• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENELITIAN. KEPEKAAN ZA!' PENGUNGKAP TERBADAP PLAK GIGI PADA PENILAIAN DEBRIS INDEKS SIMPLinED

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN PENELITIAN. KEPEKAAN ZA!' PENGUNGKAP TERBADAP PLAK GIGI PADA PENILAIAN DEBRIS INDEKS SIMPLinED"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENELITIAN

KEPEKAAN ZA!' PENGUNGKAP TERBADAP PLAK GIGI PADA PENILAIAN DEBRIS INDEKS SIMPLinED

PROYEK PPPT-UGM TAHUN 1983/1984 NOMER KONTRAK 94fPLT. 111/TH. 5/UGM/83

TANGGAL 15 JUNI 1983

DIAJUKAN OLEH SOETOMO NAWAWI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UGM

KEPADA

LEMBAGA PENELITIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

1984

p ..

(2)

PRAKATA

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gamba-

.

ran tentang kepekaan zat pengungkap (Disclosing Solution) terhadap plak gigi pada penilaian Deoris Indeks Simpli- fied pada peme.riksaan kesehatan mulut. Sebagai pemban- ding digunakan penilaian tanpa zat pengungkap pada meta- de yang sam. Dengan didapatkannya sejauh mana. beda ba-

sil antara zat pengungkap dan tanpa zat pengungkap baik pada sampel kecil ataupun besa.r maka dapatlah ditentukan metode yang akan dipilih dalam studi klinis ataupun epi- demiologis, demikian pula besarnya dana yang te.rsedia da- patlah didayagunakan semaksimalmungkin.

Dengan tersusunnya laporan ini, ucapan terima ka- sih disampaikan kepada :

1. Dekan Fakultas Kedokteran Gigi dan Ju.rusan Pe- .riodontologi Fakuitas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada yang telah berkenan memberikan ijin dan tempat bagi penelitian i.rfi .•

2. Staf Jurusan Periodontologi yang -telah :iriembantu · kelancaran penelitian.

3.

Bagian Perpustakaan Fakultas Kedokte.ran Gigi Universitas Gadjah I~da yang telah sudi menolong menca~.

rikan literature dan majalah yang .relevan dengan t.ujuap.,...

penelitian ini. ·~ -~'···

Tak lupa pula terima kasih yang sedalamnya kepada Lem- baga Penelitian Universitas Gadjah Mada yang telah mem- bantu mensponsori penelitian ini hingga selesai sampai tuntas.

Yogyakarta, Juni 1984

Pem~~Y

Penelitian

So J

11

(3)

PRAKATA

DAFTAR T.ABEL

INTISAR

DAFT.AR I S I

halaman

0

0

I • . • • • • • • • • • . • • • • . • • • • . • • • • • • • • • 11

iv

v BAB I P E N G .A N T A R • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 1 A. Latar Belakang ···••••• 1

B. Tinjaua.n ·pustaka • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 2

c.

Hip o t e s i s ···••••••••••• 6

D.

Rencana Penelitian ••·••••••••••••••

7

BAB II CARA PENELITIAN • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 8 A. Bahan dan Alat-alat yang dipakai •••

B. Jalannya Penelitian ••••••••••••••••

c.

Cara analisa •···••••••••••••

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ••••••

A. Has Ll Penel.it

ian ...

-

••...

B.

Pembahasan Hasil Penelitian •••••••

K E

SIMP ULAN ••••••••••••••••••••••••••

8 9 11 12

1a

15 17

DAFTAR PUSTAKA •·••••••••••••••••••••••••••••• 18

iii

(4)

D.AFTAR TABEL

halaman 1. TABEL I Kriteria untuk Debris Index

(Greene dan Vermillion) •••••••••••• 10 2. TABEL II Nilai Debris Indeks Simplified

pada 100 sampel pada peme.riksaan

dengan DS dan NDS ···•••••••••• 13 3. TABEL III Nilai Debris Indeks Simplified

untuk kelompok·dengan kelipatan sepuluh dan t test untuk masing-

masing kelompok ••••••••••••••••••

14

iv

(5)

INTISARI

Telah dipe.riksa 100 sampel di Jurusan Periodonto- ~

logi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada, kebers ihan mulutnya te.rutama deb.r is/plnk yang melekat pada gigi yang terpilih dengan metoda Debris Indeks _ Simplified menurut Greene dan Vermillion bnik dengan

zat pengungkap (DS) dan tanpa zat pengungkap (NDS).

