• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BAURAN PEMASARAN DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN ALPUKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH BAURAN PEMASARAN DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN ALPUKAT"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BAURAN PEMASARAN DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN ALPUKAT (Persea americana) KOCOK (Suatu Kasus pada Konsumen Alpukat Kocok Pak Kumis di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat)

Influence of Marketing Mix and Customer Satisfaction on Customer Loyalty Alpukat (Persea americana) Shake

(A case at Kedai Alpukat Kocok Pak Kumis in Cianjur Regency, West Java)

Budiyarto, Euis Dasipah, dan Karyana KS Universitas Winaya Mukti

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of marketing mix and customer satisfaction on consumer loyalty of avocado shake pak kumis in Cianjur Regency. The respondent determination technique used was purposive sampling. The number of respondents was 158 people. The analysis technique and hypothesis testing use Structure Equation Modeling (SEM) analysis.

This study aims to determine the effect of marketing mix and customer satisfaction on consumer loyalty of avocado (Persea americana) shake pak kumis in Cianjur Regency. The respondent determination technique used was purposive sampling with a questionnaire method, which resulted in 158 respondents. The analysis technique and hypothesis testing used the F test and Structure Equation Modeling (SEM) analysis. The results showed that the marketing mix and customer satisfaction simultaneously have a positive effect on consumer loyalty. While the partial influence of each variable shows that the marketing mix on customer satisfaction, marketing mix and customer satisfaction on customer loyalty has a significant positive effect on customer loyalty.

Likewise, the indirect effect of the marketing mix on loyalty through customer satisfaction as a mediating variable shows a significant positive effect. This shows that the overall marketing mix strategy carried out by the Alpukat Kocok Pak Kumis Shop provides satisfaction and fosters loyalty to its consumers towards Pak Kumis Shake Avocado products. The improvement in shop performance that needs to be re-optimized are the dimensions of fiduciary evidence, especially the availability of parking facilities and the process dimensions, namely the speed of the serving process, payment and responsiveness to suggestions

Key words: Marketing Mix, Customer Satisfaction, Customer Loyalty

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran dan kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen alpukat (Persea americana) kocok pak kumis di Kabupaten Cianjur. Teknik penetapan responden yang digunakan adalah purposive sampling dengan metode kuisioner diperoleh responden sebanyak 158 orang. Teknik analisis dan uji hipotesis menggunakan uji F dan analisis Structure Equation Modelling (SEM). Hasil penelitian diperoleh bahwa bauran pemasaran dan kepuasan konsumen secara simultan berpengaruh positif terhadap loyalitas

(2)

konsumen. Sedangkan pengaruh secara parsial setiap variabel menunjukkan bahwa bauran pemasaran terhadap kepuasan konsumen, bauran pemasaran dan kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen berpengaruh positif signifikan terhadap loyalitas konsumen. Begitu juga pengaruh tidak langsung bauran pemasaran terhadap loyalitas melalui kepuasan konsumen sebagai variabel mediasi menunjukan pengaruh positif signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan strategi bauran pemasaran yang dilakukan kedai alpukat kocok pak kumis memberikan kepuasan dan menumbuhkan loyalitas pada konsumennya terhadap produk alpukat kocok pak kumis. Peningkatan performa kedai yang perlu dioptimalkan kembali adalah dimensi bukti fidik khususnya ketersediaan sarana parkir dan dimensi proses yaitu kecepatan proses penyajian, pembayaran dan kesigapan menanggapi saran.

Kata kunci: Bauran pemasaran, kepuasan, loyalitas konsumen

PENDAHULUAN

Pandemi COVID-19 di Indonesia dimulai sejak warga Indonesia didiagnosis positif pada 2 Maret 2020 (Brahma, 2020). Persebaran dan peningkatan jumlah kasus COVID-19 dan telah menjangkau seluruh wilayah di Indonesia berdampak pada aspek berbagai aspek kehidupan masyarakat. Penerapan PSBB yang dilakukan pemerintah sebagai upaya memutus rantai persebaran virus corona dan menekan rasa kekhawatiran masyarakat yang cukup besar terhadap penularan Covid-19 (Yunus & Rezki, 2020) dengan menekan mobilitas manusia untuk beraktivitas di luar rumah sebagai upaya dalam menekan persebaran covid-19 (Yazid & Lee, 2020). Adanya PSBB berdampak pada kreativitas masyarakat dalam menciptakan berbagai olahan makanan dan minuman, salah satunya minuman alpukat kocok. Alpukat kocok merupakan minuman dengan alpukat bahan dasarnya yang dihaluskan kasar dipadukan dengan air kelapa, gula, susu kental manis, es batu serta dengan penambahan berbagai topping diatasnya (stiebp.ac.id. 2020).

Minuman yang hits selama masa pandemi membuka peluang masyarakat untuk berusaha menjajakan minuman alpukat kocok sebagai salah satu peluang usaha dibidang minuman dimasa pandemi (Rohmah, 2020). Hal ini sesuai dengan pernyataan Saulo (2016) bahwa generasi saat ini mencari hal baru sebagai pertimbangan memilih makanan dan minuman. Selaras dengan pernyataan Debora (2017) bahwa perilaku tersebut timbul akibat pengaruh jejaring sosial yang mudah tersebar menjadi tren. Kondisi ini seseuai hasil penelitian Utami (2019) bahwa tren di media sosial dapat meningkatkan perilaku konsumtif. Berdasarkan hasil survey langsung yang dilakukan oleh peneliti terdapat 22 nama produk alpukat kocok yang menjual alpukat kocok di Cianjur tersedia pada lampiran 1 dan beberapa penjual jus buah menyediakan menu minuman alpukat kocok yang belum terdata oleh peneliti. Menanggapi hal tersebut maka para penjual alpukat kocok berusaha untuk menciptakan kreasi yang menjadi pembeda dengan usaha sejenisnya. Tidak hanya dari segi inovasi produk, tetapi menerapkan harga yang bersaing, melakukan promosi hingga pemilihan lokasi usaha yang memiliki akses dekat dengan perkantoran, sekolah, usaha kuliner lainnya dan masyarakat sekitar dalam upaya meningkatkan penjualan (Kotler, 2008).

