1
1.1. Latar Belakang Masalah
Koperasi merupakan suatu lembaga yang mana terdapat kepentingan banyak orang yang relatif homogen yang berhimpun untuk meningkatkan kesejahteraannya. Koperasi di Indonesia diatur di dalam Undang-undang Koperasi No. 25 Tahun 1992, dimana koperasi memiliki fungsi mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Landasan koperasi adalah Pancasila dan UUD 1945. Asas dari koperasi itu sendiri bukan hanya kekeluargaan saja, tetapi berdasarkan demokrasi ekonomi dan juga gotong royong.
Pengertian Koperasi menurut Hatta dalam Dewi dkk (2016:279) “adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong. Semangat tolong menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan seorang buat semua dan semua buat orang.”
Koperasi Simpan Pinjam Wanita Warga Mulya ini memiliki 104 anggota sampai dengan bulan april 2018. Tidak sedikit anggota yang keluar masuk pada koperasi ini.
Padahal, keberadaan koperasi yang satu ini sebenarnya sangat diperlukan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhannya. Pada proses peminjaman Koperasi Warga Mulya ini tidak memiliki jaminan. Resikonya yaitu ketika pinjaman tidak disertai jaminan, hanya bermodal kepercayaan saja, sehingga peminjam sering melupakan kewajibannya dalam megembalikan dana yang dipinjamkannya secara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya. Untuk pengolahan data Koperasi Wanita Warga
Mulya ini masih bersifat manual. Dimana sistem yang ada hanya pembukuan sederhana. Pembukuan tersebut meliputi data anggota, data simpanan, data pinjaman, jurnal, buku besar, dan buku masing-masing transaksi. Dalam pembuatan laporan perbulannya pun Koperasi Wanita Warga Mulya ini masih manual.
Kendala yang muncul dengan menggunakan sistem yang manual mulai dari sistem pencatatan dan pembukuan adalah saat penyimpanan tidak teraratur, sehingga memperlambat kinerja pengurus koperasi dalam menyelesaikan pembuatan laporan perbulannya, juga memperlambat dalam mencari data anggota, karena tidak teraturnya penulisan saat pencatatan data anggota.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah
1. Untuk mengetahui sistem informasi simpan pinjam yang berjalan pada Koperasi Wanita Warga Mulya Purwakarta. Sehingga dapat diketahui permasalahan yang ada pada sistem informasi yang sedang berjalan
2. Untuk membuat perancangan sistem informasi simpan pinjam untuk koperasi tersebut. Guna untuk mempermudah kinerja dalam pengolahan data anggota, data simpanan, data pinjaman, dan pembayaran angsuran 3. Untuk mengimplementasikan sebuah sistem informasi simpan pinjam
kedalam bentuk bahasa pemograman sehingga dihasilkan suatu program
aplikasi database yang dapat menyimpan, mempermudah proses transaksi
simpan pinjam serta mempercepat dalam pembuatan laporan perbulannya.
Sedangkan manfaat penulisan tugas akhir adalah sebagai berikut:
1. Manfaat untuk penulis
Sebagai salah satu syarat kelulusan Program Diploma Tiga (DIII) Program Studi Manajemen Informatika di Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika (AMIK BSI).
2. Manfaat untuk objek penelitian
a. Sebagai bahan evaluasi terhadap sistem yang sedang berjalan.
b. Dapat membuat dan mengimplementasikan program sesuai kebutuhan koperasi
c. Mempermudah proses transaksi simpan pinjam serta mempercepat dalam pembuatan laporan perbulannya
3. Manfaat untuk pembaca
Memberikan pemahaman mengenai konsep perancangan sistem informasi koperasi simpan pinjam
1.3. Metode Penelitaian
1.3.1. Metode Pengembangan Perangkat Lunak
Metode yang digunakan pada pengembangan perangkat lunak ini menggunakan model waterfall menurut Rosa A.S dan Shalahudin (2016:28) yang terbagi menjadi empat tahapan, yaitu:
1. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Tahap analisis dilakukan secara intensif untuk menspesifikasikan kebutuhan
sistem agar dapat dipahami sistem seperti apa yang dibutuhkan oleh user
2. Desain
Tahap desain adalah proses multi langkah yang fokus pada desain pembuatan program sistem termasuk struktur data, arsitektur sistem, representasi antarmuka, dan prosedur pengodean. Tahap ini mentranslasi kebutuhan sistem dari tahap analisis kebutuhan ke representasi desain agar dapat diimplementasikan menjadi program pada tahap selanjutnya.
3. Pengodean
Pada tahap pengodean, desain harus ditranslasikan ke dalam program sistem. Hasil dari tahap ini adalah program komputer sesuai dengan desain yang telah dibuat pada tahap desain.
4. Pengujian
Tahap pengujian fokus pada sistem dari segi logika dan fungsional dan memastikan bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan (error) dan memastikan keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan.
1.3.2. Teknik pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam melakukan pengumpulan data untuk pembuatan TA adalah
1. Observasi
Penulis melakukan pengamatan secara langsung pada Koperasi Wanita
Warga Mulya Purwakarta terhadap langkah kegiatan yang berhubungan
dengan masalah yang diambil. Hasil dari pengamatan langsung di catat dan
dikumpulkan sedagai data yang digunakan sebagai dasar dari penulisan tugas akhir.
2. Wawancara
Selain observasi, wawancara juga digunakan sebagai metode penelitian dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada Ibu Dewi selaku ketua koperasi tentang sistem yang berjalan pada koperasi tersebut.
3. Studi Pustaka
Penulisan tugas akhir ini dengan cara pengumpulan dara melalui beberapa literatur yang ada, baik melalui buku, serta media internet dan sumber lainnya yang berkaitan dengan topik tugas akhir guna menyempurnakan data yang sudah ada.
1.4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penulisan Tugas Akhir ini terfokus pada sistem
simpan pinjam mulai dari proses permohonan menjadi anggota koperasi,
pengumpulan data anggota, proses penyimpanan, proses peminjaman, proses
pencairan dana, hingga pembuatan laporan bulanan.
6
2.1. Konsep Dasar Sistem
Sistem pada dasarnya banyak memberikan manfaat dalam mengambil keputusan, serta memahami lingkungan yang saling berhubungan satu sama lain dan bersama-bersama berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu. Pengertian sistem dibagi menjadi dua pendekatan yaitu pendekatan yang menekankan pada prosedur dan pendekatan yang menekankan pada elemen atau komponen. Pendekatan sistem yang menekankan pada prosedur didefinisikan sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan untuk menyelesaikan sasaran tertentu. Sedangkan pedekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponen didefinisikan sistem adalah sekumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Berdasarkan definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa sistem adalah suatu kumpulan antar bagian-bagian atau komponen yang saling berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
2.1.1. Pengertian Sistem
Pada dasarnya sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang
saling berhubungan, dan disusun sesuai dengan skema yang menyeluruh untuk
melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan yang dihasilkan
oleh suatu proses tertentu bertujuan untuk menyediakan informasi untuk
membangun keputusan manajemen operasi perusahaan dari hari ke hari serta
menyediakan informasi yang layak untuk pihak diluar perusahaan. Pengertian Sistem yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut :
Menurut Tyoso (2016:1) “Sistem merupakan suatu kumpulan dari komponen-komponen yang membentuk suatu kesatuan”.
