• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KETUBAN PECAH DINI DENGAN TERJADINYA SEPSIS NEONATORUM DI RSUD DR MOEWARDI Hubungan Antara Ketuban Pecah Dini Dengan Terjadinya Sepsis Neonatorum Di Rsud Dr Moewardi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KETUBAN PECAH DINI DENGAN TERJADINYA SEPSIS NEONATORUM DI RSUD DR MOEWARDI Hubungan Antara Ketuban Pecah Dini Dengan Terjadinya Sepsis Neonatorum Di Rsud Dr Moewardi."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN ANTARA KETUBAN PECAH DINI DENGAN TERJADINYA SEPSIS NEONATORUM DI RSUD DR MOEWARDI

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

DANNY INDRAWARMAN J500070078

FAKULTAS KEDOKTERAN

(2)
(3)

iii ABSTRAK

Danny Indrawarman, J500070078, 2012. Hubungan antara Ketuban Pecah Dini (KPD) dengan Terjadinya Sepsis Neonatorum di RSUD Dr Moewardi. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Latar Belakang : Sepsis neonatorum saat ini masih menjadi masalah yang belum dapat terpecahkan dalam pelayanan dan perawatan bayi baru lahir. Di negara berkembang, hampir sebagian besar bayi baru lahir yang dirawat mempunyai kaitan dengan masalah sepsis. Banyak faktor penyebab terjadinya sepsis salah satunya adalah KPD.

Tujuan : Untuk mengetahu apakah riwayat ketuban pecah dini (KPD) merupakan faktor risiko terjadinya sepsis neonatorum.

Metode : Desain penelitian ini menggunakan studi kasus kontrol. Data neonatus diambil dari rekam medis. Subjek penelitian adalah neonatus yang dirawat di unit perawatan neonatal Dr. Moewardi Surakarta pada 2010 dan dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok kasus adalah neonatus dengan sepsis dan kelompok lainnya adalah neonatus tanpa sepsis sebagai kontrol. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji Chi-Square.

Hasil : Terdapat 231 neonatus yang dilibatkan, terdiri dari 77 neonatus dengan sepsis dan 154 neonatus tanpa sepsis. Dari 77 neonatus dengan sepsis terdapat 56 neonatus dengan KPD dan dari 154 neonatus tanpa sepsis terdapat 75 neonatus dengan KPD. Dari hasil analisis Chi-Square didapatkan p 0.001, dan nilai OR 2.809 (95% CI 1.553;5.081).

Kesimpulan : Terdapat hubungan antara KPD dengan terjadinya sepsis neonatorum. KPD meningkatkan risiko sebesar 2 kali pada neonatus untuk mengalami sepsis daripada yang tidak KPD.

(4)

iv ABSTRACT

Danny Indrawarman, J500070078, 2012. Relationship Between Premature Rupture Of Membrane (PROM) and Neonatal Sepsis in Hospital District of Dr Moewardi. Faculty of Medicine, Muhammadiyah University of Surakarta.

Background : Neonatal sepsis still become the problem of which not yet solved in service and treatment of newborn baby. In developing countries, most of newborn baby which taken care, have a problem with sepsis. Many factors can cause sepsis one of them is premature rupture of membrane (PROM).

Objectives : To determine the relationship between were premature rupture of membrane (PROM)) and neonatal sepsis.

Methods: We conducted a case control study. Data of neonates were taken from medical record. Neonates who were admitted in neonatal care unit of Dr Moewardi Surakarta at 2010 and divided into 2 groups, one group was sepsis cases and other group was non sepsis cases as a control. Chi square analysis were used to analyze the data.

Result : There were 231 neonates were included, 77 neonatal sepsis and 154 neonates without sepsis. From 77 neonatal sepsis contained 56 neonates with PROM and from 154 neonates without sepsis contained 75 neonates with PROM. Chi-Square analysis obtained p 0.001, and OR 2.809 (95% CI 1.553;5.081).

Conclusion : There was a relationship between PROM baby and neonatal sepsis. PROM baby have risk 2 times to experience sepsis than those without PROM.

