Embun Pagi
July 22, 2014
Risk to the upside
Kami menduga kenaikan index kemarin mengejutkan kebanyakan investor, index naik 0.8% dari penutupan pada jumat dan ditutup di level 5127,1 yang merupakan level penutupan index tertinggi pada tahun berjalan dan butuh 1.7% lagi ke rekor penutupan index tertinggi. (yang dicapai pada tanggal 20 Mei 2013).
Informasi yang kami dapatkan dari nasabah retail kami menyebutkan bahwa mereka telah mengambil keuntungan dari rally yang terjadi. Berbeda dengan pendekatan investasi kami yang kami sarankan pada notes strategi Juli, “gear up and embrace the change”, yang dipublikasikan pada 7 July, kami pikir investor telah mengurangi porsi saham sebagai antisipasi jenuh beli di pasar dan akan jatuh. Bagaimanapun kami pikir semua telah berbalik, kini investor mulai berspekulasi untuk beli dan telah mengetahui resiko dari potensi kenaikan, dengan kata lain investor lebih kuatir ketinggalan rally. Hal ini didasarkan pada hal sebagai berikut dari rally kemarin:
Properti (naik 2,57% harian) dan industri dasar (naik 1,11% harian) kedua sektor mengalahkan index masing-masing dengan 1,8% dan 0,3%.
Walaupun kedua sektor tersebut mempunyai siklus musiman namun kami percaya, investor mengantisipasi kondisi ekonomi akan membaik.
Nilai beli asing hanya 27.7% dari total volume transaksi lebih kecil dari rata-rata tahun berjalan sebesar 39.6%. Artinya investor lokal lebih mendominasi.
Kami melihat resiko yang lebih kecil kepada penurunan. Argument kami berdasarkan dari fakta berikut: local investor hanya mempunyai jumlah saham yang terbatas untuk dijual dan keadaan ekonomi yang membaik akan menjadi penopang harga, dan alasan terakhir adalah hasil pilpres semakin dapat di prediksi.
Secara umum, kami percaya hasil pilpres yang sudah diprediksi akan menjadi pendorong tingkat keyakinan. Hasil resmi dari pilpres hari ini akan di lanjuti oleh pihak yang akan mengajukan gugatan ke mahkamah konstitusi, yang telah diprediksi oleh pelaku pasar sebelumnya. Selama situasi yang ada sejalan dengan ekspektasi maka yakin pasar akan dalan tren naik. Kami menyarankan investor untuk tidak mengurangi porsi saham dikarenakan pemikiran pasar akan jatuh.
Selama pertumbuhan ekonomi Indonesia berada dijalurnya , kami percaya indeks akan naik.
Taye Shim Market Index
Last Trade Chg (%) MoM YoY
JCI 5,127.1 0.8 4.9 8.7
MSCI EM 1,063.3 0.0 1.9 11.9
HANG SENG 23,387.1 -0.3 1.1 9.5
KOSPI 2,018.5 0.1 2.6 7.3
FTSE 6,728.4 -0.3 -1.1 1.8
DJIA 17,051.7 -0.3 0.9 10.0
NASDAQ 4,424.7 -0.2 1.5 23.5
Key Rates
Last Trade Chg (bps) MoM YoY
Policy Rate 7.50 0 0 150
3yr 7.55 4 13 36
10yr 8.01 -5 -13 16
FX
Last Trade Chg (%) MoM YoY
USD/IDR 11,572.00 -0.4 -3.1 14.3
USD/KRW 1,026.86 -0.2 0.8 -8.2
USD/JPY 101.40 0.1 -0.5 1.7
USD/CNY 6.21 0.1 -0.3 1.1
Commodities
Last Trade Chg (%) MoM YoY
WTI 104.6 1.4 -2.1 11.2
Gold 1,312.5 0.1 -0.4 -1.7
Coal 68.2 -2.2 -5.1 -11.2
Palm Oil 820.0 0.6 -4.9 4.1
Rubber 142.4 0.0 -3.9 -19.6
Nickel 18,660.0 -2.8 1.4 31.8
Copper 7,025.0 0.6 3.0 -0.1
Tin 22,200.0 0.5 -2.1 13.9
JCI Index VS MSCI Emerging Markets
600 800 1,000 1,200
3,000 4,000 5,000 6,000
01/13 10/13 07/14
(pt) JCI
MSCI EM
(pt)
Local flashes
PTBA: Bukit Asam Catat Kenaikan Laba 31,38%, Semester I/2014. PT Bukit Asam Tbk.
(PTBA) membukukan pertumbuhan laba bersih 32,38% sepanjang 6 bulan pertama tahun ini. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, Senin (21/7/2014), laba bersih emiten tambang tersebut tercatat Rp1,17 triliun pada semester I/2014, naik dari Rp880,51 pada semester I/2013. Kenaikan tersebut sejalan dengan pengingkatan penjualan dan turunnya beban usaha. (Bisnis Indonesia)
BTPN : Laba Bersih BTPN Turun 10%. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) mencatatkan laba bersih setelah pajak (NPAT) pada kuartal II meningkat 1,9%
dari Rp493 miliar pada kuartal I-2014 menjadi Rp502 miliar. Apabila dibandingkan dengan semester I 2013, laba bersih BTPN pada semester I-2014 lebih rendah 10%, atau dari Rp1,1 triliun pada semester I-2013 menjadi Rp996 miliar pada semester I- 2014. (Seputar Indonesia)
SIDO: Sido Muncul Menjajaki Satu Akuisisi Lagi. PT Industri Jamu dan farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) masih berencana meneruskan ekspansi anorganiknya. Setelah PT Berlico Mulia Farma, kabarnya emiten jamu ini kembali akan melakukan akuisisi atas sebuah perusahaan . Direktur Utama SIDO Irwan Hidayat masih enggan merinci siapa identitas target buruannya tersebut. (Kontan)
ANTM: Antam Buka Butik Emas di Medan, Batam, Yogyakarta. PT Aneka Tambang Tbk (Antam) berencana memperluas jaringan butik emas miliknya. Tedy Badrujaman, Direktur Antam mengatakan, perusahaan setidaknya akan mendirikan tiga butik emas baru di Medan, Batam dan Yogyakarta. Jika rencana itu berhasil diwujudkan, jumlah butik emas Antam akan bertambah menjadi 12 unit. (Kontan)
BMRI: Bank Mandiri Salurkan Kredit Jalan Tol Rp 10,94 T. Bank Mandiri mengklaim telah menyalurkan kredit senilai Rp 10,94 triliun untuk mendukung pembangunan jalan tol hingga Juni 2014. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp 4,96 triliun dialokasikan untuk pembangunan empat ruas tol Jabodetabek. Di mana sebesar Rp 1,48 triliun di alokasikan untuk pembangunan dua ruas tol di wilayah Jawa Barat dan Banten, sebesar Rp1,84 triliun untuk membangun satu ruas tol di Jawa Tengah, Rp 1,17 triliun untuk dua ruas tol di Jawa Timur, dan Rp 445 miliar dialokasikan untuk mendukung pembangunan jalan tol melewati laut di Bali. (Kontan)
SMGR: Penjualan Semen Tonasa Diprediksi Tembus 6,7 Juta Ton Akhir 2014. PT Semen Tonasa mengestimasikan realisasi penjualan semen hingga akhir tahun ini bisa menembus 6,7 juta ton, seiring dengan banyaknya pengerjaan proyek pada semester II/2014. Direktur Utama Semen Tonasa Andi Unggul Attas mengatakan langkah pengembangan kapasitas produksi juga akan terus dilakukan untuk menjaga tren pertumbuhan penjualan dua digit setiap tahunnya. (Bisnis Indonesia)
SCMA: Merger Induk SCTV dengan Indosiar Tak Lagi Terganjal Pajak. Penggabungan usaha alias merger antara induk stasiun televisi SCTV, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) dengan PT Indosiar Karya Media Tbk (dulu berkode IDKM) tak lagi terganjal masalah pajak. Anak usaha PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) itu telah memenangkan perkara gugatan terhadap Direktorat Jenderal Pajak di Pengadilan Pajak. (Detik Finance
Technical analysis
Investor sentiment
Masih kondusifnya situasi nasional jelang pengumuman KPU dimana tidak adanya penundaan akan pemenang pilpres 2014 membuat IHSG kembali melaju di territory positive, hal ini juga masih berpeluang terjadi pada hari ini.
