• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan prestasi belajar Matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada operasi hitung pecahan sederhana siswa kelas III SD Karitas Ngaglik Sleman.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan prestasi belajar Matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada operasi hitung pecahan sederhana siswa kelas III SD Karitas Ngaglik Sleman."

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

IMPROVEMENT OF MATHEMATICS LEARNING ACHIEVEMENT USING MODEL TYPE COOPERATIVE LEARNING STAD COUNT IN THE OPERATION OF SIMPLE

FRACTIONS CLASS III SD CHARITY NGAGLIK SLEMAN

Theresia Nuri Endarwati Ningsih, A.Ma.Pd Sanata Dharma University

2014

This research is motivated by the low student achievement in mathematics in SD Caritas Ngaglik Class III. This study aims to: (1) Describe efforts to improve mathematics learning achievement using cooperative learning model type STAD third grade students of SD Caritas Ngaglik Semester 2. (2) In order to improve student achievement in learning simple arithmetic operations through the implementation of cooperative learning model type STAD. This research is a class act. Subjects were students of class III SD Caritas Ngaglik totaling 22 students. The object of this study is to increase student achievement in mathematics. The instrument used for this research is a matter of a short field test developed by the researchers. Data collection techniques used in the form of tests. Data analysis techniques used are descriptive, qualitative, and quantitative to examine the data that is by collecting student test results, changing the raw scores into grades so, finding the average and then compare it with that ofthepreviousconditions.

The results of this study indicate that: (1) Efforts to improve mathematics achievement using cooperative learning model type STAD with media images have been implemented with the following steps: a) Make a group of 5 children heterogeneously or randomly; b) Presentation of study by providing questions that accompanied media images in the group; c) Explanation manyelesaikan way to the head of the group, then the group leader explains how to solve the problem until it is clear to all members and can solve a given problem of teachers in the group discussion and work well together; d) Providing some questions related to the completion of tasks in groups to all students; e) Evaluation of learning; f) Teachers and students draw joint conclusions; g) The teacher gives awards to students in the group on good results. (2) The use of STAD type of cooperative learning model can improve student achievement in solving simple story fractional arithmetic operation in Class III SD Caritas Ngaglik Academic Year 2013/2014. This is demonstrated by the increase in the average value of daily tests of the initial conditions obtained by the students is 60.45, the first cycle obtained by the average value of daily tests 66.95, and Cycle II obtained by the average value of daily tests 70.55. The percentage of students who achieve KKM (70) increase from baseline of 23% to 55% in the first cycle and to 73% in CycleII.

(2)

ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA OPERASI HITUNG PECAHAN

SEDERHANA SISWA KELAS III SD KARITAS NGAGLIK SLEMAN Theresia Nuri Endarwati Ningsih, A.Ma.Pd

Universitas Sanata Dharma 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Upaya peningkatan prestasi belajar Matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas III SD Karitas Ngaglik Semester 2. (2) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan suatu teknik pembelajaran kooperatif yang mengajak siswa untuk berdiskusi, saling membantu dan bekerjasama dalam menyelesaikan tugas-tugas dari guru. Pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe STAD ini dapat melatih keterampilan siswa dalam mengerjakan dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.

Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian adalah siswa kelas III SD Karitas Ngaglik yang berjumlah 22 siswa. Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini adalah tes isian singkat yang disusun oleh peneliti. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif, kualitatif, dan kuantitatif untuk mengkaji data yaitu dengan cara mengumpulkan hasil tes siswa, mengubah skor mentah menjadi nilai jadi, mencari rata-rata kemudian membandingkannya dengan keadaan pada kondisi sebelumnya.

(3)

ABSTRACT

IMPROVED PERFORMANCE LEARNING MATHEMATICS MODEL USING COOPERATIVE LEARNING STAD TYPE OPERATION OF FRACTIONS CALCULATE THE SIMPLE CLASS III SD CHARITY NGAGLIK SLEMAN

Theresia Nuri Endarwati Ningsih, A.Ma.Pd Universitas Sanata Dharma

2014

This study aims to determine: (1) Efforts to improve mathematics learning achievement using cooperative learning model STAD third grade students of elementary Charity Ngaglik Semester 2. (2) The application of STAD cooperative learning model can improve student achievement. STAD cooperative learning model is a learning technique cooperative which invites students to discuss, help each other and work together to accomplish tasks of teachers. Cooperative learning model STAD can also train students in the skills of working and completing tasks assigned by the teacher.

Applied research by researchers is a class action. Subjects were students of class III SD Charity Ngaglik totaling 22 students. The instrument used for this study is a short entry test prepared by the researchers. The data analysis technique used is descriptive techniques, qualitative, and quantitative to examine the data that is by collecting student test results, convert raw scores into grades so, finding the average and compared with that of the previous conditions. The experiment was conducted in two cycles. The first and second cycle consists of three meetings. Each cycle has three meetings. The results show the initial condition prior to the study there were 5 or 23% of students who received grades completed KKM with an average value of 60.45. After an action research, evaluation results on the first cycle showed an increase which there are 10 students or 45% gain value KKM completed and the average grade 66.95. While the results of the second cycle evaluation also showed an increase, there are 16 students got the result reached KKM or 73%, and the average value obtained was 70.55.

(4)

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PADA OPERASI HITUNG PECAHAN SEDERHANA SISWA KELAS III

SD KARITAS NGAGLIK SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Di susun Oleh:

Theresia Nuri Endarwati Ningsih NIM. 101134244

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto:

“ Jangan mudah menyerah, maju terus pantang mundur”

“ Atas usaha yang baik, akan menuai hasil yang baik pula”

Persembahan untuk:

 Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan berkat.

 Dekan FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

 Kaprodi PGSD, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

 Semua Dosen PGSD, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

 Orang tua dan semua keluargaku.

 Pacar dan sahabat dekatku.

 Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 sore S1 PGSD.

(8)
(9)
(10)

vii ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA OPERASI HITUNG PECAHAN

SEDERHANA SISWA KELAS III SD KARITAS NGAGLIK SLEMAN Theresia Nuri Endarwati Ningsih, A.Ma.Pd

Universitas Sanata Dharma 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Upaya peningkatan prestasi belajar Matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas III SD Karitas Ngaglik Semester 2. (2) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan suatu teknik pembelajaran kooperatif yang mengajak siswa untuk berdiskusi, saling membantu dan bekerjasama dalam menyelesaikan tugas-tugas dari guru. Pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe STAD ini dapat melatih keterampilan siswa dalam mengerjakan dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.

Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian adalah siswa kelas III SD Karitas Ngaglik yang berjumlah 22 siswa. Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini adalah tes isian singkat yang disusun oleh peneliti. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif, kualitatif, dan kuantitatif untuk mengkaji data yaitu dengan cara mengumpulkan hasil tes siswa, mengubah skor mentah menjadi nilai jadi, mencari rata-rata kemudian membandingkannya dengan keadaan pada kondisi sebelumnya.

