• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN POLA ASUH DAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN PSIKOMOTOR ANAK USIA 6-12 BULAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN POLA ASUH DAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN PSIKOMOTOR ANAK USIA 6-12 BULAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN POLA ASUH DAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN PSIKOMOTOR ANAK USIA 6-12 BULAN (Survei di Desa Karangsembung Kecamatan Jamanis Kabupaten

Tasikmalaya Tahun 2013) Devi Pujiawati

1)

Nur Lina, SKM., M.Kes (Epid)

2)

dan Lilik Hidayanti, SKM., M.Kes

2)

Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi

Jl. Siliwangi No. 24 PO box 164 Tlp (0265) 330 634 Tasikmalaya 46115 1. Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Siliwangi (devi.puji.09@gmail.com )

2. Staf Pengajar Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi (nurlina.unsil.ac.id)

Abstrak

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini merupakan pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Perkembangan motorik di usia balita terkait dengan perkembangan fisik dan rasa percaya diri, oleh karena itu pengasuhan dan asupan gizi merupakan faktor yang sangat erat kaitannya dengan perkembangan motorik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola asuh orangtua dan status gizi terhadap perkembangan motorik anak usia 6-12 bulan di Desa Karangsembung Kecamatan Jamanis. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pada anak yang memiliki perkembangan psikomotor sesuai dengan usianya sebagian besar pola asuh orangtuanya masuk dalam kategori baik dengan persentase 77,8% anak perkembangan psikomotornya sesuai dan 22,2% psikomotornya meragukan. Sedangkan orangtua yang memiliki pola asuh kurang sebagian besar anaknya memiliki perkembangan psikomotor meragukan dengan persentase 62,5%. Berdasarkan hasil uji Chi Square (Fisher Exact Test) didapatkan hasil pvalue <0,05 (0,037) maka terdapat hubungan pola asuh orangtua dengan perkembangan psikomotor anak usia 6-12 bulan.

Sedangkan pada anak yang memiliki perkembangan psikomotor sesuai dengan usianya sebagian besar status gizinya normal, dengan persentase 78,1% dan 21,9% anak psikomotornya meragukan. Namun pada anak yang berstatus gizi gemuk setengahnya (50%) memiliki perkembangan psikomotor sesuai dan 50%

meragukan. Dari hasil uji Chi Square (Fisher Exact Test) didapatkan hasil pvalue

> 0,05 (0,135) maka tidak ada hubungan antara status gizi dengan perkembangan psikomotor anak usia 6-12 bulan di Desa Karangsembung Kecamatan Jamanis.

Kata Kunci : Pola Asuh, Status Gizi, Perkembangan motorik

(2)

Abstract

The Correlation of Parenting and Nutritional Status with Psychomotor Development Children Aged 6-12 Months (Survey at Desa Karangsembung Kecamatan Jamanis Kabupaten Tasikmalaya in 2013)

The important period in the development of the child is past toddler. Because at this time is a fundamental growth that will affect and determine subsequent child development. Motor development is the growth process of a child's motor skills.

Motor development at the age of the children associated with the physical development and self-confidence, therefore care and nutrition is a factor that is closely associated with the development of motor. The purpose of this study was to determine the relationship of parent parenting and nutritional status of the motor development of children aged 6-12 months at Desa Karangsembung Kecamatan Jamanis. Based on the results of this research is that the psychomotor development of children who have age-appropriate parenting parents most in either category, with a 77,8% percentage of its corresponding child psychomotor development, and 22.2% had psychomotor dubious. While parents who have less parenting most children have psychomotor development dubious with percentage 62.5%. Based on the results of chi square tests (Fisher Exact Test) results obtained pvalue <0.05 (0.037) we can conclude there is a relationship with the parent parenting psychomotor development of children aged 6-12 months.

