• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh media poster dan media leaflet terhadap pengetahuan dan sikap siswa di SMA Negeri 2 Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh media poster dan media leaflet terhadap pengetahuan dan sikap siswa di SMA Negeri 2 Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2015"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH MEDIA POSTER DAN MEDIA LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWATENTANG BAHAYA

ROKOK DI SMANEGERI 2 RANTAU SELATAN KABUPATEN LABUHANBATU TAHUN 2015

SKRIPSI

OLEH:

SITI SRI MAGA YANTI NIM : 121021104

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGARUH MEDIA POSTER DAN MEDIA LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA TENTANG BAHAYA

ROKOK DI SMA NEGERI 2 RANTAU SELATAN KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN 2015

Skripsi ini diajukan sebagai

Salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana kesehatan masyarakat

OLEH:

SITI SRI MAGA YANTI NIM : 121021104

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul

PENGARUH MEDIA POSTER DAN MEDIA LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA TENTANG BAHAYA

ROKOK DI SMA NEGERI 2 RANTAU SELATAN KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN 2015

Yang disiapkan dan dipertahankan oleh SITI SRI MAGA YANTI

NIM :121021104

Disahkan oleh:

Komisi pembimbing

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Drs. TUKIMAN, MKM Drs.ALAM BAKTI KELOKO,MKes NIP.196110241990031003 NIP.196206041992031001

Medan, Juni 2015

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Dekan

(4)

ABSTRAK

Perilaku merokok merupakan hal yang biasa bagi kebanyakan masyarakat Indonesia khususnya kaum lelaki dewasa. Dalam sepuluh tahun terakhir konsumsi rokok di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 44,1% dan jumlah perokok mencapai 70% penduduk Indonesia. Indonesia tercatat sebagai peringkat ketiga konsumer rokok terbanyak dunia yaitu mencapai 144 juta perokok dan salah satu media yang berperan dalam meningkatnya jumlah perokok adalah iklan rokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode ceramah dengan media poster dan media leaflet terhadap pengetahuan dan sikap siswa tentang bahaya rokok di SMA Negeri 2 Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2015.

Jenis penelitian ini eksperimen Semu (Quasi Experiment Design) dengan rancangan pretest-posttest. Penelitian dilakukan bulan Juli 2014 sampai dengan Maret 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang berstatus sebagai pelajar (siswa) kelas I (X), kelas II (XI), dan kelas III (XII) di SMA Negeri 2 Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu dengan jumlah siswa 321 orang dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 74 orang yang dipilih dengan menggunakan rumus Lemeshow. Data yang ada dianalisis menggunakan uji statistik Paired Sample T-Test dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% (0,05).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyuluhan kesehatan dengan media poster ( p < 0,001) dan leaflet ( p < 0,001) dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja tentang bahaya rokok di SMA Negeri 2 Rantau Selatan.

Pemerintah diharapkan untuk meningkatkan fasilitas perpustakaan di SMA Negeri 2 Rantau Selatan dengan buku yang bervariasi dan menarik sehingga dapat menambah minat baca siswa di SMA Negeri 2 Rantau Selatan terutama buku yang berkaitan dengan rokok dan menjadikan sekolah SMA Negeri 2 Rantau Selatan sebagai kawasan bebas rokok. Diharapkan kepada kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhan Batu dan kepada Kepala Puskesmas setempat dalam mengembangkan strategi promosi kesehatan terutama dalam pemilihan media yang efektif pada kegiatan penyuluhan tentang rokok termasuk media poster dan leaflet.

(5)

ABSTRACT

Smoking behavior are common for most of Indonesian people, especially in adult omit. In the last ten years cigarette consumption in Indonesia is increased by 44.1% and the number of smokers to 70% of the Indonesian population. Indonesia is the third biggest cigarette consumer in the world, reaching 144 million smokers and one of the media that play a role in the increasing number of smokers is of cigarette advertising. This study aims to determine the effect of discourse methode with posters and leaflets media on knowledge and attitudes about the dangers of smoking male students at SMANumber 2 South Rantau Labuhan Batu district in 2015.

This type of research experiments Moot (Quasi Experiment Design) with a pretest-posttest design. The study was conducted in July 2014 to March 2015. The population of this study were young male as a student (student) class I (X), class II (XI), and class III (XII) at SMANumber 2 South Rantau Labuhan Batu district the number of students 321 people, and the sample of this study amounted to 74 people are selected using Lemeshow formula. Existing data were analyzed using statistical tests Paired Sample T-Test using 95% confidence level (0.05).

The results showed that health education with poster media (p <0.001) and leaflets (p <0.001) to enhance the knowledge and attitudes of adolescents about the dangers of smoking in SMANumber 2 South Rantau.

Goverment are expected to improve library facilities with a varied and interesting books so as to increase students' interest in reading in SMANumber 2 South Rantau especially books related to smoking and make the SMANumber 2 South Rantau as a non-smoking area. Expected to head of the Department District Health Labuhan Batu and the head of the local health centers in developing health promotion strategies, especially in the selection of an effective media outreach activities on cigarettes including media posters and leaflets.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul ”Pengaruh media poster dan media leaflet terhadap pengetahuan dan sikap siswa di SMA Negeri 2 Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2015”.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini, Penulis banyak mendapatkan dukungan materil dan moril dari berbagai pihak. oleh karena itu pada kesempatan ini, dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr.Drs. Surya Utama, M.S Selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Tukiman, MKM Selaku Kepala Departemen Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu Perilaku, dan selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Alam Bakti Keloko, Mkes Selaku dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs.R.Kintoko R, MKM selaku dosen Penguji yang telah banyak memberikan saran untuk menyempurnakan penulisan skripsi ini.

(7)

6. Bapak Warsitoh selaku pegawai Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

7. Kepala Sekolah beserta staf pendidikan SMA Negeri 2 Rantau Selatan yang telah banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian untuk kesempurnaan skripsi ini.

8. Ayahanda Abdul Muis Rambe dan Ibunda Safridah, Spd yang telah memberikan dukungan moril maupun materil dan doa’Nya dalam setiap langkah penulis. Adikku tersayang Afrinildah, Amkeb. Rahmat Sudirno, Spd. M.rizki yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.

9. Sahabat-Sahabat Terbaikku Winda Rahmadani, Ika Maulina, Rohani, Sarah Ardila, Regina Putri, Dian Erviana, Elvira Mutia, Chinta Yolanda S, yang telah memberikan dukungan dan semangat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan penulis, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Mei 2015

(8)

DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.3.1 Tujuan Umum ... 7

1.3.2 Tujuan Khusus ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8

2.1 Pengetahuan ... 8

2.1.1 Definisi Pengetahuan ... 8

2.2 Sikap ... 12

2.2.1 Definisi Sikap ... 12

2.2.2 Tingkatan Sikap ... 13

2.2.3 Faktor Berpengaruh Terhadap Sikap ... 13

2.3 Remaja ... 15

2.3.1 Definisi Remaja ... 15

2.3.2 Tahapan Perkembangan Masa Remaja ... 16

2.4 Rokok ... 18

2.4.1 Definisi Rokok ... 18

2.4.2 Bahan Baku Rokok ... 18

2.4.3 Kandungan Bahan Kimia Pada Rokok ... 19

2.4.4 Tahapan Merokok ... 23

2.4.5 Pembagian Perokok Menurut Jenisnya ... 24

2.4.6 Tipe Rokok Menurut Banyak Rokok yang Dihisap ... 24

2.4.7 Faktor-Faktor Risiko bagi Remaja Merokok ... 24

2.4.8 Bahaya Rokok ... 27

2.5 Promosi Kesehatan ... 28

2.6 Media ... 30

2.6.1 Definisi Media ... 30

(9)

