• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2014"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

(2)

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO

TAHUN 2014

Indrayati Nurdin1, Maha Atma Kadji2, Rusli Isa3 Jurusan Manajemen

ABSTRAK

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.

Metode ini digunakan untuk meramalkan pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lain, dalam penelitian ini yaitu variabel X (Motivasi) merupakan variabel independen (bebas) dan variabel Y (Kinerja Pegawai) merupakan variabel dependen (terikat). Instrument yang digunakan adalah data primer serta untuk menganalisis data digunakan analisis regresi linear sederhana.

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi terhadap kinerja pegawai di Kantor Camat Boliyohuto Kabupaten Gorontalo dengan hasil uji diperoleh persamaan regresi linear yaituŶ= 12,547 + 0.452 X dan pengujian hipotesis ini diperoleh nilai thitung = 3,508 dengan menggunakan batas signifikan α = 0,05 didapat ttabel(95% ; 30-1-1) sebesar 2,048. Dari hasil tersebut maka kriteria pengujian yaitu thitung ˃ ttabel atau Pvalue ˃ α yang artinya HO ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian hipotesis uji t variabel motivasi memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai, serta variabel motivasi memilikikoefisien determinasi sebesar 0,305 yang artinya terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai sebesar 30,5%, serta sisanya 69,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini seperti motivasi, kompensasi.

Kata Kunci :Motivasi, Kinerja Pegawai

1Indrayati Nurdin. Mahasiswa Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo.

2Drs. MahaAtma Kadji, M.Si. Dosen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo.

3Rusli Isa, M.Si. Dosen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo.

(3)

PENDAHULUAN

Tercapainya tujuan organisasi yang digerakan dan dijalankan oleh pegawai yang berperan aktif dan sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi.Motivasi memiliki peranan penting, karena dengan motivasi diharapkan individu pegawai memiliki kemauan bekerja keras serta mencapai prestasi kerja yang tinggi.Oleh karena itu, faktor pendorong dari seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu pada umumnya adalah kebutuhan serta keinginan orang tersebut.

Kinerja sebagai suatu efisiensi dari penggunaan sumber daya untuk menghasilkan keluaran. Masalah kinerja tertentu tidak terlepas dari proses, hasil dan daya guna, dalam hal ini kinerja atau prestasi kerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Apabila kinerja didefinisikan sebagai suatu pencapaian hasil atau tingkat pencapaian pada tingkat organisasi, dan kinerja disebut sebagai performance yang memiliki arti suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.

(Mangkunegara, 2011:67).

Maksimal dan tidaknya hasil kinerja tergantung dari kinerja seorang pegawai. Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu faktor motivasi dimana motivasi merupakan kondisi yang diinginkan, menunjukkan bahwa semakin kuat motivasi kerja, maka kinerja pegawai akan semakin tinggi. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan motivasi kerja akan memberikan peningkatan yang sangat berarti bagi peningkatan kinerja dalam melaksanakan pekerjannya.

Seorang pemimpin instansi harus memiliki visi kedepan yang dapat dipergunakan sebagai gambaran yang akan dicapai oleh instansi yang bersangkutan. Visi sangat diperlukan guna memotivasi setiap pegawai, dengan visi yang jelas maka dalam memberikan motivasi pegawai tinggal mengarahkan kemana kemampuan dan kemauan pegawai untuk berprestasi. Setiap pegawai sering memiliki motivasi sesuai dengan obsesinya, ada yang dalam melaksanakan pekerjaan berorientasi pada besar kecilnya upah yang diterima, ada pula yang berorientasi pada kesempatan dalam memperoleh karier, sesuai

(4)

dengan kenyataan tersebut maka pengendalian pimpinan sangat diperlukan, oleh karena itu pimpinan organisasi harus berusaha keras mempengaruhi motivasi seluruh individu organisasi agar mereka memiliki motivasi berprestasi tinggi. (Mangkunegara, 2010: 18).