(11)

viii ABSTRACT

IMPROVED PERFORMANCE LEARNING MATHEMATICS MODEL USING COOPERATIVE LEARNING STAD TYPE OPERATION OF FRACTIONS CALCULATE THE SIMPLE CLASS III SD CHARITY NGAGLIK SLEMAN

Theresia Nuri Endarwati Ningsih, A.Ma.Pd Universitas Sanata Dharma

2014

This study aims to determine: (1) Efforts to improve mathematics learning achievement using cooperative learning model STAD third grade students of elementary Charity Ngaglik Semester 2. (2) The application of STAD cooperative learning model can improve student achievement. STAD cooperative learning model is a learning technique cooperative which invites students to discuss, help each other and work together to accomplish tasks of teachers. Cooperative learning model STAD can also train students in the skills of working and completing tasks assigned by the teacher.

Applied research by researchers is a class action. Subjects were students of class III SD Charity Ngaglik totaling 22 students. The instrument used for this study is a short entry test prepared by the researchers. The data analysis technique used is descriptive techniques, qualitative, and quantitative to examine the data that is by collecting student test results, convert raw scores into grades so, finding the average and compared with that of the previous conditions. The experiment was conducted in two cycles. The first and second cycle consists of three meetings. Each cycle has three meetings. The results show the initial condition prior to the study there were 5 or 23% of students who received grades completed KKM with an average value of 60.45. After an action research, evaluation results on the first cycle showed an increase which there are 10 students or 45% gain value KKM completed and the average grade 66.95. While the results of the second cycle evaluation also showed an increase, there are 16 students got the result reached KKM or 73%, and the average value obtained was 70.55.

(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena berkat rahmat dan anugerahNya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan baik.

Skripsi dengan judul “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA OPERASI HITUNG PECAHAN SEDERHANA SISWA KELAS III SD KARITAS NGAGLIK SLEMAN” disusun dalam memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Ungkapan terimakasih penulis haturkan kepada semua pihak yang telah membantu memberikan doa dan semangat bagi terselesainya penulisan skripsi. Ucapan terimakasih penulis berikan untuk:

1. Rohandi, Ph.D selaku Dekan FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Kaprodi PGSD, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Drs. YB Adimassana, M.A. selaku dosen pembimbing I yang sudah memberikan bimbingan, masukan, motivasi, dan memberikan arahan yang tepat dalam menyelesaikan skripsi.

4. Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang sudah memberikan bimbingan, masukan, motivasi, dan memberikan arahan yang tepat dalam menyelesaikan skripsi.

(13)
(14)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Pembatasan Masalah ……….... 3

C. Perumusan Masalah ………. 3

D. Batasan Pengertian ………... 3

(15)

xii

F. Tujuan Penelitian ……… 4

G. Manfaat Penelitian ……….. 5

BAB II. LANDASAN TEORI ………. 6

A. Kajian Pustaka ……….... 6

1. Belajar dan Prestasi Belajar ………... 6

a. Pengertian Belajar ………... 6

b. Pengertian Prestasi Belajar ……….... 7

2. Pengajaran Matematika ………..8

a. Pengertian Matematika ………... 8

b. Pengertian Operasi Hitung Pecahan Sederhana ………... 9

c. Pengertian Soal Cerita ………... 10

3. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ………... 12

a. Pembelajaran Kooperatif ………...12

b. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ………... 15

B. Penelitian yang Relevan ………17

C. Kerangka Berpikir ……… 19

D. Hipotesis Tindakan ………...20

BAB. III. METODE PENELITIAN ……….22

A. Jenis Penelitian ………... 22

(16)

xiii

C. Rencana Tindakan ………... 24

D. Pengumpulan Data dan Instrumen ……… 30

E. Validitas ………. 33

F. Analisis Data ……….. 33

G. Kriteria Keberhasilan ……… 34

BAB. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………... 36

A. Hasil Penelitian ……….36

B. Pembahasan ………...41

BAB. V. KESIMPULAN DAN SARAN ………...44

A. Kesimpulan ………...44

B. Keterbatasan Penelitian ………...45

C. Saran ………...46

DAFTAR PUSTAKA ………...47

(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel III. 1. Peubah, Indikator, Data, Cara Pengumpulan, dan Instrumen penelitian ... 31

Tabel III. 2. Kisi-kisi Soal Operasi Hitung Pecahan Sederhana ... 32

Tabel III. 3. Kriteria Keberhasilan ... 35

Tabel IV. 1. Hasil Penelitian Siklus I ... 38

Tabel IV. 2. Hasil Penelitian Siklus II ... 40

(18)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Jaringan Indikator ………. 50

Lampiran 2

Silabus Pembelajaran Tematik Kelas III Semester 2 Tema: Kerajinan Tangan ……….... 51 Lampiran 3

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Siklus I (Pertemuan I) ………... 55 Lampiran 4

LKS Siklus I (Pertemuan I) ……….. 59 Lampiran 5

Kunci Jawaban LKS Siklus I (Pertemuan I) ……… 61

Lampiran 6

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Sikuls I (Pertemuan II) ……….... 62 Lampiran 7

LKS Siklus I (Pertemuan II) ……….... 65 Lampiran 8

Kunci Jawaban LKS Siklus I (Pertemuan II) ………. 67 Lampiran 9

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Siklus I (Pertemuan III) ………... 68 Lampiran 10

LKS Siklus I (Pertemuan III) ………..72 Lampiran 11

Kunci Jawaban LKS Siklus I (Pertemuan III) ………... 74 Lampiran 12

(19)

xvi Lampiran 13

LKS Siklus II (Pertemuan I) ……… 78

Lampiran 14

Kunci Jawaban LKS Siklus II (Pertemuan I) ……….. 80 Lampiran 15

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II (Pertemuan II) ……….... 81 Lampiran 16

LKS Siklus II (Pertemuan II) ……….. 84 Lampiran 17

Kunci Jawaban LKS Siklus II (Pertemuan II) ……….86 Lampiran 18

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II (Pertemuan III) ………... 87 Lampiran 19

LKS Siklus II (Pertemuan III) ……… 90

Lampiran 20

Kunci Jawaban LKS Siklus II (Pertemuan III) ……….. 92 Lampiran 21

Soal Evaluasi Siklus I ………... 93 Lampiran 22

Kunci Jawaban Evaluasi Siklus I ……….. 95 Lampiran 23

Soal Evaluasi Siklus II ……….... 96 Lampiran 24

(20)

xvii Lampiran 25

Data Awal Hasil Ulangan Siswa Kelas III SD Karitas ……….. 98

Lampiran 26

Hasil Ulangan Siklus I Siswa Kelas III SD Karitas ………... 99 Lampiran 27

Hasil Ulangan Siklus II Siswa Kelas III SD Karitas ………... 100 Lampiran 28

Rekap Hasil Ulangan Data Awal, Siklus I, dan Siklus II Siswa Kelas III SD Karitas ... 101 Lampiran 29

Surat Izin Penelitian ……….... 102 Lampiran 30

Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ……….. 103 Lampiran 31

Foto-Foto Penelitian ………... 104 Lampiran 32

(21)
(22)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dan pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik. Matematika diajarkan dimulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga kadang sampai di perguruan tinggi. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) tahun 2006, ”matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan tehnologi modern, yang mempunyai peranan penting dalam berbagai sikap disiplin dan memajukan daya pikir manusia”. Oleh sebab itu, matematika haruslah diajarkan sejak Sekolah Dasar.