(5)

1 I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia, sebagai negara berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi, masih menghadapi masalah tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Menurut hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, menunjukkan AKB sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup dan AKI sebesar 228 per 100 ribu kelahiran hidup (Depkes. RI, 2007), sedangkan menurut Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2008) AKB di Jawa Tengah tahun 2007 sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup dan AKI sebesar 124 per 100 ribu kelahiran hidup (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2007). Meskipun AKI dan AKB telah mengalami penurunan, tetapi AKI dan AKB tetap menjadi masalah kesehatan yang penting untuk diperhatikan. Hal tersebut karena disamping penurunan yang belum mencapai target, juga karena AKI dan AKB merupakan indikator status kesehatan ibu dan anak.

Adapun penyebab langsung kematian bayi baru lahir, 29% disebabkan berat bayi lahir rendah (BBLR), asfiksia (13%), tetanus (10%), masalah pemberian makan (10%), infeksi (6%), gangguan hematologik (5%), dan lain-lain (27%) (Hanafiah, 1986).

Peranan infeksi neonatus masih cukup besar dalam kematian perinatal. Sepsis neonatorum adalah suatu penyakit berat yang cepat terjadi dan sering tidak terpantau. Angka kematiannya masih cukup tinggi. Diagnosisnya sulit, memakan waktu dan biaya. Kejadian sepsis neonatorum di beberapa rumah sakit rujukan berkisar antara 1,5% sampai 3,72% dengan angka kematian 37,09% sampai 80,0% (Monintja H, 2001).

Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya selaput ketuban sebelum tanda-tanda persalinan. Insidens KPD masih cukup tinggi, ± 10% persalinan didahului oleh KPD. Hal ini dapat meningkatkan komplikasi kehamilan pada ibu maupun bayi, terutama infeksi (Gjoni M, 2001).Infeksi neonatus setelah pecah ketuban dipengaruhi oleh kolonisasi kuman Streptokokus Grup Beta, lama ketuban pecah, khorioamnionitis, jumlah pemeriksaan vagina, pemberian antibiotika, dan lain lain ( Seaward P, Hannah M, dkk, 1998).

Sepsis neonatorum sering dihubungkan dengan ketuban pecah dini karena infeksi dengan ketuban pecah dini saling mempengaruhi. Infeksi genetalia bawah pada ibu hamil dapat menyebabkan ketuban pecah dini, demikian pula ketuban pecah dini dapat memudahkan infeksi ascendens pada bayi. Sepsis neonatorum sering dihubungkan dengan infeksi intra natal dan infeksi postnatal terutama nosokomial.

(6)

2

merupakan penyumbang utama kejadian sepsis neonatorum dan kematian perinatal.

Sehubungan dengan adanya pengaruh yang besar dari sepsis neonatorum terhadap angka kematian neonatus maka, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang “Hubungan antara ketuban Pecah Dini dengan Sepsis Neonatorum di RSUD Dr Moewardi ”.

B. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara ketuban pecah dini dengan sepsis neonatorum di RSUD Dr Moewardi?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui apakah ada hubungan antara ketuban pecah dini dengan sepsis neonatorum di RSUD Dr Moewardi.

2. Tujuan Khusus

a) Mengetahui angka kejadian ketuban pecah dini di RSUD Dr. moewardi b) Mengetahui angka kejadian sepsis neonatorum di RSUD Dr. moewardi c) Menganalisis hubungan antara kejadian KPD dengan kejadian sepsis neonatorum.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya dan sumbangan pengembangan dan penyempurnaan ilmu pengetahuan yang sudah ada.

2. Manfaat Praktis

a. Dengan mengetahui hubungan antara ketuban pecah dini dengan sepsis neonatorum dapat ditentukan suatu tindakan preventif agar jangan terjadi komplikasi yang buruk pada neonatus.

b. Diharapkan dapat mengupayakan penurunan angka kematian neonatus. II. METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat Observasional Analitik dengan pendekatan

case-control study, dengan maksud untuk melihat apakah terdapat hubungan antara

ketuban pecah dini ( KPD ) dengan terjadinya sepsis neonatorum. B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian adalah semua bayi lahir hidup, baik yang mengalami sepsis maupun yang tidak mengalami sepsis pada tahun 2010 di RSUD Dr Moewardi Surakarta.

Populasi aktual : Neonatus yang dirawat di RSUD Dr. Moewardi tahun 2010

(7)

3 2. Estimasi Besar Sampel

Estimasi besar sampel adalah proses perkiraan jumlah subjek penelitian yang diperlukan supaya diperoleh tingkat kepercayaan tertentu (Sastroasmoro, 2008).