Daily chart
Kemampuan IHSG yang tetap berhasil mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin sebesar 0,78% ditutup pada level 5,127 membuat indicator teknikal tetap memberikan sinyal bullish. Memang masih menunggu peningkatan volume perdagangan yang cukup signifikan sehingga dapat menyakinkan kita bahwa trend bullish memang sangat kuat saat in.
60 minutes chart
Dari chart 2 yang menggambarkan IHSG dilihat pada timeframe 60 menit, berpeluang melakukan breakout dari resistance triangle garis hitam. Arah panah biru dapat berpeluang terjadi mengingat indicator stochastic yang melakukan goldencross disertai bullish sentiment yang dikirimkan oleh indicator MACD.
Untuk perdagangan hari ini kami perkirakan akan mampu menembus level resistance breakout ini dan kami rekomendasikan untuk melakukan strategy trading buy.
Chart 1. Daily chart Chart 2. 60 minutes chart
Source: HOTS, KDB Daewoo Securities Indonesia Research Source: HOTS, KDB Daewoo Securities Indonesia Research Recommendation Trading Buy
Target price 5,165
Stop-loss 5,023
Close 5.127
Indikator
Stoch GC
MACD UP
PSAR UP
Volume DN
GC = Golden-cross AC = Accumulation DC = Dead-cross Dis = Distribution
UP = Up OB = Overbought
DN = Down OS = Oversold
NM = Normal
Stocks on our focus list
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
Pada perdagangan kemarin saham BBNI mampu mengalami kenaikan sebesar 0,48%
ditutup pada level 5,150. Hal ini memberikan gambaran pada kita bahwa memang trend kenaikan masih terus berlanjut pada saham BBNI.
Indikator teknikal masih mengirimkan sinyal bullish, seperti indicator stochastic yang telah berhasil melakukan goldencross. Indikator MACD yang berada pada area bullish juga didukung oleh indicator PSAR yang juga berada pada posisi uptrend.
Buy at open market price dengan strategy trading buy adalah strategy yang kami tawarkan mengingat peluang arah panah biru pada chart 3 yang berpeluang terjadi pada perdagangan hari ini.
Recommendation Trading Buy
Target price 5,300
Stop-loss 5,050
Entry price Open Market Price
Close 5,150
Indikator
Stoch GC
MACD UP
PSAR UP
Volume DN
GC = Golden-cross AC = Accumulation DC = Dead-cross Dis = Distribution
UP = Up OB = Overbought
DN = Down OS = Oversold
NM = Normal
Chart 3. BBNI
HOTS, KDB Daewoo Securities Indonesia Research
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
Kenaikan yang dialami saham LPKR pada perdagangan kemarin membuat indicator stochastic berpeluang melakukan goldencross, hal ini dapat dilihat pada chart 4 dibawah ini yang ditunjukkan oleh panah hijau.
Arah panah biru dapat terjadi pada perdagangan hari ini mengingat indicator MACD dan indicator PSAR masih berada pada area bullish. Apalagi triangle yang terjadi pada chart 4 garis hitam sebagai resistance berpeluang untuk ditembus pada perdagangan hari ini.
Strategy trading buy dapat dilakukan dengan level entry saat open market price, sebagai level stoploss adalah 1,120 dan target pada level 1,220.
Recommendation Trading Buy
Target price 1,220
Stop-loss 1,120
Entry price Open Market Price
Close 1,160
Indikator
Stoch UP
MACD UP
PSAR UP
Volume DN
GC = Golden-cross AC = Accumulation DC = Dead-cross Dis = Distribution
UP = Up OB = Overbought
DN = Down OS = Oversold
NM = Normal
Chart 4. LPKR
HOTS, KDB Daewoo Securities Indonesia Research
PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA)
Saham ERRA mampu menguat sebesar 3,86 % pada perdagangan kemarin, ditutup pada level 1,345 membuat penguatan yang cukup signifikan ini berhasil membawa indicator stochastic melakukan goldencross.
Pada chart 5 kita akan melihat level resistance yang dihadapi oleh saham ERAA untuk perdagangan hari ini, dimana terdapat dua level resistance yang garis biru tepat berada pada level harga saat ini dan garis hitam yang merupakan level psikologis 1,400.
Strategy trading buy dapat dilakukan dengan target 1 tick dibawah harga resistance psikologis yaitu pada level 1,390.
Kenaikan ini masih didukung oleh indicator MACD dan indicator PSAR yang masih berada pada bullish area.
Recommendation Trading Buy
Target price 1,390
Stop-loss 1,320
Entry price Open market Price
Close 1,345
Indikator
Stoch GC
MACD UP
PSAR UP
Volume NM
GC = Golden-cross AC = Accumulation DC = Dead-cross Dis = Distribution
UP = Up OB = Overbought
DN = Down OS = Oversold
NM = Normal
Chart 5.ERAA
HOTS, KDB Daewoo Securities Indonesia Research
Chart 6. JCI Vs. IDR/USD Chart 7. JCI performance (absolute vs. relative)
Source: Bloomberg, KDB Daewoo Securities Indonesia Research Note: Relative to MSCI EM Index
Source: Bloomberg, KDB Daewoo Securities Indonesia Research
Chart 8. Foreigner’s net purchase (EM) Chart 9. Oil price
Note: The latest figure for India is July 18th
Source: Bloomberg, KDB Daewoo Securities Indonesia Research Source: Bloomberg, KDB Daewoo Securities Indonesia Research
Chart 10. Non-ferrous metal price Chart 11. Precious metal price
Source: Bloomberg, KDB Daewoo Securities Indonesia Research Source: Bloomberg, KDB Daewoo Securities Indonesia Research 11,000
11,250 11,500 11,750 12,000 12,250
4,500 4,750 5,000 5,250
4/14 5/14 6/14 7/14
(IDR)
(pt) JCI Composite Index (L)
USD/IDR (R)
0.8
2.1
5.4
10.7
0.8
2.1
4.1
-1.2 -2
0 2 4 6 8 10 12
1D 1W 1M 1Y
Absolute Relative (%, %p)
90
-2 -2
17
-18 98 870
92
181 191
-18
422
-100 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1,000
Korea Taiwan Indonesia ThailandPhilippines India
