Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif mengenai derajat kompetensi interpersonal pada remaja yang bermain internet > 5 jam per hari, di Bandung. Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai derajat kompetensi interpersonal dengan teman sebaya. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi mendalam mengenai derajat kompetensi interpersonal remaja yang bermin internet dengan teman sebaya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan teknik survei. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada responden berukuran 42 orang. Untuk mencari validitas dan reliabilitas dari alat ukur yang dibuat dengan menggunakan pengujian statistik distribusi frekuensi. Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan peneliti, diperoleh derajat validitas alat ukur kompetensi interpersonal berkisar antara 0,402 sampai dengan 0,795, sedangkan derajat reliabilitas tergolong tinggi yaitu sebesar 0,880. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif. Penelitian dilakukan pada remaja yang bermain internet >5 jam per hari .
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 88,1% siswa memiliki derajat kompetensi interpersonal tinggi dan 11,9% rendah. Beranjak dari hasil dan pembahasan, maka disimpulkan bahwa sebagian besar dari remaja yang bermain internt memiliki kompetensi interpersonal tinggi, artinya remaja tersebut memiliki kemampuan yang tinggi dalam membina dan memelihara hubungan interpersonal yang dekat dengan teman sebayanya. Aspek yang paling menonjol adalah kemampuan menyelesaikan konflik.. Berdasarkan jenis kelamin remaja perempuan dan remaja laki-laki memiliki kompetensi interpersonal yang tinggi secara “hampir merata”. Remaja yang memiliki kompetensi interpersonal tinggi memperoleh dukungan yang tinggi dari teman sebaya untuk bergaul. Sedangkan remaja yang memiliki kompetensi interpersonal yang tinggi menghayati memiliki dukungan yang tinggi dari orang tua untuk bergaul dengan teman sebaya, demikian juga sebaliknya.
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar belakang masalah ... 1
1.2. Identifikasi masalah ... 10
1.3. Maksud dan tujuan penelitian ... 10
1.3.1. Maksud penelitian ... 10
1.3.2. Tujuan penelitian ... 10
1.4. Kegunaan penelitian ... 10
1.4.1.Kegunaan teoretis ... 10
1.4.2.Kegunaan praktis ... 11
1.5.Kerangka pikir ... 11
1.6.Asumsi ... 20
BAB II TINJAUAN TEORETIS ... 21
2.1. Kompetensi Interpersonal ... 21
2.1.1. Pengertian kompetensi interpersonal ... 21
2.1.2. Aspek-aspek kompetensi interpersonal ... 21
2.1.3. Manfaat kompetensi interpersonal ... 21
Universitas Kristen Maranatha
2.2. Remaja ... 21
2.2.1. Pengertian masa remaja... 21
2.2.2. Karakteristik masa remaja ... 21
2.2.3. Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja ... 21
BAB III METODE PENELITIAN ... 22
3.1. Rancangan penelitian ... 22
3.2. Variabel penelitian dan definisi operasional ... 23
3.2.1. Variabel penelitian ... 23
3.2.2. Definisi operasional ... 23
3.3. Alat ukur ... 24
3.3.1. Alat Ukur ... 24
3.3.2. Uji validitas ... 27
3.3.3. Uji reliabilitas ... 27
3.3.4. Data Penunjang ... 29
3.4. Populasi sasaran dan Teknik sampling ... 29
3.4.1. Populasi sasaran ... 29
3.4.1.1. Karakteristik populasi ... 30
3.5. Teknik analisis data ... 30
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN
Buhrmest@utdallas.edu
Astuti, Pudji. 2006. Studi Deskriptif Mengenai Derajat Kompetensi Interpersonal Dengan Teman Sebaya Pada Siswa Kelas I Di SMA `X` Bandung. Bandung:
Tabel validitas alat ukur kompetensi interpersonal
No item
Validitas
Kriteria
1
0,462
Item dapat dipakai
2
0,511
Item dapat dipakai
3
0,573
Item dapat dipakai
4
0,563
Item dapat dipakai
5
0,417
Item dapat dipakai
6
0,438
Item dapat dipakai
7
0,587
Item dapat dipakai
8
0,468
Item dapat dipakai
9
0,601
Item dapat dipakai
10
0,759
Item dapat dipakai
11
0,543
Item dapat dipakai
12
0,549
Item dapat dipakai
13
0,530
Item dapat dipakai
14
0,517
Item dapat dipakai
15
0,686
Item dapat dipakai
16
0,482
Item dapat dipakai
17
0,701
Item dapat dipakai
18
0,452
Item dapat dipakai
19
0,617
Item dapat dipakai
20
0,548
Item dapat dipakai
21
0,404
Item dapat dipakai
22
0,686
Item dapat dipakai
23
0,473
Item dapat dipakai
24
0,562
Item dapat dipakai
26
0,577
Item dapat dipakai
27
0,462
Item dapat dipakai
28
0,498
Item dapat dipakai
29
0,616
Item dapat dipakai
30
0,563
Item dapat dipakai
31
0,454
Item dapat dipakai
32
0,618
Item dapat dipakai
33
0,681
Item dapat dipakai
34
0,486
Item dapat dipakai
35
0,452
Item dapat dipakai
36
0,497
Item dapat dipakai
37
0,474
Item dapat dipakai
38
0,536
Item dapat dipakai
39
0,754
Item dapat dipakai
40
0,509
Item dapat dipakai
41
0.484
Item dapat dipakai
42
0.442
Item dapat dipakai
43
0.577
Item dapat dipakai
44
0.454
Item dapat dipakai
Realibilitas dari alat ukur kompetensi interpersonal adalah 0,786 (Reliabilitas
IDENTITAS PRIBADI
Di bawah ini terdapat sejumlah pertanyaan tentang data yang
berhubungan dengan penelitian yang Kami lakukan, Saudara diharapkan untuk
mengisi data yang kami berikan dengan tulisan yang jelas.
1. Nama (inisial)
:
2. Jenis kelamin
:
3.
Usia
:
Apakah Saudara memiliki banyak teman?...
Apakah Saudara banyak menghabiskan waktu bersama
teman-teman?……….
Apakah teman-teman Saudara mudah untuk diajak bergaul?………… …
Apakah teman-teman Saudara mendorong untuk bergaul dengan
mereka?...
Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai keadaan diri Saudara:
1.
Apakah orang tua Saudara mendorong untuk bergaul dengan
teman-teman Saudara?...
2.
Apakah orang tua Saudara memilih-milih teman bermain Saudara atau
melarang Saudara bergaul dengan teman karena hal
tertentu?...
3.
Apakah orang tua Saudara memberikan bimbingan tentang bagaimana
cara bergaul dengan teman-teman yang seusia dengan
Saudara?...
4.
Apakah orang tua Saudara memberikan contoh mengenai cara berelasi
dengan orang lain? ………
5.
Apakah orang tua Saudara memberikan kesempatan kepada Saudara
KUESIONER
Petunjuk pengisian:
Berikut ini Saudara akan menemukan sejumlah pernyataan mengenai diri
Saudara. Untuk setiap pernyataan Saudara akan diminta untuk memberikan
jawaban yang sesuai dengan keadaan diri Saudara atau yang sesuai menurut
Saudara. Disebelah kanan pernyataan terdapat beberapa kemungkinan jawaban
yang harus Saudara pilih yaitu:
1.
Sering Sekali (SS) berarti pernyataan itu sering sekali berlaku bagi Saudara
2.
Sering (S) berarti pernyataan itu sering berlaku bagi Saudara
3.
Jarang (J) berarti pernyataan itu jarang bagi saudara.
4.
Jarang Sekali (JS) berarti pernyataan itu jarang sekali bagi Saudara.
Bacalah setiap pernyataan dengan teliti dan seksama kemudian berilah
tanda (
√
) pada kolom yang sesuai dengan pendapat Saudara sendiri. Jangan
bekerja sama dan jangan melewatkan satu pernyataan pun. Jawaban atas
pernyataan tidak akan dinilai benar atau salah. Kami mengharapkan
keterbukaan dan kejujuran Saudara, tetapi jangan membuang terlalu banyak
waktu untuk setiap pernyataan. Terima kasih atas bantuan dan kerja sama
Saudara. Selamat bekerja.