Besar sampel dihitung dengan rumus :

n1 =

( )

(Sastroasmoro, 2008)

Keterangan:

n1 = besar sampel n2 = 2.n1 , c = 2 OR = Odds Ratio

= diambil dari penelitian sebelumnya sebesar 2,279 (Demsa Simbolon, 2008)

P = = ,

, =

,

, = 0.695

Q = 1-P = 1-0,695 = 0,305 Zα = 1,960

Zβ = 1,282 Penghitungan :

n1 = ,

, , . .

( , )

n1 =

, , . .

,

n1 = 64 n2 = 2.n1 = 1.64 = 128

dengan angka drop out population maksimal yang ditetapkan sebesar 20%, maka jumlah sampel yang akan diambil adalah :

n= [n1+(20%.n1)]+[n2+(20%.n2)]= [64+13]+[128+26]= 77+154=231 jadi jumlah sampel kasus (77) dan kontrol (154) adalah 231

3.Sampel

Kasus : Semua bayi yang didiagnosis sepsis neonatorum di data rekam medis RSUD dr. Moewardi Surakarta tahun 2010.

Kontrol : Semua bayi yang tidak terdiagnosis sepsis neonatorum di data rekam medis RSUD dr. Moewardi Surakarta tahun 2010.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Cara pengambilan sampel dilakukan secara cara Simple Random

Sampling, yaitu menentukan anggota sampel dari populasi dilakukan secara

(8)

4

sebagai sampel. Dengan cara mula-mula diambil sampel kasus, kemudian dipilih seperti kriteria seperti variabel yang diteliti. Setelah itu di ambil sampel kontrol yang juga mempunyai kriteria yang sama. Kontrol diambil 2 kali besar kasus

E. Kriteria Restriksi 1.Kriteria inklusi

Semua bayi yang dirawat di RSUD dr. Moewardi tahun 2010 2.Kriteria eksklusi

a. Ibu yang mengalami infeksi TORCH

b. Bayi dengan kelainan konginental dan trauma pada bayi c. Bayi berat lahir rendah

d. Bayi prematur F. Variabel Penelitian

1.Variabel independen: Ketuban Pecah Dini 2.Variabel dependen:

Sepsis Neonatorum G. Definisi Operasional

1. Ketuban Pecah Dini (KPD) a. Definisi

Ketuban pecah dini di sini yang dimaksud adalah ketuban pecah lebih dari 18 jam

b. Cara pengambilan

Dari data sekunder yaitu data yang diambil dari rekam medik di RSUD dr. Moewardi Surakarta tahun 2010.

c. Hasil

KPD dan Tidak KPD d. Skala : nominal 2. Sepsis neonatorum

a. Definisi

Sepsis neonatorum yang dimaksud di sini adalah bayi yang didiagnosis sepsis neonatorum di rekam medik RSUD dr. Moewardi Surakarta tahun 2010.

b. Cara pengambilan

Dari data sekunder yaitu data yang diambil dari rekam medik di RSUD dr. Moewardi Surakarta tahun 2010.

c. Hasil

(9)

5

Populasi neonat us yang dirawat di RSUD

dr. M oewardi Surakart a t ahun

2010 Sepsis ( + )

KPD ( + )

KPD( - )

Sepsis ( - ) KPD( + )

KPD (- )

H. Kerangka Konsep

I. Pengolahan Data

Data yang sudah dikumpulkan, diolah dengan menggunakan komputer program SPSS versi 17 for windows dengan melalui tahapan editing, coding,

procesing.

J. Rencana analisis Data

Dalam penelitian ini, untuk menguji hipotesis digunakan uji statistik

chi-square untuk mengetahui hubungan antara Ketuban Pecah Dini dengan kejadian

Sepsis Neonatorum. Analisis data dilakukan dengan program SPSS 17 for Windows.

