20
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Tinjauan Umum PT. Bank Tabungan Negara (persero),Tbk
3.1.1. Sejarah dan Perkembangan PT.Bank Tabungan Negara (persero),Tbk
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Atau Bank BTN didirikan pada 1897 dengan nama Postpaarbank. Pada 1950, namanya berubah menjadi Bank Tabungan Pos, dan kemudian berganti nama lagi menjadi Bank Tabungan Negara pada 1963. Bank BTN mencatatkan saham perdana pada 17 Desember 2009 di Bursa Efek Indonesia, dan menjadi bank pertama di Indonesia yang melakukan sekuritisasi aset melalui pencatatan transaksi Kontrak Investasi Kolektif - Efek Beragun Aset (KIK-EBA).
Sebagai Bank yang berfokus pada pembiayaan perumahan, Bank BTN berkeinginan untuk membantu masyarakat Indonesia dalam mewujudkan impian mereka untuk memiliki rumah idaman. Keinginan ini ditunjukkan dengan konsistensi selama lebih dari enam dekade, dalam menyediakan beragam produk.
Sebagai Bank yang berfokus pada pembiayaan perumahan, Bank BTN juga sukses mempertahankan posisi sebagai satu dari 10 bank terbesar di Indonesia dari segi aset serta penyaluran kredit dan layanan di bidang perumahan, terutama melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR), baik KPR Bersubsidi untuk segmen menengah ke bawah maupun KPR Non Subsidi untuk segmen menengah ke atas.
Bercita-cita menjadi the world class company dengan tujuan memberikan hasil terbaik kepada para pemangku kepentingan, Bank BTN senantiasa konsisten dalam menekankan fokusnya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan. Saat ini, fokus bisnis Bank BTN dikonsentrasikan pada tiga sektor, yakni KPR dan Perbankan Konsumer, Perumahan dan Perbankan Komersial, serta Perbankan Syariah. Setiap bidang menjalankan bisnis lewat pembiayaan, pendanaan serta jasa yang terkait dengan ruang lingkupnya.
Adapun Visi dan Misi Bank Tabungan Negara sebagai berikut:
1. Visi
Menjadi Bank yang terdepan dalam pembiayaan perumahan.
2. Misi
a. Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industry terkait pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah.
b. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan produk, jasa dan jaringan strategi berbasis teknologi terkini.
c. Menyiapkan dan mengembangkan human capital yang berkualitas, professional dan memiliki integritas tinggi
d. Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip-prinsip kehati- hatian dan good corporate governance untuk meningkatkan shareholder value.
e. Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungan.
3.1.2. Struktur dan Tata Kerja PT. Bank Tabungan Negara (persero),Tbk Cabang Bogor
Dasar rasional pengorganisasian dinyatakan secara sederhana, tujutan organisasi merupakan suatu dasar perancangan organisasi dan struktur organisasi berinteraksi dalam kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk pencapaian tujuan, pola pengunaan sumber daya, implementasi berbagai unsur perancangan organisasi seperti pola komunikasi, mekanisme, departementasi, dan sebagainya. Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola.
Struktur organisasi PT Bank Tabungan Negara (persero), Tbk. menetapkan struktur organisasi yang mencerminkan secara jelas mengenai batas wewenang, tanggung jawab dan fungsi, serta independensi antar unit bisnis dengan unit kerja manajemen risiko, melakukan persetujuan dan peninjauan berkala mengenai strategi dan kebijakan risiko yang mencakup tingkat toleransi Perseroan terhadap risiko dan siklus perekonomian, bertanggung jawab untuk mengimplementasikan strategi dan kebijakan risiko dengan cara menjabarkan dan mengkomunikasikan kebijakan dan strategi risiko, memantau dan mengendalikan risiko dan mengevaluasi penerapan kebijakan dan strategi, dan membentuk komite-komite yang bertujuan untuk yang membantu pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dan Direksi untuk mendukung penerapan Manajemen Risiko secara efektif.
Sumber : Pt. Bank Tabungan Negara cabang Bogor
Gambar III. 1. Strukrur Organisasi Bank BTN Cabang Bogor
Bank Tabungan Negara cabang Bogor yang beralamat di jalan pengadilan nomor 13-15, Bogor. mempunyai Struktur Organisasi sebagai berikut :
1. Branch Manager (Kepala Cabang) adalah seorang pejabat pimpinan yang dibertanggung jawab untuk memimpin kantor cabang, bertanggung jawab langsung kepada direksi. Tugas utama kepala cabang yaitu :
• Penyelenggaraan usaha bank di wilayah kantor cabang dalam batas wewenang yang telah ditetapkan oleh direksi.
