• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA DARING DALAM E-LEARNING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA DARING DALAM E-LEARNING"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

23

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA DARING DALAM E-LEARNING

Siti Norhidayah

Universitas Tridharma, Balikpapan email: sn.hidayah2005@gmail.com

ABSTRAK

Pandemik Corona Virus yang masuk ke wilayah Indonesia di awal tahun 2020 sangat berpengaruh kepada stabilitas semua aspek kehidupan, baik dari segi ekonomi, industri, sektor pendidikan maupun sektor lainnya. Penyebaran virus ini berkembang sangat cepat secara eksponensial ke seluruh dunia tak terkecuali Indonesia, yang akhirnya World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa wabah Covid –19 adalah pandemik dunia.

Semenjak pemerintah melalui kemendikbud telah mengeluarkan surat edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan pada masa darurat penyebaran covid-19, untuk mendukung kebijakan pemerintah ini otomatis semua aktifitas perkuliahan dialihkan secara daring.

Peralihan metode perkuliahan dari tatap muka langsung dosen dan mahasiswa di kelas nyata berubah menjadi tatap muka di kelas maya menimbulkan bayak hal yang harus dikaji kembali.

Penelitian ini mendeskripsikan efektifitas penggunaan media daring selama e-learning berlangsung, kelebihan dan kekurangannya serta hambatan yang terjadi pada penggunaan media daring dalam proses pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui angket berbentuk google form yang disebarkan kepada mahasiswa semester ganjil Tahun Akademik 2020/2021. Respon mahasiswa berisi pernyataan berupa merupakan indikator yang dipakai untuk mengukur efektifitas penggunaan media daring tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media daring selama e-learning ternyata cukup efektif digunakan pada masa pandemik Covid-19 sekarang ini. Respon mahasiswa terhadap pembelajaran daring cukup baik. Semua materi pembelajaran yang diberikan dosen melalui e-learning bisa terserap dengan baik, walau pun masih ada kekurangan-kekurangan dan kendala dalam pembelajaran daring ini yang harus dibenahi. Solusi yang dilakukan bagi dosen untuk meningkatkan kualitas e-learning adalah dengan mengikuti seminar dan pelatihan-pelatihan pengelolaan kelas online dan pembuatan perangkat belajar daring, baik yang diprakarsai oleh kampus maupun pelatihan-pelatihan online yang dilaksanakan oleh pihak luar.

Kata kunci: Efektifitas, e-learning, media daring, Pandemik Covid-19

ABSTRACT

The Corona Virus pandemic that entered the territory of Indonesia in early 2020 greatly affected the stability of all aspects of life, both in terms of the economy, industry and the education sector. The spread of this virus is growing exponentially rapidly throughout the world, including Indonesia, which ultimately the World Health Organization (WHO) declared that the Covid-19 outbreak was a world pandemic.

Since the government through the Ministry of Education and Culture has issued circular number 4 of 2020 concerning the implementation of education policies during the emergency period of the spread of Covid-19, to support this government policy all lecture activities are automatically transferred online.

(2)

24 The shift of the lecture method from face-to-face lectures and students in real classes to face-to-face in virtual classes has caused many things to be reviewed.

This study describes the effectiveness of using online media during e-learning, its advantages and disadvantages and the obstacles that occur in using online media in the learning process. The research method used is descriptive research method. The technique of collecting data is through a questionnaire in the form of a google form which is distributed to odd semester students of the 2020/2021 Academic Year. Student responses contain statements in the form of indicators used to measure student activeness.

The results showed that online learning was quite effective in the current Covid-19 pandemic.

Student response to online learning is quite good. All learning materials provided by lecturers through e- learning can be absorbed well, although there are still shortcomings and obstacles in online learning that must be addressed.

Keywords: Application, Microsoft Studio 2012, C #, Optical Character Recognition (OCR), EmguCV, Tesseract (Software), Document Archiving.

PENDAHULUAN

Coronavirus Diseases 2019 (Covid-19) yang melanda Kota Wuhan Cina di akhir tahun 2019 akhirnya resmi dinyatakan sebagai sebuah pandemik oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 12 Maret 2020 lalu (susilo dkk, 2020; 45). Pemerintah Indonesia menetapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai upaya untuk menekan penyebaran virus Covid-19 ini dan menetapkan tanggap darurat Covid-19 secara Nasional. Sejak pertengahan Maret 2020, pemerintah melalui kemendikbud telah mengeluarkan surat edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan pada masa darurat penyebaran covid-19, yang salah satunya adalah memberlakukan semua proses kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dari rumah masing-masing dalam upaya mencegah kontak fisik warga belajar untuk mencegah penularan virus ini. Selain itu pembelajaran dari rumah (BDR) ini juga bertujuan untuk memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk tetap mendapatkan layanan pendidikan selama pandemik Covid-19.

Tanpa kita sadari, secara tidak langsung Covid-19 ini memaksa kita seperti uji coba untuk siap memasuki era industri 4.0 yang

didengung-dengungkan sejak beberapa waktu lalu sebelum wabah covid ini melanda dunia.

Dalam hal ini kita dituntut tanggap menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi pendukung.

Langkah pemerintah untuk mengambil kebijakan belajar jarak jauh di musim pandemik ini juga sangat besar pengaruhnya terhadap perubahan metode pembelajaran di semua jenjang pendidikan tak terkecuali di tingkat perguruan tinggi. Hal ini menuntut perubahan secara cepat dari yang tadinya perkuliahan tatap muka secara langsung di kelas menjadi perkuliahan daring (dalam jaringan) yang memerlukan koneksi internet dan penguasaan media pembelajaran online.

1.1 Prinsip pelaksanaan belajar dari rumah

Belajar Dari Rumah (BDR) dilaksanakan sesuai Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19), yaitu:

(3)

25 1. keselamatan dan kesehatan lahir batin

peserta didik, pendidik, kepala satuan pendidikan dan seluruh warga satuan pendidikan menjadi pertimbangan utama dalam pelaksanaan BDR;

2. kegiatan BDR dilaksanakan untuk memberkan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum;

3. BDR dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, antara lain mengenai pandemi Covid-19:

4. materi pembelajaran bersifat inklusif sesuai dengan usia dan jenjang pendidikan, konteks budaya, karakter dan jenis kekhususan peserta didik;

5. aktivitas dan penugasan selama BDR dapat bervariasi antar daerah, satuan pendidikan dan Peserta Didik sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses terhadap fasilitas BDR,

6. hasil belajar peserta didik selama BDR diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif:

7. mengedepankan pola interaksi dan komunikasi yang positif antara guru dengan orang tua/wali.

Pembelajaran Jarak Jauh dari rumah ini terbagi atas 2 cara, yaitu;

1. Pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (daring)

Menurut KBBI Kemendikbud, daring adalah akronim dari dalam jaringan, artinya terhubung melalui jejaring komputer, internet, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan daring ini bisa beripa kelas online, KKN online, webinar, hingga kuliah online.

2. Pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (luring)

Luring menurut KBBI adalah akronim dari luar jaringan, yang artinya terputus dari jejaring computer. Contohnya pembelajaran dengan menonton acara televisi, mengumpulkan tugas- tugas, dan prakarya, belajar melalui buku pegangan.

1.2 Media Pembelajaran Daring

Media pembelajaran dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, 2010:7). Menurut Nana (2005 : 19) media juga merupakan alat atau sarana untuk membantu dalam pembelajaran. Media pembelajaran merupakan segala bentuk atau saluran proses penyampaian informasi.

Semua pembelajaran daring memerlukan sarana alat komunikasi berupa teknologi komputer/ handphone dan jaringan internet yang bisa menghubungkan satu sama lain dan bisa berkomunikasi 2 arah serta tidak kalah penting dengan jaringan listrik yang memadai. Teknologi komputer adalah salah satu jenis media yang memiliki potensi besar untuk digunakan sebagai sarana berinteraksi pada proses pembelajaran antara dosen dan mahasiswa.