Tabel 2. Table Chi-Square

Neonatus Sepsis Tidak

Sepsis Total

KPD (+) A B (A+B)

KPD (-) C D (C+D)

Total (A+C) (B+D) N

Keterangan :

Rumus: X2=

Keterangan :

X2 = nilai chi-square N = jumlah sampel

a = Sepsis (+) dengan KPD (+) b = Sepsis (-) dengan KPD (+) c = Sepsis (+) dengan KPD (-) d = Sepsis (-) dengan KPD (-)

(10)

6 Interpretasi hasil :

a. Ho ditolak dan H1diterima bila ρ < 0,05 dan hitung > tabel yang berarti ada hubungan antara Ketuban Pecah Dini dengan kejadian Sepsis Neonatorum. b. Ho diterima dan H1 ditolak bila ρ > 0,05 dan hitung < tabel yang berarti

tidak ada hubungan antara Ketuban Pecah Dini dengan kejadian Sepsis Neonatorum.

Hubungan antara Ketuban Pecah Dini dengan kejadian Sepsis Neonatorum disajikan dalam hubungan yang disebut Odds Ratio (OR) dengan rumus:

OR= ad/ bc

Interpretasi hasil:

OR < 1 : Ketuban Pecah Dini merupakan faktor protektif, sebagai pencegah kejadian Sepsis Neonatorum.

OR = 1 : Ketuban Pecah Dini tidak ada pengaruhnya atau bersifat netral terhadap kejadian Sepsis Neonatorum.

OR > 1 : Ketuban Pecah Dini sebagai faktor risiko terhadap kejadian Sepsis Neonatorum.

Dengan syarat rentang interval kepercayaan 95% (95% CI) tidak melewati angka 1

K. Jadwal Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 2011 sampai bulan Maret tahun 2012.

Tabel 3. Jadwal penelitian

No. Kegiatan Bulan ke

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Persiapan studi pustaka • • •

2. Penyusunan proposal dan survey

pendahuluan • • •

3. Ujian proposal dan revisi • •

4. Pengambilan dan pengolahan data • •

(11)

1

7 III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian di RSUD dr. Moewardi Surakarta pada tahun 2010 didapatkan 2584 neonatus. Dari keseluruhan neonatus didapatkan kasus sepsis neonatorum sebanyak 534, kemudian dari keseluruhan jumlah neonatus yang terdiagnosis sepsis neonatorum diambil kasus sebanyak 77 neonatus yang diambil secara acak,kemudian diambil kontrol sebanyak dua kali lipat dari jumlah kasus. Sehingga didapatkan jumlah 154 neonatus tanpa sepsis neonatorum yang diambil secara acak . Adapun data hasil penelitian terperinci sebagai berikut :

1. Distribusi jenis kelamin

Distribusi nenonatus berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5. Distribusi gambaran berdasarkan jenis kelamin.

2. Distribusi sepsis neonatorum

Distribusi nenonatus berdasarkan sepsis neonatorum dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 6. Distribusi gambaran berdasarkan sepsis neonatorum.

Sepsis Kelahiran Persentase (%)

Sepsis 77 33.3

Tidak sepsis 154 66.7

Total 231 100

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-laki 116 50.2

Perempuan 115 49.8

Total 231 100

(12)

8 3. Distribusi KPD

Distribusi nenonatus berdasarkan ketuban pecah dini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 7. Distribusi gambaran berdasarkan ketuban pecah dini (KPD).

KPD Kelahiran Persentase (%)

KPD (+) 131 56.7

KPD (-) 100 43.3

Total 231 100

B. Analisis Data

Distribusi frekuensi bayi dengan ketuban pecah dini yang terkena sepsis maupun tidak sepsis dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 8. Hubungan antara ketuban pecah dini (KPD) dengan sepsis neonatorum. Sepsis Tidak Sepsis Total p OR 95% CI KPD (+) 56 75 131 0.001 2.809 1.553;5.081

KPD (-) 21 79 100

Total 77 154 231

Interpretasi hasil :

Dari perhitungan manual dan menggunakan analisis Chi-Square dengan program SPSS 17.0 for windows (terlampir) untuk menguji adanya hubungan antara ketuban pecah dini (KPD) dengan terjadinya sepsis neonatorum didapatkan hasil sebagai berikut :

- Angka Chi Square ( hitung ) adalah sebesar 12.070dengan df = 1 dan taraf signifikan = 0.05 (5 %).

(13)

9

- Dari hasil perhitungan, hitung > tabel yaitu 12.070 > 3.84. Dengan demikian, Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti terdapat hubungan antara ketuban pecah dini (KPD) dengan terjadinya sepsis neonatorum.