BRANCH MANAGER
RITEL SERVICE
CUSTOMER SERVICE
TELLER SERVICE
OPERATIONS
LOAN SERVICE
ASSISTEN MANAGER OPERATION
GENERAL BRANCH
ADMINISTRATION TRANSACTION PROCESSING
LOAN ADMINISTRATO
N ACCOUNTIN
G &
CONTROL SECRETARY
LOAN RECOVERY
• Mengelola keuangan, kekayaan bank dan kepegawaian di kantor cabang menurut peraturan direksi.
• Menghimpun dana melalui tabungan, deposito berjangka, giro, KPR, dan kredit lainnya berdasarkan ketetapan direksi yang berlaku.
• Pengkajian awal pembukuan kantor kas dan mengusulkan pada direksi.
2. Secretary
Membantu kepala cabang dalam pengolaan kegiatan usaha bank khususnya mengenai tugas tugas yang dilaksanakan oleh unit kerja yang menurut organisasi termasuk ke dalam lingkup pengelolaan dan pengawasan kepala cabang.
3. Loan Recovery
Adalah Pembina penyelamatan kredit yang mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut:
• Memastikan peningkatan nilai kualitas aktiva produk cabang.
• Menekan kredit yang bermasalah menjadi sekecil mungkin.
• Memastikan bahwa bank bebas dari masalah hokum yang merugikan.
• Mewakili PT. Bank Tabungan Negara dalam acara resmi bila kepala cabang tidak ada di tempat/ berhalangan hadir.
4. Retail Service
Membawahi langsung teller service, customer service, loan service, comercial service (marketing unit). Tugas dan tanggung jawab adalah :
• Teller Service, bertugas penyetoran dan penarikan dana nasabah, administrasi kas, transaksi valas, dan proses tunai.
• Customer Service, bertugas memberikan informasi kepada nasabah atau calon nasabah, pembujaan dan penutupan rewkening nasabah, transfer rekening, membantu mengatasi keluhan atau komplain nasabah, pelayanan permohonan ATM, dan penjualan produk.
• Loan Service, bertugas melayani permohonan kredit, wawancara kredit, klaim, alih debitur, konsultasi, dan pelunasan kredit.
• Comercial Service, bertugas melayani permohonan bisnis, penjualan silang dan penjualan produk.
5. Operation
Operation membawahi langsung bagian transaction unit, loan administration, general branch administration. Adapun tugas dan tanggung jawab adalah:
• Assisten Manager Operation, bertugas untuk membantu kepala operasi.
• Transaction Processing, bertugas dalam proses kliring, entry data, administration data, proses NPK/NPU, proses khusus (buku cek, sertifikat deposito), dan pemeliharaan hardware/software.
• Loan Administration, bertugas dalam proses aplikasi kredit, dokumentasi kredit, dan administrasi umum kredit.
• Generan branch administration, bertugas dalam manajemen personalia, pemeliharaan gedung, keamanan, manajemen.
6. Accounting and Controll
Accounting and Controll, membawahi langsung departemen book keeping dan financial reporting.
• Book keeping and controll , bertugas mwngolah data transaksi harian dan mengola GL cabang mengola pembukuan, memantau dan merekonsiliasi rekening, memantau dan memeriksa kegiatan operasi cabang dan pengkajian kegiatan prosedur.
• Financial reporting, bertugas dalam mempersiapkan laporan keuangan, analisa laporan keuangan, menerima dan mengecek kebenaran pelapor ke Bank Indonesia dan kantor pusat, memantau laporan jaminan kredit, penagihan kredit, dan penyelamatan kredit.
3.1.3. Kegiatan Usaha Organisasi
Seperti yang telah kita ketahui, Bank BTN merupakan Bank umum devisa yang mempunyai jaringan 48 kantor cabang, 18 kentor cabang pembantu, 67 kantor kas, dan 32 kas cepat (ATM) yang tersebar di seluruh indonesia yang setiap saat siap sedia melayani masyarakat dalam rangka usahanya. Begitu ppula dengan Bank BTN cabang bogor yang merupakan anak cabang, untuk melayani kebutuhan masyarakat baik perorangan maupun badan usaha (perusahaan), telah menyediakan berbagai fasilitas produk, dari produk KPR, produk dana, dan produk kredit lainnya sampai dengan produk jasa pelayanan.