Whereas children who have age-appropriate psychomotor development largely normal nutritional status, with a percentage of 78.1% and 21.9% of children his dubious psychomotor. However, the nutritional status of children are obese half (50%) had psychomotor development of appropriate and 50% doubted. From the results of the Chi Square test (Fisher Exact Test) results obtained pvalue> 0.05 (0.135) then there is no relationship between the nutritional status of psychomotor development in children aged 6-12 months at Desa Karangsembung Kecamatan Jamanis in 2013.

Keywords : Parenting, Nutritional Status, Physiccomotor Development Children

Literature : 10 (2000-201

(3)

PENDAHULUAN

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita.

Karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreatifitas, kesadaran emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengn kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.

Pengasuhan merupakan faktor yang sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan anak berusia di bawah lima tahun. Masa anak usia 1-5 tahun (balita) adalah masa dimana anak masih sangat membutuhkan suplai makanan dan gizi dalam jumlah yang cukup dan memadai. Kekurangan gizi pada masa ini dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang secara fisik, mental, sosial dan intelektual yang sifatnya menetap dan terus dibawa sampai anak menjadi dewasa. Secara lebih spesifik, kekurangan gizi dapat menyebabkan keterlambatan pertumbuhan badan, lebih penting lagi keterlambatan perkembangan otak. Pada masa ini juga, anak masih benar-benar tergantung pada perawatan dan pengasuhan oleh ibunya. Pengasuhan kesehatan dan makanan pada tahun pertama kehidupan sangatlah penting untuk perkembangan anak. Perkembangan motorik kasar di usia balita terkait dengan perkembangan fisik dan rasa percaya diri. Bila pada usia tertentu anak belum bisa melakukan motorik kasar, maka anak telah mengalami keterlambatan.

Masih tingginya angka kejadian gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia balita khususnya gangguan perkembangan motorik didapatkan 23,5 (27,5%) / 5 juta anak mengalami gangguan (UNICEF, 2005). Sedangkan masalah perkembangan anak seperti keterlambatan motorik, berbahasa, perilaku, autisme, hiperaktif, dalam beberapa tahun terakhir ini semakin meningkat, angka kejadian di Amerika serikat berkisar 12-16,6%, Thailand 24%, Argentina 22,5% dan di Indonesia antara 13%-18%.

Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan peneliti di dua posyandu

(Posyandu Rajamandala dan Karang Mulya) sebanyak 11 balita diteliti dengan

hasil didapatkan 6 orang balita (54,5%) perkembangan psikomotornya sesuai

(S), 3 orang balita (27,2%) mendapatkan hasil meragukan (M) dan 1 orang

balita (9 %) mengalami penyimpangan (P). Oleh karena pentingnya masalah

tersebut maka penulis sangat tertarik untuk meneliti “Hubungan Pola Asuh dan

Status Gizi dengan Perkembangan Psikomotor Anak Usia 6-12 bulan di Desa

Karangsembung Kecamatan Jamanis Tahun 2013”.

(4)

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Karangsembung Kecamatan Jamanis Kabupaten Tasikmalaya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu balita yang memiliki anak usia 6-12 bulan berjumlah 55 yang ada di Desa Karangsembung Kabupaten Tasikmalaya. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling jenuh dengan kriteria,anak yang akan diperiksa dalam keadaan sehat. Jumlah populasi sebanyak 55 balita dengan sampel 55 balita. Namun, berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi dari 55 balita, hanya terdapat 44 balita yang menjadi sampel.

Pengumpulan data pola asuh yaitu menggunakan kuesioner pola asuh yang sudah disesuaikan dengan usia anak yang akan diteliti. Sedangkan untuk mengetahui perkembangan menggunakan kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP) yang telah dibakukan oleh Kementrian Kesehatan. Untuk status gizi digunakan metode antropometri dengan standar BB/TB yang dikonfersikan ke dalam tabel rujukan WHO-2005.