- Selain menggunakan tabel uji Chi-Square, pengambilan keputusan juga bisa dinyatakan dengan menggunakan uji probabilitas (p) dimana dari tabel terlihat bahwa angka probabilitasnya adalah 0.001 yang berarti lebih kecil dari 0.05, berarti hipotesis nihil ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara ketuban pecah dini (KPD) dengan terjadinya sepsis neonatorum.

- Untuk mengetahui korelasi antara kedua variabel maka digunakan data dari

Odds Ratio (OR). Didapatkan OR 2.809 (95% CI 1.553;5.081). Hasil ini

berarti KPD memiliki risiko sebesar 2 kali untuk menderita sepsis dibandingkan bayi yang tidak KPD. Hasil ini secara statistik bermakna karena 95% CI berada di atas angka 1 (tidak melewati angka 1).

C. Pembahasan

Penelitian dilakukan di RSUD dr. Moewardi Surakarta pada bulan Februari 2012 sampai Maret 2012. Pada penelitian ini, tidak semua data rekam medis neonatus RSUD dr. Moewardi Surakarta diambil, didapatkan sampel sebanyak 231 yang telah masuk didalam kriteria inklusi dan ekslusi .

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSUD dr. Moewardi Surakarta, diperoleh data-data yang telah disajikan dalam bentuk gambar dan tabel. Pada penelitian ini diteliti 231 neonatus, terdiri dari kasus sebesar 77 neonatus dengan sepsis dan kontrol sebesar 154 neonatus tanpa sepsis. Karakteristik neonatus pada penelitian ini terdiri dari 116 bayi (50.2%) berjenis kelamin laki-laki, 115 bayi (49.8%) perempuan, KPD positif pada 131 bayi (56.7%), dan KPD negatif 100 bayi (43.3%). Dari hasil penelitian didapatkan distribusi KPD dengan terjadinya sepsis neonatorum sebagai berikut :

1. Kejadian sepsis yang disertai dengan KPD dibandingkan dengan semua neonatus adalah sebesar 72.7 %

2. Kejadian sepsis yang tidak disertai dengan KPD dibandingkan dengan semua neonatus adalah sebesar 27.3 %

Dalam penelitian ini diperoleh hasil uji beda Chi-Square dengan nilai hitung lebih besar dari tabel (12.070>3.84) dan p value (0.001<0.05), Dengan nilai p=0.001, OR=2.809, 95% CI 1.553;5.081, dapat disimpulkan bahwa kejadian sepsis yang disertai dengan ketuban pecah dini (KPD).lebih besar daripada kejadian sepsis yang tidak disertai ketuban pecah dini (KPD).

Dapat dijelaskan bahwa pada bayi yang lahir dengan riwayat ketuban pecah dini rawan terjadinya infeksi bakteri pada masa neonatal. Sedangkan infeksi bakteri sendiri merupakan salah satu penyebab dari sepsis neonatorum, menurut Haque KN sepsis merupakan suatu proses berkelanjutan mulai dari infeksi, Systemic

Inflammatory Response Syndrome (SIRS), sepsis, sepsis berat, renjatan/syok

(14)

10

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Demsa Simbolon. yang berjudul Risk factors of sepsis neonatorum at district hospital in curup rejang

lebong pada tahun 2008 yang menemukan bahwa salah satu faktor risiko

terjadinya sepsis neonatorum adalah KPD (p=0.001, OR=7.595, 95% CI 3.593;16.058). Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa ketuban pecah dini (KPD).berisiko tinggi mengalami infeksi atau sepsis neonatorum. KPD merupakan faktor risiko terjadinya sepsis neonatorum, hal ini dapat terjadi karena KPD dapat meningkatkan komplikasi kehamilan pada ibu dan bayi terutama infeksi (Budayasa R, 2008). Bagi janin kurang bulan dengan KPD, risiko yang disebabkan kelahiran kurang bulan harus dibandingkan dengan risiko infeksi dan sepsis, yang keberadaannya di dalam rahim, bahkan dapat menjadikannya lebih problematik. Ditemukannya bakteri dengan pewarnaan gram atau biakan cairan amnion yang diperoleh pada amniosentesis berkorelasi dengan infeksi ibu berikutnya pada sekitar 50 persen kasus dan sepsis neonatal pada sekitar 25 persen (Hacker & Neville F, 2001). Dalam penelitian Suwiyoga, dkk tahun 2007 dengan menggunakan rancangan penelitian studi kohort di Indonesia menemukan bahwa KPD merupakan faktor risiko utama prematuritas yang merupakan penyumbang utama SAD dan kematian perinatal.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Terdapat hubungan bermakna antara bayi dengan riwayat ketuban pecah dini ( KPD ) dengan terjadinya sepsis neonatorum, dimana bayi dengan riwayat KPD mempunyai risiko 2.809 kali lebih besar terkena sepsis neonatorum dibandingkan bayi yang tidak KPD.

