RANCANG BANGUN SIMULASI PENGENDALI KURSI RODA DENGAN MENGGUNAKAN KOMUNIKASI BLUETOOTH
BERBASIS ARDUINO NANO
SKRIPSI
SAHAT NELSON OCTAVIANUS SIAHAAN 130801088
PROGRAM STUDI S-1 FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
RANCANG BANGUN SIMULASI PENGENDALI KURSI RODA DENGAN MENGGUNAKAN KOMUNIKASI BLUETOOTH
BERBASIS ARDUINO NANO
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains
SAHAT NELSON OCTAVIANUS SIAHAAN 130801088
PROGRAM STUDI S-1 FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
PERNYATAAN
RANCANG BANGUN SIMULASI PENGENDALI KURSI RODA DENGAN MENGGUNAKAN KOMUNIKASI BLUETOOTH BERBASIS ARDUINO
NANO
SKRIPSI
Saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri. Kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, 22 Mei 2018
SAHAT NELSON SIAHAAN
130801088
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan kasih setianya yang selalu menyertai dan memberi kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul “Rancang Bangun Simulasi Pengendali Kursi Roda dengan Menggunakan Bluetooth Berbasis Arduino Nano”
dengan baik dan lancar.
Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan, dorongan, dan doa dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua yaitu bapak E. Siahaan dan ibu T. Br. Silitonga yang telah memberikan dukungan moril dan material serta dorongan semangat, kasih sayang, dan doa yang tulus.
2. Bapak Drs. Takdir Tamba selaku dosen pembimbing utama yang telah meluangkan waktunya, memberikan saran, arahan, petunjuk, motivasi dan semangat dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Bisman Perangin-angin, M.Eng.Sc selaku pembimbing kedua yang memberikan saran dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
4. Bapak Ferdinan Sinuhaji, dan Awan Maghfirah selaku ketua dan sekretaris Program Studi S1 Fisika, serta seluruh staf pengajar dan pegawai Departemen Fisika yang selalu memperhatikan penulis terutama dalam proses perkuliahan di Departemen Fisika FMIPA USU.
5. Bapak Drs. Kurnia Brahmana, M.Si selaku Kepala Laboratorium Teknologi Digital, yang selalu membantu dan memberikan waktu dan saran dalam pembuatan alat.
6. Yang terkhusus kepada saudara dan saudari penulis, Resty Hoky Octaviani Siahaan, Wendy Meida Nastiti Siahaan dan Yuda Irman Marchelino yang telah memberikan semangat dalam penulisan skripsi ini.
7. Nova Harahap atas segala dukungan doa, bantuan, kesabaran dan semangat
serta waktu yang diberikan terkhusus pembuatan skripsi kepada penulis serta
membuat penulisan skripsi ini lebih bewarna.
8. Teman-teman seperjuangan Fisika 2013, Nova, Samuel, Adi, William, Sri Rahayu, Kristin, Krisdayanti, Tahi, Arnita, Yupa, Devia serta teman-teman yang lain yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu yang telah menemani selama 4 tahun dalam suka duka perkuliahan.
9. Teman-teman asisten Laboratorium Teknologi Digital, Samuel, Peter, Elco, Berkadh, Vivi yang telah memberikan semangat, dukungan dan tawa di Laboratorium dan penulisan skripsi ini.
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan. Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk memyempurnakan skripsi ini.
Semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Medan, Mei 2018 Penulis
Sahat Nelson Siahaan
NIM 130801088
RANCANG BANGUN SIMULASI PENGENDALI KURSI RODA DENGAN MENGGUNAKAN KOMUNIKASI BLUETOOTH BERBASIS ARDUINO
NANO
ABSTRAK
Telah dirancang suatu alat sebagai pengendali miniatur kursi roda dengan komunikasi Bluetooth menggunakan arduino nano . Alat ini terdiri dari push button yang berfungsi input data, arduino nano sebagai pengolah data, LCD sebagai display, Bluetooth sebagai pengirim dan penerima data dan motor dc beserta L298Ndriver sebagai penggerak kursi roda . Software pada alat ini menggunakan program Arduino IDE.