Tren alpukat kocok berampak pada peningkatan kebutuhan buah alpukat sedangkan produksi alpukat di Kabupaten Cianjur mengalami penuruan dari 5332,2 ton pada tahun 2017 dan 4345,2 ton pada tahun 2018 (BPS Cianjur, 2020) Pada tahun 2013 produksi alpukat yaitu 289,893

(3)

ton, tahun 2014 sebesar 307,318 ton, tahun 2015 sebesar 382,537 ton, tahun 2016 yaitu 304,932 ton dan pada tahun 2017 produksi alpukat mencapai 363,148 ton (BPS 2019). Hal ini diperlukan upaya pemenuhan kebutuhan buah alpukat dari daerah lain guna memenuhi kebutuhan masyarakat Cianjur terhadap buah alpukat, salah satunya diolah menjadi minuman alpukat kocok yang sedang digemari saat ini.

Salah satu kedai alpukat kocok yang berada di pusat kota Cianjur tepatnya di Kecamatan Cianjur adalah Kedai Alpukat Kocok Pak Kumis. Produk minuman yang disajikan di kedai ini menggunakan cup plastik yang diseal rapi sehingga memungkinkan produk minuman yang dibeli untuk dibawa pulang dan menyediakann penjualan online (grab food). Kedai Alpukat kocok pak kumis juga menyediakan tempat duduk dengan dekorasi pedestrian sehingga para pengunjung bisa menikmati suasana yang berbeda sambil menunggu pesanan minumannya siap maupun sambil menikmati minuman yang telah dipesannya dengan bercengkrama bersama kerabat. Letak Kedai Alpukat Kocok Pak Kumis yang berada di pusat Kota Cianjur menjadikan Kedai Alpukat Kocok Pak Kumis memiliki banyak pesaing, baik dari kedai tradisional maupun kedai modern dengan potensi konsumen yang masih cukup besar dimana jumlah penduduk Kabupaten Cianjur sebanyak 2.285.971 orang (BPS, 2020).

Ketatnya persaingan kedai saat ini membuat Kedai Alpukat Kocok Pak Kumis perlu untuk melakukan berbagai upaya pengembangan usaha untuk memenangkan persaingan, khususnya pengembangan strategi pemasaran. Oleh karena itu, memerlukan strategi yang mampu menempatkan perusahaan pada posisi yang terbaik, mampu bersaing serta terus berkembang dengan mengoptimalkan semua potensi sumber daya yang dimiliki (Kontjoroadi, 2011). Salah satunya melalui pendekatan pemasaran yang bertujuan untuk mencari konsumen baru dengan cara menjanjikan pengalaman terbaik dan mengembangkan konsumen dengan memberikan kepuasan (Kotler 2008). Salah satu unsur utama dalam menentukan strategi pemasaran adalah mendesain program bauran pemasaran atau marketing mix (product, price, place, promotion, people, process, dan physical evidence) dengan tepat. Bauran pemasaran adalah kombinasi instrumen yang tepat yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuannya yaitu tercapainya kepuasan konsumen.

Penerapan strategi pemasaran melalui bauran pemasaran akan berbeda antar bisnis satu dengan lainnya sehingga setiap bisnis atau usaha diperlukan analisis untuk menghasilkan kepuasan dan loyalitas konsumen terhadap usaha yang dijalankannya. Kepuasan dan loyalitas konsumen terhadap suatu produk dapat meningkatkan penjualan (Dameria, 2018 dan Sumartini, 2019).

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa upaya peningkatan kepuasan dan loyalitas konsumen akan berbeda walaupun produk yang dihasilkan sama. Palupi (2019) menyatakan bahwa variabel produk, harga, promosi, tempat, orang, bukti fisik, dan proses dapat meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen pada Kedai Kopi Tekoff Coffee and Tea di Kota Yogyakarta. Sedangkan penelitian yang dilakukan Ramadhani (2019) di Kedai Kopi Kulo Bogor menyatakan bahwa variabel produk, harga dan proses dapat meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen. Bagitu juga pada jenis makanan yang dilakukan Amanda (2019) pada Restoran Waroeng Hotplate Odon Bogor bahwa variabel produk, harga, proses dan bukti fisik dapat meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen. Hal ini berbeda juga dengan penelitian yang dilakukan Damayanti (2019) menyebutkan bahwa variabel produk, harga, tempat, promosi, orang dan proses dapat meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen pada rumah makan Mie Setan Cabang Dukuh Kupang Surabaya.

Merujuk pada beberapa hasil penelitian tersebut bahwa setiap jenis usaha akan membutuhkan strategi pemasaran yang berbeda. Oleh karena itu, upaya pengembangan strategi pemasaran dan melakukan evaluasi terhadap dampak yang dirasakan oleh konsumen pada strategi

(4)

bauran pemasaran (7P) yang telah ditetapkan oleh Kedai Alpukat Kocok Pak Kumis menjadi penting untuk dilakukan mengingat kepuasan dan loyalitas konsumen berperan dalam peningkatan penjualan ditengah banyaknya pesaing yang bergerak di bidang yang sama.

KAJIAN PUSTAKA

Bauran Pemasaran

Marketing mix atau bauran pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan di pasar sasaran dan terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Menurut Zeithaml & Bitner (2013) bauran pemasaran meliputi seluruh elemen yang memiliki potensi untuk memuaskan konsumen dan perusahaan memiliki beberapa tingkat kontrol.

Menurut (Kotler dan Amstrong, 2012) perangkat bauran pemasaran produk dikenal dengan istilah 7 P yaitu produk (product), harga (price), tempat (place), promosi (promotion), pelaku (people), fasilitas fisik (physical evidence), dan proses (process), adapun pengertian 7P adalah:

Product (Produk)

Produk merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasarannya (Kotler dan Armstrong, 2008). Hal yang perlu diperhatikan pada produk adalah konsumen tidak hanya membeli wujud fisik dari produk tersebut tapi juga membeli manfaat dan nilai dari produk yang ditawarkan. Dalam pengembangan produk, pemasaran merupakan hal utama dalam memilih tingkatan kualitas produk demi menentukan posisi produk dipasar sasarannya (Kotler dan Keller, 2019)

Price (Harga)

Penentuan harga merupakan hal yang penting dalam bauran pemasaran. Harga adalah sejumlah uang yang dikeluarkan untuk manfaat-manfaat yang diperoleh dari suatu produk (Kotler dan Armstrong, 2008).

Place (Tempat)

Lokasi atau tempat usaha merupakan faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan, karena tempat usaha berkaitan dengan pasar potensial sebuah perusahaan. Tempat meliputi seluruh kegiatan pelaku usaha yang membuat produk tersedia bagi konsumennya (Kotler dan Armstrong 2008). Keputusan pembelian akan dipengaruhi oleh bagaimana konsumen mendapatkan produk yang diingikannya. Konsumen akan semakin puas apabila suatu produk relatif mudah, nyaman, dan efisien untuk ditemukan.

Promotion (Promosi)

Promosi merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran yang bertujuan untuk menyebar informasi dan membujuk konsumen agar bersedia menerima, membeli, dan loyal terhadap produk yang ditawarkan. Walupun produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang bagus tapi apabila konsumen tidak pernah mengetahui keberadaan produk tersebut maka konsumen tidak akan pernah membelinya (Kotler dan Armstrong 2008).

(5)

People (Orang)

Tenaga kerja (people) adalah semua pelaku yang memainkan peranan penting dalam penyajian produk sehingga dapat mempengaruhi persepsi konsumen. Tenaga kerja yang memiliki kinerja tinggi dan pengetahuan yang baik akan menjadi kompetensi dasar dalam internal perusahaan dan citra yang baik di mata konsumen (Lovelock, 2011). Hurriyati (2005) menjelaskan bahwa semua sikap tenaga kerja, bahkan cara tenaga kerja berpakaian dan penampilan akan memiliki pengaruh terhadap keberhasilan perusahaan menyempaikan jasa yang ditawarkan.

Process (Proses)

Proses adalah kegiatan yang menunjukkan bagaimana pelayanan diberikan kepada konsumen selama melakukan pembelian barang. Proses yang dipersiapkan dengan baik akan menghasilkan produk yang memiliki kualitas baik. Zeithaml & Bitner (2013) menyatakan bahwa seluruh proses dan keterampilan penyedia layanan dibutuhkan untuk menciptakan kepuasan konsumen.

Physical Evidence (Bukti Fisik)

Bukti Fisik adalah lingkungan tempat barang atau jasa disalurkan dan tempat produsen berinteraksi dengan konsumennya. Unsur-unsur yang termasuk dalam bukti fisik antara lain bangunan fisik, arsitektur, jalan, desain interior, peralatan, tanda, serta barang-barang lainnya dari sebuah perusahaan yang menunjukkan ciri dan kualitas dari barang atau jasa yang ditawarkan (Lovelock, 2011).

Kepuasan Konsumen

Kepuasan yang diperoleh konsumen merupakan hasil evaluasi pasca konsumsi, bahwa sesuatu yang dipilih telah memenuhi atau melebihi harapannya. Kepuasan merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil terhadap suatu produk dan harapan- harapannya (Kotler, 2008). Jika konsumen merasa puas terhadap suatu produk atau jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan maka terdapat peluang besar konsumen akan melakukan pembelian ulang terhadap produk atau jasa di perusahaan yang tersebut di masa yang akan datang.

Loyalitas Konsumen

Loyalitas konsumen merupakan suatu komitmen konsumen yang kuat untuk melakukan pembelian kembali produk atau jasa yang terpilih secara konsisten pada pembelian jangka panjang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran memiliki potensi terhadap perubahan perilaku (Griffin, 2003). Konsumen yang loyal adalah konsumen yang merasa puas dengan produk atau jasa tertentu sehingga memiliki antusiasme untuk memperkenalkan produk atau jasa tersebut kepada orang-orang sekitarnya. Konsumen yang loyal tidak diukur dari berapa banyak dia membeli, namun dari berapa sering konsumen tersebut melakukan pembelian ulang termasuk merekomendasikan orang lain untuk membeli (Kotler 2001).

KERANGKA PEMIKIRAN

Peningkatan konsumsi masyarakat akan minuman alpukat kocok sejak masa PSBB berimplikasi terhadap perkembangan usaha minuman segar di beberapa daerah. Hal ini disebabkan cara pandang masyarakat untuk berkreasi dan berinovasi menghasilkan minuman sehat berbahan

(6)

buah alpukat yang kemudian ngetrand di masyarakat. Cianjur merupakan salah satu daerah yang berdampak terdahap trend alpukat kocok. Trend minuman alpukat kocok diikuti dengan peningkatan persaingan antar penjual alpukat kocok. Tingginya persaingan usaha alpukat kocok perlu menumbuhkan kepuasan dan loyalitas dalam diri pelanggan agar pelanggan yang sudah ada tidak berpindah ke kedai alpukat kocok kompetitor.

Pemenuhan harapan konsumen akan membuat konsumen menjadi terkesan dan mendorong konsumen untuk berkunjung kembali. Konsumen yang merasa puas akan menjadi pelanggan tetapnya. Pelanggan yang setia terhadap satu produk akan cenderung memberi kesan yang baik kepada pihak kedai serta akan menyarankan kerabat dekatnya untuk mengunjungi kedai tersebut.

Perilaku pembelian kembali menjadi syarat mendasar bagi loyalitas, yang diawali dengan kepuasan konsumen terlebih dahulu (Chang, 2010). Pemahaman mengenai alasan pelanggan menjadi loyal penting dalam bisnis karena akan menjadi pengembangan strategi untuk perusahaan dalam memberikan produk serta layanan terbaik bagi pelanggan. Dengan memahami pentingnya loyalitas pelanggan, sebuah perusahaan dapat membangun komitmen terhadap pelanggan yang ada untuk mengenali dan membeli kembali produk dan jasa yang disediakan oleh perusahaanBauran pemasaran dan kepuasan konsumen menjadi hal tersebut akan menjadi indikator dalam melihat besarnya loyalitas pelanggan (repeat purchases, committed buyer, refers other, dan customer retention). Peningkatan loyalitas pelanggan akan meningkatkan keunggulan kompetitif kedai terhadap pesaingnya sehingga diharapkan kedai alpukat kocok mampu bertahan pada lingkungan persaingan yang tinggi serta dapat mencapai target penjualan yang ditetapkan. Setiap perusahaan perlu melakukan pengukuran atas bauran pemasaran apa saja yang memberi kontribusi terhadap kepuasan dan loyalitas konsumen (Ibidunni 2011).

