• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

BAB XIX

PENGUJIAN BAHAN SECARA MIKROBIOLOGIS

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

KEPENDIDIKAN

2017

(2)

1 BAB 19. PENGUJIAN BAHAN SECARA MIKROBIOLOGIS

A.Kompetensi Inti

Menguasai materi, Struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata

pelajaran yang diampu.

B.Kompetensi Dasar

Mempertunjukkan pengujian bahan hasil pertanian dan perikanan secara Mikrobiologis.

C. Uraian Materi Pokok

1.Melakukan pengujian secara mikrobiologis dan pengolahan data Mikroorganisme dapat hidup dimana saja seperti air, udara, darat, termasuk di makanan. Pada beberapa kondisi, jumlah mikroorganisme harus dibatasi, seperti mikroorganisme pada saluran pembuangan limbah dan juga mikroorganisme pada makanan atau produk susu jumlahnya harus mengikuti standar-standar yang sudah ditetapkan. Untuk menghitung jumlah mikroorganisme tersebut biasanya sampel dari makanan atau produk susu atau dari air limbah tersebut di uji menggunakan media agar PCA (Plate Count Agar) dengan metode TPC (Total Plate Count). Plate Count Agar atau yang juga sering disebut Standard Methods Agar merupakan sebuah media pertumbuhan mikroorganisme yang umum digunakan untuk menghitung jumlah mikroorganisme total yang terdapat pada setiap sample makanan, produk susu, air limbah dan sample-sample lainnya yang biasanya menggunakan metode Total Plate Count.

Plate Count Agar (PCA) terdiri dari casein, yeast extract, dextrose dan juga agar.

Komposisi PCA untuk setiap liter yaitu :

- Casein……….... 5 gram - Yeast extract……….. 2.5 gram - Dextrose……….… 1 gram - Agar………... 15 gram

(3)

2 Media Pertumbuhan Mikroba

Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media. Berikut ini beberapa media yang sering digunakan secara umum dalam mikrobiologi.

- Lactose Broth

Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk Salmonella dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme koliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah presumptive test untuk koliform. Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5% laktosa.

- EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)

Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S.

aureus, P. aerugenosa, dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya eosin dan metilen blue membantu mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian, jika media ini digunakan pada tahap awal karena kuman lain juga tumbuh terutama P. Aerugenosa dan Salmonella sp dapat menimbulkan keraguan.

Bagaiamanapun media ini sangat baik untuk mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut adalah E.coli. Agar EMB (levine) merupakan media padat yang dapat digunakan untuk menentukan jenis bakteri coli dengan memberikan hasil positif dalam tabung. EMB yang menggunakan eosin dan methylin blue sebagai

indikator memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang meragikan laktosa dan yang tidak. Medium tersebut mengandung sukrosa karena

kemampuan bakteri koli yang lebih cepat meragikan sukrosa daripada laktosa.

(4)

3 Untuk mengetahui jumlah bakteri coli umumnya digunakan tabel Hopkins yang lebih dikenal dengan nama MPN (most probable number) atau tabel JPT (jumlah perkiraan terdekat), tabel tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah bakteri coli dalam 100 ml dan 0,1 ml contoh air.

- Nutrient Agar

Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, seewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk

pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.

Untuk komposisi nutrien adar adalah eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air desitilat 1.000 ml dan 15 g agar/L. Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C selama 15 menit. Kemudian siapkan wadah sesuai yang dibutuhkan.

- Nutrient Broth

Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair.

Intinya sama dengan nutrient agar. Nutrient broth dibuat dengan cara sebagai berikut:

1.Larutkan 5 g pepton dalam 850 ml air distilasi/akuades.

2.Larutkan 3 g ekstrak daging dalam larutan yang dibuat pada langkah pertama.

3.Atur pH sampai 7,0.

4.Beri air distilasi sebanyak 1.000 ml.

5.Sterilisasi dengan autoklaf.