Alat ini digunakan untuk menggerakkan kursi roda sesuai dengan arah push button yang ditekan. Rangkaian pada perancangan alat ini terbagi dua yaitu rangkaian pengirim dan rangkaian penerima. Prinsip kerja sistem ini secara umum adalah dimulai dari rangkaian pengirim. Saat catudaya sistem diaktifkan, kontroler akan membaca data dari push button. Setelah itu, data akan diolah oleh mikrokontroler. Setelah memperoleh data hasil olahan, data hasil tersebut kemudian ditampilkan pada LCD dan ditransmisikan oleh Bluetooth yang bertindak sebagai pengirim, data kemudian diterima oleh bluetooth yang bertindak sebagai penerima di rangkaian penerima, data kemudian akan dikirimkan oleh mikrokontroler pada rangkaian penerima ke jembatan H. Motor dc pada kursi roda akan digerakkan oleh driver sesuai dengan data yang diterima.
Kata kunci: Arduino Nano, Bluetooth HC-05, DC motor, L298N driver modul, Push
button, Wheelchair
DESIGN OF SIMULATION CONTROL OF WHEEL CHAIR USING BLUETOOTH COMMUNICATION BASED ON ARDUINO NANO
ABSTRACT
It has designed a device as a wheelchair miniature controller with Bluetooth communication using arduino nano. This tool consists of push button functioning data input, arduino nano as data processor, LCD as display, Bluetooth as transmitter and receiver of data and dc motor and L298n driver as wheelchair propulsion. Software on this tool using Arduino IDE program. This tool is used to move the wheelchair in accordance with the direction of the push button that being pressed. . The circuit in the design of this tool is divided into two, namely the sender circuit and the receiver circuit. The working principle of this system in general is starting from the sender circuit. When system power is enabled, the controller will read data from the push button. After that, the data will be processed by the microcontroller. After obtaining the processed data, the result data is then displayed on the LCD and transmitted by Bluetooth acting as the sender, the data is then received by the bluetooth acting as the receiver in the receiver circuit, the data will then be transmitted by the microcontroller in the receiver circuit to the L298N driver. The dc motor in the wheelchair will be driven by the driver according to the data received.
Keyword: Arduino Nano, Bluetooth HC-05, DC motor, L298N driver modul, Push
button, Wheelchair
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN i
PERNYATAAN ii
PENGHARGAAN iii
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN xiii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Tujuan Penelitian 2
1.5 Manfaat Penelitian 2
1.6 Sistematika Penulisan 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kursi Roda 4
2.1.1 Jenis Kursi Roda 4
2.1.2 Standar Kursi Roda 8
2.1.3 Keunggulan dan Kelemahan 9
2.2 Push Button Switch 10
2.3 Arduino Nano 12
2.3.1 Spesifikasi Arduino Nano 13
2.3.2 Sumber Daya 14
2.3.3 Arduino Nano Pin Layout 14
2.3.4 Memory 15
2.3.5 Input Output 15
2.3.6 Komunikasi 16
2.3.7 Pemrograman 17
2.3.8 Reset (software) Otomatis 17
2.3.9 Software Arduino IDE 18
2.4 Bluetooth HC-05 19
2.4.1 Spesifikasi Modul Bluetooth HC-05 19 2.4.2 Konfigurasi Pin Modul Bluetooth HC-05 21
2.4.3 AT Command Bluetooth HC-05 22
2.5 Liquid Crystal Display (LCD) 23
2.6 L298N Dual H Bridge Driver Modul 25
2.6.1 Spesifikasi L298N driver modul 26
2.6.2 Modul Pinout 26
2.6.3 Jembatan H 27
2.7 Motor DC 29
2.7.1 Prinsip Dasar Cara Kerja 30
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Blok 31
3.2 Rancangan Pengendali Sistem 32
3.3 Rancangan Keseluruhan 36
3.4 Diagram Alir 37
BAB IV. PENGUJIAN ALAT DAN PROGRAM
4.1 Pengujian Adaptor 39
4.2 Pengujian Tampilan pada LCD 39
4.3 Pengujian Bluetooth 42
4.4 Pengujian Jembatan H 43
4.5 Pengujian Sistem Keseluruhan 44
4.6 Gambar Pengujian 53
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 56
5.2 Saran 56
DAFTAR PUSTAKA 57
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
Tabel 2.1 Dimensi dasar rancangan kursi roda sesuai standar ISO
