• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan keterampilan mengerjakan soal dalam pembelajaran matematika melalui strategi pembelajaran Index Card Match (mencari pasangan) pada siswa kelas VIII B SMP Bruderan Purworejo sub bab lingkaran tahun ajaran 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan keterampilan mengerjakan soal dalam pembelajaran matematika melalui strategi pembelajaran Index Card Match (mencari pasangan) pada siswa kelas VIII B SMP Bruderan Purworejo sub bab lingkaran tahun ajaran 2013/2014."

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

Anung Wicaksono, 2014. Peningkatan Keterampilan Mengerjakan Soal Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Index Card Match (Mencari Pasangan) Pada Siswa Kelas VIII B SMP Bruderan Purworejo Sub Bab Lingkaran Tahun Ajaran 201342014. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam , Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Penelitian ini digolongkan dalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 sub bab Lingkaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan pengerjaan soal oleh siswa dan untuk mengetahui kendala dari ICM dalam pembelajaran matematika. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswa SMP Bruderan Purworejo kelas VIII B sebanyak 22 siswa.

Instrument dalam penelitian ini meliputi instrument pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pre test, post test, soal uji coba, kartu sebagai media pembelajaran, lembar wawancara. Soal uji coba digunakan untuk membuat soal pre test. Soal pre test dan soal post test digunakan untuk mengukur hasil belajar. Pengukuran respon positif dan negatif menggunakan wawancara tidak terstruktur. Pengujian validitas dan realibilitas menggunakan penghitungan secara manual dengan Microsoft excel.

Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya peningkatan keterampilan pengerjaan soal matematika dengan metode Index Card Match hal ini ditunjukan dengan hasil rerata yang meningkat dari skor pre test dengan hasil rerata 12,95 ke skor hasil post test dengan rerata 21,54. Sejumlah kendala yang ditemukan adalah 1) penguasaan materi dari sisa yang kurang memahami membuat metode ini berjalan lama dan memakan waktu lebih dari perkiraan. 2) waktu yang dibutuhkan metodeICMtidak sesuai dengan waktu yang disiapkan dalam pembelajaran. 3) pembuatan kelompok belajar dan pelaksanaan metodeICMdi dalam kelas membuat kelas sedikit gaduh, dan tidak sedikit siswa menjadi binggung.

(2)

Anung Wicaksono, 2014. The Increasing of Practice Skill in Mathematic Learning by Means of Index Card Match as Learning Strategies (Find matches) on Student of Bruderan Junior High School Class VIII B With Circle as a Subject School Year 201342014. Thesis. Mathematic Education, Department of Mathematic Education and Science, Faculty of Teacher Training and Educational Science, Sanata Dharma University in Yogyakarta.

This study is classified in quantitative and qualitative description. The research was hold on second semester of the school year 2013/2014 with circle as a subject. This study aims to determine the increasing of practice skill of students and to determine the constraints of the Index Card Match in the learning of mathematic. Subjects in this study were 22 students of Bruderan junior high school class VIII B.

Instrument in the study include a learning instrument Lesson Plan, pre-test, post-test, trial test, the card as a medium of learning, the questionnaire. Trial test is used to make pre-test. Questions about the pre-test and post-test is used to measure the learning result. Measurement of positive and negative responses using unstructured interviews to determine the constraints. Testing the validity and reliability using manual counting with Microsoft Excel.

The results showed that an increase in practice skills math problem with Index Card Match method this is shown by the results of the mean increase from 12.95 of pre test to post test with mean 21.54. Some constraints were found are 1) mastery of the material from the rest of the immature make this method run longer and more time consuming than expected. 2) the time required to held ICM method with the time set in the learning does not fit. 3) the making and implementation ICM and make learning group in class make the class a little rowdy, and not a few students become confused.

(3)

i

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGERJAKAN SOAL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI

PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH (MENCARI PASANGAN) PADA SISWA KELAS VIII B SMP BRUDERAN PURWOREJO SUB BAB

LINGKARAN TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh: Anung Wicaksono

NIM : 101414016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya

tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari orang lain, kecuali yang telah

disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya

ilmiah.

Yogyakarta, 23 September 2014

Penulis,

(7)

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGANAKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Anung Wicaksono

NIM : 101414016

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Peningkatan Keterampilan Mengerjakan Soal Dalam Pemebelajaran Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Index Card Match (Mencari Pasangan) Pada Siswa Kelas VIII B SMP Bruderan Purworejo Sub Bab

Lingkaran Tahun Ajaran 2013/2014

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitasa

Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentinga akademis tanpa

perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 23 September 2014

Yang menyatakan,

(8)

vi ABSTRAK

Anung Wicaksono, 2014. Peningkatan Keterampilan Mengerjakan Soal Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Index Card Match (Mencari Pasangan) Pada Siswa Kelas VIII B SMP Bruderan Purworejo Sub Bab Lingkaran Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam , Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Penelitian ini digolongkan dalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 sub bab Lingkaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan pengerjaan soal oleh siswa dan untuk mengetahui kendala dari ICM dalam pembelajaran matematika. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswa SMP Bruderan Purworejo kelas VIII B sebanyak 22 siswa.

Instrument dalam penelitian ini meliputi instrument pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pre test, post test, soal uji coba, kartu sebagai media pembelajaran, lembar wawancara. Soal uji coba digunakan untuk membuat soal pre test. Soal pre test dan soal post test digunakan untuk mengukur hasil belajar. Pengukuran respon positif dan negatif menggunakan wawancara tidak terstruktur. Pengujian validitas dan realibilitas menggunakan penghitungan secara manual dengan Microsoft excel.

Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya peningkatan keterampilan pengerjaan soal matematika dengan metode Index Card Match hal ini ditunjukan dengan hasil rerata yang meningkat dari skor pre test dengan hasil rerata 12,95 ke skor hasil post test dengan rerata 21,54. Sejumlah kendala yang ditemukan adalah 1) penguasaan materi dari sisa yang kurang memahami membuat metode ini berjalan lama dan memakan waktu lebih dari perkiraan. 2) waktu yang dibutuhkan metode ICM tidak sesuai dengan waktu yang disiapkan dalam pembelajaran. 3) pembuatan kelompok belajar dan pelaksanaan metode ICM di dalam kelas membuat kelas sedikit gaduh, dan tidak sedikit siswa menjadi binggung.

(9)

vii ABSTRACT

Anung Wicaksono, 2014. The Increasing of Practice Skill in Mathematic Learning by Means of Index Card Match as Learning Strategies (Find matches) on Student of Bruderan Junior High School Class VIII B With Circle as a Subject School Year 2013/2014. Thesis. Mathematic Education, Department of Mathematic Education and Science, Faculty of Teacher Training and Educational Science, Sanata Dharma University in Yogyakarta.

This study is classified in quantitative and qualitative description. The research was hold on second semester of the school year 2013/2014 with circle as a subject. This study aims to determine the increasing of practice skill of students and to determine the constraints of the Index Card Match in the learning of mathematic. Subjects in this study were 22 students of Bruderan junior high school class VIII B.

Instrument in the study include a learning instrument Lesson Plan, pre-test, post-test, trial test, the card as a medium of learning, the questionnaire. Trial test is used to make pre-test. Questions about the pre-test and post-test is used to measure the learning result. Measurement of positive and negative responses using unstructured interviews to determine the constraints. Testing the validity and reliability using manual counting with Microsoft Excel.

The results showed that an increase in practice skills math problem with Index Card Match method this is shown by the results of the mean increase from 12.95 of pre test to post test with mean 21.54. Some constraints were found are 1) mastery of the material from the rest of the immature make this method run longer and more time consuming than expected. 2) the time required to held ICM method with the time set in the learning does not fit. 3) the making and implementation ICM and make learning group in class make the class a little rowdy, and not a few students become confused.

(10)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyusun skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam skripsi

ini penulis membahas tentang penggunaan metode Index Card Match untuk

meningkatkan keterampilan pengerjaan soal pada siswa kelas VIII B SMP

Bruderan Purworejo dalam pembelajaran matematika.

Penulis menyadai bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak

mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari

berbagai pihak sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat

diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd selaku Kepala

Program Studi yang telah membantu dalam kelancaran

penulisan skripsi.

2. Ibu Ch. Enny Murwaningtyas, M.Si. selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang telah membantu dalam kelancaran penulisan

skripsi ini.