Memperhatikan akan pentingnya strategi bauran pemasaran dalam bagi pelaku usaha Alpukat Kocok dan melihat tingkat kepuasan konsumen hingga loyalitas konsumen terhadap produk alpukat kocok, peneliti ingin mengetahui beberapa variabel tersebut untuk diteliti. Analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan adalah Model Persamaan Struktural (SEM) sehingga dapat diketahui dimensi bauran pemasaran yang berpengaruh positif dan signifikan dalam meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen alpukat kocok pak kumis.

HIPOTESIS

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan kajian teoritis, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bauran pemasaran dan kepuasan konsumen berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen 2. Bauran pemasaran berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen

3. Bauran pemasaran berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen 4. Kepuasan konsumen berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen

5. Bauran pemasaran berpengaruh posotif secara tidak langsung terhadap loyalitas

METODE PENELITIAN

Metode dan penentuan sampel yang digunakan

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kuisioner. Metode kuisioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan pertanyaan atau penyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2015). Kuisioner dibagikan kepada responden yaitu konsumen kedai alpukat kocok pak kumis untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran terhadap kepuasan dan loyalitas konsumen yang

(7)

diteliti. Objek dalam penelitian ini adalah bauran pemasaran, kepuasan dan loyalitas konsumen.

Sedangkan subjek atau unit analisis penelitian ini adalah konsumen kedai alpukat kocok pak kumis di Kabupaten Cianjur.

Operasionalisasi Variabel

Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini terdiri dari varibel dependen dan variabel independent. Variabel dependen adalah respons yang dipengaruhi oleh variabel independent.

Berkaitan dengan hipotesis, variabel dependen adalah variabel yang ingin dijelaskan oleh seorang peneliti. Sedangkan variabel independent adalah variabel yang diduga menjadi penyebab atas beberapa perubahan pada variabel dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah kepuasan dan loyalitas konsumen dan yang menjadi variable independent adalah bauran pemasaran (7P).

Penentuan Responden

Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling yaitu purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kriteria yang telah dirumuskan terlebih dahulu oleh peneliti (Sugiyono,2015). Sampel penelitian yang digunakan adalah responden yang memenuhi kriteria pada penarikan sampel, yaitu responden yang telah melakukan pembelian di Alpukat Kocok Pak Kumis minimal lima kali.

Pada analisis Structural Equation Modelling (SEM) terdapat kriteria dalam menentukan jumlah sampel, yaitu jumlah sampel yang diambil dari sebuah populasi ditentukan 5 – 10 kali jumlah variabel manifest (indikator) yang digunakan pada penelitian (Hair et al, 2010). Menurut Firdaus dan Farid (2008), persyaratan jumlah responden yang digunakan untuk analisis Model Persamaan Struktural sebaiknya antara 100-200. Hal ini bertujuan agar dapat menggambarkan keadaan kepuasan dan loyalitas konsumen kedai yang sebenarnya. Jumlah indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah 29, sehingga jumlah sampel adalah 29 kali 5 atau sebesar 145 responden. maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 158 responden telah melewati batas minimal.

Uji Validitas dan Reliabilitas Kuisioner Uji Validitas

Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur (Priyatno, 2012). Kuisioner dikatakan valid apabila pernyataan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner. Validitas tinggi yaitu corrrelation r hitung > r tabel, sebaliknya instrument mempunyai validitas rendah dengan nilai r hitung < r tabel.

Uji Reliabilitas

Uji realibilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukur tersebut diulang (Priyatno,2012).

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dianggap baik. Suatu alat ukur dinyatakan reliabel apabila memiliki koefisien Cronbach Alpha > 0,60. (Sugiyono, 2015).

(8)

Rancangan Analisis Analisis Deskriptif

Metode deskriptif dipergunakan dalam menggambarkan informasi tentang kondisi saat sekarang (sementara berlangsung). Penelitian deskriptif menentukan dan melaporkan keadaan sekarang dan tidak memiliki kekuatan untuk mengontrol hal-hal “yang sementara terjadi” serta hanya dapat mengukur apa yang ada (exists).

Analisis Structural Equation Modelling (SEM)

Analisis kuantitatif pada penelitian ini menggunakan analisis Structural Equation Modelling (SEM) untuk melihat bauran pemasaran yang mempengaruhi kepuasan dan loyalitas konsumen dengan model penelitian Second Order Factor. Indikator variabel eksogen berasal dari bauran pemasaran dan kepuasan kosumen yang dihubungkan dengan variabel laten endogen berupa loyalitas. Analisis menggunakan aplikasi LISREL untuk mengetahui variabel bauran pemasaran dan kepuasan terhadap loyalitas konsumen.

Confirmatory Factor Analysis (CFA)

CFA memungkinkan kita untuk menguji atau mengkonfirmasi apakah model teori pengukuran yang diajukan valid. Ini merujuk kepada istilah construct validity yaitu sejauh mana sejumlah item/indikator pengukuran yang dijadikan sebagai alat ukur secara aktual merefleksikan konstrak laten teori. Suatu variabel dikatakan valid jika muatan faktor (loading factor) variabel berada lebih besar sama dengan 0.5. selain itu, variabel diaktakan reliabel jika nilai constrict reability (CR) nya lebih dari sama dengan 0.7 atau mendekatinya, serta variance extracted (VE) nya lebih dari sama dengan 0.5 atau mendekatinya.