Produk-produk tersebut diantaranya :
a. Produk Dana:
1. Giro (rupiah/valas) 2. Deposito (rupiah/valas) 3. Sertifikat deposito
4. Tabungan : Tabungan Batara, Tabanas Batara 5. Taperum-PNS
b. Produk Kredit:
1. Kredit Griya Utama
Fasilitas kredit dengan peruntukan pembelian rumah (baru/lama), rumah belum jadi dan rumah take over
2. KPR Platinum
Fasilitas kredit yang diperuntukkan bagi pemohon atau calon debitur untuk pembiayaan pembelian tanah dan bangunan rumah tinggal ( baru/lama ) dengan kredit > Rp 150 juta
3. Kredit Griya Multi
Fasilitas kredit yang diperuntukkan bagi pemohon/calon debitur perorangan untuk berbagai keperluan
4. Kredit Swa Griya
Untuk membiayai pembangunan rumah atas tanah yang telah dimiliki oleh si pemohom.
5. Kredit Swadana
Diberikan kepada nasabah dengan jaminan berupa sebagian atau seluruh simpanan baik berupa tabungan ataupun deposito yang di simpan di bank.
6. Kredit Ringan Batara
Fasilitas kredit kepada karyawan instansi/perusahaan dengan agunan gaji karyawan.
7. Kredit Usaha Mikro Dan Kecil
Kredit untuk meningkatkan akses usaha mkro dan kecil terhadap dana pembiayaan guna investasi dan modal kerja dengan persyaratan ringan dan terjangkau.
8. Kredit Yasa Griya
Kredit modal kerja yang di berikan Bank BTN kepada Developer untuk membantu modal kerja pembiayaan pembangunan proyek perumahan.
9. Kredit Pendukung Perumahan
Kredit bagi Perseroan terbatas, Cv, Koperasi, Firma dan Perorangan dalam rangka pembiayaan modal kerja dan atau investasi bagi industry dan perdagangan yang terkait dengan perumahan.
10. Kredit Investasi
Kredit bagi Perseroan terbatas, CV, Koperasi, Yayasan dan Perorangan dalam rangka pembiayaan investasi,baik investasi baru, perluasan, modernisasi atau rehabilitasi.
11. Kredit Modal Kerja Kontraktor
Untuk pembiayaan pelaksanaan pekerjaan fisik, pengadaan barang maupun fasilitas untuk keperluan pembiayaan modal kerja kontraktor/pemborong sesuai dengan kontrak kerja(SPK).
c. Produk Jasa 1. ATM Batara
Merupakan fasilitas layanan bagi nasabah tabungan dan giro pada Bank BTN yang memberikan kemudahan bagi nasabah dalm memenuhi berbagai macam kebutuhan transaksi selama 24 jam.
2. SDB (safe deposito box)
Sarana penyimpanan barang/surat-surat berharga yang aman dan terjaga dari resiko kebakaran, kejahatan, bencana alam dan lain sebagainya.
3. Kiriman Uang
Jasa pengriman uang dalam rupiah atau valuta asing melauli jaringan online di otlet Bank BTN di seluruh Indonesia dan media elektronik (SWIFT) untuk pengiriman uang ke luar negeri yang di dukung Bank koresponden di seluruh dunia.
4. Inkaso
Jasa pelayanan untuk melakukan penagihan kepada pihak ke tiga atas inkaso tanpa dokumen di tempat lain di dalam negeri.
5. Garansi Bank
Pernyataan yang di keluarkan oleh Bank atas permintaan nasabah untuk menjamin resiko tertentu yang timbul apabila nasabah tidak dapat menjalankan kewajibannya dengan pihak yang menerima jaminan.
6. SMS Banking
Merupakan fasilitas layanan transaksi perbankan yang dapat di akses melalui handphon.
7. Western Union
Layanan kiriman uang Bank BTN bekerja sama dengan Western Union secara cepat yang dilakukan dalam lintas negara atau satu negara.
8. Penerimaan Biaya Perjalanan Ibadah Haji
Member kepastian keberangkatan ibadah haji melalui system online, dilakukan dengan penyetoran biaya perjalanan dengan melampirkan surat pendaftara dari kanto departemen pengadilan agama setempat.
9. Money Changer
Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat yang ingin membeli atau menjual, mata uang asing tertentu.
10. Paymen Point
Merupakan fasilitas layanan bagi nasabah untuk mempermudah dalam pembayaran tagihan rutin. Seperti tagihan Telkom, PLN, isi ulang HP dan lain sebagainya.