1. Karakteristik Sistem
Menurut Jogiyanto dalam Candra dkk (2014:32) suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu :
a. Komponen Sistem
Suatu sistem yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berkaitan dan bervariasi yang bersama-sama mencapai beberapa sasaran.
b. Batasan Sistem (Boundary)
Daerah yang membatasi antara suatu sistem yang satu dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
c. Lingkungan Luar Sistem (Environment)
Apapun di luar dari batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem.
Lingkungan luar dapat merugikan sistem tersebut, lingkungan luar menguntungkan berupa energi dari sistem, sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, jika tidak akan mengganggu kelangsungan sistem tersebut.
d. Penghubung Sistem (Interface)
Media penghubung antara suatu subsistem dengan yang lainnya. Penghubung
ini memungkinkan sumber daya mengalir dari suatu sistem ke sistem yang
lainnya dengan melalui penghubung suatu subsistem dapat berinteraksi dengan
subsistem lainnya membentuk suatu kesatuan.
e. Sistem Masukkan (input)
Energi yang dimasukkan kedalam sistem, masukkan dapat berupa masukkan perawatan dan masukkan sinyal. Masukkan perawatan adalah energi yang dimasukkan supaya sistem dapat beroperasi. Sedangkan masukkan sinyal adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran.
f. Sistem Keluaran
Energi yang diolah, diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna untuk subsistem lain.
g. Sistem Sasaran
Suatu sistem yang mempunyai tujuan atau sasaran. Jika suatu sistem tidak mempunyai batasan sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.
2. Klasifikasi Sistem
Menurut Hutahaean (2014:6) Sistem dapat diklasifikasikan dalam beberapa sudut pandang, yaitu :
a. Sistem Abstrak (Abstract system) dan Sistem Fisik (Physical System)
Sistem Abstrak (Abstract system) adalah sistem yang berupa pemikiran pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sistem Fisik (Physical System) adalah sistem yang ada secara fisik.
b. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made System)
Sistem Alamiah (Natural System) adalah sistem yang terjadi melalu proses
alam, tidak dibuat oleh manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem
Buatan Manusia (Human Made System) adalah sistem yang dibuat oleh
manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin (Human Made System).
c. Sistem Tertentu (Deterministicl System) dan Sistem Tak Tentu (Probalistic System)
Sistem Tertentu (Deterministicl System) adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi, sebagai keluaran sistem yang dapat diramalkan.
Sistem Tak Tentu (Probalistic System) adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistik.
d. Sistem Tertutup (Close system) dan Sistem Terbuka (Open System)
Sistem Tertutup (Close system) adalah sistem yang tidak terpengaruh dan tidak berhubungan dengan lingkungan luar sistem bekerja otomatis tanpa ada turut campur lingkungan luar.
Sistem Terbuka (Open System) adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima input dan output dari lingkungan luar atau subsistem lainnya.
2.1.2. Pengertian Sistem Berorientasi Objek
Menurut Rosa dan Shalahuddin (2016:104) “Sistem berorientasi objek
merupakan sebuah sistem yang dibangun dengan berdasarkan metode berorientasi
objek adalah sebuah sistem yang komponennya dibungkus (dienkapsulapsi)
menjadi kelompok data dan fungsi”
Menurut Rosa dan Shalahuddin (2016:104) beberapa konsep dasar yang harus dipahami tentang metodologi berorientasi objek ialah:
1. Kelas (class)
Kelas adalah kumpulan objek-objek dengan karakteristik yang sama. Kelas merupakan definisi statik dan himpunan objek yang sama yang mungkin lahir atau diciptakan dan kelas tersebut.
2. Objek (object)
Objek adalah abstraksi dan sesuatu yang mewakili dunia nyata seperti benda, manusia, satuan organisasi, tempat, kejadian, struktur, status, atau hal-hal lain yang bersifat abstrak.
3. Metode (method)
Operasi atau metode atau method pada sebuah kelas hamper sama dengan fungsi atau prosedur pada metodologi structural. Sebuah kelas boleh memiliki lebih dari satu metode atau operasi.
4. Atribut (attribute)
Atribut dari sebuah kelas adalah variable global yang dimiliki sebuah kelas.
Atribut dapat berupa nilai atau elemen-elemen data yang dimiliki oleh objek dalam kelas objek.
5. Abstraksi (abstraction)
Prinsip untuk mempresentasikan dunia nyata yang kompleks menjadi satu
bentuk model yang sederhana dengan mengabaikan aspek-aspek lain yang
tidak sesuai dengan permasalahan.
6. Pewarisan (inheritance)
Mekanisme yang memungkinkan satu objek mewarisi sebagai atau seluruh definisi dan objek lain sebagai bagian dan dirinya.
7. Antarmuka (interface)
Antarmuka atau interface sangat mirip dengan kelas, tapi tanpa atribut kelas dan memiliki metode yang dideklarasikan tanpa isi. Deklarasi metode pada sebuah interface dapat diimplementasikan oleh kelas lain.
8. Reusability
Pemanfaatan kembali objek yang sudah didefinisikan untuk suatu permasalahan pada permasalahan lainnya yang melibatkan objek tersebut.
9. Generalisasi dan Spesialisasi
Meunjukan hubungan antara kelas dan objek yang umum dengan kelas dan objek yang khusus. Misalnya kelas yang lebuh umum (generalisasi) adalah kendaraan darat dan kelas khususnya (spesialisasi) adalah mobil, motor, dan kereta.
10. Komunikasi Antar Objek
Komunikasi antar objek dilakukan lewat pesan (message) yang dikirim dari satu objek ke objek lainnya.
11. Polimorfisme (polymorphism)
Kemampuan suatu objek untuk digunakan di banyak tujuan yang berbeda dengan nama yang sama sehingga menghemat baris program
12. Package
Package adalah sebuah kontainer atau kemasan yang dapat digunakan untuk
mengelompokan kelas-kelas sehingga memungkinkan beberapa kelas yang bernama sama disimpan dalam package yang berbeda.
2.1.3. Pengertian Informasi
Menurut Mulyani (2016:12) “Informasi merupakan data yang sudah diolah yang ditujukan untuk seseorang, organisasi ataupun siapa saja yang membutuhkan”.
