• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

4

A. Landasan Teori

1. Definisi Akuntansi Manajemen

Salah satu bidang ilmu akuntansi yang mempelajari bagaimana cara untuk menghasilkan informasi keuangan untuk pihak manajemen yang selanjutnya digunakan untuk pengambilan keputusan (Sujarweni, 2019).

2. Definisi Biaya

“Biaya adalah pengorbanan sumber daya yang diukur dalam satuan uang, yang mana hal tersebut telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi dalam upaya perusahaan untuk memperoleh barang atau jasa” (Purwaji, dkk, 2016).

3. Definisi Perencanaan

Perencanaan adalah proses penetapan tujuan yang akan dicapai di masa yang akan datang, baik tujuan yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang (Purwaji dkk, 2016:4).

4. Definisi Penyusutan

Penyusutan adalah alokasi secara periodic dan sistematis dari harga perolehan aset selama periode-periode berbeda yang memperoleh manfaat dari penggunaan aset bersangkutan (Hery, 2016:274).

5. Definisi Laba

(Sujarweni, 2019:50) menyatakan bahwa laba merupakan tujuan utama perusahaan yang berorientasi pada profit. Untuk merencanakan laba perlu mengadakan pengamatan kemungkinan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laba perusahaan, yaitu biaya, harga jual dan volume penjualan (Sujarweni, 2019:51-52).

6. Definisi Break Even Point

Break Even Point (analisis titik impas) dikenal juga dengan sebutan perencanaan laba (profit planning) merupakan suatu keadaan di mana

(2)

perusahaan tidak memperoleh pendapatan (laba) dan juga tidak mengalami kerugian (Kasmir, 2015:332-333).

7. Manfaat dan Tujuan Break Even Point

a. Manfaat dari Break Even Point atau titik impas sebagai berikut: 1) Analisis titik impas digunakan untuk mengetahui pada titik

berapa hasil penjualan sama dengan jumlah biaya. Atau perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak laba dan tidak rugi, atau laba sama dengan nol.

2) Analisis titik impas digunakan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan (penjualan atau produksi). Oleh karena itu, analisis ini juga sering disebut dengan nama cost profit volume analysis.

3) Analisis titik impas digunakan untuk memberikan pedoman tentang berapa jumlah produk minimal yang harus diproduksi atau dijual. Artinya dengan memproduksi sejumlah barang dengan kapasitas produksi yang dimilikinya perusahaan akan tahu batas minimal yang harus dijual dan keuntungan maksimal yang diperoleh apabila diproduksi secara penuh.

4) Analisis titik impas juga digunakan membantu manajer perusahaan mengambil keputusan dalam hal aliran kas, jumlah permintaan (produksi), dan penentuan harga suatu produk terterntu. Intinya kegunaan analisis ini adalah untuk menentukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat penjualan (Kasmir, 2014).

b. Tujuan dari Break Even Point atau titik impas sebagai berikut: 1) Mendesain spesifikasi produk.

2) Menentukan harga jual setelah diketahui hasil-hasil perhitungan menurut analisis break even point.

3) Menentukan suatu jumlah produksi atau penjualan minimal agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

(3)

4) Memaksimalkan jumlah produksi yang ada.

5) Merencanakan laba telah yang diinginkan (Kasmir, 2014).

8. Perhitungan Break Even Point

Dalam menghitung break even point pada hitungan unit penjualan ataupun penjualan dalam satuan mata uang tertentu, bisa menggunakan pendekatan rasio kontribusi, persamaan matematis. dan pendekatan grafik.

a. Pendekatan rasio kontribusi

1) Analisis titik impas dalam unit

(1) (Kasmir, 2015:340)

(2) (Sodikin, 2015:110)

2) Analisis titik impas dalam rupiah

(3) (Kasmir, 2015:341)

(4) (Sodikin, 2015:111)

Keterangan:

BEP : Analisis Titik Impas (Break Even Point) FC : Biaya Tetap (Fixed Cost)

VC : Biaya Variabel Persatuan (Variabel Cost) P : Harga Jual Persatuan (Price)

