Anung Wicaksono, 2014. Peningkatan Keterampilan Mengerjakan Soal Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Index Card Match (Mencari Pasangan) Pada Siswa Kelas VIII B SMP Bruderan Purworejo Sub Bab Lingkaran Tahun Ajaran 201342014. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam , Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Penelitian ini digolongkan dalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 sub bab Lingkaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan pengerjaan soal oleh siswa dan untuk mengetahui kendala dari ICM dalam pembelajaran matematika. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswa SMP Bruderan Purworejo kelas VIII B sebanyak 22 siswa.
Instrument dalam penelitian ini meliputi instrument pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pre test, post test, soal uji coba, kartu sebagai media pembelajaran, lembar wawancara. Soal uji coba digunakan untuk membuat soal pre test. Soal pre test dan soal post test digunakan untuk mengukur hasil belajar. Pengukuran respon positif dan negatif menggunakan wawancara tidak terstruktur. Pengujian validitas dan realibilitas menggunakan penghitungan secara manual dengan Microsoft excel.
Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya peningkatan keterampilan pengerjaan soal matematika dengan metode Index Card Match hal ini ditunjukan dengan hasil rerata yang meningkat dari skor pre test dengan hasil rerata 12,95 ke skor hasil post test dengan rerata 21,54. Sejumlah kendala yang ditemukan adalah 1) penguasaan materi dari sisa yang kurang memahami membuat metode ini berjalan lama dan memakan waktu lebih dari perkiraan. 2) waktu yang dibutuhkan metodeICMtidak sesuai dengan waktu yang disiapkan dalam pembelajaran. 3) pembuatan kelompok belajar dan pelaksanaan metodeICMdi dalam kelas membuat kelas sedikit gaduh, dan tidak sedikit siswa menjadi binggung.
Anung Wicaksono, 2014. The Increasing of Practice Skill in Mathematic Learning by Means of Index Card Match as Learning Strategies (Find matches) on Student of Bruderan Junior High School Class VIII B With Circle as a Subject School Year 201342014. Thesis. Mathematic Education, Department of Mathematic Education and Science, Faculty of Teacher Training and Educational Science, Sanata Dharma University in Yogyakarta.
This study is classified in quantitative and qualitative description. The research was hold on second semester of the school year 2013/2014 with circle as a subject. This study aims to determine the increasing of practice skill of students and to determine the constraints of the Index Card Match in the learning of mathematic. Subjects in this study were 22 students of Bruderan junior high school class VIII B.
Instrument in the study include a learning instrument Lesson Plan, pre-test, post-test, trial test, the card as a medium of learning, the questionnaire. Trial test is used to make pre-test. Questions about the pre-test and post-test is used to measure the learning result. Measurement of positive and negative responses using unstructured interviews to determine the constraints. Testing the validity and reliability using manual counting with Microsoft Excel.
The results showed that an increase in practice skills math problem with Index Card Match method this is shown by the results of the mean increase from 12.95 of pre test to post test with mean 21.54. Some constraints were found are 1) mastery of the material from the rest of the immature make this method run longer and more time consuming than expected. 2) the time required to held ICM method with the time set in the learning does not fit. 3) the making and implementation ICM and make learning group in class make the class a little rowdy, and not a few students become confused.
i
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGERJAKAN SOAL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI
PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH (MENCARI PASANGAN) PADA SISWA KELAS VIII B SMP BRUDERAN PURWOREJO SUB BAB
LINGKARAN TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh: Anung Wicaksono
NIM : 101414016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya
tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya
ilmiah.
Yogyakarta, 23 September 2014
Penulis,
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGANAKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Anung Wicaksono
NIM : 101414016
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Peningkatan Keterampilan Mengerjakan Soal Dalam Pemebelajaran Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Index Card Match (Mencari Pasangan) Pada Siswa Kelas VIII B SMP Bruderan Purworejo Sub Bab
Lingkaran Tahun Ajaran 2013/2014
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitasa
Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentinga akademis tanpa
perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 23 September 2014
Yang menyatakan,
vi ABSTRAK
Anung Wicaksono, 2014. Peningkatan Keterampilan Mengerjakan Soal Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Index Card Match (Mencari Pasangan) Pada Siswa Kelas VIII B SMP Bruderan Purworejo Sub Bab Lingkaran Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam , Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Penelitian ini digolongkan dalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 sub bab Lingkaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan pengerjaan soal oleh siswa dan untuk mengetahui kendala dari ICM dalam pembelajaran matematika. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswa SMP Bruderan Purworejo kelas VIII B sebanyak 22 siswa.
Instrument dalam penelitian ini meliputi instrument pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pre test, post test, soal uji coba, kartu sebagai media pembelajaran, lembar wawancara. Soal uji coba digunakan untuk membuat soal pre test. Soal pre test dan soal post test digunakan untuk mengukur hasil belajar. Pengukuran respon positif dan negatif menggunakan wawancara tidak terstruktur. Pengujian validitas dan realibilitas menggunakan penghitungan secara manual dengan Microsoft excel.
Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya peningkatan keterampilan pengerjaan soal matematika dengan metode Index Card Match hal ini ditunjukan dengan hasil rerata yang meningkat dari skor pre test dengan hasil rerata 12,95 ke skor hasil post test dengan rerata 21,54. Sejumlah kendala yang ditemukan adalah 1) penguasaan materi dari sisa yang kurang memahami membuat metode ini berjalan lama dan memakan waktu lebih dari perkiraan. 2) waktu yang dibutuhkan metode ICM tidak sesuai dengan waktu yang disiapkan dalam pembelajaran. 3) pembuatan kelompok belajar dan pelaksanaan metode ICM di dalam kelas membuat kelas sedikit gaduh, dan tidak sedikit siswa menjadi binggung.
vii ABSTRACT
Anung Wicaksono, 2014. The Increasing of Practice Skill in Mathematic Learning by Means of Index Card Match as Learning Strategies (Find matches) on Student of Bruderan Junior High School Class VIII B With Circle as a Subject School Year 2013/2014. Thesis. Mathematic Education, Department of Mathematic Education and Science, Faculty of Teacher Training and Educational Science, Sanata Dharma University in Yogyakarta.
This study is classified in quantitative and qualitative description. The research was hold on second semester of the school year 2013/2014 with circle as a subject. This study aims to determine the increasing of practice skill of students and to determine the constraints of the Index Card Match in the learning of mathematic. Subjects in this study were 22 students of Bruderan junior high school class VIII B.
Instrument in the study include a learning instrument Lesson Plan, pre-test, post-test, trial test, the card as a medium of learning, the questionnaire. Trial test is used to make pre-test. Questions about the pre-test and post-test is used to measure the learning result. Measurement of positive and negative responses using unstructured interviews to determine the constraints. Testing the validity and reliability using manual counting with Microsoft Excel.
The results showed that an increase in practice skills math problem with Index Card Match method this is shown by the results of the mean increase from 12.95 of pre test to post test with mean 21.54. Some constraints were found are 1) mastery of the material from the rest of the immature make this method run longer and more time consuming than expected. 2) the time required to held ICM method with the time set in the learning does not fit. 3) the making and implementation ICM and make learning group in class make the class a little rowdy, and not a few students become confused.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyusun skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam skripsi
ini penulis membahas tentang penggunaan metode Index Card Match untuk
meningkatkan keterampilan pengerjaan soal pada siswa kelas VIII B SMP
Bruderan Purworejo dalam pembelajaran matematika.
Penulis menyadai bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak
mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari
berbagai pihak sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat
diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd selaku Kepala
Program Studi yang telah membantu dalam kelancaran
penulisan skripsi.
2. Ibu Ch. Enny Murwaningtyas, M.Si. selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah membantu dalam kelancaran penulisan
skripsi ini.
3. Bapak Drs. Sugiarto Pudjohartono, M.T. selaku Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah dengan sabar meluangkan
ix
arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada penulis
selama menyusun skripsi.