No. Pernyataan SS
S
J
JS
1.
Saya memulai percakapan terlebih dahulu dengan
teman yang baru saya kenal.
2.
Saya tidak suka berbicara dengan orang yang tidak
saya kenal.
3.
Saya mengajak seseorang yang baru saya kenal untuk
pergi bermain bersama agar lebih akrab.
4.
Saya menolak untuk pergi bersama dengan orang
5.
Saya sengaja mengikuti suatu kegiatan baru agar
dapat menjalin relasi yang baru.
6.
Saya tidak akan memperkenalkan diri saya terlebih
dahulu pada orang-orang yang tidak saya kenal.
7.
Saya berusaha menjadi orang yang pengertian dan
sabar pada teman yang baru saya kenal.
8.
Saya tidak menukar nomor telepon atau alamat
dengan teman baru.
9.
Saya suka memulai percakapan yang mendalam
dengan teman yang baru saya kenal, selama saya
nyaman atau tertarik padanya.
10.
Saya tidak suka berbicara banyak dengan orang yang
baru saya kenal.
11.
Saya menukar nomor telepon pada teman baru agar
lebih cepat akrab.
12.
Saya cenderung judes dan menjaga jarak dengan
orang yang baru saya kenal.
13.
Saya hanya menceritakan hal-hal pribadi pada teman
dekat.
14.
Saya jarang menceritakan apapun mengenai diri saya
pada teman dekat.
15.
Saya mudah bercerita mengenai diri saya kepada
orang lain, walaupun bukan teman dekat.
16.
Saya menutupi diri saya yang sebenarnya.
17.
Saya suka memberitahukan teman dekat saya bahwa
saya menghargai dia.
18.
Saya tidak mengatakan dan menunjukkan rasa sayang
19.
Saya suka memperhatikan teman dekat saya.
20.
Saya tidak akan menunjukkan sisi lemah saya pada
siapapun
21.
Saya menolak apabila teman saya mengajak saya
melakukan hal yang bertentangan dengan hukum
22.
Saya mengikuti keinginan teman-teman dekat saya
walaupun saya tidak suka.
23.
Saya langsung menolak apabila ada teman yang ingin
melihat tugas yang saya buat.
24.
Saya tidak akan berkata apa-apa walaupun pekerjaan
rumah saya dicontek.
25.
Saya mengatakan ketidaksukaan saya atas perlakuan
teman saya pada saya.
26.
Saya tidak suka menunjukkan perasaan saya yang
terluka atas perlakuan teman saya karena takut
menyinggungnya.
27.
Saya menegur teman yang melanggar janjinya
kepada saya.
28.
Saat seorang teman ingkar janji, saya tidak berani
untuk menanyakan alasannya
29.
Saya selalu berusaha untuk menemani teman saya
apabila mereka sedang dalam kesusahan.
30.
Saya tidak bersimpati pada masalah orang lain,
terutama apabila masalah itu konyol menurut saya.
31.
Saya memberikan dukungan dan membantu
mencarikan jalan keluar untuk teman yang sedang
32.
Saya jarang memberikan motivasi pada orang lain,
walaupun mereka teman dekat.
33.
Saya selalu memberikan dukungan dan menyemangati
teman yang sedang dalam kesusahan.
34.
Saya tidak mudah memberikan perhatian pada orang
lain yang sedang bermasalah.
35.
Saya bersedia untuk mendengarkan curahan hati
teman saya yang sedang sedih.
36.
Saya tidak suka berada dekat dengan orang yang
sedang bermasalah.
37.
Saya akan meminta maaf terlebih dahulu pada teman
dekat saya walaupun sebenarnya saya tidak bersalah
38.
Saya tidak pernah meminta maaf terlebih dahulu
walaupun sebenarnya saya yang bersalah.
39.
Saya berusaha untuk tetap mengeluarkan kata-kata
yang tidak menyakitkan teman saya walaupun sedang
bertengkar.
40.
Saat marah, saya tidak mau mendengar dan mengerti
orang lain.
41.
Saya berusaha untuk mengerti perbedaan sudut
pandang antara saya dan teman saya yang
mengakibatkan pertengkaran.
42. Saya
mempertahankan
pendapat saya walaupun
pertengkaran diantara kami memburuk.
43.
Saat marah, saya akan berusaha untuk mendengarkan
dan mengerti sudut pandang teman saya walaupun
44.
Ketika marah saya biasanya mengeluarkan kata
LAMPIRAN 2
Aspek Kompetensi interpersonal
Indikator Item positif
(item dapat dipakai)
Item negatif (item dapat dipakai) 1. Kemampuan
berinisiatif membina suatu hubungan
• Seberapa sering
memulai suatu hubungan dengan orang yang baru dikenal, (termasuk menyapa,bertanya,
mengajak).
• Menunjukkan
kesan yang baik kepada orang yang baru dikenal.
1.Saya akan memulai percakapan terlebih dahulu dengan teman yang baru saya kenal.
3.Saya akan mengajak seseorang yang baru saya kenal untuk pergi bermain bersama agar lebih akrab
5.Saya sengaja mengikuti suatu kegiatan baru agar dapat menjalin relasi yang baru.
2.Saya tidak suka berbicara dengan orang yang tidak saya kenal
4.Saya akan menolak untuk pergi bersama dengan orang yang baru saya kenal.
6.Saya tidak akan memperkenalkan diri saya terlebih dahulu pada orang-orang yang tidak saya kenal
7.Saya akan berusaha menjadi orang yang pengertian dan sabar pada teman yang baru saya kenal
9.Saya suka memulai percakapan yang mendalam dengan teman yang baru saya kenal, selama saya nyaman atau tertarik padanya.
11.Saya akan menukar nomor telepon pada teman baru agar lebih cepat akrab.
8.Saya tidak akan menukar nomor telepon atau alamat dengan teman baru.
10.Saya tidak suka berbicara banyak dengan orang yang baru saya kenal. 12.Saya cenderung judes dan menjaga jarak dengan orang yang baru saya kenal.
2. Kemampuan dalam
self disclosure •
Dapat mengungkapkan
informasi yang bersifat pribadi mengenai diri.
13.Saya hanya menceritakan hal-hal pribadi pada teman dekat.
15.Saya mudah bercerita mengenai diri saya kepada orang lain, walaupun bukan teman dekat.
14.Saya jarang menceritakan apapun mengenai diri saya pada teman dekat.
LAMPIRAN 2 • Dapat memberikan perhatian kepada teman sebayanya sebagai bentuk penghargaan yang akan memperluas terjadinya sharing.
17.Saya suka memberitahukan teman dekat saya bahwa saya menghargai dia. 19.Saya suka memperhatikan teman dekat saya.
18.Saya tidak mengatakan dan menunjukkan rasa sayang kepada orang lain.
20.Saya tidak akan menunjukkan sisi lemah saya pada siapapun
3. Kemampuan untuk
bersikap asertif •
Dapat
mempertahankan hak-hak pribadi
• Berani
mengemukakan perasaan, pikiran dan keyakinannya secara langsung dan apa adanya.
21.Saya akan menolak apabila teman saya mengajak saya melakukan hal yang bertentangan dengan hukum 23.Saya akan langsung menolak apabila ada teman yang ingin melihat tugas yang saya buat
22.Saya akan mengikuti keinginan teman-teman dekat saya walaupun saya tidak suka.
24.Saya tidak akan berkata apa-apa walaupun pekerjaan rumah saya dicontek.
25.Saya akan mengatakan
ketidaksukaan saya atas perlakuan teman saya pada saya.
27.Saya akan menegur teman yang melanggar janjinya kepada saya.