S : Jumlah Penjualan (Sales Volume) BEP = FC

P−VC/Unit

BEP = FC

1− 𝑉CS

Titik Impas = Biaya Tetap

Margin Kontribusi per Unit

Titik Impas = Biaya Tetap

(4)

Apabila akan merencanakan laba tertentu, bisa menerapkan rumus berikut: (5) Atau (6) (Ahmad, 2014) b. Persamaan matematis (7) (Sodikin, 2015:109) c. Pendekatan grafik

Penentuan titik impas juga dapat dilakukan dengn menggunakan pendekatan grafik, yaitu dengan cara menggambar garis penghasilan dan biaya. Data yang diperlukan untuk membuat grafik ini adalah ramalan penghasilan, biaya tetap dan biaya variabel. Contoh grafik break even point:

Gambar 2.1. Grafik Break Even Point Sumber: (Prastowo, 2015)

Penjualan (Unit) = Biaya Tetap +Laba

Margin Kontribusi

Penjualan(Rupiah) = Biaya Tetap +Laba

Rasio Margin Kontribusi

(5)

Berikut penjelasan tentang grafik break even point tersebut:

1) Garis horizontal sebagai sumbu x (x-axis) yang menggambarkan volume penjualan dalam rupiah, jumlah unit atau persentase.

2) Garis vertikal sebagai sumbu y (y-axis) yang menggambarkan volume penjualan dan biaya dalam rupiah. 3) Garis biaya tetap sejajar dengan sumbu x pada titik sumbu y. 4) Garis total biaya ditarik dari titik biaya tetap menuju titik

sumbu y (pada sisi kanan).

5) Garis total penghasilan yang ditarik dari titik 0 menuju titik sumbu y (pada sisi kanan).

6) Titik impas merupakan titik potong antara garis total biaya dan total penghasilan.

Daerah sebelah kiri titik impas merupakan daerah rugi, sedangkan daerah sebelah kanan titik impas merupakan daerah laba (Prastowo, 2015).

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian yang membahas tentang perhitungan break even point dalam menentukan perencanaan laba selama ini telah pernah dilakukan oleh para peneliti sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Aspek Nadia Putri Anggraeni (2019) Rosanty Rizkha Agustina (2020) Muhammad Faisal (2021) Judul Penerapan Analisis

Break Even Point

Dalam Menentukan Perencanaan Laba Penjualan Kue Pada Rahimah Cake Banjarmasin

Perencanaan Laba Dengan

Menggunakan Analisis Break Even

Point Pada Irma Sasirangan Banjarmasin Penentuan Perencanaan Laba dengan Menggunakan Perhitungan Break

Even Point pada UD

Budi Ayu Banjarmasin Institusi yang Diteliti Rahimah Cake Banjarmasin Irma Sasirangan Banjarmasin UD Budi Ayu Banjarmasin Periode Analisis Januari s.d

Desember

Januari s.d Desember

Januari s.d Desember

(6)

lanjuatan 2018 2019 2020 Rumusn Masalah 1. Bagaimana penerapan analisis break

even point pada

produk kue Rahimah Cake Banjarmasin periode Januari s.d Desember 2018? 2. Bagaimana perencanaan laba pada penjualan kue Rahimah Cake Banjarmasin tahun 2019? 1. Bagaimanakah penerapan analisis

break even point

pada Irma Sasirangan periode Januari s.d Desember 2019? 2. Bagaimanakah perencanaan laba pada penjualan kain di Irma Sasirangan tahun 2020? 1. Bagaimana perencanaan laba bata paving segi empat, bata paving segi enam dan batako dinding dengan menggunakan konsep Break Even

Point (BEP) pada

pada penjualan UD Budi Ayu Banjarmasin tahun 2021? 2. Bagaimana perhitungan atau analisis break even

point bata paving

segi empat, bata paving segi enam dan batako dinding pada UD Budi Ayu Banjarmasin periode Januari s.d Desember 2020? Tujuan Penelitin Menerapkan analisis

break even point

pada produk kue Rahimah Cake Banjarmasin periode Januari s.d Desember 2018 dan menentukan perencanaan laba pada penjualan kue Rahimah Cake Banjarmasin tahun 2019.