Pemilihan media pembelajaran yang tepat sangat mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Pada saat pandemik Covid-19 seperti sekarang ini, yang mengharuskan semua aktifitas pembelajaran dilaksanakan dari rumah saja maka pemilihan media pembelajaran daring adalah salah satu alternatif cara pembelajaran yang dipilih oleh dosen. Adapun media komunikasi pembelajaran daring yang sering digunakan dosen antara lain, video converence zoom meeting, video konverensi google meet, google classroom, whatsaap grup, dll.

Teknik dan media pembelajaran yang digunakan tiap dosen pada perkuliahan di Universitas Tridharma berbeda-beda, tergantung kesepakatan dengan mahasiswa pada saat

(4)

26 pembuatan kontrak belajar atau pun berdasarkan

penggunaan media yang paling dikuasai dosen.

Kebanyakan dosen menggunakan lebih dari satu media pembelajaran untuk satu mata kuliah.

Seperti menggunakan grup whatsapp untuk koordinasi kelas, membuat janji meeting dan membagikan materi pembelajaran, kemudian pelaksanaan pertemuan perkuliahan daring menggunakan aplikasi zoom meeting menerapkan metode ini baik dari pihak dosen sebagai pengajar yang menyampaikan informasi, kendala jaringan internet, kendala pada pengoperasian perangkat pembelajaran, maupun kendala pada mahasiswa sebagai penerima pesan pembelajaran, sehingga materi pembelajaran sebagai pesan yang harus sampai kepada mahasiswa tidak bisa sampai dengan maksimal.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon mahasiswa terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung pada masa pandemik Covid-19 sekarang ini. Dengan demikian, hasil penelitian akan bisa menjadi rujukan kebijakan dosen dalam memperbaiki atau pun meningkatkan kualitas pembelajaran.

Diharapkan walau pun pembelajaran dialihkan secara daring dan luring maka tetap tidak akan merubah makna dan hasil pendidikan serta tetap membuat peserta didik bisa belajar dengan menyenangkan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan teknik nonprobability yaitu teknik snowball sampling.

Dalam hal ini setiap anggota populasi tidak mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sampel. Penentuan sampel pertama kecil, kemudian sampel diminta untuk menentukan sampel berikutnya secara berantai. Demikian seterusnya, hingga sampel semakin banyak (Sugiyono, 2011). Cara ini diambil dengan pertimbangan bahwa sampel tidak bisa ditunjuk dan ditemui secara langsung sehingga data diambil secara online dengan mengisi google form yang sudah disiapkan terlebih dahulu.

Sampel penelitian adalah mahasiswa aktif yang duduk di semester ganjil 2020/2021 Universitas Tridharma yang mengikuti kelas

pembelajaran daring secara penuh. Dari snowball sampling selama 2 minggu dari senin 20 September 2020 sampai dengan minggu 11 Oktober diperoleh sampel sebanyak 60 mahasiswa sebagai responden.

Teknik pengumpulan data dan informasi dari mahasiswa dilakukan melalui instrument angket tanggapan mahasiswa tentang pelaksanaan pembelajaran daring. Respon mahasiswa berisi 12 item pertanyaan yang merupakan indikator untuk mengukur keefektifan pembelajaran daring bagi mahasiswa di rumah.

Untuk metode analisis data menggunakan metode deskriptif, dengan mendeskripsikan hasil data yang diperoleh.