26.Saya tidak suka menunjukkan perasaan saya yang terluka atas perlakuan teman saya karena takut menyinggungnya
LAMPIRAN 2
4. Kemampuan untuk memberikan dukungan emosional • Dapat mengekspresikan perhatian, kesabaran dan simpati • Mampu menenangkan serta memberi rasa nyaman kepada teman sebayanya ketika mereka sedang
tertekan atau bermasalah.
(termasuk juga menyemangati).
29.Saya selalu berusaha untuk
menemani teman saya apabila mereka sedang dalam kesusahan.
31.Saya akan memberikan dukungan dan membantu mencarikan jalan keluar untuk teman yang sedang dalam kesusahan.
30.Saya tidak bersimpati pada masalah orang lain, terutama apabila masalah itu konyol menurut saya. 32.Saya jarang memberikan motivasi pada orang lain, walaupun mereka teman dekat.
33.Saya tidak mudah memberikan perhatian pada orang lain yang sedang bermasalah.
35.Saya tidak suka berada dekat dengan orang yang sedang bermasalah.
34.Saya bersedia untuk
mendengarkan curahan hati teman saya yang sedang sedih.
36.Saya akan meminta maaf terlebih dahulu pada teman dekat saya walaupun sebenarnya saya tidak bersalah 5. Kemampuan mengatasi konflik atau permasalahan yang muncul
• Mampu untuk
mengalah.
• Dapat melakukan
introspeksi akan
penyebab masalah dalam hubungan dengan teman
37.Saya akan meminta maaf terlebih dahulu pada teman dekat saya walaupun sebenarnya saya tidak bersalah
39.Saya berusaha untuk tetap mengeluarkan kata-kata yang tidak menyakitkan teman saya walaupun sedang bertengkar.
38. Saya tidak pernah meminta maaf terlebih dahulu walaupun sebenarnya saya yang bersalah
LAMPIRAN 2
sebayanya. (termasuk mengakui dan mau mendengarkan
opininya).
41.Saya berusaha untuk mengerti perbedaan sudut pandang antara saya dan teman saya yang mengakibatkan pertengkaran.
43.Saat marah, saya akan berusaha untuk mendengarkan dan mengerti sudut pandang teman saya walaupun saya tidak setuju dengannya.
42.Saya akan mempertahankan pendapat saya walaupun pertengkaran diantara kami memburuk.
LAMPIRAN 3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 2 1 4 2 2 3 3 3 3 3 3
2 2 2 2 1 2 3 2 1 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 1 1
3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 2 1 4 2 3 4 3 3 3 3 3
2 2 2 2 1 1 3 2 1 3 3 1 2 3 3 2 2 2 2 1 1
3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 2 1 4 2 3 4 4 3 3 3 3
2 2 1 2 1 2 3 2 1 3 3 1 3 3 3 2 2 2 2 1 1
4 4 3 3 4 3 3 4 4 2 2 1 4 2 3 4 4 3 3 3 3
2 2 1 2 1 3 3 2 1 3 3 1 2 3 3 2 2 2 2 2 2
4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 2 1 3 2 3 4 4 3 3 3 3
3 2 1 2 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 1 2
3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3
2 2 2 2 2 3 2 2 1 3 3 2 2 3 3 1 2 2 3 2 1
4 4 1 3 4 3 3 4 4 3 2 1 3 3 3 4 4 3 3 3 3
3 2 1 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2
3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 1 2 2 2 4 4 3 3 3 3
2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1
3 4 2 3 4 3 3 4 3 4 2 1 3 3 2 4 4 3 3 3 3
3 2 1 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 1
3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 1 3 2 4 4 3 3 3 3
3 4 2 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3
3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 1 2
3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2
2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 1 2
3 3 1 3 4 3 3 4 3 3 2 3 2 2 1 4 3 3 3 3 3
2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 1 3 1 2
3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 2 1 4 3 4 3 3 3
3 3 2 2 3 3 2 2 1 3 3 1 3 3 3 1 2 2 2 1 1
3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 1 3 2 2 3 3 4 3 3 4
3 2 2 2 3 3 2 2 1 3 3 1 2 3 3 2 2 2 3 3 1
2 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 1 3 2 1 4 3 4 3 3 3
3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 1 3 3 3 2 2 2 3 3 1
3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3
3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 1 2 3 3 2 2 2 3 3 1
4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 2 4 3 2 1 4 3 3 3 3 4
3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 1 2 3 3 2 2 2 3 2 1
4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 2 2 4 3 4 3 3 4
3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 1 3 3 3 2 2 2 2 2 1
4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3
3 3 2 2 3 1 2 2 3 3 3 1 3 3 3 2 2 2 2 2 1
4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3
3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 1
4 3 3 4 4 3 3 3 4 2 2 4 3 2 3 4 3 3 3 2 3
3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 1 3 3 3 3 2 2 2 2 1
1 2 3
128 124 97 115 133 117 116 120 114 129 112 80 115 114 113 128 116 112 119 100 95
R 5 11.904762
LAMPIRAN 3
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
4 2 2 3 4 4 3 4 2 1 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3
1 3 3 2 2 2 2 1 4 2 2 2 2 2 4 2 2 1 2 1 1
4 3 2 3 4 4 3 4 2 1 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3
1 3 3 1 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 4 1 2 1 2 1 1
4 3 2 3 3 4 3 4 2 1 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 1 1 3 1 3 2 1 1 3
3 3 2 3 4 4 3 4 2 1 4 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3
2 3 3 3 1 1 2 2 4 2 1 2 1 1 3 2 3 2 1 1 2
2 3 2 3 4 4 3 3 2 1 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 2
2 3 3 2 2 1 2 2 4 2 2 2 1 2 3 2 3 2 2 1 2
3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 2 2 2 2 2 4 2 1 2 1 1 3 1 3 2 1 1 2
4 3 2 3 4 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 2 1 2 2 4 2 2 2 1 2 3 2 3 2 1 1 3
4 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2
2 3 3 3 1 1 2 2 4 2 2 1 1 2 3 1 3 2 1 1 2
3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3
3 3 3 2 1 1 2 1 4 2 2 1 1 2 3 1 2 1 1 1 3
4 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3
4 2 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2
3 3 3 2 2 1 2 2 3 2 1 2 2 1 3 1 2 2 1 1 3
4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3
3 4 3 2 2 2 2 2 3 2 1 2 1 2 3 1 2 2 2 1 3
2 1 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2
3 4 3 2 2 2 2 1 3 2 1 2 1 2 3 3 2 1 2 1 3
2 1 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 2
3 4 3 3 1 2 2 2 3 2 2 1 1 2 3 3 2 2 2 2 3
1 2 2 3 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 4 3 1
3 4 3 3 1 2 2 2 3 2 2 1 1 2 3 1 2 2 2 3 3
1 1 2 3 2 3 4 3 2 2 2 2 3 4 1 3 3 3 4 3 1
3 4 3 3 1 2 2 2 3 2 2 1 1 1 3 1 2 2 1 3 3
1 2 2 3 3 4 3 3 2 2 3 2 3 4 2 3 4 3 4 3 1
3 4 3 2 1 2 2 2 3 2 2 1 2 1 3 2 2 2 1 3 3
1 1 2 3 4 3 4 3 2 2 4 2 3 3 1 3 3 3 3 3 1
3 4 3 2 2 2 2 1 3 2 2 1 2 1 3 2 2 1 1 2 3
2 2 2 3 4 3 4 3 2 2 4 2 3 4 2 3 3 3 4 3 2
3 4 2 3 2 2 2 1 3 2 2 1 1 1 3 2 3 1 1 3 3
3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 4 2 3 2 2 2 1 3 2 3 1 1 1 3 2 3 1 1 3 3
3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 4 2 2 2 2 3 1 3 2 3 1 2 1 3 2 3 1 1 3 3
2 3 3 3 4 3 4 3 3 2 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2
3 4 2 2 2 2 2 1 3 2 3 1 2 1 3 1 3 1 1 3 3
4 5
Aspek 4
L L L L L L L L L L L L L L L L