Nilai .rata-rata DIS (DS) adalah 1,50

±

0,53 dan DIS (NDS) sebesar 0,86

±

0,42. Dengan afialiAa t student test te.rnyata terdapat pe.rbedaan yang signifi- kan anta.ra DS dan NDS dengan kecenderungan makin besar sampel makin besa.r pula perbedaan skor DIS dengan zat pengungkap dan tanpa zat pengungkap, akan tetapi bila , nilai rata-rata DIS dikelompokkan menurut kriteria baik, cukup dan jelek ternyata keduanya (baik DS dan NDS)

termasuk katego.ri ~ukup.

v

(6)

B A B T

P E N G A N T A R A. ~Atar Bel~aqg

Zat pengungkap (disclosing solution ) telah ba- nyak digunakan di negara maju pada penelitian klinis sedang untuk studi populasi zat pengungkap ini kadan~

kadang dipakai dengan mengingat sarana/prasarana yang ada. Untuk negara seperti Indonesia ini dimana prio- ritas terhadap dana yang terbatas sangat mempengaruhi terhadap proses· penelitian maka perlu kiranya diper- hitungkan seberapa jauh efektifitas penggunaan zat p~

ngungkap ini terhadap studi populasi bila ditinjau d2 ri segi efisiensi dan dana yang tersedia. Seberapa

jauh efektifitas zat pengungkap terhadap penilaian Debris Indeks ini bila dibandingkan penilaian tanpa zat pengungkap. Hasil yang dapat diungkapkan nantinya dapat diharapkan untuk menentukan jenis penelitian yang perlu diterapkan agar supaya dengan dana yang

terbatas dapat dicapai hasil yang semaksimal mungkin guna kepentingan tindakan preventif maupun kuratip.

Selain hal di atas dapatlah dikemukakan bahwa disclo- sing solution ini sangat jarang terdapat mengingat harganya yang mahal dan bukanlah termasuk barang kon- sumtif sehingga pemesan dalam satuan yang kecil ka- dang kala tidak dapat dilayani di negara kita ini, sedang di negara maju pemakaian zat pengungkap ini telah merupakan barang kebutuhan masyarakat dan har- ganyapun dapat dijangkau oleh masa. Apabila nantinya ternyata hasil penilaian debris baik dengan zat pe- ngungkap maupun tanpa zat pengungkap tidak jauh ber- beda hasilnya, maka penilaian debris baik secara kli- nis maupun epidemiologis dapatlah dianjurkan sama se-

1

(7)

2

dangkan bila jauh berbeda maka dapat dicari kemungki- nan lain yang dapat membantu untuk dapat memasarakat- kan zat pengungkap ini sebagai sarana deteksi plak yang merupru{an faktor dominan di dalam perkembangan penyru{it periodontal.

B. .1iniaup.n J?Ue~

Para peneliti telah mengembangkan dan mempergu- nakan bermacam-macam metoda untuk estimasi status ke- bersihan mulut pada populasi maupun individual. Mes~i

pun demikian metoda y<;mg telah dipakai pada s:aat i tu masih sangat kompleks, kurang obyektif untuk menilai status kebersihan mulut secara kuantitatif. Ketidak obyektifan pengukuran status kebersihan mulut terse- but di atas disebabkan adanya kriteria yang sangat SY, byektif dan m~mpunyai validitas yang rendah serta ku- rang reliabel, dengan adanya perbedaan besar antara

"inter dan intra" examiner.

Kebutuhan akan indkes dengan ekspresi kualitatif sederhana serta kriteria yang jelas sehingga mempunyai nilai tafsir sama dan mengurangi beda penilaian antara peneliti seminimal mungkin sangatlah dibutuhk.an.

Pada tahun 1960 oleh Greene dan Vermillion setelah di lakukan berkali-kali percobaan dengan uji coba maka di perkenalkan metoda Or~l Hygiene Indeks untuk mengukur kebersihan mulut baik secara perorang ataupun popula-

tif. Indeks OHI ini ternyata sangat peka, mudah dipa- , kai mengukur status kebersihan mulut baik secara group, perorangc;m, secara kuanti tatif untuk keperluan epidemi- logi ataupun evaluasi program kesehatan mulut. OHI ini

telah diterima WHO secara baik dan telah banyak dipa- kai para peneliti sehingga WHO telah merekomendasikan

untuk penelitian kebersihan mulut dalam rangkaian me- nilai status penyakit periodontal dan karies gigi-ge~i

(8)

gi. Greene dan Vermillion

(1960)

pada penelitian yang di lakukan untuk menilai perbandingan frekuensi sikat gigi dan kebersihan mulut, perbandingan status kebersihan mu- lut dap kesehatan jaringan periodontal dan estimasj wak-

tu yang diperlukan untuk pemeriksaan mendapatkan hasil bahwa indeks OHI cukup sensitif untuk menilai kejadian diatas dan waktu yang diperlukan ternyata kurang dari

4

menit dan bervariasi antara rata-rata 2 menit per orang.

