pemakaian nutrisi antara sang ibu dengan janin

(Montgomery, 2003).

Anemia dapat meningkatkan risiko KPD melalui penurunan imunitas yaitu

dengan menurunnya kemampuan sel pembunuh alamiah (Ritawati, 2009).

Anemia defisiensi zat besi (Fe) merupakan anemia paling sering terjadi selama

kehamilan. Sekitar 20% penduduk negara berkembang yang hamil, seperti

Indonesia, mengalami anemia defisiensi Fe (Simon, 2009). Anemia defisiensi

besi menyebabkan penurunan lactoferrin yang merupakan glikoprotein terikat

besi (Ekiz, 2005). Lactoferrin terdapat dalam granula neutrofil dan berperan

dalam aktivitas fagositik neutrofil. Penurunan fungsi neutrofil dalam

mekanisme pertahanan tubuh dapat meningkatkan risiko infeksi (Actor, 2009).

Terjadinya infeksi akan merangsang produksi sitokin seperti IL-1 dan TNF-α

yang dapat meningkatkan sintesis enzim Matrix Metalloproteinase (MMP) oleh

jaringan selaput ketuban sehingga degradasi kolagen pada selaput ketuban

meningkat dan dapat menyebabkan terjadinya KPD (Behrman dan Butler,

(3)

Oleh karena jumlah kasus KPD tergolong banyak di Indonesia dan belum

banyaknya penelitian mengenai usia remaja meningkatkan risiko terjadinya

KPD, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian untuk mengetahui

kehamilan pada usia remaja sebagai faktor risiko terjadinya ketuban pecah dini.

B. Perumusan Masalah

Apakah kehamilan pada usia remaja merupakan faktor risiko terjadinya

ketuban pecah dini?

C. Tujuan Penelitian

Mengetahui kehamilan pada usia remaja sebagai faktor risiko terjadinya

ketuban pecah dini.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Memberikan informasi ilmiah mengenai kehamilan pada usia remaja sebagai

faktor risiko terjadinya ketuban pecah dini.

2. Manfaat Aplikatif

a.Sebagai bahan edukasi bagi remaja dalam upaya mengurangi kejadian

ketuban pecah dini

b.Sebagai bahan sumbangan pemikiran untuk penelitian-penelitian

Referensi

Dokumen terkait

jika tidak didukung dengan iklim dan kondisi kelas yang kondusif.. Faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah minat membaca. Kebanyakan siswa kurang menyadari

Hasil analisis menggunakan SPSS menunjukkan bahwa H 0 ditolak dan Ha diterima yang artinya penggunaan perangkat pembelajaran dan penilaian matematika berbasis budaya islam

Tahapan yang dilakukan untuk menyelesaikan pembahasan laporan ini antara lain dimulai dari melakukan perencanaan, perhitungan, pengerjaan rangka mulai dari

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi simpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) PHR berpengaruh langsung

Semakin banyak reaksi dari tumpuan yang melawan gaya dari beban maka defleksi yang terjadi pada tumpuan rol lebih besar dari dari beban maka defleksi yang

1) Perbaikan kurikulum dan sistem pengelolaan kuliah kerja sibermas (KKS) berbasis keterlibatan dan pemberdayaan masyarakat. KKS-Pengabdian Revolusi Mental ini

Unplanned maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan ketika mesin mengalami kerusakan secara mendadak, termasuk penyetelan dan reparasi yang telah di hentikan

Wajibnya hakim, mediator dan para pihak untuk menempuh penyelesaian sengketa melalui mediasi telah diatur dalam Pasal 2 ayat (2) Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun