PROSES NEGOSIASI KERJASAMA AUSTRALIA INDONESIA HEALTH SECURITY PARTNERSHIP (AIHSP)
DALAM MENANGANI ZOONOTIC EMERGING INFECTIOUS DISEASES DI INDONESIA TAHUN 2020
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Dalam Bidang Ilmu Hubungan Internasional
Disusun oleh:
SORAYA AKIKO AZHAR PUTRI 07041281722122
PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA
2021
iii LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Soraya Akiko Azhar Putri NIM : 07041281722122
Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional
Menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa skripsi yang berjudul “ Proses Negosiasi Kerjasama Australia Health Security Partnership (AIHSP) dalam menangani Zoonotic Emerging Infectious Diseases di Indonesia Tahun 2020” ini adalah benar-benar karya saya
sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi. Apabila di kemudian hari, ada pelanggaran yang ditemukan dalam skripsi ini dan/atau ada pengaduan dari pihak lain terhadap keaslian karya ini, saya bersedia menaggung sanksi yang dijatuhkan kepada saya.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sunguh-sungguh tanpa pemaksaan dari pihak manapun.
Indralaya, 20 Mei 2021 Yang membuat pernyataan
Soraya Akiko Azhar Putri 07041281722122
iv HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk;
Pengembangan Ilmu Hubungan Internasional khususnya di bidang Health Security.
Almamaterku, Universitas Sriwijaya, Dan
Untuk Indonesia Yang Lebih Baik.
v ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana proses negosiasi kerjasama AIHSP dalam menangani Zoonotic EID di Indonesia Tahun 2020 dan untuk menganalisis Workplan AIHSP dalam peningkatan Health Security terhadap Zoonotic EID tahun 2020-2025.
Jangkauan penelitian ini dari awal masuknya kerjasama sampai penandatanganan kerjasama.
Sementara metode penelitian ini metode deskriptif kualitatif berlandaskan fenomenologis Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, yakni; (a) Konsep Negotiating Agreements oleh William Zartman dan Maureen Berman (1982) yang terbagi atas tiga fase; diagnosis and other preparations, negotiating formula, dan negotiating details. (b) Konsep Health Security menghadirkan 3 strategi umum yaitu; Inception, Development dan Implementation.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam proses negosiasi kerjasama AIHSP melewati tiga tahap. Pertama, tahap diagnosis and other preparations: diadakannya pertemuan pihak Indonesia terdiri dari kementerian/lembaga terkait membahas mengenai gambaran umum kerjasama, usulan-usulan, dan penentuan otoritas koordinasi. Kedua, tahap negotiating formula bernegosiasi menuju kesepakatan yang lebih eksplisit; pembahasan Subsidiary Arrangement AIHSP, fokus kerjasama, concerns dan usulan-usulan oleh kedua pihak.
Terakhir, negotiating details; proses pembuatan workplan AIHSP meliputi tiga tahap.
Pertama, ideas stage; pemetaan program proiritas nasional bidang kesehatan. Kedua, Thesis statement; Perencanaan Workplan. Ketiga, Analysis stage; menggunakan tiga strategi umum; Inception, Development, dan Implementation. Tahap finalisasi; diskusi, review workplan, dan penandatanganan Subsidiary Arrangement AIHSP.
Kata Kunci: Proses Negosiasi, Australia Indonesia Health Security Partnership, Health Security, Zoonotic Emerging Infectious Diseases, Negosiasi Kerjasama Internasional, Negosiasi kerjasama
vi ABSTRACT
This research aims to explain the negotiation process of AIHSP cooperation in dealing with Zoonotic EID in Indonesia in 2020 and to analyze the AIHSP Workplan in improving Health Security against Zoonotic EID in 2020-2025. The scope of this research is from the proposal of the partnership until the signing of Subsidiary Arrangement AIHSP. This research uses a qualitative descriptive method based on phenomenology. The approach used in this study, namely; (a) The concept of Negotiating Agreements by William Zartman and Maureen Berman (1982), divided into three phases; diagnosis and other preparations, negotiating formulas, and negotiating details. (b) The Health Security concept; 3 general strategies, namely; Inception, Development and Implementation.
The results of this research indicates that the negotiation process of AIHSP cooperation resulting in three stages. First, diagnosis and other preparations: meeting of the Indonesian ministries/agencies to discuss; overview of cooperation, suggestions, and determining the coordination authority. Second, negotiating formula stage; discussion of AIHSP Subsidiary Arrangement, focus of cooperation, concerns and suggestions by both parties. Finally, negotiating details; constructing AIHSP workplan includes three stages. First, ideas stage;
mapping of the national priority program in the health sector. Second, thesis statement;
Planning Workplan. Third, Analysis stage; three general strategies; Inception, Development, and Implementation. Finalization stage; discussion, review work plan, and signing of the AIHSP Subsidiary Arrangement. .