Asumsi yang dipakai untuk penelitian di atas adalah in- deks cukup peka menilai kebersihan mulut sebagai akibat sikat gigi, kesehatan jaringan bervariasi dan berhubungan langsung dengan kebersihan mulut dan pemakaian indeks haruslah praktis dan memerlukan waktu tidak lebih dari 5 menit per orang sekali periksa.

Melihat adanya waktu rata-rata 2 menit pada pemerik saan individual maka oleh peneliti yang sarna (Greene dan Vermillion 196L~) berdasarkan atas pemikiran bahwa peneli ti memerlukan suatu keputusan dan waktu yang cukup lama pa- da tingkat evaluasi baik individual maupun populasi di- perlukan penyerderhanaan indeks baik untuk waktu pemerik- saan dan evaluasi data tidaklah memakan waktu lama dan tetap efektif untuk menilai kebersihan mulut. Setelah me- lalui uji coba maka indeks OHI disederhanakan menjadi OHI-S. Simplified Oral Hygiene Indeks berbeda dengan Oral Hygiene Indeks terutama di dalam menentukan jumlah per- mukaan gigi yang diskor dan skor yang dihasilkan. Sedang- kan kriteria penilaian tetap sruna, namun demikian ting- kat kepekaan terhadap yang tidak disimplifiedkan akan le-

bih besar, kecepatan untuk evaluasi di dalam group popu- lasi lebih cepat. Adapun seleksi pada l~eenam permukaan gigi yang di periksa terdiri atas

4

gigi posterior dan 2 gigi anterior. Pada gigi posterior dipilih gigi yang te- lah tumbuh penuh yang terdapat di sebelah distal dari gi- gi premolar kedua, artinya gigi molar pertama yang dipi- lih untuk diperiksa atau bila tidak memenuhi persyaratan

(9)

4

maka gigi molar kedua ataupun ketiga kadang-kadang yang diperiksa. Sisi sebelah bukal dari gigi geraham atas yang terpilih dan sisi lingual gigi terpilih geraham bawah di- periksa, sedangkan pada sisi anterior gigi yang terpilih permukaan labial gigi seri kanan atas dan gigi seri kiri bawah dinilai debrisnya. Apabila kedua gigi yang terse- leksi karena sesuatu sebab tidak memenuhi persyaratan ma- ka dipilih gigi seri yang berlawanan pada daerah tengah.

Gigi-geligi ini dapat disebut tumbuh sempurna bila per- mukaan oklusal atau insisal telah mencapai dataran oklusi, gigi dengan restorasi mahkota dan gigi dengan permukaan yang berkurang ketinggiannya oleh karies gigi atau trauma maka gigi tersebut tidak dinilai, Pertimbangan ini diberi- kan mengingat adanya perbedaan dalam luas permukaan gigi pada ketinggian mahkota klinik gigi,

Cara pemeriksaan pada ke enam gigi yang permukaan- nya terpilih untuk penilaian debris mulut menggunak.an kriteria 0-tidak ada debris atau stain, 1-debris lunak menutup tidak lebih dari sepertiga permukaan mahkota kli- nik gigi yang diperiksa atau adanya ekstrinsik stain yang melekat pada mahkota klinik gigi, 2-debris lunak menutup lebih dari sepertiga akan tetapi tidak melebilii dua per-

tiga mahkota klinik gigi dan nilai 3 diberikan pada de- bris lunak yang menutup mahkota klinik gigi lebih dari dua pertiga permukaannya pada sisi labial ataupun bukal gigi tersebut.

Debris mulut adalah benda asing yang lunak terda- pat melekat tidak begitu erat/lengket pada permukaan gi- gi, tersusun atas musin, be-kteri dan makanan, bervariasi di dalam warnanya yaitu putih kekuningan, hijau atau ora- nye. Permukaan gigi yang tertutup oleh debris diukur de- ngan menggerakkan sonde no

5

(Shepard's Crook) sepanjang permukaan mahkota klinik yang bersangkutan, sedangkan perluasan kearah oklusal atau insisal dari debris tidak dicatat. Oral Hygiene Indeks S·implified secara individual

(10)

5

terlihat lebih kurang sensitif dari Oral Hygiene Indeks (Greene dan Vermillion 1964) dalam mendelt~lt:Ei debris.