Informasi dikatakan berkualitas jika memiliki syarat-syarat berikut : a. Akurat
Berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan bagi orang yang menerima informasi tersebut. Selain itu juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.
b. Tepat Waktu
Informasi yang diterima harus tepat pada waktunya, sebab informasi yang usang (terlambat) tidak mempunyai nilai yang baik, sehingga bila digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan akan dapat berakibat fatal. Saat ini mahalnya nilai informasi disebabkan harus cepatnya informasi tersebut didapat, sehingga diperlukan teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkannya.
c. Relevan
Informasi harus mempunyai manfaat bagi si penerima. Relevansi informasi
untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.
d. Ekonomis
Informasi yang dihasilkan mempunyai manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya
e. Mudah
Informasi mudah dipahami dan mudah diperoleh pilar kualitas informasi data yang masih merupakan bahan yang harus diolah untuk menghasilkan informasi melalui suatu model. Model yang digunakan untuk mengolah data tersebut disebut model pengolahan data atau dikenal dengan siklus pengolahan data (siklus informasi). Data diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, sehingga bisa melakukan pengembilan keputusan, dengan keputusan tersebut bisa melakukan tindakan sehingga menghasilkan hasil sebuah tindakan, hasil tadi dijadikan data dan selanjutnya dijadikan sebagai masukan untuk diolah kembali menjadi sebuah informasi.
2.1.4. Pengertian Sistem Informasi
Menurut Hutahaean (2014:12) memberikan pengertian bahwa:
Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung
operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan
menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang dibutuhkan
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building blok) yaitu :
a. Komponen Input
Komponen ini mewakili data yang masuk kedalam suatu sistem informasi.
komponen input disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
b. Komponen Model
Komponen ini tersusun atas kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan sebuah keluaran yang diinginkan.
c. Komponen Output
Komponen ini merupakan hasil dari sistem informasi yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai atau pengguna suatu sistem.
d. Komponen Teknologi
Komponen teknologi merupakan kotak petunjuk atau sering disebut “tool box”
dalam sebuah sistem informasi. Teknologi sendiri digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan bisa juga membantu pengendalian dari suatu sistem secara keseluruhan.
e. Komponen Hardware
Komponen hardware berperan sangatlah penting yaitu sebagai suatu media
penyimpanan vital bagi sebuah sistem informasi yang berfungsi sebagai tempat
untuk menampung database atau lebih mudah disebut dengan sebagai sumber data dan informasi untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sebuah sistem informasi tersebut.
2.1.5. Pengertian Sistem Informasi Manajemen
Menurut Tyoso (2016:14) Tugas Utama Sistem Informasi Manajemen adalah sebagai aliran umpan-balik (feedback). Sistem Informasi Manajemen sebagai sarana menyelesaikan rencana dan sekaligus alat pengawasan dengan membandingkan hasil perwujudan rencana dengan standar yang telah ditetapkan.
Organisasi yang beroperasi dalam berbagai situasi dan mempunyai berbagai macam usaha, Sistem Informasi Manajemen semakin dibutuhkan.
2.1.6. Pengertian Koperasi
Kata koperasi berasal dari bahasa Latin Cooperate yang dalam bahasa Inggris Cooperative. Co artinya bersama dan operation artinya bekerja, sehingga Cooperation berarti bekerja atau berusaha bersama–sama. Pengertian Koperasi menurut Undang-undang No. 25 Tahun 1992 yaitu: “Koperasi adalah Badan Usaha yang beranggotakan orang seorang. Badan Hukum Koperasi melandaskan kegiatannya berdasarkan Prinsip koperasi sekaligus sebagai Gerakan Ekonomi Rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan.”
Pengertian Koperasi menurut Hatta dalam Dewi dkk (2016:279) “adalah
usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan
tolong menolong. Semangat tolong menolong tersebut didorong oleh keinginan
memberi jasa kepada kawan berdasarkan seorang buat semua dan semua buat
orang.”
Prinsip-prinsip koperasi menurut UU No 25 tahun 1992 dan yang berlaku saat ini di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sesuai dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
5. Kemandirian.
6. Pendidikan perkoperasian.
7. Kerja sama antar koperasi
Menurut Arifin dan Halomoan dalam Dewi dkk (2016:280) secara umum, struktur dan tatanan manajemen koperasi Indonesia dapat dirunut berdasarkan perangkat organisasi koperasi, yaitu:
1. Rapat Anggota
Rapat Anggota merupakan suatu wadah dari para anggota koperasi yang
diorganisasikan oleh pengurus koperasi, untuk membicarakan kepentingan
organisasi maupun usaha koperasi, dalam rangka mengambil suatu keputusan
dengan suara terbanyak dari para anggota yang hadir. Segala sesuatu yang telah
diputuskan oleh rapat anggota harus ditaati dan sifatnya mengikat bagi semua
anggota, pengurus, pengawas dan pengelola koperasi. Fungsi dan wewenang
yang dimiliki Rapat Anggota sangat menentukan, sehingga menempatkannya
pada kedudukan semacam lembaga legislatif pada koperasi.
2. Pengurus
Pengurus adalah perwakilan anggota koperasi yang dipilih melalui rapat anggota, yang bertugas mengelola organisasi dan usaha. Idealnya pengurus koperasi sebagai perwakilan anggota diharapkan mempunyai kemampuan manajerial, teknis dan berjiwa wirakoperasi, sehingga pengelolaan koperasi mencerminkan suatu ciri yang dilandasi dengan prinsip-prinsip koperasi.Posisi yang menentukan tersebut merupakan pengejawantahan tugas dan wewenang pengurus, yang ditetapkan dalam undang-undang, Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan peraturan lainnya yang berlaku dan diputuskan oleh Rapat Anggota.Pasal 29 ayat (2) . UU.Koperasi no.25 tahun 1992 menyebutkan, bahwa “Pengurus merupakan pemegang Kuasa Rapat Anggota”.
3. Pengawas
Perangkat koperasi yang ketiga, pengawas adalah perangkat organisasi yang dipilih dari anggota dan diberi mandat untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya roda organisasi dan usaha koperasi. Pengawas organisasi koperasi merupakan suatu lembaga atau badan struktural organisasi koperasi.Pengawas mengemban amanat anggota untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi, sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga koperasi, keputusan pengurus, serta peraturan lainnya yang berlaku di dalam koperasi.
4. Pengelola
Pengelola koperasi adalah mereka yang diangkat dan diberhentikan oleh
pengurus untuk mengembangkan usaha koperasi secara efisien dan
professional. Karena itu, kedudukan pengelola adalah sebagai pegawai atau
karyawan yang diberi kuasa dan wewenang oleh pengurus. Dengan demikian, di sini berlaku hubungan perikatan dalam bentuk perjanjian ataupun kontrak kerja. Jumlah pengelola dan ukuran standar organisasinya sangat tergantung pada besarnya usaha yang dikelola.
2.1.7. Pengertian Koperasi Simpan Pinjam
Menurut Dewi dkk (2016:281) Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam ialah Koperasi yang bergerak dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui tabungan-tabungan para anggota secara teratur dan terus menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para anggota dengan cara mudah, murah, cepat dan tepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan Contohnya adalah unit-unit Simpan Pinjam dalam KUD, KSU, Credit Union, Bukopin, Bank Koperasi Pasar dan lain-lain.