Permasalahan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah tentang rendahnya daya serap siswa kelas III pada mata pelajaran matematika dalam materi pecahan sederhana. Hal ini dibuktikan dengan lebih dari 60% dari 22 siswa pada tahun 2013/2014 tidak mencapai KKM yang ditentukan yaitu 70. Pada tahun ajaran 2013/2014 terdapat 17 siswa yang tidak mencapai KKM. Hal ini menunjukkan rendahnya daya serap siswa yang berdampak pada prestasi belajar siswa.

(23)

diberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi dengan temannya, sehingga peserta didik tidak dapat berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya.

(24)

B. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada mata pelajaran Matematika dengan kompetensi dasar 3.3 memecahkan masalah pecahan sederhana dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

C. Perumusan Masalah

Dilandasi latar belakang masalah, masalah dan pembatasannya, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya untuk meningkatkan prestasi belajar operasi hitung pecahan sederhana siswa kelas III SD Karitas menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?

2. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam operasi hitung pecahan sederhana dapat meningkatkan prestasi belajar siswakelas III SD Karitas?

D. Batasan Pengertian

Batasan Pengertian yang disampaikan peneliti ini dilandasi oleh latar belakang masalah, masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah, sehingga peneliti dapat menyampaikan batasan pengertian sebagai berikut:

(25)

2. Operasi hitung pecahan sederhana adalah salah satu materi dalam pelajaran matematika yang berbentuk pecahan. Pecahan tersebut terdiri atas dua angka yaitu angka pembilang dan penyebut. Soal operasi hitung pecahan sederhana ini hanya mengandung operasi penjumlahan dan pengurangan saja.

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) adalah tipe pembelajaran kooperatif dimana tim-tim heterogen saling membantu satu sama lain, belajar dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif dan prosedur kuis.

E. Pemecahan Masalah

Sesuai uraian pada latar belakang masalah dan tersirat dalam rumusan masalah, masalah rendahnya prestasi belajar siswa dalam operasi hitung pecahan sederhana akan diatasi dengan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

F. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan upaya meningkatkan prestasi belajar operasi hitung pecahan sederhana siswa kelas III SD Karitas menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

(26)

G. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian yang dapat disampaikan peneliti sebagai berikut:

1. Secara teoritis hasil penelitian ini menambah wawasan tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran Matematika.

2. Secara praktis:

a. Bagi peneliti: merupakan pengalaman berharga dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran Matematika, sehingga dapat menerapkannya untuk materi pokok lain yang sesuai.

b. Bagi guru: sebagai inspirasi untuk melakukan penelitian dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD khususnya dalam mata pelajaran Matematika kelas III SD.

(27)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Belajar dan Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Menurut Slameto (1995:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Secara sederhana dari pengertian belajar sebagaimana yang dikemukakan oleh pendapat di atas, dapat diambil suatu pemahaman tentang hakekat dari aktivitas belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri individu.

Menurut Hamalik (1983:28) mendefinisikan belajar adalah “suatu pertumbuhan

atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.” Selanjutnya menurut Winkel (1996:53) belajar

adalah “suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan

lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat konstan.”

(28)

kegiatan perseorangan sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan.

b. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang berbeda. Oleh karena itu, sebelum pengertian prestasi belajar, ada baiknya pembahasan ini diarahkan pada masing-masing permasalahan terlebih dahulu untuk mendapatkan pemahaman lebih jauh mengenai makna kata prestasi dan belajar. Hal ini juga untuk memudahkan dalam memahami lebih mendalam tentang pengertian prestasi belajar itu sendiri. Di bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian prestasi dan belajar menurut para ahli.

Menurut Djamarah (1994:19) prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok. Sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul Dahar dalam Djamarah (1994:21) bahwa prestasi adalah apa yang

telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.

Sedangkan menurut Nurkencana (1986:62) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau diperoleh anak berupa nilai mata pelajaran. Ditambahkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.

(29)

dicapai dari suatu kegiatan. Untuk itu, dapat dipahami bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati, yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun secara kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.

Setelah menelusuri uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan.

2. Pengajaran Matematika

a. Pengertian Matematika

Secara etimologi menurut Elea Tinggih (1972:5), matematika berarti “Ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar”. James dan James (1976) dalam kamus

(30)

Johnson dan Rising (1972) dalam bukunya mengatakan bahwa matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. Reys, dkk (1984) dalam bukunya mengatakan bahwa matematika itu adalah telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat. Kemudian Kline (1973) dalam bukunya mengatakan pula, bahwa matematika itu bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan mengatasi permasalahan sosial, ekonomi dan alam.

Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa arti Matematika itu adalah pengetahuan berupa pola pikir manusia yang dapat menciptakan logika dalam menalar, memahami, dan mengatasi permasalahan sosial, ekonomi dan alam secara cermat, jelas dan akurat.

b. Operasi Hitung Pecahan Sederhana

Operasi hitung pecahan sederhana adalah operasi hitung yang digunakan untuk menyelesaikan soal pecahan sederhana dengan dua pengerjaan, yaitu penjumlahan dan pengurangan baik untuk operasi hitung pecahan sederhana sama penyebut maupun operasi hitung pecahan sederhana berbeda penyebut.

(31)

Contoh pengerjaannya adalah sebagai berikut: “cerita” artinya tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal yang

(32)

Manfaat menyelesaikan soal cerita yaitu siswa mampu memecahkan masalah dengan kalimat sederhana dalam kehidupan sehari-hari dan siswa diharapkan mampu untuk mengambil keputusan. Selain itu juga hal menyelesaikan soal cerita ini dapat menjadikan siswa semakin terampil dalam mengumpulkan dan menganalisis informasi kemudian mencari pemecahan jalan keluarnya.

Contoh soal cerita operasi hitung pecahan sederhana dan penyelesaiannya:

a) Diana membeli

Jadi, jumlah belanjaan Diana ada

8 sudah dicat warna putih?

Jawab: Sebuah tongkat dibagi menjadi 3 bagian

Bagian pertama dan kedua dicat putih,sedangkan bagian ketiga dicat merah.

Jadi bagian tongkat yang dicat putih adalah

3 2

bagian.

(33)

c) Ana mempunyai 2 pita rambut yang panjangnya

panjang pita rambut Ana jika disambung?

Jawab:

Jadi, panjang pita rambut Ana setelah disambung adalah

10 7

cm

3. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

a. Pembelajaran Kooperatif

1) Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Menurut Lie, 2002 (dalam Wena Made, 2009:189) “Pembelajaran Kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur dan dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator”. Menurut Nurhadi dan Senduk, 2003 (dalam Wena Made, 2009:189) “Pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang secara

sadar menciptakan interaksi yang saling silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar, namun juga sesama siswa”.

