• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODOLOGI. Metodologi yang digunakan oleh peneliti adalah kualitatif. Metodologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODOLOGI. Metodologi yang digunakan oleh peneliti adalah kualitatif. Metodologi"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3 METODOLOGI

3.1 Metodologi penelitian

Metodologi yang digunakan oleh peneliti adalah kualitatif. Metodologi penelitian yang dipilih akan berpengaruh nantinya ke pola pengumpulan data dan analisis data. Dalam metodologi kualitatif, peneliti akan lebih menyajikan deskripsi dan hasil data berupa persepsi, asumsi dan opini. Sifatnya sangat subjektif, karena setiap manusia memiliki paradigma, mindset dan cara berpikir yang berbeda-beda.

Menurut Kiryantono (2012:56) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah riset yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam - dalamnya melalui pengumpulan data sedalam – dalamnya. Melalui penelitian kualitatif peneliti dapat mengenali subjek, merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari- hari mereka.

3.1.1 Tahap-tahap penelitian

Dalam penelitian terdapat dua tahap penelitian, yaitu :

1. Tahap Persiapan Penelitian

Tahapan atau proses teknik riset bukanlah sebuah proses yang sederhana,

melainkan proses yang memerlukan beberapa tahapan kegiatan. Dalam buku kutipan

(Kriyantono 2012:77) Gerald E.Miller dan Henry Nicholson dalam buku

Communication Inquiry menemukan tiga tahapan riset: pertama, adalah menayakan

pertanyaan (asking question). Tahap ini merupakan tahap yang menyertai seluruh

proses periset. Karena itu penelitian diartikan sebagai “nothing more than the

process of asking interesting, significant questions and providing disciplined,

(2)

systematic answers to them“ Jadi periset tidak lebih dari proses menanyakan sesuatu yang menarik,dan signifikan (bermanfaat) serta menyediakan jawaban secara sistematik.

Kedua, adalah observasi (observation). Disini periset melakukan pengamatan terhadap suatu objek.Metode observasi yang digunakan cukup bervariasi, ada yang mengobservasi dengan menguji dokumen-dokumen dan artefak-artefak,observasi partisipan, ada yang menggunakan instrumen-instrumen tertentu dan eksperimen terkontrol atau interview. Semua metode dalam observasi pada dasarnya digunakan untuk menjawab pertanyaan.

Ketiga, adalah mengkonstruksi jawaban(constructing answers).Periset pada tahap ini mencoba mendefinisikan,menggambarkan, dan menjelaskan serta memberi penilaian. Upaya mengkontruksi jawaban ini selain mengacu dan menguji teori juga pada akhirnya dapat menghasilkan pengetahuan atau teori baru.

Ketiga tahap diatas bukan sebuah proses linear, melainkan sebuah proses yang memungkinkan setiap tahap saling mempengaruhi.Observasi sering menstimulasi munculnya pertanyaan atau masalah baru.Teori sering memunculkan pertanyaan atau masalah baru.

Gambar 3.1 mengilustrasikan interaksi antara ketiga tahap diatas.

Questions

Theory Observation

Gambar 3.1 Tahapan riset

(3)

Seperti disebutkan diatas, proses riset dapat dimulai dari pengujian teori atau dimulai dari pengkonstruksian teori. Kegiatan pertama lebih dikenal dengan pendekatan kuantitatif. Yang kedua dikenal dengan pendekatan kualitatif,dimana dimuali dengan kegiatan koleksi data lapangan.

Pedoman wawancara ini berisi pertanyaan-pertanyaan mendasar yang nantinya akan berkembang dalam wawancara. Pedoman wawancara yang telah disusun, ditunjukan kepada yang lebih ahli dalam hal ini adalah pembibing penelitian untuk mendapat masukan mengenai isi pedoman wawancarara. Setelah mendapat masukan dan koreksi dari pembimbing, peneliti membuat perbaikan terhadap pedoman wawancara dan mempersiapkan diri untuk melakukan wawancara. Tahap persiapan selanjutnya adalah peneliti membuat pedoman observasi yang disusun berdasarkan hasil observasi terhadap perilaku subjek selama wawancara dan observasi terhadap lingkungan atau setting wawancara, serta pengaruhnya terhadap perilaku subjek dan pencatatan langsung yang dilakukan pada saat peneliti melakukan observasi. Namun apabila tidak memungkinkan maka peneliti sesegera mungkin mencatatnya setelah wawancara selesai.