4. Bapak Petrus Sutanto,S.Pd. selaku kepala sekolah SMP Bruderan
Purworejo, beserta guru-guru yang telah mengizinkan dan membantu
penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka penyelesaian
penulisan skripsi ini.
5. Bapak A. Sigid Dwi Hartoko,S.Si selaku guru kelas VIII B SMP
Bruderan Purworejo yang telah membantu penulis dalam
mengumpulkan data demi kelancaran dalam pelaksanaan penelitian
dan menyelesaikan penulisan skripsi ini.
6. Siswa kelas VIII B yang telah membantu dalam kelancaran dalam
mengumpulkan data dalam penelitian
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini
Penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang berisifat membangun
demi kesempurnaan skripsi ini dan bermanfaat.
Yogyakarta, 17 Agustus 2014
x DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……….. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……… ii
HALAMAN PENGESAHAN……… iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI……….. v
ABSTRAK………. vi
ABSTRACT……… vii
KATA PENGANTAR………. viii
DAFTAR ISI……… x
DAFTAR TABEL……….. xii
DAFTAR LAMPIRAN………... xiii
BAB I PENDAHULUAN……… 1
A. Latar Belakang Masalah……….. 1
B. Rumusan Masalah………... 3
C. Batasan Istilah……… 4
D. Tujuan Penelitian……….. 5
E. Manfaat penelitian ……… 6
F. Sistematika Penulisan……… 6
BAB II KAJIAN TEORI……… 8
A. Pembelajaran……….. 8
B. Hambatan Dalam Pembelajaran ………. . 10
C. Keterampilan Pengerjaan Soal Matematika……….. 12
D. Problem Solving Dalam Matematika………. 14
E. Problem Solving dalam Pengajaran Kelas………. 15
xi
G. Lingkaran Sebagai Topik Matematika SMP……….. 18
H. Pengertian Metode Index Card Match……… 19
I. Langkah-langkah Metode Index Card Match……..……….. 20
J. Tujuan Penerapan Metode Index Card Match……… 22
K. Kelebihan Metode Index Card Match……… 24
L. Kelemahan Metode Index Card Match………... 25
M. Perkiraan Hambatan Metode Index Card Match……… 26
N. Kajian Hasil Penelitian Relevan……… 26
O. Kerangka Berpikir………. 28
BAB III METODE PENELITIAN……… 30
A. Jenis Penelitian………. 30
B. Waktu dan Tempat Penelitian……….. 30
C. Subjek Penelitian………. 31
D. Objek Penelitian……….. 31
E. Variabel Bebas dan Variabel Terikat……….. 31
F. Bentuk Data……… 31
G. Metode Pengumpulan Data……… 32
H. Instrumen……… 32
1. Instrumen Pembelajaran………... 32
2. Rencana Penelitian……….. 39
3. Teknik Pengumpulan Data……….. 39
4. Teknik Analisi Data……… 41
BAB IV PELAKSANAAN,TABULASI DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN……….. 45
A. Pelaksanaan Penelitian………. 45
B. Tabulasi Data……….. 52
C. Analisis Data……….. 59
D. Pembahasan Hasil Analisis Data……… 62
E. Keterbatasan Penelitian……….. 64
BAB V KESIMPULAN……….. 66
A. Peningkatan Keterampilan Pengerjaan Soal Oleh Siswa………. 66
B. Kendala dan Solusi………. 66
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel Validasi dan Realibilitas ... 46
Tabel Pelaksanaan Penelitian ... 48
Tabel soal Pre Test dan Post test ... 49
Tabel Keterlaksanaan RPP ... 51
Tabel Hasil Pre Test... 53
Tabel Hasil Post Test ... 54
Tabel Ringkasan Data Wawancara ... 58
Tabel Hasil Peningkatan Nilai Akhir ... 59
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
A. Lampiran I ... 72
B. Lampiran II ... 76
C. Lampiran III ... 81
D. Lampiran IV... 83
E. Lampiran V ... 85
F. Lampiran VI... 100
G. Lampiran VII ... 103
H. Lampiran VIII ... 107
I. Lampiran IX... 111
J. Lampiran X ... 116
K. Lampiran XI... 119
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu
manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu
menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Pendidikan khususnya di
Indonesia selalu mengalami suatu penyempurnaan yang pada akhirnya
menghasilkan hasil pendidikan yang berkualitas.
Sejalan perkembangan masyarakat dewasa ini pendidikan banyak menghadapi berbagai tantangan, salah satunya berkenaan dengan
peningkatan mutu pendidikan. Dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan dengan mengacu pada tujuan pendidikan nasional Indonesia.
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan cara
memperbaiki proses belajar mengajar. Belajar mengajar pada dasarnya
adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa
dalam situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam mengajar dituntut
kesabaran, keuletan dan sikap terbuka disamping kemampuan dalam
2
Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika berlangsung dalam
kondisi dan situasi yang kondusif, hangat, menyenangkan, menarik dan
nyaman (Eni Suprihatin,dkk 2012). Oleh karena itu, guru harus memahami
berbagai karakteristik siswa, sehingga mampu memilih strategi mengajar
yang tepat dan mampu menggunakan model pembelajaran yang bervariasi
sesuai dengan tujuan maupun kompetensi yang diharapkan.
Keterampilan belajar merupakan keahlian yang didapatkan oleh
seorang individu melalui proses latihan yang berkesinambungan dan
mencakup aspek optimalisasi cara-cara belajar baik dalam domain kognitif,
afektif ataupun psikomotorik. Oleh karena itu meningkatkan keterampilan
belajar dalam matematika sangat penting guna memecahkan masalah dalam
matematika yang menjurus kedalam hal-hal lain dalam matematika sehingga
terwujudnya tujuan dari pembelajaran matematika atau tujuan pendidikan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika kelas VIII B
SMP Bruderan Purworejo didapat bahwa permasalahan yang terjadi di
lapangan adalah kurangnya minat siswa dalam mengerjakan soal-soal yang
diberikan. Siswa cenderung bosan dengan soal –soal yang diberikan oleh
guru secara individual ataupun kelompok, dan sebagian besar hasil belajar
siswa kelas VIII B kurang dari batas KKM yaitu 72. Perhatian siswa dalam
mengerjakan soal juga kurang karena banyak siswa yang asik bermain
3
ini akan mempengaruhi keterampilan siswa itu dalam hal masalah
matematika.
Hal-hal inilah yang menarik minat peneliti untuk mengadakan
penelitian di SMP Bruderan Purworejo. Peneliti memandang perlu
diterapkannya suatu strategi pembelajaran dengan suatu strategi yang dapat
meningkatkan keterampilan belajar siswa. Untuk membantu siswa lebih
terampil dalam memecahkan masalah di bidang matematika dengan
gamblang sehingga membuat pelajaran matematika bukanlah momok bagi
siswa.
Untuk mengatasi masalah kurangnya keterampilan pengerjaan soal
matematika oleh siswa agar tidak berkelanjutan, maka diterapkan berbagai
metode yang bervariasi. Salah satu metode yang diterapkan yaitu
pembelajaran matematika dengan strategi pebelajaran Index Card Match
(mencari pasangan).
B. Rumusan Masalah
1. Adakah peningkatan keterampilan pengerjaan soal oleh siswa dalam
proses belajar matematika menggunakan strategi pembelajaran Index
4
2. Apa kendala pemanfaatan metode Index Card Match di kalangan
para siswa kelas VIII B SMP Bruderan Purworejo pada pembelajaran
matematika
C. Batasan Istilah
Keterampilan yaitu kemampuan untuk menggunakan akal, fikiran, ide dan kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah ataupun membuat
sesuatu menjadi lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dan
hasil pekerjaan tersebut.
Keterampilan mengerjakan soal matematika yaitu kemampuan seorang individu untuk menggunakan fikiran, ide, dan kreatifitas dalam
mengerjakan soal-soal matematika melalui pelatihan yang konsisten dan
rutin untuk mendapatkan hasil yang cepat,tepat dan akurat.