7176-5 9
Tabel 2.2 Deskripsi dari pin Arduino Nano 14 Tabel 2.3 Deskripsi dan Fungsi setiap pin pada module Bluetooth
HC-05 21
Tabel 2.4 Perintah AT Command yang dapat digunakan di serial
monitor arduino 22
Tabel 4.1 Hasil pengujian adaptor 39
Tabel 4.2 Keadaan setiap bit untuk tampilan “ 1 2 3 4 ” 40 Tabel 4.3 Keadaan setiap bit untuk tampilan “ 1 1 1 1 “ 40 Tabel 4.4 Keadaan setiap bit untuk tampilan “Kursi Roda” 41
Tabel 4.5 Hasil pengujian Bluetooth 42
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Jembatan H 43
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Keseluruhan untuk Tombol 1 dan 2 50
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Keseluruhan untuk Tombol 3 dan 4 51
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
Gambar 2.1 Kursi Roda Manual 4
Gambar 2.2 Kursi Roda Elektrik 5
Gambar 2.3 Kursi Roda Olahraga 6
Gambar 2.4 Standup Wheelchair 6
Gambar 2.5 Kursi Roda Bariatrik 7
Gambar 2.6 Kursi Roda Pediatrik 7
Gambar 2.7 Kursi Roda Travelling 8
Gambar 2.8 Posisi tubuh pemakai kursi roda yang direkomendasikan
Oleh ISO 7176-5 9
Gambar 2.9 Push Button Switch 11
Gambar 2.10 Prinsip kerja Push button switch 11
Gambar 2.11 Arduino Nano depan 12
Gambar 2.12 Arduino Nano depan 12
Gambar 2.13 Board Arduino Nano 13
Gambar 2.14 Pin Pada Arduino Nano 14
Gambar 2.15 Software Arduino 18
Gambar 2.16 Module Bluetooth HC-05 19
Gambar 2.17 Pin pada Module Bluetooth HC-05 21
Gambar 2.18 LCD 23
Gambar 2.19 Rangkaian Minimum LCD 24
Gambar 2.20 L298N Dual H bridge driver modul 26
Gambar 2.21 L298N modul pinout 26
Gambar 2.22 Rangkaian sederhana jembatan H 28
Gambar 2.23 Motor DC sederhana 29
Gambar 2.24 Medan magnet yang membawa arus mengelilingi
konduktor 30
Gambar 2.25 Prinsip kerja motor DC 30
Gambar 3.1 Diagram Blok 31 Gambar 3.2 Rancangan Push button terhadap Arduino Nano 32
Gambar 3.3 Skematik Arduino Nano 33
Gambar 3.4 Rancangan LCD teradap Arduino Nano 33 Gambar 3.5 Rancangan Bluetooth HC-05 terhadap Arduino Nano 34 Gambar 3.6 Rancangan L298N terhadap arduino Nano 35
Gambar 3.7 Rancangan Motor DC 35
Gambar 3.8 Rancangan Keseluruhan pada bagian pemancar Bluetooth 36 Gambar 3.9 Rancangan Keseluruhan bagian penerima pada kursi roda 37
Gambar 3.10 Diagram Alir 38
Gambar 4.1 Remot dan Miniatur Kursi Roda 53
Gambar 4.2 Posisi awal kursi roda dalam pengujian keseluruhan 53
Gambar 4.3 Kursi roda saat bergerak maju 54
Gambar 4.4 Kursi roda saat bergerak mundur 54
Gambar 4.5 Kursi roda berbelok kearah kanan 55
Gambar 4.6 Kursi roda berbelok kearah kiri 55
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman Lampiran 1 Arduino Nano V 2.3 User Manual
Lampiran 2 Arduino Nano Roboromania Datasheet
Lampiran 3 HC-05 Bluetooth Module User Manual V 1.0
Lampiran 4 Datasheet Bluetooth to Serial Port Module HC-05
Lampiran 5 L298N Dual H-Bridge Motor Driver User Guide
Lampiran 6 L298 Dual Motor Driver Module Manual
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat ini sering kita jumpai disekitar kita banyak penyandang disabilitas, baik yang disebabkan oleh kecelakaan ataupun faktor lainnya. Realita yang terjadi, khususnya bagi penyandang disabilitas fisik yang memiliki gangguan sistem motorik pada kakinya adalah banyak dari mereka yang menggunakan kursi roda untuk mempermudah mereka dalam beraktivitas. Sebagian dari mereka mengalami kesusahan dalam memutar roda pada kursi roda dengan tenaga mereka sendiri sehingga mereka membutuhkan bantuan orang lain untuk menggerakkan kursi roda tersebut.
Kursi roda yang sebelumnya digerakkan secara manual dengan menggunakan kekuatan tangan atau dengan bantuan orang lain, saat ini telah dikembangkan menjadi kursi roda elektrik dengan menambahkan motor sebagai alat gerak dan joystick sebagai alat kendali kursi roda. Penggunaan joystick sebagai kendali kursi roda elektrik tidak sepenuhnya memenuhi kebutuhan penggunanya, karena masih membutuhkan tenaga tangan penderita untuk menggerakkan joystick pada kursi roda.
Untuk itu penulis menawarkan cara yang lebih ringan bagi para penyandang
disabilitas dalam hal menggunakan kursi roda, penulis melakukan perancangan alat
yang dapat mengontrol pergerakkan miniatur kursi roda dengan menggunakan push
button mengandalkan komunikasi bluetooth, yang diharapkan nantinya dapat
diimplementasikan pada kursi roda yang sebenarnya. Dalam penelitian ini, data dari
push button akan di kontrol menggunakan mikrokontroler Arduino nano. Data dari
push button yang ditekan kemudian diproses oleh mikrokontroler arduino yang
kemudian akan ditransmisikan oleh Bluetooth sehingga dapat mengerakkan motor
yang ada pada miniatur kursi roda sesuai dengan data yang diberikan oleh
mikrokontroler. Dengan cara pengendalian di atas, kursi roda dapat lebih mudah
dikendalikan hanya dengan menekan push button, baik dari jarak dekat maupun dari
jarak jauh oleh penyandang disabilitas maupun orang yang membantu mengerakkan
kursi roda.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang sebelumnya, maka penulis merumuskan beberapa hal yang menjadi masalah dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana merancang dan membuat sebuah miniatur kursi roda dengan kendali push button mengandalkan komunikasi Bluetooth.
2. Bagaimana membuat rangkaian pengendali sistem dengan menggunakan kontroler.
3. Bagaimana merancang algoritma program untuk menjalankan sistem dengan software Arduino IDE.
1.3 Batasan Masalah
Untuk mendapatkan suatu hasil penelitian dari permasalahan yang ditentukan, maka perlu ada pembatasan masalah penelitian.
1. Rancang bangun kursi roda berukuran miniature untuk keperluan simulasi.
2. Rancangan rangkaian kendali menggunakan arduino.
3. Rancang bangun menggunakan software Arduino IDE.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan adalah
1. Membuat sebuah miniatur kursi roda dengan kendali Bluetooth
2. Merakit rangkaian pengendali kursi roda menggunakan mikrokontroler.
3. Merancang program pengendali dengan software Arduino IDE dan mengunggahnya ke kontroler.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Memberikan cara praktis mengendalikan sebuah kursi roda terutama bagi
penyandang disabilitas fisik.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman skripsi ini, maka penulis membuat sistematika penulisan. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini mencakup latar belakang penelitian, batasan masalah yang akan diteliti, rumusan masalah, tujuan penelitian, mamfaat penelitian, tempat penelitian, dan sistematika penelitian
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas tentang landasan teori yang menjadi acuan untuk proses pengambilan data, analisa data serta pembahasannya.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas tentang perancangan sistem, diagram blog, flowchart (diagram alir), dan perancangan program.
BAB 4 PENGUJIAN SISTEM
bab ini membahas tentang pengujian dan uji coba aplikasi dari program yang telah dibuat dan pengolahan data dari hasil pengujian.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang
dilakukan dan memberikan saran untuk kajian penelitian selanjutnya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kursi Roda
Kursi roda merupakan alat bantu yang bermanfaat untuk membantu pasien maupun orang yang cacat yang tidak mampu menggunakan kakinya untuk berjalan, dengan kata lain kesulitan berjalan menggunakan kaki. Banyak pasien menggunakan kursi roda dikarenakan terkena penyakit tulang, cidera akibat kecelakaan ataupun cacat sejak lahir.
Kursi roda dapat digunakan secara mandiri maupun dengan bantuan orang lain yakni dengan mendorongnya. Kursi roda mempunyai banyak sekali manfaat yakni bisa membantu penggunanya dalam konteks ini pasien untuk bisa berpindah tempat dari satu tempat ke tempat yang lain. Pemakaian pertama kursi roda di Inggris tercatat pada tahun 1670-an.
2.1.1 Jenis Kursi Roda a. Kursi Roda Manual
Yaitu merupakan kursi roda yang paling umum digunakan oleh masyarakat. Untuk menggunakan kursi roda manual ini sangatlah mudah yaitu hanya dengan cara didorong oleh orang lain ataupun digerakkan sendiri oleh penggunanya menggunakan tangan. Kursi roda manual dapat digunakan untuk semua kegiatan.