3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 1 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 1 3 3 1 2 3 3 2 2 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 1 3 2 1 4 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 4 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 1 2 3 3 2 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 2 4 3 2 1 4 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 1 2 3 3 2 24 21 22 22 26 22 21 22 21 25 21 14 21 21 18 22
1 2
Aspek 5
L L L L L L L L L L L L L L L L
4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 2 2 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 1 3 3 3 2 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 1 2 2 3 3 3 1 3 3 3 2 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 2 2 4 3 2 3 4 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 1 3 3 3 3 28 25 22 25 28 20 21 20 28 23 21 19 25 22 23 26
L L L P P L L L L L L L L L L L
3 4 3 3 4 1 2 2 3 3 4 3 3 2 2 3 2 2 3 3 1 3 4 3 3 1 2 2 2 3 2 2 3 4 3 3 3 1 1 2 3 2 3 4 3 2 2 2 2 2 3 3 1 3 4 3 3 1 2 2 2 3 2 2 3 4 3 3 3 1 2 2 3 3 4 3 3 2 2 3 2 2 3 3 1 3 4 3 2 1 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 4 1 1 2 3 4 3 4 3 2 2 4 2 2 3 2 1 3 4 3 2 2 2 2 1 3 2 2 20 23 24 23 18 16 22 20 22 17 22 22 19 20 16 20 3 4 5 6 7 8 9 10 11 L L L P P L L L L L L L L L L L
3 4 3 3 4 2 2 2 3 4 3 4 3 2 2 4 2 2 2 2 1 3 4 2 3 2 2 2 1 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 4 2 2 2 2 1 3 4 2 3 2 2 2 1 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 4 2 2 2 2 1 3 4 2 2 2 2 3 1 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 2 4 2 2 2 2 1 3 4 2 2 2 2 2 1 3 2 3 20 21 20 17 17 22 27 19 22 24 20 25 16 23 16 27
Norma aspek 4 : 8‐20 rendah 21‐32 tinggi L L P L P L P P P P T‐T 22 52.40%
2 3 3 2 2 3 3 4 3 1 T‐R 15 35.70% 1 1 2 3 1 2 2 2 3 3
2 3 4 1 3 3 3 4 3 1 R‐T 1 2.40% 1 1 1 3 1 2 2 1 3 3 R‐R 4 9.50% 2 3 4 2 3 4 3 4 3 1 100.00% 1 2 1 3 2 2 2 1 3 3
2 3 3 1 3 3 3 3 3 1 T 23 54.70% 1 2 1 3 2 2 1 1 2 3 R 19 45.30% 12 18 19 18 17 21 19 20 23 16 100.00% 12 13 14 15 16 17 18 19
Norma aspek 5 : 8‐20 rendah 21‐32 tinggi L L P L P L P P P P T‐T 24 57.20%
2 3 4 2 3 3 3 4 3 2 T‐R 13 30.90% 1 1 1 3 2 3 1 1 3 3
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 R‐T 1 2.40% 1 1 1 3 2 3 1 1 3 3 R‐R 4 9.50% 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 100.00% 1 2 1 3 2 3 1 1 3 3
1
Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Saat ini, jaringan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat dan
meluas dalam berbagai bidang kehidupan. Kemajuan ini membawa
kemudahan-kemudahan bagi setiap orang dan memperkecil jarak antara satu bidang dengan
bidang yang lain. Seperti dalam bidang telekomunikasi misalnya, dengan
fenomena telepon selular yang semakin murah dan mudah didapat membuat
hubungan komunikasi antara satu orang dengan yang lainnya menjadi lebih
mudah, cepat serta dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
Meskipun masih merupakan hal yang relatif baru, tidak diragukan lagi
bahwa kehadiran dan pertumbuhan teknologi internet juga telah menjadi salah
satu fenomena sosial yang paling menarik perhatian saat ini. Di seluruh dunia,
termasuk Indonesia, kini semakin banyak orang yang memanfaatkan internet
untuk bermacam-macam kebutuhan. Selain telah secara revolusioner mengubah
metode komunikasi massa dan penyebaran data atau informasi, internet juga telah
membuktikan dirinya sebagai satu-satunya medium berjangkauan global yang
paling fleksibel. Internet dengan mudah bisa mengintegrasikan seluruh bentuk
media massa konvensional seperti media cetak dan audio visual bahkan tradisi
lisan (oral tradition) sekalipun. Pengguna internet pun tidak terbatas, mulai dari
2
Universitas Kristen Maranatha
Seiring dengan perkembangan internet, muncul dampak positif dan
negatif. Dampak yang positif antara lain kemudahan yang diberikan internet,
seperti akses yang tidak terbatas. Dengan hanya berpandukan mesin pencari
seperti Google, pengguna diseluruh dunia mempunyai akses yang mudah atas
bermacam-macam informasi, baik bisnis, politik, pendidikan, pekerjaan, perihal
kehidupan sehari-hari dan bidang-bidang yang lain. Jadi, dibanding dengan buku
dan perpustakaan, internet melambangkan penyebaran secara meluas akan
informasi dan data secara ekstrim atau luar biasa.
Internet juga memberikan kemudahan untuk berkomunikasi yang cepat,
mudah dan praktis. Hanya dengan e-mail orang bisa memberikan kabar kepada
orang lain yang berada di kota lain hingga benua lain dengan hitungan menit. Juga
dapat memperluas pergaulan dengan berkenalan dan berbagi kabar dengan orang
baru yang sulit untuk ditemui secara fisik karena terpisah dengan jarak.
Dari segi ekonomis, dalam beberapa hal internet boleh jadi telah
membawa akibat berupa efisiensi waktu dan penghematan biaya yang besar.
Berbagai transaksi jual beli yang sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan cara
tatap muka (dan sebagian kecil melalui pos dan telepon), kini sangat mudah dan
sering dilakukan melalui internet atau yang lebih dikenal dengan e-commerce.
(http://id.wikipedia.org/wiki/internet).
Dampak negatifnya, dengan kemampuan penyampaian informasi yang
dimiliki internet, maka tidak terhitung banyaknya informasi yang dapat diakses,
termasuk diantaranya yang bersifat negatif dan menyesatkan, seperti pornografi,
3
Universitas Kristen Maranatha
seperti kegiatan seks dengan binatang, atau dengan alat, dan lainnya. Ada juga
yang berbentuk penipuan, terutama dengan cara carding atau penipuan kartu
kredit dan undian berhadiah. Dengan alasan kemudahan untuk diakses,
mengakibatkan internet sangat mudah untuk membuat pengaksesnya menjadi
kecanduan, terutama remaja. (www.google.com). Dalam hal ini banyak sekali
remaja yang menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain internet. Mereka
menggunakan internet diantaranya untuk chatting, friendster, e-mail, blog, dan
game on-line.
Chatting atau mengobrol melalui internet, hampir menyerupai proses
melakukan percakapan melalui telepon. Hanya saja dalam chatting
percakapannya dilakukan secara tertulis. Ketika masuk ke room chat, seseorang
umumnya menggunakan nick name sebagai inisial, kemudian dapat memilih
untuk ngobrol dengan siapa ataupun dipilih oleh orang lain. Percakapan yang
dilakukan bisa bersifat personal (membicarakan hal-hal pribadi keduanya), atau
membahas topik-topik yang lebih umum. Prosesnya bisa berbentuk private atau
berkelompok. Melalui chatting, seseorang dapat membicarakan apa saja tanpa
harus merasa malu, ataupun takut memperoleh judgement fisik atau kesan
pertama, sehingga chatting dapat membuat pemainnya bebas untuk menjadi orang
lain yang dikehendaki (misalnya pura menjadi aktris, wanita tapi
berpura-pura menjadi pria).
Selain chatting ada juga friendster. Friendster sebenarnya lebih mirip
dengan e-mail pada umumnya, hanya pada friendster setiap orang yang terdaftar
4
Universitas Kristen Maranatha
tertentu. Jadi, melalui teman yang lain, seseorang dapat akses untuk menghubungi
teman baru ataupun teman lama yang sudah tidak pernah berhubungan. Misalnya
melalui A, maka B dapat bertemu dengan teman SDnya yang sudah pindah kota.