Menurut Priyanto, 2007 (dalam Wena Made, 2009: 189) “Pembelajaran

(34)

Dari pandangan ketiga ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Kooperatif adalah suatu model pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil yang lebih menekankan pada adanya interaksi para siswa dengan tujuan agar siswa mampu memahami suatu bahan materi pembelajaran yang telah disampaikan dengan baik.

2) Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Arends (1997:111) menyatakan bahwa pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

(a) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajar.

(b) Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

(c) Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari suku, agama, ras, budaya, dan jenis kelamin yang beragam.

(35)

3) Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif secara umum disampaikan dalam beberapa fase berikut:

(a) Fase-1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Dalam fase ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.

(b) Fase-2 Menyajikan informasi

Dalam fase ini guru menyampaikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

(c) Fase-3 Mengorganisasi siswa kedalam kelompok-kelompok belajar

Dalam fase ini guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok belajar agar melakukan transisi secara efisien.

(d) Fase-4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Dalam fase ini guru membimbing kelompok-kelompok belajar saat mereka mengerjakan tugas mereka.

(e) Fase-5 Evaluasi

(36)

(f) Fase-6 Memberikan penghargaan

Dalam fase ini guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

b. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

1) Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembalajaran kooperatif tipe STAD adalah pembelajaran matematika yang menggunakan pembelajaran kooperatif dan prosedur kuis. Pada pembelajaran ini akan terdapat tim-tim yang saling membantu satu sama lain.

Langkah-langkah pembelajaran Kooperatif tipe STAD, adalah:

a) Membentuk kelompok yang anggotanya = 5 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll).

b) Guru menyajikan pembelajaran dengan memberikan soal yang disertai media gambar dalam kelompok.

c) Guru menjelaskan cara menyelesaikan tugas itu kepada ketua kelompok.Kemudian ketua kelompok menjelaskan cara menyelesaikan tugas itu kepada anggota kelompok sampai semua jelas dan dapat mengerjakan dengan baik dalam kerjasama kelompok.

d) Guru memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan proses penyelesaian tugas dalam kelompok kepada semua siswa.

e) Guru memberikan evaluasi.

(37)

g) Guru memberikan penghargaan kepada siswa dalam kelompok atas hasil belajar yang baik.

2) Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Beberapa kelebihan dari Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, antara lain:

a) Untuk menuntaskan materi pelajarannya, siswalah yang aktif karena siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif.

b) Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi, sedang, dan rendah sehingga akan terjadi tukar pikiran dalam menyelesaikan dan menuntaskan materi pelajaran tugas kelompok dengan baik.

c) Memiliki tingkat pencapaian belajar lebih tinggi dan produktivitas belajar yang lebih besar.

d) Lebih menumbuhkan sikap simpati, empati, saling berbagi, dan bertanggung jawab dalam kerjasama kelompok untuk menyelesaikan tugas.

e) Menghasilkan kesehatan psikologis, kemampuan sosial, dan kepercayaan diri yang lebih besar.

Beberapa kekukarangan dari Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, antara lain:

a) Jika ukuran kelompok terlalu besar maka akan menimbulkan kesulitan dalam membagi kelompok tersebut supaya efektif.

(38)

c) Guru direpotkan dengan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD yang cukup rumit.

3) Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam penyelesaian soal cerita

Setelah mengetahui tentang pembelajaran kooperatif tipe STAD serta mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif tipe STAD, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD sesuai digunakan dalam pembelajaran matematika khususnya dalam penyelesaian soal cerita. Dalam pembelajaran kooperatif ini lebih menekankan kerjasama dalam kelompok. Siswa dibagi dalam kelompok kecil kemudian mereka menyelesaikan soal cerita matematika. Setelah siswa bekerja dalam kelompok kemudian mereka bekerja secara individu untuk menyelesaikan soal kuis yang berfungsi untuk mengetahui perkembangan belajar masing-masing anggota kelompok.

Dengan adanya kerjasama dan diskusi dalam kelompok, diharapkan siswa dapat belajar dengan baik dan lebih cepat dalam menyelesaikan soal cerita matematika serta memahami materi yang sudah diterima dalam pembelajaran yang disampaikan. Siswa diharapkan dapat saling membantu anggota kelompok yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan dan memahami materi yang telah disampaikan dengan baik.

B. Penelitian yang Relevan

(39)

Penelitian yang dilaksanakan oleh Margarita Sri Handayanti pada tahun 2010, yang berjudul PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS III SD KANISIUS KOTABARU SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Penelitian ini sesuai dengan penelitian saya karena dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang telah dicapai sebelum penelitian terdapat 18,2% dengan rata-rata nilai 41,8. Siklus I terdapat 45,5% dengan rata-rata nilai 55,4. Siklus II terdapat 72,7% dengan rata-rata 75,8.

Penelitian yang dilaksanakan oleh Ignasius Krisdianto pada tahun 2011, yang berjudul PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DALAM SOAL CERITA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I SOMOKATON TAHUN AJARAN 2010/2011. Penelitian ini sesuai dengan penelitian saya karena dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang telah dicapai sebelum penelitian rata-rata nilai siswa yaitu 36. Siklus I mencapai rata-rata nilai 52,5. Siklus II mencapai rata-rata nilai 73,4.

(40)

dengan penelitian saya karena dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai yang telah dicapai sebelum penelitian terdapat 14 siswa (35%) tuntas KKM dengan rata nilai 55,45. Siklus I meningkat terdapat 19 siswa (47,5%) tuntas KKM dengan rata-rata 62,5. Siklus II semakin meningkat terdapat 31 siswa (77,5%) tuntas KKM dengan rata-rata nilai 79,8.

C. Kerangka Berpikir

Kondisi awal yang ditemukan dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas masih menggunakan metode ceramah sehingga siswa dalam kelas masih pasif mendengarkan ceramah dari guru. Pada kondisi awal ini guru belum kreatif dan aktif dalam menggunakan media pembelajaran untuk mendukung penyampaian materi kepada siswa.

Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh pada kondisi awal, maka peneliti memilih cara yang tepat dalam penelitiannya supaya dapat meningkatkan keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa terutama dalam pembelajaran matematika. Cara yang dipilih dalam penelitian ini adalah melakukan penelitian tindakan kelas dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk pembelajaran matematika materi operasi hitung pecahan sederhana.

(41)

sebagai penyedia dan pendamping. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa diberi kesempatan untuk membangun sendiri pengetahuannya dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana,sehingga dimungkinkan dengan model pembelajaran ini prestasi belajar siswa dalam materi operasi hitung pecahan sederhana akan meningkat.

Kondisi akhir dari pembelajaran Matematika yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah keterampilan guru dalam menggunakan media pembelajaran meningkat, siswa menjadi aktif, dan prestasi belajar siswa menjadi meningkat.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan Rumusan Masalah dan Kajian Pustaka yang telah disampaikan oleh peneliti, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:

1. Upaya peningkatan prestasi belajar matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan media gambar dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Guru membuat kelompok yang terdiri dari 5 orang anak secara heterogen.

b) Guru menyajikan pembelajaran dengan memberikan soal yang disertai media gambar dalam kelompok.