Keywords: Negotiation Process, Australia Indonesia Health Security Partnership, Health Security, Zoonotic Emerging Infectious Diseases, Negotiation in International Cooperation, Negotiating Agreements
vii KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana dalam bidang Ilmu Hubungan Internasional pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sriwijaya. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Azhar, SH., M.Sc., LL.M., selaku dosen pembimbing satu yang telah menyediakan waktu, tenaga, material, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini;
2. Pak Gunawan Lestari Elake, S.IP., M.A selaku dosen pembimbing dua yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini;
3. Para tim penguji dan dosen HI yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini
4. Seluruh Pihak Biro Kerjasama Luar Negeri Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (BKSLN) yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data yang saya perlukan;
5. Ibu Hardini Kusumadewi, SKM yang telah mengarahkan saya pada masa penelitian di Biro Kerjasama Luar Negeri Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (BKSLN)
6. Kepada admin HI FISIP Unsri yang telah banyak membantu saya dalam proses administrasi skripsi ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu.
Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Indralaya, 20 Mei 2021
Soraya Akiko Azhar Putri 07041281722122
viii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………...
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………. i
HALAMAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI ... ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ………... iv
ABSTRAK... v
ABSTRACT ... vi
KATA PENGANTAR... vii
DAFTAR ISI………... viii
DAFTAR TABEL………... xii
DAFTAR GAMBAR……….. xiii
DAFTAR SINGKATAN………. xv
DAFTAR LAMPIRAN ………... xvi
BAB I PENDAHULUAN………. 1
1.1 Latar Belakang………. 1
1.2 Rumusan Masalah……… 6
1.3 Tujuan Penelitian………. 6
1.3.1 Tujuan Objektif ………. 6
1.3.2 Tujuan Subjektif ……… 6
1.4 Manfaat Penelitian ……….. 7
1.4.1 Manfaat Teoritis ……… 7
1.4.2 Manfaat Praktis ………. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA/TINJAUAN PUSTAKA………. 8
2.1 Penelitian Terdahulu ……….. 8
2.2 Kerangka Konseptual ………. 21
2.2.1 Konsep Negotiating Agreements…...………. 21
2.2.2 Health Security ……… 22
2.3 Alur Pemikiran ………... 23
2.4 Argumen Utama ………. 23
BAB III METODE PENELITIAN……….. 24
3.1 Desain Penelitian ………. 24
3.2 Definisi Konsep ……….. 24
3.3 Fokus Penelitian ……….. 27
ix
3.4 Unit Analisis... 28
3.5 Jenis Sumber Data ………... 29
3.6 Teknik Pengumpulan Data ……….. 28
3.7 Teknik Keabsahan Data……… 30
3.8 Teknik Analisa Data ……… 31
BAB IV DESKRIPSI/GAMBARAN UMUM PENELITIAN……….. 32
4.1 Health Security……… 32
4.1.2 Joint External Evaluation Tools……….. 34
4.1.3 Joint External Evaluation Report Indonesia ………... 36
4.1.4 National Action Plan Health Security………. 37
4.1.4.1 Inception ………... 38
4.1.4.2 Development………. 41
4.1.4.3 Implementation………. 43
4.1.5 National Action Plan Health Security Indonesia ………….. 45
4.2 Kondisi global penyakit Zoonotic Emerging Infectious Diseases ………..………... 46
4.2.1 Zoonotic Diseases………... 46
4.2.2 Emerging Infectious Diseases………. 49
4.2.3 Zoonotic Emerging Infectious Diseases………. 51
4.3 Biro Kerjasama Luar Negeri Kementerian Kesehatan Republik Indonesia………. 54
4.3.1 Rencana Aksi Kegiatan Kementerian Kesehatan 2020-2024 56 4.4 Kerjasama Australia-Indonesia ……….. 56
4.4.1 Department of Foreign Affairs and Trade Australia…. 58 4.4.2 Australia Indonesia Health Security Partnership…….. 60
4.4.2.1 Sejarah Kerjasama………... 62
4.4.2.2 Subsidiary Arrangement AIHSP………. 63
4.4.2.3 Workplan the Implementation of Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) Zoonosis Component periode 2020-2025………... 64
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN……… 68
5.1 Diagnosis and Other Preparation………. 66