Metode Index Card Match merupakan sebuah strategi pembelajaran yang membantu siswa untuk mendapat pengetahuan, keterampilan, dan
sikap secara aktif serta menjadikan belajar tidak terlupakan (Silbermen,
2007 : 121 dan 265). Metode pembelajaran Index Card Match bisa
digunakan sebagai metode alternatif yang dirasa lebih bisa memahami
karakteristik belajar peserta didik yang berbeda-beda.
5
siswa dalam mengerjakan soal soal matematika menggunakan Index Card
Match. Ketika sebuah metode tersebut menjadi metode pelatihan soal untuk
mngukur seberapa tinggi metode pelatihan itu mempengaruhi keterampilan
siswa dalam mengerjakan soal-soal yang nantinya akan diberikan. Yaitu
kemampuan seorang individu untuk menggunakan pikiran, ide, dan
kreatifitas dalam mengerjakan soal-soal matematika melalui pelatihan yang
konsisten dan rutin untuk mendapatkan hasil yang cepat,tepat dan akurat.
D. Tujuan Penelitian
Sebuah tindakan pasti memiliki tujuan begitu pula dengan penelitian
ini. Tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui adanya peningkatan keterampilan pengerjaan soal
oleh siswa dalam proses pembelajaran matematika dengan
menggunakan metode ICM.
2. Untuk mengetahui kendala dari ICM dan solusinya dalam
6 E. Manfaat Penelitian
Sebagai penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif, penelitian ini
memberikan manfaat pada pembelajaran matematika :
1. Manfaat Bagi Siswa
Siswa mendapatkan pengalaman baru, siswa menjadi lebih aktif
dalam pembelajarandan berfikir kreatif, mendapatkan suasana baru
dalam pembelajaran.
2. Manfaat Bagi Guru
Guru mendapatkan suatu model pembelajaran yang baru, guru lebih
banyak berinteraksi dengan siswa, guru mengetahui kesulitan siswa.
3. Manfaat Bagi Calon Guru
Menjadikan metode ini referensi sebagi metode dalam penelitian.
F. Sistematika Penulisan
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai inti pokok dari penulisan pada
bab I sampai dengan bab V, dijelaskan sebagai beikut :
Bab I berisi tentang latar belakang masalah yang akan di teliti juga
subjek yang akan diteliti.
Bab II berisi tentang landasan teori pendukung penelitian tentang
Metode Index Card Match. Juga teori–teori pendukung yang lain,
7
Bab III berisi tentang metode penelitian, disini akan dijelaskan
mengenai bagaimana sebuah penelitian akan berlangsung dan
bagaimana pengolahan data akan dilaksanakan.
Bab IV berisi tentang analisis penelitian, di mana segala data yang
didapat akan ditampilkan, kemudian dianalisis, lalu dibahas.
Bab V berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang telah
8 BAB II KAJIAN TEORI
A. Pembelajaran
Kata pembelajaran berasala dari bentuk kata belajar. Kata belajar
berasal dari kata ajar. Pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan
menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, BP 2002).
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2005:297) “Pembelajaran adalah
kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk
membuat siswa belajar aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber
belajar”.
Secara teoritis, pembelajaran yang bermakna mampu mengantarkan
siswa belajar secara bermakna pula. Sebagaimana yang diungakapkan oleh
Trianto (2009:17) “Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang
kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan”. Pembelajaran secara
simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara
pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran dalam makna
9
siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya)
dalam rangkan mencapai tujuan yang diharapkan.
Pembelajaran matematika yang efektif akan dapat membantu siswa
dalam kehidpuan seahari-harinya, siswa mampu menyelesaikan sendiri
permasalahan yang sedang dihadapinya dalam kehidupan sehari-harinya.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran mengandung pengertian suatu rangkaian yang mempengaruhi
pembelajar sehingga proses belajarnya dapat berlangsung dengan mudah
dan siswa aktif menerima informasi, sehingga siswa menemukan
pertalian-pertalian secara teori dan prakteknya.
Menurut Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003 dijelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Sementara itu Dimyati dan Mudjiono (2005) menjabarkan bahwa
pembelajaran adalah kehgiatan guru secara terprogram dalam desain
intruktional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan
pada penyediaan sumber belajar. Pembelajaran merupakan suatu proses
yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku
yang baru secara keseluruhan, sebgai hasil dari pengalaman individu itu
10
Dari beberapa pengertian pembelajaran yang dikemukakan oleh para
ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
lingkungan belajar.
B. Hambatan Dalam Pembelajaran
Dalam paparan Idris (1992) hambatan dalam pembelajaran berasal
dari berbagai aspek berikut ini :
1. Kondisi psikologis pada anak
Dalam pembelajaran dibutuhkan psikologis yang rilek dan santai, jika pada
saat pembelajaran psikologis anak tidak baik, ibarat ada tekanan maka
pembelajaran yang akan diberikan tidak mampu diterima dengan baik.
2. Kejenuhan dalam pembelajaran
Suatu pembelajaran memerlukan variasi cara dalam interaksinya
kepada siswa, metode atau sistem yang cenderung monoton pada
pembelajaran akan membuat siswa menjadi bosan dan jenuh.
Sehingga pembelajarn menjadi tidak menarik.
3. Tidak menyenangi subjek yang dipelajari
Sesuatu yang tidak disukai pasti akan dibuang atau dikesampingkan,
11
dijauhi. Dengan demikian maka pembelajaran pun pasti akan dijauhi,
hal ini membuat pembelajaran menjadi tidak efisien.
4. Tidak mengetahui tentang manfaat dari objek yang dipelajari
Sebelum kita belajar pastilah kita harus mengetahui manfaatnya,
cenderungnya jika tidak dapat ditemui sehari-hari maka sebuah
pelajaran menjadi tak ada manfaatnya. Hal ini membuat
pembelajaran menjadi lebih abstrak dan siswa memandang
pembelajaran matematika menjadi hal yang tidak berguna.
5. Tingkat intelektual
Tingkat intelektual menjadi dasar dari siswa, dalam hal ini tingkat
intelektual mendasari akan keberhasilan pembelajaran. Tingginya
tingkat intelektual akan membuat pembelajaran lebih berarti, namun
12
C. Keterampilan Pengerjaan Soal Matematika
Keterampilan adalah kemampuan untuk mengoperasikan pekerjaan
secara mudah dan cermat (Gordon (1994 : 55 dalam Mokoginta 2013))
yang memerlukan praktek atau dapat diartikan sebagai implikasi dari
aktivitas (Nadler (1986 : 73 dalam Mokoginta 2013)). Keterampilan juga
merupakan pengembangan dari hasil training dan pengalaman yang didapat
(Dunnette (1976 : 33 dalam Mokoginta 2013)), keterampilan juga
membutuhkan kemampuan dasar (basic ability) untuk melakukan
pekerjaan secara mudah dan tepat (Iverson (2001 : 133 dalam Mokoginta
2013)) dalam kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan sosial yang
mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi
(Conny Semiawan (1987 : 17-18)).
Menurut Robbins (2000 : 494-495) pada dasarnya keterampilan dapat
dikategorikan menjadi empat, yaitu:
1. Basic Literacy Skill
Keahlian dasar merupakan keahlian seseorang yang pasti dan wajib
dimiliki oleh kebanyakan orang seperti membaca, menulis dan
13 2. Technical Skill
Keahlian teknik merupakan keahlian seseorang dalam pengembangan
teknik yang dimiliki, seperti menghitung secara tepat.
3. Interpersonal Skill
Keahlian interpersonal merupakan kemampuan seseorang secara
efektif untuk berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan
kerja, seperti pendengar yang baik, menyampaikan pendapat secara
jelas, dan bekerja dalam satu team.
4. Problem Solving
Menyelesaikan masalah adalah proses aktivitas untuk menajamkan
logika, berargumentasi, dan penyelesaian masalah serta kemampuan
untuk mengetahui penyebab, mengembangkan alternative dan
menganalisa serta memilih penyelesaian yang baik.