(42)

d) Guru memberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan proses penyelesaian tugas dalam kelompok kepada semua siswa.

e) Guru memberikan evaluasi.

f) Guru dan siswa menarik kesimpulan bersama.

g) Guru memberikan penghargaan kepada siswa dalam kelompok atas hasil belajar yang baik.

2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas III dalam materi operasi hitung pecahan sederhana.

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini berupa Penelitian Tindakan Kelas, mengacu pada model Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart. Dalam pembelajaran operasi hitung pecahan sederhana yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa juga dapat melihat atau ikut aktif dalam proses pembelajaran. Kegiatan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus pertama dan siklus kedua menggunakan metode yang sama yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tiap-tiap siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Di mana perbedaan antara siklus pertama dan siklus kedua adalah pembagian jumlah item soal yang diberikan. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini digunakan untuk mengukur prestasi belajar Matematika khususnya materi operasi hitung pecahan sederhana. Diharapkan dengan digunakannya metode ini prestasi belajar Matematika materi operasi hitung sederhana dapat meningkat.

(44)

Menurut Kemmis dan Mc Taggart (1988) tahapan dalam setiap siklus dapat digambarkan

sebagai berikut:

B. Setting Penelitian

Setting penelitian yang disampaikan peneliti, sebagai berikut:

1) Tempat penelitian

Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah SD Karitas Ngaglik, yang terletak di dusun Nandan, Sariharjo, Ngaglik, Sleman.

2) Subjek penelitian

Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas III SD Karitas Ngaglik, yang berjumlah 22 orang siswa, yang terdiri dari 10 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki.

REFLEKSI TINDAKAN

PENGAMATAN

SIKLUS II

PERENCANAAN

REFLEKSI TINDAKAN

PENGAMATAN

SIKLUS I

(45)

3) Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Peningkatan Prestasi Belajar Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Operasi Hitung Pecahan Sederhana Siswa kelas III SD Karitas Ngaglik Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014.

4) Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014, tepatnya pada bulan Januari sampai Mei 2014. Penelitian ini dimulai dengan penyusunan kerangka proposal yang kemudian dipersentasikan di depan dosen. Pada persentasi itu dosen memeriksa kelengkapan dan perbaikan kerangka proposal, setelah baik dosen menyetujui kerangka proposal. Setelah kerangka proposal disetujui oleh dosen, maka peneliti diperbolehkan untuk membuat proposal penelitian yang kemudian diajukan kepada dosen pembimbing sebagai bahan bimbingan selanjutnya. Dalam bimbingan itu apabila proposal masih belum baik, dosen memberikan bimbingan supaya peneliti bisa memperbaiki proposal sehingga siap digunakan untuk melakukan penelitian dan dibuat laporan tertulis. Ketika proposal siap dengan baik maka peneliti mendapat ijin dari dosen untuk melakukan penelitian dan membuat laporan tertulis.

C. Rencana Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari satu kali pertemuan (2 x 35 menit). Tahap-tahapnya adalah sebagai berikut:

1. Persiapan

(46)

c. Mengidentifikasi masalah.

Sebelum melaksanakan penelitian ini, peneliti mengidentifikasikan masalah tentang prestasi belajar siswa yang berkaitan dengan mengerjakan soal latihan tentang materi pecahan sederhana melalui studi pendahuluan.Tahapan dalam studi pendahuluan pada penelitian ini adalah pembelajaran matematika kelas III Tahun Pelajaran 2013/2014 di SD Karitas Ngaglik. Hal ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan pembelajaran Matematika khususnya tentang pemecahan masalah pada soal cerita dengan pecahan sederhana. Informasi dari hasil belajar awal adalah bahwa prestasi siswa tentang pemecahan masalah pada soal cerita dengan pecahan sederhana masih rendah. Hal ini terbukti dari data nilai siswa tentang materi tersebut.

Dari hasil identifikasi yang diperoleh faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar tersebut antara lain karena pembelajaran masih bersifat ekspositoris, Siswa masih pasif dalam pembelajaran, selain itu sumber belajar juga belum dimanfaatkan secara optimal.

d. Menganalisis masalah.

(47)

e. Perumusan masalah.

Perumusan masalah yang disimpulkan peneliti setelah observasi adalah peningkatan prestasi belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita operasi hitung pecahan sederhana.

f. Perumusan hipotesis.

Perumusan hipotesis tindakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita adalah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

g. Penyusunan Rencana penelitian dalam siklus-siklus.

2. Rencana tindakan tiap siklus Siklus I

a. Rencana Tindakan

Pada tahap rencana ini peneliti mempersiapkan Silabus, RPP, LKS, media pembelajaran, dan materi ajar untuk memberikan pembelajaran kepada siswa kelas III SD Karitas pada mata pelajaran matematika khusus materi operasi hitung pecahan sederhana dalam soal cerita.

b. Pelaksanaan tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan ini merupakan tahap tindak lanjut dari rencana tindakan yang sudah disusun peneliti. Tindak lanjut itu antara lain sebagai berikut:

Pertemuan 1 (2x35 menit) dan Pertemuan 2 (2x35 menit)

(48)

2) Siswa dibagi dalam kelompok besar setiap kelompok terdiri dari 5 orang siswa.

3) Memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk membahas soal latihan yaitu soal cerita matematika yang diberikan guru.

4) Setiap kelompok mendapat soal latihan yang berbeda.

5) Setiap kelompok mencoba mendiskusikan soal latihan secara berkelompok.

6) Setiap kelompok menuliskan hasil diskusinya di depan kelas.

7) Guru memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa.

8) Setiap siswa mencoba menjawab pertanyaan yang diajukan.

9) Guru mengklarifikasi permasalahan serta disimpulkan.

10) Mengadakan evaluasi pembelajaran.

11) Menilai hasil tes dan menganalisanya.

Pertemuan 3 (2x35 menit)

(49)

c. Pengamatan/Observasi

Dalam kegiatan pengamatan ini peneliti melakukan pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas. Dari hasil pengamatan ditemukan bahwa hal yang terjadi pada pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas adalah pembelajaran yang masih dirasa sulit diterima oleh siswa karena siswa belum bisa berdiskusi dengan baik bersama teman dan siswa belum dapat memahami materi soal cerita dengan baik.

d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi diri tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan selama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ditinjau dari ketercapaian target akhir penelitian. Temuan pada siklus I selanjutnya direvisi untuk perbaikan siklus II.

Siklus II

a. Rencana Tindakan

(50)

b. Pelaksanaan tindakan

Melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan, yaitu sebagai berikut:

Pertemuan 1 (2x35 menit) tentang Pecahan Sederhana sama Penyebut dan Pertemuan 2 (2x35 menit) tentang Pecahan Sederhana berbeda Penyebut.

1) Membuka kegiatan dengan melakukan apersepsi

2) Siswa dibagi dalam kelompok besar setiap kelompok terdiri dari 5 orang siswa. 3) Memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk membahas soal

latihan yang diberikan oleh guru.

4) Setiap kelompok mendapat soal latihan yang berbeda.