Gambar 2.1 Kursi roda manual
b. Kursi Roda Elektrik
Berbeda dengan kursi roda manual, kursi roda elektrik dilengkapi dengan sistem pengendali elektronik untuk memudahkan mobilitas penggunanya, sehingga mereka tidak perlu menhendalikan kursi roda secara manual dengan menggerakkan roda menggunakan tangan. Kursi roda elektrik ini sebenarnya lebih diperuntukkan bagi pasien yang kemampuan motoriknya tidak memadai untuk menggunakan kursi roda manual ataupun yang mengalami masalah pada jantung/pernapasan sehingga mereka tidak mampu mendorong kursi roda sendiri. Untuk menjalankannya, pengguna hanya cukup memanfaatkan tuas yang terletak pada bagian tangan. Tuas dapat digunakan untuk menjalankan kursi roda(maju/mundur), mengubah arah kursi roda(belok kiri/kanan), serta menghentikan kursi roda ketika sedang berjalan.
Gambar 2.2 Kursi roda elektrik c. Kursi Roda Untuk Olahraga
Selain memfasilitasi orang-orang yang memiliki keterbatasan
fisik(disabilitas), kursi roda juga dapat membantu para penyandang
disabilitas yang gemar berolahraga. Kursi roda untuk olahraga memang
dirancang secara khusus untuk memudahkan penyandang disabilitas dalam
menyalurkan hobinya. Beberapa jenis olahraga yang dapat dilakukan
dengan menggunakan kursi roda olahraga ini misalnya, balap lintasan,
basket, tenis, dan bahkan rugby. Kursi roda ini dijalankan secara manual
oleh penggunanya dan bentuk kursi rodanya pun harus disesuaikan dengan
jenis olahraga yang ingin dilakukan. Misalnya untuk olahraga balap
lintasan, biasanya terdapat tambahan satu roda didepan dengan ukuran yang lebih kecil dari roda lainnya.
Gambar 2.3 Kursi roda Olahraga d. Kursi Roda yang dapat Berdiri(Stand Up Wheelchair)
Jenis kursi roda yang satu ini memiliki fitur yang unik, yaitu kemampuannya yang dapat berdiri sehingga penggunanya dapat terangkat hingga ke posisi yang lebih tinggi. Kursi roda jenis ini sangat bermanfaat bagi orang yang sering kali harus meraih sesuatu di tempat yang tinggi.
Namun demikian biasanya stand up wheelchair digunakan sebagai alat latihan atau terapi berdiri. Adanya stand up wheelchair juga sebenarnya berguna untuk mencegah efek-efek negative akibat duduk yang terlalu lama seperti iritasi kulit, otot kaku dan lemah akibat jarang digunakan, pegal dan ngilu, serta kebas akibat sirkulasi darah tidak lancar.
Gambar 2.4 Stand up wheelchair e. Kursi Roda Bariatrik
Selain dapat memfasilitasi orang yang gemar olahraga ternyata kursi
roda juga dapat membantu orang yang memiliki berat badan berlebih atau
obesitas. Orang mengalami obesitas biasanya akan lebih sulit untuk
melakukan aktifitasnya sehari-hari sekalipun hanya berjalan kaki saja karena terbebani dengan berat badannya yang berlebihan tersebut. Adanya kursi roda bariatric akan menjadi penolong mobilitas mereka. Jika kursi roda biasanya hanya akan dapat menahan beban maksimal 125kg-150kg, maka kursi roda bariatric dapat menahan beban hingga 500kg. Tempat duduk kursi roda bariatric ini lebih lebar, sesuai dengan kemapuannya yang dapat menahan beban lebih besar.
Gambar 2.5 Kursi roda bariatrik f. Kursi Roda Pediatrik
Kursi roda memang dapat memfasilitasi segala jenis penggunanya termasuk jika penggunanya adalah anak kecil. Anak kecil yang membutuhkan kursi roda untuk membantu mobilitasnya dapat menggunakan jenis kursi roda pediatrik. Kursi roda ini dirancang secara khusus untuk memfasilitasi anak-anak yang mengalami disabilitas.
Ukurannya memang lebih kecil dari kursi roda biasa. Sandaran dan dudukannya dapat diatur dengan mudah sehingga akan nyaman saat digunakan. Kursi roda pediatric ini juga dilengkapi dengan sabuk pengaman.
Gambar 2.6 Kursi roda pediatrik
g. Kursi Roda Travelling (Travelling Wheelchair)
Kursi roda jenis ini memang unik karena sengaja dirancang untuk membantu para penyandang disabilitas yang gemar bepergian. Travelling wheelchair dapat digunakan oleh siapa saja dan segala usia, mulai dari anak- anak, dewasa, hingga lanjut usia serta dapat digunakan untuk segala kegiatan baik indoor maupun outdoor. Untuk membawanya pun sangatlah mudah karena kursi roda ini ukurannya kecil, sangat ringan, serta dapat dilipat dengan mudah, sehingga hanya perlu dimasukkan ke dalam tas khusus untuk kursi roda.
Gambar 2.7 Kursi roda travelling
2.1.2 Standar Kursi Roda
Disebabkan kursi roda akan dipakai oleh manusia dalam aktifitas tertentu, maka perancangannya harus memenuhi standar, yaitu nyaman dan sesuai dengan ukuran tubuh pemakainya, seperti tampak pada gambar 8, perancangan kursi roda menggunakan standar ISO 7176-5, standar ini adalah revisi dari beberapa bagian penting dalam seri ISO 7176(Ziegler). Tujuan pembuatan ISO 7176 adalah untuk menyediakan informasi yang tepat mengenai roda baik manual, elektrik dan juga scooter. Dalam jurnal “Working Area Of Wheelchairs, Detail About Some Dimensions That Are Specified In ISO” disebutkan kriteria penting sebagai dasar dalam perancangan kursi roda.
Kriteria tersebut antara lain adalah dimensi kursi roda, ruang gerak minimum
yang dibutuhkan, diameter yang dibutukan untuk memutar, ruang yang
dibutuhkan untuk mundur.
Gambar 2.8 Posisi tubuh pemakai kursi roda yang direkomendasikan oleh ISO 7176-5
Sesuai dengan ukuran tubuh(Anthropometri) orang Indonesia dan berdasarkan atas standar ISO 7176-5, dimensi bagian utama kursi roda ditetapkan seperti Tabel 2.1
Tabel 2.1 Dimensi dasar rancangan kursi roda sesuai standar ISO 7176-5.
No Uraian/Deskripsi Dimensi(mm)
1 Panjang maksimum 1300
2 Lebar 700
3 Tinggi total 1000
4 Tinggi kursi 700
5 Lebar tempat duduk 500
6 Tinggi tempat duduk dari tanah 500 7 Tinggi sandaran tangan dari tempat duduk 200
8 Panjang tempat duduk 450
9 Tinggi sandaran 300
2.1.3 Keunggulan dan Kelemahan
Dari berbagai jenis kursi roda yang ada, jenis yang paling sering digunakan oleh penyandang disabilitas adalah jenis kursi roda manual dan kursi roda elektrik. Adapun keunggulan dan kelemahan dari kedua jenis kursi roda tersebut diatas adalah,
a. Kursi roda manual
Adapun keunggulan dari kursi roda manual adalah :
1. Harganya murah dan terjangkau oleh masyarakat.
2. Tidak menimbulkan polusi.
3. Ringan dan mudah dibawa kemana-mana.
Adapun kelemahan dari kursi roda manual adalah :
1. Dibutuhkan kekuatan tangan untuk mengoperasikannya.
2. Atau membutuhkan bantuan pihak lain.
3. Tidak efektif untuk jarak jauh.
b. Kursi roda elektrik
Adapun keunggulan dari kursi roda elektrik adalah : 1. Tidak menimbulkan polusi udara maupun suara.
2. Tidak membutuhkan tenaga dalam pemakaiannya.
3. Tidak membutuhkan bantuan pihak lain.
Adapun kelemahan dari kursi roda elektrik adalah :
1. Harganya mahal dan hanya terjangkau untuk kalangan terbatas.
2. Pengoperasiannya hanya untuk kebutuhan akomodasi di lingkungan rumah, kerja, ataupun lingkungan sekolah.
3. Kemapuannya terbatas bila untuk transportasi antar tempat.
4. Bentuknya besar dan berat hingga sulit dibawa kemana-mana.
5. Menggunakan teknologi tinggi sehingga, untuk mengoperasikan membutuhkan kemampuan tertentu.
Meskipun kursi roda elektrik telah menggunakan joystick dalam pengoperasiannya, kenyataanya hal tersebut masih membutuhkan kerja tangan penyandang disabilitas atau penderita untuk mengoperasikan joystick pada kursi roda elektrik, sehingga masih ada beberapa penyandang disabilitas yang agak sedikit kesulitan dalam menggerakkan joystick pada kursi roda elektrik.