2.7 Media Cetak ... 33

2.7.1 Definisi Media Cetak ... 33

2.8 Poster ... 34

2.8.1 Definisi Poster ... 34

2.8.2 Syarat-Syarat Pembuatan Poster ... 34

2.8.3 Cara Pembuatan Poster ... 35

2.8.4 Tempat Pemasangan Poster ... 35

2.8.5 Kegunaan Poster ... 35

2.8.6 Keuntungan Poster ... 36

2.9 Leaflet ... 36

2.9.1 Kegunaan leaflet ... 37

2.9.2 Keuntungan leaflet... 37

2.10 Kerangka Konsep ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

3.1 Jenis Penelitian... 39

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 40

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 40

3.2.2 Waktu Penelitian ... 41

3.3 Populasi dan Sampel ... 41

3.3.1 Populasi ... 41

3.3.2 Sampel ... 41

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 43

3.5 Definisi Operasional ... 44

3.6 Aspek Pengukuran ... 45

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data ... 46

3.7.1 Teknik pengolahan data ... 46

3.7.2 Teknik Analisis data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 48

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 48

4.2 Karakteristik Responden ... 49

4.3 Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Rokok Melalui Media Poster di SMA Negeri 2 Rantau Selatan ... 50

4.3.1 Gambaran Pengetahuan Responden Tentang Bahaya Rokok Pada Kelompok Perlakuan dengan Media Poster... 50

4.3.2 Gambaran Sikap Responden pada Kelompok Perlakuan Penyuluhan Kesehatan dengan Media Poster ... 53

4.4 Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Rokok Melalui Media Leaflet di SMA Negeri 2 Rantau Selatan ... 56

4.4.1 Gambaran Pengetahuan Responden pada Kelompok Perlakuan Penyuluhan Kesehatan dengan Media Leaflet ... 56

(10)

BAB V PEMBAHASAN ... 65

5.1 Gambaran Pengetahuan dan Sikap Responden Pada Kelompok Penyuluhan Kesehatan dengan Media Poster Tentang Bahaya Rokok ... 65

5.2 Gambaran Pengetahuan dan Sikap Responden Pada Kelompok Penyuluhan Kesehatan dengan Media Leaflet Tentang Bahaya Rokok ... 68

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

6.1 Kesimpulan ... 72

6.2 Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah Siswa dalam 3 Tahun Terakhir di SMA Negeri 2

Rantau Selatan ... 49 Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di SMA Negeri 2

Rantau Selatan ... 49 Tabel 4.3 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Bahaya Rokok

Pada Kelompok Perlakuan dengan Media Poster ... 50 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Tentang Bahaya Rokok Ssebelum dan Sesudah Intervensi Pada Kelompok Perlakuan Media Poster di SMA Negeri 2

Rantau Selatan ... 52 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pre-Test dan Post-Test Rata-Rata Tingkat

Pengetahuan Responden Tentang Bahaya Rokok Kelompok

Penyuluhan Kesehatan dengan Media Poster ... 52 Tabel 4.6 Distribusi Sikap Responden Sebelum dan Sesudah

Intervensi Penyuluhan Kesehatan dengan Media Poster

Tentang Bahaya Rokok ... 53 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Sebelum

dan Sesudah Intervensi Pada Kelompok Penyuluhan Kesehatan dengan Media Poster di SMA Negeri 2 Rantau Selatan

Tahun 2015 ... 55 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Pre-Test dan Post-Test Rata-Rata Sikap

Responden Tentang Bahaya Rokok Kelompok Penyuluhan Kesehatan dengan Media Poster ... 55 Tabel 4.9 Distribusi Pengetahuan Responden Pada Kelompok Penyuluhan

Kesehatan dengan Media Leaflet Tentang Bahaya Rokok ... 56 Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Sebelum Intervensi dan Sesudah Intervensi Pada Kelompok Penyuluhan Kesehatan dengan Media Leaflet di SMA Negeri 2 Rantau Selatan Tahun 2015... 58 Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Pre-Test dan Post-Test Rata-Rata Tingkat

Pengetahuan Responden Tentang Bahaya Rokok Kelompok

(12)

Tabel 4.12 Distribusi Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Intervensi Penyuluhan Kesehatan dengan Media Leaflet

Tentang Bahaya Rokok ... 59 Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Sebelum

dan Sesudah Intervensi Pada Kelompok Penyuluhan Kesehatan dengan Media Leaflet di SMA Negeri 2 Rantau Selatan

Tahun 2015 ... 61 Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Pre-Test dan Post-Test Rata-Rata Sikap

Responden Tentang Bahaya Rokok Kelompok Penyuluhan

Kesehatan dengan Media Leaflet ... 62 Tabel 4.15 Distribusi Mean Pengetahuan dan Sikap Siswa Sebelum dan

Sesudah Penyuluhan Kesehatan Tentang Bahaya Rokok

(13)

DAFTAR GAMBAR

(14)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Siti Sri Maga Yanti

Tempat Lahir : Bandar Tinggi Tanggal lahir : 24 Juli 1990

Suku Bangsa : Batak

Agama : Islam

Nama Ayah : Abdul Muis Rambe Suku Bangsa Ayah : Batak

Nama Ibu : Safridah

Suku Bangsa Ibu : Batak

Pendidikan Formal

1. SD/Tamat tahun : SD Negeri 112151 Janji Lobi Rantau Prapat/ 2002 2. SLTP/Tamat tahun : SLTP Negeri 2 Rantau Selatan / 2005

3. SLTA/Tamat tahun : SMA Negeri 2 Rantau Selatan / 2008

(15)

ABSTRAK

Perilaku merokok merupakan hal yang biasa bagi kebanyakan masyarakat Indonesia khususnya kaum lelaki dewasa. Dalam sepuluh tahun terakhir konsumsi rokok di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 44,1% dan jumlah perokok mencapai 70% penduduk Indonesia. Indonesia tercatat sebagai peringkat ketiga konsumer rokok terbanyak dunia yaitu mencapai 144 juta perokok dan salah satu media yang berperan dalam meningkatnya jumlah perokok adalah iklan rokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode ceramah dengan media poster dan media leaflet terhadap pengetahuan dan sikap siswa tentang bahaya rokok di SMA Negeri 2 Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2015.

Jenis penelitian ini eksperimen Semu (Quasi Experiment Design) dengan rancangan pretest-posttest. Penelitian dilakukan bulan Juli 2014 sampai dengan Maret 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang berstatus sebagai pelajar (siswa) kelas I (X), kelas II (XI), dan kelas III (XII) di SMA Negeri 2 Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu dengan jumlah siswa 321 orang dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 74 orang yang dipilih dengan menggunakan rumus Lemeshow. Data yang ada dianalisis menggunakan uji statistik Paired Sample T-Test dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% (0,05).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyuluhan kesehatan dengan media poster ( p < 0,001) dan leaflet ( p < 0,001) dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja tentang bahaya rokok di SMA Negeri 2 Rantau Selatan.

Pemerintah diharapkan untuk meningkatkan fasilitas perpustakaan di SMA Negeri 2 Rantau Selatan dengan buku yang bervariasi dan menarik sehingga dapat menambah minat baca siswa di SMA Negeri 2 Rantau Selatan terutama buku yang berkaitan dengan rokok dan menjadikan sekolah SMA Negeri 2 Rantau Selatan sebagai kawasan bebas rokok. Diharapkan kepada kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhan Batu dan kepada Kepala Puskesmas setempat dalam mengembangkan strategi promosi kesehatan terutama dalam pemilihan media yang efektif pada kegiatan penyuluhan tentang rokok termasuk media poster dan leaflet.

(16)

ABSTRACT

Smoking behavior are common for most of Indonesian people, especially in adult omit. In the last ten years cigarette consumption in Indonesia is increased by 44.1% and the number of smokers to 70% of the Indonesian population. Indonesia is the third biggest cigarette consumer in the world, reaching 144 million smokers and one of the media that play a role in the increasing number of smokers is of cigarette advertising. This study aims to determine the effect of discourse methode with posters and leaflets media on knowledge and attitudes about the dangers of smoking male students at SMANumber 2 South Rantau Labuhan Batu district in 2015.