Pengolahan data dilakukan dengan berbagai tahap meliputi editing, coding yaitu pengkodean dan pemberian skor pada masing-masing jawaban, entry, cleaning dan tabulating. Kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan program komputer untuk melihat hubungan pola asuh dan status gizi dengan perkembangan psikomotor. Hipotesis penelitian (Ha) diterima jika ρ <0,05 dengan tingkat kepercayaan 95%.

HASIL PENELITIAN Analisis Univariat

Hasil pengumpulan data mengenai pola asuh orangtua, status gizi anak dan perkembangan psikomotor anak usia 6-12 bulan.

Tabel 1

Distribusi Frekuensi Responden dan Sampel Berdasarkan Pola Asuh Orangtua, Status Gizi Anak dan Perkembangan Motorik Anak di Desa Karangsembung

Kecamatan Jamanis Tahun 2013

Variabel Jumlah (n) Presentase (%) Pola Asuh Orangtua

Baik Kurang

36 8

81,8 18,2 Status Gizi Anak

Normal Gemuk

32 12

72,7 17,3 Perkembangan Motorik

Sesuai 31

70,5

(5)

Meragukan 13 29,5

Total 44 100

Tabel 1 menunjukkan bahwa responden dengan pola asuh baik lebih banyak (81,8%) daripada responden dengan pola asuh kurang (18,2%). Pada sampel, hanya ditemukan anak dengan status gizi gemuk dengan jumlah 12 orang (17,63%) dan anak dengan status gizi normal berjumlah 32 orang (72,7%) . Sedangkan pada perkembangan motorik, 31 anak (70,5%) dengan perkembangan motorik sesuai dan 13 anak (29,5%) dengan perkembangan motorik meragukan. Tidak ditemukan anak dengan

perkembangan motorik menyimpang.

Hubungan Pola Asuh Oangtua dengan Perkembangan Psikomotor Tabel 2

Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Perkembangan Psikomotor Anak Usia 6- 12 Bulan di Desa Karangsembung Kecamatan Jamanis

Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2013

Pola Asuh Orangtua

Perkembangan Psikomotor

Jumlah

Ρ Sesuai Meragukan

N % N % N %

Baik 34 81 8 19 42 100

0,037

Kurang 4 40 6 60 10 100

Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square diperoleh bahwa ada hubungan antara pola asuh orangtua dengan perkembangan psikomotor anak usia 6-12 bulan di Desa Karangsembung Kecamatan Jamanis Tahun 2013.

Hubungan Status Gizi terhadap Perkembangan Psikomotor Tabel 3

Hubungan Status Gizi terhadap Perkembangan Psikomotor di Desa Karangsembung Kecamatan Jamanis Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2013

Status Gizi

Perkembangan Psikomotor

Jumlah

Ρ Sesuai Meragukan

N % N % N %

Normal 25 78,1 7 21,9 32 100

0,135

Gemuk 6 50 6 50 12 100

Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square (Fisher Exact Test) didapatkan

hasil pvalue > 0,05 (pvalue=0,135) maka dapat disimpulkan tidak ada

hubungan antara status gizi dengan perkembangan psikomotor anak usia 6-

12 bulan di Desa Karangsembung Kecamatan Jamanis Tahun 2013.

(6)

PEMBAHASAN

Jumlah responden dan sampel dalam penelitian ini adalah 44 orang ibu dan anak usia 6-12 bulan. Berdasarkan hasil penelitian dari 44 responden, pada anak yang memiliki perkembangan psikomotor sesuai dengan usianya sebagian besar pola asuh orangtuanya masuk dalam kategori baik, dengan persentase 77,8%