Usaha untuk meningkatkan kinerja pegawai bukanlah pekerjaan yang mudah, karena kinerja pegawai dipengaruhi oleh banyak faktor yang diantaranya skill, lingkungan kerja dan motivasi pimpinan.Dengan demikian pemberian motivasi tidak dapat dipisahkan dengan kebutuhan manusia.Motivasi sangat berpengaruh terhadap prestasi kerja.Oleh karena itu untuk optimalnya penyelenggaraan tugas, demikian pula untuk mewujudkan kualitas kinerja, baik pada organisasi pemerintah maupun suwasta, sedapat mungkin mengoptimalkan motivasi kerja secara bersama dan kontinu.Dengan demikian sasaran akhir dalam tercapainya motivasi dalam instansi adalah bagaimana meningkatkan kinerja pegawai yang selanjutnya memberikan manfaat – manfaat positif bagi instansi tersebut.

Sesuai dengan fakta yang ditemui dilapangan, motivasi kerja pegawai pada kantor camat boliyohuto kabupaten gorontalo masih kurang optimal sehingga menyebabkan kinerja pegawai rendah yaitu banyak terlihat beberapa pegawai justru banyak menganggur dari pada menyelesaikan pekerjaannya, kemudian masih adanya beberapa pegawai yang terlambat datang ke tempat kerja atau meninggalkan kantor sebelum waktunya, dan pada saat jam kerja berlangsung, masih terdapat beberapa pegawai yang tidak bekerja sama yaitu melakukan kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan pokok.Hal ini berdampak pada kualitas kinerja pegawai dan tanggung jawab pegawai itu sendiri.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.

(Departemen Pendidikan Nasional, 2001: 756). Motivasi diberikan sebagai upaya memelihara semangat kerja karyawan agar pekerjaannya dapat dilaksanakan dengan optimal.Motivasi ditujukan sebagai upaya mendorong dan merangsang pegawai untuk melakukan kegiatan atau tujuannya dengan rasa kesadaran.Sebagai upaya motivasi, pimpinan dapat melakukan kegiatan untuk

(5)

meningkatkan kegairahan, disiplin, kesejahteraan, prestasi, moral kerja, tanggung jawab terhadap tugas-tugas, produktivitas, dan efisiensi pegawai.

Seorang pemimpin instansi harus memiliki visi kedepan yang dapat dipergunakan sebagai gambaran yang akan dicapai oleh instansi yang bersangkutan. Visi sangat diperlukan guna memotivasi setiap pegawai, dengan visi yang jelas maka dalam memberikan motivasi pegawai tinggal mengarahkan kemana kemampuan dan kemauan pegawai untuk berprestasi. Setiap pegawai sering memiliki motivasi sesuai dengan obsesinya, ada yang dalam melaksanakan pekerjaan berorientasi pada besar kecilnya upah yang diterima, ada pula yang berorientasi pada kesempatan dalam memperoleh karier, sesuai dengan kenyataan tersebut maka pengendalian pimpinan sangat diperlukan, oleh karena itu pimpinan organisasi harus berusaha keras mempengaruhi motivasi seluruh individu organisasi agar mereka memiliki motivasi berprestasi tinggi. (Mangkunegara, 2010: 18). Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang

Kinerja adalah suatu ukuran yang mencakup keefektifan dalam pencapaian tujuan dan efesiensi yang merupakan rasio dari keluaran efektif terhadap masukan yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu (Robbins, 1996:

24).Kinerja dapat pula diartikan prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja (LAN dalam Depdiknas (2008: 20).Usaha untuk meningkatkan kinerja pegawai bukanlah pekerjaan yang mudah, karena kinerja pegawai dipengaruhi oleh banyak faktor yang diantaranya skill, lingkungan kerja dan motivasi pimpinan.Dengan demikian pemberian motivasi tidak dapat dipisahkan dengan kebutuhan manusia.Motivasi sangat berpengaruh terhadap prestasi kerja.Oleh karena itu untuk optimalnya penyelenggaraan tugas, demikian pula untuk mewujudkan kualitas kinerja, baik pada organisasi pemerintah maupun suwasta, sedapat mungkin mengoptimalkan motivasi kerja secara bersama dan kontinu.Dengan demikian sasaran akhir dalam tercapainya motivasi dalam

(6)

instansi adalah bagaimana meningkatkan kinerja pegawai yang selanjutnya memberikan manfaat – manfaat positif bagi instansi tersebut.

Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah untuk menghasilkan informasi yang akurat dan sahih tentang perilaku dan kinerja anggota organisasi.Semakin akurat dan sahih informasi yang dihasilkan oleh sistem penilaian kinerja, semakin besar potensi nilainya bagi organisasi.Dengan penilaian kinerja tersebut, maka dapat mengevaluasi semua hal-hal yang masih kurang dalam instansi tersebut.

Permasalahan pada Kantor Camat Boliyohuto Kabupaten Gorontalo yakni motivasi kerja pegawai pada kantor camat boliyohuto Kabupaten Gorontalomasih kurang optimal sehingga menyebabkan kinerja pegawai rendah. Untuk itu perlunya analisis jawaban responden atas setiap butir pertanyaan dalam angket.Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui secara terperinci Indikator dan pernyataan mengenai Motivasi dan kinerja pegawai yang masih kurang efektif.Berdasarkan hasil analisis jawaban responden menunjukkan bahwa variabel Motivasi berada pada kategori yang baik, ini terlihat pada presentasi pencapaian skor secara keseluruhan untuk variabel Motivasi yang mencapai 76,20%.

Pada variabel Motivasi meskipun keseluruhan pernyataan terletak pada kategori yang baik. Namun jika dlihat pernyataan terdapat beberapa responden yang menjawab tidak setuju bahkan sangat tidak setuju sehingga pada pernyataan tersebut berada pada kategori yang cukup baik bahkan pada kategori kurang baik. Jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju responden dalam angket mengindikasikan bahwa beberapa item tersebut perlu untuk di evaluasi.

Pernyataan dalam variabel ini meliputi pernyataan 2 dan 3 dengan skor 60,67%

dan 67,33 yakni mengenai Gaji yang diterima oleh pegawai diberikan tepat waktu dan terpenuhinya kebutuhan pegawai dengan gaji yang diterima . Hal ini perlu diperhatikan karena pemberian gaji yang tepat waktu dan jumlah gaji akan meningkatkan keinginan untuk bekerja yang implikasinya kinerja yang baik.Pernyataan 8 dengan skor 50,00% mengenai lingkungan dan situasi kerja pada instansi sangat kondusif dan mendukung. Hal ini harus diperhatikan oleh pimpinan karena dengan lingkungan yang baik akan meningkatkan motivasi

(7)

sehingga dapat memaksimalkan hasil kerjanya. Kemudian yang terakhir pernyataan 14 dengan skot 52,00% mengenai pekerjaan yang diberikan instansi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki pegawai. Hal ini perlu diperhatikan karena dalam Penempatan pegawai pada bidang tertentu perlu dilihat latar belakang pendidikanyang dimilikinya sehingga tidak akan menghambat pekerjaan yang diberikan padanya tidak atas dasar The Right Man In The Right Place.

Masih berdasarkan analisis jawaban responden, jika dilihat perdimensi yang perlu dievaluasi yakni dimensi Kebutuhan Fisologis yakni kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik, bernapas, seksual.Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan yang paling dasar. Hal ini harusnya menjadi perhatian agar dapat meningkatkan motivasi pegawai dalam instansi tersebut, sehingga kedepannya tercipta sumber daya manusia yang handal dan loyal serta mempunyai kinerja yang sangat baik.

Berdasarkan hasil analisis jawaban responden menunjukkan bahwa variabel Kinerja Pegawai berada pada kategori yang baik, ini terlihat pada presentasi pencapaian skor secara keseluruhan untuk variabel Kinerja Pegawai yang mencapai 76,6%.Hal ini menunjukkan bahwa Kinerja PegawaiPada Kantor Kantor Camat Boliyohuto Kabupaten Gorontalo dipenguruhi oleh Motivasi yang diberikan oleh pimpinan.