This type of research experiments Moot (Quasi Experiment Design) with a pretest-posttest design. The study was conducted in July 2014 to March 2015. The population of this study were young male as a student (student) class I (X), class II (XI), and class III (XII) at SMANumber 2 South Rantau Labuhan Batu district the number of students 321 people, and the sample of this study amounted to 74 people are selected using Lemeshow formula. Existing data were analyzed using statistical tests Paired Sample T-Test using 95% confidence level (0.05).

The results showed that health education with poster media (p <0.001) and leaflets (p <0.001) to enhance the knowledge and attitudes of adolescents about the dangers of smoking in SMANumber 2 South Rantau.

Goverment are expected to improve library facilities with a varied and interesting books so as to increase students' interest in reading in SMANumber 2 South Rantau especially books related to smoking and make the SMANumber 2 South Rantau as a non-smoking area. Expected to head of the Department District Health Labuhan Batu and the head of the local health centers in developing health promotion strategies, especially in the selection of an effective media outreach activities on cigarettes including media posters and leaflets.

(17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Menghisap tembakau merupakan hal kebiasaan telah dikenal sejak lama dimuka bumi. Sejak dulu bangsa yang dikenal sebagai bangsa penghisap tembakau yaitu bangsa Indian dan Amerika Utara dimana menghisap tembakau dijadikan sebagai pipa perdamaian yang dilakukan pada kesempatan khusus. Kebiasaan menghisap tembakau ini kemudian berkembang luas, khususnya setelah berkembangnya industri modern rokok diawal abad. Kebiasaan merokok di perkirakan mulai banyak di kenal di indonesia pada awal abad ke-19 yang lalu. Produksi rokok yang dihasilkan adalah batang sigaret kretek tangan, sigaret putih mesin, dan sigaret kretek mesin (Aditama, 2011).

Menurut catatan laporan WHO negara-negara yang mengkonsumsi rokok terbanyak ada sepuluh negara. Negara yang mengkonsumsi rokok dimulai dari negara yang tinggi mengkonsumsi rokok adalah China, India, Indonesia, Rusia, Amerika Serikat, Jepang, Brazil, Bangladesh, Jerman, Turki. China menempati urutan pertama sebanyak 390 juta perokok, India urutan kedua menempati konsumsi merokok sebesar 144 juta, Indonesia menempati peringkat ketiga sebanyak 65 juta, Rusia 61 juta, Amerika Serikat 58 juta, Jepang 49 juta, Brazil 24 juta, Bangladesh 23,3 juta, Jerman 22,3 juta, Turki 21,5 juta perokok (WHO, 2008).

(18)

240.618 jiwa pada tahun 2013. Hal ini terjadi kenaikan penderita penyakit akibat konsumsi tembakau dari 384.058 jiwa pada tahun 2010, menjadi 962.403 jiwa , pada tahun 2013 perokok pemula pada usia 10-14 tahun menjadi 18%, sedangkan pada usia remaja 13-15 tahun 12 %, kenaikan konsumsi ini terjadi karena konsumsi rokok yang semakin meningkat pada remaja biasanya sering pada siswa/siswi di sekolah (Kemenkes, 2013).

Sebuah Studi Kohort Prospektif yang dilakukan di sekolah pada 276 perokok dengan umur 12 sampai 18 tahun dengan angka kejadian 46% pada perokok jarang, perokok 1-9 batang perhari sebanyak 12%, pada perokok 10 batang perhari sebanyak 6,8%. Remaja mengkonsumsi rokok disebabkan kecanduan tembakau, kurang mampu mengatasi stress, putus sekolah, adanya pengaruh dari teman sebanya dan lingkungan sekitar, pengaruh media, tingkat pendidikan orang tua yang rendah (Soetjiningsih, 2010).

Survei yang diadakan oleh Yayasan Jantung Indonesia menunjukkan data pada anak-anak berusia 10-16 tahun sebagai berikut angkaperokok <10 tahun (9%), 12 tahun (18%), 13 tahun (23%), 14 tahun (22%), dan15-16 tahun (28%). Mereka yang menjadi perokok karena dipengaruhi olehteman-temannya sejumlah 70%, 2% diantaranya hanya coba-coba. Selain itu,menurut data survei kesehatan rumah tangga 2002 seperti yang tercatatatdalam Koran Harian Republika tanggal 5 juni 2003, menyebutkan bahwa jumlahperokok aktif di Indonesia mencapai 75% atau 141 juta orang (Azwar,1997).

(19)

Pendapat Para Ahli WHO (World Health Organitation) Eropa menyatakan bahwa iklan rokok dapat merangsang seseorang untuk memulai merokok. Iklan rokok membawa pengaruh untuk merangsang perokok untuk banyak lagi dan memotivasi perokok untuk memilih merk – merk rokok tertentu. Penelitian ahli ini iklan-iklan rokok ternyata sangat berpengaruh pada anak-anak oleh karena besarnya pengaruh iklan rokok ini maka berbagai organisasi kesehatan dunia telah mengusulkan pembatasan iklan rokok (Aditama, 2011).

Perilaku merokok merupakan hal yang biasa bagi kebanyakan masyarakat Indonesia khususnya kaum lelaki dewasa. Dalam sepuluh tahun terakhir konsumsi rokok di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 44,1% dan jumlah perokok mencapai 70% penduduk Indonesia (Fatmawati, 2006).

Menurut Mahfoedz, dkk (2009) melalui penyuluhan dengan alat bantu peraga dalam menyampaikan pesan dan informasi akan lebih mudah diterima dan dipahami sesuai dengan maksud informasi tersebut. Sama halnya menurut Sadiman (2003) dalam Junita (2009), media poster dan leaflet merupakan media yang lazim dipakai dalam kegiatan belajar mengajar serta alat peraga yang sering digunakan dalam kegiatan promosi kesehatan masyarakat.

(20)

pendapatan dari iklan rokok sehingga membatasi keterbukaan. Menciptakan ketergantungan lembaga penerima sponsor pada perusahaan rokok, sehingga menghambat upaya pengendalian tembakau (Mulyadi, 2007).

Departemen Kesehatan RI merupakan badan yang bergerak khusus menangani masalah kesehatan juga melakukan berbagai cara untuk menyehatkan bangsa Indonesia diantaranya adalah pemasangan iklan akan bahaya suatu penyakit seperti halnya mengenai bahaya dari penggunaan merokok. Depkes telah memberikan informasi mengenai bahaya merokok dalam bentuk iklan menggunakan media poster dan leaflet (Depkes, 2010).

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri No.188/MENKES/PB/I/2011 tentang kawasan tanpa rokok pada pasal 1 yang disebutkan fasilitas pelayanan kesehatan, proses belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum, tempat-tempat umum meliputi SPBU, pasar modern dan tradisional, tempat wisata, tempat hiburan, hotel, restoran dan rumah makan, tempat rekreasi, halte, tempat olah raga, terminal angkutan umum, pelabuhan, bandara, tempat angkutan barang (Kemenkes, 2011).

(21)

Merokok dapat menjadi sebuah cara bagi remaja agar mereka tampak bebas dan dewasa saat mereka menyesuaikan diri dengan teman-teman sebayanya yang merokok. Perilaku merokok terjadi pada saat istirahat atau santai dan kesenangan, tekanan-tekanan teman sebaya, penampilan diri, sifat ingin tahu, stress, kebosanan, ingin kelihatan gagah atau pemberani dan sifat suka menentang. Hal tersebut merupakan hal yang dapat mengkontribusi mulainya merokok (Soetjiningsih, 2010).