3.2. Hasil Penelitian
3.2.1. Analisis Proses Pemberian KPR Platinum PT. Bank Tabungan Negara (persero),Tbk
Proses penyaluran kredit KPR platinum dapat dilakukan berdasarkan prosedur serta ketentuan hukum yang berlaku. Pada dasarnya prosedur pemberian KPR BTN sama dengan prosedur pemberian kredit pada umumnya, hanya saja yang menjadi objek disini adalah benda berupa rumah dan tanah yang dimintakan kreditnya oleh calon debitur melalui Bank Tabungan Negara. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon debitur dalam pemberian kredit pemilikan rumah melalui Bank Tabungan Negara antara lain adalah:
1. Persyaratan pemohon : a) Warga negara Indonesia.
b) Untuk paket KPR subsidi belum memiliki rumah sendiri.
c) Telah berusia minimal 21 tahun atau telah menikah dan maksimal 60 tahun dan berwenang melakukan tindakan hukum serta pada usia 65 tahun kredit nya harus sudah dilunasi.
d) Mempunyai penghasilan yang cukup untuk memenuhi angsuran bulanan dan terjamin kelangsungannya.
e) Telah memiliki masa kerja atau telah menjalankan usaha dalam bidangnya minimal 1 tahun.
f) Pemohon telah menjadi penabung atau pemegang rekening giro Bank Tabungan Negara.
2. Ketentuan tentang suku bunga, terdiri dari :
a) Suku bunga yang ditetapkan BTN menggunakan sistem Adjustable Rate Mortage (ARM), yaitu setiap saat dapat berubah menurut ketentuan dari bank, adapun besarnya suku bunga ditentukan oleh BTN.
b) Perhitungan bunganya adalah :
1. Perhitungan bunga tahun pertama dihitung berdasarkan jumlah maksimal kredit.
2. Perhitungan bunga tahun-tahun berikutnya dihitung berdasarkan saldo akhir yang mendahului.
c) Apabila terjadi tunggakan kredit, dikenakan sanksi antara lain berupa denda.
3. Ketentuan Kredit terdiri dari :
a) Ketentuan mengenai tipe rumah, uang muka, jangka waktu dan maksimal kredit sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan BTN.
b) Jaminan pokok kredit adalah rumah dan tanah yang dibeli dengan fasilitas kredit.
c) Pembayaran angsuran dilakukan secara bulanan.
d) Memelihara jumlah tabungan yang diblokir.
Dalam pengajuan kredit pemilikan rumah pada Pt. Bank Tabungan Negara (persero), Tbk ada beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh nasabah. Tahapan- tahapan dalam pengajuan kredit pemilikan rumah antara lain sebagai berikut:
Sumber: PT. Bank Tabungan Negara (persero),Tbk
Gambar III. 2.
Proses Penyaluran Kredit KPR Platinum Bank Tabungan Negara
10. Akad Kredit 9. Terbit SP3K 8. Rapat Komite Kredit
7. Analisa Kredit 6. Data Entry 5. Verifikasi Data
4. BI Checking
3. Wawancara
2. Penerimaan Berkas
1. Pengajuan Permohonan Kredit
Tahap-tahap pelaksanaan pemberian kredit pemilikan rumah pada Bank Tabungan Negara adalah :
A. Pengajuan Permohonan kredit.
Untuk mengajukan permohonan pemberian kredit pemilikan rumah calon debitur harus mendaftarkan langsung pada Bank Tabungan Negara pada bagian kredit. Dalam tahap pengajuan permohanan kredit ini Bank Tabungan Negara khususnya pegawai bagian kredit KPR mengharuskan pada calon debitur untuk mengisi formulir permohonan yang telah disediakan oleh pihak bank dengan dilampiri hal - hal sebagai berikut :
1) Foto copy kartu penduduk / bukti diri.
a. Pemohon.
b. Istri / suami.
2) Foto copy kartu keluarga.
3) Foto copy surat nikah ( apabila pemohon sudah kawin ).
4) Foto copy bukti WNI untuk WNI keturunan 5) Foto copy Tabungan Batara.
Dalam mengajukan permohonan kredit tentunya terdapat perbedaan antara pemohon satu dengan pemohon lainnya, antara lain dalam hal perbedaan pendapatan / penghasilan, ada yang berpenghasilan tetap dan ada juga yang berpenghasilan tidak
tetap. terhadap perbedaan tersebut dapat dikenakan syarat pengajuan permohonan kredit yang berbeda yaitu:
1) Untuk pemohon berpenghasilan tetap dilampirkan hal-hal sebagai berikut : a. Foto copy Nip / NRP / Nomor Pegawai.
b. Surat Keterangan dari perusahaan / Instansi.
c. Copy slip gaji terakhir.
d. Surat kuasa pemotongan gaji / pensiun.
e. Foto copy SK terakhir.
f. Foto copy Kartu Pegawai.
g. Foto copy Taspen.
2) Untuk pemohon berpenghasilan tidak tetap dilampirkan antara lain : a. Surat keterangan domisilidarilurah.
b. Surat rincian penghasilan.
c. Refrensi lain bila ada.
d. Foto copy SIUP.
e. Foto copy SITU.
f. Foto copy NPWP.