Evaluasi Kecocokan Model / Goodness of Fit (GOF)

Evaluasi model bertujuan untuk mengevaluasi model secara keseluruhan, apakah model mempunyai fit yang baik atau tidak. evaluasi model struktural secara keseluruhan dengan menilai kelayakan model melalui kriteria goodness of fit. Model Persamaan Struktural tidak memiliki alat uji statistik tunggal untuk menguji antara model dengan data yang disajikan. Beberapa goodness of fit indexs dan cut of value yang umumnya digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Uji kecocokan model beserta nilai kritis pada analisis Structural Equation Modelling Goodness of Fit Index Cut-off Value

Significance Probability (P-Value) χ 2 Chi Square

Root Mean Square Residual (RMR) Root Mean Square Error of

Approximate (RMSEA) Goodness of Fit (GFI)

Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) Comparative Fit Index (CFI)

Tucker Lewis Index (TLI) / nonnormed fit index (NNFI)

Normed Fit Index (NFI) Incremental Fit Index (IFI)

≥ 0,05 diharapkan kecil

≤ 0,05 atau ≤ 0,01

≤ 0,08

≥ 90

≥ 90

≥ 90

≥ 90

≥ 90

≥ 90 Sumber: Ghozali, 2014

(9)

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Penetapan Kriteria Berdasarkan Skor Bauran Pemasaran

Tingkat capaian bauran pemasaran yang terdiri dari tujuh dimenasi berdasarkan persepsi konsumen diperoleh sebesar 84,75% dengan kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa strategi pemasaran melalui bauran pemasaran yang dilakukan oleh kedai alpukat kocok pak kumis memperlihatkan capaian yang baik. Secara lebih rinci disajikan pada tabel berikut:

Tabel 1. Tingkat Capaian Bauran Pemasaran Kedai Alpukat Kocok Pak Kumis.

Dimensi Notasi Frekuensi Total Skor

Capaian

Total Skor Maks

5 4 3 2 1

Produk Harga Lokasi Promosi Bukti Fisik Pelaku Proses

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7

315 130 158 120 203 181 153

271 144 131 151 306 226 241

42 35 23 40 99 62 71

0 4 2 3 19

2 6

4 3 2 2 5 3 3

2.789 1.342 1.389 1.332 2.579 2.002 1.957

3.160 1.580 1.580 1.580 3.160 2.370 2.370

Jumlah 13.390 15.800

Total tingkat capaian 84,75%

Kriteria Sangat Baik

Kepuasan Konsumen

Dimensi kepuasan konsumen berupa product quality, service quality, emotional factor, price dan cost acquiring berdasarkan persepsi konsumen responden alpukat kocok pak kumis diperoleh capaian 85,80% yang termasuk kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen merasa puas terhadap strategi bauran pemasaran yang sudah dilakukan oleh kedai alpukat kocok pak kumis. Secara lebih rinci disajikan pada tabel berikut:

Tabel 2. Tingkat Capaian Kepuasan Konsumen Kedai Alpukat Kocok Pak Kumis.

Dimensi/

Indikator Notasi Frekuensi Total Skor

Capaian

Total Skor Maks

5 4 3 2 1

Product quality Service quality Emotional factor Price

Cost Acquiring

Y1 Y2 Y3 Y4 Y5

67 66 58 69 60

84 80 73 76 78

6 11 25 12 18

0 0 1 0 1

1 1 1 1 1

690 684 660 689 669

790 790 790 790 790

Jumlah 3.389 3.950

Total tingkat capaian 85,80%

Kriteria Sangat Baik

Loyalitas Konsumen

Dimensi loyalitas konsumen berupa repeat purchases, commited buyer, refers other dan customer retention berdasarkan persepsi konsumen responden alpukat kocok pak kumis diperoleh capaian 82,22% yang termasuk kriteria baik. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen alpukat kocok

(10)

pak kumis loyal terhadap kedai alpukat kocok pak kumis. Secara lebih rinci disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3. Tingkat capaian loyalitas konsumen kedai alpukat kocok pak kumis.

Dimensi/

Indikator Notasi Frekuensi Total Skor

Capaian

Total Skor Maks

5 4 3 2 1

Repeat purchases Committed buyer Refers other Cutomer retention

Z1 Z2 Z3 Z4

65 47 63 49

78 69 76 60

12 35 15 43

1 3 3 4

2 4 1 2

667 626 671 624

790 790 790 790

Jumlah 2.598 3.160

Total tingkat capaian 82,22%

Kriteria Baik

Analisis Stuctural Equation Modelling (SEM)

Stuctural Equation Modelling (SEM) merupakan metode yang digunakan untuk melihat hubungan bauran pemasaran (7P) yang memiliki pengaruh terhadap kepuasan dan loyalitas konsumen berdasarkan model yang disusun secara teoritis. Model yang telah disusun kemudian diidentifikasi untuk mengetahui apakah model yang digunakan dapat diduga. Suatu model dapat diduga apabila diperoleh nilai degree of freedom lebih dari satu atau sama dengan nol. Pada penelitian ini, diketahui bahwa hasil uji degree of freedom model sebesar 341. Degree of freedom yang bernilai positif menunjukkan bahwa model termasuk dalam kategori over-identified model.

Hal ini menunjukkan bahwa model yang dibangun telah sesuai karena hasil degree of freedom model memiliki jumlah parameter yang diestimasi lebih kecil dari jumlah data yang diketahui (Ghazali, 2014).

Diketahui bahwa identifikasi dari model adalah over-identified, tahap selanjutnya yang dilakukan adalah estimasi untuk memperoleh nilai dari parameter dan loading factor variabel- variabel yang terdapat dalam model. Hasil yang telah diestimasi pada SEM berupa standardized solution untuk mengetahui tingkat keeratan suatu hubungan antarvariabel yang terdapat dalam model. Semakin besar nilai loading factor maka semakin kuat indikator menggambarkan keadaan atau mengukur variabel latennya. Ghazali (2014) menyatakan bahwa nilai loading factor > 0.5 menunjukkan keeratan hubungan yang kuat.

Tahapan selanjutnya setelah estimasi yang dilakukan adalah mengetahui uji validitas dan uji reliabilitas dengan model pengukuran. Model pengukuran bertujuan untuk memodelkan hubungan antara variabel laten dengan indikator-indikatornya. Pada penelitian ini model pengukuran yang digunakan adalah confirmatory factor analysis (CFA). CFA akan mengkonfirmasi apakah indikator-indikator yang digunakan merupakan ukuran dari sebuah variabel laten. Hasil akhir CFA diperoleh melalui uji kecocokan model, yaitu analisis validitas model dan analisis reliabilitas model (Ghazali, 2014). Adapun hasil pengukuran model menggunakan LISREL 8.8 tersaji pada Tabel

Tabel 4. Perhitungan construct reliability dan variance extracted.