Dari ke-empat dasar keterampilan menurut Robbins , maka dalam
topik bahasan ini yang lebih terfokuskan adalah tentang Problem Solving
dalam matematika.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
Keterampilan berarti kemampuan untuk mengoperasikan suatu pekerjaan
14
Sedangkan keterampilan pengerjaan soal matematika adalah aktivitas
untuk mengembangkan kemampuan dasar dari kegiatan belajar mengajar
yg berfokus pada perlibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses
penyelesaian soal-soal matematika yang diberikan dalam proses kegiatan
belajar mengajar, serta mampu memberikan jawaban yang benar, cepat dan
tepat.
D. Problem Solving dalam Matematika
Istilah problem solving ada pada berbagai profesi dan disiplin ilmu
dan memiliki pengertian yang berbeda. Problem solving dalam pengajaran
matematika memiliki arti yang khusus (Branca, 1980, h. 3). ‘Problem
solving dalam matematika adalah proses dimana seorang siswa atau
kelompok siswa (cooperative group) menerima tantangan yang
berhubungan dengan persoalan matematika dimana penyelesaiannya dan
caranya tidak langsung bisa ditentukan dengan mudah dan penyelesaiannya
memerlukan ide matematika’ (Mathematics Course Development Support
Material 1989: Dikutip di Blane dan Evans, 1989, h. 367). Dalam problem
solving, biasanya, permasalahan-permasalahan tidak tersajikan dalam
peristilahan matematika. Permasalahan yang digunakan dapat diangkat dari
permasalahan kehidupan nyata (real life situation) yang pemecahannya
15
Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Problem
Solving dalam Matematika adalah kegiatan/proses di mana seseorang siswa
atau kelompok siswa dalam mencari jawaban dari setiap masalah
matematika yang diberikan dalam proses belajar mengajar.
E. Problem Solving dalam Pengajaran Kelas
Ada sejumlah alasan kuat mengapa problem solving perlu ditekankan
sebagai aspek penting dan sangat berarti dalam menciptakan pengajaran
matematika yang efektif. Alasan pertama adalah harapan untuk membuat
matematika lebih dapat diterapkan (more applicable) dalam kehidupan
murid diluar pengajaran kelas atau dalam situasi baru yang belum familiar
(Penglley, 1989, h. 10). Alasan yang kedua adalah problem solving
memberikan kesempatan (opportunities) dan dapat mendorong siswa
berdiskusi tentang dengan siswa yang lainnya, yaitu pada proses
menemukan jawab dari permasalahan (Gervasoni, 1998, h. 23). Alasan
lebih lanjut mengapa pendekatan problem solving sangat berharga
(valuable) adalah karena problem solving dapat mendorong murid untuk
menyusun teorinya sendiri (their own theories), mengujinya, menguji teori
temannya, membuangnya jika teori tersebut tidak konsisten dan mencoba
yang lainya (National Council of Teacher of Mathematics 1989: Dikutip di
16 F. Mata Pelajaran Matematika di SMP
Dalam hal ini akan dibahas pengertian matematika dari para ahli dan
tujuan matematika di SMP yang di ambil dari referensi buku karangan
supatmono tahun 2002.
Menurut Riedesel (1996 dalam Catur Supatmono 2002:7),
matematika adalah kumpulan dan aturan. Matematika bukanlah sekedar
menghitung. Matematika merupakan sebuah bahasa, kegiatan pembangkit
masalah dan pemecahan masalah, kegiatan menemukan dan mempelajari
pola serta hubungan. Pengertian matematika menurut Andi Hakim
Nasution (1982:12) matematika adalah ilmu struktur, urutan. Dan
hubungan yang meliputi dasar-dasar perhitungan, pengukuran, dan
penggambaran bentuk objek. Menurut Susilo (1998 dalam Catur
Supatmono 2002 : 8), matematika bukanlah sekedar kumpulan angka,
simbol, dan rumus yang tidak ada kaitannya dengan dunia nyata. Justru
sebaliknya, matematika tumbuh dan berakar dari duni nyata. Menurut
Yansen Marpaung (1998 dalam Catur Supatmono 2002:9), matematika
adalah ilmu yang dalam perkembangannya penggunaannya menaganut
metode deduksi. Menurut Suwarsono (1999 dalam Catur Supatmono
2002:10), matematika adalah ilmu yang memliki sifat khas yaitu; objek
17
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan proses berpikir yang dibatasi
oleh aturan-aturan yang ketat.
Matematika sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di SMP
mempunyai tujuan penagajaran tersendiri yang disebut tujuan kurikuler
matematika. Adapun tujuan mempelajari matematika seperti yang
dikemukakan oleh Andi Hakim Nasution(1982) , yaitu sebagai berikut:
1. Matematika dapat digunakan untuk mengetahui gejala-gejala alam
2. Dengan penggunaan metode matematika dapat diperhitungkan segala
sesuatu dalam pengambilan keputusan.
3. Matematika penting sebagai sains untuk perkembangan budaya
bangsa.
4. Matematika dapat digunakan dalam lapangan kerja.
5. Matematka dapat menyampaikan ide-ide secara benar, tepat dan jelas
kepada orang lain
Tujuan mempelajari matematika di SMP adalah agar siswa memliki
kemampuan yang dapat digunakan melalui kegiatan matematika sebagai
bekal untuk melanjutkan kependidikan menengah serta mempunyai
keterampilan matematika sebagai peningkatandan perluasan dari
sehari-18
hari dan mempunyai pandangan yang dan memiliki sikap logis, cermat,
kreatif dan disiplin serta menghargai kegiatan matematika.
G. Lingkaran Sebagai Topik Matematika SMP
Lingkaran adalah himpunan semua titik di sebuah bidang datar yang
memiliki jarak yang sama dari suatu titik tetap pada bidang tersebut. Titik
tetap pada bidang itu disebut dengan titik pusat lingkaran. Adapun jarak
sama dari satu titik ke titik pusat dengan titik yang lain disebut dengan
jari-jari lingkaran. Lingkaran dipelajari-jari dalam matematika ini berguna untuk
menghitung sesuatu benda dalam kehidupan nyata yang berbentuk mirip
dengan sebuah bangun datar lingkaran. Dalam matematika lingkaran
dipelajari dari hal keliling, luas, hingga garis singgung. Namun dalam
tingkatan SMP lingkaran biasanya lebih di utamakan dalam menghitung
keliling, luas, dan luas juring atau tembereng. Dalam hal ini siswa dituntut
untuk terampil dalam memecahkan masalah yang menyangkut lingkaran
dalam hal keliling, luas, luas juring atau tembereng, terampil ini dapat
diwujudkan nyata sebagai pengerjaan soal-soal mengenai lingkaran,
19 H. Pengertian Metode Index Card Match
Menurut Hisyam Zaini(2008:66) metode index card match merupakan
metode pembelajaran yang cukup menyenangkan yang digunakan guru dengan
catatan, peserta didik diberi tugas mempelajari topic yang akan diajarkan terlebih
dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan.
Metode index card match tidak hanya digunakan dalam mata pelajaran
matematika saja, tetapi dapat digunakan dalam mata pelajaran yang lainya.
Berdasarkan pernyataan tersebut didalam metode ini terdapat permainan
pembelajaran yang menyenangkan sehingga membuat siswa tidak cepat jenuh
dalam melakukannya serta bersifat mendidik sebagai alat bantu pembelajaran.
Menurut Erni Emiyati (2011:26) metode index card match (mencari
pasangan jawaban) yaitu suatu cara yang digunakan pendidik dengan
maksud mengajak pesera didik untuk menemukan jawaban yang cocok
dengan pertanyaan yang sudah disiapkan. Erni juga menambahkan bahwa
metode index card match merupakan suatu metode pembelajaran yang
menggunakan kartu, dimana kartu tersebut berisi soal dan sekaligus
jawabannya. Metode ini berpotensi membuat siswa senang. Unsur
permainan yang terkandung dalam metode ini tentunya membuat
pembelajaran tidak membosankan. Tentu saja penjelasan aturan permainan
20
Untuk penggunaan, kartu tersebut dibagikan keoada seluruh siswa dan
siswa berfikir sejenak apa yang cocok untuk jawaban pertanyaan yang ada
di kartu tersebut dan mencari jawabanya yang ada di kartu yang lainnya.