Kekurang. sensitifan ini dimungkinkan oleh jumlah gigi baik ditinjau dari luas permukaan yang lebih sempit dan

juga oleh karena seleksi giginya sendiri. Pada segmen anterior simplified indeks dilakukan penilaian pada per- mukaan labial, sedangkan permukaan lingual gigi anterior walaupun kebersihan mulut relatif baik debris masih se- ring dijumpai. Demikian pula kemungkinan di dapatkan ni- lai rata-rata OHI-S individual yang lebih besar jika di bandingkan dengan OHI, akan tetapi secara umum OHI.;.s dan OHI tidaklah jauh berbeda. Peninjauan atas perilaku in- deks kebersihan muTiut sehingga dapat dipilih untuk ke- perluan penelitian lapangan adalah adanya waktu yang re- latif sempit bila dibandingkan penelitian laboratoris sehingga prioritas terhadap waktu tanpa mengurangi daya guna indeks dapatlah digunakan sebaik mungkin pada studi populasi.

Dalam perkembangan lebih lanjut oleh peneliti yang sama Greene dan Vermillion 1967) cara pengukuran indeks dengan menggerakkan dental probe menyusuri permukaan gi- gi untuk mendeteksi debris telah diuji cobakan pola untuk penelitian klinis dengan cara pengamatan debris sebagai akibat pewarnaan oleh zat pengungkap, setelah zat pengung- kap dapat diterima sebagai bahan yang dapat menyerap mu-

sin tanpamen~iritasi jaringan gusi. Penggunaan zat pengung kap ini lebih teliti dan dapat digunakan untuk mengurangi kesalahan dalam penelitian (examiner error), perbedaan kecil dapat dideteksi, sehingga zat pewarna ini terutama sekali dapat digunakan pada pemeriksaan klinis untuk me- lihat dan menentukan adanya debris atau plak sebagai fak-

tor yang dominan di dalam perkembangan penyakit radang gusi. Selain itu zat pengungkap dipakai pula untuk kepen- tingan evaluasi program kebersihan mulut di dalam rangka.

kontrol plak pada proses pencegahan penyakit ~eriodontal,

meningkatkan efektifitas daya guna sikat gigi, pening-

/

(11)

6 katan kesehatan jaringan pendukung gigi terutama se- sudah motivasi dan perawatan (~acphee

1975).

Keteli- tian di dalam klinik diperlukan sebab pola kesehatan secara perorang perlu diperjelas bagi penderita agar penderita dapat menyadari tentang arti kebersihan mu- lut bagi kesehatan jaringan periodontium dan keseha- tan gigi secara optimal.

Pawlak dan Hoag

(1976),

meny§takan pada proses kontrol plak dalaro rangka meningkatkan kebersihan mu- lut maka pende.rita ha.rus menyada.ri sepenuhnya bahwa.

ada benda asing di dalam mulut sebagai penyebab pe- nyakit periodontal, kemudian penderita harus pula me- ngetahui apa yang terserang, bagaimana akibatnya dan kemudian bagaimana mengontrolnya. Dengan zat pengung- kap penderita diaj~ri melihat, mengerti dan bagaima- na oara me~ghindari debris mulut tersebut. Pemakaian zat pengungkap mempunyai 2 tujuan utama yaitu sebagai alat motivasi karena penderita dapat melihat secara

langsung akan usahanya dengan demikian tujuan pende- rita dapat dicapai secara optimal dan penderita roem- punyai catatan apakah kontrol plak yang dilakukannya menunjukkan perbaikan atau ada kekurangan dalam meng- hilangkan debris dan plak.

c.

H i p o t e s i s

Dengan menggunakan zat pengungkap penilaian de- bris/plak dengan memakai kriteria DIS akan dapat dil~

hat seberapa jauh beda hasil yang diperoleh bila di-- bandingkan penilaian debris/plak dengan kriteria sa- ma akan tetapi tanpa zat pengungkap baik pada sampel yang kecil ataupun saropel yang besar.