Game online juga menjadi salah satu daya tarik internet yang akhir-akhir
ini sedang marak. Game online adalah sebentuk permainan yang dilakukan secara
online atau langsung oleh beberapa orang baik secara bersamaan tanpa harus
berada di tempat yang sama. Game ini berbentuk network, dan juga ada akses
untuk chat langsung antar sesama pemain, sehingga setiap pemain dapat
berkenalan dengan pemain lainnya tanpa harus bertatap muka.
Ada pula blog atau membuat catatan harian yang dapat diakses oleh
teman-teman ataupun orang lain yang mengetahui alamat blog tersebut. Juga
e-mail atau surat elektronik yang bisa diterima orang lain dimanapun mereka berada
dengan cepat. Kemudahan untuk men-download (meng-copy) yang diinginkan
seperti gambar-gambar, musik, program, dan lainnya (baik secara gratis maupun
bayar).
Kemajuan dan fasilitas teknologi seperti yang disebutkan sebelumnya,
mengakibatkan banyaknya remaja yang menjadi kecanduan untuk bermain
internet, yang dengan sukarela menghabiskan banyak waktu sepulang sekolah
hingga larut malam. Tentu saja kebiasaan ini akan berdampak pada penyelesaian
tugas-tugas sekolah, ketika keesokan harinya berada di kelas tidak mampu
mengikuti pelajaran dengan baik. Lebih jauh lagi ada yang rela bolos sekolah
hanya karena bermain internet. (www.detiknet.com). Selain waktu, biaya juga
5
Universitas Kristen Maranatha
Sekarang, cukup banyak remaja yang menghabiskan uang untuk bermain
internet di warnet (rental komputer), bahkan ada yang menggunakan uang bayaran
sekolah untuk bermain game online. (www.detiknet.com). Oleh karena itu
muncul kekhawatiran dan keresahan di pihak orang tua dan sekolah. Salah
satunya tentang banyaknya keluhan tagihan telepon dan internet yang
membengkak dari para orang tua pada manajemen PT. Lyto (pemegang lisensi
game online ragnarok) (www.kompas.com).
Masa remaja adalah masa untuk bersosialisasi, yang ditandai oleh
kecenderungan meningkatnya konfronsitas kepada teman sebaya. Menurut
Sullivan (dalam Santrock, 2002) pada masa awal remaja terjadi peningkatan
dalam hal fisiologis dan secara sosio-emosional, salah satunya adalah intimacy
dengan teman. Remaja mulai membina hubungan yang dekat dengan teman yang
seusianya, mulai menceritakan permasalahannya kepada teman, mendengarkan
teman bercerita tentang masalah pribadinya. Dengan demikian remaja bukan saja
harus mampu mengomunikasikan pikiran dan perasaannya tetapi remaja juga
harus mampu menjaga suatu hubungan serta mengelola hubungan tersebut, karena
melalui kemampuan membina hubungan dekat dengan baik, remaja dapat
terhindar dari stress dan akan berhasil dalam membangun hubungan dengan orang
lain (Buhrmester dkk., 1988).
Di samping itu, hubungan dekat dengan teman diperlukan karena akan
membuka kesempatan untuk saling memberikan dukungan emosional dan saling
mempelajari keterampilan sosial. Remaja sebenarnya memiliki kemampuan untuk
6
Universitas Kristen Maranatha
mengomunikasikan pikiran dan perasaannya pada teman, sehingga kata-kata atau
nasehat teman seringkali lebih mempunyai pengaruh pada kehidupan remaja
tersebut.
Menurut Buhrmester, Furman, Wittenberg dan Reis (1988)
kemampuan membangun dan memelihara hubungan interpersonal yang dekat
guna memenuhi kebutuhan sosial dan memfasilitasi pemenuhan kebutuhan
individual, diistilahkan sebagai kompetensi interpersonal. Kompetensi
interpersonal mencakup kemampuan berinisiatif membina hubungan interpersonal
seperti berani berkenalan dengan teman-teman baru ketika berada dalam
lingkungan baru, kemampuan membuka diri, yaitu kemampuan untuk
menceritakan keinginan, kesusahan, hambatan dari dalam diri kepada orang lain,
kemampuan bersikap asertif seperti berani menolak ajakan yang negatif,
mengungkapkan dan memperkatakan hal yang benar walaupun tidak sesuai
dengan orang lain, kemampuan memberikan dukungan emosional, yaitu
kemampuan untuk merasakan dan memotivasi orang lain/ teman yang
membutuhkan maupun mendampingi saat diperlukan, serta kemampuan untuk
mengelola dan mengatasi konflik/permasalahan yang timbul dalam hubungan
interpersonal.
Dalam kehidupan sehari-hari yang semakin modern ini, pola hidup
individualistis menjadi gambaran umum dalam masyarakat. Remaja pun lambat
laun akan meniru pola individualistis tesebut. Di sisi lain internet juga mendukung
7
Universitas Kristen Maranatha
mengurangi kecenderungan orang untuk melakukan relasi secara tatap mula (face
to face), sehingga membuat perubahan pada remaja dalam berinteraksi.
Menurut Hops & Other, 1997; Kupersmith & Coie, 1990 (dalam
Santrock, 2007) isolasi sosial atau ketidakmampuan untuk membaur pada
jaringan sosial berhubungan dengan beberapa bentuk gangguan seputar
deliquency. Remaja yang tidak mampu bergaul dengan teman mereka akan merasa
dikucilkan dan kesepian. Untuk mengatasinya ada yang mulai melakukan
tindakan untuk menarik perhatian lingkungannya contohnya dengan
mengkonsumsi minuman keras, ataupun menjadi sinis, pesimis dan menunjukkan
sikap permusuhan pada orang lain.
Dalam taraf yang lebih ringan isolasi sosial membuat remaja merasa
kesepian, karena remaja yang tidak mampu membaur pada jaringan sosial sedikit
memiliki teman. Dan ada perbedaan apabila berbagi cerita melalui pertemuan fisik
dengan melalui internet. Dalam pertemuan fisik, mereka dimungkinkan untuk
langsung merasakan perhatian dan afeksi yang diberikan, dibandingkan dengan
bercerita melalui internet. Hubungan dengan peer yang kurang baik pada masa
remaja juga secara tidak langsung dapat menyebabkan masalah drop out dari
sekolah (Roff, Sell & Golden dalam Santrock, 2007)
Dengan banyaknya waktu yang dihabiskan remaja untuk bermain internet
akan membuat remaja-remaja ini memiliki waktu yang terbatas dan cenderung
semakin enggan untuk menjalin hubungan dengan teman-teman sebayanya.
Mungkin saja mereka dapat melakukan hubungan dengan orang lain melalui
8
Universitas Kristen Maranatha
fisik langsung, sehingga timbul juga kekhawatiran hal ini akan menurunkan
kemampuan remaja untuk menjalin atau membina hubungan dengan orang lain
secara nyata.
Remaja yang keranjingan bermain internet biasanya akan bermain setiap
kali mereka ada waktu, ataupun memaksakan waktu untuk bermain. Mereka
mampu bermain diatas 5 jam setiap harinya sementara umumnya rata-rata orang
bermain internet antara 1-3 jam. Untuk itu, bagi anak-anak yang bermain diatas 5
jam per harinya akan mempunyai pola hidup yang terbatas sekali untuk bergaul,
sehingga mereka tidak memiliki waktu untuk melakukan sosialisasi secara
langsung seperti yang dilakukan remaja pada umumnya. Hal ini kemudian
didukung pula dengan fasilitas dari pemilik warnet, yaitu sistem paket yang
ditawarkan antara lain paket bermain 3 jam, 5 jam, voucher 10 jam dengan harga
yang lebih murah. Selain itu voucher dapat digunakan beberapa kali asalkan
sesuai dengan jumlah jam yang dibeli, sehingga voucher untuk bermain 10 jam
menjadi voucher yang paling laku. (www.kompas.com).