Variabel Indikator SLF Error SLF2 CR VE

Citarasa Cup menarik Kemasan hygienis Varian menu

Total Produk (Product)

0,79 0,77 0,80 0,78 3,14

0,37 0,41 0,36 0,40 1,54

0,62 0,59 0,64 0,61 2,47

0,86 0,62

Harga sesuai kualitas 0,86 0,26 0,74 0,74 0,59

(11)

Variabel Indikator SLF Error SLF2 CR VE Harga kompetitif

Total Harga (Price)

0,66 1,52

0,57 0,83

0,44 1,18 Lokasi mudah ditemukan

Lokasi mudah dijangkau kendaraan Total Tempat (Place)

0,92 0,92

1,84

0,15 0,15

0,30

0,85 0,85

1,69

0,92 0,85

Iklan di medsos menarik

Promosi menimbulkan keinginan membeli

Total Promosi (Promotion)

0,91 0,89

1,80

0,17 0,21

0,38

0,83 0,79

1,62

0,90 0,81

Tempat duduk memadai Dekorasi dan penataan ruangan menarik

Tersedianya fasilitas parkir

Tersedianya layanan pembayaran non tunai

Total Bukti Fisik (physical evidence)

0,83 0,81

0,78 0,65

3,07

0,31 0,35

0,38 0,58

1,62

0,69 0,66

0,61 0,42

2,38

0,85 0,59

Karyawan melayani dengan ramah dan sopan

Karyawan mampu menjelaskan varian menu

Karyawan berpenampilan menarik Total Pelaku (People)

0,88

0,87

0,87 2,62

0,22

0,24

0,24 0,70

0,77

0,76

0,76 2,29

0,91 0,77

Penyajian pesanan cepat Transaksi pembayaran mudah

Keluhan dan saran ditanggapi dengan sigap

Total Proses (Process)

0,90 0,79 0,87

2,56

0,18 0,38 0,25

0,81

0,81 0,62 0,76

2,19

0,89 0,73

Product quality Service quality Emotional factor Price

Cost Acquiring

Total Kepuasan

0,93 0,91 0,88 0,86 0,88 4,46

0,14 0,17 0,23 0,26 0,23 1,03

0,86 0,83 0,77 0,74 0,77 3,98

0,95 0,79

Repeat purchases Committed buyer Refers other Cutomer retention

Total Loyalitas

0,80 0,76 0,88 0,75 3,19

0,36 0,43 0,23 0,44 1,46

0,64 0,58 0,77 0,56 2,55

0,87 0,64

Berdasarkan Tabel 18 diketahui bahwa setiap indikator yang digunakan pada penelitian memiliki nilai standardized loading factor (SLF) ≥ 0.05 oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa semua indikator yang diujikan tersebut valid. Selain itu, setiap variabel laten eksogen pada penelitian ini memiliki reliabilitas yang baik. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai construct reliability (CR) > 0.70 dan nilai variance extracted (VE) > 0.50.

(12)

Uji Kecocokan Model (Goodness of Fit Index)

Model yang telah diestimasi harus diuji kecocokan modelnya. Menguji kecocokan model harus memenuhi syarat untuk menjadi sebuah model dengan tingkat kecocokan terbaik. Hasil uji kecocokan model dapat dilihat pada Tabel xx berikut ini:

Tabel 5. Hasil Uji Kecocokan Data (Goodness of Fit Index) dengan Model Fit Goodness of Fit Index Cut-off Value Hasil Kesimpulan

GFI AGFI

CFI TLI/NNFI

NFI IFI RMSEA

RMR

≥ 90

≥ 90

≥ 90

≥ 90

≥ 90

≥ 90

≤ 0,08

≤ 0,05

0,88 0,84 0,99 0,99 0,98 0,99 0,06 0,02

Marginal Fit Marginal Fit Good Fit Good Fit Good Fit Good Fit Good Fit Good Fit

Berdasarkan hasil yang tertera pada Tabel 19 dapat dilihat bahwa model yang dibangun dalam desain analisis telah memenuhi syarat kecocokan. Terutama pada nilai RMSEA yang memiliki nilai kurang dari 0.08 tetapi diatas 0.05. Nilai RMR ≤ 0.05, CFI, NNFI, IFI dan NFI ≥ 0.90 dan RMR ≤ 0.05 menunjukkan kecocokan yang baik sehingga hasil tersebut menunjukkan bahwa model tergolong good fit. Walaupun nilai GFI dan AGFI ≤ 90 menunjukkan bahwa model tergolong marginal fit. Namun dari kombinasi keseluruhan berbagai ukuran kecocokan tersebut dapat disimpulkan bahwa kecocokan keseluruhan model adalah baik.

Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis Structural Equation Modelling (SEM) dan uji F terhadap penelitian yang dilakukan terbuti bahwa hipotesis (1) terdapat pengaruh simultan antara bauran pemasaran dan kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen alpukat kocok pak kumis. Hal ini ditunjukkan juga dari nilai R2 sebesar 0,90 bahwa besarnya pengaruh simultan bauran dan kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen sebesar 90% dengan varian kesalahan (error variance) sebesar 0,10 dengan standar kesalahan Bauran Pemasaran dan standar kesalahan Kepuasan bernilai sama sebesar 0,18. Capaian bauran pemasaran secara keseluruhan diperoleh 84,75% dengan kriteria Sangat Baik, begitu juga dengan kepuasan konsumen secara keseluruhan diperoleh 85,80% dengan kriteria Sangat Baik, serta capaian loyalitas konsumen secara keseluruhan diperoleh 82,22% dengan kriteria Baik. Selain itu, berdasarkan persepsi responden merasa puas terhadap produk alpukat kocok pak kumis sebesar 99,00% dan responden memberiakn respon loyal terhadap produk minuman alpukat kocok pak kumis yang ditunjukkan dari adanya keinginan ulang untuk membeli sebesar 98%, merekomendasikan produk ke orang lain sebesar 97%, tetap membeli walau harga naik sebesar 92% serta tetap membeli walau varian menu yang diinginkan tidak tersedia sebesar 64%.