- MRSA (deMann Rogosa Sharpe Agar)

MRSA merupakan media yang diperkenalkan oleh De Mann, Rogosa, dan Shape (1960) untuk memperkaya, menumbuhkan, dan mengisolasi jenis Lactobacillus dari seluruh jenis bahan. MRS agar mengandung polysorbat, asetat, magnesium, dan mangan yang diketahui untuk beraksi/bertindak sebagai faktor

(5)

4 pertumbuhan bagi Lactobacillus, sebaik nutrien diperkaya MRS agar tidak sangat selektif, sehingga ada kemungkinan Pediococcus dan jenis Leuconostoc serta jenis bakteri lain dapat tumbuh. MRS agar mengandung:

1.Protein dari kasein 10 g/L 2.Ekstrak daging 8,0 g/L 3.Ekstrak ragi 4,0 g/L 4.D (+) glukosa 20 g/L 5.Magnesium sulfat 0,2 g/L 6.Agar-agar 14 g/L

7.dipotassium hidrogen phosphate 2 g/L 8.Tween 80 1,0 g/L

9.Diamonium hidrogen sitrat 2 g/L 10.Natrium asetat 5 g/L

11.Mangan sulfat 0,04 g/L

MRSB merupakan media yang serupa dengan MRSA yang berbentuk cair/broth.

- Trypticase Soy Broth (TSB)

TSB adalah media broth diperkaya untuk tujuan umum, untuk isolasi, dan penumbuhan bermacam mikroorganisme. Media ini banyak digunakan untuk isolasi bakteri dari spesimen laboratorium dan akan mendukung pertumbuhan mayoritas bakteri patogen.

Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen lainnya yang membuatnya menjadi media bernutrisi untuk bermacam mikroorganisme. Dekstrosa adalah sumber energi dan natrium klorida mempertahankan kesetimbangan osmotik. Dikalium fosfat ditambahkan sebagai buffer untuk mempertahankan pH.

- Plate Count Agar (PCA)

PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan inokulasi di atas permukaan. PCA dibuat dengan melarutkan semua bahan (casein enzymic hydrolisate, yeast extract, dextrose, agar) hingga membentuk suspensi 22,5 g/l kemudian disterilisasi pada autoklaf (15 menit pada suhu 121°C). Media PCA ini baik untuk pertumbuhan total mikroba (semua jenis mikroba) karena di

(6)

5 dalamnya mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen komplek lainnya serta ekstrak yeast

mensuplai vitamin B kompleks.

- APDA

Media APDA berfungsi untuk menumbuhkan dan menghitung jumlah khamir dan yeast yang terdapat dalam suatu sampel. Khamir dan yeast akan tumbuh dengan optimal pada media yang sesuai. Adanya asam tartarat dan pH rendah maka pertumbuhan bakteri terhambat. APDA dibuat dengan merebus kentang selama 1 jam/45 menit, agar dilelehkan dalam 500 ml air. Campurkan ekstrak kentang dalam agar lalu ditambahkan glukosa dan diaduk rata. Pada APDA jadi ini juga ditambah asam tartarat.

- Potato Dextrose Agar (PDA)

PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang.

Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri.

Cara membuat PDA adalah mensuspensikan 39 g media dalam 1 liter air yang telah didestilasi. campur dan panaskan serta aduk. Didihkan selama 1 menit untuk melarutkan media secara sempurna. Sterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit. Dinginkan hingga suhu 40-45°C dan tuang dalam cawan petri dengan pH akhir 5,6+0,2.

- VRBA (Violet Red Bile Agar)

VRBA dapat digunakan untuk perhitungan kelompok bakteri Enterobactericeae.

Agar VRBA mengandung violet kristal yang bersifat basa, sedangkan sel mikroba bersifat asam. Bila kondisi terlalu basa maka sel akan mati. Dengan VRBA dapat dihitung jumlah bakteri E.coli. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat VRBA adalah yeast ekstrak, pepton, NaCl, empedu, glukosa, neutral red, kristal violet, agar). Bahan-bahan tersebut kemudian dicampur dengan 1 liter air yang telah didestilasi. Panaskan hingga mendidih sampai larut sempurna. Dinginkan hingga 50-60°C. Pindahkan dalam tabung sesuai kebutuhan, pH akhir adalah 7,4.

(7)

6 Campuran garam bile dan kristal violet menghambat bakteri gram positif. Yeast ekstrak menyediakan vitamin B-kompleks yang mendukung pertumbuhan bakteri. Laktosa merupakan sumber karbohidrat. Neutral red sebagai indikator pH. Agar merupakan agen pemadat.