3. Bapak Drs. Sugiarto Pudjohartono, M.T. selaku Dosen

Pembimbing Skripsi yang telah dengan sabar meluangkan

(11)

ix

arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada penulis

selama menyusun skripsi.

4. Bapak Petrus Sutanto,S.Pd. selaku kepala sekolah SMP Bruderan

Purworejo, beserta guru-guru yang telah mengizinkan dan membantu

penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka penyelesaian

penulisan skripsi ini.

5. Bapak A. Sigid Dwi Hartoko,S.Si selaku guru kelas VIII B SMP

Bruderan Purworejo yang telah membantu penulis dalam

mengumpulkan data demi kelancaran dalam pelaksanaan penelitian

dan menyelesaikan penulisan skripsi ini.

6. Siswa kelas VIII B yang telah membantu dalam kelancaran dalam

mengumpulkan data dalam penelitian

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini

Penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang berisifat membangun

demi kesempurnaan skripsi ini dan bermanfaat.

Yogyakarta, 17 Agustus 2014

(12)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……… ii

HALAMAN PENGESAHAN……… iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI……….. v

ABSTRAK………. vi

ABSTRACT……… vii

KATA PENGANTAR………. viii

DAFTAR ISI……… x

DAFTAR TABEL……….. xii

DAFTAR LAMPIRAN………... xiii

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Rumusan Masalah………... 3

C. Batasan Istilah……… 4

D. Tujuan Penelitian……….. 5

E. Manfaat penelitian ……… 6

F. Sistematika Penulisan……… 6

BAB II KAJIAN TEORI……… 8

A. Pembelajaran……….. 8

B. Hambatan Dalam Pembelajaran ………. . 10

C. Keterampilan Pengerjaan Soal Matematika……….. 12

D. Problem Solving Dalam Matematika………. 14

E. Problem Solving dalam Pengajaran Kelas………. 15

(13)

xi

G. Lingkaran Sebagai Topik Matematika SMP……….. 18

H. Pengertian Metode Index Card Match……… 19

I. Langkah-langkah Metode Index Card Match……..……….. 20

J. Tujuan Penerapan Metode Index Card Match……… 22

K. Kelebihan Metode Index Card Match……… 24

L. Kelemahan Metode Index Card Match………... 25

M. Perkiraan Hambatan Metode Index Card Match……… 26

N. Kajian Hasil Penelitian Relevan……… 26

O. Kerangka Berpikir………. 28

BAB III METODE PENELITIAN……… 30

A. Jenis Penelitian………. 30

B. Waktu dan Tempat Penelitian……….. 30

C. Subjek Penelitian………. 31

D. Objek Penelitian……….. 31

E. Variabel Bebas dan Variabel Terikat……….. 31

F. Bentuk Data……… 31

G. Metode Pengumpulan Data……… 32

H. Instrumen……… 32

1. Instrumen Pembelajaran………... 32

2. Rencana Penelitian……….. 39

3. Teknik Pengumpulan Data……….. 39

4. Teknik Analisi Data……… 41

BAB IV PELAKSANAAN,TABULASI DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN……….. 45

A. Pelaksanaan Penelitian………. 45

B. Tabulasi Data……….. 52

C. Analisis Data……….. 59

D. Pembahasan Hasil Analisis Data……… 62

E. Keterbatasan Penelitian……….. 64

BAB V KESIMPULAN……….. 66

A. Peningkatan Keterampilan Pengerjaan Soal Oleh Siswa………. 66

B. Kendala dan Solusi………. 66

(14)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel Validasi dan Realibilitas ... 46

Tabel Pelaksanaan Penelitian ... 48

Tabel soal Pre Test dan Post test ... 49

Tabel Keterlaksanaan RPP ... 51

Tabel Hasil Pre Test... 53

Tabel Hasil Post Test ... 54

Tabel Ringkasan Data Wawancara ... 58

Tabel Hasil Peningkatan Nilai Akhir ... 59

(15)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

A. Lampiran I ... 72

B. Lampiran II ... 76

C. Lampiran III ... 81

D. Lampiran IV... 83

E. Lampiran V ... 85

F. Lampiran VI... 100

G. Lampiran VII ... 103

H. Lampiran VIII ... 107

I. Lampiran IX... 111

J. Lampiran X ... 116

K. Lampiran XI... 119

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu

manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu

menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Pendidikan khususnya di

Indonesia selalu mengalami suatu penyempurnaan yang pada akhirnya

menghasilkan hasil pendidikan yang berkualitas.

Sejalan perkembangan masyarakat dewasa ini pendidikan banyak menghadapi berbagai tantangan, salah satunya berkenaan dengan

peningkatan mutu pendidikan. Dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan dengan mengacu pada tujuan pendidikan nasional Indonesia.

Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan cara

memperbaiki proses belajar mengajar. Belajar mengajar pada dasarnya

adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa

dalam situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam mengajar dituntut

kesabaran, keuletan dan sikap terbuka disamping kemampuan dalam

(17)

2

Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika berlangsung dalam

kondisi dan situasi yang kondusif, hangat, menyenangkan, menarik dan

nyaman (Eni Suprihatin,dkk 2012). Oleh karena itu, guru harus memahami

berbagai karakteristik siswa, sehingga mampu memilih strategi mengajar

yang tepat dan mampu menggunakan model pembelajaran yang bervariasi

sesuai dengan tujuan maupun kompetensi yang diharapkan.

Keterampilan belajar merupakan keahlian yang didapatkan oleh

seorang individu melalui proses latihan yang berkesinambungan dan

mencakup aspek optimalisasi cara-cara belajar baik dalam domain kognitif,

afektif ataupun psikomotorik. Oleh karena itu meningkatkan keterampilan

belajar dalam matematika sangat penting guna memecahkan masalah dalam

matematika yang menjurus kedalam hal-hal lain dalam matematika sehingga

terwujudnya tujuan dari pembelajaran matematika atau tujuan pendidikan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika kelas VIII B

SMP Bruderan Purworejo didapat bahwa permasalahan yang terjadi di

lapangan adalah kurangnya minat siswa dalam mengerjakan soal-soal yang

diberikan. Siswa cenderung bosan dengan soal –soal yang diberikan oleh

guru secara individual ataupun kelompok, dan sebagian besar hasil belajar

siswa kelas VIII B kurang dari batas KKM yaitu 72. Perhatian siswa dalam

mengerjakan soal juga kurang karena banyak siswa yang asik bermain

(18)

3

ini akan mempengaruhi keterampilan siswa itu dalam hal masalah

matematika.

Hal-hal inilah yang menarik minat peneliti untuk mengadakan

penelitian di SMP Bruderan Purworejo. Peneliti memandang perlu

diterapkannya suatu strategi pembelajaran dengan suatu strategi yang dapat

meningkatkan keterampilan belajar siswa. Untuk membantu siswa lebih

terampil dalam memecahkan masalah di bidang matematika dengan

gamblang sehingga membuat pelajaran matematika bukanlah momok bagi

siswa.

Untuk mengatasi masalah kurangnya keterampilan pengerjaan soal

matematika oleh siswa agar tidak berkelanjutan, maka diterapkan berbagai

metode yang bervariasi. Salah satu metode yang diterapkan yaitu

pembelajaran matematika dengan strategi pebelajaran Index Card Match

(mencari pasangan).

B. Rumusan Masalah

1. Adakah peningkatan keterampilan pengerjaan soal oleh siswa dalam

proses belajar matematika menggunakan strategi pembelajaran Index

(19)

4

2. Apa kendala pemanfaatan metode Index Card Match di kalangan

para siswa kelas VIII B SMP Bruderan Purworejo pada pembelajaran

matematika

C. Batasan Istilah

Keterampilan yaitu kemampuan untuk menggunakan akal, fikiran, ide dan kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah ataupun membuat

sesuatu menjadi lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dan

hasil pekerjaan tersebut.

Keterampilan mengerjakan soal matematika yaitu kemampuan seorang individu untuk menggunakan fikiran, ide, dan kreatifitas dalam

mengerjakan soal-soal matematika melalui pelatihan yang konsisten dan

rutin untuk mendapatkan hasil yang cepat,tepat dan akurat.