Pengujian secara pengaruh secara parsial menggunakan metode analisis Structural Equation Modelling (SEM) terbukti bahwa hipotesis (2), terdapat pengaruh positif dan signifikan bauran pemasaran terhadap kepuasan konsumen. Hal ini ditunjukkan juga dari nilai R2 sebesar 0,88 bahwa besarnya pengaruh simultan bauran dan kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen sebesar 88% dengan varian kesalahan (error variance) sebesar 0,12 dengan standar kesalahan bauran pemasaran dan standar kesalahan kepuasan bernilai sama sebesar 0,07. Capaian bauran pemasaran secara keseluruhan diperoleh 84,75% dengan kriteria Sangat Baik, begitu juga dengan kepuasan

(13)

konsumen secara keseluruhan diperoleh 85,80% dengan kriteria Sangat Baik. Hal ini menjelaskan bahwa bauran pemasaran memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen alpukat kocok pak kumis. Hal yang menyebabkan timbulnya pengaruh bauran pemasaran terhadap kepuasan konsumen dikarenakan strategi bauran pemasaran yang diterapkan oleh pemilik kedai sudah sesuai dengan keinginan konsumen yang berdampak pada kepuasan konsumen terhadap kedai alpukat kocok pak kumis dan pada akhirnya membuat konsumen membentuk nilai positif terhadap keseluruhan strategi bauran pemasaran yang diberikan kedai kepada konsumennya.

Pengujian secara parsial selanjutnya menggunakan metode analisis SEM terbukti bahwa hipotesis (3), terdapat pengaruh positif signifikan bauran pemasaran terhadap loyalitas konsumen.

Hal ini ditunjukkan juga dari nilai R2 sebesar 0,90 bahwa besarnya pengaruh bauran pemasaran terhadap loyalitas konsumen sebesar 90% dengan varian kesalahan (error variance) sebesar 0,10 dengan standar kesalahan bauran pemasaran sebesar 0,18. Capaian bauran pemasaran secara keseluruhan diperoleh 84,75% dengan kriteria Sangat Baik, begitu juga dengan loyalitas konsumen secara keseluruhan diperoleh 82,22% dengan kriteria Baik. Hal ini menjelaskan bahwa bauran pemasaran memiliki pengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen alpukat kocok pak kumis.

Hal yang menyebabkan timbulnya pengaruh bauran pemasaran terhadap loyalitas konsumen dikarenakan strategi bauran pemasaran yang diterapkan oleh pemilik kedai sudah sesuai dengan keinginan konsumen yang berdampak pada loyalitas konsumen terhadap kedai alpukat kocok pak kumis dan pada akhirnya membuat konsumen membentuk nilai positif terhadap keseluruhan strategi bauran pemasaran yang diberikan kedai kepada konsumennya.

Pengujian secara parsial selanjutnya menggunakan metode analisis SEM terbukti bahwa hipotesis (4), terdapat pengaruh positif signifikan kepuasan terhadap loyalitas konsumen. Hal ini ditunjukkan juga dari nilai R2 sebesar 0,90 bahwa besarnya pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen sebesar 90% dengan varian kesalahan (error variance) sebesar 0,10 dengan standar kesalahan kepuasan konsumen sebesar 0,18. Capaian kepuasan konsumen secara keseluruhan diperoleh 85,80% dengan kriteria Sangat Baik, begitu juga dengan loyalitas konsumen secara keseluruhan diperoleh 82,22% dengan kriteria Baik. Selain itu, berdasarkan persepsi responden merasa puas terhadap produk alpukat kocok pak kumis sebesar 99,00% dan responden memberiakn respon loyal terhadap produk minuman alpukat kocok pak kumis yang ditunjukkan dari adanya keinginan ulang untuk membeli sebesar 98%, merekomendasikan produk ke orang lain sebesar 97%, tetap membeli walau harga naik sebesar 92% serta tetap membeli walau varian menu yang diinginkan tidak tersedia sebesar 64%. Hal ini menjelaskan bahwa kepuasan konsumen memiliki pengaruh posotif signifikan terhadap loyalitas konsumen alpukat kocok pak kumis.

Selanjutnya pengujian pengaruh tidak langsung (intervening) menggunakan metode analisis Structural Equation Modelling (SEM) terbukti bahwa hipotesis (5), terdapat pengaruh positif signifikan bauran pemasaran terhadap loyalitas konsumen melalui kepuasan konsumen (mediasi).

Hal ini menjelaskan bahwa bauran pemasaran memiliki pengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen alpukat kocok pak kumis melalui kepuasan konsumen. Hal yang menyebabkan timbulnya pengaruh bauran pemasaran terhadap loyalitas konsumen dikarenakan strategi bauran pemasaran yang diterapkan oleh pemilik kedai sudah sesuai dengan keinginan konsumen yang berdampak pada kepuasan konsumen yang berimpilkasi secara tidak langsung terhadap loyalitas konsumen kedai alpukat kocok pak kumis dan pada akhirnya membuat konsumen membentuk nilai positif terhadap keseluruhan strategi bauran pemasaran yang diberikan kedai kepada konsumennya.

(14)

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uraian pembahasan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh simultan bauran pemasaran dan kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen. Tingkat capaian loyalitas konsumen secara keseluruhan diperoleh 82,22% dengan kriteria Baik.

2. Terdapat pengaruh positif signifikan bauran pemasaran terhadap kepuasan konsumen. Tingkat capaian kepuasan konsumen secara keseluruhan diperoleh 85,80% dengan kriteria Sangat Baik.

3. Terdapat pengaruh positif signifikan bauran pemasaran terhadap loyalitas konsumen. Tingkat capaian loyalitas konsumen secara keseluruhan diperoleh 82,22% dengan kriteria Baik.

4. Terdapat pengaruh positif signifikan kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen. Tingkat capaian loyalitas konsumen secara keseluruhan diperoleh 82,22% dengan kriteria Baik.

5. Terdapat pengaruh positif signifikan bauran pemasaran terhadap loyalitas konsumen melalui variabel intervening kepuasan konsumen.

DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2019. Produksi Buah-Buahan [diunduh 2019 Juli 21]. Tersedia pada:

http//:www.bps.go.id.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2020. Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2020 [diunduh 2020 Oktober 20]. Tersedia pada: https://cianjurkab.bps.go.id/.

Amanda, T. 2019. Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Loyalitas Pelanggan Restoran Waroeng Hotplate Odon Bogor. Doctoral dissertation, IPB University.

Brahma, B. (2020). Oncologists and COVID-19 in Indonesia: What can we learn and must do?.

Indonesian Journal of Cancer, 14(1), 1-2

Chang, N., & Fong, C. (2010). Green product quality, green corporate image,green customer satisfaction, and green customer loyalty. African Journal of Business Management 4(13), 2836–

2844

Damayanti, A., & Satrio, B. 2019. Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Kepuasan Konsumen Mie Instan Setan Cabang Dukuh Kupang Surabaya. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen (JIRM), 8(6).

Dameria, I. 2018. Loyalitas Konsumen dalam Meningkatkan Omzet Penjualan pada Gerai Indomaret di Kecamatan Loceret Kabupatan Nganjuk. Jurnal Aplikasi Administrasi, 19(2), 100- 109.

Debora Y. 2017. Kemana mengalirnya uang para milenial [Internet]. [diunduh 2020 Okt 20].

Tersedia pada: https://tirto.id/ke-mana-mengalirnya-uang-para-milenial-cv76.

Firdaus M, dan Farid MA. 2008. Aplikasi Metode Kuantitatif Terpilih untuk Manajemen dan Bisnis. Bogor (ID): IPB Press.

Ghozali, Imam. 2014. Structural Equation Modeling, Metode Alternatif dengan Partial Least Square (PLS). Edisi 4. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

(15)

Griffin J. 2003. Customer Loyalty: Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan.

Dwi Kartini Yahya, penerjemah. Jakarta (ID): Erlangga.

Hair, J.F., Black, W.C., Babin, B.J. and Anderson, R.E. 2010. Multivariate Data Analysis. 7th Edition, Pearson, New York.

Hurriyati R. 2005. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung (ID): Alfabeta.

Ibidunni OS. 2011. Marketing mix as tools for achieving competitive advantage in nigerian market place: multi-national and indigenous companies in perspective. Journal of Marketing Development and Competitiveness. 5(7): 81-94.

Kotler P, Armstrong G. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid I. Edisi ke-12. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga.

Kotler P. Armstrong G. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid 2. Edisi ke-8. Bob Sabran MM, penerjemah. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga.

Kuntjoroadi, W., & Safitri, N. 2011. Analisis strategi bersaing dalam persaingan usaha penerbangan komersial. Bisnis & Birokrasi Journal, 16(1).

Lovelock C, Wirtz J, Mussry J. 2011. Pemasaran Jasa Perspektif. Ed ke-7. Jakarta (ID): Erlangga.

Priyatno, D. 2012. Cara Kiat Belajar Analisis Data Dengan SPSS 20. Andi. Yogyakarta.

Ramadhani, T. A. 2019. Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Loyalitas Melalui kepuasan Konsumen Kedai Kopi Kulo Bogor. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.

Rohmah, S. N. 2020. Adakah Peluang Bisnis di Tengah Kelesuan Perekonomian Akibat Pandemi Corona?. 'ADALAH, 4(1).

Saulo, A. A. 2016. Millennials and food. Food Safety and Technology, 63, 1-3.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D).

Bandung: Alfabeta.

Sumartini, L. C., & Tias, D. F. A. 2019. Analisi Kepuasan Konsumen untuk Meningkatkan Volume Penjualan Kedai Kopi Kala Senja . Jurnal E-Bis (Ekonomi-Bisnis), 3(2), 111-118.

Utami, E., Rufaidah, E., & Maydiantoro, A. 2019. Pengaruh Instagram, Kelompok Temen Sebaya, Literasi Ekonomi, dan Life Style terhadap Perilaku Konsumtif. JEE (Jurnal Edukasi Ekobis), 7(2).

Yazid, S., & Lie, L. D. J. 2020. Dampak Pandemi Terhadap Mobilitas Manusia di Asia Tenggara.

Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional, 75-83.

Yunus, N. R., & Rezki, A. 2020. Kebijakan Pemberlakuan Lock Down Sebagai Antisipasi Penyebaran Corona Virus Covid-19. Salam: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i, 7(3), 227-238 Zeithml VA, Bitner MJ. 2013. Service Marketing: Integrating Customer Focus across The Firm Second Edition. New York(US): McGrow-Hill Education.

Gambar

Tabel 1. Uji kecocokan model beserta nilai kritis pada analisis Structural Equation Modelling   Goodness of Fit Index  Cut-off Value
Tabel 1.  Tingkat Capaian Bauran Pemasaran Kedai Alpukat Kocok Pak Kumis.
Tabel 3. Tingkat capaian loyalitas konsumen kedai alpukat kocok pak kumis.

Referensi

Dokumen terkait

Syukur Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “ Pengaruh Semangat Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Pada Karyawan bagian

Demikian penetapan ini, dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan perubahan sebagaimana

Dengan tujuan agar mahasiswa dapat memahami dan menerapkan prinsip Hak Asasi Manusia yang membahas , sejarah perkembangan HAM,Hak-hak Politik dan Sipil, HAM Internasional, PBB dan

Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa dari 10 responden dosen perempuan yang diwawancarai di Universitas Bangka Belitung menyatakan : 9 dosen perempuan dari 10

Kubangun (2012) menggunakan metode Wavelet Based Filtering untuk menganalisis suara paru dengan mengolah sinyal yang telah direkam dengan menggunakan stetoskop

kontrol udara panas dalam inkubator tersebut dilakukan oleh exhaust fan yang dikendalikan kecepatan putarnya menggunakan metode PWM (Pulse Width Modullation) melalui

risiko nyeri pinggang, seperti tidak memperhatikan berat beban maksimal yang boleh diangkat, frekuensi angkat maksimal dalam sehari kerja, mereka bekerja dengan

Peningkatan proses pembelajaran IPS terjadi karena penggunaan metode permainan dengan optimal sesuai langkah-langkah (1) menjelaskan petunjuk permainan; (2)