Peneliti selanjutnya mencari subjek yang sesuai dengan karakteristik subjek penelitian. Untuk itu sebelum wawancara dilaksanakan peneliti bertanya kepada subjek tentang kesiapanya untuk diwawancarai. Setelah subjek bersedia untuk diwawancarai, peneliti membuat kesepakatan dengan subjek tersebut mengenai waktu dan tempat untuk melakukan wawancara.

2. Tahap pelaksanaan penelitiaan

Peneliti membuat kesepakatan dengan subjek mengenai waktu dan tempat

untuk melakukan wawancara berdasarkan pedoman yang dibuat dan dicatat secara

(4)

ringkas dan jelas. Selanjutnya peneliti melakukan analisis data dan interprestasi data sesuai dengan langkah-langkah dan metode-metode yang ada setelah itu, peneliti membuat kesimpulan yang dilakukan, peneliti memberikan saran-saran untuk penelitian selanjutnya.

3.1.2 Data primer

Data primer menurut Moleong (2005:157) adalah kata – kata atau tindakan orang - orang yang diamati atau diwawancarai yang didapat melalui catatan tertulis atau, pengambilan foto atau film.

Alat yang digunakan untuk mendapatkan data primer adalah wawancara mendalam dan observasi. Wawancara mendalam menurut Kriyantono (2012:100) adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam.

Dalam penelitian ini,cara melakukan wawancara mirip dengan saat melakukan pembucaraan langsung dengan lawan bicara kita. Wawancara dilakukan dengan mengemukakan topik – topik yang umum untuk membantu peneliti memahami perspektif makna orang yang diwawancarai.

Selain wawancara mendalam, alat yang digunakan untuk memperoleh data

primer dalam penelitian ini adalah observasi. Menurut Kriyantono (2012:110),

observasi adalah kegiatan mengamati secara langsung – tanpa mediator – sesuatu

objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut. Pada

tahap awal observasi dilakukan secara umum, peneliti mengumpulkan data atau

informasi sebanyak – banyaknya. Lalu peneliti melakukan observasi yang

memfokuskan pada penyempitan data atau informasi yang diperlukan sehingga

(5)

peneliti dapat menemukan pola-pola tertentu. Jika hal tersebut telah ditemukan,maka peneliti akan dapat menemukan tema yang akan di teliti.

3.1.3 Data sekunder

Menurut Moleong (2005:159) Data sekunder merupakan bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku, majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi.Biasanya data sekunder ini didapat dengan cara observasi.

3.1.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian, peneliti akan menggunakan metode kualitatif. Dalam mengumpulkan data, dalam metode ini tidak menggunakan bantuan ilmu statistika, tetapi hanya memaparkan situasi atau peristiwa.Peneliti menggunakan wawancara, observasi, dan studi pustaka dalam teknik pengumpulan data.

1. Observasi Lapangan

Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya.

Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.

Menurut Nasution dalam Sugiyono menyatakan bahwa, observasi adalah dasar

semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data,yaitu

fakta mengenai dunia kenyataan yang di peroleh melalui observasi.(2009:64)

(6)

Serta menurut Kriyantono, observasi lapangan adalah kegiatan yang setiap saat dilakukan, dengan kelengkapan pancaindra yang dimiliki (2012:110). Penulis melakukan penelitian dengan cara observasi untuk melengkapi data penelitian dan lebih memahami objek penelitian yang dilakukan. Observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati secara langsung dalam kegiatan Public Relations. Dalam observasi yang dilakukan, penulis ikut serta membantu Public Relations di TVRI dengan terjun langsung ke lapangan/ magang , serta mencari data-data dari Humas TVRI agar penulis dapat mengetahui dan merasakan bagaimana proses dalam kegiatan Public Relations di TVRI.

2. Wawancara mendalam (deep interview)

Menurut Esterberg mendefinisikan wawancara yang dikutip oleh Sugiyono sebagai berikut:

“a meeting of two persons to eschange information and idea through question and responses,resulting in communication and joint constructions of meaning about a particular topic”(2009:72)

Dari pengertian diatas dapat diartikan bahwa wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topic tertentu. Dalam penelitian ini wawancara yang dilakukan adalah wawancara mendalam yang menurut Dr.