1 Day 5 Days
(USDmn)
95 100 105 110
4/14 5/14 6/14 7/14
(pt) WTI Brent Dubai
85 95 105 115 125
4/14 5/14 6/14 7/14
(pt) Copper Nickel Tin
90 95 100 105 110 115
4/14 5/14 6/14 7/14
(pt) Silver Gold Platinum
Table 1. Key valuation metrics
Company Name Ticker Price Market Cap Price Performance (%) P/E(X)* P/B(X)* ROE(%)*
(IDR) (IDRbn) 1D 1W 1M 1Y FY13 FY14 FY13 FY14 FY13 FY14 BANKING
Bank Central Asia Tbk PT BBCA 11,650 287,231 0.0 3.1 6.9 16.5 16.6 17.8 3.7 3.8 24.6 22.8 Bank Mandiri Persero Tbk PT BMRI 10,650 248,500 0.2 1.4 8.7 25.3 10.1 12.3 2.1 2.4 22.5 21.2 Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk PT BBRI 11,700 288,629 1.1 2.9 17.0 48.1 8.4 12.2 2.3 3.0 29.7 26.8 Bank Negara Indonesia Persero Tbk PT BBNI 5,150 96,041 0.5 2.5 6.8 21.9 8.1 9.8 1.5 1.7 19.9 19.1 Bank Danamon Indonesia Tbk PT BDMN 3,895 37,332 -3.2 -9.5 -8.1 -29.8 9.0 9.8 1.2 1.1 13.5 11.7 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk PT BTPN 4,160 24,296 0.0 2.5 -1.5 -8.1 11.8 11.1 2.5 2.0 24.2 20.0 PROPERTY
Surya Semesta Internusa Tbk PT SSIA 845 3,976 1.8 3.7 27.1 -19.5 3.8 6.4 1.1 1.5 35.3 24.1 Ciputra Property Tbk PT CTRP 805 4,951 5.2 9.5 16.7 -21.1 8.8 13.8 0.9 1.0 10.8 8.7 Pakuwon Jati Tbk PT PWON 426 20,516 3.9 7.6 23.5 18.3 11.5 13.9 3.4 3.9 33.4 32.0 Alam Sutera Realty Tbk PT ASRI 550 10,807 2.8 10.4 19.8 -26.7 9.6 7.4 1.6 1.6 18.0 22.7 Bumi Serpong Damai PT BSDE 1,665 30,589 1.8 4.1 6.4 4.1 8.4 14.5 2.2 2.5 29.7 18.4 CONSTRUCTION
Total Bangun Persada Tbk PT TOTL 880 3,001 4.1 12.1 14.3 -22.1 8.8 16.5 2.3 3.7 27.5 25.1 Adhi Karya Persero Tbk PT ADHI 3,380 6,088 4.0 8.0 23.4 4.8 6.7 13.8 1.8 3.3 29.9 23.7 Wijaya Karya Persero Tbk PT WIKA 2,800 17,218 5.7 11.6 28.4 28.7 17.0 24.8 3.3 4.5 20.6 19.4 Pembangunan Perumahan Persero Tbk PT PTPP 2,390 11,573 3.9 14.6 34.6 61.5 13.4 21.8 2.8 4.9 23.1 23.6 Waskita Karya Persero Tbk PT WSKT 850 8,216 4.3 10.4 28.8 2.4 10.6 19.8 1.6 3.0 16.8 16.0 RETAIL & CONSUMER
Indofood Sukses Makmur Tbk PT INDF 7,050 61,902 -0.4 0.0 3.3 -0.7 23.2 15.1 2.5 2.4 11.2 16.2 Kalbe Farma Tbk PT KLBF 1,745 81,797 1.5 2.6 7.7 18.7 30.5 36.1 6.6 8.6 25.3 24.7 Mitra Adiperkasa Tbk PT MAPI 5,350 8,881 4.9 4.4 8.1 -20.7 27.9 25.2 3.8 3.3 14.3 13.3 Unilever Indonesia Tbk PT UNVR 31,100 237,293 0.6 2.3 4.1 -5.8 37.1 40.5 46.6 48.6 130.2 126.9 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk PT ICBP 10,500 61,225 0.2 4.7 4.0 -5.4 26.7 24.5 4.7 4.4 18.5 18.8 Ramayana Lestari Sentosa Tbk PT RALS 1,115 7,912 0.9 -1.3 -3.5 -18.6 19.3 17.3 2.3 2.3 12.5 13.1