Keadaan ini menggambarkan bahwa kegiatan proses belajar mengajar
dikelas tidak hanya berupa penyajian informasi saja, siswa dating duduk
dan mendengarkan, tetapi siswa juga ikut berperan aktif dalam
berlangsungnya proses belajar mengajar. Proses pembelajaran semacam ini
tidak harus didalam kelas, bisa juga diluar kelas agar peserta didik tidak
measa bosan sebab penyakit yang diderita peserta didik selama mengikuti
pelajaran adalah kejenuhan.
I. langkah-langkah metode ICM dalam kegiatan Pembelajaran
Menurut Hisyam Zaini (2008) secara umum langkah-langkah pembelajaran
dengan index card match dalam kegiatan pembelajaran sebagai berikut:
1. Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah siswa dalam kelas
2. Bagi jumlah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama.
3. Tulis soal tentang materi yang telah siswa pelajari pada setengah
bagian kertas yang telah disiapkan sehingga selanjutnya disebut
21
4. Pada separuh kertas lain, tulis jawaban dari soal-soal pada kartu soal
sehingga selanjutnya disebut kartu jawaban.
5. Kocoklah semua kertas sehingga kartu soal dan kartu jawaban
tercampur.
6. Guru menyampaikan atau mempresentasikan materi pembelajarn
7. Guru menjelaskan pada siswa bahwa kartu yang berwarna merah
merupakan kartu soal, dan kartu yang berwarna kuning merupakan
jawaban
8. Sampaikan kepada siswa bahwa mereka harus mencari atau
mencocokan kartu yang dipegang dengan kartu dari siswa lain yang
berbeda warna. Guru perlu menyampaikan batasan maksimum waktu
yang diberikan pada siswa
9. Guru membagi kartu index pada tiap siswa
10. Jika mereka telah menemukan pasangannya, mintalah pasangan
untuk duduk berdampingan. Dan guru memberikan poin pada tiap
siswa yang menemukan pasangannya sebelum batas waktu yang telah
ditentukan, terangkan juga agar mereka tidak memberitahu materi
22
11. Jika batas waktu yang telah ditentukan telah habis, maka bagi siswa
yang belum menemukan pasangannya diminta untuk berkumpul
sendiri
12. Mintalah satu pasangan untuk membacakan soal beserta jawabannya.
Pasangan lain dan siswa yang tidak mendapatkan pasangan
memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah pasangan itu
cocok atau tidak
13. Guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran pasangan tersebut
14. Minta pasangan berikutnya untuk membacakan soal beserta
jawabannya. Begitu seterusnya sampai seluruh pasangan melakukan
presentasi
J. Tujuan Penerapan Metode Index Card Match
Menurut Hisyam Zaini (2008:69) tujuan penerapan metode Index
Card Match (ICM) ini, yaitu untuk melatih peserta didik agar lebih cermat
dan lebih kuat terhadap keterampilannya dalam pemahamannya terhadap
suatu materi pokok.
Dengan metode ICM ini siswa akan lebih semangat dan antusias
dalam belajarnya dan lebih cermat dan mudah dalam menyelesaikan
23
materi pelajaran. Dalam metode ICM, pengajar juga sangat senang bila
peserta didik berani aktif dan mengungkapkan gagasan, berani mendebat
apa yang dijelaskan dalam presentasi karena mereka melihat dari segi yang
lain. Untuk itu, pengajar selalu memberikan kesempatan bagi peserta didik
untuk mengungkapkan gagasan-gagasan alternative mereka, pengajar, akan
sangant senang dan menghargai peserta didik yang dapat mengerjakan
suatu persoalan dengan cara yang berbeda-beda. Kebebasan berpikir sangat
dihargai dan ditekankan disini, hal ini berakibat pada suasana kelas, artinya
suasana kelas akan hidup dan peserta didik akan aktif dalam pembelajaran
sehingga menimbulkan sebuah kompetisi yang kuat yang akan saling
mendukung satu sama lain.
Dalam penelitian ini metode ICM digunakan untuk meningkatkan
keterampilan mengerjakan soal bagi siswa. Oleh karena itu persiapan yang
perlu dilakukan yaitu:
1. Membuat beberapa pertanyaan sesuai materi yang dipelajari. Tulis
pada kartu-kartu pertanyaan.
2. Membuat kunci jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah
dibuat. Tulis dalam kartu-kartu jawaban. Agar ada perbedaan pada
24
3. Jumlah kartu soal dan kartu jawaban disesuaikan dengan jumlah
siswa.
4. Agar siwa antusias dalam melakukan permainan ICM, siswa bersama
guru membuat aturan yang berisi penghargaan bagi siswa yang
berhasil.
5. Sediakan lembaran untuk mencatat pasangan-pasangan yang berhasil.
Hisyam Zaini (2008:69) juga menambahkan, bahwa metode ICM
mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangannya, yaitu sebagai berikut :
K. Kelebihan metode Index Card match
Berikut ini beberapa kelebihan dari metode Index Card Match yang
telah Hisyam Zaini (2008) paparkan yaitu :
1. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif
maupun fisik.
2. Karena terdapat unsur permainan, metode ini menyenangkan.
3. Meningkatkan pemahaman siswa terhdap materi yang dipelajari.
4. Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa.
5. Efektif melatih kedisiplinan siswa dalam menghargai waktu untuk
25 L. Kelemahan Metode Index Card Match
Disamping dari kelebihan metode Index Card match, maka
ditemukan pula beberapa kelemahan dari metode Index Card Match, antara
lain :
1. Jika guru tidak merancang dengan baik, maka banyak waktu yang
akan terbuang.
2. Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, pada saat siswa
membacakan kartunya banyak siswa yang kurang memperhatikan
yang akan menjadikan suasana menjadi ramai.
3. Menggunakan metode ICM secara terus menerus akan menimbulkan
kebosanan.
4. Metode ini terkendala dilakukan di jumlah siswa tidak genap.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa keunggulan dari metode ini akan
tercipta suasana aktif dalam belajar. Dengan demikian, saat metode
tersebut diterapkan pada jam pelajaran terakhir pun, siswa akan tertarik
untuk aktif karena bukan suatu metode yang monoton. Sedangkan
kelemahan dari metode ini adalah ada siswa yang mengambil jalan pintas
dengan meminta tolong pada temannya untuk mencarikan jawaban, dan ada
26
adanya peraturan yang mengikat mereka dan guru sehingga tidak ada
nantinya kesalah pengertian. Dan agar metode ini tidak terkendala karena
jumlah siswa yang ganji, maka dapat dimodifikasi dan disesuaikan dengan
kondisi siswa.
M. Perkiraan Hambatan Metode ICM Dalam Pembelajaran
Dengan melihat dalam hambatan-hambatan dalam pembelajaran dan
kelemahanan dalam metode ICM maka dapat disimpulkan bahwa adanya
hambatan-hambatan lain yang akan terjadi yaitu akan terjadi kejenuhan
pembelajaran karena kondisi anak yang sekiranya sudah tidak senang lagi
dalam menanggapi kegiatan yang ada, hal ini dapat terjadi jika
pembelajaran dilaksanakan pada siang hari atau jam terakhir KBM.
Selanjutnya adalah kebanyakan dari siswa tidak mengetahui manfaat yang
didapat dalam pembelajaran sehingga membuat tingkat motivasi menjadi
rendah.
N. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Pada dasarnya suatu penelitian yang akan dibut dapat memperhatikan
penelitian yang lain yang dapat dijadikan rujukan dalam mengadakan
penelitian. Adapun penelitian yang terdahulu diantaranya sebagai berikut :
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Sri Hardiyanti (2010) yang
27
Model Pembelajaran Index Card Match pelajaran IP semester I pada Siswa
kelas V SD negeri 01 Botok Tahun Ajaran 2009/2010. Dari penelitian
tersebut didapat hasil penerapan metode Index Card Match dapat
meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA
Kedua, Erni Emiyanti (2011) yang berjudul Penerapan Metode Index
Card Match untuk Meningkatkan Motivasi Belajar pada Mata Pelajaran
IPS Terpadu Kelas VII A MTs. Erni menyimpulkan bahwa menerapkan
metode ICM dalam pembelajaran memudahkan siswa memahami pelajaran
karena dalam pembelajaran ini siswa disuguhkan pada situasi untuk
berdiskusi sehingga saling berinteraksi satu sama lain yang mirip pada
kehidupan sehari-hari. Hasil itu terlihat dari perolehan prestasi belajar yang
meningkat
Ketiga, Tatmimatun Ni’mah (2012) yang berjudul Penerapan Metode
Index Card Match untuk meningkatkan keaktifan dalam pembelajaran IPS
siswa kelas IV SDN 1 Petanahan tahun ajaran 2012/2013. Tatmimatun
menyimpulkan bahwa metode ICM ini dapat meningkatkan keaktifan anak
dalam pembelajarannya terbukti dari susunan data yang diperolehnya.
Ketiga penelitian tersebut walaupun berbeda akan tetapi masih
berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Pada penelitian ini
28
dari siswa dengan menggunakan metode ICM dalam pembelajaran
matematika.
O. Kerangka berpikir
Matematika dianggap sebagai salah satu mata pelajaran yang susah
untuk dimengerti. Dalam tingkatan pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran matematika, siswa mampu menyajikan tingkat pemahaman
yang baik terhdapa suatu materi yang diterimanya. Tetapi pada
kenyataannya, siswa sering kali tidak memahami atau mengerti secara
mendalam pengetauan yang bersifat pemahaman tersebut.
Oleh karena itu, perlu adanya penggunaan metode yang dapat
menjadikan siswa menjadi lebih aktif dan kreatif serta siswa mampu
mencapai proses belajar yang ideal. Melalu metode ICM diharapkan dapat
memberikan cara dan suasana baru yang menarik dalam pengajarannya
khususnya pada mata pelajaran matematika. Metode ICM merupakan suatu
metode pembelajaran yang menggunakan kartu, dimana kartu tersebut
berisi soal dan sekaligus jawabannya, metode ini berpotensi membuat
siswa senang. Unsur permainan yang terkandung dalam metode ini
tentunya membuat pembelajaran tidak membosankan, tentu saja penjelasan
aturan permainan perlu diberikan kepada siswa agar metode ini menjadi
29
Aktivitas belajar yang dirancang dalam metode pembelajaran ICM
memungkina siswa dapat belajar lebih menyenangkan disamping
menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan
keterlibatan belajar.
Berdasarkan sintak-sintak yang telah dijabarkan dan menilik dengan
artikel-artikel yang terkait, metode ICM ini mampu memberikan pelatihan
kepada siswa dalam hal keterampilan pengerjaan soal. Hal ini mampu
diketahui dari penyabaran cara bagaimana metode ICM dilakukan,
sehingga melalui metode ICM ini maka siswa dapat dengan langsung
berinteraksi dengan sesamanya juga sebagai media koreksi hasil yang
diperkiraan oleh seorang siswa dengan siswa yang lainnya. Dengan
demikian metode ICM ini memberikan siswa semacam pembelajaran
berkelompok, dengan demikian keterampilan anak dalam mengerjakan soal
akan meningkat, karena terpacu oleh keterampilan teman satu teamnya atau
30 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dan
kualitatif. Penelitian yang memberi gambaran atau penjelasan tentang suatu
keadaan secara objektif. Dalam hal ini penelitian akan memberi gambaran
tentang ukuran siswa dalam menguasai keterampilan mengerjakan soalnya
yang dijelasakan secara kuantitatif atau ukuran angka ( nilai) dan secara
kualitatif atau ukuran keterangan (kesimpulan).
B. Waktu danTempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas VIII SMP Bruderan Purworejo
kecamatan Purworejo Kabupaten Purworejo semester II tahun pelajaran
2013/2014. Alasan mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan,
relasi yang cukup baik dengan pihak sekolah, sehingga memudahkan dalam
mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang sangat
sesuai dengan target peneliti. Penelitian ini dilaksanakan mulai Maret 2014
31 C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIB SMP Bruderan
Purworejo kecamatan Purworejo kabupaten Purworejo Tahun pelajaran
2013/2014. Jumlah siswa di kelas tersebut sebanyak 25 siswa.
D. Objek penelitian
Objek penelitian dalam topik ini adalah keterampilan pengerjaan
soal pada siswa kelas VIIIB SMP Bruderan Purworejo Tahun Ajaran
2013/2014 dengan pokok bahasan Lingkaran.
E. Variabel Bebas dan Variabel Terikat
Pada penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif ini yang menjadi
variable bebas adalah pembelajaran dengan menggunakan metode Index
Card Match.
Dan pada penelitian ini yang menjadi variable terikat adalah
keterampilan mengerjakan soal pada matematika siswa kelas VIII SMP
Bruderan Purworejo dan kendala pemanfaatan metode Index Card Match.
F. Bentuk Data
Bentuk data dari penelitian ini adalah data kualitatif dan data
kuantitatif, berupa jawaban dari siswa kelas VIIIB dari soal test yang
hambatan-32
hambatan yang dialami siswa melalui wawancara selama mengikuti
pembelajaran dimana latihan soal dengan menggunakan metode Index
Card Match yang mewakili bentuk data kualitatif.
G. Metode Pengumpulan Data
Data diperoleh melalui test dan non test. Data yang diperoleh melalui
tes yang dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada pre tes dan post test. Tes
dilakukan untuk memperoleh data tentang peningkatan keterampilan
mengerjakan soal pada siswa kelas VIIIB pada pembelajaran matematika
dengan menggunakan metode ICM. Sedangkan data non tes diperoleh
melalui wawancara kepada siswa kelas VIIIB. Kegiatan wawancara
dilakukan untuk memperoleh data tentang kendala pemanfaatan metode
ICM pada siswa kelas VIIIB pada pembelajaran matematika.
H. Instrumen
Instrumen dalam penelitian ini ada dua yaitu intrumen pembelajaran
dan instrumen pengumpulan data, adapun rinciannya adalah sebagai
berikut:
1. Instrumen Pembelajaran
Dalam instrumen pembelajaran untuk mencapai kegiatan belajar yang
33
hal ini topiknya yaitu materi lingkaran pada matematika, berkaitan
dengan materi lingkaran pada matematika maka hal-hal yang
dikhususkan adalah pengerjaan soal tentang keliling lingkaran, luas
lingkaran, luas tembereng atau juring. Juga untuk melaksanakan
metode ICM maka harus adanya langkah-langkah metode ICM yang
sudah terpapar sebelumnya yaitu:
a. Guru menyampaikan atau mempresentasikan materi pembelajarn
b. Guru menjelaskan pada siswa bahwa kartu yang berwarna merah merupakan kartu soal, dan kartu yang berwarna kuning
merupakan jawaban
c. Sampaikan kepada siswa bahwa mereka harus mencari
atau mencocokan kartu yang dipegang dengan kartu dari
siswa lain yang warnannya beda. Guru perlu
menyampaikan batasan maksimum waktu yang diberikan
pada siswa
d. Guru membagi kartu index pada tiap siswa
e. Jika mereka telah menemukan pasangannya, mintalah
pasangan untuk duduk berdampingan. Dan guru
34
pasangannya sebelum batas waktu yang telah ditentukan,
terangkan juga agar mereka tidak memberitahu materi
yang mereka dapatkan kepada kelompok yang lain
f. Jika batas waktu yang telah ditentukan telah habis, maka
bagi siswa yang belum menemukan pasangannya diminta
untuk berkumpul sendiri
g. Mintalah satu pasangan untuk membacakan soal beserta
jawabannya. Pasangan lain dan siswa yang tidak
mendapatkan pasangan memperhatikan dan memberikan
tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak
h. Guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran
pasangan tersebut
i. Minta pasangan berikutnya untuk membacakan soal
beserta jawabanny. Begitu seterusnya sampai seluruh
pasangan melakuka presentasi
Pembuatan instrumen pembelajaran ini juga sesuai dengan tujuan
dari penelitian deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif ini. Maka
instrumen yang nantinya akan dibuat yaitu Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran(RPP) dengan Standar Kompetensi Menentukan unsur,
35
dan Luas Lingkaran, dan Menggunakan Hubungan Sudut Pusat,
Panjang Busur, Luas Juring Dalam Pemecahan Masalah ,serta
Lembar observasi yaitu lembar yang sebagai penegas adanya
kegiatan yang berlangsung ketika penelitian.
a. Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik test adapun penjelasannya adalah
sebagai berikut :
Teknik tes dilaksanakan pada awal sebelum memasuki
pembelajaran dan pada akhir pembelajaran setelah dikenakan
metode ICM. Teknik test berupa test tertulis yang dilakukan
untuk memperoleh data tentang kemampuan siswa
mengerjakan soal matematika :
1) Lembar soal pre test
Pre test dilakukan dalam Penelitian karena pre test
digunakan untuk menjadi tolak ukur akan kegiatan yang
akan di lakukan selanjutnya dalam pembelajaran.
Sehingga pre test yang diberikan akan menampilkan hasil
36
menjadi pertimbangan dalam mengajarkan materi agar
tidak terlalu jauh dari kemampuan siswa.
2) Lembar post test
Post test dilakukan dalam Penelitian karena post test
digunakan untuk mengetahui data dalam peningkatan
hasil sebelum dengan sesudah diberikan metode.
Sehingga post test yang diberikan benar-benar
memberikan gambaran hasil atau data yang menunjukan
kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika.
Adapun kisi-kisi dari soal yang akan dibuat yaitu:
KD indikator Item soal jumlah tipe
Menghitung keliling dan luas lingkaran
Menghitung keliling lingkaran
1,2 2 C2
Mencari jari-jari atau diameter lingkaran jika keliling diketahui 3 4 1 1 C2 C3 Mengaplikasikan keliling lingkaran dalam soal cerita kehidupan sehari-hari
5,6 2 C3
Menghitung luas lingkaran 7 8 1 1 C2 C3 Menghitung jari-jari atau diameter lingkaran jika diketahui luasnya 9 10 1 1 C2 C3 Mengaplikasikan luas lingkaran
37
KD indikator Item soal jumlah tipe
[image:52.612.106.535.111.566.2]dalam soal cerita Menghitung luas lingkaran dalam gambar yang diarsir
13,14 2 C2
Menggunakan
hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dalam pemecahan
Menghitung luas juring
15,16 2 C2
Menghitung jari-jari atau sudut jka luas juring diketahui
17,18 2 C2
Menghitung salah satu panjang busur
19,20 2 C2
Menghitung salah satu sudut jika salah satu panjang busur diketahui
21,22 2 C2
Menghitung luas tembereng
23,24 2 C2
Menentukan besar sudut keliling jika menghadap ke busur dan diameter yang sama
25,26 2 C2
Menghitung sudut pusat dalam soal cerita
27,28 2 C2
Aplikasi luas, dan keliling serta dalam sudut maupun tali busur dalam soal cerita
29,30 2 C3
Jumlah total 27
3) Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data
tentang peristiwa-peristiwa ataupun kejadian yang
meliputi tahap pre test, metode, post test, dan evaluasi
38 4) Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara ini dibentuk untuk mengetahui
kendala dalam penelitian ini, accuan dibentuknya
pedoman yaitu perkiraan kendala yang telah dirumuskan
yaitu adanya kejenuhan dari siswa, ketidaktahuan siswa
dalam mengambil manfaat,serta kelemahan metode ICM
itu sendiri. Maka dibentuklah kisi-kisi untuk menjadi
naskah wawancara.
Adapun kisi-kisi dari wawancara tersebut yaitu :
Pertanyaan Wawancara Apa yang anda rasakan ketika melaksanakan metode ICM dalam pembelajaran?
Bagaimana pendapat anda tentang metode ICM?
Pertanyaan Wawancara Apa hambatan anda ketika melakukan kegiatan ICM ini bersama teman-teman?
39 2. Rencana Penelitian
Dalam penelitian ini adalah penggunaan metode Index Card Match
merupakan pembelajaran yang menyenangkan yang digunakan
untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya.
Metode ini memberi penekanan pada proses pengerjaan
soal,kegiatannya mencangkup :
a. Penyajian kelas
b. Pembagian kartu
c. Menggunakan ICM sebagai kegiatan inti dalam latihan
soal
3. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 4 tahap, yaitu pre test,
metode, post test, dan refleksi.
Di dalam pre test nantinya akan di berikan soal-soal latihan dimana
siswa mengerjakan secara individu, dalam kegiatan ini nantinya
peneliti akan bekerjasama dengan guru.
Di dalam metode nantinya akan terdiri dari perencanaan, pelaksanaan
40
Adapun rincian dari perencanaan yaitu :
a. Mengidentifikasi masalah
b. Menganalisi dan merumuskan masalah
c. Merancang model ICM
d. Membuat RPP
e. Observasi tentang materi-materi pelajaran sebagai acuan
peneliti
f. Menyusun instrumen penelitian
Adapun rincian dari pelaksanaan yaitu :
a. Melaksanakan langkah-langkah sesuai dengan
perencanaan
b. Menerapkan penggunaan metode ICM
c. Menlakukan pengamatan terhadap langkag-langkah yang
dilaksanakan dalam menggukan metode ICM
d. Membuat perencanaan langkah-langkah selanjutnya
apabila belum tercapai tujuan yang diharapkan
41
Di dalam post test nantinya akan diberikan soal-soal latihan kembali
dimana siswa mengerjakan secara individu dalam kegiatan ini
nantinya peneliti akan bekerjasama dengan guru.
Refleksi :
a. Menganalisis temuan saat melakukan observasi.
b. Menganalisi kelemahan dan keberhasilan peneliti saat
menggunakan metode ICM
c. Melakukan refleksi terhadap penggunaak metode ICM
d. Melakukan refleksi terhadap keterampilan mengerjakan
soal siswa terhadap soal matematika
4. Teknik Analisi Data
a. Uji validitas instrumen
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur. Item pre test dan post test yang tidak valid berarti tidak
dapat mengukur apa yang diukur sehingga hasil yang didapat
42
dibuang atau diperbaiki. Uji validitas intrumen ini dengan
menggunakan rumus korelasi pearson yaitu:
Keterangan :
X = skor yang diperoleh subjek dari seluruh item
Y = skor total yang diperoleh dari seluruh item
∑X = jumlah skor dalam distribusi X
∑Y = jumlah skor dalam distribusi Y
∑X2
= jumlah kuadarat dari skor distribusi X
∑Y2
= jumlah kuadrat dari skor distribusi Y
N = banyaknya responden
b. Uji reliabilitas instrumen
Yaitu untuk menguji konsistensi alat ukur apakah hasilnya akan
tetap konsisten jika pengukuran diulang, sedangkan instrumen
yang tidak relibel maka tidak dapat konsisten untuk
pengukuran sehingga hasil pengukuran tidak dapat dipercaya.
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila
43
akan menghasilan data yang sama. Sugiyono ( 2010 : 173).
Rumus untuk menguji reliabilitas yaitu :
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir instrumen
∑σb2 = jumlah varians butir
σ 2
t = varian total
c. Analisis Data
Data yang terkumpul dianalisis untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Data-data berupa angka (kuantitatif) dianalisis
dengan mencari data tertinggi, data terendah dan rata-rata,
jumlah siswa yang tuntas, dan juga presentase ketuntasan
pembelajaran.
Analisis data dari hasil pre test dan post test tertulis dianalisis
secara kuantitatif dari data yang didapat dari siswa dianalisis
untuk mendapatkan deskripsi hasil dari pelaksanaan kegiatan.