5) Setiap kelompok mencoba mendiskusikan soal latihan secara berdiskusi. 6) Setiap kelompok menuliskan hasil diskusinya di depan kelas.

7) Guru memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa.

8) Setiap siswa mencoba menjawab pertanyaan yang diajukan. 9) Guru mengklarifikasi permasalahan serta disimpulkan. 10) Mengadakan evaluasi pembelajaran.

11) Menilai hasil tes dan menganalisanya.

Pertemuan 3 (2x35 menit)

(51)

c. Pengamatan/Observasi

Dalam kegiatan pengamatan ini peneliti melakukan pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas. Dari hasil pengamatan ditemukan bahwa hal yang terjadi pada pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas adalah pembelajaran masih dirasa sulit diterima oleh siswa karena siswa sudah bisa berdiskusi dengan baik bersama teman dan siswa sudah dapat memahami materi soal cerita dengan baik sehingga hasil ulangan siswa mengalami peningkatan.

d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi diri tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan selama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ditinjau dari ketercapaian target akhir yang diperoleh. Sesuai ketercapaian target akhir yang diperoleh pada Siklus II, peneliti memutuskan penelitian pada Siklus II dihentikan jika ketercapaian target akhir sudah sesuai dengan kriteria ketuntasan.

D. Pengumpulan Data dan Instrumen a) Peubah

Peubah yang akan diteliti dalam pembelajaran matematika siswa kelas III SD Karitas Ngaglik pada Operasi Hitung Pecahan Sederhana adalah tentang prestasi belajar siswa.

b) Indikator

(52)

2. Persentase jumlah siswa yang nilainya mencapai KKM. c) Jenis data

Jenis data yang dapat diambil oleh peneliti dalam penelitian ini adalah nilai ulangan harian siswa dalam tes tertulis.

d) Cara pengumpulan data

Cara pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan melaksanakan tes tertulis pada akhir pembelajaran.

e) Instrumen

Instrumen yang disiapkan peneliti untuk penelitian adalah soal-soal ulangan untuk tes tertulis sebanyak 20 butir.

Dalam penelitian ini peubahnya yaitu prestasi belajar. Indikator, data yang diperlukan, cara pengumpulan data, dan instrumen yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel III.1. Peubah, Indikator, Data, Cara Pengumpulan, dan Instrumen penelitian:

No Peubah Indikator Data Pengumpulan Instrumen

1 Prestasi Belajar a. Nilai rata-rata siswa dalam materi operasi

hitung pecahan

sederhana.

b.Persentasi jumlah

siswa yang nilainya

mencapai KKM

Nilai tes tertulis

(53)

Tabel III. 2. Kisi-kisi soal operasi hitung pecahan sederhana

Kompetensi

Dasar Indikator Tipe Soal

Jumlah

1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana sama penyebut yang menggunakan operasi hitung.

2. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana sama penyebut yang menggunakan soal cerita.

3. Memecahkan masalah pecahan sederhana kompleks berbeda penyebut yang menggunakan operasi hitung pecahan

sederhana dan soal cerita dalam kehidupan sehari-hari.

(54)

E. Validitas

Validitas adalah sebuah teknik penelitian untuk mewujudkan penelitian yang baik. Validitas yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah Expert Judgement. Expert Judgement ini adalah jenis validasi yang dilakukan oleh para ahli yaitu Dosen dan Guru. F. Analisis Data

Menurut cara perolehannya, data dapat dibagi menjadi dua macam yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data sebenarnya yang diperoleh dari sumber aslinya. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh melalui perantara misalnya melalui informasi dari guru. Data adalah faktor dan angka yang dapat dijadikan bukti untuk menyusun atau informasi menurut Arikunto (1988:114).

Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari sumber langsung yaitu dari hasil tes tertulis pada peserta didik yang dilakukan di dalam kelas. Untuk memperoleh data diperlukan teknik pengumpulan data yang tepat, untuk itu peneliti menggunakan teknik pengumpulan data tes. Hasil tes dianalisis untuk mendapatkan nilai rata-rata dan persentase siswa yang mencapai KKM.

Cara menghitung nilai rata-rata siswa adalah:

Rata –rata (Mean) = ∑n N Keterangan:

∑n = jumlah nilai yang diperoleh seluruh siswa

(55)

Cara menghitung persentase siswa yang mencapai KKM adalah: Persentase siswa = ∑s

N Keterangan:

∑s = jumlah siswa yang tuntas KKM

N = jumlah seluruh siswa

Peningkatan prestasi belajar dinyatakan dalam nilai rata-rata yang diperoleh melalui langkah-langkah berikut ini:

1. Penyekoran

Penyekoran kemampuan siswa didapat dengan cara menghitung jumlah soal yang benar pada hasil tes.

2. Penilaian

Skor yang diperoleh siswa diubah menjadi nilai dengan maksud agar hasil belajar lebih bermakna bagi siswa, dengan rumus:

Jumlah skor yang diperoleh

Nilai = x 100

Jumlah skor maksimal

G. Kriteria Keberhasilan

(56)

kesimpulan untuk pemahaman siswa dan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal cerita operasi hitung pecahan sederhana hanya 23% atau 5 siswa dapat memahami dan mampu mengerjakan soal cerita pada operasi hitung pecahan sederhana yang tuntas atau sesuai dengan KKM dari 22 siswa kelas III SD Karitas. Kondisi awal prestasi belajar siswa dan kondisi akhir yang diharapkan adalah sebagai berikut:

Tabel III.3. Kriteria Keberhasilan

Peubah Indikator Kondisi awal Target

Kondisi akhir (Siklus I)

Target Kondisi akhir

(Siklus II)

Prestasi belajar

siswa

Nilai rata-rata siswa 60 70 70

Persentase jumlah siswa yang memenuhi KKM

23% 80% 80%

(57)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar

Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Operasi Hitung Pecahan Sederhana Siswa Kelas III SD Karitas Ngaglik Sleman” dilaksanakan pada Maret 2014- Mei 2014 dengan kegiatan sebagai berikut:

A. Hasil Penelitian

1. Data Awal

Data awal yang berupa nilai ulangan harian siswa diperoleh peneliti melalui kegiatan observasi daftar hasil ulangan harian siswa. Dari data awal diperoleh nilai rata-rata ulangan siswa kelas III SD Karitas 60,45 dari 22 siswa. Siswa yang tuntas mencapai KKM ada 5 siswa atau 23% dan siswa yang belum tuntas KKM ada 17 siswa atau 77% (Lampiran 25). Peneliti merasa prihatin melihat hasil ulangan siswa yang sangat memprihatinkan ini. Peneliti kemudian mengambil langkah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk siswa kelas III SD Karitas.

2. Siklus I

a. Perencanaan

(58)

b. Pelaksanaan Kegiatan

Siklus pertama dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu pada setiap pertemuannya 2 x 35menit (2 Jam Pelajaran). Pada Siklus I ini untuk pertemuan 1 dan 2 digunakan untuk pembelajaran, sedangkan pertemuan 3 digunakan untuk evaluasi. Materi yang disajikan dalam Siklus I ini adalah “Operasi Hitung Pecahan Sederhana

dengan sama penyebut”.