1. Menerapkan analisis break

even point pada

Irma Sasirangan periode Januari s.d Desember 2019. 2. Menentukan perencanaan laba pada penjualan kain di Irma Sasirangan tahun 2020. 1. Untuk mengetahui perencanaan laba dengan menggunakan konsep break even

point pada

penjualan bata paving segi empat, bata paving segi enam dan batako dinding di UD Budi Ayu Banjarmasin tahun 2021. 2. Untuk mengetahui penerapan perhitungan atau analisis break even

point pada UD Budi Ayu Banjarmasin periode Januari s.d Desember 2020. Metode Penelitian Penelitian Kualitatif dengan pendekatan Penelitian Kualitatif dengan pendekatan Penelitian Kuantitatif dengan pendekatan

(7)

Sumber: Nadia Putri Anggraeni (2019), Rosanty Rizkha Agustina (2020) dan Muhammad Faisal (2021) penelitian deskriptif; Break Even Point dan perencanaan laba. penelitian deskriptif; Break Even Point dan perencanaan laba. penelitian deskriptif; Break Even Point dan perencanaan laba. Hasil Penelitian Untuk tahun

2018, titik break

even point pada

penjualan : a. Lapis surabaya sebanyak 1.676 unit atau sebesar Rp108.947.195 b. Bolu gulung sebanyak 2.691 unit atau sebesar Rp67.279.341. c. Bolu zebra sebanyak 1.706 unit atau sebesar Rp119.449.244. d. Cake potong coklat sebanyak 17.098 unit atau sebanyak Rp51.295.046. Untuk tahun 2018, titik break

even point pada

penjualan : a. Kain sutra sebanyak 167 unit atau sebesar Rp 250.429.229 b. Kain satin sebanyak 150 unit atau sebesar Rp 52.659.698 c. Baju sasirangan sebanyak 351 unit atau sebesar Rp 158.124.417

Secara umum, penelitian yang penulis lakukan mempunyai kesamaan dengan penelitian-penelitian terdahulu pada hal: (1) Jenis penelitian yang digunakan, yaitu penelitian dengan pendekatan penelitian deskriptif; (2) variabel penelitian yang digunakan ialah perencanaan laba dan break even point.

Sementara itu, penelitian yang dilakukan penulis mempunyai perbedaan dengan penelitian-penelitian terdahulu dari pada subyek penelitian dan periode analisis. Dalam hal ini, penulis membawa bahasan UD Budi Ayu Banjarmasin dan periode analisisnya dari Januari s.d. Desember 2020 serta memperhitungkan perencanaan laba tahun 2021.

Gambar

Gambar 2.1. Grafik Break Even Point  Sumber: (Prastowo, 2015)
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengurangi defect pada batako dilakukan melalui metode : pemilihan material/bahan berkualitas, manusia: melalui pelatihan dan pengarahan secara edukasi, dengan metode

Desain Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research (CAR).Data kualitatif berupa data hasil belajar siswa dan hasil observasi keterampilan siswa dalam pembelajaran

hak pemegang rekening Efek atas manfaat tertentu berkaitan dengan Efek yang dicatat dalam Penitipan Kolektif dalam rekening Efek pada Perusahaan Efek, Bank Kustodian atau

Beban kerja berdasarkan faktor kinerja tena- ga kependidikan dapat dilakukan dengan baik apabila adanya kesesuaian waktu kerja dengan beban kerja, pelaksanaan tugas dan pekerjaan

A NO NO NO YES YES YES YES.. Berikut ini adalah tahap prosesnya :Proses overlay ini dilakukan antara data spasial peta ketinggian dengan informasi suhu. 1) Peta

Namun terdapat juga siswa yang memiliki kebanggaan dengan sebutan SMA favorit sehingga dapat meningkatkan motivasi untuk belajar dengan baik sehingga kecemasan ketika

Secara alamiah lahan gambut memiliki tingkat kesuburan rendah karena kandungan unsur haranya rendah dan mengandung beragam asam-asam organik yang sebagian bersifat racun

Hasil penelitian membuktikan bahwa lebih dari separuh (84,8%) responden mengalami kecanduan penggunaan internet dan lebih dari separuh (57,6%) responden mengalami