Iklan-iklan yang terdapat dimedia diidentikkan dengan rasa nikmat, berani, macho, trendi, kebersamaan, santai, optimis, penuh petualangan, kreatif dan banyak istilah yang membanggakan. Idola remaja, penyanyi, group band, atau para tokoh yang memenuhi selera pasar konsumen dilibatkan sebagai model. Industri rokok paham akan teori psikologi perkembangan remaja bahwa remaja dalam tahap mencari idolanya. Dengan banyaknya iklan yang yang menampilkan identitas yang dicari remaja, otomatis mereka larut dalam pengaruh iklan, merasa lebih dekat dengan merokok. Menurut Mulyadi (2007) dalam Simbolon (2009) menyebutkan bahwa metode persuasif yang digunakan iklan mengubah sikap dan mengondisikan antara perasaan positif dan benda yang diiklankan.

(22)

Puskesmas, tempatnya yang tidak strategis, SMA Negeri 2 Rantau Selatan dekat dengan tempat bilyard, warnet, dan warung, dan Cafe.

Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan oleh penulis pada remaja putra SMA Negeri 2 Rantau Selatan banyaknya siswa yang merokok di sekitar sekolah seperti warung, tempat bilyard, Cafe, halte, kantin, parkiran sekolah. Banyaknya media massa yang beredar mengundang untuk merokok terkecuali media poster dan media leaflet.Wawancara singkat dengan guru dibagian kesiswaan informasi yang didapatkan bahwa di SMA Negeri 2 Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu belum pernah dilakukan penyuluhan tentang bahaya rokok melalui media poster dan media leaflet.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang “Bagaimana Pengaruh media poster dan media leaflet terhadap pengetahuan dan sikap siswa tentang bahaya rokok di SMA Negeri 2 Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2015.

1.2Rumusan Masalah

(23)

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh media poster dan media leaflet terhadap pengetahuan dan sikap siswa tentang bahaya rokok di SMA Negeri 2 Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2015.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengaruh media Poster terhadap pengetahuan dan sikapsiswatentang bahaya rokokdi SMA Negeri 2 Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2015.

2. Untuk mengetahui pengaruh media Leaflet terhadap pengetahuan dan sikapsiswatentang bahaya rokok di SMA Negeri 2 Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2015.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi pihak sekolah, dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk menambah pengetahuan dan sikapsiswatentang bahaya rokok di SMA Negeri 2 Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu.

2. Bagi siswamenjadi masukan dan pembelajaran tentang bahaya merokok agar untuk mengurangi tingkat prevalensi perokok dikalangan siswa khususnya siswa kelas X SMA Negeri 2 Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu. 3. Bagi peneliti selanjutnya dapat digunakan sebagai referensi ilmiah dalam

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan

2.1.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang mana penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba yang sebagian pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Karena perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Pengetahuan yang dicakup dalam domain menurut Notoatmodjo, 2012 mempunyai 6 tingkatan yaitu :

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Tingkat pengetahuan yang termasuk didalam ini yaitu kemampuan mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2. Memahami (comprehension)

(25)

menyebutkan contoh, menyimpan, meramalkan terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis merujuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Sintesis diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (evaluation)

(26)

Menurut Notoatmodjo (2005) ada beberapa faktor yang memengaruhi pengetahuan seseorang yaitu :

1. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.

Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dipendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Penyuluhan merupakan salah satu kegiatan pendidikan non formal yang dapat dilakukan dengan berbagai metode. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan pengetahuan sasaran penyuluhan.

2. Media masa / informasi

(27)

tersedia bermacam – macam media massa yang dapat memengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya media massa membawa pula pesan - pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

3. Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu sehingga status sosial ekonomi ini akan memengaruhi pengetahuan seseorang.

4. Lingkungan

(28)

5. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

6. Umur

Umur memengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.

2.2 Sikap

2.2.1 Definisi Sikap

(29)

Sikap juga sebagai tingkatan kecendrungan yang bersifat positif atau negatif yang berhubungan dengan objek psikologi (Notoatmodjo, 2012).

2.2.2 Tingkatan Sikap

Sikap terdiri dari beberapa tingkatan :

a. Menerima (Receiving) yaitu bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diperhatikan (objek).

b. Merespon (Responding) yaitu memberikan jawaban apabila ditanya, mengajarkan menyelesaikan tugas yang diberikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

c. Menghargai (Valuting) yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah yang merupakan suatu indikasi sikap tingkat tiga.

d. Bertanggung jawab (Responsible) yaitu bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi (Notoatmodjo,2012).

2.2.3 Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Sikap

Menurut Azwar (2005), ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi pembentukan sikap pada manusia, antara lain :

1. Pengalaman Pribadi

(30)

2. Pengaruh Orang Lain Yang Dianggap Penting

Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang dianggap penting, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak, tingkah dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang berarti khusus bagi kita akan mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Contoh : Orang tua, teman sebaya, teman dekat, guru, istri, suami dan lain-lain.

3. Pengaruh Kebudayaan

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.

4. Media Massa

Media massa sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.

5. Lembaga Pendidikan Dan Lembaga Agama

Lembaga pendidikan dan lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam arti individu.

6. Pengaruh Faktor Emosional

(31)

yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

7. Umur dan Jenis Kelamin

WHO (2008) mengidentifikasi adanya perbedaan yang bermakna sikap remaja tentang Bahaya rokok ditinjau berdasarkan umur dan jenis kelamin. Berdasarkan hasil survei yang dilaksanakan di indonesia perilaku merokok banyak pada anak sekolah usia 15-19 tahun sebesar 32,8% (Yumaria, 2002 ).

8. Pola Asuh Orang Tua

Menurut Koentjaraningrat (1997) dalam Tarmizi (2010) bentuk-bentuk pola asuh orangtua sangat erat hubungannya dengan kepribadian dan pembentukan sikap anak setelah menjadi dewasa. Hal ini dikarenakan ciri-ciri dan unsur-unsur watak seorang individu dewasa sebenarnya sudah diletakkan benih - benihnya kedalam jiwa seorang individu sejak sangat awal, yaitu pada masa kanak-kanak.

2.3 Remaja

2.3.1 Definisi Remaja

Remaja atau “ adolescence” (inggris), berasal dari bahasa latin “

(32)

Menurut undang-undang No 4 tahun 1979 mengenai Kesejahteraan Anak, mendefinisikan remaja adalah sebagai individu yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum menikah. Menurut undang-undang Perburuhan, anak dianggap remaja apabila telah mencapai umur 16-18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai tempat tinggal (Soetjingsih, 2010).

Menurut Larson dkk, dikutip oleh Santrock Masa remaja (adolescence)

sebagai periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional. Tugas pokok remaja adalah mempersiapkan diri memasuki masa dewasa (Santrock, 2007).

2.3.2 Tahapan Perkembangan Masa Remaja

Masa remaja dibagi menjadi dua perkembangan yaitu : 1. Masa remaja awal (early adolescence)

Masa remaja awal (early adolescence) yaitu masa remaja yang berlansung dimasa sekolah menengah pertama atau sekolah menengah akhir dan perubahan pubertas terjadi pada masa ini.

2. Masa remaja akhir (late adolescence)

Masa remaja akhir (late adolescence) yaitu masa remaja yang terjadi kurang lebih pada pertengahan dasawarsa yang kedua dari kehidupan. Pada masa ini minat karir, pacaran dan ekspolorasi identitas lebih menonjol dimasa remaja akhir dibandingkan dimasa remaja awal (Santrock, 2007).

(33)

1. Masa remaja awal atau dini (Early Adolesence) yaitu umur 11-13 tahun 2. Masa remaja pertengahan (Middle Adolesence) yaitu umur 14-16 tahun 3. Masa remaja lanjut (Late Adolesence):umur 17-20 tahun.

Berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya, masa (rentang waktu) remaja ada tiga tahap yaitu:

1. Masa remaja awal ( 10 – 12 tahun)

a. Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya. b. Tampak dan merasa ingin bebas.

c. Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal (abstrak).