Setelah formulir permohonan (From Permohonan Kredit Perorangan) diisi serta dilengkapi dengan syarat-syarat yang telah ditentukan maka permohonan kredit diserahkan kepada Unit Loan Service (pejabat bagian kredit dan marketing) untuk diproses dan dianalisa apakah permohonan ini disetujui / tidak. Serta dilampirkan beberapa lampiran sebagai berikut :
1) Kelengkapan data permohonan KPR dan permohonan kredit perorangan.
2) Surat keterangan belum memiliki rumah.
3) Kuasa pemotongan gaji/ pensiun.
4) Perincian penghasilan untuk pemohon berpenghasilan tetap.
5) Perincian penghasilan untuk pemohon yang berpenghasilan tidak tetap.
B. Penerimaan Berkas
Proses penelitian permohonan KPR BTN di kantor cabang dilakukan oleh pegawai yang bertugas pada bagian Loan service dan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Penelitian kelengkapan data pemohon.
Untuk meneliti kebenaran dan kelengkapan data pemohon maka segera dilakukan pengecekan atas data tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2) Register penerimaan permohanan KPR BTN.
Setiap penerimaan permohanan KPR dicatat pada register penerimaan permohanan dan selanjutnya membubuhi cap pada formulir permohonan.
C. Wawancara
Wawancara yang dilakukan oleh petugas khusus yang ditunjuk yang ditunjuk sebagai petugas pewawancara (Loan Officer). Wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang benar mengenai :
1) Persyaratan .
2) Data pada formulir permohanan pengajuan kredit KPR.
3) Kebenaran penghasilan pemohon.
4) Keabsahan surat-surat.
5) Kemampuan dan itikad baik pemohon untuk memenuhi kewajibannya sebagai debitur.
Dalam melakukan wawancara pihak bank khususnya pegawai pada bagian kredit KPR atau petugas yang melakukan wawancara tersebut benar-benar ditekankan kepada debitur mengenai hak dan kewajiban dalam pemberian kredit tersebut. Hal–
hal yang penting harus dicatat pada formulir permohanan KPR yang bersangkutan, hasil wawancara harus diparaf oleh petugas pewawancara (Analisis), catatan hasil wawancara kemudian diperiksa oleh kepala sub seksi penilaian kredit dan diparaf.
Apabila dalam wawancara ada hal-hal yang masih diragukan,maka dapat dilakukan pengecekan kelapangan atau OTS (On the spot) pada tahap ini biasanya dilakukan pada pemohon yang mempunyai penghasilan tidak tetap. Survei kelapangan ini bisa dilakukan baik ketempat usaha dari pemohon atau langsung kerumah pemohon tersebut. Apabila sangat diragukan atau disangsikan kebenaran terhadap data-data pemohon maka tidak perlu diadakan pengecekan, tetapi langsung diusulkan untuk ditolak. Segala sesuatunya dalam proses seleksi dan penilaian permohonan ini harus dilakukan dengan cepat. Pihak bank juga melakukan simulasi perhitungan untuk menambah informasi tentang bagiamana cara perhitungan kredit KPR platinum.
1. Biaya provisi
Jumlahnya 1% dari plafon kredit 2. Biaya balik nama
BBN = (1% X Harga Rumah) + Biaya Administrasi 3. Cicilan KPR dengan perhitungan bunga anuitas
m. ( i . n ) A =
t
Ket: A = Bungan Anuitas i = Suku Bunga
n = Tenor Waktu ( hitungan tahun )
t = Jangaka Waktu Pembayaran Kredit ( hirungan bulan ).
D. BI Checking
BI checking adalah pengecheckan jumlah tagihan calon debitur yang tercatat pada sistem Bank Indonesia, apakah yang bersangkutan sudah mempunyai fasilitas kredit yang berjalan di bank lain atau belum, apakah status kredit tersebut lancar atau tidak? Apakah terdapat tunggakan bunga? Jika terdapat tunggakan pelajarilah sebabnya, apakah memang watak yang bersangkutan seperti itu atau memang ada faktor lain, mungkin ada kebutuhan yang mendesak yang tidak bisa ditawar-tawar lagi (biaya sekolah anak, berobat, dll)
E. Verifikasi Data
Verifikasi data adalah melakukan konfirmasi dengan pihak personalia dimana calon debitur bekerja, jika calon debitur benar bekerja ditempat yang sesuai dengan surat keterangan kerja yang dilampirkan saat pengajuan, maka calon debitur dinyatakan lolos dalam tahap verifikasi data.
F. Data Entry
Data entry adalah menginput seluruh data nasabah kedalam sistem, kemudian akan dilakukan analisa kredit untuk persetujuan atau penolakan permohonan kredit yang diajukan.
G. Analisa Kredit
Dari hasil penelitian dokumen-dokumen dan hasil wawancara Loan Officer kemudian membuat resume hasil penilaianya yang dituangkan dalam formulir Analisa permohan kredit, diusulkan kepada rapat komite kredit.
H. Rapat Komite Kredit
Setiap keputusan permohanan KPR harus dilakukan melalui forum komite kredit. Rapat komite kredit dilakukan atas usul kepala seksi pengelolaan kredit dan dilakukan dengan frekuensi yang cukup, sehingga keputusan atas permohanan yang ada dapat diberikan dalam waktu yang singkat. Ketua rakomdit adalah kepala cabang sendiri. Atas persetujuan atau penolakan terhadap permohanan kredit didasarkan kepada hasil wawancara dan hasil survei kelapangan yang dibahas secara teliti dan akurat pada rapat komite kredit mengenai kemampuan pemohon dalam pelaksanaan kredit itu, ketua rakomdit memberikan catatan terhadap permohanan kredit tersebut.
Keputasan rakomdit dicatat pada daftar usulan permohanan KPR (DUP KPR) yang bersangkutan dan harus didokumentasikan dengan baik .
Sebagai hasil dari sidang Rakomdit dan melihat jumlah/ nilai permohonan KPR maka dapat ditentukan apakah kredit tersebut disetujui, ditolak atau ditangguhkan.
I. Terbit SP3K (Surat Penegasan, Persetujuan, Penyediaan Kredit)
Berdasarkan pada keputusan rakomdit cabang dan atau keputusan direksi dan direktur yang membidangi kredit, unit loan service segera menyiapkan surat pemberitahuan kepada pemohon berupa SP3K (Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit). SP3K ini merupakan suatu surat pemberitahuan dari BTN dapat menyetujui untuk menyediakan fasilitas kredit dengan ketentuan dan syarat KPR yang telah dipenuhi oleh pemohon. Apabila pemohon menyetujui ketentuaan dan syarat dalam SP3K, maka pemohon mengisi dan menanda tangani dengan benar diatas materai surat peryataan dan kuasa yang kemudian dikembalikan kepada BTN
selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak diterbitkan SP3K, apabila dalam jangka waktu tersebut maka SP3K tersebut batal dengan sendirinya dan atau tidak berlaku lagi. Sebelum akad kredit, pemohon harus menyetorkan biaya proses KPR.
Semua biaya-biaya yang dibebankan kepada pemohon seperti : 1) Provisi Bank.
2) Angsuran pertama . 3) Biaya notaris.
4) Biaya APHT.
5) Biaya premi asuransi kebakaran dan bencana alam . 6) Biaya premi asuransi jiwa.
J. Akad Kredit
Pada tahap ini pelaksanaan keputusan kredit merupakan tahap yang cukup kritis, karena disini dimulainya hubungan hukum antara nasabah dengan pihak bank, dalam bentuk ikatan resmi yaitu ikatan perjanjian kredit.
Proses pengikatan perjanjian kredit biasanya dilakukan secara notaril dihadapan Notaris yang telah ditunjuk oleh pihak Bank Tabungan Negara. Pelaksanaan pembuatan ikatan - ikatan perjanjian ini diawali dengan mempelajari isi dan persyaratan keputusan kredit antara lain :
1) Tanggal Keputusan Kredit / saat berlakunya perjanjian kredit.
2) Pejabat yang memutuskan kredit.
3) Flafond kredit yang disetujui.
4) Jangka waktu kredit.
5) Besarnya tingkat bunga, provisi kredit.
6) Barang jaminan kredit dan pengikatannya.
7) Asuransi barang Jaminan.
8) Syarat-syarat lainnya.
Pada tahap ini segala isi keputusan kredit tersebut harus diketahui oleh para pihak yang saling mengikat diri dan dibuat secara tertulis kepada nasabah dan seandainya menyetujui, dimintakan menandatangani perjanjian tersebut diatas materai. Kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan akte pengikatan barang jaminan secara notaril dengan pihak calon nasabah. Serta pihak nasabah diminta untuk membayar biaya-biaya yang berkenaan dengan penadatanganan ikatan perjanjian kredit, termasuk pula pembayaran provisi kredit serta biaya lainnya yang timbul pada saat perjanjian kredit dilaksanakan.
3.2.2. Contoh Kasus Pengajuan KPR Platinum BTN
Tn. Miko merupakan karyawan muda yang bekerja di PT. Orcalindo Lamtama Mandiri. Ia telah bekerja kurang lebih 1 tahun. Gajinya perbulan sebesar Rp.
4.000.000. dengan tambahan lemburan sebesar Rp. 250.000 untuk 1 kali lembur. Tn.
Miko mengeluarkan uang untuk kebutuhan hidupnya selama 1 bulan sebesar Rp.
1.500.000.