Berdasarkan survei awal yang dilakukan terhadap sepuluh remaja yang
bermain internet >5 jam perhari diperoleh jawaban; 70% mengatakan bahwa
mereka biasanya lupa waktu apabila sudah main internet, sampai-sampai makan
pun dilakukan di depan komputer. Mereka juga seringkali lupa waktu untuk tidur,
kuliah/ sekolah ataupun melakukan tugas-tugas kuliah/ sekolah. Dalam situasi
sosial, seperti di sekolah, mereka menyatakan mau untuk berinisiatif memulai
percakapan dengan orang lain, tapi untuk menghabiskan waktu seperti berbagi
9
Universitas Kristen Maranatha
seringnya mereka langsung bermain internet. Sementara 30 % lainnya,
mengatakan mereka akan selalu bermain internet setiap ada waktu, dalam satu
minggu biasanya 2-3 hari sekali mereka akan bermain internet. Apabila mereka
tidak bermain internet biasanya mereka akan merasa ada yang kurang, dan selalu
timbul keinginan untuk bermain internet.
Ketika dalam situasi sosial, seperti di sekolah, 50 % berinisiatif untuk
menyapa duluan, terkadang juga mereka menghabiskan waktu untuk
kumpul-kumpul dan berbagi cerita bersama teman-temannya baik di kantin sekolah
maupun pergi bermain bersama, namun mereka mengakui tidak terlalu sering
melakukannya. 20 % mengatakan alasannya karena bila terlalu sering maka akan
mudah timbul konflik dan judgement sehingga akan membuat suasana menjadi
tegang bahkan bisa menjadi ribut dan bermusuhan. 30 % nya mengatakan
alasannya karena bila bercerita mengenai masalah pribadi, kemungkinan untuk
bocor dan dijadikan gosip sangat besar sehingga mereka lebih memilih untuk
bermain internet ataupun berbagi cerita melalui internet saja.
40 % mengatakan mereka biasanya tidak memiliki waktu untuk bermain
bersama teman karena mereka lebih tertarik untuk bermain internet, sehingga
mereka akan langsung untuk pergi ke warnet ataupun pulang ke rumah untuk
bermain internet begitu sekolah selesai.
Sementara 10 % mengatakan mereka masih memiliki teman dekat untuk pergi
bermain bersama dan mereka juga sering berbagi cerita dan menunjukkan
10
Universitas Kristen Maranatha
sehingga mereka sering menghabiskan waktu bersama di warnet untuk bermain
internet.
Bagi mereka semua, internet memberikan kepuasan secara menyeluruh
karena melalui internet mereka bisa mendapatkan semua yang mereka inginkan,
mereka dapat teman-teman baru tanpa perlu takut untuk dinilai secara fisik,
mereka juga bisa bertemu dengan orang-orang dari seluruh dunia, juga dengan
teman-teman lama, sehingga mereka cenderung lebih tertarik untuk menjalin
pertemanan melalui internet dibandingkan menjalin pertemanan secara langsung.
Oleh karena paparan di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana
kompetensi interpersonal yang dimiliki oleh remaja yang bermain internet > 5
jam.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas maka peneliti ingin
mengetahui bagaimanakah derajat kompetensi interpersonal pada remaja yang
bermain internet > 5 jam di kota Bandung.
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah menyaring data tentang komponen
-komponen kompetensi relasi interpersonal pada remaja yang bermain internet > 5
11
Universitas Kristen Maranatha 1.3.2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai
derajat kompetensi interpersonal pada remaja yang bermain internet > 5 jam di
kota Bandung.
1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoretis
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi ilmu
Psikologi Sosial dan Psikologi Perkembangan mengenai gambaran
kompetensi interpersonal pada remaja.
2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk
penelitian dalam bidang Psikologi Sosial dan Psikologi Perkembangan
lainnya dan dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya.
1.4.2. Kegunaan Praktis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi remaja
mengenai kompetensi interpersonal, dalam kaitannya dengan dampak
bermain internet.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi orang tua
agar mampu mengajak remaja untuk mengetahui pentingnya kompetensi
interpersonal dan mengajak mereka untuk melihat sisi positif dan negative
penngunaan internet bagi perkembangan remaja.
3. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi bagi guru BP agar lebih memahami masalah remaja dalam hal kompetensi
aspek-12
Universitas Kristen Maranatha
aspek kompetensi interpersonal di sekolah dan sekaligus member
pengarahan tentang dampak positif dan negative internet pada remaja.
1.5. Kerangka Pikir
Manusia adalah mahluk sosial yang senantiasa berhubungan dengan orang
lain dalam sebuah masyarakat. Beberapa tokoh dalam psikologi berpendapat
bahwa tingkah laku manusia disusun sebagai usaha untuk memenuhi sejumlah
kebutuhan dasar, bahkan beberapa diantaranya menekankan pada kebutuhan sosial
seperti Adler, Murray dan Maslow. Salah seorang tokoh psikologi yaitu H.S.
Sullivan (dalam Buhrmester, 1996) berpendapat bahwa kebutuhan sosial akan
mengatur kebutuhan interpersonal dan kepribadian manusia. Asumsi dasar dari
pernyataan tersebut adalah individu membutuhkan social input atau interaksi
sosial agar tetap bahagia dan sehat secara psikologis. Setiap individu memiliki
kebutuhan sosial yang harus dipenuhi berdasarkan tahap perkembangannya.
Kebutuhan sosial yang utama pada masa remaja adalah pemenuhan intimacy atau
keakraban dengan teman sebaya.
Menurut Santrock (2007) remaja diartikan sebagai masa perkembangan
transisi antara masa anak dan masa dewasa awal yang mencakup perubahan
biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Perkembangan sosial merupakan hal yang
penting, remaja mulai lebih banyak menghabiskan waktu dengan rekan sebayanya
daripada ketika mereka masih anak-anak, dan mereka mengembangkan
persahabatan yang lebih rumit daripada pada masa kanak-kanak. Remaja juga
melepaskan diri dari ketergantungan secara emosional terhadap orangtua atau
13
Universitas Kristen Maranatha
tertentu dengan individu atau kelompok lain, yaitu teman sebayanya, baik teman
sebaya pria maupun wanita, menjadi anggota suatu kelompok dan mempunyai
banyak teman (Santrock, 2007).
Menurut Sullivan (dalam Santrock, 2007), teman memiliki peran penting
dalam membentuk remaja dalam perkembangan dan kesejahteraannya. Setiap
orang memiliki beberapa kebutuhan sosial dasar, termasuk diantaranya kebutuhan
akan kelembutan, persahabatan yang hangat, penerimaan dari lingkungan sosial,
keakraban dan relasi sexual. Oleh karena kebutuhan-kebutuhan ini, remaja
menjadi termotivasi untuk mencari teman dekat; dan apabila remaja gagal dalam
membentuk hubungan yang dekat maka akan muncul perasaan kesepian disertai
menurunnya rasa harga diri.
Santrock (2007) mendefinisikan peer group atau kelompok teman sebaya adalah kelompok anak-anak atau remaja yang memiliki kesamaan usia atau
tingkat kedewasaan. Peer group dapat memberikan kesempatan untuk belajar dan
berinteraksi dengan secara sosial, mengontrol perilaku sosial, mengembangkan
keterampilan dan minat yang sesuai dengan usia, menjadi tempat berbagi masalah
dan perasaan. Peer group menjadi penting, karena pada masa remaja individu
mulai melepaskan ketergantungan secara emosional dengan orang tua. Dengan
demikian remaja lebih lama menghabiskan waktu dengan teman sebaya.
Remaja membaur dalam interaksi sosial dengan beberapa kebutuhan dan
tujuan. Salah satu tujuannya adalah mencari pemenuhan kebutuhan sosial dengan
membangun hubungan sosial. Setiap remaja memiliki kemampuan yang berbeda
14
Universitas Kristen Maranatha
dengan teman sebayanya atau yang biasa disebut dengan kompetensi
interpersonal. Namun, dengan adanya fenomena remaja lebih banyak
menghabiskan waktu untuk bermain internet, membuat kurangnya waktu dan
kesempatan untuk membentuk relasi secara nyata.
