v Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Kuliner Sunda saat ini telah berkembang pesat terlihat dari banyak bermunculannya restoran-restoran khas Sunda. Sindang Reret merupakan pelopor restoran khas Sunda di kota Bandung. Melalui hasil penelitian, terungkap bahwa Sindang Reret
mengalami beragam permasalahan dalam brandnya sehingga diperlukan proses rebranding untuk menciptakan kembali brand Sindang Reret di hati dan benak
konsumen. Hal tersebut diharapkan mampu mendukung perkembangan Sindang Reret di masa yang akan datang.
Kata kunci : Kuliner Sunda, Restoran khas Sunda, Sindang Reret, Brand,
vi Universitas Kristen Maranatha
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ..………...3
1.3 Tujuan perancangan ………….………...3
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan data ………..……….…...4
1.5 Skema Perancangan ………...5
vii Universitas Kristen Maranatha
2.5 Produk dan Jasa………..17
2.5.1Produk……….17
2.5.2 Jasa……….……17
BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH 3.1 Data dan fakta……….………...…..18
3.1.1 Profil perusahaan………....18
3.1.2 Data Observasi………21
3.1.3 Data Kuesioner………23
3.1.4 Data Wawancara……….……25
3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan fakta……….27
3.2.1 Analisis Observasi………...27
3.2.2 Analisis Kuesioner………...30
viii Universitas Kristen Maranatha 4.3 Konsep Media……….37
4.3.1 Kegunaan Media………40
4.4 Hasil Karya……….45
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan……….74
5.2 Saran……….……..75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
SARAN DAN KOMENTAR PENGUJI SIDANG AKHIR
DATA PENULIS
ix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL
Tabel 3.1………..…...24
Tabel 3.2..……….………. 24
Tabel 3.3………..………….………..25
Tabel 3.4………..…...25
xi Universitas Kristen Maranatha
Gambar 4.23………..….63
Gambar 4.24………..….64
Gambar 4.25………..….65
Gambar 4.26………..….66
Gambar 4.27………..….66
Gambar 4.28………..….67
Gambar 4.29………..….68
Gambar 4.30………..….69
Gambar 4.31………..….70
Gambar 4.32………..….70
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Ketika kesenian tradisional Sunda semakin dilupakan orang karena terdesak oleh kebudayaan asing yang menyilaukan mata, masih terdapat satu warisan kebudayaan Sunda yang tetap menarik untuk dinikmati yaitu: kulinernya. Bahkan kuliner Sunda sampai saat ini masih menjadi faktor penarik wisatawan dari daerah lain. Masakan
Sunda selalu diburu oleh para penikmat wisata kuliner. Sebut saja nasi timbel, tutug oncom, karedok, ulukuteuk leunca, dan masih banyak lagi. Untuk makanan ringan
dan minuman pun terdapat banyak pilihan, di antaranya surabi, comro, cireng, bandrek, dan bajigur.
Cita rasa masakan Sunda pada umumnya adalah gurih, tapi rasanya tidak terlalu tajam. Tidak terlalu manis seperti masakan Jawa, dan tidak bersantan seperti masakan Melayu. Menurut Adang S., (Pupuhu Caraka Sundanologi, dari yayasan yang bergerak dalam pelestarian kebudayaan Sunda) “Bumbu yang digunakan dalam masakan Sunda tidak macam-macam, dan semuanya alami. Yang membuat masakan Sunda khas adalah perpaduan bumbunya,”
2 Universitas Kristen Maranatha Hingga kini, makanan Sunda masih digemari. Bukan hanya oleh orang Sunda asli, tapi juga oleh selain orang Sunda. Di Jawa Barat maupun daerah lain, rumah makan Sunda menjamur di mana-mana, dari kaki lima yang sederhana sampai yang tempatnya berpendingin ruangan. Di mall-mall pun, makanan Sunda yang bersanding dengan steak atau makanan Jepang, tak kalah bersaing. Itu karena makanan Sunda dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman, misalnya surabi yang dulu cuma berisi oncom sekarang rasanya bervariasi: coklat, stroberi, vanilla, keju, susu, dan lain-lain.
Pendapat yang serupa juga dikemukakan oleh Drs. Reiza D. Dienaputra, M.Hum yang menyatakan bahwa sebenarnya kuliner Sunda pun mampu untuk bersaing di era global ini jika dikemas secara lebih bertanggung jawab.
Berbagai makanan tradisional yang dimiliki urang Sunda, mulai dari bajigur, bandrek, surabi, colenak, wajit, borondong, kolontong, ranginang, opak, hingga ubi cilembu dan lainnya, apakah ada strategi besar dari pemerintah untuk
mengemasnya dengan lebih bertanggung jawab agar dapat diterima komunitas yang lebih luas. Kalau Kolonel Sanders mampu mengemas ayam menjadi demikian mendunia, mengapa urang Sunda tidak mampu melahirkan Mang Ujang, Kang Duyeh, ataupun Bi Eha dengan kemasan-kemasan makanan tradisional Sunda yang juga mendunia?