Berdasarkan hasil uji hipotesismenunjukkan bahwa Motivasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Pegawai. Hal ini dibuktikan dengan adanya nilai koefisien determinasi atau R square sebesar 0.305. Nilai ini berarti bahwa sebesar 30,5% kemapuan variabel bebas dalam menjelaskan dan menginterpretasikan variabel terikat. Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin baik Motivasi yang terhadap pegawai maka akan meningkatkan Kinerja Pegawai padaKantor Camat Boliyohuto Kabupaten Gorontalo untuk mencapai visi dan misi instansi.

Penjelasan-penjelasan sebelumnya membuktikan bahwa pada Kantor Kantor Camat Boliyohuto Kabupaten Gorontalo, motivasi terhadap pegawai masih kurang efektif.Sementara Memotivasi merupakan salah satu faktor kunci untuk bekerja dan mencapai kinerja yang tinggi.Kegiatan memotivasi berkaitan

(8)

dengan sejauhmana komitmen seseorang terhadap pekerjaannya dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Karyawan yang motivasinya terhadap suatu pekerjaan rendan atau turun akan memiliki komitmen terhadap pelaksanaan penyelesaian pekerjaannya. Karyawan tersebut termasuk orang yang kurang semangat atau motivasi rendah.Pada dasarnya, yang membuat karyawan kehilangan motivasi atau tidak semangat adalah situasi dan kondisi pekerjaan itu sendiri.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dijadikan dasar oleh peneliti dalam mengambil judul ini. Penelitian terdahulu yang menemukan bahwa Motivasi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja pegawai (Kairul Akhir Lubis: 2008). Semakin baik dan intensif motivasi terhadap pegawai, maka semakin baik pula dan semakin meningkat Kinerja pegawai, sehingga dikatakan bahwa tanpa motivasi maka kinerja dari instansi publik akan menjadi kurang baik.

semakin tinggi motivasi seseorang akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, seorang pimpinan seharusnya harus banyak memberikan motivasi kepada bawahannya sehingga mereka merasa puas dalam bekerja dan hasilnya akan terlihat secara nyata dalam mencapai target pembangunan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwaVariabel Motivasi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Camat Boliyohuto Kabupaten Gorontalo.Koefisien determinasi antara kinerja pegawai dan motivasi sebesar 30,5%, yang berarti bahwa sebesar 30,5 % kinerja dipengaruhi oleh motivasi pada Kantor Camat Boliyohuto Kabupaten Gorontalo, sedangkan sisanya sebesar 69,5 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Yakni variabel kepemimpinan, lingkungan kerja, pemberian insentif, dan kemampuan sumber daya manusia.Berdasarkan analisis jawaban responden ditemukan bahwa tanggapan responden mengenai Motivasi berada pada kategori yang baik dan untuk jawaban responden mengenai Kinerja Pegawai juga berada pada kategori baik.Namun walaupun demikian beberapa indikator dan pernyataan perlu dievaluasi karena ditemukan masih kurang baik.Koefisien regresi yang positif menunjukkan bahwa jika variabel Motivasi

(9)

yang diterapkan oleh pimpinan instansi semakin baik maka Kinerja Pegawai juga akan semakin tinggi sehingga mampu mencapai target yang telah ditentukan.

Berdasarkan Hasil penelitian ditemukan bahwa motivasiyang baik, maka baik pula Kinerja Pegawai. Untuk Kantor Camat Boliyohuto Kabupaten Gorontalomotivasi dan kinerja pegawai telah berjalan dengan baik dibuktikan dengan jawaban responden dan juga hasil regresi, namun hal tersebut masih perlu ditingkatkan. Sehingga adapun saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini:

1. Dalam Penempatan pegawai pada bidang tertentu perlu dilihat latar belakang pendidikanyang dimilikinya sehingga tidak akan menghambat pekerjaan yang diberikan padanya tidak atas dasar the right man in the right place

2. Pegawai yang tidak mampu bekerja dengan baik sebaiknya perlu di pindakan sebagai upaya penyegaran dalam bekerja,mungkin suasana baru dapat memacu pegawai dalam melaksanakan tugasnya kedepan

3. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan fisiologis seyogyanya mengupayakan peningkatan secara kualitas dan kuantitas reward (remunerasi) berdasarkan pencapaian kinerja pegawai,sehingga semangat bekerja tetap terjaga dengan baik

4. Karyawan sebaiknya bekerja dengan sebaik-baiknya dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya berusaha menenangkan hati sewaktu bekerja dan jangan terganggu dengan perasaan gelisah.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2010. Manajemen Penelitian, Jakarta. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2005. “Manajemen Penelitian”. Jakarta. PT Rineka Cipta

Departemen Pendidikan Nasional, 2008.Penilaian Kinerja. Jakarta. Direktorat.

Tenaga Kependidikan.

Depertemen Pendidikan Nasional.2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia.(Edisi Ketiga) Jakarta. Balai Pustaka.

Engkoswara, H. dan Komariah.Aan. 2010. Adminstrasi Pendidikan. Bandung.

Alfabeta

(10)

Ghozali, Imam. 2001. “Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang”.

Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Hasibuan, S.P. Malayu.H. 2008. Organisasi dan Motivasi:Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta. PT. Bumi Aksara

Jurnal Manajemen. Prestasi kerja : Definisi, Penilaian Dan prestasi. 2009.

Tersedia pada :http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/prestasi-kerja- penegertian-penilaian.html. Diakses pada : 19 Pebruari 2014

Kuncoro, Mudrajad. 2009. “Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi”. Jakarta.

Erlangga

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2010. Perilaku dan Budaya Organisasi.

Bandung. PT. Refika Aditama

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2011. “ Manajemen Sumber DayaManusia.

Perusahaan”. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya

Narimawati. Umi. 2007. “Riset Manajemen Sumber Daya Manusia”. Jakarta:

Agung Media

Ndraha, Taliziduhu. 2005. Teori Budaya Organisasi. Jakarta. PT. Rineka Cipta Prawirosentono, Suyadi, 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia: Kebijakan

Kinerja Karyawan . Yaoyakarta. BPFE-Yogyakarta.

Rian, Pratiwilia. 2012. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap KinerjaKaryawan.

Pada Divisi Yamaha PT. Hasjrat Abadi Kota Gorontalo.UNG. Skripsi Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta

Suharsaputra, Uhar. 2010. Adminstrasi Pendidikan. Bandung. PT. RefikaAditama Uno, Hamzah, B. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis Dibidang Pendidikan. Jakarta. PT. Bumi Aksara

Anonim, 2010. Prestasi Kerja. Tersedia pada:

http://pertuwoboysprestasikerja.blogspot.com/html. Diakses pada 17 Pebruari 2014

Wikipedia,2013. Pengertian Motivasi. Tersedia Pada http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi/2013/html. Diakses pada : 16 Pebruari 2014

Referensi

Dokumen terkait

an data; data primer dan atau data sekunder. Data primer dikumpulkan oleh perusahaan dan data sekunder dikumpulkan oleh orang lain yang disediakan untuk perusahaan.

 Dari dalam negeri, pemerintah memberikan insentif beru- pa PPh final 0% atas dividen yang diperoleh subjek pajak luar negeri dan PPh final 0.1% atas keuntungan karena

Konsepsi tindak pidana militer sebagai kompetensi absolut peradilan militer dalam perkara pidana dapat mengacu pada ketentuan Pasal 3 ayat 4 (a) TAP MPR Peran

Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan proses sistem pembelajan pada mata kuliah karakterisasi material dengan menggunakan metode e-learning, sehingga mahasiswa

Hal ini berarti Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Camat Bongomeme Kabupaten Gorontalo, Memiliki pengaruh yang positif yang mencapai 0.23 atau 36%,

Perencanaan kinerja Tahunan adalah proses penetapan Kegiatan tahunan dan Indikator Kinerjanya berdasarkan Program, Kebijakan dan Sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir ini. Judul laporan

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan analisis teori dari Nurcholis yang berupa input, proses, output, dan outcome peneliti dapat menyimpulkan bahwa Evaluasi