Definisi mengenai kompetensi dalam kaitannya dengan lingkungan sosial
dikemukakan oleh Hurlock (1973) yang mengatakan bahwa kompetensi sosial
adalah suatu kemampuan atau kecakapan seseorang untuk berhubungan dengan
orang lain dan untuk terlibat dalam situasi-situasi sosial. Kompetensi interpersonal
merupakan bagian dari kompetensi sosial, artinya, dalam kompetensi sosial terjadi
pola hubungan yang luas yang meliputi orang banyak atau masyarakat. Sementara
kompetensi interpersonal dalam lingkup yang lebih kecil. Menurut Buhrmester,
dkk. (1988), kompetensi interpersonal adalah kemampuan untuk membangun dan
memelihara hubungan interpersonal yang dekat sehingga dapat memenuhi
kebutuhan sosial dan memfasilitasi pemenuhan kebutuhan individual.
Kompetensi interpersonal tersebut memiliki lima aspek yaitu kemampuan
untuk berinisiatif membina hubungan interpersonal, kemampuan untuk membuka
diri (self disclosure), kemampuan untuk bersikap asertif, kemampuan untuk
memberikan dukungan emosional dan kemampuan untuk mengelola
konflik/permasalahan yang timbul dalam suatu hubungan.
Aspek pertama kompetensi interpersonal adalah kemampuan untuk
berinisiatif dalam membina hubungan interpersonal. Menurut Buhrmester, dkk.
(1988) inisiatif merupakan usaha untuk memulai suatu bentuk interaksi dan
15
Universitas Kristen Maranatha
Kemampuan ini dapat terlihat melalui kesediaan untuk memperkenalkan diri pada
orang lain yang baru dikenalnya. Sementara untuk remaja yang ketagihan bermain
internet, akan mengurangi inisiatif untuk membina hubungan dengan orang lain,
alasannya karena tidak ada waktu, dan juga perasaan malas untuk membina
hubungan secara langsung karena tingkat konfliknya pun lebih tinggi daripada
menjalin relasi dari internet.
Aspek kedua adalah keterbukaan diri atau self disclosure. Keterbukaan diri
berguna dalam sebuah hubungan agar kedua belah pihak saling memahami.
Perilaku yang menunjukan adanya keterbukaan adalah mengungkapkan informasi
yang bersifat pribadi mengenai diri, memberikan perhatian kepada teman
sebayanya sebagai bentuk penghargaan yang akan memperluas terjadinya sharing.
Pada remaja yang bermain internet > 5 jam per hari , meskipun perilaku ini juga
muncul namun karena melalui komputer, maka akan mengurangi kesempatan
mereka untuk merasakan simpati dan empati langsung yang dapat dirasakan
melalui bahasa tubuh seseorang.
Aspek ketiga adalah kemampuan untuk bersikap asertif. Kemampuan ini
diperlukan dalam suatu hubungan agar orang lain mampu memahami apa yang
diinginkan. Dalam berhubungan dengan teman sebayanya seringkali remaja
dihadapkan pada situasi yang mengharuskan mereka mampu mengungkapkan apa
yang dipikirkan, apa yang diinginkan atau menolak apa yang tidak diinginkan.
Asertivitas merupakan kemampuan remaja untuk mempertahankan hak-hak
pribadi, mengemukakan gagasan dan keyakinannya secara jujur dengan cara yang
16
Universitas Kristen Maranatha
dipelajari dan dilakukan secara kondusif agar tepat. Sementara untuk remaja yang
banyak menghabiskan waktunya bermain internet maka akan mengalami kesulitan
untuk membiasakan diri bersikap asertif, karena selain terbatasnya waktu untuk
bergaul, di internet pun mereka tidak perlu terlalu bersikap asertif karena sifatnya
maya atau tidak nyata.
Aspek keempat adalah kemampuan dalam memberikan dukungan
emosional. Dukungan emosional mencakup kemampuan mengekspresikan
perhatian, kesabaran, simpati dan untuk menenangkan serta memberi rasa
nyaman kepada orang lain ketika orang tersebut sedang berada dalam keadaan
tertekan dan bermasalah. Dalam hubungan interpersonal terkadang remaja
menjumpai teman mereka atau orang lain berada dalam masalah atau dalam
kesulitan. Dalam hal ini remaja harus mampu memberikan dukungan
emosionalnya kepada teman yang membutuhkan.
Aspek kelima adalah kemampuan dalam mengatasi konflik/permasalahan
yang meliputi sikap-sikap untuk menyusun suatu penyelesaian masalah,
mempertimbangkan kembali penilaian atas suatu masalah sehingga dapat
meredakan ketegangan. Konflik/permasalahan seringkali muncul dalam sebuah
hubungan. Konflik selalu ada dalam setiap hubungan antara manusia dan bisa
disebabkan oleh berbagai hal. Remaja yang mempunyai kompetensi interpersonal
yang tinggi berusaha mengatasi konflik dengan sesegera mungkin. Kemampuan
ini diperlukan agar tidak merugikan hubungan yang telah terjalin karena konflik
yang tidak dapat dikelola akan merusak suatu hubungan. Sementara remaja yang
17
Universitas Kristen Maranatha
sehingga pembelajaran melalui konflik yang akan muncul dalam hubungan pun
terbatas.
Remaja memerlukan kemampuan dalam membangun dan memelihara
hubungan interpersonal yang disebut kompetensi interpersonal. Tingkat
kompetensi interpersonal memainkan peran yang penting dan makin meningkat
dalam menentukan kualitas pengalaman persahabatan dan pemenuhan kebutuhan.
Faktor yang mempengaruhi kompetensi interpersonal adalah perbedaan jenis
kelamin, dukungan orang tua dan dukungan teman sebaya.
Perbedaan jenis kelamin berpengaruh pada kompetensi interpersonal,
karena jenis kelamin akan berpengaruh pada area kemampuan. Hal ini
berdasarkan hasil penelitian Buhrmester (1996) bahwa pria lebih kompeten
daripada wanita dalam kompetensi yang berbentuk instrumental behavior yaitu
dalam hal kemampuan berinisiatif dan kemampuan bersikap asertif sedangkan
wanita lebih kompeten dibandingkan pria dalam kompetensi berbentuk expressive
behavior yaitu dalam memberikan dukungan emosional, kemampuan membuka
diri dan kemampuan dalam menyelesaikan persoalan/konflik yang muncul dalam
suatu hubungan.
Orang tua merupakan faktor yang berpengaruh terhadap proses
perkembangan anak dalam bersosialisasi dengan orang lain. Hal ini sesuai dengan
teori belajar yang dikemukakan Bandura (Buhrmester dkk, 1988) bahwa anak
akan belajar melalui modelling dan imitasi. Selain itu, bagaimana pola relasi
antara orang tua dan anak juga akan mempengaruhi remaja dalam kompetensi
18
Universitas Kristen Maranatha
bergaul dengan teman-teman mereka, sehingga memperoleh kesempatan untuk
bergaul dalam lingkungan sosial, akan membuat remaja cenderung memiliki
kompetensi interpersonal yang tinggi, sedangkan orang tua yang tidak mendukung
remaja untuk berelasi sosial membuat remaja tidak memperoleh kesempatan untuk
membina hubungan yang lebih dekat lagi dengan teman-teman mereka sehingga
akan membuat remaja cenderung memiliki kompetensi interpersonal yang rendah.
Pengaruh teman sebaya juga tidak dapat diabaikan dalam hal
menumbuhkan kompetensi interpersonal. Individu yang memiliki kesempatan
untuk berinteraksi dengan teman sebaya memiliki kesempatan yang lebih besar
untuk meningkatkan perkembangan sosial, emosi dan lebih mudah membina
hubungan interpersonal. Remaja yang memiliki teman yang mudah diajak untuk
bergaul memiliki kesempatan untuk dekat dengan teman sebayanya, dan lebih
memiliki lingkup sosial yang luas. Sementara untuk remaja yang menghabiskan
waktunya untuk bermain internet akan mengalami kurangnya waktu dan
kesempatan untuk membentuk dan memperluas relasinya.