Elvinarno adalah teknik mengumpulkan data lengkap atau informasi dengan cara tatap muka langsung dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam (2010:178)

Sedangkan menurut Kriyantono, wawancara mendalam adalah tehnik

mengumpulkan data atau informasi dengan cara bertatap muka langsung dengan

(7)

informan agar mendapat data lengkap dan mendalam (2012:102). Penulis mengadakan wawancara yang mendalam dengan narasumber dari pihak internal perusahaan yang ditujukan kepada Humas TVRI dan Sebagian Masyrakat Jakarta Barat untuk melihat bagaimana peningkatan Media Televisi TVRI sekarang ini.

3. Studi pustaka

Selain itu penulis juga menggunakan studi pusaka sebagai referensi guna mendapatkan teori-teori sebagai landasan penelitian.

3.1.5 Nara sumber

Menurut Raco (2010:115), sample bagi metode penelitian kualitatif bersifat purposive artinya sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Sampel metode kualitatid tidak menekankan pada jumlah atau keterwakilan tetapi lebih kepada kualitas informasi, kredibilitas dan kekayaan informasi yang dimiliki oleh informan.

Dalam penelitian ini orang yang peneliti wawancarai adalah :

- Manager Humas TVRI Bapak Afrizal Muslim,SH.

- Staf Humas TVRI Ibu Chandra Kirana.

Peneliti memilih mereka karena para Humas TVRI yang menjalankan peran Public Relations dalam TVRI dengan tujuan menjaga dan mempertahankan citra perusahaan TVRI.

3.1.6 Tehnik Analisi data

Tehnik analisis data yang digunakan adalah tehnik analisi kualitatif.Data

kualitatif yaitu data yang bersifat deskritif. Data yang pada umumnya berbentuk

(8)

uraian kalimat.Kalimat merupakan informasi mengenai keadaan bagaimana keadaan sumber data, dalam hubungannya dengan masalah yang diselidiki.

Analisi data dilakukan dan dimulai sejak data dikumpulkan sampai akhir penelitian di lapangan. Proses analisis data diawali dari menelah data yang ada secara keseluruhan baik yang diperoleh dari proses wawancara,observasi dan cacatan dilapangan.Selanjutnya data disusun dan dirangkum ke dalam satuna-satuan yang dikategorisasikan.Penelitian ini menggunakan analisis data secara kualitatif,jadi data yang diperoleh selama penelitian dilapangan akan disajikan dalam bentuk uraian yang dijelaskan dan disusun secara sistematis untuk memudahkan pemahaman dan penjelasan mengenai pembentukan image dari stasiun LPP TVRI Jakarta Pusat.

3.1.7 Keabsahan Data

Dalam penelitian keabsahan data peneliti menggunakan triangulasi sumber

dengan cara membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda. Misalnya dengan cara

membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara.Dapat diukur dari adanya

wawancara dengan narasumber,yang mana dalam hal ini terjadi kesepakatan data

yang dibutuhkan.Penulis juga melakukan observasi dengan terjun langsung di

lapangan untuk mengamati permasalahan yang mempengaruhi topik

penelitian.Penelitian ini menggunakan metode deskripsi dan hasil data berupa

persepsi, asumsi dan opini. Maka riilnya dalam pelaksanaan penelitian dapat

dijelaskan bahasa penulis menggunakan beberapa cara yaitu mengumpulkan data

hasil pengamatan dengan hasil wawancara.

(9)

Keabsahan data yang diperoleh penulis terbukti benar,dimana penulis

langsung memperoleh data pengamatan dilapangan yang memperlihatkan secara

langsung Peran Humas TVRI dalam mempertahankan citra TVRI Jakarta Pusat.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada ketiga subjek, dapat dikatakan bahwa mereka memiliki perilaku sehat, baik dalam bentuk

Agar mempermudah serta membantu proses pengumpulan data, maka peneliti mempersiapkan perlengkapan penelitian seperti: pedoman wawancara, pedoman observasi, untuk

Pertama peneliti membuat pedoman pertanyaan interview dan pedoman pertanyaan Focus Group Discussion (FGD) yang disusun berdasarkan permasalahan yang dihadapi

Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap

Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga

Peneliti melakukan wawancara kepada subjek sebelum dan sesudah dilakukannya penelitian, wawancara yang digunakan yaitu menggunakan wawancara terpimpin yang

Peneliti melakukan wawancara kepada subjek sebelum dan sesudah dilakukannya penelitian, wawancara yang digunakan yaitu menggunakan wawancara terpimpin yang dilakukan berdasarkan pedoman

Setelah persiapan selesai, maka peneliti membuat suatu rancangan agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan membuat pertanyaan sebagai pedoman wawancara dan observasi yang