anak perkembangan psikomotornya sesuai dan 22,2% memiliki psikomotor meragukan. Sedangkan orangtua yang memiliki pola asuh kurang sebagian besar anaknya memiliki perkembangan psikomotor meragukan dengan persentase 62,5%. Dari uji statistik didapatkan hasil pvalue 0,037 hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh orangtua dengan perkembangan psikomotor anak usia 6-12 bulan di Desa Karangsembung Tahun 2013. Ini Berarti bahwa semakin baik pola asuh yang diberikan oleh orang tua kepada anak, akan meningkatkan tingkat perkembangan psikomotor.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian Listriana (2012) bahwa terdapat hubungan pola asuh dengan perkembangan psikomotor anak. Orang tua yang mempunyai pola asuh buruk, didapatkan hasil mempunyai perkembangan anak normal (14,3 %) yang meragukan (85,7%). Sedangkan orang tua yang mempunyai pola asuh sedang, sebagian mempunyai perkembangan anak yang normal (80 %) dan yang meragukan (20 %). Sedangkan orang tua yang mempunyai pola asuh baik sebagian besar mempunyai perkembangan anak normal (86,4 %) dan meragukan (18,6 %).

Menurut Djiwandono orang tua selalu mempunyai pengaruh yang paling kuat pada anak. Setiap orang tua mempunyai pola asuh tersendiri dari segi asuh, asah, dan asih dalam hubungannya dengan anak-anaknya,dan ini mempengaruhi perkembangan anak. Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama dan utama bagi anak sehingga memberi pengaruh terbesar bagi perkembangan anak. Keluarga terutama ayah dan ibu memberikan dasar pembentukan tingkah laku, watak, moral dan pendidikan anak. Pengalaman interaksi di dalam keluarga akan menentukan pola dan tingkah laku anak terhadap orang lain dalam masyarakat (Soetjiningsih,2012).

Hasil penelitian dari 44 sampel, anak yang memiliki perkembangan psikomotor sesuai dengan usianya sebagian besar status gizinya normal, dengan persentase 78,1% sedangkan 21,9% anak memiliki psikomotor meragukan.

Namun pada anak yang berstatus gizi gemuk setengahnya (50%) memiliki perkembangan psikomotor sesuai dan setengahnya (50%) meragukan. Dari hasil uji Chi Square (Fisher Exact Test) didapatkan hasil pvalue > 0,05 (pvalue=0,135) maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara status gizi dengan perkembangan psikomotor anak usia 6-12 bulan di Desa Karangsembung Kecamatan Jamanis Tahun 2013.

Menurut Soekirman (2000) status gizi dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor lain yaitu faktor konsumsi pangan, penyakit infeksi, pola asuh gizi,

psikologi, genetik dan pelayanan kesehatan. Menurut Soetjiningsih (2012)

stimulasi merupakan hal penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang

mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang

dibandingkan dengan anak yang kurang/tidak mendapat stimulasi. Pada penelitian

(7)

ini semua anak diasuh oleh ibu mereka sehingga stimulasi yang diberikan pada anak menjadi lebih optimal dibuktikan dengan sebagian besar anak (70,4%) memiliki perkembangan sesuai dan hanya sedikit (29,6%) yang meragukan dan mengalami penyimpangan.

Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Desmika (2012) bahwa status gizi tidak ada hubungan yang signifikan dengan perkembangan psikomotor dikarenakan banyak anak yang ditinggalkan orangtua bekerja sehingga interaksi anak dengan orangtua semakin sedikit dan mengakibatkan pemberian stimulasi menjadi tidak optimal. Dalam Desmika (2012) menurut penelitian Brown dan Pollit (1996) bahwa kekurangan gizi di awal kehidupan manusia tidak memberikan dampak langsung terhadap perkembangan manusia dikemudian hari karena ada beberapa faktor lain yang berperan seperti keadaan lingkungan, keadaan kesehatan, dan yang terpenting stimulasi dari orangtua.

PENUTUP Simpulan

1. Berdasarkan pola asuh orangtua dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pola asuh baik yaitu sebanyak 36 orang responden (81,8%), sedangkan yang memiliki pola asuh kurang yaitu sekitar 8 orang responden (18,2%).

2. Frekuensi balita berdasarkan status gizi gemuk berjumlah 12 orang (17,63%) dan balita dengan status gizi normal berjumlah 32 orang (72,7%).