2.2 Push Button Switch
Push button switch (saklar tombol tekan) adalah perangkat / saklar sederhana
yang berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik dengan
sistem kerja tekan unlock (tidak mengunci). Sistem kerja unlock disini berarti saklar
akan bekerja sebagai device penghubung atau pemutus aliran arus listrik saat tombol ditekan, dan saat tombol tidak ditekan (dilepas), maka saklar akan kembali pada kondisi normal. Berikut adalah contoh gambar dari Push button switch.
Gambar 2.9 Push Button Switch
Sebagai device penghubung atau pemutus, push button switch hanya memiliki 2 kondisi, yaitu On dan Off (1 dan 0). Istilah On dan Off ini menjadi sangat penting karena semua perangkat listrik yang memerlukan sumber energi listrik pasti membutuhkan kondisi On dan Off.
Karena sistem kerjanya yang unlock dan langsung berhubungan dengan operator, push button switch menjadi device paling utama yang biasa digunakan untuk memulai dan mengakhiri kerja mesin di industri. Secanggih apapun sebuah mesin bisa dipastikan sistem kerjanya tidak terlepas dari keberadaan sebuah saklar seperti push button switch atau perangkat lain yang sejenis yang bekerja mengatur pengkondisian On dan Off. Prinsip kerja dari push button switch dapat dilihat pada gambar 10 dibawah ini.
Gambar 2.10 Prinsip kerja Push button switch
Berdasarkan fungsi kerjanya yang menghubungkan dan memutuskan, push button switch mempunyai 2 tipe kontak yaitu NC (Normally Close) dan NO (Normally Open).
NO (Normally Open), merupakan kontak terminal dimana kondisi normalnya terbuka (aliran arus listrik tidak mengalir). Dan ketika tombol saklar ditekan, kontak yang NO ini akan menjadi menutup (Close) dan mengalirkan atau menghubungkan arus listrik. Kontak NO digunakan sebagai penghubung atau menyalakan sistem circuit (Push Button ON).
NC (Normally Close), merupakan kontak terminal dimana kondisi normalnya tertutup (mengalirkan arus litrik). Dan ketika tombol saklar push button ditekan, kontak NC ini akan menjadi membuka (Open), sehingga memutus aliran arus listrik. Kontak NC digunakan sebagai pemutus atau mematikan sistem circuit (Push Button Off).
2.3 Arduino Nano
Arduino Nano adalah salah satu papan pengembangan mikrokontroler yang berukuran kecil, lengkap dan mendukung penggunaan breadboard. Arduino Nano diciptakan dengan basis mikrokontroler ATmega328 (untuk Arduino Nano versi 3.x) atau ATmega 168 (untuk Arduino versi 2.x). Arduino Nano kurang lebih memiliki fungsi yang sama dengan Arduino Duemilanove, tetapi dalam paket yang berbeda.
Arduino Nano tidak menyertakan colokan DC berjenis Barrel Jack, dan dihubungkan ke komputer menggunakan port USB Mini-B. Arduino Nano dirancang dan diproduksi oleh perusahaan Gravitech. Berikut adalah gambar dari arduino nano.
Gambar 2.11 Arduino Nano depan
Gambar 2.12 Arduino Nano belakang
Gambar 2.13 Board Arduino Nano
2.3.1 Spesifikasi Arduino Nano
Adapun Spesifikasi dari Arduino nano adalah sebagai berikut, Spesifikasi Arduino Nano
Mikrokontroler : Atmel ATmega168 atau ATmega328 Tegangan Operasi : 5V
Input Voltage (disarankan) : 7V-12V Input Voltage (limit) : 6V-12V
Pin Digital per I/O : 14 (6 pin digunakan sebagai output PWM) Pin Input Analog : 8
Arus DC per pin I/O : 40 mA
Flash Memor : 16KB (ATmega 168) atau 32KB (ATmega328) 2KB digunakan oleh Bootloader
SRAM : 1 KB (ATmega168) atau 2KB (ATmega328)
EEPROM : 512 byte (ATmega168) atau 1KB (ATmega328)
Clock Speed : 16 MHz
Ukuran : 1.85cm x 4.3cm
2.3.2 Sumber Daya
Arduino Nano dapat diaktifkan melalui koneksi USB Mini-B, atau melalui catu daya eksternal dengan tegangan belum teregulasi antara 6-20 Volt yang dihubungkan melalui pin 30 atau pin VIN, atau melalui catu daya eksternal dengan tegangan teregulasi 5 volt melalui pin 27 atau pin 5V. Sumber daya akan secara otomatis dipilih dari sumber tegangan yang lebih tinggi. Chip FTDI FT232L pada Arduino Nano akan aktif apabila memperoleh daya melalui USB, ketika Arduino Nano diberikan daya dari luar (Non-USB) maka Chip FTDI tidak aktif dan pin 3.3V pun tidak tersedia (tidak mengeluarkan tegangan), sedangkan LED TX dan RX pun berkedip apabila pin digital 0 dan 1 berada pada posisi HIGH.