2. Masa remaja tengah ( 13 – 15 tahun)

a. Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri

b. Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis c. Timbul perasaan cinta yang mendalam

d. Kemampuan berpikir abstrak (berkhayal) makin berkembang 3. Masa remaja akhir (16 – 19 tahun )

a. Menampakkan pengungkapan kebebasan diri b. Dalam mencari teman sebaya lebih selektif

c. Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya d. Dapat mewujudkan perasaan cinta

(34)

2.4 Rokok

2.4.1 Definisi Rokok

Rokok merupakan bahan kimia yang mengeluarkan sekitar 4000 bahan kimia seperti Tar, Nikotin, Karbon Monoksida, Timah Hitam (Pb), Arsenic, Amonia, Formic Acid, Acrolein, Hydrogen Cyanide, nitrous oksida,

formaldelhyde, Phenol, Acetol, Hydrogen sulfide, pyrudine, methyl choride,

Methanol.Secara umum zat ini dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu komponen gas dan komponen padat atau partikel, sedangkan komponen padat atau partikel dibagi menjadi nikotin dan tar.

Rokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Rokok juga dapat didefinisikan sebagai hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bahan lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan (Aditama, 2011).

2.4.2 Bahan Baku Rokok

(35)

2.4.3 Kandungan Bahan Kimia Pada Rokok 1. Tar

Tar adalah kumpulan dari ratusan atau ribuan bahan kimia dalam komponen pada asap rokok setelah dikurangi nikotin dan air. Tar ini mengandung bahan-bahan karsinogen yang dapat menyebabkan kanker (Aditama, 2011).

Konsentrasi tar yang ada dalam rokok dapat bervariasi yaitu : a. Rokok dengan kadar tar yang tinggi sekitar 22 mg. b. Rokok dengan kadar tar yang sedang sekitar 15-21 mg.

c. Rokok dengan kadar tar yang rendah mengandung tar lebih kurang 7 mg. 2. Nikotin

Nikotin adalah bahan alkoloid toksik yang merupakan senyawa amin tersier, bersifat basa lemah dengan Ph 8.0. Pada Ph fisiologis sebanyak 31% nikotin

berbentuk bukan ion dan dapat melalui membran sel. Asap rokok pada umumnya bersifat asam (pH 5.5). Pada pH ini nikotin berada dalam bentuk ion dan tidak dapat melewati membran secara cepat sehingga dimukosa pipih hanya terjadi sedikit absorpsi nikotin dari asap rokok. Pada perokok yang menggunakan pipa, cerutu dan berbagai macam sigaret Eropa, asap rokok bersifat basa dengan Ph 8.5.

(36)

3. Karbon Monoksida

Karbon monoksida (CO) adalah gas beracun yang mempunyai afinitas kuat terhadap haemoglobin pada sel darah merah, ikatan CO dengan haemoglobin akan membuat haemoglobin tidak dapat melepaskan ikatan CO dan sebagai akibatnya fungsi haemoglobin sebagai pengangkut oksigen berkurang sehingga membentuk karbosi haemoglobin mencapai tingkat tertentu yang dapat menyebabkan kematian.

4. Timah Hitam (Pb)

Timah Hitam (Pb) yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0.5 ug. Sebungkus rokok berisi 20 batang akan habis dihisap dalam satu hari yang menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk kedalam tubuh adalah 20 ug per hari. Bisa dibayangkan, bila seorang perokok berat menghisap rata-rata 2 bungkus rokok per hari sehingga berapa banyak zat yang berbahaya ini masuk ke dalam tubuh (Aditama, 2011).

5. Arsenic

Sejenis unsur kimia yang digunakan untuk membunuh serangga terdiri dari unsur-unsur berikut (Yumaria, 2002) :

a.Nitrogen oksida yaitu unsur kimia yang dapat mengganggu saluran pernapasan, bahkan merangsang terjadinya kerusakan dan perubahan kulit tubuh.

(37)

6. Amonia

Amonia merupakan gas tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hidrogen. Zat ini sangat tajam baunya. Amonia sangat mudah memasuki sel-sel tubuh. Akibat kerasnya racun yang terdapat dalam zat ini, sehingga jika disuntikkan sedikit saja ke dalam tubuh bisa menyebabkan seorang pingsan (Wetheral, 2012).

7. Formic Acid

Formic acid merupakan gas tidaklah berwarna, bisa bergerak bebas dan dapat mengakibatkan melepuh. Cairan ini sangat tajam dan baunya menusuk. Zat tersebut dapat menyebabkan seseorang seperti merasa digigit semut. Peningkatan zat itu dalam peredaran darah akan mengakibatkan pernapasan menjadi cepat (Aditama, 2011).

8. Acrolein

Acrolein ialah sejenis zat tidak berwarna, sebagaimana aldehid. Zat ini diperoleh dengan cara mengambil cairan dari gliserol menggunakan metode pengeringan. Zat tersebut sedikit banyak mengandung kadar alkohol. Cairan ini sangat mengganggu kesehatan (Aditama, 2011).

9. Hydrogen Cyanide

(38)

10. Nitrous Oksida

Nitrous oksida adalah sejenis gas tidak berwarna jika gas ini terhisap maka dapat menimbulkan rasa sakit.

11. Formaldelhyde

Zat ini banyak digunakan sebagai pengawet dalam laboratorium (formalin). 12. Phenol

Phenol merupakan zat campuran yang terdiri dari kristal yang dihasilkan dari destilasi beberapa zat organik seperti kayu dan arang. Phenol terkait pada protein dan menghalangi aktivitas enzim.

13. Acetol

Acetol merupakan hasil pemanasan aldehyde (sejenis zat tidak berwarna bebas bergerak) dan mudah menguap dengan alkohol.

14. Hydrogen Sulfide

Hydrogen Sulfide adalah sejenis gas beracun yanggampang terbakar dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim (zat besi yang berisi pigmen). 15. Pyrudine

Pyrudine merupakan cairan tidak berwarna dengan bau yang tajam. Zat ini dapat digunakan untuk mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama.

16. Methyl Choride

(39)

17. Methanol

Methanol adalah sejenis cairan ringan yang gampang menguap dan terbakar. Meminum atau mengisap methanol dapat mengakibatkan kebutaan bahkan kematian. (Aditama, 2011).

2.4.4 Tahapan Merokok

Menurut Laventhal dan Clearly, terdapat empat tahap dalam perilaku merokok sebagai berikut :

1. Tahap Prepatory

Tahap prepatory yaitu Tahap dimana seseorang tersebut mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenal merokok dengan cara mendengar, melihat ataupun hasil membaca sehingga menimbulkan niat untuk merokok.Pada tahap ini biasanya sering terjadi dikalangan remaja.

2. Tahap Initiation (Tahap Perintisan Merokok)

Tahap perintisan merokok yaitu tahap keputusan seseorang untuk meneruskan atau berhenti dari perilaku merokok.

3. Tahap Becomming a Smoker

Pada tahap ini seseorang yang telah mengkonsusmsi rokok sebanyak empat batang/hari cenderung menjadi perokok.

4. Tahap Mantaining of Smoking

(40)

2.4.5 Pembagian Perokok Menurut Jenisnya 1. Perokok Aktif

Perokok aktif adalah seseorang yang mempunyai kebiasaan merokok dan nyata menghisap serta menanggung sendiri akibatnya

2. Perokok Pasif

Perokok pasif adalah seseorang yang tidak merokok namun karena ada orang lain merokok didekatnya terpaksa harus menghisap asap rokok dengan segala akibatnya (Aditama, 2011).

2.4.6. Menurut Sitepoe (2000) membagi merokok menjadi tiga bagian yaitu: 1. Perokok Berat

Perokok Berat adalah seseorang yang mengkonsumsi rokok lebih dari 20 batang rokok perhari.

2. Perokok Sedang

Perokok sedang adalah seseorang yang mengkonsumsi rokok antara 11-20 batang perhari.