Metode penelitian deskriptif tidak membuat perbandingan variabel antar sampel dengan sampel lainnya, atau mencari hubungan variabel itu dengan variabel lainnya (Arikunto, 2006).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil angket dari 60 sampel mahasiswa diperoleh data respon mahasiswa saat pembelajaran daring berlangsung sebagai berikut:

3.1 Respon mahasiswa terhadap penggunaan media daring.

1. Pemilihan media yang digunakan pada saat membelajaran daring.

Dari 60 responden, diperoleh presentase penggunaan media seperti pada Diagram 1.

berikut in

(5)

27 Diagram 1. Persentase pemilihan media

pembelajaran daring

Pemilihan media pembelajaran yang tepat sangat mempengaruhi kelancaran proses pembelajaran. Berdasarkan Gambar 1. diperoleh data penggunaan video conference Zoom 81,7%

sebagai media paling banyak digunakan pada saat pembelajaran daring dibandingkan dengan media lainnya. Alasan penggunaan zoom meeting ini karena dianggap paling familiar dan mudah pengaplikasiannya. Diikuti oleh Google classroom sebanyak 70% pengguna, WhatsApp sebanyak 55%, dan aplikasi Google Meet sebanyak 41,7%. Dari data yang didapatkan tersebut ternyata dalam penyampaian pembelajaran media pembelajaran yang dipilih ini memungkinkan komunikasi langsung 2 arah, baik dari dosen ke mahasiswa, maupun dari mahasiswa ke dosen. Dengan demikian diharapkan, substansi pembelajaran bisa tersampaikan ke mahasiswa dengan baik dan mahasiswa pun bisa merespon balik secara langsung terhadap hal yang diberikan dosen.

Selain itu aplikasi-aplikasi ini dipilih juga mempunyai kelebihan yang sama, seperti terdapatnya fitur share atau bagikan data yang berguna untuk membagikan file-file/materi perkuliahan. Sedangkan penggunaan video offline, saluran youtube, dan sejenisnya kurang diminati, dengan alasan pembelajaran tidak bisa berlangsung 2 arah sekaligus secara bersamaan atau dengan kata lain, respon yang ditampilkan lambat.

2. Keefektifan penggunaan media daring

Media pembelajaran yang paling efektif digunakan pada saat belajar dari rumah ini tampak terlihat pada hasil kuisioner Diagram.2 berikut ini.

Diagram 2. Media yang paling efektif

Ternyata pilihan terbanyak adalah penggunaan zoom meeting, google class room, google meet,dan grup whatsApp. Seperti yang ditampilkan pada Diagram 2 berikut ini. Zoom meeting adalah media yang paling banyak dipakai karena dianggap paling efektif dalam menyampaikan materi pembelajaran. Sekitar 35 orang atau 58,3% dari 60 koresponden memilih vdeo converence zoom sebagai media pembelajaran daring yang paling efektif saat ini.

Walau pun zoom pernah dikabarkan sebagai media yang kurang aman untuk pemakaiannya, tetapi hal itu tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap pilihan dosen dan mahasiswa untuk tetap lebih nyaman menggunakan zoom. Alasannya karena penggunaan yang mudah dan cukup familiar dengan mereka.

3.2 Respon mahasiswa terhadap dosen sebagai pengirim pesan pembelajaran.

Berdasarkan hasil angket yang disebar ke mahasiswa, kemampuan dosen mengajar bisa dilihat dari keberhasilan penyampaian pesan pembelajaran ke mahasiswa dan tujuan pembelajaran bisa sampai ke mahasiswa dengan baik. Hasil penelitian bisa dilihat pada Diagram 3. berikut ini.

Diagram 3. Persentase penerimaan mahasiswa terhadap penyampaian materi pembelajaran dengan cara daring.

Berdasarkan Diagram 3. tersebut di atas, ternyata materi pengajaran rata-rata sudah bisa diterima dan dipahami dengan cukup baik oleh mahasiswa. 60% mahasiswa menyatakan bahwa materi yang disampaikan dosen bisa diterima

(6)

28 dengan cukup baik dan bisa dipahami sesuai

tujuan pembelajaran. 20% mahasiswa menerima dengan sangat baik dan 20% mahasiswa yang menyatakan kurang bisa menerima materi yang disampaikan dosen dengan cara daring ini, dengan alasan secara umum karena kurang bisa berinteraksi dengan baik dalam ruang pembelajaran maya.