x 5.1.1 Kondisi Penyakit Zoonotic Emerging Infectious Diseases
di Indonesia ………. 69
5.1.2 Diagnosis and other preparation tahap pertama……….. 70
5.1.3 Diagnosis and other preparation tahap kedua………….. 75
5.1.4 Diagnosis and other preparation tahap ketiga…………. 80
5.2 Negotiating Formula……….. 84
5.2.1 Negotiating formula tahap pertama……….. 85
5.2.1.1 Agenda Pertama ……… 87
5.2.1.2 Agenda Kedua ………... 89
5.2.1.3 Agenda Ketiga ……….. 89
5.2.1.4 Agenda Keempat ……….. 90
5.2.1.5 Hambatan dan tantangan ………... 91
5.2.2 Negotiating formula tahap kedua ……… 93
5.2.2.1 Agenda Pertama ……… 96
5.2.2.2 Agenda Kedua ………... 97
5.2.2.3 Agenda Ketiga ……….. 99
5.2.2.4 Agenda Keempat ……….. 101
5.2.2.5 Hambatan dan tantangan ………... 104
5.3 Negotiating Details ………... 107
5.3.1 Ideas stage ………... 108
5.3.1.1 Analisis Kerangka Logis Biro Kerjasama Luar Negeri 110 5.3.1.2 Pemetaan Program Prioritas Nasional Bidang Kesehatan……… 111
5.3.2 Thesis Statement ………... 115
5.3.2.1 Perencanaan Workplan The Implementation of Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) 2020-2025……….. 115
5.3.2.1.1 Diskusi……… 116
5.3.2.1.2 Penyusunan workplan AIHSP menghasilkan Output Workplan-0………. 117
5.3.3 Analysis stage……….. 120 5.3.3.1 Penyusunan workplan AIHSP komponen kesehatan 121 5.3.3.2 Penyusunan aktivitas dalam Workplan
xi The Implementation of Australia Indonesia Health
Security Partnership (AIHSP) 2020-2025………. 125
5.3.3.2.1 Inception………. 127
5.3.3.2.1 Development………... 128
5.3.3.2.2 Implementation………... 129
5.4 Finalisasi ……….. 134
5.4.1 Review dan diskusi ………. 134
5.4.2 Penandatanganan ……….. 135
BAB VI PENUTUP ………. 138
6.1 Kesimpulan………... 138
6.2 Saran………. 140
DAFTAR PUSTAKA………. 141
LAMPIRAN ………... 145
xii DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1 Kajian Pustaka penelitian terdahulu ... 8 Tabel 2 Fokus penelitian... 27 Tabel 3
Tabel 4
Kerangka NAPHS ………
Workplan-0 The Implementation of Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) Human Health Component Periode 2020-2024……...
38 118 Tabel 5 Penilaian upaya Indonesia mencegah penyakit zoonosis 121 Tabel 6 Prioritas Area Kerjasama AIHSP... 123 Tabel 7
Tabel 8
Kerangka National Action Plan Health Security …….
Objective 4 Strengthening operational research for new drugs, diagnostics and zoonotic/vector control tools Workplan AIHSP………
125 130
xiii DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1 Alur pemikiran………. 23 Gambar 2 Pendekatan proses perbaikan berkelanjutan……… 43 Gambar 3 Penyebaran penyakit zoonosis dari hewan ke manusia………… 46 Gambar 4 Tahapan penyebaran penyakit zoonosis dari hewan ke manusia.. 51 Gambar 5 Tahapan penyebaran penyakit zoonosis dari hewan ke manusia. 52 Gambar 6 Surat deputi bidang pembangunan Manusia, Masyarakat, dan
kebudayaan Bappenas kepada Seskemenko PMK tentang penyampaian Hasil Pembahasan Rencana Hibah Australia-
Indonesia Health Security Partnership (AIHSP)……… 70 Gambar 7 Draft masukan Bappenas mengenai Hasil Pembahasan Rencana
Hibah Australia-Indonesia Health Security Partnership (AIHSP)
tahap diagnosis kedua……… 76
Gambar 8 Draft masukan Bappenas mengenai penetapan koordinator, steering committee, implementing Agency, peran masing- masing institusi pihak Indonesia dalam kerjasama Australia- Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) tahap diagnosis
kedua………
76
Gambar 9 Peserta Video Conference Update Progress of Subsidiary
Arrangement AIHSP, minggu 19 Juli ……….………… 85 Gambar 10 Sambutan oleh Sekretaris jendral Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, Drg. Oscar Primadi di Video Conference Update Progress of Subsidiary Arrangement AIHSP, minggu
19 Juli 2020………..……… 95
Gambar 11 Dirjen P2P, Dr. Achmad Yurianto di Video Conference Update Progress of Subsidiary Arrangement AIHSP menyampaikan
perihal permasalahan administratif, minggu 19 Juli 2020……… 97 Gambar 12 Mr. John Leigh sebagai Country Coordinator DFAT Indonesia