Di usianya yang masih muda ia ingin memebeli sebuah rumah tipe cluster di griya poncol. Untuk memenuhi keinginannya itu, ia mengaukan kredit ke Bnk Tabungan Negara dengan pengambilan KPR BTN Platinum (karena sebelumnya sudah mempunyai bangunan / rumah). Harga rumah tersebut Rp. 160.000.000.
Ketentuan dari Bank BTN:
a. Kemampuan mengangsur nasabah 70% dari gaji bersih b. Uang muka 20% dari harga rumah
c. Bunga 11,5% yang berlaku sat itu d. Jangka waktu 15 tahun
e. Biaya pinalti 1% dari sisa angsuran Yang di tanyakan :
1. Berapa Plafon kredit yang diajukan oleh Tn. Miko ke BTN ?
2. Simulasikan Cicilan KPR BTN Platinum yang harus dibayar Tn. Miko per bulannya selama 15 tahun ?
3. Jika Tn. Miko ingin melunasi kreditnya yang tinggal 6 bulan lagi, bagaimana perhitungannya ? Apakah ia mendapat potongan angsuran atau malah dikenai biaya penalti ?
Penyelesaian:
Dik: a. Kemampuan mengangsur nasabah 70% dari gaji bersih - Gaji pokok Rp. 4.000.000
- Lembur Rp. 250.000 + - Total gaji Rp. 4.250.000 - Biaya hidup Rp.1500.000 _
Rp. 2.750.000
Jadi 70% X Rp. 2.750.000 = Rp. 1.985.000 b. Uang muka 20% dari harga rumah
20% X Rp. 160.000.000 = Rp. 32.000.000 Jawab:
4. Plafon kredit yang di ajukan
Rp. 160.000.000 – Rp. 32.000.000 = Rp. 128.000.000 5. Angsuran yang harus di bayarkan / periode ( bulan )
Rp. 128.000.000 . ( 11.5% X 15 ) 180
= Rp. 1.226.666 / bulan
6. Ingin melunasi angsuran yang tinggal 6 bulan lagi - Total sisa angsuran
6 bulan X Rp.1.226.000 = Rp. 7.599.996 - Biaya pinalti
1% X Rp. 7.599.996 = RP. 75.999
Jadi total yag harus diabayar oleh Tn Miko adalah Total angsuran 7.599.996
Biaya pinalti 74.999 + Rp. 7.675.995
Jadi Tn. Miko membayar sisa angsuran pada Bank Tabungan Negara sebesar Rp. 7.675.995 melalui pembayaran kolektif.
Berdasarkan proses pemberian kredit Platinum Bank Tabungan Negara dan contoh kasus di atas, maka penulis menilai bahwa Bank BTN sudah menerapkan prinsip 5c dalam standar operasi procedural (SOP) pada Bank Umum.
3.2.3. Perkembangan Kredit KPR Platinum BTN
Tabel III. 1.
Perkembangan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Platinum Bank Tabungan Negara (persero),Tbk
Tahun 2012 - 2015
Sumber: PT. Bank Tabungan Negara (persero),Tbk
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa perkembangan penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada Bank Tabungan Negara (persero),Tbk pada tahun 2012 yaitu penyaluran sebesar Rp.10.999.000.000.000 dan di tahun 2013 dengan jumlah kredit yang disalurkan sebesar Rp.12.548.000.000.000. Penyaluran KPR Platinum pada tahun 2013 mengalami peningkatan yang cukup baik yaitu sebesar Rp.1.549.000.000.000 atau sekitar 14% dari tahun 2012. Peningkatan yang terjadi disini dikarenakan masyarakat yang semakin berminat dengan KPR Platinum.
Disamping bunga yang cukup ringan dan terjangkau serta angsuran yang ditawarkan cukup menarik. Sementara Tahun 2014 penyaluran KPR Platinum sebesar Rp.11.063.000.000.000. Jika dibandingkan dengan penyaluran kredit tahun 2013
Periode Jumlah(Rp miliar)
Kenaikan/Penurunan (Rp miliar)
Kenaikan/Penurun an
(%) Naik Turun Naik Turun
2012 10.999 - - - -
2013 12.548 1.549 - 14% -
2014 11.063 - 1.485 - 11,8%
2015 11.722 659 - 5,9% -
KPR Platinum mengalami penurunan sebesar Rp.1.485.000.000.000 atau sekitar 11,8% penurunan ini dikarenakan tingkat suku bunga yang meningkat yaitu dari 11%-12% di tahun 2013 menjadi 11,5%-12,5% di tahun 2014. Pada tahun 2015 Bank Tabungan Negara mengalami pertumbuhan positif dalam menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Platinum yaitu sebesar Rp.11.722.000.000.000 yang mengalami kenaikan sebesar Rp.659.000.000.000 atau sekitar 5,9% dari tahun 2014.