3. Jumlah balita yang memiliki kategori psikomotor sesuai adalah sebanyak 31 orang (70,5%) sedangkan yang memiliki kategori meragukan adalah sebanyak 13 orang (29,5 %).

4. Terdapat hubungan antara pola asuh orangtua dengan perkembangan psikomotor anak usia 6-12 bulan di Desa Karangsembung Kecamatan Jamanis dengan nlai pvalue < 0,05 (0,037).

5. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan perkembangan psikomotor anak usia 6-12 bulan di Desa Karangsembung Kecamatan Jamanis dengan nilai pvalue > 0,05 (0,135).

Saran

1. Bagi Puskesmas

a. Diharapkan kepada Puskesmas setempat memberikan perhatiannya terhadap pertumbuhan dan perkembangan balita terutama perkembangan psikomotor dengan melatih kader posyandu agar mahir menggunakan Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP).

b. Puskesmas setempat memberikan pengetahuan kepada kader posyandu

mengenai pola asuh yang baik untuk menunjang perkembangan

psikomotor anak sehingga dengan harapan mampu disampaikan kepada

orangtua yang memiliki anak balita.

(8)

c. Menjalin koordinasi dengan pihak Kecamatan Jamanis yang membidangi Bina Keluarga Balita (BKB) agar program tersebut berjalan dengan semestinya.

2. Bagi responden

Kepada ibu yang memiliki anak balita diharapkan mampu memberikan stimulasi, makanan yang bergizi serta pola asuh yang baik agar pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi semakin optimal.

3. Bagi peneliti, lain diharapkan penelitian ini disempurnakan dengan mengambil sampel yang lebih banyak agar hasilnya lebih akurat atau mengambil profesi yang lain sebagai sampel.

DAFTAR PUSTAKA

Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC. 2012.

Bea, Bety. Mencetak Balita Cerdas dan Pola Asuh Orang Tua. Yogyakarta: Nuha Medika. 2012.

Fida&Maya. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Yogyakarta: D-Medika. 2012.

Wantika, Desmika. Hubungan Antara Status Gizi Dengan Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 1-5 Tahun Di Posyandu Buah Hati Ketelan Banjarsari Surakarta. Laporan Penelitian. Surakarta:Universitas Muhammadiyah Surakarta.2012.

Gladys, Gunawandkk. Hubungan Status Gizi dan Perkembangan AnakUsia 1-2 Tahun.Sari Pedatri.Volume 13 No.2. 2011.

Nur, Fitria dkk. Hubungan Pola Asuh, Asih, Asah dengan Tumbuh Kembang

Balita Usia 1–3 Tahun. Laporan penelitian.Surabaya: Departemen Gizi Kesehatan

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. 2009.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan : Mengetahui hubungan antara status gizi dengan perkembangan motorik kasar anak usia bayi dan balita (0-59 bulan) di Puskesmas Pandanwangi Malang.. Metode

Praktik pemberian makan atau pola asuh makan merupakan perilaku paling penting yang dapat mempengaruhi perkembangan anak (Kemenkes, 2014), karena dalam makanan banyak

hubungan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan motorik halus anak. prasekolah usia 4-6 tahun di Yogyakarta.

1. Pola asuh gizi balita usia 4-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Medang Kabupaten Blora yang terdiri dari praktek pemberian makanan/minuman prelaktal 48,53% baik, praktek

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 1-5 TAHUN DI PAUD DINOYO SURABAYA. Oleh :

Tesis yang berjudul “Hubungan Status Gizi, Interaksi Sosial, Pola Asuh Anak, Pendidikan Ibu dengan Perkembangan Kognitif Pada Anak” ini adalah karya penelitian

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Khofiyah (2010) mengenai hubungan antara status gizi dan pola asuh ibu dengan perkembangan anak usia 6-24

Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi anak balita 12-59 bulan berdasarkan indikator BB/U di wilayah kerja Puskesmas Kolok Kota Sawahlunto Tahun 2019.. Gambaran Pola Asuh