B. Saran

Dari penelitian ini didapatkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara ketuban pecah dini ( KPD ) dengan sepsis neonatorum, untuk itu penulis menyarankan:

1. Perawatan pada masa kehamilan agar lebih diperhatikan, karena perawatan kehamilan yang lengkap bagi ibu hamil diperlukan untuk menjaga kesehatan ibu dan janin agar dapat mencegah terjadinya sepsis.

2. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kejadian sepsis adalah KPD. Perlu upaya pencegahan terjadinya ketuban pecah dini. Bila telah terjadi ketuban pecah dini segera dilakukan penanganan yang tepat untuk meminimalkan terjadinya sepsis

3. Pengenalan sepsis secara dini begitu penting dan merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan. Peran manajemen pengelolaan sepsis secara tepat dan segera, baik meliputi suportif maupun kausatif, pengelolaan diet yang adekuat, dapat memperbaiki keluaran dan mencegah komplikasi yang muncul.

(15)

11 V. DAFTAR PUSTAKA

Afroza S. Neonatal sepsis-- a global problem: an overview. Mymensingh Medical Journal. 2006 Jan; 15(1): 108-14

Aird WC. The role of the endothelium in severe sepsis and multiple organ dysfunction syndrome. Blood 101.10 p 3765-3777,2003.

Aminullah A. 2008.Sepsis Pada Bayi Baru Lahir. Dalam: M. Sholeh Kosim, Ari Yunanto. dkk (editor). Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia

Aminullah A. Masalah Terkini Sepsis Neonatorum. Dalam: Update in neonatal infection. Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM. 2005. hlm 17-31 Aminullah A. Perinatologi: Dari rahim ibu menuju sehat sepanjang hayat 2004 Baltimore R. Neonatal sepsis: epidemiology and management. Pediatric Drugs

2003;5:723.

Behrman R.E. 1999. Neonatal Sepsis. Infection of The. Newborn. Oxford Blackwell Scientific Publication

Behrman, Kliegman & Alvin. 2003. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Vol. 1. Jakarta: EGC.

Bochud PY, Calandra T. Clinical Review: Science, medicine, and the future.

Pathogenesis of sepsis: new concept and implications for future treatment.

BMJ 2003;326:262-266

Budayasa R. 2006. Peranan Faktor Risiko KPD Terhadap Insidens Sepsis Neonatorum dini pada Kehamilan Aterm. Jakarta

Carrigan SD, Scott G, Tabrizian M. Toward resolving the challenges of sepsis

diagnosis. Clinical Chemistry 2004; 50:8:1301-14

Child Health Research Project Special Report : Reducing Perinatal and Neonatal mortality, Report of a meeting, Baltimore, Maryland, 1999; 3(1):6-12

Cunningham, MacDonald, Grant. Terjemahan oleh Joko Suyono dan Andry Hartono. 2006. Obstetri Williams Edisi 21. Jakarta: EGC

D Kaufman et al. clinical microbiology of bacterial and fungal sepsis in vey-low-birth-weight infants. Clin Microb Rev 2004, 641

Demsa simbolon. Risk factors of sepsis neonatorum at district hospital in curup

rejang lebong Indonesian Journal of Tropical and Infectious Disease. 2008

Jan-Apr; Vol 36,No 3: 23-6

Departemen Kesehatan RI – UKK Perinatologi IDAI –MNH-JHPIEGO. 2004. Buku panduan manajemen masalah bayi baru lahir untuk dokter, perawat, bidan di rumah sakit. Kosim MS, Surjono A, Setyowireni D, penyunting. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Departemen Kesehatan RI. 2007. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2007. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Departemen Kesehatan RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2008. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

(16)

12

Goldstein B, Giroir B, Randolph A. Members of the International Consensus Conference on Neonatal Sepsis. Definitions for Sepsis and Organ Dysfunction in Pediatrics. Pediatr Crit Care Med 2005; 6(1): 2-8

Gomella. TL, 2004. Neonatology Management, procedures, On-Call Problems, Diseases, and Drugs. Edisi ke-5. Lange Medical Books/McGrawHill, New York.