3. Perokok Ringan

Perokok ringan adalah seseorang yang mengkonsumsi rokok antara 1-10 batang perhari.

2.4.7 Faktor-Faktor Risiko bagi Remaja Merokok 1. Faktor Psikologi

(41)

a. Faktor Perkembangan sosial adalah faktor yang menetapkan kebebasan otonomi, membentuk identitas diri, penyesuaian psikososial berhubungan dengan maturasi fisik (Muchtar, 2009).

b. Faktor Psikiatrik yaitu merupakan faktor yang mendapatkan asosiasi antara merokok dengan gangguan psikiatrik seperti skizofrenia, depresi, cemas, dan penyalah gunaan zat- zat tertentu. Pada remaja didapatkan asosiasi antara merokok dengan depresi dan cemas. Gejala depresi lebih sering pada remaja perokok dari pada remaja bukan perokok. Merokok berhubungan dengan meningkatnya kejadian depresi mayor dan penyalahgunaan zat- zat tertentu (Muchtar, 2009).

2. Faktor Biologi

Faktor Biologi dibagi menjadi 4 yaitu :

a. Faktor Kognitif yaitu merupakan faktor yang mengkontribusi perkembangan kecanduan nikotin dengan merasakan adanya efek bermanfaat dari nikotin. Faktor ini dapat memperbaiki konsentrasi, deprivasi nikotin menggangu perhatian dan kemampuan kognitif. Kebiasaan merokok dapat memperlihatkan bahwa nikotin dapat meningkatkan (finger-tapping rateI), respon motorik dalam tes fokus perhatian dan perhatian terus menerus dan pengenalan memori.

(42)

c. Faktor etnik yaitu etnik kaum kulit putih lebih banyak mengkonsumsi rokok dari pada kaum berkulit hitam (Aditama, 2011).

d. Faktor genetik yaitu variasi genetik mempengaruhi fungsi reseptor dopamin dan enzim hati yang dapat memetabolisme nikotin. Konsekuensinya adalah meningkatnya resiko kecanduan nikotin pada beberapa individu. Variasi efek nikotin dapat di perantarai oleh polimorfisme gen reseptordopamin yang mengakibatkan lebih besar atau lebih kecilnya ganjaran (reward) dan mudah kecanduan obat (Santrock, 2007).

3. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yaitu faktor yang berkaitan dengan pengunaan tembakau pada orang tua, saudara kandung yang merokok, maupun teman sebaya yang merokok, terpapar reklame tembakau, artis pada reklame tembakau yang dipasang pada media. Reklame tembakau diperkirakan mempunyai pengaruh yang lebih kuat dari pada pengaruh orang tua atau teman sebaya. Hal ini mungkin karena mempengaruhi persepsi remaja terhadap penampilan dan manfaat merokok 4. Faktor Regulator

(43)

2.4.8 Bahaya Rokok

Berbagai macam anggota tubuh dapat terkena penyakit yang disebabkan oleh rokok. Berikut adalah bagian-bagian tubuh dan penyakit yang ditimbulkan akibat rokok:

1. Penyakit paru

Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar dan kelenjar mukus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli (cabang dari paru).

2. Penyakit Jantung Koroner

Disebakan oleh dua bahan kimia penting yang ada dalam rokok, yakni nikotin dan karbonmonoksida. Dimana nikotin dapat mengganggu irama jantung dan menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah jantung, sedangkan CO menyebabkan pasokan oksigen untuk jantung berkurang karena berikatan dengan Hb darah.

3. Impotensi

(44)

Dalam penelitiannya, sekitar seperlima dari penderita DE disebabkan oleh karena kebiasaan merokok.

4. Kanker Kulit, Mulut, Bibir dan Kerongkongan.

Tar yang terkandung dalam rokok dapat mengikis selaput lendir dimulut, bibir dan kerongkongan. Ampas tar yang tertimbun merubah sifat sel-sel normal menjadi sel ganas yang menyebakan kanker. Selain itu, kanker mulut dan bibir ini juga dapat disebabkan karena panas dari asap.

5. Merusak otak

Sama halnya dengan jantung, dampak rokok terhadap otak juga disebabkan karena penyempitan pembuluh darah otak yang diakibatkan karena efek nikotin terhadap pembuluh darah dan supply oksigen yang menurun terhadap organ termasuk otak dan organ tubuh lainnya. Sehingga sebetulnya nikotin ini dapat mengganggu seluruh sistem tubuh.

2.5 Promosi Kesehatan

Menurut (green dan Ottoson) promosi kesehatan adalah kombinsai berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan.

Promosi kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Syafrudin, 2009).

(45)

1. Metode Ceramah adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan.

2. Metode Diskusi Kelompok adalah merupakan pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan tentang suatu topik pembicaraan diantara 5 – 20 peserta (sasaran) dengan seorang pemimpin diskusi yang telah ditunjuk.

3. Metode Curah Pendapat adalah suatu bentuk pemecahan masalah dimana setiap anggota mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan oleh masing–masing peserta, dan evaluasi atas pendapat–pendapat tadi dilakukan kemudian.

4. Metode Panel adalah pembicaraan yang telah direncanakan di depan pengunjung atau peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih panelis dengan seorang pemimpin.

5. Metode Bermain Peran adalah memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan tanpa diadakan latihan dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk dipakai sebagai bahan pemikiran oleh kelompok.

6. Metode Demonstrasi adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan prosedur tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan merupakan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan dengan menggunakan alat peraga. Metode ini digunakan terhadap kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya.

(46)

8. Metode Seminar adalah merupakan suatu cara dimana sekelompok orang berkumpul untuk membahas suatu masalah dibawah bimbingan seorang ahli yang menguasai bidangnya.

2.6 Media

2.6.1 Definisi Media

Media berasal dari kata mediu yang berarti tengah, pengantar, perantara. Media juga diartikan sebagai wahana penyalur pesan. Media menurut Heinich (1982) mengemukakan bahwa media adalah perantara yang mengantar informasi antara sumber kepada penerima. Gagne dan Briggs (1975) mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran (Setiawati, 2008).

Menurut Santrock model dasar dari proses informasi berjalan dari kejadian, perhatian, penyandian, memori, proses berpikir, hingga ke respons. Proses tersebut akan dijelakan secara umum sebagai berikut :

Gambar 2.1: Alur Penyampaian Informasi

Alur informasi diawali dengan kejadian-kejadian yang diperoleh dari lingkungan maupun media. Kejadian ini biasanya terklasifikasi menjadi dua bentuk-bentuk dasar dari informasi yaitu kata-kata dan gambar. Bentuk-bentuk dasar informasi tersebut akan diterima oleh sensory memory melalui indra penglihatan dan pendengaran. Indra tersebut akan memilah kata yang berbentuk

KEJADIAN PERHATIAN MEMORI PROSES

BERPKIR

(47)

suara maupun cetak dan gambar yang berbentuk cetak. Keberadaan indra mempunyai implikasi pendidikan penting. Pertama, orang harus memberikan perhatian pada informasi kalau mereka ingin mengingatnya. Kedua, diperlukan waktu untuk membawa semua informasi yang dilihat dalam waktu singkat ke dalam kesadaran.

Pemilahan pada sensory memory akan diteruskan ke memori kerja. Proses perpindahan dari sensori memori inilah terjadinya persepsi. Persepsi merupakan penafsiran seseorang tentang rangsangan. Pada memori kerja informasi akan dipilah menjadi yang berbentuk suara dan gambar. Informasi yang berbentuk suara mengorganisir kata menjadi model verbal sedangkan informasi yang berbentuk gambar langsung diorganisir menjadi model pictorial. Kedua model ini akan berintegrasi. Dilakukan penyimpanan jika diperlukan pada memori jangka panjang.