(12)

7

D. Rencana Penelitian

Diambil kurang lebih 100 sampel yang datang di Jurusan Pe.riodontologi Fakultas Kedokte.ran Gigi Uni- versitas Gadjah Mada untuk dinilai kebersihan mulut- nya dan khususnya debris sebagai komponen OHI dengan memakai zat pengungkap (DS) dan tanpa zat pengungkap NDS). Penilaian akan dilakukan dengan ke.rtas yang

be.rlainan se.rta penilaian tanpa zat pengungkap dida- hulukan ba.ru kemudian dengan zat pengungkap pada se- luruh sampel. Pende.rita dipilih seca.ra selektif d.i- mana bila te.rdapat jumlah gigi yang ku.rang m.emenuhi pe.rsy.a.ratan untuk sko.ring maka dikelua.rkan dari pene- litian. Skor DIS untuk DS dan NDS kemudian dikelom- pokkan dengan jum.lah kelipatan sepuluh untuk tiap kelompok sehingga didapatkan 10 buah kelompok DS

dan 10 kelompok NDS, untuk kemudian diambil nilai de- bris rata-rata~yayang kemudian akan d.ibandingkan an- tar kelompok. Hasil masing-masing kelompok kemudian dianalisa seca.ra statistik dengan t student test dan kepekaan 1% serta analisa menu.rut krite.ria baik, cukup dan sedang menurut WHO dengan krite.ria 0,0-0,6 baik; 0,7-1,8 cukup dan 1,9-3.0 jelek.

(13)

9

Ujung dental probe bergaris-garis untuk melihat dalamnya pocket.

B, Jalannya Penelitian

Telah diperiksa 117 sampel yang memeriksa gigi- nya di Jurusan Periodontologi Fakultas Kedokteran Gi- gi Universitas Gadjah Mada dengan menilai kebersihan mulutnya terutama debris mulut dengan kriteria Debris Indeks Simplified menurut Greene dan Vermillion dengan menggunakan zat pengungkap dan tanpa zat pengungkap, Pemeriksaan debris indeks dengan zat pengungkap dan tanpa zat pengungkap dilakukan dengan kertas kerja yang berbeda agar supaya skoring debris tidak saling mempengaruhi antara skoring dengan zat pengungkap dan tanpa zat pengungkap. Pemeriksaan debris dengan zat pengungkap dilakukan secara visual yaitu penderita setelah diolesi zat pengungkap pada giginya kemudian d isuruh kumur-kumur untuk menghilangkan s isa rnakanan yang mungkin ada, sedang pemeriksaan tanpa zat pengung- kap dengan cara menggerakkan dental probe kearah mesial distal dari arah oklusal ke apikal. Bilamana pada u~

jung dental probe telah menangkap kotoran mulut pada ujungnya maka gerakan dihentikan dan skoring dilaku- kan dengan melihat dimana dental probe dihentikan.

Dari 117 sampel yang diperiksa ternyata 100 sam- pel yang ilapat dievaluas i sebab ke tuj uh be las sampel t idak dapat memenuhi persyaratan untuk evaluas i.

Adapun kriteria untuk menilai Debris Indeks Simplified adalah sebagai berikut :

(14)

11

c.

Ca.ra analisa

Purata sko.r Debris Indeks Simplified untuk ke- lompok tiap penjurnlahan 10 (kelipatan sepuluh) di- bandingkan hasilnya antara pemeriksaan dengan zat pe- ngungkap dan tanpa zat pengungkap dan hasil di anali-

s:is secara statistika dengan t student test dengan ta.raf kepekaan

1%.

Kemudian juga dianalisa menu.rut kriteria WHO dirnana skor

o,o- o.6

baik; skor

0,7- 1,8

cukup;

dan skor 1.9 - 3,0 berarti jelak.

Sedangkan untuk rurnus t test yang dipergwlakan adalah :

t

=

sE·ntf'ference

(15)

B A B III

HASIL PENELITIAN DAN PEMB.AH.ASAN

A.

Hasil Penelitian

-

-

Telah diperiksa sebanyak 117 responden yang da- tang ke Jurusan Periodontologi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada untuk penilaian kebe.r- sihan mulutnya terutama debris yang melekatnya pada permukaan gigi-geligi dengan menggunakan Debris .. In- deks Simplified menurut Greene dan Vermillion (1964) • Penilaian DIS dengan 2 ca.ra yaitu dengan zat pengung- kaP

(Non

Disclosing Solution) yang dilakul'"~n pada

6

pe.rmukaa.n gigi yang te.rpilih :

- gigi ge.raham pe.rtama rahang atas kanan bagian bukal.

- gigi se.ri pe.rtama .rahang atas ka.nan bagian labial

- gigi ge.raham pe.rtama .rahang atas kiri bagian bukal

- gigi ge.raham pe.rtama rahang bawah l'"..anan ba- gian lingual.

- gigi se.ri pe.rtama .rahang bawah ki.ri bagian labial.

- gigi geraham pe.rtama rahang bawah ki.ri bagian lingual.