Metode Index Card Match merupakan sebuah strategi pembelajaran yang membantu siswa untuk mendapat pengetahuan, keterampilan, dan

sikap secara aktif serta menjadikan belajar tidak terlupakan (Silbermen,

2007 : 121 dan 265). Metode pembelajaran Index Card Match bisa

digunakan sebagai metode alternatif yang dirasa lebih bisa memahami

karakteristik belajar peserta didik yang berbeda-beda.

(20)

5

siswa dalam mengerjakan soal soal matematika menggunakan Index Card

Match. Ketika sebuah metode tersebut menjadi metode pelatihan soal untuk

mngukur seberapa tinggi metode pelatihan itu mempengaruhi keterampilan

siswa dalam mengerjakan soal-soal yang nantinya akan diberikan. Yaitu

kemampuan seorang individu untuk menggunakan pikiran, ide, dan

kreatifitas dalam mengerjakan soal-soal matematika melalui pelatihan yang

konsisten dan rutin untuk mendapatkan hasil yang cepat,tepat dan akurat.

D. Tujuan Penelitian

Sebuah tindakan pasti memiliki tujuan begitu pula dengan penelitian

ini. Tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui adanya peningkatan keterampilan pengerjaan soal

oleh siswa dalam proses pembelajaran matematika dengan

menggunakan metode ICM.

2. Untuk mengetahui kendala dari ICM dan solusinya dalam

(21)

6 E. Manfaat Penelitian

Sebagai penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif, penelitian ini

memberikan manfaat pada pembelajaran matematika :

1. Manfaat Bagi Siswa

Siswa mendapatkan pengalaman baru, siswa menjadi lebih aktif

dalam pembelajarandan berfikir kreatif, mendapatkan suasana baru

dalam pembelajaran.

2. Manfaat Bagi Guru

Guru mendapatkan suatu model pembelajaran yang baru, guru lebih

banyak berinteraksi dengan siswa, guru mengetahui kesulitan siswa.

3. Manfaat Bagi Calon Guru

Menjadikan metode ini referensi sebagi metode dalam penelitian.

F. Sistematika Penulisan

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai inti pokok dari penulisan pada

bab I sampai dengan bab V, dijelaskan sebagai beikut :

Bab I berisi tentang latar belakang masalah yang akan di teliti juga

subjek yang akan diteliti.

Bab II berisi tentang landasan teori pendukung penelitian tentang

Metode Index Card Match. Juga teori–teori pendukung yang lain,

(22)

7

Bab III berisi tentang metode penelitian, disini akan dijelaskan

mengenai bagaimana sebuah penelitian akan berlangsung dan

bagaimana pengolahan data akan dilaksanakan.

Bab IV berisi tentang analisis penelitian, di mana segala data yang

didapat akan ditampilkan, kemudian dianalisis, lalu dibahas.

Bab V berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang telah

(23)

8 BAB II KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran

Kata pembelajaran berasala dari bentuk kata belajar. Kata belajar

berasal dari kata ajar. Pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan

menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Kamus Besar Bahasa

Indonesia, BP 2002).

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2005:297) “Pembelajaran adalah

kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk

membuat siswa belajar aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber

belajar”.

Secara teoritis, pembelajaran yang bermakna mampu mengantarkan

siswa belajar secara bermakna pula. Sebagaimana yang diungakapkan oleh

Trianto (2009:17) “Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang

kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan”. Pembelajaran secara

simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara

pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran dalam makna

(24)

9

siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya)

dalam rangkan mencapai tujuan yang diharapkan.

Pembelajaran matematika yang efektif akan dapat membantu siswa

dalam kehidpuan seahari-harinya, siswa mampu menyelesaikan sendiri

permasalahan yang sedang dihadapinya dalam kehidupan sehari-harinya.

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran mengandung pengertian suatu rangkaian yang mempengaruhi

pembelajar sehingga proses belajarnya dapat berlangsung dengan mudah

dan siswa aktif menerima informasi, sehingga siswa menemukan

pertalian-pertalian secara teori dan prakteknya.

Menurut Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun

2003 dijelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Sementara itu Dimyati dan Mudjiono (2005) menjabarkan bahwa

pembelajaran adalah kehgiatan guru secara terprogram dalam desain

intruktional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan

pada penyediaan sumber belajar. Pembelajaran merupakan suatu proses

yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku

yang baru secara keseluruhan, sebgai hasil dari pengalaman individu itu

(25)

10

Dari beberapa pengertian pembelajaran yang dikemukakan oleh para

ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses

interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada

lingkungan belajar.

B. Hambatan Dalam Pembelajaran

Dalam paparan Idris (1992) hambatan dalam pembelajaran berasal

dari berbagai aspek berikut ini :

1. Kondisi psikologis pada anak

Dalam pembelajaran dibutuhkan psikologis yang rilek dan santai, jika pada

saat pembelajaran psikologis anak tidak baik, ibarat ada tekanan maka

pembelajaran yang akan diberikan tidak mampu diterima dengan baik.

2. Kejenuhan dalam pembelajaran

Suatu pembelajaran memerlukan variasi cara dalam interaksinya

kepada siswa, metode atau sistem yang cenderung monoton pada

pembelajaran akan membuat siswa menjadi bosan dan jenuh.

Sehingga pembelajarn menjadi tidak menarik.

3. Tidak menyenangi subjek yang dipelajari

Sesuatu yang tidak disukai pasti akan dibuang atau dikesampingkan,

(26)

11

dijauhi. Dengan demikian maka pembelajaran pun pasti akan dijauhi,

hal ini membuat pembelajaran menjadi tidak efisien.

4. Tidak mengetahui tentang manfaat dari objek yang dipelajari

Sebelum kita belajar pastilah kita harus mengetahui manfaatnya,

cenderungnya jika tidak dapat ditemui sehari-hari maka sebuah

pelajaran menjadi tak ada manfaatnya. Hal ini membuat

pembelajaran menjadi lebih abstrak dan siswa memandang

pembelajaran matematika menjadi hal yang tidak berguna.

5. Tingkat intelektual

Tingkat intelektual menjadi dasar dari siswa, dalam hal ini tingkat

intelektual mendasari akan keberhasilan pembelajaran. Tingginya

tingkat intelektual akan membuat pembelajaran lebih berarti, namun

(27)

12

C. Keterampilan Pengerjaan Soal Matematika

Keterampilan adalah kemampuan untuk mengoperasikan pekerjaan

secara mudah dan cermat (Gordon (1994 : 55 dalam Mokoginta 2013))

yang memerlukan praktek atau dapat diartikan sebagai implikasi dari

aktivitas (Nadler (1986 : 73 dalam Mokoginta 2013)). Keterampilan juga

merupakan pengembangan dari hasil training dan pengalaman yang didapat

(Dunnette (1976 : 33 dalam Mokoginta 2013)), keterampilan juga

membutuhkan kemampuan dasar (basic ability) untuk melakukan

pekerjaan secara mudah dan tepat (Iverson (2001 : 133 dalam Mokoginta

2013)) dalam kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan sosial yang

mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi

(Conny Semiawan (1987 : 17-18)).

Menurut Robbins (2000 : 494-495) pada dasarnya keterampilan dapat

dikategorikan menjadi empat, yaitu:

1. Basic Literacy Skill

Keahlian dasar merupakan keahlian seseorang yang pasti dan wajib

dimiliki oleh kebanyakan orang seperti membaca, menulis dan

(28)

13 2. Technical Skill

Keahlian teknik merupakan keahlian seseorang dalam pengembangan

teknik yang dimiliki, seperti menghitung secara tepat.

3. Interpersonal Skill

Keahlian interpersonal merupakan kemampuan seseorang secara

efektif untuk berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan

kerja, seperti pendengar yang baik, menyampaikan pendapat secara

jelas, dan bekerja dalam satu team.

4. Problem Solving

Menyelesaikan masalah adalah proses aktivitas untuk menajamkan

logika, berargumentasi, dan penyelesaian masalah serta kemampuan

untuk mengetahui penyebab, mengembangkan alternative dan

menganalisa serta memilih penyelesaian yang baik.

Dari ke-empat dasar keterampilan menurut Robbins , maka dalam

topik bahasan ini yang lebih terfokuskan adalah tentang Problem Solving

dalam matematika.

Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

Keterampilan berarti kemampuan untuk mengoperasikan suatu pekerjaan

(29)

14

Sedangkan keterampilan pengerjaan soal matematika adalah aktivitas

untuk mengembangkan kemampuan dasar dari kegiatan belajar mengajar

yg berfokus pada perlibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses

penyelesaian soal-soal matematika yang diberikan dalam proses kegiatan

belajar mengajar, serta mampu memberikan jawaban yang benar, cepat dan

tepat.

D. Problem Solving dalam Matematika

Istilah problem solving ada pada berbagai profesi dan disiplin ilmu

dan memiliki pengertian yang berbeda. Problem solving dalam pengajaran

matematika memiliki arti yang khusus (Branca, 1980, h. 3). ‘Problem

solving dalam matematika adalah proses dimana seorang siswa atau

kelompok siswa (cooperative group) menerima tantangan yang

berhubungan dengan persoalan matematika dimana penyelesaiannya dan

caranya tidak langsung bisa ditentukan dengan mudah dan penyelesaiannya

memerlukan ide matematika’ (Mathematics Course Development Support

Material 1989: Dikutip di Blane dan Evans, 1989, h. 367). Dalam problem

solving, biasanya, permasalahan-permasalahan tidak tersajikan dalam

peristilahan matematika. Permasalahan yang digunakan dapat diangkat dari

permasalahan kehidupan nyata (real life situation) yang pemecahannya

(30)

15

Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Problem

Solving dalam Matematika adalah kegiatan/proses di mana seseorang siswa

atau kelompok siswa dalam mencari jawaban dari setiap masalah

matematika yang diberikan dalam proses belajar mengajar.

E. Problem Solving dalam Pengajaran Kelas

Ada sejumlah alasan kuat mengapa problem solving perlu ditekankan

sebagai aspek penting dan sangat berarti dalam menciptakan pengajaran

matematika yang efektif. Alasan pertama adalah harapan untuk membuat

matematika lebih dapat diterapkan (more applicable) dalam kehidupan

murid diluar pengajaran kelas atau dalam situasi baru yang belum familiar

(Penglley, 1989, h. 10). Alasan yang kedua adalah problem solving

memberikan kesempatan (opportunities) dan dapat mendorong siswa

berdiskusi tentang dengan siswa yang lainnya, yaitu pada proses

menemukan jawab dari permasalahan (Gervasoni, 1998, h. 23). Alasan

lebih lanjut mengapa pendekatan problem solving sangat berharga

(valuable) adalah karena problem solving dapat mendorong murid untuk

menyusun teorinya sendiri (their own theories), mengujinya, menguji teori

temannya, membuangnya jika teori tersebut tidak konsisten dan mencoba

yang lainya (National Council of Teacher of Mathematics 1989: Dikutip di

(31)

16 F. Mata Pelajaran Matematika di SMP

Dalam hal ini akan dibahas pengertian matematika dari para ahli dan

tujuan matematika di SMP yang di ambil dari referensi buku karangan

supatmono tahun 2002.

Menurut Riedesel (1996 dalam Catur Supatmono 2002:7),

matematika adalah kumpulan dan aturan. Matematika bukanlah sekedar

menghitung. Matematika merupakan sebuah bahasa, kegiatan pembangkit

masalah dan pemecahan masalah, kegiatan menemukan dan mempelajari

pola serta hubungan. Pengertian matematika menurut Andi Hakim

Nasution (1982:12) matematika adalah ilmu struktur, urutan. Dan

hubungan yang meliputi dasar-dasar perhitungan, pengukuran, dan

penggambaran bentuk objek. Menurut Susilo (1998 dalam Catur

Supatmono 2002 : 8), matematika bukanlah sekedar kumpulan angka,

simbol, dan rumus yang tidak ada kaitannya dengan dunia nyata. Justru

sebaliknya, matematika tumbuh dan berakar dari duni nyata. Menurut

Yansen Marpaung (1998 dalam Catur Supatmono 2002:9), matematika

adalah ilmu yang dalam perkembangannya penggunaannya menaganut

metode deduksi. Menurut Suwarsono (1999 dalam Catur Supatmono

2002:10), matematika adalah ilmu yang memliki sifat khas yaitu; objek

(32)

17

digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan proses berpikir yang dibatasi

oleh aturan-aturan yang ketat.

Matematika sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di SMP

mempunyai tujuan penagajaran tersendiri yang disebut tujuan kurikuler

matematika. Adapun tujuan mempelajari matematika seperti yang

dikemukakan oleh Andi Hakim Nasution(1982) , yaitu sebagai berikut:

1. Matematika dapat digunakan untuk mengetahui gejala-gejala alam

2. Dengan penggunaan metode matematika dapat diperhitungkan segala

sesuatu dalam pengambilan keputusan.

3. Matematika penting sebagai sains untuk perkembangan budaya

bangsa.

4. Matematika dapat digunakan dalam lapangan kerja.

5. Matematka dapat menyampaikan ide-ide secara benar, tepat dan jelas

kepada orang lain

Tujuan mempelajari matematika di SMP adalah agar siswa memliki

kemampuan yang dapat digunakan melalui kegiatan matematika sebagai

bekal untuk melanjutkan kependidikan menengah serta mempunyai

keterampilan matematika sebagai peningkatandan perluasan dari

(33)

sehari-18

hari dan mempunyai pandangan yang dan memiliki sikap logis, cermat,

kreatif dan disiplin serta menghargai kegiatan matematika.

G. Lingkaran Sebagai Topik Matematika SMP

Lingkaran adalah himpunan semua titik di sebuah bidang datar yang

memiliki jarak yang sama dari suatu titik tetap pada bidang tersebut. Titik

tetap pada bidang itu disebut dengan titik pusat lingkaran. Adapun jarak

sama dari satu titik ke titik pusat dengan titik yang lain disebut dengan

jari-jari lingkaran. Lingkaran dipelajari-jari dalam matematika ini berguna untuk

menghitung sesuatu benda dalam kehidupan nyata yang berbentuk mirip

dengan sebuah bangun datar lingkaran. Dalam matematika lingkaran

dipelajari dari hal keliling, luas, hingga garis singgung. Namun dalam

tingkatan SMP lingkaran biasanya lebih di utamakan dalam menghitung

keliling, luas, dan luas juring atau tembereng. Dalam hal ini siswa dituntut

untuk terampil dalam memecahkan masalah yang menyangkut lingkaran

dalam hal keliling, luas, luas juring atau tembereng, terampil ini dapat

diwujudkan nyata sebagai pengerjaan soal-soal mengenai lingkaran,

(34)

19 H. Pengertian Metode Index Card Match

Menurut Hisyam Zaini(2008:66) metode index card match merupakan

metode pembelajaran yang cukup menyenangkan yang digunakan guru dengan

catatan, peserta didik diberi tugas mempelajari topic yang akan diajarkan terlebih

dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan.

Metode index card match tidak hanya digunakan dalam mata pelajaran

matematika saja, tetapi dapat digunakan dalam mata pelajaran yang lainya.

Berdasarkan pernyataan tersebut didalam metode ini terdapat permainan

pembelajaran yang menyenangkan sehingga membuat siswa tidak cepat jenuh

dalam melakukannya serta bersifat mendidik sebagai alat bantu pembelajaran.

Menurut Erni Emiyati (2011:26) metode index card match (mencari

pasangan jawaban) yaitu suatu cara yang digunakan pendidik dengan

maksud mengajak pesera didik untuk menemukan jawaban yang cocok

dengan pertanyaan yang sudah disiapkan. Erni juga menambahkan bahwa

metode index card match merupakan suatu metode pembelajaran yang

menggunakan kartu, dimana kartu tersebut berisi soal dan sekaligus

jawabannya. Metode ini berpotensi membuat siswa senang. Unsur

permainan yang terkandung dalam metode ini tentunya membuat

pembelajaran tidak membosankan. Tentu saja penjelasan aturan permainan

(35)

20

Untuk penggunaan, kartu tersebut dibagikan keoada seluruh siswa dan

siswa berfikir sejenak apa yang cocok untuk jawaban pertanyaan yang ada

di kartu tersebut dan mencari jawabanya yang ada di kartu yang lainnya.