Data dianalisis dengan cara presentase untuk mengetahui
44
yang telah diberikan pengajaran oleh guru. Ketuntasan siswa
akan dianalisis dengan menghitung ketuntasan klasikas sebagai
berikut:
Ketuntasan klasikal= jumlah siswa yang mengalami kenaikan nilai/jumlah seluruh siswa *100%
Dari rumus diatas dapat kita lihat keberhasilan instrumen jika
siswa mencapai ketuntasan klasikal jika >60% dari seluruh
siswa yang mengalami kenaikan nilai. Pengambilan kesimpulan
dari kenaikan nilai akan dihitung dari analisis dari data yang
telah didapat, melalui pengambilan peningkatan nilai rata-rata
dari hasil pretest dengan nilai rata-rata dari hasil hasil post test.
Kemudian peningkatan nilai rata-rata ini dapat mewakili
peningkatan keterampilan mengerjakan soal matematika
numerik.
Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dengan siswa,
melalui hasil wawancara tersebut lalu dianalisis atau diambil
45 BAB IV
PELAKSANAAN, TABULASI DATA, ANALISIS DATA DAN
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan Penelitian 1. Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen ini menggunakan kelas VIII A ( soal ujicoba
terlampir pada lampiran II), seluruh anak mengerjakan soal yang
disediakan oleh peneliti dengan batas waktu yang telah ditentukan,
siswa tidak diperbolehkan untuk membuka buku catatan ataupun
bertanya dengan temannya. Materi yang di ujikan adalah materi
tentang keliling dan luas lingkaran, busur, juring lingkaran, sudut
pusat dan sudut keliling, dengan jumlah soal 30 butir. Namun dalam
kenyataannya maksimal pengerjaan soal oleh siswa hanya sampai
dengan 14 soal saja, dengan demikian untuk menguji hasil validitas
46
Hasil validitas dan realibilitas untuk masing-masing soal dapat dilihat
[image:61.612.103.524.173.631.2]pada tabel berikut:
Tabel 4.0
Tabel Validitas dan Realibilitas
No soal validitas Realibilitas
1 -0,02 0,270
2 0,108 0,833
3 0,710 2,539
4 0,735 2,409
5 0,389 6,331
6 0,754 4,076
7 0,543 3,409
8 0,471 3,95
9 0,743 2,388
10 0,497 1,94
11 0,659 6,206
12 0,555 4,081
13 0,301 0,248
14 0,462 0,331
(Untuk hasil rincian penghitungan validitas dan realibilitas dapat dilihat
47
Penghitungan validitas ini akan menjadi dasar dalam membuat soal
untuk soal pretest dan posttest. Nilai validitas di atas telah
dibandingkan dengan uji R yang bernilai 3,745 sehingga nilai
validitas yang kurang dari 3,745 akan dimodifikasi lagi soal yang
terkait dan akan menjadi soal pretest dan posttest.
Modifikasi ini terkait dalam bentuk soal dan hitungan angka yang
berada pada soal, seperti pada soal no 1 yang validitasnya adalah
-0,02, soal no 2 yang validitasnya adalah 0,108, dan juga soal no 13
yang validitasnya adalah 0,301. Ketiga soal ini berada dibawah uji R
sehingga tidak valid dalam pengujiannya, sehingga untuk ketiga soal
tersebut di modifikasi, sehingga pada soal no 1 dalam soal tertulis
“diameter 14 cm” menjadi diameter 100cm, pada soal no2 dalam soal
dimodifikasi memiliki ilustrasi gambar, pada soal no 13 yang semula
hanya terdapat gambar dimodifikasi menjadi gambar berserta
penjelasannya titik-titiknya (bentuk soal dapat dilihat pada lampiran
48 2. Kegiatan Penelitian
Kegiatan penelitian ini berlangsung mulai tanggal 30 November 2013
sampai dengan 26 April 2014, adapun kegiatan-kegiatan yang
[image:63.612.103.534.214.557.2]dilaksanakan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Hari / Tanggal Jam Uraian Kegiatan
1 Sabtu, 30 November
2013
13.00 Mencari tahu tentang permasalahan yang ada di SMP Bruderan,
khususnya kelas VIII serta permintaan ijin mengadakan
penelitian 2 Senin ,
14 april 2014
9.45-10.25
Menguji soal untuk membuat soal pretest (pengujian soal ujicoba) 3 Sabtu,
19 april 2014
12.30 Diskusi dengan guru tentang metode ICM dan konsep penelitian 4 Senin,
21 april 2014
8.20 – 9.00
Memberikan pretest kepada siswa kelas VIII B
5 Selasa, 22 april 2014
8.20 – 9.40
Pembelajaran pada siswa kelas VIII B dengan menggunakan metode ICM ( peneliti mengamati
proses yang dijalakan guru) 6 Kamis,
24 april 2014
9.00 – 10.20
Pembelajaran pada siswa kelas VIII B dengan menggunakan metode
ICM 7 Sabtu,
26 april 2014
9.05 – 9.45
Memberikan soal posttest kepada siswa kelas VIII B
Di samping dalam menguji soal numerik atau soal yang bersifat
hitungan dalam pretest dan post test peneliti juga menyediakan tes
wawancara yang tidak terstruktur, tes wawancara tersebut
dilaksanakan pada setiap kegiatan pembelajaran yaitu tanggal 22
49
pelajaran yaitu pada pukul 09.40 sampai dengan 10.00 atau saat
usainya jam pelajaran yaitu pukul 12.35 sampai dengan 12.50.
Dalam pembuatan soal-soal yang akan diujikan dibuat perbedaan
yaitu pengacakan soal yang akan digunakan pada pretest dan pada
posttest. Dari soal ujicoba yang berjumlah 30 butir, kemudian
dipotong menjadi 14 butir karena dalam kegiatan uji coba siswa
hanya dapat mengerjakan maksimal 14 butir soal saja. Maka untuk
pembuatan soal pretest dan soal posttest hanya menggunakan 14 butir
soal, disesuaikan dengan KD yang telah ditempuh siswa. Dengan
soal yang sama dibuat instrument yang berbeda yaitu pretest dan
posttest, untuk daftar KD dan indikator yang terdapat pada butir-butir
[image:64.612.105.536.220.702.2]soal prestest ataupun posttest dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2
Soal Pretest dan Soal Posttest
KD Indikator Nomor soal
pada Pre test Nomor soal pada Post test Menghitung keliling dan luas
lingkaran
Menghitung keliling lingkaran
1,2 8,12
Mencari jari-jari atau diameter lingkaran jika keliling diketahui 3 4 9 11 Mengaplikasikan keliling lingkaran dalam soal cerita dalam kehidupan
50
KD Indikator Nomor soal
pada Pre test Nomor soal pada Post test sehari-hari Menghitung luas lingkaran 7 8 5 3 Menghitung jari-jari atau diameter lingkaran jika diketahui luasnya 9 10 6 7 Mengaplikasikan
luas lingkaran dalam soal cerita
11,12 1,2
[image:65.612.101.534.110.571.2]Menghitung luas lingkaran dalam gambar yang diarsir
13,14 10,13
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang berbeda namun
dengan bobot soal yang sama sehingga akan didapatkan hasil
peningkatan yang sesuai.
3. Kegiatan Pembelajarn
Dalam kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, pada tanggal
22 april 2014 sampai dengan tanggal 24 april 2014. Pada proses
pembelajaran yang terjadi guru memberi materi kepada siswa tentang
keliling dan luas lingkaran sesuai dengan RPP yang telah dirancang
dan didiskusikan sebelum pembelajaran berlangsung, ketercapaian
RPP dengan kegiatan pembelajaran dilapangan dapat dilihat dalam
51
Tabel 4.3
Keterlaksanaan RPP Dengan Kondisi di Lapangan *)
No Aspek yang
Diamati Total skor Skor yang dicapai Prosentase total skor Prosentase skor yang dicapai
1 Pra
pembelajaran
8 6 8% 6%
2 Membuka pelajaran
8 6 8% 6%
3 Penyajian kelas 12 9 12% 9%
4 Pengelolaan kelas
12 10 12% 10%
5 Pelak