Adapun basil analisa yang dilakukan mendapatkan tiga belas responden dengan nilai DIS yang sama baik dengan zat pengungkap nBupun tanpa zat pengungkap, se.rta 4 responden yang nilai akhirnya ternyata ku- rang lengkap sehingga ke tuj uh be las .responcfen terse-

but dikelua.rkan dari data penelitian. Dari 100 sampel yang terpilih kemudian dikelompokkan menurut pe.rorang 12

(16)

i

.

'

13

dengan kelipatnn sepuluh sehingga di dapatkan 10 kelom~.

pok baik untuk penilaian dengan DS maupun NDS, dengan hasil sebagai berikut :

Kelompok 1 ( 10 sampel) mempunya i skor DIS untuk JDS se- besar

1,62 ± 0,53

dan NDS sebesar

0,97 ± 0,34,

kelom- pok II (

20

sampel) skor DIS Wltuk DS dan NDS sebesar

1,67 ± 0,52

dan

Oi95 ± 0,37,

kelompok III

(30

sampel) skor DIS untuk DS dan NDS sebesar

1,48 ±

0~56 dan

0,8

+

0,37,

kelompok IV

(40

sampel) skor DIS untuk DS dan NDS sebesar

1,45 -

+

0,54

dan

0,82 -

+

0,42,

kelompok V

(50

sampel) skor DIS untuk DS dan NDS adalah

1, 45 ± o, 54

dan

0,83 ± 0,41.

Sedang untuk :: kelompok VI sampai-ke- lompok kesepuluh dapat dilihat pada tabel II.

TABEL

II. Nilai Debris Indeks Simplified pada

100

sampel pada pemeriksaan dengan DS dan NDS

---·--:---··

~--· ·--.._,~---·-·--·--

!-~-~ _ :~'-· _s_n ___ n---+

Jumlah

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

0,97

+

0,34 0,95 ± 0,37 0,83 ± 0,37 0,82 ± 0,42 0,83±0,41 0,85 ± 0,40 0,85 ± 0,40 0,84 ± 0,40 0,86 ± 0,42

0,86 ± 0,42

1,62 ± 0,53 1,67 ± 0,52

1,

48 ± o, 56 1,45 ± 0,54 1,45 ± 0,54 1,49

+

0,53 1 , 50

+

0, 52

1,

49 ± o, 54

1,

50 ± o, 53

1,50 ± 0,53

(17)

14

Dengan analisa T test untuk masing-masing kelom- pok dengan kelipatan sepuluh ternyata menunjukkan sig- nifikansi yang sangat tinggi (1%) untuk tiap kelompok, yang berarti terlihat adanya perbedaan yang sangat si~

nifikan antara pemeriksaan debris mulut dengan zat pe~

ngungkap (DS) dan tanpa zat pengungkap (NDS). Nilai kg_

pekaan makin tinggi dengan makin besarnya sampel yaitu.

untuk kelompok I nilai t test sebesar 3,21 dan Untuk kel.9mpok X t test.:sebesa..r 10,00. Tabel III)

TABEL III. Nilai Debris Indeks Simplified untuk kelom- pok dengan kelipatan sepuluh dan t test un- tuk masing-masing kelompok

I

J urnlah

----:::---~-....;±;;y;...-..

I

10 1,62 ±D0,17 20 1,67

±

0,12 30 1,48 + 0,10 40 1,45 + 0,09 50

60 70 80 90

; 100

1,45±0,07

1 '49

± o,

07 1, 50

±

o, 06 1,49

±

o,o6 1,50

±

0,06

1 '50

±

o, 05

0,97

±

0,11

0,95

±

0,08 0,83

±

0,07 0,82

±

0,07 0,83

±

0,06 0,85

±

0,05 0,85

±

0,05 0,84

±

0,05 !

0,86

±

0,04

l

0,86

±

0,04

j

t test

3, 21 4,99 5,32 5, 53 6,20

7,44

8,33 8, 33 8,89 10,00

~

-·~·-~ -~-•-, .. .,..,_.,._, 1 _ _ =" r-~--"----~---__._,.,...,...,,__...,. ' __ ~---•"·•'----""·---~.-..,..-o

! ____

.._,_._c_.__.. _ _

i

(18)

15

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari masing-masing sampel kelompok kelipatan sepuluh baik untuk pemakaian zat pengungkap maupun tanpa zat pengungkap terlihat adanya kecenderungan makin besar sampel yang diperiksa makin kecil nilai debris indeks yang didapat akan tetapi standard devi~

as inya te.rlihat cend.erung untuk makin meningkat.