Menurut Widiyanti dan Sunindhia dalam Dewi dkk (2016:281) Tujuan Koperasi Kredit atau Simpan Pinjam adalah:
1. Membantu keperluan kredit para anggota, yang sangat membutuhkan dengan syarat-syarat yang ringan.
2. Mendidik kepada para anggota, supaya giat menyimpan secara teratur sehingga membentuk modal sendiri.
3. Mendidik anggota hidup berhemat, dengan menyisihkan sebagian dari pendapatan mereka.
4. Menambah pengetahuan tentang perkoperasian.
2.1.8. Basis Data
Menurut Rosa dan Shalahuddin (2016:43) “Sistem basis data adalah sistem terkomputerisasi yang tujuan utamanya adalah memelihara data yang sudah diolah atau informasi dan membuat informasi tersedia saat dibutuhkan”
Kebutuhan basis data dalam sistem informasi meliputi : 1. Memasukan, menyimpan, dan memngambil data.
2. Membuat laporan berdasarkan data yang telah disimpan.
2.2. Teori Pendukung
2.2.1. ERD (Entity Relationship Diagram)
Menurut Rosa dan Shalahuddin (2016:50) memberikan pengertian bahwa ERD adalah pemodelan awal basis data yang dikembangkan berdasarkan teori himpunan dalam bidang matematika untuk pemodelan basis data relasional
ERD memiliki beberapa aliran notasi seperti notasi Chen (dikembangkan
oleh Peter Chen), Barker (dikembangkan oleh Richard Barker, Ian Palmer, Harry
Ellis), notasi Crow’s Foot, dan beberapa notasi lain. Namun yang banyak
digunakan adalah notasi dari Chen
Contoh Gambar Entity Relationship Diagram (ERD):
Sumber : Rosa dan Shalahuddin (2016:58) Gambar II.1.
Contoh Entity Relationship Diagram
2.2.2. LRS (Logical Record Structure)
Menurut Kusrini dalam Nugraha dan Octasia (2016:300) “LRS (Logical Record Structure) merupakan representasi dari struktur record-record pada tabel- tabel yang terbentuk dari hasil relasi antar himpunan entitas pada diagram E-R”.
Perubahan yang terjadi yaitu mengikuti aturan-aturan sebagai berikut : 1. Setiap entitas akan diubah kebentuk kotak.
2. Sebuah atribut relasi disatukan dalam sebuah kotak bersama entitas jika
hubungan yang terjadi pada diagram-ER 1:M (relasi bersatu dengan
cardinality M) atau tingkat hubungan 1:1 (relasi bersatu dengan cardinality yang paling membutuhkan referensi).
3. Sebuah relasi dipisah dalam sebuah kotak tersendiri (menjadi entitas baru) jika tingkat hubunganya M:M (many to many) dan memiliki foreign key sebagai primary key yang diambil dari kedua entitas yang sebelumnya saling berhubungan.
Contoh Gambar Logical Relationship Structure (LRS) :
Sumber : Wahid dkk (2016:318)
Gambar II.2.
Contoh Logical Relationship Structure
2.2.3. Unified Modeling Language (UML)
Macam-macam UML menurut Shalahudin dan Rosa adalah sebagai
berikut :
1. Class Diagram
Menurut Rosa dan Shalahuddin (2016:141) “Class Diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem”.
2. Package Diagram
Menurut Rosa dan Shalahuddin (2016:153) “Package Diagram menyediakan cara mengempulkan elemen-elemen yang saling terkait dalam diagram UML”.
3. Component Diagram
Menurut Rosa dan Shalahuddin (2016:148) “Component Diagram dibuat untuk menunjukan organisasi dan ketergantungan diantara kumpulan komponen dalam sebuah sistem”.
4. Use Case Diagram
Menurut Rosa dan Shalahuddin (2016:155) “Use Case Diagram merupakan
pemodelan untuk kelakuan (Behaviour) sistem informasi yang akan dibuat”.
Sumber : Rosa dan Shalahuddin (2016:204) Gambar II.3.
Contoh Use Case Diagram
5. Activity Diagram
Menurut Rosa dan Shalahuddin (2016:161) “Activity Diagram menggambarkan
workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau
menu yang ada pada perangkat lunak”.
Sumber : Rosa dan Shalahuddin (2016:235) Gambar II.4.
Contoh Activity Diagram
6. Sequence Diagram
Menurut Rosa dan Shalahuddin (2016:165) “Diagram Sequence
menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan
waktuhidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima antara objek”.
Sumber : Rosa dan Shalahuddin (2016:209) Gambar II.5.
Contoh Sequence Diagram 7. Deployment Diagram
Menurut Rosa dan Shalahuddin (2016:154) “Deployment Diagram menunjukan konfigurasi komponen dalam proses eksekusi aplikasi”.
Sumber : Rosa dan Shalahuddin (2016:237) Gambar II.6.
Contoh Deployment Diagram
26
3.1. Tinjauan Perusahaan
Dalam tinjauan perusahaan ini menjelaskan tentang sejarah singkat Koperasi Wanita Warga Mulya, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi, serta tugas dan fungsi dari masing-masing bagian yang ada didalam perusahaan.
3.1.1 . Sejarah Perusahaan
Koperasi Wanita Warga Mulya Purwakarta diresmikan sejak tanggal 25 Desember 2004 dan disahkan secara hukum dengan nomor 518/BH/PAD/XIII,13/Diskop,UMKM,Perindag sebagai jasa keuangan yang beralamat di Bukit Panorama Indah Blok A37 No.39, Kecamatan Ciseureuh, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat.
Berawal dari arisan warga, Koperasi Wanita Warga Mulya didirikan atas gagasan dan ide bersama, dan disamping itu Kelurahan di daerah Cisereuh Purwakarta juga menganjurkan untuk membentuk koperasi sebagai bentuk dari hasil musyawarah bersama didaerah Cisereuh Purwakarta. Usulan yang menganjurkan utuk membentuk koperasi itu bertujuan untuk menciptakan kegiatan positif bagi warga sekitar selain itu juga untuk menciptakan lapangan kerja sampingan bagi para ibu rumah tangga di daerah sekitar
Adapun Visi dan Misi Koperasi Wanita Warga Mulya sebagai berikut:
1. Visi
Terwujudnya koperasi simpan pinjam yang mandiri dan tangguh dengan
berlandaskan amanah dalam membangun ekonomi bersama dan berkeadilan.
2. Misi
a. Mengajak seluruh potensi yang ada dalam masyarakat tanpa membedakan suku, ras, golongan, dan agama agar mereka dapat bersama-sama, bersatu padu dan beritikad baik dalam membangun ekonomi kerakyatan secara bergotong royong dalam bentuk koperasi.
b. Meningkatkan kesejahteraan secara khusus para nasabah.
c. Memenuhi kebutuhan anggota & masyarakat sekitar.
d. Membantu para warga atau masyarakat sekitar dan menengah dalam mobilisasi permodalan untuk membangun usaha .
e. Turut membantu pembangunan ekonomi dan menunjang pelaksanaan kegiatan usaha secara aktif
3.1.2. Struktur Organisasi dan fungsi
Tujuan pembentukan suatu organisasi adalah untuk membantu mencapai
tujuan yang telah di rencanakan dahulu. Adapun struktur pembagian peran dan
tanggung jawab bagian-bagian di dalam organisasi pada Koperasi Wanita Warga
Mulya dapat dilihat pada tampilan struktur organisasi Koperasi Wanita Warga
Mulya.