Selain cara penyampaian dosen, hal lain yang mempengaruhi keberhasilan penyampaian pesan pembelajaran secara daring ini adalah kualitas bahan ajar yang disajikan dosen pada saat proses belajar mengajar. Hal ini ditunjukkan pada Diagram 4. Berikut ini.

Diagram 4. Persentase kualitas bahan ajar

Dari Diagram 4 di atas, menurut respon mahasiswa diperoleh data bahwa 66,7% bahan ajar yang diberikan dosen secara umum cukup berkualitas, dan 26,7 % menurut mahasiswa sangat berkualitas, jauh lebih banyak daripada bahan ajar yang tidak berkualitas. Hal ini menunjukkan bahwa keadaan pandemik ini, walau pun cukup menyita energi dosen tetapi tidak menyurutkan usaha dosen untuk memberikan dan memilih metode dan media yang paling sesuai bagi tersampaikannya materi perkuliahan untuk mahasiswa.

Berikut ditampilkan gambaran mengenai interaksi dosen dan mahasiswa dalam perkuliahan daring, seperti terlihat pada Gambar 5 berikut ini.

Diagram 5. Interaksi dosen dan mahasiswa

Walaupun pembelajaran tidak bisa dilakukan secara tatap muka langsung, tetapi komunikasi tetap harus lancar dan harus lebih ditingkatkan.

Peran media komunikasi yang didukung perangkat yang memadai sangat diperlukan.

Menurut tanggapan mahasiswa terhadap angket yang diberikan, 35% atau sekitar 21 orang menyatakan interaksi mereka dengan dosen adalah cukup baik, sekitar 25 orang mahasiswa atau 41,7% dari 60 orang mahasiswa menyatakan bahwa interaksi mereka dengan dosen berjalan baik, 18,3% menyatakan interaksi mereka berjalan dengan sangat baik, dan hanya 5% yang menyatakan interaksi mereka dengan dosen pengajarnya buruk.

3.3 Kelebihan dan kekurangan serta hambatan penggunaan media daring dalam e-learning

Adapun kelebihan penggunaan media pembelajaran daring berdasarkan hasil angket antara lain:

1. Belajar tidak terikat tempat. Perkuliahan bisa diikuti dari mana saja. Apalagi bagi mahasiswa yang bekerja sambil kuliah, perkuliahan daring sangat membantu mereka untuk bisa mengikuti perkuliahan tepat waktu.

2. Menghemat waktu

Karena tempat perkuliahan bisa dilakukan dimana saja secara terpisah yang tidak mensyaratkan berkumpul dalam satu ruangan/tempat sehingga memangkas waktu untuk pulang pergi ke kampus. Perkuliahan pun bisa dilaksanakan tepat waktu sesuai waktu yang dijanjikan di ruang meeting online.

(7)

29 3. Biaya

Berdasarkan penjelasan Diagram 6 berikut diperoleh kisaran pengeluaran rata-rata mahasiswa untuk keperluan pembelian kuota internet, terlepas mereka menggunakan kouta prabayar maupun pascabayar (wifi).

Diagram 6. Alokasi dana

Dari Diagram 6 tersebut, rata-rata pengeluaran untuk keperluan kuota internet yang digunakan berkisar di antara Rp 200.000,- sampai dengan Rp 225.000,-

Walau pun mahasiswa mengeluarkan biaya untuk pembelian kuota internet, berdasarkan hasil angket mereka beralasan hal ini bukanlah kendala yang terlalu besar jika dibandingkan dengan biaya transportasi yang dikeluarkan jika harus pergi ke kampus. Ditambah lagi adanya bantuan pemerintah mengenai pulsa/kuota gratis untuk pembelajaran, hal ini sangat meringankan bagi mahasiswa.

Kekurangan pembelajaran daring antara lain adalah:

1. Signal jaringan internet yang kadang tidak mendukung. Sering terjadi putus pembelajaran karena koneksi internet yang buruk. Hal ini didukung dari hasil angket yaitu 51,7% yang menyatakan bermasalah dengan jaringan internet di tempat mereka.