perwakilan Australia di Video Conference Update Progress of Subsidiary Arrangement AIHSP menanggapi pertanyaan
Pemerintah Indonesia AIHSP, minggu 19 Juli 2020……… 99 Gambar 13 Dr. Nadia Tarmizi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik di Video Conference Update Progress of Subsidiary Arrangement AIHSP, minggu 19 Juli 2021 101 Gambar 14 Dr. Sri Wahyuni, Ketua Bagian Bilateral kementerian Kesehatan
RI di Video Conference Update Progress of Subsidiary
Arrangement AIHSP, minggu 19 Juli 2020………….………… 103 Gambar 15 Logical Framework Analysis (LFA) BKSLN……….. 111 Gambar 16 Pemetaan Potensi Kerjasama BKSLN……… 112
xiv Gambar 17 Paparan dan diskusi hasil Workplan The Implementation of
Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP)
Zoonosis Component Periode 2020-2025, 24 Juli 2020………. 132 Gambar 18 Album Video Conference Workplan AIHSP, 24 Juli 2020…… 115 Gambar 19 Penandatanganan SA AIHSP oleh dr. Achmad Yurianto selaku
Direktur Jenderal Pencegahan dan pengendalian Penyakit
Kementerian Kesehatan………... 116 Gambar 20 Pemerintah Australia oleh Allaster Cox, Kuasa Usaha Kedutaan
Besar Australia, Jakarta Departmen Luar Negeri dan
Perdagangan tanggal 30 Juli 2020……… 116
xv DAFTAR SINGKATAN
AIHSP : Australia Indonesia Health Security Partnership
AIPED : Australia Indonesia Partnership for Emerging Infectious Diseases BAPPENAS : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
BKSLN : Biro Kerjasama Luar Negeri Kementerian Kesehatan Republik Indonesia DFAT : Department of Foreign Affairs and Trade Australia
EID : Emerging Infectious Diseases IHR : International Health Regulations JEE : Joint External Evaluation
KEMENKEU : Kementerian Keuangan Republik Indonesia
KEMENKO PMK : Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia Dan Kebudayaan Republik Indonesia
KLHK : Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia NAPHS : National Action Plan Health Security
P2P : Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
P2PTVZ : Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan
SA : Subsidiary Arrangement
xvi DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Pedoman Wawancara Biro Kerjasama Luar Negeri
Kementerian Kesehatan RI….……….. 146 Lampiran 2
Lampiran 3 Lampiran 4
Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9
Pedoman Wawancara Biro Kerjasama Luar Negeri Kementerian Kesehatan RI ……….……….
Subsidiary Arrangement Australia Australia Indonesia Health Security Partnership………....……….
Workplan The Implementation of Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) Zoonosis Component Periode 2020-2025………
Surat izin penelitian ….………
Lembar Plagiarism check……….
Lembar perbaikan skripsi …...……….
Lembar table revisi seminar proposal………..
Kartu bimbingan skripsi………...
Lembar SK dospem skripsi………..
147 148
156 161 162 163 164 165 167
17 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Health Security pertama kali dikemukakan oleh United Nations (Perserikatan Bangsa-Bangsa) pada tahun 1994. PBB berusaha untuk mengangkat isu keamanan kesehatan dalam kontestasi dunia dengan menyoroti kepentingan keamanan kesehatan dalam kerentanan umum manusia terhadap potensi pandemi dan efeknya terhadap kestabilan suatu negara (Davies, 2008). Indonesia sebagai salah satu negara besar yang terdiri dari 17.000 pulau, dengan populasi sebesar 268.583.016 jiwa (Data Kependudukan Semester I Tahun 2020 Kementerian Dalam Negeri RI, diakses pada 13 Januari 2021), kerentanan Indonesia terhadap bencana alam, keragaman sosial, ekonomi, dan administratif menimbulkan tantangan unik bagi keamanan kesehatan di Indonesia. Bersdasarkan Joint External Evaluation of IHR Core Capacities of the Republic of Indonesia (2018) salah satu dari technical areas keamanan kesehatan yang perlu ditingkatkan di Indonesia adalah penyakit zoonosis.