Manfaat media dalam pembelajaran menurut Levie & Lentz antara lain : 1. Fungsi atensi yaitu bahwa media memiliki kekuatan untuk menarik perhatian

peserta didik.

2. Fungsi afektif yaitu bahwa media mempengaruhi sikap dan emosi peserta didik.

(48)

4. Fungsi kompesatori yaitu sebagai pelengkap dalam konteks pemberi informasi. Media pembelajaran berfungsi mengakomodasikan peserta didik yang lemah dan lambat menerima isi pesan yang disajikan melalui teks atau disajikan verbal (Setiawati, 2008).

2.6.2. Macam-macam media

Dilihat dari macamnya media dapat dibagi menjadi: 1. Media cetak

Media cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Pada umumnya terdiri atas gambaran sejumlah kata, gambar, atau foto dalam tata warna. Contohnya poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, stiker, pamflet. Fungsi utamanya adalah memberi informasi dan menghibur. Kelebihan yang dimiliki media cetak antara lain tahan lama, mencakup banyak orang, biaya tidak terlalu tinggi, tidak perlu energi listrik, dapat dibawa, mempermudah pemahaman, dan meningkatkan gairah belajar. Kelemahannya tidak dapat mensimulasi efek suara, dan efek gerak, serta mudah terlipat.

2. Media elektronik

(49)

dikendalikan, jangkauan relatif lebih besar/luas, serta dapat diulang-ulang jika digunakan sebagai alat diskusi. Kelemahannya yaitu biaya lebih tinggi, sedikit rumit, memerlukan energi listrik, diperlukan alat canggih dalam proses produksi, perlu persiapan yang matang, peralatan yang selalu berkembang dan berubah, perlu keterampilan penyimpanan, dan perlu keterampilan dalam pengoperasian.

3. Media luar ruang

Media luar ruang yaitu suatu media yang menyampaikan pesannya diluar ruang secara umum melalui media cetak dan elektronik secara statis. Contohnya papan reklame, spanduk, pameran, banner, TV layar lebar. Kelebihan media luar ruang diantaranya sebagai informasi umum dan hiburan, melibatkan semua pancaindra, lebih menarik karena ada suara dan gambar, adanya tatap muka, penyajian dapat dikendalikan, jangkauan relatif lebih luas. Kelemahannya yaitu biaya lebih tinggi, sedikit rumit, ada yang memerlukan listrik atau alat canggih, perlu kesiapan yang matang, peralatan yang selalu berkembang dan berubah, perlu keterampilan penyimpanan (Mubarak, 2012).

2.7 Media Cetak

2.7.1 Definisi Media Cetak

(50)

menghibur. Kelebihan yang dimiliki media cetak antara lain tahan lama, mencakup banyak orang, biaya tidak terlalu tinggi, tidak perlu energi listrik, dapat dibawa, mempermudah pemahaman dan hal ini juga dapat meninggaktkan gairah belajar. Kelemahannnya tidak dapat menstimulasi efek suara dan efek grak serta mudah terlipat (Mubarak, 2012).

2.8 Poster

2.8.1 Definisi Poster

Poster adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar-gambar dengan sedikit kata-kata. Poster merupakan pesan singkat dalam bentuk gambar dengan tujuan mempengaruhi seseorang agar tertarik dan bertindak pada sesuatu. Poster biasanya di tempelkan pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan banyak dilalui orang (Mubarak, 2012).

2.8.2 Syarat-Syarat Pembuatan Poster

Syarat-syarat yang harus perlu diperhatikan dalam pembuatan poster sebagai berikut :

1. Dibuat dalam tata letak yang menarik misalnya besar huruf, gambar dan warna yang mencolok.

2. Dapat dibaca (eye catcher) orang yang lewat. 3. Kata-kata tidak lebih dari tujuh kata.

4. Menggunakan kata yang provokatif sehingga menarik perhatian. 5. Dapat dibaca dari jarak 6 meter.

6. Harus dapat menggugah emosi.

(51)

2.8.3 Cara Pembuatan Poster

Adapun cara pembuatan poster (Mubarak, 2012) adalah sebagai berikut : 1. Pilih subjek yang akan dijadikan topik

2. Pilih satu pesan kesehatan yang terkait

3. Gambarkan pesan tersebut dalam bentuk gambar.

4. Pesan dibuat menyolok, singkat, cukup besar dan dapat dilihat pada jarak 6 meter ,

5. Buat dalam warna yang kontras sehingga jelas terbaca 6. Hindarkan tambahan yang tidak perlu.

7. Gambar dapat sederhana

8. Perhatikan jarak huruf, bentuk dan ukuran

9. Tes atau uji poster pada teman, apakah poster sudah dibuat bisa mencapai maksudnya atau tidak.

2.8.4 Tempat Pemasangan Poster

Pemasangan poster biasanya dipasang di tempat sebagai berikut :

1. Poster biasanya dipasang pada tempat-tempat umum hal ini dimana orang sering berkumpul seperti halte bus, dekat pasar atau dekat toko atau warung. 2. Persimpangan jalan desa, kantor kelurahan, balai desa, posyandu dan lain-lain

(Mubarak, 2012). 2.8.5 Kegunaan Poster

Adapun kegunaan dari media poster (Mubarak, 2012) adalah sebagai berikut :

(52)

2. Memberikan informasi 3. Memberikan anjuran 4. Mengingatkan kembali

5. Memberikan informasi tentang dampak 2.8.6. Keuntungan Poster

Adapun keuntungan media poster (Mubarak, 2012) adalah sebagai berikut : 1. Mudah di buat

2. Singkat waktu dan pembuatannya 3. Murah

4. Dapat menjangkau orang banyak

5. Mudah menggugah orang banyak untuk berpartisipasi 6. Bisa dibawa kemana-mana

7. Banyak variasi 2.9. Leaflet

Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat singkat, padat, mudah di mengerti, dan gambar-gambar yang sederhana. leaflet sering di sebut pamflet merupakan selembaran kertas yang berisi tulisan cetak tentang suatu masalah khusus untuk sasaran dan tujuan tertentu. Ukuran leaflet biasanya 20 x 30 cm yang berisi tulisan 200-400 kata dan disajikan secara berlipat. Hal-hal yang harus di perhatikan dalam membuat leaflet:

1. Tentukan kelompok sasaran yang ingin dicapai 2. Tulisan apa tujuannya

(53)

4. Kumpulkan tentang subjek yang akan disampaikan

5. Buat garis-garis besar cara penyajian pesan, termasuk didalamnya bagaimana bentuk tulisan gambar serta tata letaknya

6. Buatkan konsepnya 2.9.1. Kegunaan leaflet

Menurut Mubarak tahun 2012 kegunaan leaflet yaitu:

1. Mengingat kembali tentang hal-hal yang telah diajarkan atau dikomunikasikan 2. Diberikan sewaktu kampanye untuk memperkuat ide yang telah disampaikan 3. Untuk memperkenalkan ide-ide baru kepada orang banyak.

2.9.2. Keuntungan leaflet

Menurut Mubarak tahun 2012 keuntungan leaflet yaitu: 1. Dapat disimpan lama

2. Sebagai referensi 3. Jangkauan dapat jauh 4. Membantu media lain

(54)

2.10. Kerangka Konsep

Menurut Teori Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa rancangan penelitian dengan menggunakan pretest dan posttest yaitu sebelum dan sesudah adanya perlakuan dengan menggunakan media poster dan media leaflet, untuk mengukur pengetahuan dan sikap siswa di SMA Negeri 2 Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu.

Intervensi Penyuluhan dengan

Media Leaflet PRE TEST

Pengetahuan dan Sikap Siswa tentang Bahaya Rokok

POST TEST

Pengetahuan dan Sikap tentang Bahaya Rokok

Intervensi Penyuluhan dengan

(55)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Eksperimen Semu (Quasi Experiment Design)

dengan rancangan pretest-posttest. Didalam penelitian ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelas pertama diberi perlakuan yaitu penyuluhan dengan media poster (X1) dan kelas kedua diberikan perlakuan yaitu penyuluhan dengan media leaflet (X2) lalu dibandingkan kelompok yang mana berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan dan sikap siswa putra tentang bahaya rokok.