- PGYA

Media ini berfungsi untuk isolasi, enumerasi, dan menumbuhkan sel khamir.

Dengan adanya dekstrosa yang terkandung dalam media ini, PGYA dapat digunakan untuk mengidentifikasi mikroba terutama sel khamir. Untuk

membuatnya, semua bahan dicampur dengan ditambah CaCO3 terlebih dahulu sebanyak 0,5 g lalu dilarutkan dengan akuades. Kemudian dimasukkan dalam erlenmeyer dan disumbat dengan kapas lalu disterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit.

- Total Plate Count (TPC)

Prinsip dari metode hitungan cawan atau Total Plate Count (TPC) adalah menumbuhkan sel mikroorganisme yang masih hidup pada media agar, sehingga mikroorganisme akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop.

Metode ini merupakan metode yang paling sensitif untuk menentukan jumlah mikroorganisme. Dengan metode ini, kita dapat menghitung sel yang masih hidup, menentukan jenis mikroba yang tumbuh dalam media tersebut serta dapat mengisolasi dan mengidentifikasi jenis koloni mikroba tersebut.

Pada metode ini, teknik pengenceran merupakan hal yang harus dikuasai.Sebelum mikroorganisme ditumbuhkan dalam media, terlebih dahulu dilakukan pengenceran sampel menggunakan larutan fisiologis.Tujuan dari pengenceran sampel yaitu mengurangi jumlah kandungan mikroba dalam sampel sehingga nantinya dapat diamati dan diketahui jumlah mikroorganisme secara spesifik sehingga didapatkan perhitungan yang tepat. Pengenceran memudahkan dalam perhitungan koloni (Fardiaz, 1993). tahapan pengenceran dimulai dari membuat larutan sampel sebanyak 10 ml (campuran 1 ml/1gr sampel dengan 9 ml larutan fisiologis). Dari larutan tersebut diambil sebanyak 1 ml dan masukkan kedalam 9 ml larutan fisiologis sehingga didapatkan pengenceran 10-2. Dari

(8)

7 pengenceran 10-2 diambil lagi 1 ml dan dimasukkan kedalam tabung reaksi berisi 9 ml larutan fisiologis sehingga didapatkan pengenceran 10-3, begitu seterusnya sampai mencapai pengenceran yang kita harapkan.Secara keseluruhan, tahap pengenceran dijelaskan dalam gambar berikut ini.

Teknik pengenceran Sampel

Setelah dilakukan pengenceran, kemudian dilakukan penanaman pada media lempeng agar. Setelah diinkubasi, jumlah koloni masing-masing cawan diamati dan dihitung.Koloni merupakan sekumpulan mikroorganisme yang memiliki kesamaan sifat seperti bentuk, susunan, permukaan, dan sebagainya. Sifat-sifat yang perlu diperhatikan pada koloni yang tumbuh di permukaan medium adalah sebagai berikut:

Besar kecilnya koloni. Ada koloni yang hanya berupa satu titik, namun ada pula yang melebar sampai menutup permukaan medium.

Bentuk. Ada koloni yang bulat dan memanjang. Ada yang tepinya rata dan tidak rata.

(9)

8

Kenaikan permukaan. Ada koloni yang rata dengan permukaan medium, ada pula yang timbul diatas permukaan medium.

Halus kasarnya pemukaan. Ada koloni yang permukaannya halus, ada yang permukaannya kasar dan tidak rata.

Wajah permukaan. Ada koloni yang permukaannya mengkilat dan ada yang permukaannya suram.

Warna. Kebanyakan koloni bakteri berwarna keputihan atau kekuningan.

Kepekatan. Ada koloni yang lunak seperti lendir, ada yang keras dan kering.

Selanjutnya perhitungan dilakukan terhadap cawan petri dengan jumlah koloni bakteri antara 30-300. Perhitungan Total Plate Count dinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri hasil perhitungan dikalikan faktor pengencer.

Keuntungan dari metode TPC adalah dapat mengetahui jumlah mikroba yang dominan. Keuntungan lainnya dapat diketahui adanya mikroba jenis lain yang terdapat dalam contoh. Adapun kelemahan dari metode ini adalah:

Memungkinkan terjadinya koloni yang berasal lebih dari satu sel mikroba, seperti pada mikroba yang berpasangan, rantai atau kelompok sel.

Memungkinkan ini akan memperkecil jumlah sel mikroba yang sebenarnya. Kemungkinan adanya jenis mikroba yang tidak dapat tumbuh karena penggunaan jenis media agar, suhu, pH, atau kandungan oksigen selama masa inkubasi.

Memungkinkan ada jenis mikroba tertentu yang tumbuh menyebar di seluruh permukaan media, sehingga menghalangi mikroba lain. Hal ini akan mengakibatkan mikroba lain tersebut tidak terhitung.

Penghitungan dilakukan pada media agar yang jumlah populasi mikrobanya antara 30 – 300 koloni. Bila jumlah populasi kurang dari 30 koloni akan menghasilkan penghitungan yang kurang teliti secara statistik, namun bila lebih dari 300 koloni akan menghasilkan hal yang sama karena terjadi persaingan diantara koloni.

Penghitungan populasi mikroba dapat dilakukan setelah masa inkubasi yang umumnya membutuhkan waktu 24 jam atau lebih.

(10)

9 Uji Total Plate Count menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa koloni yang dapat diamati secara visual dan dihitung. Sebelum diuji di media padat, sampel terlebih dahulu harus diencerkan. Pengenceran sampel dilakukan terhadap sediaan yang akan didentifikasi kemudian ditanam pada media lempeng agar. Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada lempeng agar dihitung setelah inkubasi pada suhu dan waktu yang sesuai. Perhitungan dilakukan terhadap petri dengan jumlah koloni bakteri antara 30-300.Total Plate Count dinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri hasil perhitungan dikalikan faktor pengencer.

Teknik pengenceran sampel dilakukan pada metode cawan tuang (pour plate).

Pada metode tuang, sejumlah sampel dari hasil pengenceran sebanyak 1 ml dimasukkan kedalam cawan petri, kemudian ditambahkan media yang telah disterilkan sebanyak 15-20 ml. Kemudian cawan petri digoyang agar media dan sampel tercampur rata dan biarkan memadat. Hal ini akan menyebarkan sel-sel bakteri tidak hanya pada permukaan media yang kaya oksigen, tetapi ada pula yang tumbuh didalam media yang tidak begitu banyak mengandung oksigen.

Secara keseluruhan tahap dalam metode cawan tuang (pour plate) ini dijelaskan pada gambar berikut:

Proses inokulasi bakteri, penuangan media dan penghomogenan larutan

(11)

10 Sementara pada metode lainnya yaitu metode goresan, proses penanaman bakteri hanya dilakukan di permukaan bakteri saja.Teknik ini menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan keterampilan- keterampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Tetapi kelemahan metode ini adalah bakteri- bakteri anaerob tidak dapat tumbuh, karena goresan hanya dilakukan di permukaan media saja.

Pertumbuhan bakteri pada metode Spread plate dan Pour plate

Pada gambar di atas dapat anda lihat bahwa pada metode goresan atau spread plate, bakteri hanya tumbuh pada permukaan media yang digores saja,

sementara pada metode cawan tuang atau pour plate, bakteri tumbuh tidak hanya di permukaan media saja tetapi diseluruh bagian media.

Dalam melakukan teknik goresan harus memperhatikan beberapa hal berikut ini, antara lain:

1. Gunakan jarum ose yang telah dingin untuk menggores permukaan lempengan media. Jarum ose yang masih panas akan mematikan mikroorganisme sehingga tidak terlihat adanya pertumbuhan mikroorganisme di bekas goresan.

(12)

11 2. Sewaktu menggores, jarum ose dibiarkan meluncur diatas permukaan lempengan. Media agar yang luka akan mengganggu pertumbuhan mikroorganisme, sehingga sulit diperoleh koloni yang terpisah.

3. Jarum ose harus dipijarkan kembali setelah menggores suatu daerah, hal ini dengan tujuan mematikan mikroorganisme yang melekat pada mata jarum ose dan mencegah kontaminasi pada penggoresan berikutnya.