A. Struktur Organisasi Perusahaan
Sumber : Koperasi Wanita Warga Mulya (2017) Gambar III.1.
Struktur Organisasi Koperasi Wanita Warga Mulya B. Fungsi Struktur Organisasi Perusahaan
Berikut ini merupakan fungsi dari masing-masing anggota manejemen perusahaan :
1. Ketua
a.
Mengendalikan seluruh kegiatan koperasi
b.
Memimpin, mengkoordinir, dan mengontrol jalannya aktifitas koperasi dan bagian-bagian yang ada di dalamnya
c.
Menerima laporan atas kegiatan yang dikerjaan masing-masing
d.
Menandatangani surat penting
e.
Memipmin rapat anggota tahunan dan melaporkan laporan pertanggung jawaban akhir tahun pada anggota
f.
Megambil keputusan atas hal-hal yang dianggap penting bagi kelancaran
kegiatan koperasi
2. Sekretaris
a.
Membantu Ketua dalam melaksanakan kerja
b.
Menyelenggarakan kegiatan surat menyurat dan ketatausahaan koperasi
c.
Mencatat tentang kemajuan dan kelemahan yang terjadi pada koperasi
d.
Menyampaikan hal-hal yang penting pada ketua
e.
Membuat pendataan koperasi 3. Bendahara
a. Mengurus dan bertanggung jawab atas urusan keuangan koperasi.
b. Mengarahkan dan mengontrol pekerjaan pemegang kas dan pembukuan keuangan koperasi.
c. Mengontrol setiap pengeluaran agar sesuai dengan anggaran belanja
4. Pengawas
a.
Melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan Koperasi
b.
Meneliti catatan dan pembukuan yang ada pada koperasi
c.
Memberikan koreksi, sara teguran dan peringatan kepada Pengurus
d.
Membuat laporan tertulis tentang hasil pelaksanaan tugas pengawasan kepada Rapat Anggota
5. Pengelola waserda
a. Mengelola jalanya Unit Usaha Warung Serba Ada (WASERDA) b. Menmberikan pelayanan kepada anggota koperasi
c. Menyediakan kebutuhan sehari – hari yang diperlukan anggota koperasi
3.2. Prosedur Sistem Berjalan
1. Prosedur Pendaftaran Anggota Koperasi
Calon Anggota mengajukan dengan mengisi surat permohonan menjadi anggota koperasi dan membawa persyaratan seperti fotocopy KK, fotocopy KTP, dan pas foto. Kemudian persyaratan tersebut diserahkan kepada bendahara untuk diserahkan kepada ketua untuk disetujui. Setelah disetujui dokumen tersebut dikembalikan kepada bendahara untuk dibuatkan buku tabungan yang akan diserahkan kepada anggota. Kemudian dokumen tersebut diserahkan kepada sekretaris untuk diarsipkan.
2. Prosedur Simpanan
Anggota datang dengan membawa buku tabungan dan menyerahkan buku tabungan untuk melakukan simpanan kepada bendahara. Kemudian bendahara mencatat simpanan tersebut kedalam buku tabungan dan buku simpanan yang ada di bendahara. Kemudian buku tabungan yang sudah diisi ditandatangani oleh bendahara dan diserahkan kembali kepada anggota.
3. Prosedur Pengajuan Pinjaman
Anggota datang ke bendahara dengan mengajukan permohonan pinjaman
dengan membawa fotocopy KTP suami istri, fotocopy KK, dan pas foto suami
istri. Kemudian bendahara menyerahkan dokumen tersebut kepada ketua, lalu
ketua menyerahkan formulir permohonan pengajuan pinjaman kepada
bendahara untuk diisi. Setelah diisi formulir tersebut diserahkan kepada
anggota untuk diisi pemilihan angsurannya dan ditandatangani oleh anggota
dan suami angota. Setelah ditandatangani formulir tersebut diserahkan kembali
kepada bendahara untuk disetujui oleh ketua. Setelah disetujui oleh ketua
formulir diserahkan kembali kepada bendahara.
4. Prosedur Pencairan Pinjaman
Setelah menerima formulir pinjaman yang sudah di acc ketua, bendahara menyiapkan dana pinjaman dan membuatkan kwitansi pencairan dana, lalu kwitansi tersebut diserahkan kepada anggota untuk ditandatangani diatas materai. Kemudian bendahara menyerahakan sejumlah uang yang dipinjam beserta dengan formulir pinjaman yang sudah di acc. Lalu kwitansi diserahkan kembali ke bendahara untuk disimpan.
5. Prosedur Pembayaran Angsuran
Anggota datang untuk melakukan pembayaran angsuran kepada bendahara.
Kemudoian bendahara mencatat kedalam buku pinjaman dan membuat bukti bank masuk 2 rangkap. Rangkap 1 diserahkan kepada anggota sebagai bukti pembayaran, rangkap 2 diarsipkan bersama buku pinjaman.
6. Laporan
Bendahara membuat laporan simpan pinjam dengan memita dokumen simpanan kepada sekretaris dan dokumen pinjaman yang disimpan. Kemudian laporan tersebut diserahkan kepada ketua untuk diperiksa dan ditandatangani.
3.3. Use Case Diagram
Berikut ini adalah diagram use case yang menggambarkan proses utama
dari sistem yang sedang berjalan :
Use Case Diagram System Berjalan
Gambar III.2.
Use Case Diagram Sistem Berjalan
Deskripsi Prosedur Pendaftaran
Tabel III.1.
Prosedur Pendaftaran Use case name Pendaftaran Anggota
Requirements Calon Anggota mengisi surat permohonan
Goal Bendahara membuat buku tabungan anggota
Pre-condition Calon Anggota menyerahkan formulir pendaftaran pada Bendahara
Post condition Ketua menyetujui permohonan Anggota Failed end conditions Ketua menolak permohonan Anggota Primary Actors Bendahara
Main Flow / Basic Path 1. Calon Anggota telah mengisi surat
permohonan dan membawa persyaratan untuk diserahkan pada bendahara.
2. Bendahara menyerahkan persyaratan kepada Ketua.
3. Ketua menyetujui permohonan dan menyerahkan dokumen pendaftaran pada bendahara.
4. Bendahara membuat buku tabungan berdasarkan dokumen pendaftaran yang disetujui.
5. Bendahara menyerahkan dokumen pendaftaran pada Sekretaris untuk diarsipkan.
Alternate Flow / invariant A A1. Calon Anggota telah mengisi surat
permohonan dan membawa persyaratan untuk diserahkan pada bendahara.
A2. Bendahara menyerahkan persyaratan kepada Ketua.
A3. Ketua menolak permohonan dan
mengembalikan dokumen pendaftaran pada bendahara.
A4. Bendahara mengembalikan dokumen pendaftaran pada calon anggota
Deskripsi Prosedur Simpanan
Tabel III.2.