Gotoff SP. 2000. Textbook of Pediatrics. Edisi ke-16. WB Saunders, Philadelphia. Hacker, Neville F. 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Hipokrates. Hanafiah, M. I. 1986. Pelayanan Perinatologi ditinjau dari Segi Obstetri. Kumpulan Haque KN. Definitions of Bloodstream Infection in the Newborn.Pediatr Crit Care

Med. 2005

Hastono,S. Priyo. 2001. Modul analisis Data. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Indonesia

Hidayat Alimul Aziz. 2007. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika

Hotchkiss RS, Karl IE. The Pathophysiology and Treatment of Sepsis. N Eng J Med 348;2 p 138-149, January 2003.

Jarome O, Ramington JG. Current concept of infection of the fetus and newborn

infant In: Infectious disease fetus and newborn. 4th ad.WB Saunders Co,

NewYork . 2002

Jumah DS, dkk. 2007. Predictors of Mortality Outcome in Neonatal Sepsis. The Medical Journal of Basrah University Vol. 25, No. 1, 2007.

Ketut Sumiyoga dan AA Raka Budayasa. 2007. Peran Korioamniotis Klinik, Lama

Ketuban Pecah, dan Jumlah Pemeriksaan Dalam pada Ketuban Pecah Dini Kehamilan Aterm Terhadap Kejadian Sepsis Neonatorum Dini. Denpasar:

Sub Divisi Obstertri Sosial Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bali

Manuaba, IBG. 2007. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana. Jakarta: EGC

Maria. 2007. Ketuban Pecah Dini Berhubungan Erat Dengan Persalinan Preterm

dan Infeksi Intrapartum. Jakarta: CDK

Mochtar, R., Lutan, D. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi & Obstetri

Patologi. Jakarta: EGC

Moodi N, Carr R. Promising stratagems for reducing the burden of neonatal sepsis. Arch Dis Child Fetal Neonatal Ed 2000; 83:F150-F153

Mupanemunda RH, Watkinson M.. Key topics in Neonatology 1999

Murti, B. 2006. Desain dan Ukuran Samapel untuk Penelitian Kuantitatif dan

Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Gambar

Tabel 3. Jadwal penelitian
tabel berikut ini:
Tabel 7. Distribusi gambaran berdasarkan ketuban pecah dini (KPD).

Referensi

Dokumen terkait

Uji Minimum Inhibitory Concentration (MIC) Ekstrak Rumput Laut ( Eucheuma Cottonii ) Sebagai Antibakteri Terhadap Streptococcus mutans Kandidat Skripsi Program Studi

LPP TVRI dan LPS yang menyelenggarakan Penyiaran Multipleksing melalui Sistem Terestrial hanya dapat menyalurkan program siaran dari lembaga penyiaran penyelenggara

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM TEKNIK PENGOLAHAN MENGGUNAKAN MEDIA PENGHANTAR PANAS DI SMKN 2 INDRAMAYU. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Perceraian mempengaruhi anak-anak secara sosial, emosional, juga mengganggu prestasi belajar dan situasi keuangan, bahkan kehidupannya kelak sebagai orang dewasa, keberhasilannya

Allah telah berfirman dalam QS Al Baqarah 2:123, “Dan takutlah kamu kepada suatu hari di waktu seseorang tidak dapat menggantikan seseorang lain sedikit pun dan tidak

Segmen-segmen secara konseptual dapat dipisah-pisahkan dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap unsur dan program bauran pemasaran yang berbeda.. Program-program

Sebelum mengadakan penelitian, peneliti mengurus perizinan terlebih dahulu yakni meminta surat perizinan, peneliti menyerahkan kepada kepala MADIN Takmiliyah

1. Pengertian Pembelajaran Kesehatan Reproduksi bagi Tunarungu Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerjasama guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan