• Tidak ada hasil yang ditemukan

METEOROLOGI NOV Buletin ALQADRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "METEOROLOGI NOV Buletin ALQADRI"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA

STASIUN METEOROLOGI KELAS II SYAMSUDIN NOOR BANJARMASIN Bandar Udara Syamsudin Noor Banjarbaru-Kalimantan Selatan 70724

Tlp.(0511)4705198, email: met_bjm@yahoo.com, ig:@cuacakalsel Website: http://stamet.syamsudinnoor.bmkg.go.id/

Buletin

METEOROLOGI

ALQADRI

NOV 2021

(2)

B

uletin Meteorologi edisi bulan Oktober 2021 yang kami terbitkan ini memuat informasi parameter cuaca hasil pengamatan dan analisis dinamika atmosfer dari faktor cuaca yang diamati oleh Stasiun Meteorologi Kelas II Syamsudin Noor Banjarmasin, yang berkedudukan di Bandara Udara Syamsudin Noor Banjarmasin pada lokasi 030 26’

19.5” LS dan 1140 45’ 8.78” BT.

Analisis dinamika tersebut digunakan untuk mengetahui kondisi cuaca secara umum di Indonesia dan wilayah Kalimantan Selatan khususnya. Unsur-unsur cuaca yang ditampilkan dalam buletin ini berupa profil unsur-unsur cuaca hasil pengamatan baik harian maupun rata-rata perjamnya, unsur cuaca global dan regional serta ditampilkan pula analisis kondisi cuaca ekstrem yang terjadi di Stasiun Meteorologi Kelas II Syamsudin Noor Banjarmasin.

Demikian, mudah-mudahan dengan terbitnya buletin ini dapat menambah wawasan tentang kondisi cuaca di wilayah Kalimantan Selatan, dengan harapan semoga bermanfaat.

Banjarbaru, 10 November 2021

(3)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

DAFTAR ISI

PENGANTAR

I. PENGERTIAN ... 3

II. RINGKASAN ... 4

III. ANALISIS KONDISI CUACA BULAN OKTOBER 2021 ... 5

A. GAMBARAN KONDISI CUACA GLOBAL DAN REGIONAL ... 5

1. Southern Oscillation Index (SOI) dan Anomali Sea Surface Temperature (SST) Nino 3.4 ... 5

2. Dipole Mode Index (DMI) ... 6

3. Madden Jullian Oscillation (MJO) ... 6

4. Suhu Muka Laut ... 8

5. Monsun ... 10

6. Gradien Angin Lapisan Atas ... 12

B. GAMBARAN KONDISI CUACA LOKAL ... 17

1. Angin ... 17

2. Kelembapan Udara ... 17

3. Suhu Udara ... 18

4. Jarak Pandang Mendatar (Visibility) ... 19

5. Curah Hujan ... 211

6. Keadaan Cuaca ... 22

7. Kalender Cuaca ... 23

IV. KEJADIAN CUACA EKSTREM ... 24

V. PRAKIRAAN ... 26

A. PRAKIRAAN HUJAN ... 26

1. Prakiraan Curah Hujan November 2021 ... 26

2. Prakiraan Sifat Hujan November 2021 ... 27

B. INFORMASI KELAUTAN ... 29

1. Tinggi Gelombang Signifikan ... 29

2. Pasang Surut ... 30

TIM REDAKSI ... 31

LAMPIRAN ... 32

(4)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

I. PENGERTIAN

A. SIFAT HUJAN

Sifat Hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat.

B. NORMAL CURAH HUJAN

Normal curah hujan bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun berturut-turut yang periodenya dapat ditentukan secara berkala.

C. STANDAR NORMAL CURAH HUJAN BULANAN

Standar normal curah hujan bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan pada masing- masing bulan selama periode 30 tahun dimulai dari 1 Januari 1920 s.d 31 Desember 1950, 1 Januari 1951 s.d 31 Desember 1980, 1 Januari 1981 s.d 31 Desember, dst.

D. INTENSITAS CURAH HUJAN

KRITERIA CH CH/hari CH/Jam

Ringan 0.5 – 20 mm 1 – 5 mm

Sedang 20 – 50 mm 5 – 10 mm

Lebat 50 – 100 mm 10 – 20 mm

Sangat Lebat 100 – 150 mm >20 mm

Ekstrim >150 mm

E. CUACA EKSTRIM

Cuaca ekstrim adalah kejadian cuaca yang tidak normal, tidak lazim yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta. Dalam peraturan KBMKG tentang Prosedur Standar Operasional Peringatan Dini, Pelaporan dan Diseminasi Informasi Cuaca Ekstrim yang termasuk kategori ekstrim antara lain adalah:

a. Angin kencang diatas 25 knot

b. Angin puting beliung yang keluar dari awan Cumulunimbus dengan kecepatan lebih dari 34,8 knot

c. Hujan lebat dengan intensitas paling rendah 50 mm/ hari atau 20 mm/jam

d. Hujan es yang mempunyai garis tengah minimum 5 mm dan berasal dari awan Cumulunimbus

e. Jarak Pandang Mendatar Ekstrim yang kurang dari 1000 meter

f. Suhu Udara Ekstrim yang mencapai 30C atau lebih di atas nilai normalnya.