Keadaan ini menggambarkan bahwa kegiatan proses belajar mengajar

dikelas tidak hanya berupa penyajian informasi saja, siswa dating duduk

dan mendengarkan, tetapi siswa juga ikut berperan aktif dalam

berlangsungnya proses belajar mengajar. Proses pembelajaran semacam ini

tidak harus didalam kelas, bisa juga diluar kelas agar peserta didik tidak

measa bosan sebab penyakit yang diderita peserta didik selama mengikuti

pelajaran adalah kejenuhan.

I. langkah-langkah metode ICM dalam kegiatan Pembelajaran

Menurut Hisyam Zaini (2008) secara umum langkah-langkah pembelajaran

dengan index card match dalam kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

1. Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah siswa dalam kelas

2. Bagi jumlah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama.

3. Tulis soal tentang materi yang telah siswa pelajari pada setengah

bagian kertas yang telah disiapkan sehingga selanjutnya disebut

(36)

21

4. Pada separuh kertas lain, tulis jawaban dari soal-soal pada kartu soal

sehingga selanjutnya disebut kartu jawaban.

5. Kocoklah semua kertas sehingga kartu soal dan kartu jawaban

tercampur.

6. Guru menyampaikan atau mempresentasikan materi pembelajarn

7. Guru menjelaskan pada siswa bahwa kartu yang berwarna merah

merupakan kartu soal, dan kartu yang berwarna kuning merupakan

jawaban

8. Sampaikan kepada siswa bahwa mereka harus mencari atau

mencocokan kartu yang dipegang dengan kartu dari siswa lain yang

berbeda warna. Guru perlu menyampaikan batasan maksimum waktu

yang diberikan pada siswa

9. Guru membagi kartu index pada tiap siswa

10. Jika mereka telah menemukan pasangannya, mintalah pasangan

untuk duduk berdampingan. Dan guru memberikan poin pada tiap

siswa yang menemukan pasangannya sebelum batas waktu yang telah

ditentukan, terangkan juga agar mereka tidak memberitahu materi

(37)

22

11. Jika batas waktu yang telah ditentukan telah habis, maka bagi siswa

yang belum menemukan pasangannya diminta untuk berkumpul

sendiri

12. Mintalah satu pasangan untuk membacakan soal beserta jawabannya.

Pasangan lain dan siswa yang tidak mendapatkan pasangan

memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah pasangan itu

cocok atau tidak

13. Guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran pasangan tersebut

14. Minta pasangan berikutnya untuk membacakan soal beserta

jawabannya. Begitu seterusnya sampai seluruh pasangan melakukan

presentasi

J. Tujuan Penerapan Metode Index Card Match

Menurut Hisyam Zaini (2008:69) tujuan penerapan metode Index

Card Match (ICM) ini, yaitu untuk melatih peserta didik agar lebih cermat

dan lebih kuat terhadap keterampilannya dalam pemahamannya terhadap

suatu materi pokok.

Dengan metode ICM ini siswa akan lebih semangat dan antusias

dalam belajarnya dan lebih cermat dan mudah dalam menyelesaikan

(38)

23

materi pelajaran. Dalam metode ICM, pengajar juga sangat senang bila

peserta didik berani aktif dan mengungkapkan gagasan, berani mendebat

apa yang dijelaskan dalam presentasi karena mereka melihat dari segi yang

lain. Untuk itu, pengajar selalu memberikan kesempatan bagi peserta didik

untuk mengungkapkan gagasan-gagasan alternative mereka, pengajar, akan

sangant senang dan menghargai peserta didik yang dapat mengerjakan

suatu persoalan dengan cara yang berbeda-beda. Kebebasan berpikir sangat

dihargai dan ditekankan disini, hal ini berakibat pada suasana kelas, artinya

suasana kelas akan hidup dan peserta didik akan aktif dalam pembelajaran

sehingga menimbulkan sebuah kompetisi yang kuat yang akan saling

mendukung satu sama lain.

Dalam penelitian ini metode ICM digunakan untuk meningkatkan

keterampilan mengerjakan soal bagi siswa. Oleh karena itu persiapan yang

perlu dilakukan yaitu:

1. Membuat beberapa pertanyaan sesuai materi yang dipelajari. Tulis

pada kartu-kartu pertanyaan.

2. Membuat kunci jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah

dibuat. Tulis dalam kartu-kartu jawaban. Agar ada perbedaan pada

(39)

24

3. Jumlah kartu soal dan kartu jawaban disesuaikan dengan jumlah

siswa.

4. Agar siwa antusias dalam melakukan permainan ICM, siswa bersama

guru membuat aturan yang berisi penghargaan bagi siswa yang

berhasil.

5. Sediakan lembaran untuk mencatat pasangan-pasangan yang berhasil.

Hisyam Zaini (2008:69) juga menambahkan, bahwa metode ICM

mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangannya, yaitu sebagai berikut :

K. Kelebihan metode Index Card match

Berikut ini beberapa kelebihan dari metode Index Card Match yang

telah Hisyam Zaini (2008) paparkan yaitu :

1. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif

maupun fisik.

2. Karena terdapat unsur permainan, metode ini menyenangkan.

3. Meningkatkan pemahaman siswa terhdap materi yang dipelajari.

4. Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa.

5. Efektif melatih kedisiplinan siswa dalam menghargai waktu untuk

(40)

25 L. Kelemahan Metode Index Card Match

Disamping dari kelebihan metode Index Card match, maka

ditemukan pula beberapa kelemahan dari metode Index Card Match, antara

lain :

1. Jika guru tidak merancang dengan baik, maka banyak waktu yang

akan terbuang.

2. Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, pada saat siswa

membacakan kartunya banyak siswa yang kurang memperhatikan

yang akan menjadikan suasana menjadi ramai.

3. Menggunakan metode ICM secara terus menerus akan menimbulkan

kebosanan.

4. Metode ini terkendala dilakukan di jumlah siswa tidak genap.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa keunggulan dari metode ini akan

tercipta suasana aktif dalam belajar. Dengan demikian, saat metode

tersebut diterapkan pada jam pelajaran terakhir pun, siswa akan tertarik

untuk aktif karena bukan suatu metode yang monoton. Sedangkan

kelemahan dari metode ini adalah ada siswa yang mengambil jalan pintas

dengan meminta tolong pada temannya untuk mencarikan jawaban, dan ada

(41)

26

adanya peraturan yang mengikat mereka dan guru sehingga tidak ada

nantinya kesalah pengertian. Dan agar metode ini tidak terkendala karena

jumlah siswa yang ganji, maka dapat dimodifikasi dan disesuaikan dengan

kondisi siswa.

M. Perkiraan Hambatan Metode ICM Dalam Pembelajaran

Dengan melihat dalam hambatan-hambatan dalam pembelajaran dan

kelemahanan dalam metode ICM maka dapat disimpulkan bahwa adanya

hambatan-hambatan lain yang akan terjadi yaitu akan terjadi kejenuhan

pembelajaran karena kondisi anak yang sekiranya sudah tidak senang lagi

dalam menanggapi kegiatan yang ada, hal ini dapat terjadi jika

pembelajaran dilaksanakan pada siang hari atau jam terakhir KBM.

Selanjutnya adalah kebanyakan dari siswa tidak mengetahui manfaat yang

didapat dalam pembelajaran sehingga membuat tingkat motivasi menjadi

rendah.

N. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Pada dasarnya suatu penelitian yang akan dibut dapat memperhatikan

penelitian yang lain yang dapat dijadikan rujukan dalam mengadakan

penelitian. Adapun penelitian yang terdahulu diantaranya sebagai berikut :

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Sri Hardiyanti (2010) yang

(42)

27

Model Pembelajaran Index Card Match pelajaran IP semester I pada Siswa

kelas V SD negeri 01 Botok Tahun Ajaran 2009/2010. Dari penelitian

tersebut didapat hasil penerapan metode Index Card Match dapat

meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA

Kedua, Erni Emiyanti (2011) yang berjudul Penerapan Metode Index

Card Match untuk Meningkatkan Motivasi Belajar pada Mata Pelajaran

IPS Terpadu Kelas VII A MTs. Erni menyimpulkan bahwa menerapkan

metode ICM dalam pembelajaran memudahkan siswa memahami pelajaran

karena dalam pembelajaran ini siswa disuguhkan pada situasi untuk

berdiskusi sehingga saling berinteraksi satu sama lain yang mirip pada

kehidupan sehari-hari. Hasil itu terlihat dari perolehan prestasi belajar yang

meningkat

Ketiga, Tatmimatun Ni’mah (2012) yang berjudul Penerapan Metode

Index Card Match untuk meningkatkan keaktifan dalam pembelajaran IPS

siswa kelas IV SDN 1 Petanahan tahun ajaran 2012/2013. Tatmimatun

menyimpulkan bahwa metode ICM ini dapat meningkatkan keaktifan anak

dalam pembelajarannya terbukti dari susunan data yang diperolehnya.

Ketiga penelitian tersebut walaupun berbeda akan tetapi masih

berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Pada penelitian ini

(43)

28

dari siswa dengan menggunakan metode ICM dalam pembelajaran

matematika.

O. Kerangka berpikir

Matematika dianggap sebagai salah satu mata pelajaran yang susah

untuk dimengerti. Dalam tingkatan pemahaman siswa terhadap materi

pembelajaran matematika, siswa mampu menyajikan tingkat pemahaman

yang baik terhdapa suatu materi yang diterimanya. Tetapi pada

kenyataannya, siswa sering kali tidak memahami atau mengerti secara

mendalam pengetauan yang bersifat pemahaman tersebut.

Oleh karena itu, perlu adanya penggunaan metode yang dapat

menjadikan siswa menjadi lebih aktif dan kreatif serta siswa mampu

mencapai proses belajar yang ideal. Melalu metode ICM diharapkan dapat

memberikan cara dan suasana baru yang menarik dalam pengajarannya

khususnya pada mata pelajaran matematika. Metode ICM merupakan suatu

metode pembelajaran yang menggunakan kartu, dimana kartu tersebut

berisi soal dan sekaligus jawabannya, metode ini berpotensi membuat

siswa senang. Unsur permainan yang terkandung dalam metode ini

tentunya membuat pembelajaran tidak membosankan, tentu saja penjelasan

aturan permainan perlu diberikan kepada siswa agar metode ini menjadi

(44)

29

Aktivitas belajar yang dirancang dalam metode pembelajaran ICM

memungkina siswa dapat belajar lebih menyenangkan disamping

menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan

keterlibatan belajar.

Berdasarkan sintak-sintak yang telah dijabarkan dan menilik dengan

artikel-artikel yang terkait, metode ICM ini mampu memberikan pelatihan

kepada siswa dalam hal keterampilan pengerjaan soal. Hal ini mampu

diketahui dari penyabaran cara bagaimana metode ICM dilakukan,

sehingga melalui metode ICM ini maka siswa dapat dengan langsung

berinteraksi dengan sesamanya juga sebagai media koreksi hasil yang

diperkiraan oleh seorang siswa dengan siswa yang lainnya. Dengan

demikian metode ICM ini memberikan siswa semacam pembelajaran

berkelompok, dengan demikian keterampilan anak dalam mengerjakan soal

akan meningkat, karena terpacu oleh keterampilan teman satu teamnya atau

(45)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dan

kualitatif. Penelitian yang memberi gambaran atau penjelasan tentang suatu

keadaan secara objektif. Dalam hal ini penelitian akan memberi gambaran

tentang ukuran siswa dalam menguasai keterampilan mengerjakan soalnya

yang dijelasakan secara kuantitatif atau ukuran angka ( nilai) dan secara

kualitatif atau ukuran keterangan (kesimpulan).

B. Waktu danTempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas VIII SMP Bruderan Purworejo

kecamatan Purworejo Kabupaten Purworejo semester II tahun pelajaran

2013/2014. Alasan mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan,

relasi yang cukup baik dengan pihak sekolah, sehingga memudahkan dalam

mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang sangat

sesuai dengan target peneliti. Penelitian ini dilaksanakan mulai Maret 2014

(46)

31 C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIB SMP Bruderan

Purworejo kecamatan Purworejo kabupaten Purworejo Tahun pelajaran

2013/2014. Jumlah siswa di kelas tersebut sebanyak 25 siswa.

D. Objek penelitian

Objek penelitian dalam topik ini adalah keterampilan pengerjaan

soal pada siswa kelas VIIIB SMP Bruderan Purworejo Tahun Ajaran

2013/2014 dengan pokok bahasan Lingkaran.

E. Variabel Bebas dan Variabel Terikat

Pada penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif ini yang menjadi

variable bebas adalah pembelajaran dengan menggunakan metode Index

Card Match.

Dan pada penelitian ini yang menjadi variable terikat adalah

keterampilan mengerjakan soal pada matematika siswa kelas VIII SMP

Bruderan Purworejo dan kendala pemanfaatan metode Index Card Match.

F. Bentuk Data

Bentuk data dari penelitian ini adalah data kualitatif dan data

kuantitatif, berupa jawaban dari siswa kelas VIIIB dari soal test yang

(47)

hambatan-32

hambatan yang dialami siswa melalui wawancara selama mengikuti

pembelajaran dimana latihan soal dengan menggunakan metode Index

Card Match yang mewakili bentuk data kualitatif.

G. Metode Pengumpulan Data

Data diperoleh melalui test dan non test. Data yang diperoleh melalui

tes yang dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada pre tes dan post test. Tes

dilakukan untuk memperoleh data tentang peningkatan keterampilan

mengerjakan soal pada siswa kelas VIIIB pada pembelajaran matematika

dengan menggunakan metode ICM. Sedangkan data non tes diperoleh

melalui wawancara kepada siswa kelas VIIIB. Kegiatan wawancara

dilakukan untuk memperoleh data tentang kendala pemanfaatan metode

ICM pada siswa kelas VIIIB pada pembelajaran matematika.

H. Instrumen

Instrumen dalam penelitian ini ada dua yaitu intrumen pembelajaran

dan instrumen pengumpulan data, adapun rinciannya adalah sebagai

berikut:

1. Instrumen Pembelajaran

Dalam instrumen pembelajaran untuk mencapai kegiatan belajar yang

(48)

33

hal ini topiknya yaitu materi lingkaran pada matematika, berkaitan

dengan materi lingkaran pada matematika maka hal-hal yang

dikhususkan adalah pengerjaan soal tentang keliling lingkaran, luas

lingkaran, luas tembereng atau juring. Juga untuk melaksanakan

metode ICM maka harus adanya langkah-langkah metode ICM yang

sudah terpapar sebelumnya yaitu:

a. Guru menyampaikan atau mempresentasikan materi pembelajarn

b. Guru menjelaskan pada siswa bahwa kartu yang berwarna merah merupakan kartu soal, dan kartu yang berwarna kuning

merupakan jawaban

c. Sampaikan kepada siswa bahwa mereka harus mencari

atau mencocokan kartu yang dipegang dengan kartu dari

siswa lain yang warnannya beda. Guru perlu

menyampaikan batasan maksimum waktu yang diberikan

pada siswa

d. Guru membagi kartu index pada tiap siswa

e. Jika mereka telah menemukan pasangannya, mintalah

pasangan untuk duduk berdampingan. Dan guru

(49)

34

pasangannya sebelum batas waktu yang telah ditentukan,

terangkan juga agar mereka tidak memberitahu materi

yang mereka dapatkan kepada kelompok yang lain

f. Jika batas waktu yang telah ditentukan telah habis, maka

bagi siswa yang belum menemukan pasangannya diminta

untuk berkumpul sendiri

g. Mintalah satu pasangan untuk membacakan soal beserta

jawabannya. Pasangan lain dan siswa yang tidak

mendapatkan pasangan memperhatikan dan memberikan

tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak

h. Guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran

pasangan tersebut

i. Minta pasangan berikutnya untuk membacakan soal

beserta jawabanny. Begitu seterusnya sampai seluruh

pasangan melakuka presentasi

Pembuatan instrumen pembelajaran ini juga sesuai dengan tujuan

dari penelitian deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif ini. Maka

instrumen yang nantinya akan dibuat yaitu Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran(RPP) dengan Standar Kompetensi Menentukan unsur,

(50)

35

dan Luas Lingkaran, dan Menggunakan Hubungan Sudut Pusat,

Panjang Busur, Luas Juring Dalam Pemecahan Masalah ,serta

Lembar observasi yaitu lembar yang sebagai penegas adanya

kegiatan yang berlangsung ketika penelitian.

a. Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik test adapun penjelasannya adalah

sebagai berikut :

Teknik tes dilaksanakan pada awal sebelum memasuki

pembelajaran dan pada akhir pembelajaran setelah dikenakan

metode ICM. Teknik test berupa test tertulis yang dilakukan

untuk memperoleh data tentang kemampuan siswa

mengerjakan soal matematika :

1) Lembar soal pre test

Pre test dilakukan dalam Penelitian karena pre test

digunakan untuk menjadi tolak ukur akan kegiatan yang

akan di lakukan selanjutnya dalam pembelajaran.