Model jenis penelitian adalah sebagai berikut:

Keterangan :

a. O1 adalah hasil pre-test skor pengetahuan dan sikap siswa tentang bahaya rokok sebelum mendapat penyuluhan dengan media cetak (poster).

b. X1 adalah perlakuan yang diberikan, yaitu penyuluhan tentang bahaya rokok dengan media cetak (poster).

c. O2 adalah hasil post-test skor pengetahuan dan sikap siswa tentang bahaya rokok setelah diberi perlakuan penyuluhan dengan media cetak (leaflet).

d. O3 adalah hasil pre-test skor pengetahuan dan sikap tentang bahaya rokok sebelum mendapat perlakuan penyuluhan dengan media cetak (leaflet).

PRE TEST

X1

POST TEST R O1

R O3 X2 O4

(56)

e. X2 adalah perlakuan yang diberikan yaitu penyuluhan tentang bahaya rokok dengan media cetak (leaflet).

f. O4 adalah hasil post-test skor pengetahuan dan sikap tentang bahaya rokok setelah diberi perlakuan penyuluhan dengan media cetak (poster).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 2 Rantau Selatan yang terletak di Kabupaten Labuhan Batu, Kecamatan Rantau Selatan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015. Adapun alasan peneliti memilih lokasi tersebut adalah :

1. Berdasarkan survei pendahuluan diperoleh bahwa SMA Negeri 2 Rantau Selatan yang berada di Kecamatan Rantau Selatan. SMA Negeri 2 ini merupakan salah satu SMA Negeri dan favorite di Rantau Prapat yang memiliki jumlah siswa yang banyak namun belum mempunyai media penyampaian informasi tentang bahaya rokok. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk membuat media berupa poster dan leaflet sebagai sebagai salah satu media cetak untuk penyampaian informasi tentang bahaya rokok.

(57)

3. Mempermudah peneliti dalam memperoleh pengumpulan data di lapangan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini mulai dilakukan survey awal bulan Juli 2014, penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2015.

3.3 Populasi dan sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian adalah remaja yang berstatus sebagai pelajar (siswa) kelas I (X), kelas II (XI), dan kelas III (XII) di SMA Negeri 2 Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu dengan jumlah siswa 321 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas I (X) SMA Negeri 2 Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu dengan kriteria bersedia mengikuti eksperimen penelitian sampai selesai. Jumlah siswa yang akan dijadikan sampel pada penelitian ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus besar sampel sebagai berikut : (Lemeshow, 1997).

n = Z2 . P (1-P) N

d2 (N-1) + Z2. P(1-P) Keterangan :

N = Besar Populasi (321 Siswa) n = Jumlah sampel

d = Galat pendugaan (0,1)

(58)

P = Proporsi populasi Perhitungan :

n = Z2 . P (1-P) N

d2 (N-1) + Z2. P(1-P)

n = (1,96) 2 . 0,5 (1-0,5) 321

0,12 (321-1) + (1,962) 2 . 0,5(1-0,5) = 308,28

4,16 = 74,1 ≈ 74

(59)

3.4 Metode Pengumpulan Data

Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah kuesioner terstruktur yang berisi sejumlah pertanyaan yang diisi oleh responden. Prosedur kegiatan penelitian yang dilakukan meliputi beberapa tahapan yaitu:

1. Tahap Persiapan

Pada tahapan persiapan ini peneliti melakukan pengurusan perizinan kelokasi penelitian. Langkah selanjutnya melakukan pengumpulan data awal yang diperoleh dari berbagai sumber data yang terpercaya seperti Guru Bagian Kesiswaan di SMA Negeri 2 Rantau Selatan.

2. Rencana Pelaksanaan

a) Topik :Bahaya rokok terhadap siswa Putra SMA Negeri 2 Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu

b) Tujuan umum :Setelah akhir pemberian informasi tentang bahaya rokok siswa memahami tentang bahaya rokok.

c) Tujuan khusus :Siswa mengerti tentang pengertian rokok, kandungan rokok, tahapan merokok, faktor resiko pada remaja tentang bahaya rokok.

d) Proporsi rokok : -Perkenalan diri (5 menit),

-Menyampaikan Materi (25 menit)

e) Tempat :SMA NEGERI 2 RANTAU SELATAN

(60)

3. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan Pretest dilakukan pada tanggal 23 Maret 2015 jam 09.00 wib siswa yang terpilih sebagai sampel yang berjumlah 32 orang kemudian dibagi secara acak menjadi 2 kelompok sampel yaitu kelompok I, dan kelompok II. Selanjutnya kedua kelompok tersebut ditempatkan pada kelas yang berbeda untuk dilakukan pretest selama 20 menit. Jam 09.35 wib Kelompok I diberikan penyuluhan tentang bahaya rokok dengan bantuan media cetak (poster) dalam waktu 30 menit. Kelompok II diberikan penyuluhan tentang bahaya rokok dengan bantuan media cetak (Leaflet) dalam waktu 30 menit. Selanjutnya pada kedua kelompok dilakukan post-test 20 menit. Alasan dilakukannya penelitian hari itu juga mata pelajaran pada hari ju’mat lebih sedikit, waktu luang siswa hari jum’at lebih banyak, untuk menghindari terjadinya kerancuan hasil penelitian.

3.5 Definisi Operasional

1. Pengetahuan adalah kemampuan responden dalam menjawab pertanyaan tentang bahaya rokok.

2. Sikap adalah respon ataupun tanggapan responden terhadap pernyataan yang ada dalam kuesioner tentang bahaya rokok.

3. Media poster adalah salah satu bentuk media cetak yang berisikan pesan atau informasi kesehatan ditempel didalam kelas (kelompok yang diberi poster), yang berisikan tentang bahaya rokok.

Gambar

Gambar 2.1: Alur Penyampaian Informasi
Tabel 4.1 Jumlah Siswa dalam 3 Tahun Terakhir di SMA Negeri 2 Rantau Selatan
Tabel 4.3 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Bahaya RokokPada Kelompok Perlakuan dengan Media Poster
Tabel 4.3 Lanjutan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menguasai bahasa pemrograman saja tidak berarti anda bisa membuat websitenya tanpa bantuan, jadi anda perlu belajar cara membuat website dengan menggunakan

Berdasarkan studi awal penelitian di Desa Mlirip Dsn Latsari Kabupaten Mojokerto pada tanggal 24 Februari 2017 didapatkan bahwa 9 remaja putri dari 6 remaja

semakin lama fermentasi total kapang rusip semakin menurun pada konsentrasi garam tinggi dan meningkat pada konsentrasi garam rendah. Perbedaan ini

Seorang Petugas perpustakaan akan melayani 1 buah transaksi peminjaman dalam satu waktu, dimana 1 transaksi terdiri dari 1 buah koleksi yang dilakukan oleh seorang anggota,

Acara ini dipimpin oleh beberapa orang yang dituakan oleh penduduk di desa tersebut yang biasa di sebut dengan pawang dan di percaya masyarakat sekitar, mereka yang

Penelitian ini berjudul “ Konsep dan Capaian Estetis Tale dalam Pertunjukan Seruling Bambu di Kabupaten Kerinci, Jambi ”, bertujuan.. mengetahui konsep tale dalam

Bahwa dari pemberitaan Bonek di harian Jawa Pos masih terdapat berita – berita yang belum memenuhi unsur-unsur objektivitas, ketidakobjektivan yang muncul itu adalah dari

Sedangkan pada dinding sel gram positif (B. subtilis), rantai peptida tersusun rapat dan beraturan antara rantai glikan yang satu dengan yang lain. Sehingga akan