Keadaan ini dimungkinkan oleh adanya penggunaan indeks simplified pada debris indeks mempunyai variasi nilai rata-.rata per orang debris sko.r yang bertanggung ja- wab atas harga tinggi untuk standard d.eviasi (Greene

dan Vermillion 1964). A~abila dibandingkan antara pe- makaian zat pengungkap dan tanpa zat pengungkap (Ta~

bel II) terlihat bahwa kecenderungan penyimpangan a- tas nilai rata-rata terd.apat lebih tinggi pada peme- riksaan tanpa zat pengungkap. Hal ini berarti pema-

kaian zat pengungkap akan mendapatkan hasil yang le- bih teliti. Bila ditinjau beda basil pemeriksaan anta~

ra nilai ratayrata debris indeks dengan zat pengung- kap akan terlihat bahwa debris indeks dengan zat pe- ngungkap lebih tinggi jika dibandingkan dengan tanpa zat pengungkap. Hasil ini ternyata makin besar sampel yang diperiksa makin besa.r pula nilai beda debris In- deks dengan signifikansi yang tinggi (Tabel III).

Pada dasa.rnya pemaka ian DS ini akan mengurangi penyimpangan basil penelitian, akan tetapi pada pene- litian epidemiologi dima.na. ratusan bahkan .ribuan ma.- sya.rakat di pe.riksa dalam waktu yang tertentu maka pernakaian DS perlu di pertimbangkan mengingat akan ba- nyak vvaktu te.rbuang dan sebagai akibatnya tidak mungkin akan dapat mencakup jumlah populasi. Dalam penelitian periodontal di:mana dist.ribusi debris mudah te.rpengaruh oleh lingkungan maka peme.riksaan debris perlu didahu~

lukan dari pada penilaian indeks lainnya yang memerlu-

(19)

16 kan pengambilan sebagian karang gigi guna deteksi ja- ringan pada bagian yang lebih dnlam.

Pada penel it ian yang kompleks peneli t i haruslah sadar bahwa menggunakan modifikr:.si indeks maka data yang diperoleh tidaklah sepeka dengan indeks yang asli, sehingga peneliti haruslah menerangkan secara jelas penggunaan/tujuan indkes tersebut agar orang lain dapat memahami rnaksudnya. Data koleksi yang dipergunake.n ha-

rus cukup peka dan detail dan dilain pihtlk penggunaan indeks yang lebih rumit dari data tujuan yang diperlu~

kan merupakan hal yang membunng waktu dan dapat "meru- sak penelitian yang dituju.

Russel dan Hanzen (1967) be.rpendapat bahwa untuk menilai suatu penyakit gigi dan mulut diperlukan indeks yang dapat memenuhi k.riteria :

1. Mudah dan cepat dipakai secara luas pada populasi ma- upun klinis dengan tidak membuang waktu dan biaya.

2. Kriteria tiap komponen dari indeks harus jelas dan mudah dipahami sehingga akurasi dan tingkat pengu- langannya ba ik.

J, Untuk populasi dapat melingkup area geografis yang luas secara cepat,

4. Bila keadaan mulut parah maka setiap peneliti akan memberikan angka yang tinggi.

5.

Mempunyai nilai kalibrasi tinggi baik pada inter ma- upun ekstra kalibrasi

6. Indeks cukup mampu untuk analisis statistika.

Syarat diatas bila dapat terpenuhi maka pada sur- vey data yang diperoleh nantinys. ha.ruslah rnampu diolah oleh para pekerja kesehatan masya.t'.J.kat untuk menentapkan pola dasa.r apa yang ha.rus diambil dalam langkah pe.rmmtan dan pencegahan ini be.rarti data yang diperoleh tidak me- makan waktu lama di dalam pengumpulannya tabulasi dan

evaluas i akhir.

(20)

KESIMPULAN

Seratus sampel yang diambil dari penderita yang memeriksakan di Jurusan PerUidontologi Fakultas Kedok- teran Gigi Universitas Gadjah Iviada, telah diperiksa nilai kebe:rsihan mulutnya yaitu komponen debrisnya de~

ngan metoda DIS dengan zat pengungkap dan DIS tanpa zat pengungkap dengan hasil

1,50 ± 0,53

dan

0,86 ± 0

1

42

de- ngan signifikansi

1%.

Dengan analisa statistik dan evaluasi klinis ma.- ka didapatkan hasil sbb. :

1. Terdapat perbedaan hasi1 e.nta.ra kelompok ND dan NDS yang menunj ukkan makin besa.r sampel rna kin pula beda hasil yang didapat.