Zoonotic diseases atau penyakit zoonosis merupakan penyakit atau infeksi penyakit yang muncul sejak beberapa tahun silam ditularkan dari hewan veterbrata ke manusia.
Beberapa penyakit zoonosis telah ditemukan di Indonesia seperti Rabies dan Tuberkulosis (TBC). Ancaman Health Security merupakan masalah yang patut diperhatikan dunia.
Disamping itu, Virus Corona atau COVID-19 (2019-nCov) merupakan salah satu contoh penyakit zoonosis manular yang telah muncul sebagai krisis kesehatan dan telah menyebar dalam skala global. Virus ini disebabkan oleh sindrom pernafasan akut Coronavirus 2 (SARS-CoV-2), yang muncul di Wuhan, Cina dan menyebar ke seluruh dunia.
18 Analisis genom mengungkapkan bahwa SARS-CoV-2 secara filogenetis berkaitan dengan virus kelelawar seperti sindrom pernapasan akut (SARS) (World Health Organization, 2019). Sejak penulisan laporan pada tanggal 26 Mei 2021, kasus Virus Corona di Indonesia mencapai 1,786,187 dengan angka kematian 49,627 dan jumlah pemulihan 1,642,074.
(worldometers, 2021) Dengan demikian, zoonosis merupakan salah satu ancaman bagi keamanan kesehatan di Indonesia.
Emerging Infectious Diseases (EID) atau Penyakit menular didefinisikan sebagai ancaman global (global threat) dalam 20 tahun terakhir. Penyakit menular (Emerging Infectious Diseases / EIDs) merupakan ancaman terhadap kesehatan dan keamanan global.
Mayoritas penyakit EID berasal dari hewan (zoonotic), sebagian besar satwa liar, dan kemunculannya sering kali melibatkan interaksi dinamis antara populasi satwa liar, ternak, dan manusia dalam lingkungan yang berubah dengan cepat. Allen (2017) menjelaskan bahwa risiko zoonosis EID meningkat di kawasan hutan tropis yang mengalami perubahan penggunaan lahan dan di mana keanekaragaman hayati satwa liar (kekayaan spesies mamalia) tinggi. Berdasarkan Joint External Evaluation Report Indonesia, beberapa tantangan-tantangan Indonesia untuk mengurangi dampak penyakit zoonosis yang muncul sebagian besar difokuskan pada sistem pengawasan, tenaga kesehatan dan mekanisme untuk menanggapi penyakit zoonosis.
Ancaman penyakit zoonosis yang bersifat EID mendorong Indonesia untuk melaksanakan kerjasama internasional dalam merespons dan meningkatkan Health Security dan ketahanan negara. Salah satu upaya untuk memperkuat kapabilitas Indonesia dalam memitigasi, mendeteksi, dan menangani kondisi darurat kesehatan dan mengurangi ancaman yang disebabkan oleh penyakit menular zoonosis adalah melakukan kerjasama bilateral Indonesia – Australia melalui Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP).
19 Indonesia melakukan kerjasama ini mengingat kerjasama serupa sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh Kementerian Pertanian RI yang bernama Australia Indonesia Partnership for Emerging Infectious Diseases (AIPED) pada tahun 2011-2014 dan 2015- 2018 Animal Health Component. Mengingat penyakit zoonosis memengaruhi dua komponen tersebut yaitu animal health dan human health, maka dari itu pihak Australia menawarkan kerjasama AIHSP sebagai penerus kerjasama sebelumnya, perluasan dimensi, dan penyempurnaan kerjasama sehingga tidak hanya fokus kepada animal health tetapi juga human health dengan menggunakan pendekatan One Health.
Kerjasama ini pertama kali diajukan oleh pihak Australia kepada Indonesia di awal tahun 2019 dan ditandatangani pada tanggal 30 Juli 2020 untuk periode 2020-2025. Pada bulan Agustus 2020 telah diselenggarakan Steering Committee on Human Health and Steering Committee on Animal Health.
Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) merupakan kerjasama bilateral berupa pemberian hibah oleh The Australian Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) kepada Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Indonesia (P2P) sebagai respons dari Zoonotic Emerging Infectous Diseases. Kerjasama AIHSP dibangun di atas landasan yang ditetapkan oleh kerjasama Australia sebelumnya yakni Australia Indonesia Partnership for Emerging Infectious Diseases (AIPED).
Kerjasama AIHSP adalah kerjasama bilateral Indonesia-Australia di bidang Health Security berupa hibah. Melalui program-program AIHSP, Kementerian Kesehatan dan DFAT mengembangkan program untuk meningkatkan Health Security dengan membangun komitmen dan kebijakan bersama untuk mengimplementasikan program yang efektif dan berkelanjutan.