Pada kegiatan belajar mengajar pada pertemuan 1 dan 2, kegiatan yang dilakukan adalah:

1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa supaya belajar dengan baik.

2) Guru menyajikan materi lalu membagi siswa ke dalam 5 kelompok.

3) Setelah masuk dalam kelompok, kemudian guru memberikan soal untuk dikerjakan dan dibahas dalam kelompok tersebut.

4) Guru bersama siswa membahas hasil kerja kelompok.

5) Guru memberikan soal kuis untuk dikerjakan secara individu.

(59)

tingkat pemahaman siswa tentang materi yang sudah diterima pada pertemuan 1 dan 2 Siklus I.

c. Hasil Penelitian

Tabel IV.1. Hasil Penelitian Siklus I

54 56 58 60 62 64 66 68 70

Kondisi Awal: 60,45

Target: 70 Siklus I: 66,95

Data yang diperoleh dari Siklus I adalah hasil ulangan yang diikuti oleh 22 siswa kelas III SD Karitas. Nilai ulangan rata-rata yang diperoleh siswa pada Siklus I adalah 66,95. Pada penelitian ini indikator keberhasilan penelitian nilai rata-rata ulangan siswa adalah 70. Dengan demikian hasil analisis data pada Siklus I, penelitian belum dikatakan berhasil. Oleh karena itu diputuskan penelitian dilanjutkan dengan mengadakan Siklus II.

d. Refleksi

Ada beberapa hal yang ditemukan selama proses pembelajaran pada Siklus I, Antara lain:

(60)

2) Siswa mengalami kesulitan dalam pemahaman soal cerita.

3) Pada saat bekerja kelompok ada beberapa siswa yang sulit diajak untuk berdiskusi bersama.

4) Siswa yang mempunyai kemampuan lebih dalam setiap kelompok belum bisa menjadi tutor atau guru untuk teman-teman kelompoknya.

Beberapa hal yang ditemukan dalam proses pembelajaran Siklus I menjadi sebuah pembelajaran yang berharga dan akan diupayakan untuk diperbaiki dalam proses pembelajaran Siklus II supaya dapat mengoptimalisasikan pembelajaran guna mewujudkan peningkatan prestasi belajar siswa. Melihat hasil akhir yang diperoleh siswa yang tuntas KKM pada Siklus I ada 45% atau 10 siswa dengan nilai rata-rata ulangan harian seluruhnya 66,95, maka peneliti akan memperbaiki dan melanjutkan penelitian ke Siklus II.

3. Siklus II

a. Perencanaan

Peneliti menyiapkan Silabus, RPP, LKS, media pembelajaran, dan materi ajar dalam tahap perencanaan ini.

b. Pelaksanaan Kegiatan

Siklus II ini dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu 2x35 menit (2 Jam Pelajaran) pada setiap pertemuan. Pada Siklus II ini pertemuan 1 dan 2 digunakan untuk kegiatan pembelajaran dengan materi “Operasi Hitung Pecahan Sederhana Berbeda

(61)

ini berlangsung sesuai dengan pedoman perencanaan pembelajaran yang sudah direncanakan yaitu pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pada akhir pembelajaran pertemuan 1 dan 2 Siklus II diadakan kuis yang akan dikerjakan oleh setiap anak, dan hasilnya digunakan sebagai acuan untuk menentukan kelompok mana yang termasuk kelompok: baik, hebat, dan super. Kemudian pada pertemuan 3 Siklus II ini diadakan ulangan dengan bentuk soal uraian dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dipelajari.

c. Hasil Penelitian

Tabel IV.2. Hasil Penelitian Siklus II

54 56 58 60 62 64 66 68 70 72

Kondisi Awal: 60,45

Target: 70 Siklus II:

70,55

(62)

d. Refleksi

Ada beberapa hal yang ditemukan selama proses pembelajaran Siklus II, Antara lain:

1) Terjadi diskusi aktif dalam kelompok

2) Antar anggota kelompok sudah muncul adanya bentuk kerjasama yang kuat dan baik.

3) Terjadi peningkatan prestasi siswa yang terlihat pada hasil ulangan Siklus II.

Melihat hasil akhir yang diperoleh, siswa yang tuntas KKM pada Siklus II ada 73% atau 16 siswa dengan nilai rata-rata ulangan harian seluruhnya 70,55, maka peneliti akan akan mengakhiri penelitian pada Siklus II, karena hasil akhir yang diperoleh siswa sudah sesuai target kriteria ketuntasan.

B. Pembahasan

Tabel IV. 3. Pembahasan Penelitian

54 56 58 60 62 64 66 68 70 72

Kondisi Awal: 60,45

Target: 70 Siklus I : 66,95

(63)

Dari kegiatan penelitian yang telah dilakukan, terlihat adanya peningkatan prestasi belajar siswa. Peningkatan prestasi hasil belajar siswa terlihat setelah dilakukan penelitian tindakan kelas. Dari hasil pengumpulan data yang telah dilakukan, terlihat adanya peningkatan prestasi belajar siswa. Data awal sebelum adanya tindakan nilai rata-rata siswa adalah 60,45. Dari 22 siswa, hanya 23% siswa yang mencapai KKM. Setelah diadakan tindakan penelitian, pada Siklus I nilai rata-rata ulangan siswa adalah 66,95. Siswa yang mendapat nilai sama dengan atau lebih besar dari KKM ada 10 siswa. Siswa yang mendapat nilai di bawah KKM pada akhir Siklus I ada 12 siswa atau 55% dari 22 siswa. Adanya beberapa siswa yang mendapat rata-rata nilai di bawah KKM ini disebabkan karena siswa kurang memperhatikan penjelasan guru dan kurang dapat berdiskusi kelompok bersama teman yang mengakibatkan mereka kurang dapat mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru. Kondisi seperti inilah yang membuat guru harus memotivasi siswa dalam belajar.

Pada Siklus II, peneliti tidak merubah kelompok-kelompok siswa dalam kegiatan pembelajaran. Pada Siklus II ini guru hanya memberikan pengarahan kepada siswa dan membimbing siswa dalam berproses kerjasama menyelesaikan soal-soal dalam kelompok secara optimal. Jika dibandingkan dengan Siklus I hasil rata-rata nilai Siklus II mengalami peningkatan. Pada Siklus II ini sudah terlihat ada 16 siswa yang mendapat rata-rata nilai sama dengan atau lebih besar dari KKM atau 73% dari 22 siswa. Pembelajaran pada Siklus II ini hasil rata-rata nilai yang diperoleh siswa sudah mencapai indikator keberhasilan.

(64)

II sebesar 70,55 Dengan demikian, penelitian di atas membuktikan bahwa hasil hipotesis dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada pembelajaran matematika materi operasi hitung pecahan sederhana.