(5)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

II. RINGKASAN

Secara umum, kondisi fenomena cuaca global pada Oktober 2021 menunjukkan bahwa suhu muka laut di sekitar wilayah Indonesia bernilai ≥ 280C. Anomali suhu muka laut di Samudera Pasifik Ekuator bagian Tengah (Nino 3.4) bernilai -0.80C s.d -0.40C, yang menunjukkan anomali suhu muka laut dalam kondisi normal dan dibawah normal pada dasarian III. Indeks SOI (Southern Oscillation Index) selama 3 bulan terakhir menunjukkan bahwa ENSO (El-Nino Southern Oscillation) pada bulan Oktober 2021 menuju pada kondisi netral. Nilai OLR (Outgoing Longwave Radiation) rata-rata bulan Oktober 2021 di wilayah Indonesia berkisar antara 180 – 280 W/m2. Sedangkan di wilayah Kalimantan Selatan, nilai OLR berkisar antara 200 – 220 W/m2. Hal ini menunjukkan bahwa tutupan awan di Kalimantan Selatan selama bulan Oktober 2021 sama dengan bulan sebelumnya. Posisi gerak semu matahari pada bulan Oktober berada di sekitar wilayah ekuator, kondisi ini mengakibatkan massa udara terpusat ke wilayah Ekuator dan sekitarnya, yang menandakan berlangsungnya masa peralihan. Kondisi ini mengakibatkan berlangsungnya masa pancaroba atau peralihan dari musim kemarau ke musim hujan di beberapa wilayah Indonesia termasuk wilayah Kalimantan Selatan.

Hasil pengamatan Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin pada bulan Oktober 2021, angin permukaan dominan bertiup dari arah Selatan (157.7°–202.5°) dengan kecepatan angin maksimum mencapai 29 knot. Kelembapan maksimum harian berkisar antara 94 – 99%, sementara kelembapan udara minimum harian berkisar antara 49– 81%. Suhu udara maksimum harian berkisar antara 27.3 – 35.0 0C, sebaliknya suhu udara minimum harian berkisar antara 23.3 – 25.4 0C. Jarak pandang mendatar rata-rata per jam pada umumnya 9.0 km. Hasil pengukuran curah hujan kumulatif bulan Oktober 2021 mencatat jumlah curah hujan sebesar 131.5 mm, dengan sifat hujan Normal serta hari hujan sebanyak 11 hari. Kondisi cuaca signifikan kejadian hujan sebanyak 11 kali, kejadian petir sebanyak 14 kali, kejadian kabut sebanyak 4 kali, jarak pandang mendatar kurang dari 1000 m ada 6 kali kejadian, dan kejadian angin >25 Knots ada 1 kali kejadian.

(6)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

III. ANALISIS KONDISI CUACA BULAN OKTOBER 2021

A. GAMBARAN KONDISI CUACA GLOBAL DAN REGIONAL

1. Southern Oscillation Index (SOI) dan Anomali Sea Surface Temperature (SST) Nino 3.4

Berdasarkan perkembangan dinamika atmosfer pada bulan Oktober 2021, anomali suhu muka laut di Samudera Pasifik Ekuator bagian tengah (Nino3.4) pada dasarian I dan II berkisar antara -0.60C s.d -0.40C yang menunjukkan anomali suhu yang normal, sedangkan pada dasarian III nilainya mencapai -0.80C. Hal ini menunjukkan anomali suhu lebih dingin dari normalnya. Indeks SOI pada bulan Agustus (+4.6), September (+9.3), dan bulan Oktober (+6.7), mengindikasikan bahwa osilasi selatan saat ini pada kondisi netral, sehingga aktivitas potensi pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia Timur tidak signifikan.

Gambar 1. Grafik Indeks NINO 3.4

(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/enso/indices.shtml)

Gambar 2. Grafik Indeks SOI (South Oscillation Index)

(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/enso/#tabs=Pacific-Ocean&pacific=SOI)

(7)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021 2. Dipole Mode Index (DMI)

Nilai DMI pada bulan Oktober 2021 ditunjukkan oleh rincian tabel 1 di bawah.

Terlihat pada dasarian I nilai DMI berada pada kisaran (-0.53 s.d -0.49), dasarian II (-0.57 s.d -0.45), dan dasarian III (-0.57 s.d -0.31). Secara umum pada bulan Oktober 2021, Indeks Dipole Mode menunjukkan kondisi lebih dingin dari normalnya (normal ±0.4), sehingga cukup signifikan dalam penambahan pasokan uap air di wilayah Indonesia bagian barat, namun tidak terlalu signifikan dalam penambahan jumlah curah hujan di wilayah Kalimantan Selatan.

Tabel 1. Nilai DMI Bulan Oktober 2021

No. Tanggal DMI

1 27 September – 03 Oktober -0.49

2 04 – 10 Oktober -0.53

3 11 – 17 Oktober -0.45

4 18 – 24 Oktober -0.57

5 25 – 31 Oktober -0.31

Gambar 3. Grafik Nilai Dipole Mode Indeks

(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/enso/indices.shtml)

3. Madden Jullian Oscillation (MJO) a. Outgoing Longwave Radiation (OLR)

Bumi memancarkan radiasi gelombang panjang ke luar angkasa yang disebut Outgoing Longwave Radiation (OLR). Tidak semua radiasi gelombang panjang yang terpancar dari bumi sampai ke luar angkasa. Adanya awan-awan konvektif merupakan salah satu faktor yang menghalangi radiasi gelombang panjang dari bumi sehingga nilai OLR yang cenderung rendah menunjukkan banyaknya tutupan awan pada daerah tersebut, sebaliknya nilai OLR yang tinggi menunjukkan kurangnya tutupan awan.

(8)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

Gambar 4. Rata-rata nilai OLR Oktober 2021

(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/#tabs=Cloudiness)

Nilai OLR rata-rata bulan Oktober 2021 di wilayah Indonesia berkisar antara 180 – 280 W/m2. Nilai rata-rata OLR terendah berkisar antara 180 – 200 W/m2 terdapat di sekitar wilayah Aceh dan Kalimantan Barat. Sedangkan untuk nilai rata-rata OLR tertinggi berkisar 260 – 280 W/m2 terlihat di sekitar wilayah Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan gambar 4 di atas, secara umum tutupan awan di wilayah Indonesia terlihat lebih banyak jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya seperti di wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa, sebagian Sulawesi dan Papua.

Untuk wilayah Kalimantan Selatan, nilai OLR terlihat berkisar antara 200 – 220 W/m2. Hal ini menunjukkan bahwa tutupan awan di Kalimantan Selatan cukup banyak selama bulan Oktober 2021.

(9)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021 b. Fase Madden Jullian Oscillation (MJO)

Pada bulan Oktober 2021, MJO bergerak dari fase 4 (Maritime Continent) hingga ke fase 1 (West Hem. And Africa). Pada awal dasarian I, MJO berada di sekitar fase 4 (Maritime Continent) kemudian bergerak ke fase 5 (Maritime Continent). Pada dasarian II MJO bergerak dari fase 5 kemudian bergerak ke arah fase 2 (Indian Ocean, meskipun demikian pergerakan MJO di fase 2 ini bisa dikatakan lemah karena lintasan berada di dalam lingkaran. Pada dasarian III, MJO dari fase 2 (Indian Ocean) bergerak ke arah fase 1 (West Hem. And Africa). Secara umum pada bulan Oktober, MJO tidak berpengaruh terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia termasuk juga wilayah Kalimantan Selatan.

Gambar 5. Fase MJO Oktober 2021

(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/graphics/rmm.phase.Last40days.gif)

4. Suhu Muka Laut

Berdasarkan gambar 6, secara umum rata-rata suhu muka laut pada bulan Oktober 2021 di perairan Indonesia cukup hangat, dengan nilai >280C. Suhu muka laut tertinggi di wilayah Indonesia berada di wilayah perairan sekitar utara Papua, dan Samudera Pasifik yang bernilai sekitar 300C. Suhu muka laut yang hangat ini berpotensi menyebabkan penguapan yang tinggi dan dapat menghasilkan banyak uap air di atmosfer. Uap air yang dihasilkan dari penguapan tersebut merupakan sumber utama bagi pembentukan awan- awan hujan, khususnya di sekitar wilayah dengan suhu muka laut yang tinggi. Namun, pada bulan Oktober 2021 penguapan yang dihasilkan belum tentu menghasilkan awan-

(10)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

awan hujan. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan awan hujan juga dipengaruhi oleh keadaan anomali suhu muka laut dari bulan normalnya.

Gambar 6. Rata-rata Suhu Muka Laut Oktober 2021 (Sumber: https://psl.noaa.gov/map/images/sst/sst.month.gif)

Gambar 7. Rata-rata Anomali Suhu Muka Laut Oktober 2021 (Sumber: https://psl.noaa.gov/map/images/sst/sst.anom.month.gif)

Di sisi lain, gambar 7 yang menunjukkan anomali suhu muka laut pada bulan Oktober 2021, terlihat di sebagian besar wilayah perairan Indonesia anomali suhu muka laut berkisar antara 0.5 s.d 1.5 0C. Pada rentang nilai ini, jika dilihat lebih detil secara umum anomali suhu muka laut di wilayah Indonesia bagian timur menunjukkan nilai yang lebih hangat dibanding normalnya.

Anomali suhu muka laut di wilayah Indonesia yang bernilai positif antara lain di perairan di sekitar Selat Malaka, Perairan barat Lampung, Laut Banda, Laut Maluku, Laut

(11)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

Arafuru dan Samudera Pasifik timur Papua. Anomali positif suhu muka laut atau di atas normal ini memberikan dampak terhadap bertambahnya uap air di wilayah Indonesia.

Kondisi ini berpotensi meningkatkan intensitas curah hujan di wilayah tersebut. Sementara wilayah dengan anomali negatif memberikan dampak terhadap berkurangnya kandungan uap air di wilayah tersebut.

5. Monsun

Posisi gerak semu matahari pada bulan Oktober bergerak dari sekitar ekuator menuju ke Belahan Bumi Selatan (BBS). Berdasarkan gambar 8, pusat tekanan rendah terlihat berada di sekitar wilayah daratan India dengan nilai 1007.5 hPa. Sementara itu pusat tekanan tinggi terdapat di kedua belahan bumi. Untuk wilayah BBU pusat tekanan tinggi terlihat di sekitar Samudera Pasifik dengan nilai 1022.5 hPa, sedangkan untuk wilayah BBS pusat tekanan tinggi berada di Samudera Hindia barat Australia dengan nilai tekanan udara 1022.5 hPa. Untuk wilayah Indonesia rata-rata nilai tekanan udara permukaan laut pada bulan Oktober 2021 umumnya bernilai sekitar 1010.0 hPa hingga 1012.5 hPa.

Gambar 8. Rata-rata Tekanan Permukaan Laut Oktober 2021

(Sumber:ftp://ftp.bom.gov.au/anon/home/ncc/www/cmb/mslp/mean/month/colour/latest.rsmc.gif)

Gerak semu matahari pada bulan Oktober berada di sekitar wilayah ekuator, kondisi ini mengakibatkan massa udara terpusat ke wilayah ekuator dan sekitarnya, yang menandakan berlangsungnya masa peralihan. Kondisi ini mengakibatkan berlangsungnya masa pancaroba atau peralihan dari musim kemarau ke musim hujan di beberapa wilayah

(12)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

Indonesia termasuk wilayah Kalimantan Selatan. Meskipun demikian hujan masih terjadi di beberapa tempat wilayah Indonesia termasuk wilayah Kalimantan Selatan. Hal tersebut dikarenakan adanya banyak faktor yang mempengaruhi cuaca di Kalimantan Selatan seperti faktor global, regional maupun faktor lokal.

Gambar 9. Rata-rata Angin Lapisan 3000 ft Oktober 2021 dan Normalnya (Sumber: BMKG dan NOAA)

Gambar 9 di atas menunjukkan rata-rata angin lapisan 3000 feet pada bulan Oktober 2021 dan normalnya. Pada gambar pertama, terlihat pada bulan Oktober 2021 wilayah Indonesia bagian Selatan, angin umumnya bertiup dari arah Tenggara. Sebaliknya, di Indonesia bagian Utara, angin dominan bertiup dari arah Selatan hingga Barat Daya.

Terdapat wilayah belokan angin atau shearline di sekitar Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. Terlihat juga terdapat daerah pertemuan angin atau konvergensi di sekitar wilayah Kalimantan Utara dan Maluku Utara. Sementara itu, daerah pusaran angin tertutup (eddy) dan daerah netral terlihat di sekitar Samudera Hindia sebelah Barat pulau Sumatera. Berdasarkan kondisi normal angin bulan Oktober, tidak terdapat

(13)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

daerah pertemuan angin (konvergensi). Sementara wilayah belokan angin (shearline) terlihat di Sumatera, sebagian Kalimantan, Maluku dan Papua. Pola angin berupa pertemuan angin (konvergensi) serta belokan angin (shearline) dapat memicu pengangkatan massa udara yang berpotensi membentuk awan hujan di wilayah tersebut.

6. Gradien Angin Lapisan Atas a. Dasarian Pertama

Berdasarkan peta analisis angin gradien (gambar 10), pada sepuluh hari pertama (dasarian I) bulan Oktober 2021 terlihat wilayah Indonesia di sekitar ekuator didominasi oleh kurang lebih 4 hingga 9 sel tekanan rendah, yaitu di India, Srilanka, Taiwan, Vietnam, Teluk Benggala, Samudera Hindia, Samudera Pasifik, Laut Tiongkok Selatan, Sulawesi, Kalimantan Utara, Filipina, dan Laut Filipina. Di wilayah ekuator Indonesia juga tercatat kurang lebih 1 hingga 3 sel sirkulasi tertutup (eddy).

Gambar 10. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian I Oktober 2021

Terdapat 3 sistem tekanan rendah yang aktif di sekitar Laut Tiongkok Selatan yakni badai tropis “Lionrock” badai tropis “Kompasu” dan badai tropis “Namtheun”.

Badai tropis Lionrock aktif sejak tanggal 8 – 10 Oktober. Siklon tropis ini tercatat memiliki tekanan minimum 994 hPa dan kecepatan angin maksimum 35 knot. Siklon tropis ini terbentuk di wilayah Laut Tiongkok Selatan dan bergerak ke arah barat laut kemudian ke arah barat memasuki wilayah Vietnam kemudian punah di sekitar wilayah tersebut. Badai tropis Kompasu aktif sejak tanggal 8 Oktober hingga akhir dasarian pertama. Siklon tropis ini hingga akhir dasarian pertama tercatat memiliki tekanan minimum 985 hPa dan kecepatan angin maksimum 45 knot. Siklon tropis ini terbentuk di wilayah Laut Filipina dan bergerak ke arah barat laut. Sementara itu, badai tropis Namtheun aktif sejak tanggal 10 Oktober atau di akhir dasarian pertama. Siklon tropis ini hingga akhir dasarian pertama tercatat memiliki tekanan minimum 1000 hPa dan

(14)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

kecepatan angin maksimum 35 knot. Siklon tropis ini terbentuk di Samudera Pasifik Utara dan bergerak ke arah barat.

Pola angin di wilayah Indonesia sebelah utara ekuator pada dasarian I Oktober 2021 umumnya bertiup dari arah Barat Laut – Timur dengan kecepatan berkisar antara 5 – 30 knot, sedangkan di sebelah selatan ekuator, angin bertiup dari arah Barat – Barat Daya dengan kecepatan yang juga berkisar antara 5 – 30 knot. Daerah pertemuan angin (konvergensi) umumnya terjadi di Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Laut Natuna Utara, Selat Malaka, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Laut Jawa, Laut Sulawesi, Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Laut Flores, Laut Banda, Maluku Utara, Maluku, Laut Arafura Papua Barat, Papua. Daerah konvergensi tersebut dapat memicu naiknya massa udara yang mengakibatkan tumbuhnya awan-awan hujan di sekitar wilayah tersebut.

Belokan angin tajam (shearline) terdapat di sekitar wilayah Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Jambi, Bangka Belitung, Lampung, Bengkulu, Laut Natuna, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Laut Sulawesi, Gorontalo, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Maluku, Laut Banda, Laut Andalas, Laut Arafura, Papua Barat, Papua. Hasil pantauan Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya pada dasarian I bulan Oktober 2021 terdapat 8 hari hujan dengan 8 hari hujan intensitas ringan.

b. Dasarian Kedua

Pada sepuluh hari kedua (dasarian II) di bulan Oktober 2021, seperti yang ditunjukkan pada peta analisis angin gradien (gambar 11), terlihat wilayah Indonesia di sekitar ekuator didominasi oleh kurang lebih 4 hingga 9 sel tekanan rendah, yaitu di Laut Arab, India, Teluk Benggala, Laos, Vietnam, Myanmar, Samudera Hindia, Filipina, Samudera Pasifik , dan Laut Filipina.

(15)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

Gambar 11. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian II Oktober 2021

Di wilayah ekuator Indonesia tercatat kurang lebih 2 s.d 4 sel sirkulasi tertutup (eddy). Terdapat 2 sistem tekanan rendah yang aktif di sekitar India, Teluk Benggala, Laos, Bangladesh, Vietnam, Laut Tiongkok Selatan, Laut Filipina, Australia dan Laut Tasman. Terdapat 2 sistem tekanan rendah di sekitar Laut Filipina yakni badai tropis

“Kompasu” dan badai tropis “Namtehun”. Badai tropis Kompasu mulai terbentuk pada akhir dasarian pertama hingga tanggal 12 Oktober. Siklon tropis ini tercatat memiliki tekanan minimum 974 hPa dan kecepatan angin maksimum 55 knot di akhir masa tumbuhnya. Siklon tropis ini tercatat terakhir berada di wilayah Laut Filipina kemudian bergerak ke arah barat memasuki wilayah Laut Tiongkok Selatan dan bergerak kea rah barat laut memasuki wilayah Vietnam kemudian punah di sekitar wilayah tersebut. Badai tropis Namtheu mulai terbentuk pada hari akhir dasarian pertama hingga tanggal 16 Oktober. Badai Tropis ini dari awal dasarian kedua hingga akhir masa tumbuhnya tercatat memiliki tekanan minimum 998 hPa dan kecepatan angin maksimum 45 knot. Siklon tropis ini tercatat dari awal dasarian kedua berada di wilayah Samudera Pasifik Utara dan bergerak ke arah barat hingga barat laut kemudian bergerak kearah utara hingga timur laut kemudian punah di sekitar wilayah tersebut.

Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara pada dasarian II Oktober 2021 umumnya bertiup dari arah Barat Daya – Timur dengan kecepatan 5 – 30 knot, sedangkan di bagian selatan angin bertiup dari arah Barat Daya – Timur Laut dengan kecepatan 5 – 45 knot. Daerah pertemuan angin (konvergensi) umumnya terjadi di wilayah Aceh, Kepulauan Riau, Riau, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Selat Malaka, Laut Natuna Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Selat Makassar, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Laut Sulawesi, Laut Jawa, Jawa, Timur, Bali, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Laut Banda, Papua. Daerah konvergensi

(16)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

tersebut dapat memicu naiknya massa udara yang mengakibatkan tumbuhnya awan-awan hujan di sekitar wilayah tersebut. Belokan angin tajam (shearline) terdapat di sekitar wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Selat Malaka, Laut Natuna Utara, Selat Karimata, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Selat Makassar, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur, Laut Maluku, Maluku, Maluku Utara, Laut Banda, Laut Arafura, Papua Barat. Hasil pantauan Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya pada dasarian II bulan Oktober 2021, terdapat 6 hari hujan dengan rincian 5 hari hujan intensitas ringan dan 1 hari hujan intensitas sedang.

c. Dasarian Ketiga

Pada sepuluh hari ketiga (dasarian III) bulan Oktober 2021, peta analisis gradien (gambar 12) menunjukkan daerah sekitar ekuator wilayah Indonesia didominasi oleh kurang lebih 4 s.d 6 sel tekanan rendah, yaitu di daerah Teluk Benggala, Samudera Hindia, Laut Cina Selatan, Filipina, Samudera Pasifik, dan Australia Barat. Di wilayah ekuator Indonesia tercatat kurang lebih 2 s.d 3 sel sirkulasi tertutup (eddy).

Terdapat 1 sistem tekanan rendah yang aktif di sekitar Laut Filipina yakni siklon tropis “Malou”. Siklon tropis Malou mulai terbentuk pada tanggal 25 Oktober dan berakhir pada 29 Oktober. Siklon tropis ini tercatat memiliki tekanan minimum 965 hPa dan kecepatan angin maksimum 75 knot. Siklon tropis ini bergerak ke arah utara menuju Samudera Pasifik bagian utara.

Gambar 12. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian III Oktober 2021

(17)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara pada Dasarian III Oktober 2021 umumnya bertiup dengan arah variabel dari Timur – Barat Laut dengan kecepatan angin 0 – 30 knot, sedangkan di bagian selatan angin bertiup dari arah Timur – Barat Daya dengan kecepatan 0 – 30 knot. Daerah pertemuan angin atau konvergensi umumnya terjadi di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Bengkulu,Bangka Belitung, Lampung, Kepulauan Riau, Laut Natuna, Laut Jawa, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Laut Banda, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua. Daerah konvergensi tersebut dapat memicu naiknya massa udara yang mengakibatkan tumbuhnya awan-awan hujan di sebagian wilayah tersebut. Belokan angin tajam (shearline) terdapat di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Jambi, Sumatera Barat, Jambi, Riau, Bengkulu, Bangka, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Selat Karimatan, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Selat Makassar, Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Laut Andalas, Laut Banda, Nusa Tenggara Timur, Laut Arafura, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua. Hasil pantauan Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya pada dasarian III bulan Oktober 2021 terdapat 3 hari hujan dengan rincian 7 hari hujan intensitas ringan dan 7 hari hujan dengan intensitas sedang.

(18)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021 B. GAMBARAN KONDISI CUACA LOKAL 1. Angin

Berdasarkan hasil pengamatan Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin pada bulan Oktober 2021, arah angin dominan bertiup dari arah Selatan (157.5°–202.5°) dengan persentase sebesar 18.4%. Kecepatan angin terbanyak adalah 4 – 7 knot dengan persentase 36.3%, sedangkan kecepatan angin maksimum tercatat mencapai 29 knot pada tanggal 27 Oktober 2021. Distribusi angin pada bulan Oktober 2021 berdasarkan arah dan kecepatannya (Windrose) dapat dilihat pada gambar 13 dibawah ini.

Gambar 13. Grafik Arah dan Kecepatan angin dominan Bulan Oktober 2021

2. Kelembapan Udara

Profil kelembapan udara rata-rata harian bulan Oktober 2021 berkisar antara 78 – 92%, dengan kelembapan maksimum harian berkisar antara 94 – 99%, dan kelembapan udara minimum harian berkisar antara 49 – 81%. Kelembapan minimum terendah terjadi pada tanggal 12 Oktober 2021 dengan nilai kelembapan 49%, sedangkan kelembapan maksimum tertinggi terjadi pada tanggal 25 dan 30 Oktober 2021 dengan nilai kelembapan mencapai 99%. Profil kelembapan harian bulan Oktober 2021 dapat dilihat pada gambar 14 di bawah ini.

18.6

36.2 36.3

7.7

1.1

0.0 0.1

0 5 10 15 20 25 30 35 40

%

Wind Class Frequency Distribution

Wind Class (Knots)

Calms 1 - 4 4 - 7 7 - 11 11 - 17 17 - 21 >= 22

(19)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

Gambar 14. Grafik Profil Kelembapan Udara Harian Bulan Oktober 2021

Profil kelembapan udara rata-rata per jam mencapai nilai maksimum terjadi antara jam 04.00 – 07.00 WITA dengan nilai berkisar antara 94.8 – 95.8%, sedangkan nilai kelembapan udara minimum terjadi antara jam 12.00 – 14.00 WITA dengan nilai berkisar antara 62.5 – 63.9 %. Profil kelembapan rata-rata per jam bulan Oktober 2021 secara rinci dapat dilihat pada gambar 15.

Gambar 15. Grafik Profil Kelembapan Udara Rata-rata perjam Bulan Oktober 2021

3. Suhu Udara

Profil suhu udara rata-rata harian bulan Oktober 2021 berkisar antara 25.2 – 28.70C, suhu udara maksimum harian berkisar antara 27.3 – 35.00C dan suhu udara minimum harian berkisar antara 23.3 – 25.40C. Suhu udara maksimum tertinggi adalah sebesar 35.00C yang terjadi pada tanggal 27 Oktober 2021. Sedangkan suhu minimum terendah tercatat 23.3 0C yang terjadi pada tanggal 2 Oktober 2021. Profil suhu udara harian pada bulan Oktober 2021 dapat dilihat pada gambar 16 di bawah ini.

(20)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

Gambar 16. Grafik Profil Suhu Udara Harian Bulan Oktober 2021

Gambar 17. Grafik Profil Suhu Udara Rata-rata Per Jam Bulan Oktober 2021

Profil suhu udara rata - rata per jam bulan Oktober 2021 dapat dilihat pada gambar 17. Dari grafik dapat terlihat kecenderungan suhu udara meningkat mulai pukul 08.00 WITA. Nilai maksimum suhu udara rata-rata per jam berkisar antara 31.6 – 31.9 0C terjadi antara pukul 12.00 – 14.00 WITA. Nilai minimum suhu udara rata-rata per jam berkisar antara jam 06.00 – 07.00 WITA dengan suhu berkisar 24.3 – 24.7 0C.

4. Jarak Pandang Mendatar (Visibility)

Hasil pengamatan jarak pandang mendatar rata-rata per jam di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin bulan Oktober 2021 umumnya 9.0 km. Jarak pandang maksimum (>9 km) terjadi pada pagi hingga malam hari antara pukul 09.00 – 20.00 WITA. Jarak pandang mendatar mulai menurun (< 9 km) antara pukul 21.00 – 07.00 WITA. Profil jarak pandang

(21)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

mendatar (visibility) rata-rata harian pada bulan Oktober 2021 dapat dilihat pada gambar 18 di bawah ini.

Gambar 18. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Bulan Oktober 2021

Selama bulan Oktober 2021, jarak pandang mendatar (visibility) yang tergolong ekstrem (<1000 m) terjadi sebanyak 6 kali kejadian, dengan jarak pandang mendatar terendah tercatat mencapai 100 meter pada tanggal 20, 25, dan 31 Oktober 2021. Kondisi ini terjadi akibat kabut dan hujan yang terjadi di sekitar wilayah Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin. Grafik jarak pandang mendatar (visibility) ekstrem pada bulan Oktober 2021 dapat dilihat pada gambar 19.

Gambar 19. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Ekstrem Bulan Oktober 2021

(22)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021 5. Curah Hujan

Berdasarkan hasil pengukuran, jumlah curah hujan kumulatif bulan Oktober 2021 adalah sebesar 131.5 mm dengan hari hujan sebanyak 11 hari. Pada dasarian I total curah hujan terukur sebesar 20.0 mm. Pada dasarian II total curah terukur hujan sebesar 60.7 mm dan pada dasarian III total curah hujan terukur sebesar 49.8 mm. Curah hujan tertinggi dalam 24 jam tercatat sebesar 44.7 mm yang terjadi pada tanggal 17 Oktober 2021.

Normal jumlah curah hujan (rata-rata 30 tahun) bulan Oktober di Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin sebesar 138 mm. Jika dibandingkan dengan normalnya, jumlah curah hujan pada bulan Oktober 2021 tergolong bersifat Normal. Grafik jumlah curah hujan harian bulan Oktober 2021 dapat dilihat pada gambar 20 di bawah ini.

Gambar 20. Grafik Curah Hujan Harian Oktober 2021

Berdasarkan hasil pantauan penakar hujan otomatis tipe Hellman di Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin selama bulan Oktober 2021, tercatat total jumlah curah hujan maksimum perjam sebesar 45.3 mm yang terjadi pada pukul 14.00 – 15.00 WITA dan jumlah curah hujan maksimum mutlak yakni sebesar 36.9 mm yang terjadi pada tanggal 18 Oktober 2021. Grafik kejadian hujan harian pada bulan Oktober 2021 dapat dilihat pada gambar 21 di bawah ini.

(23)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

Gambar 21. Grafik Profil Curah Hujan Setiap Jam Bulan Oktober 2021

6. Keadaan Cuaca

Berdasarkan hasil pantauan cuaca yang terjadi bulan Oktober 2021 di Stasiun Syamsudin Noor Banjarmasin, kondisi cuaca signifikan kejadian hujan terjadi sebanyak 11 kali, kejadian petir sebanyak 14 kali, kejadian kabut sebanyak 4 kali, jarak pandang mendatar kurang dari 1000 m ada 6 kali kejadian, dan kejadian angin >25 Knots ada 1 kali kejadian. Profil keadaan cuaca siginifikan pada bulan Oktober 2021 dapat dilihat pada gambar 22 di bawah ini.

Gambar 22. Grafik Cuaca Signifikan Bulan Oktober 2021

(24)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021 7. Kalender Cuaca

Gambar 23. Kalender Cuaca Bulan Oktober 2021

(25)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

IV. KEJADIAN CUACA EKSTREM

DASARIAN I

a. Hujan Lebat – Sangat Lebat NIHIL

b. Angin Kencang NIHIL

c. Suhu Ekstrem NIHIL

d. Jarak Pandang Mendatar NIHIL

DASARIAN II

a. Hujan Lebat – Sangat Lebat NIHIL

b. Angin Kencang NIHIL

c. Suhu Ekstrem NIHIL

d. Jarak Pandang Mendatar

Pada tanggal 17 dan 19 Oktober 2021 tercatat jarak pandang mendatar minimum mencapai 300 m hingga 500 m yang disebabkan hujan dengan intensitas sedang hinnga lebat di wilayah Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin, sedangkan pada tanggal 20 Oktober 2021 tercatat jarak pandang mendatar minimum 100 m yang disebabkan adanya kabut udara (fog) di wilayah Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin.

(26)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021 DASARIAN III

a. Hujan Lebat – Sangat Lebat NIHIL

b. Angin Kencang

Pada tanggal 27 Oktober 2021 tercatat kecepatan angin maksimum sebesar 29 Knot, hal ini diindikasikan terjadi downbrust dari awan Cumulonimbus yang terpantau di wilayah Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin.

c. Suhu Ekstrem NIHIL

d. Jarak Pandang Mendatar

Pada tanggal 25 dan 28 Oktober 2021 tercatat jarak pandang mendatar minimum mencapai 100 m hingga 500 m yang disebabkan adanya kabut udara (fog) di wilayah Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin, sedangkan pada tanggal 31 Oktober 2021 tercatat jarak pandang mendatar minimum 100 m yang disebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin.

(27)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

V. PRAKIRAAN

A. PRAKIRAAN HUJAN

1. Prakiraan Curah Hujan November 2021

Prakiraan akumulasi curah hujan November 2021 di wilayah Kalimantan Selatan secara keseluruhan berada dalam kategori menengah antara 201 – 300 mm. Sedangkan wilayah yang berada dalam kategori tinggi antara 201 – 300 mm meliputi Kab. Tanah Laut (Panyipatan/ Batu Mulia, Pelaihari/ Pabahanan, Bajuin, Takisung/ Gn. Makmur, Bati-Bati/ Ujung, Tambang Ulang/ Pulau Sari, SMPK Pelaihari, Bumi Makmur/ Handil Gayam), Kab. Banjar (SMPK Sei Tabuk/ Gd. Hirang, Danau Salak/ Atanik, Astambul/

Kelampaian Tengah, Gambut/ Kayu Bawang, Danau Salak/ Lawa, Tatah Makmur/ Pandan Sari, Beruntung Baru/ Kmpg Baru, Kertak Hanyar/ Manarap Baru), Kab. Barito Kuala (Tamban/ Koanda, Tabunganen/ Sei Jingah Besar, Mekarsari/ Tamban Raya Baru), Kab.

Hulu Sungai Selatan (Simpur/ Wasah Hulu), Kab. Hulu Sungai Tengah (Barabai/

Mandingin, Hantakan), Kab. Hulu Sungai Utara (Danau Panggang), Kab. Tabalong (Banua Lawas/ Banua Rantau, Muara Uya, Jaro, Muara Harus/ Tantaringin, Murung Pudak/ Sulingan, Pugaan/ Halangan), Kab. Balangan (Halong/ Binjai Punggal), Kota Banjarmasin (Banjarmasin Timur/ Banua Anyar), Kota Banjarbaru (Stamet Syamsudin Noor, Staklim Banjarbaru, Banjarbaru Selatan/ Sei Besar, Landasan Ulin/ Meka Tani, Landasan Ulin/ Landasan Ulin Timur). Prakiraan curah hujan bulan November 2021 di wilayah Kalimantan Selatan dapat dilihat pada Gambar 24.

(28)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

Gambar 24. Prakiraan Curah Hujan Kalimantan Selatan Bulan November 2021 (Sumber: Stasiun Klimatologi Banjarbaru)

2. Prakiraan Sifat Hujan November 2021

Prakiraan sifat hujan November 2021 di wilayah Kalimantan Selatan berdasarkan data Stasiun Klimatologi Banjarbaru secara umum pada kondisi Normal. Adapun untuk sifat hujan Atas Normal diprakirakan terjadi di wilayah Kab. Tanah Laut (Kurau/

Maluka Baulin, SMPK Telaga, Jorong, Bumi Makmur/ Handil Gayam, Kintap/ Kebun Raya, Bati-Bati/ Ujung, Pelaihari/ Pabahanan, Batu Ampar, Bajuin), Kab. Kotabaru (PL Tanjung Selayar/ Bangun Rejo, PL Barat/ Lontar, Stamet Gusti Syamsir Alam, PL Kepulauan/ Tanjung Lala, PL Utara/ Gunung Ulin, Kelumpang Selatan/ Pantai), Kab.