2.3.3 Arduino Nano Pin Layout
Berikut adalah gambar setiap pin yang ada pada arduino nano,
Gambar 2.14 Pin Pada Arduino Nano
Keterangan dari setiap pin Arduino Nano pada gambar diatas dapat dilihat pada tabel 2.2 dibawah ini.
Tabel 2.2 Deskripsi dari pin Arduino Nano
Nomor Nama Tipe Deskripsi
1-2, 5-16 D0-D13 I/O Digital input/output port 0 ke13 3, 28 RESET Input Reset (active low)
4, 29 GND PWR Supply ground
17 3V3 Output +3.3V output (dari FTDI)
18 AREF Input ADC reference
19-26 A7-A0 Input Analog input channel 0 ke 7 27 +5V Output or Input +5V output (dari regulator board)
atau
+5V (input dari external power supply)
30 VIN PWR Supply voltage
2.3.4 Memory
ATmega168 memiliki 16 KB flash memory untuk menyimpan kode (2 KB digunakan untuk bootloader); Sedangkan ATmega328 memiliki flash memory sebesar 32 KB, (juga dengan 2 KB digunakan untuk bootloader). ATmega168 memiliki 1 KB memory pada SRAM dan 512 byte pada EEPROM (yang dapat dibaca dan ditulis dengan perpustakaan EEPROM); Sedangkan ATmega328 memiliki 2 KB memory pada SRAM dan 1 KB pada EEPROM.
2.3.5 Input Output
Masing-masing dari 14 pin digital pada Arduino Nano dapat digunakan sebagai input atau output, dengan menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(). Semua pin beroperasi pada tegangan 5 volt. Setiap pin dapat memberikan atau menerima arus maksimum 40 mA dan memiliki resistor pull-up internal (yang terputus secara default) sebesar 20-50 KOhm. Selain itu beberapa pin memiliki fungsi khusus, yaitu:
Serial : 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan mengirimkan (TX) TTL data serial. Pin ini terhubung ke pin yang sesuai dari chip FTDI USB-to-TTL Serial.
External Interrupt (Interupsi Eksternal): Pin 2 dan pin 3 ini dapat dikonfigurasi untuk memicu sebuah interupsi pada nilai yang rendah, meningkat atau menurun, atau perubahan nilai.
PWM : Pin 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Menyediakan output PWM 8-bit dengan fungsi
analogWrite(). Jika pada jenis papan berukuran lebih besar (misal: Arduino
Uno), pin PWM ini diberi simbol tilde atau “~” sedangkan pada Arduino Nano diberi tanda titik atau strip.
SPI : Pin 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mendukung komunikasi SPI. Sebenarnya komunikasi SPI ini tersedia pada hardware, tapi untuk saat belum didukung dalam bahasa Arduino.
LED : Pin 13. Tersedia secara built-in pada papan Arduino Nano. LED terhubung ke pin digital 13. Ketika pin diset bernilai HIGH, maka LED menyala, dan ketika pin diset bernilai LOW, maka LED padam.
Arduino Nano memiliki 8 pin sebagai input analog, diberi label A0 sampai dengan A7, yang masing-masing menyediakan resolusi 10 bit (yaitu 1024 nilai yang berbeda). Secara default pin ini dapat diukur/diatur dari mulai Ground sampai dengan 5 Volt, juga memungkinkan untuk mengubah titik jangkauan tertinggi atau terendah mereka menggunakan fungsi analogReference(). Pin Analog 6 dan 7 tidak dapat digunakan sebagai pin digital. Selain itu juga, beberapa pin memiliki fungsi yang dikhususkan, yaitu:
I2C : Pin A4 (SDA) dan pin A5 (SCL). Yang mendukung komunikasi I2C (TWI) menggunakan perpustakaan Wire.
Masih ada beberapa pin lainnya pada Arduino Nano, yaitu:
AREF : Referensi tegangan untuk input analog. Digunakan dengan fungsi analogReference().