(65)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil yang telah dicapai dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Upaya peningkatan prestasi belajar matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media gambar telah dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Guru membuat kelompok yang terdiri dari 5 orang anak secara heterogen atau secara acak.

b. Guru menyajikan pembelajaran dengan memberikan soal yang disertai media gambar dalam kelompok.

c. Guru menjelaskan cara manyelesaikan kepada ketua kelompok, kemudian ketua kelompok menjelaskan cara menyelesaikan soal itu kepada semua anggota sampai jelas dan dapat menyelesaikan soal yang diberikan guru dalam kelompok secara berdiskusi dan bekerjasama dengan baik.

d. Guru memberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan proses penyelesaian tugas dalam kelompok kepada semua siswa.

e. Guru memberikan evaluasi.

(66)

g. Guru memberikan penghargaan untuk siswa dalam kelompok atas hasil yang baik.

2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita operasi hitung pecahan sederhana pada siswa kelas III SD Karitas Ngaglik Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal ini ditunjukkan oleh adanya peningkatan nilai rata-rata ulangan harian dari kondisi awal yang diperoleh siswa yaitu 60,45, Siklus I diperoleh nilai rata-rata ulangan harian 66,95, dan Siklus II diperoleh nilai rata-rata ulangan harian 70,55. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM (70) meningkat dari kondisi awal 23% menjadi 55% pada Siklus I dan menjadi 73% pada Siklus II.

B. Keterbatasan Penelitian

Peneliti telah melakukan penelitian dengan menggunakan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan prestasi belajar matematika dalam menyelesaikan soal cerita matematika khususnya materi operasi hitung sederhana. Saat melakukan penelitian, peneliti menemukan beberapa keterbatasan penelitian.

Keterbatasan penelitian yang dapat disampaikan peneliti adalah:

1. Kekurang efektifan waktu yang digunakan peneliti selama pembelajaran dalam membuat kelompok.

2. Siswa yang kurang aktif berdiskusi dalam kelompok.

3. Alat peraga yang tepat yang digunakan peneliti.

(67)

C. Saran

Sehubungan dengan hasil penelititan yang telah dilaksanakan, ada beberapa saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan untuk kemajuan SD Karitas Ngaglik, antara lain:

1. Bagi guru:

Pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Guru harus memperhatikan keefektifan waktu untuk membuat kelompok saat pembelajaran berlangsung, sehingga waktu yang digunakan untuk pembelajaran bermanfaat dengan baik dan sesuai. Guru harus mendampingi siswa dalam berdiskusi kelompok, supaya siswa aktif dan kreatif. Guru juga harus menyiapkan alat peraga yang sesuai dengan materi yang diberikan dalam pembelajaran supaya siswa menjadi termotivasi untuk belajar.

2. Bagi peneliti:

(68)

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah. (1994). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Erman Suherman, dkk, (2003), Strategi Pembelajaran Matematika Kontenporer, Common Textbook, Bandung : Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI

Herman Hudojo. (1988). Mengapa Belajar Matematika. Jakarta :Depdikbud, Dirjen Dikti, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan

Oemar Hamalik. (1983). Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito.

Rosnawati. (2005). Pembelajaran Matematika Yang Mengembangkan Berpikir Tingkat Tinggi. Makalah. Disampaikan dalam Seminar Nasional.

Slameto.(1995). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, Robert. (1997). Cooperative Learning Research and Practise. Boston : Allyn &Bacon

Winkel, W.S. (1999). Psikologi Pengajaran. Ed.rev. Jakarta :Grasindo

(69)

LAMPIRAN 1. Jaringan Indikator

2. Silabus Pembelajaran Tematik Kelas III Semester 2 Tema: Kerajinan Tangan 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Siklus I (Pertemuan I)

4. LKS Siklus I (Pertemuan I)

5. Kunci Jawaban LKS Siklus I (Pertemuan I)

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Sikuls I (Pertemuan II) 7. LKS Siklus I (Pertemuan II)

8. Kunci Jawaban LKS Siklus I (Pertemuan II)

9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Siklus I (Pertemuan III) 10. LKS Siklus I (Pertemuan III)

11. Kunci Jawaban LKS Siklus I (Pertemuan III)

12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II (Pertemuan I) 13. LKS Siklus II (Pertemuan I)

14. Kunci Jawaban LKS Siklus II (Pertemuan I)

15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II (Pertemuan II) 16. LKS Siklus II (Pertemuan II)

17. Kunci Jawaban LKS Siklus II (Pertemuan II)

18. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II (Pertemuan III) 19. LKS Siklus II (Pertemuan III)

20. Kunci Jawaban LKS Siklus II (Pertemuan III) 21. Soal Evaluasi Siklus I

22. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus I 23. Soal Evaluasi Siklus II

24. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus II

(70)

27. Hasil Ulangan Siklus II Siswa Kelas III SD Karitas

28. Rekap Hasil Ulangan Data Awal, Siklus I, dan Siklus II Siswa Kelas III SD Karitas 29. Surat Izin Penelitian

30. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian 31. Foto-Foto Penelitian

(71)

Lampiran 1

JARINGAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

Bahasa Indonesia :

 Memberikan tanggapan sederhana tentang cerita pengalaman teman yang didengarnya

 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang (150 – 200 kata) yang dibaca secara intensif.

IPS :  Mengenal jenis-jenis pekerjaan

 Memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah

 Membuat kincir ang dapat diubah menj  Membuat salah sat  Menentukan ranca  Menentukan alat d

digunakan  Menentukan alat d

digunakan  Menggunakan alat  Membuat model se

keindahan  Memodifikasi mode

AGAMA

 Menjelaskan ca  Menjelaskan ca

KERAJINAN

TANGAN

Gambar

Tabel III. 1. Peubah, Indikator, Data, Cara Pengumpulan, dan Instrumen penelitian ..........
gambar   dalam kelompok.
Tabel III.1. Peubah, Indikator, Data, Cara Pengumpulan, dan Instrumen penelitian:
Tabel III.3. Kriteria Keberhasilan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengamatan dilokasi penelitian, metode pengajaran yang masih umum masih digunakan oleh guru di SLTPN 13 BIMA adalah metode ceramah akibatnya siswa menjadi pasif

Hasil tes siklus II setelah pelaksanaan tindakan, dari 32 siswa kelas IV yang mengikuti pelajaran Matematika dengan penerapan metode evaluasi kecakapan

Selain metode pengajaran yang dilakukan guru di kelas, pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru pembimbing pada saat mengajarkan materi prasyarat tersebut

Dari faktor guru, guru kurang tepat memilih metode pembelajaran, guru hanya menggunakan metode ceramah dalam setiap proses pembelajaran di kelas, hal ini bertolak

a) Guru masih kurang menguasai dan mengendalikan kelas sehingga saat pembelajaran berlangsung, menjadikan kondisi kelas kurang kondusif sehingga pada saat

Guru selama ini memberikan materi tersebut masih bersifat konvensional atau ceramah dan dilanjutkan evaluasi, sehingga siswa dalam menerima pelajaran bersifat pasif,

Berdasarkan informasi dari guru mata pelajaran matematika kelas VII SMP Sanjaya Ngawen Gunungkidul, ditemukan bahwa minat pada kelas tersebut masih kurang, terbukti

Untuk memasuki siklus I pertemuan kedua, guru akan memotivasi siswa lagi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan menjelaskan lagi metode kooperative learning