(Artikel Pikiran Rakyat edisi 6 Mei 2005)
3 Universitas Kristen Maranatha Di tengah perkembangan Sindang Reret yang begitu pesat, Sindang Reret pun menemui berbagai tantangan dalam mempertahankan brand nya yang telah sejak lama dikenal masyarakat. Perluasan jenis usaha, konsep tiap cabang yang berbeda-beda dan tidak adanya kesatuan dalam identitas visual menyebabkan brand Sindang Reret semakin tidak fokus, setiap cabang Sindang Reret seakan terpisah-pisah, serta melemahnya identitas visual Sindang Reret sehingga perlunya perbaikan brand dan penyatuan identitas visual Sindang Reret, sehingga ke empat cabang tersebut dapat terasa sebagai kesatuan Sindang Reret, hal tersebut tentunya diharapkan akan membantu terciptanya brand Sindang Reret yang lebih baik dan kuat.
Penulis yakin bahwa dengan menyatukan dan memperbaiki brand Sindang Reret diharapkan Sindang Reret dapat terus berkembang yang pada akhirnya akan mengangkat budaya Sunda di mata dunia, karenanya sebagai mahasiswa Desain Komunikasi Visual, penulis merasa perlu untuk menggunakan ilmu yang penulis telah dapatkan selama ini untuk melestarikan kebudayaan dan kuliner Sunda melalui perbaikan brand dan penyatuan identitas visual Sindang Reret, sehingga penulis merasa permasalahan tersebut sangatlah menarik dan sesuai untuk dijadikan sebagai
topik Tugas Akhir Desain Komunikasi Visual.
1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup
Bagaimana merancang kesatuan sistem identitas visual pada berbagai aplikasi Sindang Reret
Bagaimana melaksanakan rebranding Sindang Reret dengan memperkuat brand Sindang Reret sebagai restoran rekreasi khas Sunda
1.3Tujuan Perancangan
Untuk menyatukan identitas visual Sindang Reret
4 Universitas Kristen Maranatha 1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Wawancara
Wawancara adalah cara penelitian dengan mengadakan tanya jawab secara langsung kepada narasumber dan responden.
2. Observasi
Proses pengambilan data dalam penelitian di mana penulis melihat situasi penelitian.
3. Kuesioner
Suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan penulis
mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik responden. 4. Studi Pustaka
Studi pustaka adalah pengumpulan data dengan cara membaca dan mengutip teori-teori yang berasal dari buku dan tulisan-tulisan lain yang relevan dengan penelitian ini.
Penulis melakukan observasi langsung terhadap restoran, hotel, arena bermain dan
fasilitas-fasilitas Sindang Reret. Studi Pustaka dilakukan dengan mencari data dari internet ataupun dari studi buku-buku yang ada mengenai teori-teori brand dan kebudayaan Sunda. Kuesioner ditujukan langsung untuk para pengunjung atau yang pernah berkunjung ke Sindang Reret. Sedangkan untuk wawancara ditujukan pada pihak managemen Sindang Reret untuk dapat lebih memahami Sindang Reret.
5 Universitas Kristen Maranatha 1.5Skema Perancangan
74 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Kebudayaan Sunda memiliki potensi yang besar untuk terus dikembangkan, terutama kulinernya. Jika kuliner Sunda mampu untuk dikemas secara lebih menarik dan bertanggung jawab maka kuliner Sunda pun dapat terus bersaing dengan kuliner asing dan berkembang bukan hanya di Indonesia namun juga di seluruh dunia. Sindang Reret sebagai pelopor restoran khas Sunda yang telah 36 tahun berkecimpung di dunia kuliner Sunda sesungguhnya memiliki kapabilitas yang cukup untuk dapat terus mengangkat kuliner dan budaya Sunda namun sayangnya, kurangnya pengemasan brand yang menarik menjadikan Sindang Reret menjadi sulit bersaing dengan maraknya restoran-restoran khas Sunda yang baru bermunculan. Namun diharapkan melalui proses rebranding, Sindang Reret dengan segala kelebihan maupun kelemahannya mampu untuk menciptakan brand Sindang Reret yang baru dan mampu mengubah paradigma lama
masyarakat mengenai Sindang Reret.
1.2 Saran
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
East, Robert, 1997, Consumer Behavior: Advances and Aplications in Marketing, London: Prentice Hall
Kotler, Philip, 1987, Dasar Dasar pemasaran, edisi ketiga, jilid dua, Jakarta: PT Intermedia
Kotler, Philip, dan Ronald E. Turner, 1991, Marketing management, edisi keempat, New Jersey: Prentice Hall
Kotler, Philip, 2002, Manajemen Pemasaran, Jilid Satu, Edisi Milenium, Jakarta: Prehallindo
Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 2003, Dasar-dasar Pemasaran, Jilid Satu, Edisi Kesembilan, Jakarta: PT. Indeks Gramedia
Shimp, Terennce, A., 2003, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jakarta: Erlangga
Straub, Joseph and Attner, Raymond, 1994, Introduction To Business, California: Wardworth Publishing Company
Tanjung, Jenu Wijaya, 2004, Marketing Management: Pendekatan Pada Nilai-Nilai Pelangggan, Edisi Kedua, Cetakan Kedua, Malang: Bayumedia Publising
Saladin, Djaslim, 2003, Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian), Bandung: Linda Karya
Saladin, Djaslim, dan Yevismarti, 1994, Intisari Manajemen Pemasaran, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Bandung: PT. Media Iptek
Website