2. Akan tetapi apabila di analisa menurut krite.ria kebersihan mulut maka DIS dengan zat pengungkap dan tan- pa zat pengungkap tidak be.rbeda dan termasuk katego.ri cukup.

3.

Pemakaian DIS dengan zat pengungkap dan tanpa zat pengungkap dapat dipakai sesuai dengan kebutuhannya.

17

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Barker, D.J.P. Practical Epidepiology, Edinburgh and London : Churchill Livingstone, 1973.

Greene, C.J, and Vermillion, J,R. Oral Hygiene In-

dex : a method for classifying oral hygiene status,

J. Ammer. ~ent. Ass._, 61:172-179, 1960.

Greene, C.J. and Vermillion, J.R. The Simplified Oral Hygiene Index, J. Ammer. Dent. Ass., 68 : 7-13, 1964 •

... - - . .

-- -

Greene, C.J. The Oral Hygiene Index : Development and Uses, J. Periodont., 38 _.

______ ... __ _

625 - 637, 1967.

Hazen, S.P. Indices for the Measurement of Gingival Inflammation in Clinical Studies of Oral Hygiene and Pe- riodontal Disease, J. Periodont. ~e~. 9 : Suppl. 14 : 61 - 77, 1974.

lviachphee, '1'. and Cowley, G. !~sentials of Periodon-

~clogy and Pe.Jj.odontics, Blackwell Scientific Publications, Oxford London, Edinburgh Lielbourne, 1975.

Pawlak, E.A. and Hoag, P.M. $s~-~tials of Per iodon- tics,

c.v.

MosbY Company, Saint Louis, 1976.

Russel,

A.L.,

The Geographical Distribution Epidemi- ology of Periodontal Disease, Wor1dftealth Organization, WHO/DH/34/1960.

Soetomo Hawawi, P.Q!.iodontal I)is._E:;_?.Se-Epidemiology, Thesis DPH Dent., Dept. of Preventive Dentistry, Dental Faculty, Sydney University, 1975.

Soetomo Navvawi, Efektifitas Penggunaan nnebris In- dex Simplified" Terhadap Debris Index pada Penilaian Ke- sehatan dan Kebersihan Gigi-geligi, Proyek PPT-UGM,

1981/198,g, [£>_._ 85 F.

18

(22)

19

Volpe, A.R. Indices for the Measurement of Hard Deposites in Clinical Studies of Oral Hygiene and Perio- dontal Disease, J. Periodont. R.~., 9 : Suppl. 14 :

31 - 60, 1974

Wo~ld Health Organization, Oral Health Surveys- Basic Methods, ·Geneva, 1971

Gambar

TABEL  II.  Nilai  Debris  Indeks  Simplified  pada  100  sampel  pada  pemeriksaan  dengan  DS  dan  NDS
TABEL  III.  Nilai  Debris  Indeks  Simplified  untuk  kelom- kelom-pok  dengan  kelipatan  sepuluh  dan  t  test   un-tuk  masing-masing  kelompok

Referensi

Dokumen terkait

(2) Strategi peningkatan kualitas fasilitas kepariwisataan yang mendorong pertumbuhan, meningkatkan kualitas dan daya saing kawasan pariwisata sebagaimana dimaksud dalam

Jumlah Kelulusan dan Kelanjutan Studi Jumlah Peserta Ujian Jumlah Lulus % Kelulus an % Lulusan yang Melanjutkan Pendidikan % Lulusan yang TIDAK Melanjutkan Pendidikan

Hasil dari penelitian ini menggambarkan bahwa dari 11 responden terdapat 7 siswa yang memiliki school well-being rendah dan 4 orang memiliki school well-being tinggi,

Taktik Mangkara Yudha atau Supit Urang merupakan tata yudha klasik yang pernah digelar pada jaman Majapahit, kemudian digelar kembali oleh Kolonel Soedirman

Pada data primer hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami reaksi sibling rivalry dalam kategori ringan dan kategori berat tersebut pada umumnya

Segala puji bagi Allah SWT, atas limpahan rahmat yang tak ternilai serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul ” PENGARUH DEWAN

Komponen penerimaan Perpajakan sampai dengan 31 Oktober 2018 tercatat sebesar Rp1.016,52 triliun merupakan realisasi penerimaan Pajak, sedangkan realisasi dari

Responden Berdasarkan Fernah Tidaknya Kursus Tats Buku. Berdasarkan keikut sertaannya dalam kursus Tata W U