Sehingga pre test yang diberikan akan menampilkan hasil

(51)

36

menjadi pertimbangan dalam mengajarkan materi agar

tidak terlalu jauh dari kemampuan siswa.

2) Lembar post test

Post test dilakukan dalam Penelitian karena post test

digunakan untuk mengetahui data dalam peningkatan

hasil sebelum dengan sesudah diberikan metode.

Sehingga post test yang diberikan benar-benar

memberikan gambaran hasil atau data yang menunjukan

kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika.

Adapun kisi-kisi dari soal yang akan dibuat yaitu:

KD indikator Item soal jumlah tipe

Menghitung keliling dan luas lingkaran

Menghitung keliling lingkaran

1,2 2 C2

Mencari jari-jari atau diameter lingkaran jika keliling diketahui 3 4 1 1 C2 C3 Mengaplikasikan keliling lingkaran dalam soal cerita kehidupan sehari-hari

5,6 2 C3

Menghitung luas lingkaran 7 8 1 1 C2 C3 Menghitung jari-jari atau diameter lingkaran jika diketahui luasnya 9 10 1 1 C2 C3 Mengaplikasikan luas lingkaran

(52)

37

KD indikator Item soal jumlah tipe

[image:52.612.106.535.111.566.2]

dalam soal cerita Menghitung luas lingkaran dalam gambar yang diarsir

13,14 2 C2

Menggunakan

hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dalam pemecahan

Menghitung luas juring

15,16 2 C2

Menghitung jari-jari atau sudut jka luas juring diketahui

17,18 2 C2

Menghitung salah satu panjang busur

19,20 2 C2

Menghitung salah satu sudut jika salah satu panjang busur diketahui

21,22 2 C2

Menghitung luas tembereng

23,24 2 C2

Menentukan besar sudut keliling jika menghadap ke busur dan diameter yang sama

25,26 2 C2

Menghitung sudut pusat dalam soal cerita

27,28 2 C2

Aplikasi luas, dan keliling serta dalam sudut maupun tali busur dalam soal cerita

29,30 2 C3

Jumlah total 27

3) Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data

tentang peristiwa-peristiwa ataupun kejadian yang

meliputi tahap pre test, metode, post test, dan evaluasi

(53)

38 4) Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara ini dibentuk untuk mengetahui

kendala dalam penelitian ini, accuan dibentuknya

pedoman yaitu perkiraan kendala yang telah dirumuskan

yaitu adanya kejenuhan dari siswa, ketidaktahuan siswa

dalam mengambil manfaat,serta kelemahan metode ICM

itu sendiri. Maka dibentuklah kisi-kisi untuk menjadi

naskah wawancara.

Adapun kisi-kisi dari wawancara tersebut yaitu :

Pertanyaan Wawancara Apa yang anda rasakan ketika melaksanakan metode ICM dalam pembelajaran?

Bagaimana pendapat anda tentang metode ICM?

Pertanyaan Wawancara Apa hambatan anda ketika melakukan kegiatan ICM ini bersama teman-teman?

(54)

39 2. Rencana Penelitian

Dalam penelitian ini adalah penggunaan metode Index Card Match

merupakan pembelajaran yang menyenangkan yang digunakan

untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya.

Metode ini memberi penekanan pada proses pengerjaan

soal,kegiatannya mencangkup :

a. Penyajian kelas

b. Pembagian kartu

c. Menggunakan ICM sebagai kegiatan inti dalam latihan

soal

3. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 4 tahap, yaitu pre test,

metode, post test, dan refleksi.

Di dalam pre test nantinya akan di berikan soal-soal latihan dimana

siswa mengerjakan secara individu, dalam kegiatan ini nantinya

peneliti akan bekerjasama dengan guru.

Di dalam metode nantinya akan terdiri dari perencanaan, pelaksanaan

(55)

40

Adapun rincian dari perencanaan yaitu :

a. Mengidentifikasi masalah

b. Menganalisi dan merumuskan masalah

c. Merancang model ICM

d. Membuat RPP

e. Observasi tentang materi-materi pelajaran sebagai acuan

peneliti

f. Menyusun instrumen penelitian

Adapun rincian dari pelaksanaan yaitu :

a. Melaksanakan langkah-langkah sesuai dengan

perencanaan

b. Menerapkan penggunaan metode ICM

c. Menlakukan pengamatan terhadap langkag-langkah yang

dilaksanakan dalam menggukan metode ICM

d. Membuat perencanaan langkah-langkah selanjutnya

apabila belum tercapai tujuan yang diharapkan

(56)

41

Di dalam post test nantinya akan diberikan soal-soal latihan kembali

dimana siswa mengerjakan secara individu dalam kegiatan ini

nantinya peneliti akan bekerjasama dengan guru.

Refleksi :

a. Menganalisis temuan saat melakukan observasi.

b. Menganalisi kelemahan dan keberhasilan peneliti saat

menggunakan metode ICM

c. Melakukan refleksi terhadap penggunaak metode ICM

d. Melakukan refleksi terhadap keterampilan mengerjakan

soal siswa terhadap soal matematika

4. Teknik Analisi Data

a. Uji validitas instrumen

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur. Item pre test dan post test yang tidak valid berarti tidak

dapat mengukur apa yang diukur sehingga hasil yang didapat

(57)

42

dibuang atau diperbaiki. Uji validitas intrumen ini dengan

menggunakan rumus korelasi pearson yaitu:

Keterangan :

X = skor yang diperoleh subjek dari seluruh item

Y = skor total yang diperoleh dari seluruh item

∑X = jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2

= jumlah kuadarat dari skor distribusi X

∑Y2

= jumlah kuadrat dari skor distribusi Y

N = banyaknya responden

b. Uji reliabilitas instrumen

Yaitu untuk menguji konsistensi alat ukur apakah hasilnya akan

tetap konsisten jika pengukuran diulang, sedangkan instrumen

yang tidak relibel maka tidak dapat konsisten untuk

pengukuran sehingga hasil pengukuran tidak dapat dipercaya.

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila

(58)

43

akan menghasilan data yang sama. Sugiyono ( 2010 : 173).

Rumus untuk menguji reliabilitas yaitu :

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir instrumen

∑σb2 = jumlah varians butir

σ 2

t = varian total

c. Analisis Data

Data yang terkumpul dianalisis untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Data-data berupa angka (kuantitatif) dianalisis

dengan mencari data tertinggi, data terendah dan rata-rata,

jumlah siswa yang tuntas, dan juga presentase ketuntasan

pembelajaran.

Analisis data dari hasil pre test dan post test tertulis dianalisis

secara kuantitatif dari data yang didapat dari siswa dianalisis

untuk mendapatkan deskripsi hasil dari pelaksanaan kegiatan.

Data dianalisis dengan cara presentase untuk mengetahui

(59)

44

yang telah diberikan pengajaran oleh guru. Ketuntasan siswa

akan dianalisis dengan menghitung ketuntasan klasikas sebagai

berikut:

Ketuntasan klasikal= jumlah siswa yang mengalami kenaikan nilai/jumlah seluruh siswa *100%

Dari rumus diatas dapat kita lihat keberhasilan instrumen jika

siswa mencapai ketuntasan klasikal jika >60% dari seluruh

siswa yang mengalami kenaikan nilai. Pengambilan kesimpulan

dari kenaikan nilai akan dihitung dari analisis dari data yang

telah didapat, melalui pengambilan peningkatan nilai rata-rata

dari hasil pretest dengan nilai rata-rata dari hasil hasil post test.

Kemudian peningkatan nilai rata-rata ini dapat mewakili

peningkatan keterampilan mengerjakan soal matematika

numerik.

Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dengan siswa,

melalui hasil wawancara tersebut lalu dianalisis atau diambil

(60)

45 BAB IV

PELAKSANAAN, TABULASI DATA, ANALISIS DATA DAN

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan Penelitian 1. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen ini menggunakan kelas VIII A ( soal ujicoba

terlampir pada lampiran II), seluruh anak mengerjakan soal yang

disediakan oleh peneliti dengan batas waktu yang telah ditentukan,

siswa tidak diperbolehkan untuk membuka buku catatan ataupun

bertanya dengan temannya. Materi yang di ujikan adalah materi

tentang keliling dan luas lingkaran, busur, juring lingkaran, sudut

pusat dan sudut keliling, dengan jumlah soal 30 butir. Namun dalam

kenyataannya maksimal pengerjaan soal oleh siswa hanya sampai

dengan 14 soal saja, dengan demikian untuk menguji hasil validitas

(61)

46

Hasil validitas dan realibilitas untuk masing-masing soal dapat dilihat

[image:61.612.103.524.173.631.2]

pada tabel berikut:

Tabel 4.0

Tabel Validitas dan Realibilitas

No soal validitas Realibilitas

1 -0,02 0,270

2 0,108 0,833

3 0,710 2,539

4 0,735 2,409

5 0,389 6,331

6 0,754 4,076

7 0,543 3,409

8 0,471 3,95

9 0,743 2,388

10 0,497 1,94

11 0,659 6,206

12 0,555 4,081

13 0,301 0,248

14 0,462 0,331

(Untuk hasil rincian penghitungan validitas dan realibilitas dapat dilihat

(62)

47

Penghitungan validitas ini akan menjadi dasar dalam membuat soal

untuk soal pretest dan posttest. Nilai validitas di atas telah

dibandingkan dengan uji R yang bernilai 3,745 sehingga nilai

validitas yang kurang dari 3,745 akan dimodifikasi lagi soal yang

terkait dan akan menjadi soal pretest dan posttest.

Modifikasi ini terkait dalam bentuk soal dan hitungan angka yang

berada pada soal, seperti pada soal no 1 yang validitasnya adalah

-0,02, soal no 2 yang validitasnya adalah 0,108, dan juga soal no 13

yang validitasnya adalah 0,301. Ketiga soal ini berada dibawah uji R

sehingga tidak valid dalam pengujiannya, sehingga untuk ketiga soal

tersebut di modifikasi, sehingga pada soal no 1 dalam soal tertulis

“diameter 14 cm” menjadi diameter 100cm, pada soal no2 dalam soal

dimodifikasi memiliki ilustrasi gambar, pada soal no 13 yang semula

hanya terdapat gambar dimodifikasi menjadi gambar berserta

penjelasannya titik-titiknya (bentuk soal dapat dilihat pada lampiran

(63)

48 2. Kegiatan Penelitian

Kegiatan penelitian ini berlangsung mulai tanggal 30 November 2013

sampai dengan 26 April 2014, adapun kegiatan-kegiatan yang

[image:63.612.103.534.214.557.2]

dilaksanakan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Hari / Tanggal Jam Uraian Kegiatan

1 Sabtu, 30 November

2013

13.00 Mencari tahu tentang permasalahan yang ada di SMP Bruderan,

khususnya kelas VIII serta permintaan ijin mengadakan

penelitian 2 Senin ,

14 april 2014

9.45-10.25

Menguji soal untuk membuat soal pretest (pengujian soal ujicoba) 3 Sabtu,

19 april 2014

12.30 Diskusi dengan guru tentang metode ICM dan konsep penelitian 4 Senin,

21 april 2014

8.20 – 9.00

Memberikan pretest kepada siswa kelas VIII B

5 Selasa, 22 april 2014

8.20 – 9.40

Pembelajaran pada siswa kelas VIII B dengan menggunakan metode ICM ( peneliti mengamati

proses yang dijalakan guru) 6 Kamis,

24 april 2014

9.00 – 10.20

Pembelajaran pada siswa kelas VIII B dengan menggunakan metode

ICM 7 Sabtu,

26 april 2014

9.05 – 9.45

Memberikan soal posttest kepada siswa kelas VIII B

Di samping dalam menguji soal numerik atau soal yang bersifat

hitungan dalam pretest dan post test peneliti juga menyediakan tes

wawancara yang tidak terstruktur, tes wawancara tersebut

dilaksanakan pada setiap kegiatan pembelajaran yaitu tanggal 22

(64)

49

pelajaran yaitu pada pukul 09.40 sampai dengan 10.00 atau saat

usainya jam pelajaran yaitu pukul 12.35 sampai dengan 12.50.

Dalam pembuatan soal-soal yang akan diujikan dibuat perbedaan

yaitu pengacakan soal yang akan digunakan pada pretest dan pada

posttest. Dari soal ujicoba yang berjumlah 30 butir, kemudian

dipotong menjadi 14 butir karena dalam kegiatan uji coba siswa

hanya dapat mengerjakan maksimal 14 butir soal saja. Maka untuk

pembuatan soal pretest dan soal posttest hanya menggunakan 14 butir

soal, disesuaikan dengan KD yang telah ditempuh siswa. Dengan

soal yang sama dibuat instrument yang berbeda yaitu pretest dan

posttest, untuk daftar KD dan indikator yang terdapat pada butir-butir

[image:64.612.105.536.220.702.2]

soal prestest ataupun posttest dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2

Soal Pretest dan Soal Posttest

KD Indikator Nomor soal

pada Pre test Nomor soal pada Post test Menghitung keliling dan luas

lingkaran

Menghitung keliling lingkaran

1,2 8,12

Mencari jari-jari atau diameter lingkaran jika keliling diketahui 3 4 9 11 Mengaplikasikan keliling lingkaran dalam soal cerita dalam kehidupan

(65)

50

KD Indikator Nomor soal

pada Pre test Nomor soal pada Post test sehari-hari Menghitung luas lingkaran 7 8 5 3 Menghitung jari-jari atau diameter lingkaran jika diketahui luasnya 9 10 6 7 Mengaplikasikan

luas lingkaran dalam soal cerita

11,12 1,2

[image:65.612.101.534.110.571.2]

Menghitung luas lingkaran dalam gambar yang diarsir

13,14 10,13

Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang berbeda namun

dengan bobot soal yang sama sehingga akan didapatkan hasil

peningkatan yang sesuai.

3. Kegiatan Pembelajarn

Dalam kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, pada tanggal

22 april 2014 sampai dengan tanggal 24 april 2014. Pada proses

pembelajaran yang terjadi guru memberi materi kepada siswa tentang

keliling dan luas lingkaran sesuai dengan RPP yang telah dirancang

dan didiskusikan sebelum pembelajaran berlangsung, ketercapaian

RPP dengan kegiatan pembelajaran dilapangan dapat dilihat dalam

(66)

51

Tabel 4.3

Keterlaksanaan RPP Dengan Kondisi di Lapangan *)

No Aspek yang

Diamati Total skor Skor yang dicapai Prosentase total skor Prosentase skor yang dicapai

1 Pra

pembelajaran

8 6 8% 6%

2 Membuka pelajaran

8 6 8% 6%

3 Penyajian kelas 12 9 12% 9%

4 Pengelolaan kelas

12 10 12% 10%

5 Pelak

Gambar

Tabel Validasi dan Realibilitas ...................................................................
gambar yang diarsir
Tabel 4.0 Tabel Validitas dan Realibilitas
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rata-rata peningkatan kolesterol total pada hewan coba terbesar akibat perlakuan ditemukan pada perlakuan pakan standar dengan probiotik dan minyak ikan (A3), yaitu meningkat

Pembuatan penjadwalan pada proyek Apartemen Gateway Pasteur- Bandung dibuat dengan menggunakan metode CPM berbasis Microsoft Project dengan data- data yang

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2013 ini ialah reflectance, dengan judul Perkiraan Nilai Reflectance Berdasarkan Warna

[r]

Rangsangan maksimal merupakan rangsangan yang lebih besar daripada rangsangan liminal dan mampu menimbulkan kontraksi otot maksimal, sementara rangsangan supramaksimal merupakan

“Behavior of spent HTR fuel elements in aquatic phases of repository host rock formations,” 2 nd International Topical Meeting on High Temperature Reactor Technology.. Beijing,

،دعاقلا ىلع يشاملاو ،يشاملا ىلع بكارلا ِّمللُسيي ريثكلا ىلع ليلقلاو5. Lengkapilah hadits yang kosong

Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan, kesetiaan antara lain kepada raja, cinta, kasih sayang, hormat, atau