Prosedur Simpanan Use case name Prosedur Simpanan
Requirements Anggota membawa buku tabungan
Goal Bendahara mengembalikan buku tabungan berisi
data simpanan yang sudah ditandatangani Pre-condition Anggota menyerahkan buku tabungan pada
bendahara
Post condition Bendahara mencatat data simpanan anggota Failed end conditions -
Primary Actors Bendahara
Main Flow / Basic Path 1. Anggota membawa buku tabungan dan simapanan untuk diserahkan pada bendahara 2. Bendahara mencatat simpanan anggota dan
menandatangani buku tabungan
3. Bendahara menyerahkan buku tabungan yang sudah di isi data simpanan pada anggota.
Deskripsi Prosedur Pengajuan Pinjaman Tabel III.3.
Prosedur Pengajuan Pinjaman Use case name Pengajuan Pinjaman
Requirements Anggota membawa persyaratan pinjaman Goal Ketua menyetujui pinjaman dan menyerahkan
formulir pengajuan pinjaman pada bendahara Pre-condition Ketua membuat formulir pengajuan pinjaman
untuk diisi oleh anggota
Post condition Bendahara menyerahkan formulir pengajuan pinjaman yang telah diisi kepada ketua Failed end conditions Ketua menolak pengajuan pinjaman anggota
Primary Actors Ketua
Main Flow / Basic Path 1. Anggota menyerahkan dokumen permohonan pinjaman pada bendahara
2. Bendahara menyerahkan dokumen
permohonan pinjaman anggota pada ketua 3. Ketua menerima dokumen dan membuat
formulir pengajuan pinjaman
4. Ketua menyerahkan formulir pengajuan pinjaman kepada bendahaara untuk diisi oleh anggota
5. Bendahara menyerahkan formulir pengajuan pinjaman yang telah diisi kepada ketua 6. Ketua menyetujui pinnjaman anggota
Alternate Flow / invariant A A1. Anggota menyerahkan dokumen permohonan pinjaman pada bendahara
A2. Bendahara menyerahkan dokumen
permohonan pinjaman anggota pada ketua A3. Ketua menerima dokumen dan membuat
formulir pengajuan pinjaman
A4. Ketua menyerahkan formulir pengajuan pinjaman kepada bendahaara untuk diisi oleh anggota
A5. Bendahara menyerahkan formulir pengajuan pinjaman yang telah diisi kepada ketua A6. Ketua menolak pinjaman karena pengajuan
tidak memenuhi syarat.
Deskripsi Prosedur Pencairan Pinjaman Tabel III.4.
Prosedur Pencairan Pinjaman Use case name Pencairan Pinjaman
Requirements Formulir pinjaman yang telah di setujui
Goal Anggota menerima dana pinjaman
Pre-condition Bendahara menyiapkan dana pinjaman dan kwitansi pencairan dana
Post condition Bendahara menyerahkan dana pinjaman dan kwitansi pinjaman pada anggota
Failed end conditions -
Primary Actors Bendahara
Main Flow / Basic Path 1. Bendahara menyiapkan dana pinjaman 2. Bendahara membuat kwitansi pencairan dana 3. Anggota menandatangani kwitansi pencairan
dana
4. Bendahara menyimpan kwitansi pencairan dana
5. Bendahara menyerahkan dana pinjaman dan formulir pinjaman pada anggota
Deskripsi Prosedur Pembayaran Angsuran Tabel III.5.
Prosedur Pembayaran Angsuran Use case name Pembayaran Angsuran
Requirements Anggota membawa buku pinjaman
Goal Bendahara mencatat pembayaran angsuran dan membuat bukti pembayaran
Pre-condition Anggota melakukan pembayaran
Post condition Anggota menerima bukti pembayaran
Failed end conditions -
Primary Actors Bendahara
Main Flow / Basic Path 1. Anggota membayar angsuran pada bendahara 2. Bendahara mencatat pembayaran angsuran
anggota pada buku angsuran
3. Bendahara membuat bukti pembayaran 2 rangkap
4. Bendahara menyerahkan rangkap 1 pada anggota dan mengarsipkan rangkap 2
Deskripsi Prosedur Pembuatan Laporan Tabel III.6.
Prosedur Pembuatan Laporan Use case name Pembuatan Laporan
Requirements Bendahara mengumpulkan dokumen arsip periode berjalan
Goal Bendahara menyerahkan laporan pada ketua Pre-condition Bendahara meminta dokumen dari sekretaris Post condition Bendahara membuat laporan simpan pinjam Failed end conditions Bendahara merevisi laporan
Primary Actors Bendahara
Main Flow / Basic Path 1. Bendahara meminta dokumen dibutuhkan dari sekretaris
2. Bendahara membuat laporan simpan pinjam periode berjalan
3. Bendahara menyerahkan laporan simpan pinjam pada ketua
4. Ketua memeriksa laporan dan menandatangani laporan
Alternate Flow / invariant A A1. Bendahara meminta dokumen dibutuhkan dari sekretaris
A2. Bendahara membuat laporan simpan pinjam periode berjalan
A3. Bendahara menyerahkan laporan simpan pinjam pada ketua
A4. Ketua memeriksa laporan
A5. Ketua menolak laporan
A6. Bendahara merevisi laporan
3.4. Spesifikasi Dokumen Sistem Berjalan 3.4.1. Spesifikasi Bentuk Dokumen Masukan
Dokumen masukan merupakan dokumen yang mengalami proses awal dari sistem simpan pinjam pada koperasi . Bentuk dokumen masukan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Nama Dokumen : Kartu Tanda Penduduk
Fungsi : Sebagai identitas diri calon anggota Sumber : Calon anggota
Tujuan : Ketua
Media : Kertas
Jumlah : 2 (dua) lembar
Frekuensi : Setiap terjadi pendaftaran Bentuk Dokumen : Lampiran A.1
2. Nama Dokumen : Kartu Keluarga
Fungsi : Mengetahui hubungan keluarga calon anggota Sumber : Calon anggota
Tujuan : Ketua
Media : Kertas
Jumlah : 1 (satu) lembar
Frekuensi : Setiap ada pendaftaran anggota baru
Bentuk Dokumen : Lampiran A.2
3. Nama Dokumen : Foto
Fungsi : Untuk mengetahui wajah calon anggota Sumber : Calon anggota
Tujuan : Ketua
Media : Kertas
Jumlah : 2 (dua) lembar
Frekuensi : Setiap ada pendaftaran anggota baru Bentuk Dokumen : Lampiran A.3
4. Nama Dokumen : Surat Permohonan menjadi anggota
Fungsi : Untuk pengajuan menjadi anggota koperasi
Sumber : Anggota
Tujuan : Ketua
Media : Kertas
Jumlah : 1 lembar
Frekuensi : Setiap terjadi pendaftaran
Bentuk : Lampiran A.2
5. Nama Dokumen : Surat permohonan pengajuan pinjaman uang Fungsi : Untuk mengajukan pinjaman kepada koperasi
Sumber : Anggota
Tujuan : Ketua
Media : Kertas
Jumlah : 1 lembar
Frekuensi : Setiap terjadi peminjaman dari anggota
Bentuk : Lampiran A.5
3.4.2. Spesifikasi Bentuk Dokumen Keluaran 1. Nama Dokumen : Bukti kas masuk
Fungsi : Untuk mengetahui pembayaran anggota Sumber : Bendahara
Tujuan : Anggota Media : Kertas Jumlah : 1 lembar
Frekuensi : Setiap terjadi pembayaran dari anggota Bentuk : Lampiran B.1
2. Nama Dokumen : bukti pengeluaran kas/bank
Fungsi : Untuk berhenti sebagai anggota dan mengambil simpanan Sumber : Bendahara
Tujuan : Anggota Media : Kertas Jumlah : 1 lembar
Frekuensi : Setiap terjadi berhentinya anggota dari koperasi
Bentuk : Lampiran B.2
3.5. Permasalahan Pokok
Dari hasil analisa dan pengamatan pada Koperasi Wanita Warga Mulya maka penulis dapat mengemukakan beberapa permasalahan pokok yang khususnya terjadi pada sistem manual, yaitu :
1. Dalam Proses Pencatatan data anggota masih manual dengan mencatat ke formulir yang tersedia sehingga kesulitan mencari data sebelumnya.