20 AISHP memiliki dua Subsidiary Arrangement (SA AIHSP) yang terpisah. Animal Health Component dikelola di bawah Subsidiary Arrangement dengan Kementerian Pertanian RI. Sedangkan perjanjian Subsidiary Arrangement on Human Health Component dikelola oleh Kementerian Kesehatan RI (Biro Kerjasama Luar Negeri, 2020).
Mengingat pentingnya hubungan bilateral antara kedua negara, dalam kerjasama ini, pihak Indonesia dan Australia diharapkan berkerjasama dalam melaksanakan kegiatan untuk mendukung kebutuhan pembangunan di Indonesia. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan jaminan kesehatan nasional di Indonesia terhadap perempuan, laki-laki dan masyarakat kurang berisiko terkena penyakit menular (EID) / zoonosis. Disamping itu berkontribusi bagi keamanan kesehatan, ketahanan pangan, pembangunan ekonomi berkelanjutan untuk Australia, Indonesia, regional dan global (Subsidiary Arrangement AIHSP, 2020)
Dalam pembentukan kerjasama AIHSP terdapat beberapa aktor utama dan aktor pendukung untuk kelancaran proses negosiasi perjanjian kerjasama tersebut sehingga dapat ke tahap penandatanganan, antara lain; Biro Kerjasama Luar Negeri Kementerian Kesehatan sebagai leading actor kerjasama AIHSP yang merupakan perwakilan dari Indonesia.
Kemudian Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) sebagai leading actor kerjasama AIHSP perwakilan Australia. Disamping itu ada beberapa supporting actor yang memengaruhi proses pembentukan kerjasama AIHSP antara lain, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan (P2PTVZ), Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), dan Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu) (Biro Kerjasama Luar Negeri, 2020). Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) diharapkan dapat mengembangkan program dukungan untuk keamanan kesehatan.
21 Membangun komitmen bersama untuk dialog kebijakan dan implementasi program yang efektif dan berkelanjutan terhadap respons EID di Indonesia. Dalam penelitian ini, penulis ingin menyelidiki proses negosiasi pembentukan kerjasama Australia-Indonesia melalui AIHSP yang lebih dalam, tantangan, transformasi dan perencanaan framework Workplan AIHSP yang dilatar belakangi oleh keamanan kesehatan, dan prioritas kebijakan AIHSP di sisi Indonesia dari pengusulan kerjasama oleh Australia hingga sampailah penandatangannan kerjasama tersebut.
Masalah ini menarik untuk diteliti karena fokus ke penyelidikan ide, tindakan, dan proses, serta kondisi yang mendasari (baik yang mendukung maupun yang menghambat) kerjasama AIHSP. Penulis memilih untuk meneliti proses negosiasi untuk melihat bagaimana formulasi suatu kerjasama dari masuknya proposal kerjasama sampai ke tahap penandatanganan mengingat selama ini pemahaman mengenai perjanjian kerjasama Health Security hanya sebatas setelah perjanjian tersebut telah disepakati. Selain itu, P2PTVZ dalam kerjasama zoonosis telah berkomitmen untuk mengimplementasikan konsep Health Security sehingga menarik untuk melihat bagaimana kementerian kesehatan dapat mewujudkan hal tersebut.
Penulis merasa topik ini penting untuk diteliti untuk mengungkapkan bagaimana tahap negosiasi melihat das sollen dan das sein suatu pembentukan kerjasama. Indonesia sebagai negara yang mendukung penuh Health Security tercermin di NAPHS Indonesia dan juga pernah menjabat sebagai team leading country untuk action package zoonotic diseases GHSA oleh karena itu dalam penelitian ini penulis juga ingin melihat kepatuhan Indonesia dalam mengikuti Health Security. Selain itu, penelitian ini diharapkan akan berkontribusi terhadap penelitian yang akan datang dan pengetahuan terkait Health Security di Indonesia mengingat topik ini merupakan kajian yang perlu dikembangkan di Indonesia dan dalam bidang Ilmu Hubungan Internasional.