Banjar (Simpang Empat/ Batu Balian, Kertak Hanyar/ Manarap Baru, Martapura Kota, Danau Salak/ Lawa Baru, Danau Salak/ C. Kantor, Sambung Makmur/ Madurejo, Sungai Pinang/ Rantau Nangka, Tatah Makmur/ Pandan Sari, Danau Salak/ Atanik, Gambut/

Kayu Bawang, Danau Salak/ Gn. Sari, Beruntung Baru/ Kmpg Baru, Pengaron, SMPK Sei Tabuk/ Gd. Hirang, Astambul/ Kelampaian Tengah, Danau Salak/ Umbul, Danau Salak/

Tanjung Baru, Danau Salak/ Lawa), Kab. Barito Kuala (Tabunganen/ Sei Jingah Besar, Anjir Muara/ Anjir Muara Kota Tengah, Tamban/ Koanda, Mekarsari/ Tamban Raya

(29)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

Baru), Kab. Tapin (Tapin Utara/ Rantau Kiwa, Lok Paikat/ Binderang, Candi Laras Selatan/ Baringin), Kab. Hulu Sungai Selatan (Padang Batung/ Durian Rabung, Kandangan/ Sungai Kupang), Kab. Hulu Sungai Tengah (Labuan Amas Utara/

Kasarangan, Batang Alai Selatan/ Kapar, Barabai/ Mandingin, SMPK Pantai Hambawang), Kab. Hulu Sungai Utara (Banjang), Kab. Tabalong (Haruai/ Kembang Kng, Upau/ Masingai I, Muara Uya, Muara Harus/ Tantaringin), Kab. Tanah Bumbu (Kusan Hilir/ Mudalang, Kusan Hulu/ Sungai Rukam, Kuranji/ Giri Mulya, Sei Loban/

Marga Mulya), Kab. Balangan (Paringin Selatan/ Lingsir, Halong/ Binjai Punggal, Juai/

Mungkur Uyam), Kota Banjarmasin (Banjarmasin Timur/ Banua Anyar), Kota Banjarbaru (Banjarbaru Selatan/ Sei Besar, Stamet Syamsudin Noor, Landasan Ulin/

Meka Tani, Staklim Banjarbaru). Prakiraan sifat curah hujan bulan November 2021 di wilayah Kalimantan Selatan dapat dilihat pada Gambar 25.

Gambar 25. Prakiraan Sifat Hujan Kalimantan Selatan Bulan November 2021 (Sumber: Stasiun Klimatologi Banjarbaru)

(30)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021 B. INFORMASI KELAUTAN

1. Tinggi Gelombang Signifikan

Gambar 27. Rata-rata Tinggi Gelombang Signifikan Bulan November

Rata-rata tinggi gelombang signifikan pada bulan November di wilayah perairan Kalimantan Selatan berkisar antara 0.2 hingga 0.6 meter. Rata-rata gelombang signifikan tertinggi berada di wilayah Laut Jawa dan dominan dari arah Selatan. Sedangkan untuk rata-rata maksimum tinggi gelombang signifikan pada bulan November antara 0.4 hingga 1.6 meter dari arah Selatan dengan gelombang tertinggi di wilayah perairan Laut Jawa.

Gambar 28. Rata-rata Maksimum Tinggi Gelombang Signifikan Bulan November

(31)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021 2. Pasang Surut

Informasi prakiraan pasang surut bulan Oktober 2021 dibagi menjadi beberapa wilayah yaitu di wilayah perairan Kota Banjarmasin meliputi Banjarmasin, Sungai Barito, Sungai Tabanio dan wilayah perairan Kabupaten Kotabaru meliputi Teluk Kelumpang, Kampung Baru, Tanjung Pamukan yang dapat dilihat pada lampiran.

(32)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

TIM REDAKSI

Pelindung : Karmana, S.Si, M.M.

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II Syamsudin Noor Banjarmasin

Penanggungjawab : Asyrofi

Koordinator Bagian Observasi Dan Informasi

Anggota Tim : 1. Rianita Sekar Utami 2. Uli Mahanani 3. Adhitya Prakoso 4. Rizqi Nur Fitriani 5. Utari Randiana 6. Bayu Kencana Putra 7. Rimelda Yuni Hasteti

8. Muhammad Shaa Imul Qadri 9. Ruth Mandasari Saragih 10. Putri Cahyaningsih

(33)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021 LAMPIRAN

Lampiran 1

Pasang Surut Air Laut Bulan November 2021

(34)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

(35)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

(36)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

(37)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

(38)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021

(39)

Buletin Meteorologi Edisi Oktober 2021 Lampiran 2

Alamat Website Informasi Meteorologi - BMKG

www.bmkg.go.id

- BMKG Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor http://stamet.syamsudinnoor.bmkg.go.id

- Prakiraan Cuaca Harian Provinsi Kalimantan Selatan http://web.meteo.bmkg.go.id/id/prakiraan/cuaca-prakiraan - InformasiMeteorologi Penerbangan

http://aviation.bmkg.go.id - Informasi Meteorologi Kelautan

http://maritim.bmkg.go.id - Informasi Titik Panas (hotspot)

http://satelit.bmkg.go.id/BMKG/index.php?pilih=31 - Informasi Potensi Kebakaran Lahan

http://web.meteo.bmkg.go.id/id/peringatan/kebakaran-hutan

(40)

Referensi

Dokumen terkait

Bila seorang ibu, karena takut akan diketahui orang bahwa ia telah melahirkan anak, menempatkan anaknya itu untuk ditemukan atau meninggalkannya dengan maksud

Penggunaan ini mencakup seluruh bentuk, meliputi keuangan, teknis, sumberdaya alam akan dapat mendorong bermacam-macam cara dalam pembangunan masyarakat (ada keanekaragaman

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 55% responden mempunyai gambaran yang baik tentang prosedur pemasangan intravenous line yang dilakukan oleh perawat kepada

Hasil ini sejalan dengan dua penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Pratama, 2013), yang meneliti mengenai “Pengaruh Risk Based Capital, Penerimaan Premi, dan Beban

Masalah selanjutnya adalah mengenai pengukuran tingkat kinerja dalam sistem politik otonomi daerah, khususnya analisis dan penilaian kinerja APBD dari nilai input,

Setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua.Begitu juga pada PT Bakrie Telecom

(Reverend Beal kelewatan suatu hal bahwa konsep Mahayana hidup dalam bentuk seminal lima ratus tahun sebelumnya, dalam.. ajaran asli Buddha seperti yang tercatat dalam

Ketika setiap molekul antena menyerap foton, energinya disalurkan dari molekul pigmen ke molekul pigmen lain d idekatnya yang energinya lebih rendah hingga energi itu