2. Proses persetujuan pendaftaran dan pengajuan masih rumit karena masih harus memberikan data yang harus tulis di formulir kepada ketua.
3. Pencarian data anggota masih menemui kendala dengan di cek manual satu per satu
4. Dokumen dan data sering hilang karena masih bersifat Paper Based
3.6. Pemecahan Masalah
Dari permasalahan-permasalahan diatas maka penulis menyarankan bahwa sudah saatnya dibuat suatu sistem koperasi yang sudah terkomputerisasi dan tersistem dengan baik dengan harapan permasalahan tersebut dapat dikurangi dan diatasi dengan baik.
1. Dengan adanya sistem informasi simpan pinjam dapat mempermudah penginputan data.
2. Dengan adanya sistem informasi simpan pinjam dapat mempermudah dalam
memberikan berkas kepada ketua tanpa harus menulis di formulir melainkan
dari data yang telah di input.
3. Dengan adanya sistem informasi simpan pinjam dapat mempercepat pencarian data anggota yang meminjam dengan menggunakan sistem penandaan status data
4. Dengan adanya sistem informasi simpan pinjam pengelolaan data-data yang
disimpan dalam database dapat di cetak sebagai laporan kapanpun.
42
4.1. Tahapan Perancangan Sistem
Berdasarkan proses bisnis pada Koperasi Wanita Warga Mulya, maka tahapan berikutnya adalah analisa kebutuhan. Berikut ini spesifikasi kebutuhan (system requirement) dari Simpan Pinjam.
4.1.1. Analisa Kebutuhan
Analisa kebutuhan software untuk program simpan pinjam pada Koperasi Wanita Warga Mulya diusulkan dengan beberapa prosedur diantaranya :
A. Bagian Admin
A1. Bagian Admin berhak Login
A2. Bagian Admin berhak mengelola data pengguna A3. Bagian Admin berhak mengelola anggota A4. Bagian Admin dapat melihat laporan B. Bagian Kasir
B1. Kasir berhak login pada form login
B2. Kasir dapat menginput transaksi simpan
B3. Kasir dapat menginput transaksi pinjam
B4. Kasir dapat menginput transaksi angsuran
4.1.2. Rancangan Diagram Use Case 1. Use Case Diagram Admin
Menu Login
Gambar IV.1
Use Case Diagram menu Login Menu Data Pengguna
Gambar IV.2
Use Case Diagram menu Data Pengguna
uc 2. Adm Data Pengguna
Admin
Login Menu Utama Data Pengguna
Tambah
Simpan Update
Hapus Cari
«include» «extend»
«extend»
«include»
«extend»
«extend»
«include»
Deskripsi Menu Data Pengguna
Tabel IV.1
Deskripsi Menu Data Pengguna Usecase Narative Data Pengguna Use case name Data Pengguna
Requirements A2
Pre-condition Admin telah melakukan login dan memulih menu data pengguna
Post condition Tampil data pengguna Failed end conditions Data tidak tersimpan
Primary Actors Admin
Main Flow / Basic Path 1. Admin memasukkan data aggota
2. Admin memasukkan data obat masuk lalu menekan tombol “Tambah”
3. Admin menekan tombol “Simpan” untuk menyimpan data
4. Data tersimpan pada database Alternate flow / invariant 1 A1. Admin memilih data dari tabel
A2. Admin memperbarui data pengguna A3. Admin memilih tombol “Update”
A4. System memperbarui data pengguna Alternate flow / invariant 2 B1. Admin memilih data dari tabel
B2. Admin memilih tombol “Hapus”
B3. System menghapus data pengguna
Menu Data Anggota
Gambar IV.3
Use Case Diagram menu Data Anggota Deskripsi Menu Data Anggota
Tabel IV.2 Deskripsi Menu Data Anggota Usecase Narative Data Anggota
Use case name Data Anggota
Requirements A3
Pre-condition Admin telah melakukan login dan memilih menu Anggota
Post condition Admin menyimpan data ke database Failed end conditions Gagal menyimpan data
Primary Actors Admin
Main Flow / Basic Path 1. Admin memasukkan data Anggota
2. Admin memasukkan data anggota msuk lalu menekan tombol “Tambah”
3. Admin menekan tombol “Simpan” untuk menyimpan data
4. Data tersimpan pada database Alternate flow / invariant 1 A1. Admin memilih data dari tabel
A2. Admin memperbarui data Anggota
A3. Admin memilih tombol “Update”
A4. System memperbarui data Anggota
Alternate flow / invariant 2 B1. Admin memilih data dari tabel B2. Admin memilih tombol “Hapus”
B3. System menghapus data anggota
Menu Laporan
Gambar IV.4
Use Case Diagram menu Laporan
Deskripsi Menu Laporan
Tabel IV.3
Deskripsi Menu Laporan Usecase Narative Laporan
Use case name Laporan
Requirements A4
Pre-condition Admin telah melakukan login dan memilih menu Laporan
Post condition Sistem menampilkan data laporan Failed end conditions Gagal mencetak
Primary Actors Admin
Main Flow / Basic Path 1. Admin memasukkan tanggal laporan yang ingin ditampilkan
2. Sistem menampilkan data laporan
uc usulan laporan
Admin
Login Menu Utama
Tampilkan
Cetak Laporan
«include»
«extend»
«include»
«extend»
Alternate flow / invariant 1 A1. Admin memilih tombol “Cetak”
A2. System mencatak laporan Alternate flow / invariant 2 B1. Laporan tidak dapat dicetak
2. Use Case Diagram Kasir
Gambar IV.5
Use Case Diagram menu Login Kasir
Menu Transaksi Simpan
Gambar IV.6
Use Case Diagram menu Transaksi Simpan
uc Kasir 1. Login
Kasir
Login Menu Utama
Transaksi Simpan
Transaksi Pinjam Transaksi
Angsuran
«include»
«include»
«include»
«include»
uc Kasir 2. Simpan
Kasir
Login Menu Utama Transaksi
Simpan
Hitung
Cari
Simpan
«extend»
«include» «include»
«include»
«extend»
Deskripsi Menu Transaksi Simpan
Tabel IV.4
Deskripsi Menu Transaksi Simpan Usecase Narative Transaksi Simpan Use case name Transaksi Simpan
Requirements B2
Pre-condition Admin telah melakukan login dan memilih menu Transaksi Simpan
Post condition Data berhasil tersimpan Failed end conditions Gagal menyimpan data Primary Actors Admin
Main Flow / Basic Path 1. Admin memilih data Anggota 2. Admin memasukkan Simpan 3. Admin memilih “Hitung”
4. Admin menekan tombol “simpan” untuk menyimpan data
5. Transaksi Simpan tersimpan Alternate flow / invariant 1 A1. Admin memilih tombol “Simpan”
A2. System tidak dapat menyimpan data A3. Muncul pesan data tidak tersimpan
Menu Transaksi Pinjam
Gambar IV.7
Use Case Diagram menu Transaksi Pinjam
uc Kasir 3. Pinj am
Kasir
Login Menu Utama Transaksi
Pinjam
Hitung
Cari
Simpan
«extend»
«include» «include»
«extend»
«include»
Deskripsi Menu Transaksi Pinjam
Tabel IV.5
Deskripsi Menu Transaksi Pinjam Usecase Narative Transaksi Pinjam Use case name Transaksi Pinjam
Requirements B3
Pre-condition Admin telah melakukan login dan memilih menu Transaksi Pinjam
Post condition Data berhasil tersimpan Failed end conditions Gagal menyimpan data
Primary Actors Admin
Main Flow / Basic Path 1. Admin memilih data Anggota 2. Admin memasukkan Pinjaman 3. Admin memilih “Hitung”
4. Admin menekan tombol “simpan” untuk menyimpan data
5. Transaksi Simpan tersimpan Alternate flow / invariant 1 A1. Admin memilih tombol “Simpan”
A2. System tidak dapat menyimpan data A3. Muncul pesan data tidak tersimpan
Menu Angsuran
Gambar IV.8.