22 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan sebelumnya, rumusan masalah yang akan diangkat adalah “Bagaimana Proses Negosiasi Kerjasama Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) dalam Menangani Zoonotic Emerging Infectious Diseases di Indonesia Tahun 2020?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Objektif
a. Untuk membahas Bagaimana Proses Negosiasi Kerjasama Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) dalam Menangani Zoonotic Emerging Infectious Diseases di Indonesia Tahun 2020.
b. Untuk menganalisis Workplan AIHSP dalam peningkatan Health Security terhadap Zoonotic Emerging Infectious Diseases di Indonesia tahun 2020-2025
1.3.2 Tujuan Subjektif
a. Untuk memenuhi persyaratan akademis guna memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sriwijaya
b. Untuk memperluas pemahaman serta pengetahuan mengenai teori dan praktik dalam bidang Ilmu Hubungan Internasional
c. Untuk menerapkan ilmu yang sudah diperoleh, sehingga dapat memberikan manfaat bagi penulis dan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang Ilmu Hubungan Internasional
23 1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan kontribusi terkait Ilmu Hubungan Internasional khususnya dibidang Health Security, kerjasama Australia Indonesia Health Security Partnership dan proses negosiasi kerjasama keamanan kesehatan di Indonesia. Penelitian ini diharapakan dapat memberikan wawasan baru terkait keamanan kesehatan di Indonesia dan proses negosiasi Indonesia dalam peningkatan Health Security melalui Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP)
1.4.2 Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi penstudi Ilmu hubungan internasional khususnya kepada pihak-pihak yang terkait dengan kajian keamanan kesehatan. Penelitian ini diharapkan akan menjadi sarana untuk memperdalam strategi Indonesia dalam melangsungkan kerjasama keamanan kesehatan AIHSP.
24 DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Davies, S. E., Kamradt-Scott, A., & Rushton, S. (2015). Disease Diplomacy: International Norms and Global Health Security (1st ed.). Johns Hopkins University Press.
IKLÉ, Fred C. (1964). How Nations Negotiate. New York: Harper and Row.
Kamradt-Scott, A. (2015). Managing Global Health Security: The World Health Organization and Disease Outbreak Control (2015th ed.). Palgrave Macmillan.
Odell J., & Tingley, D. (2013).In Negotiating Agreement in Politics.In Negotiating Agreements in International Relations (pp. 156–168).American Political Science Association.http://www.apsanet.org/portals/54/Files/Task%20Force%20Reports/Ch apter7Mansbridge.pdf
Rushton, S., & Youde, J. (2017b).Routledge Handbook of Global Health Security (1st ed.).
Routledge.
Stein, Janice Gross, ed. 1989. Getting to the Table: The Processes of International Prenegotiation. Baltimore: Johns Hopkins University Press.
Suryadi Bakry, U. (2019). Metode Penelitian Hubungan Internasional (3rd ed.). Pustaka Pelajar.
Zartman, I. Williarn dan Berman, Mavreen R. (1982), The Practical Negotiator. New Haven, Cl': Yale University Press
Jurnal
Allen, T., Murray, K.A., Zambrana-Torrelio, C. et al. Global hotspots and correlates of emerging zoonotic diseases. Nat Commun 8, 1124
(2017).https://doi.org/10.1038/s41467-017-00923-8
Fitrah, E. (2015). Gagasan Human Security Dan Kebijakan Keamanan Nasional Indonesia.Jurnal INSIGNIA, 2(1), 27–41. Diakses dari
https://www.researchgate.net/publication/317011590_Gagasan_Human_Security_d an_Kebijakan_Keamanan_Nasional_Indonesia
Lange, T. (2020).Beyond the ‘ASEAN-Way’? Third-Sector Driven Governance Along SARS and Haze Pollution. Global Health Governance: The Scholarly Journal For The New Health Security Paradigm, 10(1), 128–
140.http://blogs.shu.edu/ghg/files/2020/05/Spring-2020-Issue.pdf#page=129
25 Litbang Kementerian Pertanian. (2011). Zoonosis dan upaya pencegahannya (kasus
Sumatera Utara). Kementerian Pertanian: Pemerintah Indonesia. Diakses dari http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jppp/article/viewFile/3456/2930 Davies, S. E., & Wenham, C. (2020). Why the COVID-19 response needs International
Relations. International Affairs, 96(5), 1227–1251.
https://doi.org/10.1093/ia/iiaa135
Publikasi Pemerintah
Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 4 Tahun 2019 tentang Peningkatan Kemampuan Dalam Mencegah, Mendeteksi, Dan Merespons Wabah Penyakit, Pandemi Global, dan Kedaruratan Nuklir, Biologi, dan Kimia. 2019.Sekretariat Kabinet RI. Jakarta.
Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas.(2019). Pembahasan Rencana Hibah Australia-Indonesia Health Security Partnership (AIHSP). Republik Indonesia: Kementerian PPN/Bappenas.
Biro Kerjasama Luar Negeri Kementerian Kesehatan. (2019). Rencana Hibah Australia- Indonesia Health Security Partnership (AIHSP). Republik Indonesia: Kementerian Kesehatan.
Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.(2019). Pembahasan Rencana Hibah Australia-Indonesia Health Security Partnership (AIHSP). Republik Indonesia: Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Pemerintah Indonesia. (2020). Rencana Aksi Nasional Ketahanan Kesehatan Indonesia.
https://extranet.who.int/sph/docs/file/3958
General Agreement on Development Cooperation Between The Government of Australia and The Government of The Republic of Indonesia. (1998, September 7). Australia Government Department of Foreign Affairs and Trade.
https://www.info.dfat.gov.au/Info/Treaties/treaties.nsf/AllDocIDs/A587576B21E6 BD29CA256D960002DBFA
Pemerintah Republik Indonesia, Pemerintah Australia.(2020). Subsidiary Arrangement Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) Human Health Component.
Biro Kerjasama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Hasil Rapat Virtual Pembahasan Perkembangan Indonesia dan Australia Bidang Ketahanan Kesehatan (SA AIHSP).
Biro Kerjasama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Video Conference Workplan Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP). Kementrian Kesehatan RI
26 Thesis/Laporan Penelitian Ilmiah:
Ari Kurniawan. (2015). Peran Indonesia terhadap isu kesehatan global melalui forum Foreign Policy and Global Health (FPGH) dalam Global Health Governance (GHG) 2006-2013 (Skripsi Sarjana Universitas Riau). Universitas Riau. Diakses dari https://media.neliti.com/media/publications/31908-ID-peran-indonesia- terhadap-isu-kesehatan-global-melalui-forum-foreign-policy-and-g.pdf
Asyifa.(2019). Peran Indonesia Sebagai Ketua Global Health Security Agenda Tahun 2016 Dalam Menghadapi Ancaman Keamanan Kesehatan (Skripsi Sarjana Universitas Pasundan).Institutional repositories & scientific journals Universitas Pasundan.
Diakses dari http://repository.unpas.ac.id/42442/3/BAB%20I.pdf
Istiqamah, Nini. (2014). Kerjasama Australia-Indonesia Dalam Bidang Ekspor Impor Daging Sapi (Skripsi Sarjana Universitas Hassanudin). Universitas Hassanudin.
Diakses dari https://core.ac.uk/download/pdf/25494857.pdf
Iragorri, Alexandra. (2011). Negotiation in International Relations. Revista de derecho:
División de Ciencias Jurídicas de la Universidad del (Paper Universitas Del Norte).
Hal 91-102. Diakses dari
https://www.researchgate.net/publication/28172906_Negotiation_in_International_
Relations/citation/download
Wiyatiningrum, Dwi. (2015). Hubungan Bilateral Indonesia-Australia Pada Masa Perdana Menteri Kevin Rudd (2007-2013) (Skripsi Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta).
Universitas Negeri Yogyakarta. Diakses dari
http://eprints.uny.ac.id/22748/1/skripsi%20dwi%20ana%2011406241018.pdf
Website:
Coronavirus Update (Live): 20,277,173 Cases and 739,563 Deaths from COVID-19 Virus Pandemic - Worldometer. (2020). Worldometers. Diakses dari https://www.worldometers.info/coronavirus/
Department of Foreign Affairs and Trade Australia. (2018). Grants. Australian Government Department of Foreign Affairs and Trade. https://www.dfat.gov.au/about-us/grant- opportunities/Pages/grants-programs.
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung sub Direktorat TUBERKULOSIS. (2019, May 1). Situasi TBC di Indonesia. TBC Indonesia. Diakses dari https://tbindonesia.or.id/informasi/tentang-tbc/situasi-tbc-di-indonesia-2/
Institute for Government. (2018, October 22). StackPath.
https://www.instituteforgovernment.org.uk/explainers/bilateral-
27 agreements#:~:text=A%20bilateral%20agreement%20(or%20what,a%20precursor
%20to%20the%20former).
Ministry of Foreign Affairs Republic of Indonesia. (2018). EMBASSY OF THE REPUBLIC OF INDONESIA in CANBERRA, ACCREDITED TO THE REPUBLIC OF VANUATU AUSTRALIA. Kementerian Luar Negeri Repulik Indonesia.
https://kemlu.go.id/canberra/en/read/australia/2187/etc-menus
ProVeg International. (2020, December 16). Food and Pandemics Report | Download Now. https://proveg.com/food-and-pandemics-report/
US National Library of Medicine National Institutes of Health Search database. (2019, June 1). Emerging infectious diseases. PubMed Central (PMC).
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7096727/#bib4