Hal ini sejalan dengan adanya program sejuta rumah. Secara keseluruhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Platinum dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 dikategorikan stabil atau selama empat tahun terahir nilai Kredit Platinum BTN hanya di tahun 2012 dan 2014 yang sedikit dibawah nilai kredit rata-rata. Dengan nilai rata- rata kredit sebesar Rp.11.583.000.000000, sementara KPR Platinum tahun , 2013 dan 2015 masih jauh diatas rata-rata yang membuktikan bahwa KPR Platinum sangat diminati masyarakat.
3.2.4. Perbandingan KPR Platinum Dengan KPA dan Kredit Ruko BTN
Bank Tabungan Negara mengembangkan portofolio KPR bagi nasabah segmen menengah ke atas melalui layanan KPR non subsidi. Layanan KPR non subsidi pada Bank Tabungan Negara terdiri dari produk-produk KPR Platinum dan KPA serta Kredit Ruko BTN. Adapun perbandingan antara KPR Platinum, KPA dan Kredit Ruko BTN disajikan dalam tabel dan diagram berikut:
Tabel III. 2.
Penyaluran Kredit Non Subsidi BTN Tahun 2012 – 2015
(Rp miliar)
Jenis KPR 2012 2013 2014 2015
KPR Platinum 10.999 12.548 11.063 11.722
KPA 363 522 296 258
Kredit Ruko 222 198 210 215
Sumber: PT.Bank Tabungan Negara (persero),Tbk
Dari data di atas dapat dibuat grafik untuk mempermudah dalam membandingkan Kredit KPR Platinum dengan KPA BTN dan Kredit Ruko BTN sebagai berikut:
(Rp miliar)
Sumber: Pt. Bank Tabungan Negara (persero) Tbk Gambar III.3.
Penyaluran Kredit Non Subsidi BTN Tahun 2012 - 2015
10.999
12.548
11.063 11.722
363 222 522 198 296 210 258 215
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000
2012 2013 2014 2015
KPR BTN Platinum KPA BTN Kredit Ruko BTN
Analisa yang dapat diperoleh dari gambar di atas,dapat disimpulkan bahwa perbandingan antara Kredit KPR Platinum dengan kredit perumahan non subsidi lainnya sangat berbeda jauh yaitu selama empat tahun terakhir, KPR Platinum tetap mendominasi nilai pendapatan pada bank Tabungan Negara dalam satuan miliar rupiah. Kredit Platinum merupakan KPR yang mempunyai Pangsa pasar yang lebih luas karena kredit platinum mempunyai keunggulan, yakni suku bunga kompetitif, proses cepat dan mudah, jangka waktu sangat fleksibel, perlindungan asuransi jiwa kredit, asuransi kebakaran dan gempa bumi dan memiliki jaringan kerjasama yang luas dengan developer di seluruh wilayah Indonesia.
Dapat dilihat dari gambar di atas bahwa penyaluran Kredit Non Subsidi setiap Tahunnya selalu didominasi oleh KPR Platinum secara rinci sebabai berikut:
1. Tahun 2012
Dari total pemberian kredit KPR Non Subsidi yaitu Rp 11,584 Triliun, KPR platinum memiliki persentase jauh di atas KPA BTN dan Kredit Ruko BTN yaitu sebesar 94,95% dengan nilai Rp 10,999 Triliun, sementara KPA BTN mencapai 3,14% yaitu Rp.363 miliar dan kredit Ruko hanya mencapai 1,9% atau sebesar Rp 222 Miliar.
2. Tahun 2013
Total Kredit KPR Non Subsidi Rp 13,268 Triliun, KPR Platinum mencapai 94,58% atau sebesar Rp 12,548 Triliun, KPA BTN mencapai 3,93% sebesar RP 522 Miliar dan Kredit Ruko BTN hanya mencapai 1,49% atau sebesar Rp 198 Miliar.
3. Tahun 2014
Kredit KPR Non Subsidi yang disalurkan sebesar Rp 11,569 Triliun, 95,67%
didominasi KPR Platinum yaitu sebesar Rp 11,063 Tiliun, sementara KPA BTN mencapai 2,55% atau sebesar Rp 296 Miliar dan 1,8% pada Kredit Ruko BTN atau sebesar Rp 210 Miliar.
4. Tahun 2015
Total kredit Non Subsidi yang di salurkan sebesar Rp 12,195 Triliun, KPR Platinum mencapai 96,2% sebesar Rp 11,722 Triliun, KPA BTN mencapai 2,1%
sebesar Rp 258 Miliar dan Kredit Ruko BTN mencapai 1,7% atau sebesar Rp 215 Miliar.