Use Case Diagram menu Angsuran
uc Kasir 4. Angsiran
Kasir
Login Menu Utama Transaksi
Angsuran
Hitung
Cari
Simpan
«extend»
«include»
«include» «include»
«extend»
Deskripsi Menu Angsuran
Tabel IV.6
Deskripsi Menu Angsuran Usecase Narative Angsuran
Use case name Angsuran
Requirements B4
Pre-condition Kasir telah melakukan login dan mmemilih menu transaksi
Post condition Data Barang berhasil tersimpan Failed end conditions Gagal menyimpan data
Primary Actors kasir
Main Flow / Basic Path 1. Kasir memilih data angsuran dari tabel 2. Kasir memasukkan jumlah bayar
3. Kasir memilih tombol “Hitung”
4. Kasir menekan tombol “simpan” untuk menyimpan data
5. Data Angsuran tersimpan
Alternate flow / invariant 1 A1. Kasir memilih tombol “Simpan”
A2. System tidak dapat menyimpan data
A3. Muncul pesan data tidak tersimpan
4.1.3. Rancangan Activity Diagram 1 Activity Diagram Pengguna
Gambar IV.9.
Activity Diagram Pengguna
1 Activity Diagram Anggota
Gambar IV.10.
Activity Diagram Anggota
2 Activity Diagram Laporan
Gambar IV.11.
Activity Diagram Laporan
3 Activity Diagram Simpan
Gambar IV.12.
Activity Diagram Simpan
4 Activity Diagram Pinjam
Gambar IV.13.
Activity Diagram Pinjam
5 Activity Diagram Angsuran
Gambar IV.14.
Activity Diagram Angsuran
4.1.4. Rancangan Dokumen Sistem Usulan A. Spesifikasi dokumen masukan usulan
Dokumen masukan merupakan dokumen yang mengalami proses awal dari sistem pembelian pada Koperasi Wanita Warga Mulya. Adapun dokumen masukan yang diusulkan oleh tesebut adalah sebagai berikut :
1. Nama Dokumen : Formulir Anggota Koperasi Fungsi : Bukti data anggota
Sumber : Anggota
Tujuan : Admin
Media : Kertas
Frekuensi : Setiap transaksi simpanan Format : Lampiran C-2
B. Spesifikasi dokumen keluaran usulan
Dokumen keluaran adalah segala bentuk dokumen yang akan mendukung kegiatan serta menerapkan hasil pencatatan dan pelaporan. Adapun dokumen keluaran yang diusulkan oleh tesebut adalah sebagai berikut :
1. Nama Dokumen : Buku Tabungan Fungsi : Bukti simpanan Sumber : Anggota
Tujuan : Admin
Media : Kertas
Frekuensi : Setiap transaksi simpanan
Format : Lampiran D-1
2. Nama Dokumen : Laporan
Fungsi : Bukti Transaksi
Sumber : kasir
Tujuan : Ketua
Media : Kertas
Frekuensi : Setiap bulan Format : Lampiran D-2
4.1.5. Rancangan Prototype
Bagian ini berisi mengenai penggambaran interface dari bahasa pemrograman yang dibuat dengan sistem usulan berbasis desktop.
1. Menu Login
Gambar IV.15.
User Interface Menu Login
2. Menu Utama
Gambar IV.16.
User Interface Menu Utama
3. Menu Transaksi Pinjaman
Gambar IV.17.
User Interface Menu Transaksi Pinjaman
4. Menu Transaksi Angsuran
Gambar IV.18.
User Interface Menu Transaksi Angsuran 5. Menu Transaksi Simpan
Gambar IV.19.
User Interface Simpan
6. Menu Anggota
Gambar IV.20.
User Interface Anggota 7. Menu Laporan
Gambar IV.21.
User Interface Laporan
4.2. Perancangan Perangkat Lunak
Perancangan perangkat lunak ini difokuskan pada enam atribut, yaitu ERD, LRS, Spesifikasi File, Class Diagram, Sequence Diagram, dan Spesifikasi Hardware serta Software.
4.2.1. Entity Relationship Diagram (ERD)
Perancangan basis data menghasilkan pemetaan tabel-tabel yang digambarkan dengan Entity Relationship Diagram (ERD).
pinjaman
anggota
trans_simpan
detail_simpanan kd_pinj
jns_pinj max_pinj
bunga max_ang
no_ang nama_ang
alamat
kota
no_telp
jenis
nosimpa n tglsimpa
n trans_pinjaman
nopinjam tglpinjam pinjpoko k lama bunga
jml total
saldo kredit debet
nosimpa n mempunyai
Melakukan
melakukan
Mempunyai
1 1
1
1 1
1
1 1
simpan no_ang
usernam e
tanggal
saldo ket
Melakukan
1 M
nopinjam no_ang
no_ang
id_Regist kd_pinj rasi
no_ang keterang an
admin
angsuran
pekerjaa n
no_ang nosimpa
n no_ang
saldo
no_ang nosimpa
n
Mempunyai simpanan
jns_pinj jns_pinj
1 1