Remaja yang memiliki derajat kompetensi interpersonal tinggi,akan
mampu membangun dan memelihara hubungan interpersonal yang dekat dengan
teman sebayanya. Dengan kompetensi interpersonal yang tinggi, remaja lebih
populer diantara teman sebaya dan tidak merasa kesepian karena mereka
memperoleh dukungan dari teman sebaya. Sedangkan remaja yang memiliki
kompetensi interpersonal pada derajat yang rendah, berarti remaja tersebut kurang
mampu dalam membangun dan memelihara hubungan interpersonal yang dekat
19
Universitas Kristen Maranatha
akan mengalami isolasi sosial dan merasa kesepian karena tidak memperoleh
dukungan dari teman sebaya.
Sementara untuk remaja yang lebih banyak menghabiskan waktu
bermain internet akan membuat kurangnya waktu dan kesempatan untuk
membentuk relasi secara nyata, sehingga dikhawatirkan akan kemudian
menurunkan kompetensi relasi interpersonal yang dimiliki. Hal ini dikarenakan
internet juga mudah digunakan sebagai sarana untuk mengisolasi diri. Banyak
orang tidak sadar bahwa lama-kelamaan ia menutup diri terhadap komunikasi
sosial entah karena keasikan browsing atau karena internet dipakai sebagai
pelarian dari masalah-masalah yang berhubungan dengan kepribadiannya. Hal
itu dapat terjadi karena ada individu yang menampilkan kepribadian yang
berbeda pada saat online dengan offline. Apabila alasannya adalah karena
individu tersebut tidak puas/suka terhadap dirinya sendiri (mungkin karena
rasa minder, malu, atau merasa tidak pantas), kemudian menciptakan dan
menampilkan kepribadian yang lain sekali dari dirinya yang asli. Seringkali ia
lebih suka pada kepribadian hasil rekayasa yang baru karena tampak ideal
baginya sehingga membuatnya kemudian menutup diri dan menghindari
hubungan relasi yang terbentuk secara nyata baik secara fisik maupun
20
Universitas Kristen Maranatha
Rendah
Skema 1.1. kerangka pikir
Remaja pengguna internet > 5 jam perhari
Kompetensi interpersonal
Tinggi
Aspek-aspek kompetensi interpersonal: 1. Kemampuan berinisiatif
2. Keterbukaan diri
3. Kemampuan bersikap asertif
4. Kemampuan memberikan dukungan
emosional
5. Kemampuan mengatasi konflik
• Jenis kelamin
• Orang tua
• Teman sebaya
21
Universitas Kristen Maranatha 1.6. Asumsi
1) Pada masa remaja, kebutuhan untuk terlibat dengan teman sebaya akan
meningkat, dan keterlibatan ini akan bersifat intens secara fisik maupun
psikis.
2) Untuk berinteraksi secara baik, remaja perlu memiliki kompetensi
interpersonal.
3) Dengan kompetensi interpersonal yang tinggi, remaja lebih memiliki
banyak teman, dan tidak merasa kesepian karena memperoleh dukungan
dari teman sebaya.
4) Remaja yang memiliki kompetensi interpersonal yang rendah akan
mengalami isolasi sosial dan merasa kesepian karena tidak memperoleh
62
Universitas Kristen Maranatha BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang diperoleh melalui pengumpulan data terhadap
42 remaja yang bermain internet diatas >5 jam per hari , dapat disimpulkan
hal-hal sebagai berikut:
o Remaja yang bermain internet memiliki kompetensi interpersonal dengan
teman sebaya yang tinggi, dapat dilihat dari hasil penelitian remaja yang
berkompetensi interpersonal tinggi.
o Melalui bermain internet, dimungkinkan untuk tetap menjalin relasi
dengan orang lain, sehingga dapat terbentuk kompetensi interpersonal
menjadi tinggi. Ditunjang dengan hasil data yang diperoleh, yaitu
kemampuan menyelesaikan konflik yang tinggi, karena melalui internet
banyak pengetahuan yang bisa didapat sehingga membuat remaja mampu
untuk menentukan sikap-sikap yang tepat ketika menghadapi masalah, hal
ini disertai dengan kemampuan untuk membuka diri yang tinggi, sehingga
hubungan yang terbentuk walaupun maya tetap bersifat hangat.
o Kemudian dengan kemampuan dalam memberikan dukungan yang baik,
terlihat bahwa internet memudahkan munculnya perasaan untuk berempati
dan simpati, juga untuk memancing atau mengajak individu untuk
63
Universitas Kristen Maranatha
kemampuan berinisatif untuk membina hubungan dengan orang lain yang
tinggi.
o Sementara untuk aspek kemampuan dalam bersikap asertif memberikan
hasil lebih banyak yang memiliki kemampuan asertif yang rendah
dibandingkan yang tinggi.yang tidak tinggi, hal ini mungkin dikarenakan
pengaruh budaya yang masih kental di Indonesia.
o Remaja laki-laki yang memiliki kompetensi interpersonal lebih tinggi
berbanding dengan remaja perempuan.
o Remaja yang memiliki kompetensi interpersonal tinggi memperoleh
penghayatan dukungan yang tinggi dari teman sebaya. Sementara untuk
dukungan orang tua, remaja yang memiliki kompetensi tinggi memiliki
penghayatan dukungan yang tinggi pula dari orang tuanya. Demikian juga
sebaliknya, yang memiliki kompetensi interpersonal rendah juga
menghayati dukungan orang tua yang diberikan juga rendah.
5.2 SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan
sebelumnya, mungkin banyak ditemukan kekurangan dan keterbatasannya, oleh
karena itu peneliti mengajukan beberapa saran yaitu:
a. Dari hasil penelitian remaja yang memiliki kompetensi interpersonal tinggi
pun memiliki asertifitas yang rendah, sehingga kemungkinan remaja
belum mampu untuk mengungkapkan dirinya apa adanya, oleh karena itu
faktor-64
Universitas Kristen Maranatha
faktor lain (seperti budaya) yang mungkin mempengaruhi asertifitas,
dalam rangka mengembangkan kemampuan remaja dalam bersikap asertif.
b. Orang tua perlu memberikan kesempatan dan dukungan kepada remaja
dalam membina relasi interpersonal dengan teman sebayanya,
c. Penggunaan internet dapat menjadi positif bila dilakukan dalam porsi yang
tepat, oleh karena itu perlu diberikan pengarahan secara global melalui
segala pihak seperti orang tua, guru BP agar remaja dapat memaksimalkan
sisi positif dari internet, seperti mengembangkan kompetensi
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
Buhrmester, Duane. 1990. Intimacy of Friendship, Interpersonal Competence,
and Adjustment During Preadolescence and Adolescence. Child
Development, 61, 1101-1111.
Buhrmester, Duane. 1996. Need Fulfillment, Interpersonal Competence, and The
Developmental Contexts of Early Adolescence Friendship. In W. Bukowski, A. Newcomb, & W. Hartup (Eds.), The Company They Keep: Friendship in
Childhood And Adolescence. New York: Cambridge University Press. Buhrmester, D., Furman, W., Witenberg, M. & Reis, H. 1988. Five Domains
Of Interpersonal Competence. Journal Of Personality And Social
Psychology, Vol. 24, No. 1, 19910008
Grasha, A. F. .1987. Practical Application Of Psychology. London: Scott,
Foresman And Company.
Gulo, W.. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo.
Hill, C.A.1991. Seeking Emotional Support. Journal Of Personality And Social
Psychology, Vol. 4, Hal 112-121.
Santrock, John W., 1997. Life-Span Development 2nd Ed., Iowa : Wm. C. Brown
Publisher.
Santrock, John W., 2007. Adolescence, Eleven Edition. New York: Mc.
GrawHill Companies Inc.
Siegel, S. 1986. Statistik non Parametrik Untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: PT.
Gramedia.