4. Menggunakan tutup cawan petri untuk melindungi permukaan supaya terhindar dari kontaminasi.

5. Membalikkan lempengan media agar untuk mencegah air kondensasi jatuh diatas pemukaan media.

Ada beberapa teknik penggesekan, yaitu:

1. Goresan T

Lempengan dibagi menjadi 3 bagian dengan huruf T pada bagian luar cawan petri.

Inokulasikan daerah I sebanyak mungkin dengan gerakan sinambung.

Panaskan mata jarum ose dan biarkan dingin kembali.

Gores ulang daerah I sebanyak 3-4 kali dan teruskan penggoresan pada daerah II

Ulangi prosedur diatas untuk melakukan penggoresan untuk daerah III

Goresan T kuadran 3

2. Goresan Kuadran, teknik ini sama dengan goresan T, hanya lempengan agar dibagi

menjadi 4

(13)

12 Goresan T kuadran 4

3. Goresan Radian

Goresan dimulai dari bagian pinggir lempengan.

Pijarkan mata jarum ose dan dinginkan kembali

Putar lempengan agar 90 derajat dan buat goresan terputus diatas goresan sebelumnya

4. Goresan Sinambung

Ambil satu mata ose suspense dan goreskan setengah permukaan lempengan agar

Jangan pijarkan ose, putar lempengan 180 derajat, gunakan sisi mata ose yang sama dan gores pada sisa permukaan lempengan agar.

Goresan Sinambung

Perhitungan Koloni Bakteri

Untuk melaporkan analisis mikrobiologi digunakan suatu standar yang disebut

“Standard Plate Count” yang menjelaskam cara menghitung koloni pada cawan serta cara memilih data yang ada untuk menghitung jumlah koloni dalam suatu contoh. Cara menghitung koloni pada cawan harus memperhatikan hal-hal berikut ini :

Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni antara 25 sampai 250.

(14)

13

Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan suatu kumpulan koloni yang besar dimana jumlah koloninya diragukan, dapat dihitung sebagai satu koloni.

Suatu deretan atau rantai koloni yang terlihat seperti suatu garis tebal dihitung sebagai satu koloni.

Sedangkan data yang dilaporkan sebagai Standard Plate Count (SPC) harus mengikuti peraturan sebagai berikut (SNI 01-2897-1992):

Dipilih cawan petri dari satu pengenceran yang menunjukkan jumlah koloni antara 25-250 koloni.

Contoh:

Jumlah koloni rata-rata jumlahkedua cawan yang memenuhi syarat dikalikan dengan faktor pengencerannya.

Perhitungan Total Plate Count adalah :

= (150 x 1/10-2) + (25 x 1/10-3) =(150 x 102) + (25 x 103) 2 2

= 15.000 + 25.000 =20.000 2

Maka jumlah koloni dalam 1 ml adalah 20.000 cfu/ml

Bila salah satu dari cawan petri menunjukkan jumlah koloni ≤25 atau

≥250 maka hitunglah jumlah rata-rata koloni, kemudian dikalikan dengan faktor pengencerannya .

Contoh :

Pengenceran Cawan I Cawan II Jumlah Koloni Rata-Rata Pengenceran Cawan I Cawan II Keterangan

10-2 150 350 Yang memenuhi syarat

perhitungan adalah cawan 1

10-3 20 35 Yang memenuhi

syarat perhitungan adalah cawan II

(15)

14

10-2 200 300 =(200 + 300) x 10-2

2

= 250 x 10-2

10-3 15 25 = (15 + 25) x 10-3

2

= 20 x 10-3 Perhitungan Total Plate Count adalah :

= (250 x 1/10-2) + (20 x 1/10-3) = (250 x 102) + (20 x 103) 2 2

= 25.000 + 20.000 2

= 22.500

Maka jumlah koloni dalam 1 ml adalah 22.500 cfu/ml

Bila cawan-cawan dari dua tingkat pengenceran yang berurutan menunjukkan jumlah koloni antara 25-250  hitunglah jumlah koloni dari masing-masing tingkat pengenceran, dikalikan dengan faktor pengencerannya dan rata-rata jumlah koloni dari kedua pengenceran tersebut.

Contoh:

Pengenceran Cawan I Cawan II Jumlah Koloni Rata-rata 10-2 215 225 = (215 + 225) x 10-2

2

= 220 x 10-2

10-3 55 45 = (55 + 45) x 10-3

2

= 50 x 10-3 Perhitungan Total Plate Count adalah :

= (220 x 1/10-2) + (50 x 1/10-3) = (220 x 102) + (50 x 103) 2 2 = 22.000 + 50.000

2 = 36.000

Maka jumlah koloni dalam 1 ml adalah 36.000 cfu/ml

Bila hasil perhitungan diatas, pada tingkat pengenceran yang lebih tinggi diperoleh jumlah koloni rata-rata ≥2kali jumlah koloni rata-rata pengenceran dibawahnya, maka dipilih tingkat pengenceran yang lebih rendah.

(16)

15

Bila tidak satupun koloni tumbuh dalam cawan, maka Total Plate Count dinyatakan sebagai <1 dikalikan faktor pengenceran terendah.

Jika seluruh cawan menunjukkan jumlah koloni ≥250, dipilih cawan dari tingkat pengenceran tertinggi kemudian dibagi menjadi beberapa bagian atau sector (2,4, atau 8) dan dihitung jumlah koloni dari satu sektor

Selanjutnya ,Total Plate Count didapatkan dari hasil jumlah koloni dikalikan dengan jumlah sektor, kemudian dihitung rata-rata dari kedua cawan dan dikalikan dengan faktor pengenceran .

Contoh: Jumlah sektor : 4

Pengenceran Cawan I Cawan II Jumlah Koloni Rata-rata 10-2 Jumlah koloni 

100 x 4= 400

Jumlah koloni  150 x 4 = 600

500 x 102 10-3 Jumlah koloni 

175 x 4 = 700

Jumlah koloni  200 x 4 = 800

750 x 103

Perhitungan Total Plate Count adalah :

= (500 x 1/10-2) + (750 x 1/10-3) = (500 x 102) + (750 x 103) 2 2

= 50.000 + 750.000

(17)

16 2

= 400.000 = 40 x 104

Maka jumlah koloni dalam 1 ml adalah 40 x 104cfu/ml

Cara Menghitung dan Membulatkan Angka

Dalam melaporkan jumlah koloni atau jumlah koloni perkiraan hanya 2 angka penting yang digunakan, yaitu angka yang pertama dan kedua. Pembulatan angka keatas dengan cara menaikkan angka kedua menjadi angka yang lebih tinggi jika angka ketika adalah 6,7,8,atau 9. Gunakanlah angka 0 pada masing- masing angka pada digit berikutnya. Pembulatan angka kebawah bila angka ketiga adalah 1,2,3, atau 4. Bila angka ketiga adalah angka 5, maka bulatkanlah keatas jika angka kedua merupakan bilangan ganjil atau bulatkan kebawah bila angka kedua merupakan bilangan genap.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, stadium pertama dari proses penambahan dapat dilakukan pada sebuah data input D1 di stadium 1, sementara pada waktu yang bersamaan, stadium akhir dari

Laporan Tahunan PT Bank ABC Tahun 2015 (PT Bank ABC, 2016) memberikan informasi bahwa PT Bank ABC memiliki 339 kantor cabang yang tersebar di berbagai

Berdasarkan pengujian fraud triangle yang terdiri dari tekanan yang diproksikan dengan dengan financial stability pressure , external pressure, financial target,

Tujuan penelitian yang ingin dicapai berdasarkan rumusan masalah tersebut adalah untuk mengetahui efektivitias model pembelajaran quantum dengan metode eksperimen

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, masalah yang akan dicari pemecahannya dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja setelah dilakukannya

$ami juga akan belajar tentang strategi umpan digunakan oleh penyerang untuk mengganggu respon pertahanan hormon-mediated pada tanaman, dan kami akan menjelaskan bagaimana

Konteks penerapan konsep ini dalam peristiwa terkait teori reverse piercing ialah menganggap pemegang saham sebagai agen perseroan terbatas, sehingga seharusnya memandang

Pulau Sarinah merupakan sebuah pulau buatan yang menumbuhkan pandangan masyarakat bahwa bencana seperti lumpur lapindo yang bersifat merusak kehidupan di Porong dapat