2. Waktu yang digunakan untuk e-learning dengan dosen yang sedikit sehingga tidak bisa leluasa menyerap ilmu dari dosen karena dosen terkadang hanya memberikan materi-materi pokok saja, dan kesulitan jika ada pertanyaan dari mahasiswa yang memerlukan penjelasan panjang sampai tuntas.

3. Gagap teknologi

Dari hasil angket ternyata ada 3,3% responden yang menyatakan pembelajaran daring itu sulit.

Alasan kesulitan mereka adalah bingung dengan

fitur-fitur yang digunakan. Kesulitan menggunakan dan mempelajari penggunaan media pembelajaran karena baru kali ini aktif menggunakannya.

4. Dosen kesulitan memberikan pembelajaran yang berhubungan dengan perilaku yang perlu dicontohkan dan dilihat secara langsung.

Demikian juga dengan perkuliahan terbimbing seperti praktikum yang harus berhubungan

Secara keseluruhan penilaian mahasiswa terhadap pelaksanaan pembelajaran daring sudah berjalan dengan baik, terstruktur, sesuai jadwal, dan terkoordinasi dengan baik antara dosen dan mahasiswa. Hal ini bisa dilihat pada Diagram 7.

Mahasiswa sebanyak 58,3% menyatakan kegiatan pembelajaran daring terlaksana dengan baik, 11,7% mahasiswa menyatakan bahwa pembelajaran terlaksana dengan sangat baik dan hanya 8,3% mahasiswa yang menyatakan pembelajaran kurang terlaksana dengan baik.

Diagram 7. Persentase tanggapan mahasiswa tentang keseluruhan pelaksanaan pembelajaran daring

Walau pun pandemik Covid-19 ini memaksa semua aspek untuk berubah menyesuaikan keadaan, tak terkecuali demikian juga pada proses pembelajaran di kampus. Ternyata mahasiswa dan dosen bisa cepat menyesuaikan diri dengan keadaan ini. Agar kualitas pembelajaran tidak menurun, maka diperlukan inovasi-inovasi pembelajaran bagi dosen. Dosen dituntut untuk lebih kreatif mengolah materi pembelajaran, dosen dituntut mampu mengelola kelas daring dan memanajemen waktu online agar tidak terbuang percuma.

Mahasiswa cukup tertarik mengikuti pembelajaran daring. Terlihat pada Diagram 8, persentase mahasiswa yang kurang tertarik dengan pembelajaran daring hanya 8,3% atau

(8)

30 sekitar 5 orang dari 60. Dari hasil angket, jika

masa pandemik Covid-19 sudah berakhir dan perkuliahan sudah dilaksanakan normal kembali di kampus dengan tatap muka, ternyata mereka mereka tetap menginginkan perkuliahan daring.

Diagram 8. Ketertarikan mengikuti pembelajaran daring

Menurut mereka perkuliahan tatap muka memang tetap harus ada, karena ada materi perkuliahan yang memang hanya bisa ditansfer dosen ke mahasiswa dan lebih maksimal jika dilakukan di kampus saja. Seperti praktikum, yang mengharuskan kita bekerja langsung di laboratorium, kerja kelompok yang mengharuskan bertemu dan berdiskusi yang jika dilakukan dengan bertemu langsung ternyata lebih efektif. Akan tetapi perkuliahan daring kalau bisa tetap juga dilaksanakan selang seling dengan perkuliahan di kampus. Apalagi mahasiswa yang kuliah sambil bekerja sangat mengharapkan perkuliahan daring bisa menjadi solusi bagi mereka agar tetap bisa bekerja sambil kuliah, karena akan sangat memangkas waktu mereka. Mereka beralasan terkadang harus buru- buru mengejar waktu pulang kerja dan perlu waktu lagi untuk mempersiapkan berangkat kuliah, sedangkan jarak tempat kerja, rumah, dan kampus tidak berdekatan.

KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil angket yang disebarkan secara acak kepada mahasiswa Universitas Tridharma semester ganjil 2020/2021 mengenai pembelajaran daring di saat pandemik Covid-19 dapat disimpulkan hal- hal berikut:

1. Pembelajaran di masa pandemik Covid- 19 bagi mahasiswa secara umum tidak merubah makna pembelajaran. Ilmu pengetahuan tetap

bisa terlaksana tersampaikan dengan baik oleh dosen dan mahasiswa dapat menerima dengan baik pula.

2. Pembelajaran daring yang dilaksanakan sekarang ini secara umum sangat cocok diterapkan di jenjang perguruan tinggi. Dari hasil angket pada mahasiswa ternyata pembelajaran daring disenangi mahasiswa.

3. Walau pun pandemic Covid-19 berakhir, mahasiswa terutama bagi mereka yang bekerja sambil kuliah mengharapkan e-learning tetap dilaksanakan untuk mata kuliah tertentu yang memungkinkan dilaksanakan dengan daring.

SARAN

Dosen dan mahasiswa lebih dianjurkan meningkatkan komunikasi aktif dan kebersamaan, dosen lebih pengertian dan memberi kelonggaran dalam mengumpulkan tugas baik lewat WhatsApp maupun lewat email. Mahasiswa harus tetap bisa menjaga etika dan menghormati dosen walau pun perkuliahan dilaksanakan secara daring.

DAFTAR PUSTAKA

Arief S, Sadiman, (dkk). 2010. Media

Pendidikan. Jakarta: Raja Grapindo Persada.

Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Faridhatun Nadziroh, 2017. Analisa Efektifitas Pembelajaran Berbasis E-Learning. Jurnal Ilmu Komputer dan Desain Komunikasi Visual (JIKDISKOMVIS) Volume 2 No. 1 Desember 2017 ISSN: 2541-4585

Kemendikbud, 2020. Pembelajaran Pendidikan Tinggi dan Pendidikan VokasiUtamakan Kesehatan dan Keselamatan. Diambil dari https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/20 20/06/pembelajaran-pendidikan-tinggi-dan- pendidikan-vokasi-utamakan-kesehatan-dan- keselamatan

Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

(9)

31 Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W.,

Santoso,W, dkk. Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1), 45-67.

http://jurnalpenyakitdalam.ui.ac.id/index.ph p/jpdi/article/view/415

World Health Organization. (2020, Mei 20).

Diambil kembali dari https://www.who.int/dg/speeches/detail/who

-director-general-s-opening-remarksat-the- media-briefing-on-covid-19---11-march- 2020

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimana efektivitas pembelajaran daring menggunakan media sosial WhatsApp untuk meningkatkan pembelajaran mahārah kitābah pada siswa kelas 7 SMP Generasi Rabbani

1. Guru mengkondisikan siswa untuk melaksanakan pembelajaran via daring menggunakan aplikasi WhatsApp. Guru memberikan penjelasan pada siswa mengenai materi yang akan

Selama Pandemi Covid-19, pelayanan konsultasi secara tatap muka dialihkan melalui media daring (pesan Whatsapp/ Email/ Telepon, atau Daring melalui zoom meeting)

1. Realitas tanggapan siswa kelas VIII terhadap pembelajaran daring menggunakan media grup WhatsApp di SMP Negeri 3 Cimalaka. Realitas disiplin belajar siswa kelas VIII di

Untuk semester ini proses pembelajaran dilakukan secara daring melalui diskusi, tanya jawab, penugasan, dan presentasi menggunakan Aplikasi Zoom Meeting, Learning Management

Apakah pembelajaran daring menggunakan e-learning madrasah efektif jika digunakan pada pembelajaran matematika terhadap hasil belajar siswa pada materi komposisi

Sitem pembelajaran online/ daring disekolah menggunakan media whatsapp aplikasi berbasis internet pembelajaran daring di sekolah menggunakan media WhatsApp aplikasi

Pada penelitian ini peneliti menggunakan media whatsapp group dalam pembelajaran daring di kelas VIII pada materi tentang Mengonsusmsi Makanan dan Minuman yang Halal