Mayora Indah Tbk PT MYOR 29,750 26,607 0.6 0.4 1.5 3.6 22.3 29.7 6.0 5.8 30.4 20.0
Ace Hardware Indonesia Tbk PT ACES 935 16,035 4.5 5.6 8.1 33.6 19.9 28.3 5.3 6.8 29.0 26.3 Gudang Garam Tbk PT GGRM 54,000 103,901 0.1 2.4 2.7 16.1 18.7 19.8 2.8 3.2 15.5 16.9 Nippon Indosari Corpindo Tbk PT ROTI 1,330 6,732 0.0 1.1 -5.0 -14.2 32.7 31.8 6.6 7.0 21.7 23.8 AUTOMOTIVE
Astra International Tbk PT ASII 7,725 312,735 1.0 3.0 8.0 17.9 14.2 14.9 3.3 3.3 25.0 22.6 Indomobil Sukses Internasional Tbk PT IMAS 4,540 12,554 -0.1 -2.5 -3.0 -14.3 25.4 13.7 2.3 2.0 9.6 15.4 Astra Otoparts Tbk PT AUTO 3,870 18,652 0.4 1.3 5.2 -5.0 16.4 13.8 2.0 1.8 14.6 13.9 TELECOMMUNICATION
Telekomunikasi Indonesia Persero Tbk PT TLKM 2,695 271,656 0.6 3.3 11.8 15.8 14.6 17.3 3.4 3.8 25.3 23.8
XL Axiata Tbk PT EXCL 5,450 46,513 0.9 -0.5 7.4 14.7 43.0 95.1 2.9 3.0 6.7 3.7
Indosat Tbk PT ISAT 4,010 21,790 0.4 6.5 8.1 -18.2 20.2 37.3 1.4 1.3 -16.0 2.6
INFRASTRUCTURE
Jasa Marga Persero Tbk PT JSMR 6,400 43,520 0.8 3.2 7.1 6.7 24.0 27.0 3.5 4.2 14.9 15.7 Tower Bersama Infrastructure Tbk PT TBIG 7,925 38,012 -0.9 1.6 0.6 51.0 22.3 25.2 7.0 7.0 31.3 29.6 MINING
Aneka Tambang Persero Tbk PT ANTM 1,165 11,112 0.9 4.0 3.6 -9.7 24.9 34.5 0.8 0.9 3.2 3.0 Timah Persero Tbk PT TINS 1,335 9,943 -1.1 -3.3 4.3 47.4 15.6 12.3 1.6 1.7 10.9 13.8 Tambang Batubara Bukit Asam Persero Tbk PTBA 10,950 25,230 3.5 1.9 3.3 -4.8 12.4 13.1 3.0 2.9 23.0 22.9 CEMENT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk PT INTP 26,450 97,369 1.7 3.2 13.3 21.9 14.7 17.9 3.2 3.7 23.7 22.1 Holcim Indonesia Tbk PT SMCB 3,015 23,104 0.5 9.6 19.6 11.7 18.3 19.0 2.0 2.4 11.1 13.1 Semen Indonesia Persero Tbk PT SMGR 16,975 100,688 1.6 2.0 13.7 17.1 15.6 17.2 4.0 4.2 28.1 25.6 Source: Bloomberg, KDB Daewoo Securities Indonesia Research
*Note: Valuation metrics based on Bloomberg consensus estimates
Sector performance Top 10 market cap performance
Name Index Chg (%) Ticker Price Market Cap (IDRbn) Chg (%)
Agricultural 2,221.2 0.2 CMNP IJ 4,055 8,921.0 13.0
Mining 1,343.7 1.0 APLN IJ 343 7,031.8 8.9
Basic-Industry 565.0 1.1 WINS IJ 1,400 5,633.5 6.9
Miscellaneous Industry 1,343.7 1.0 BEST IJ 605 5,825.9 6.1
Consumer Goods 2,085.9 0.5 WIKA IJ 2,800 17,217.8 5.7
Property & Construction 473.4 2.6 MAPI IJ 5,350 8,881.0 4.9
Infrastructure 1,147.9 1.0 GEMS IJ 1,880 11,058.8 4.7
Finance 692.0 0.3 KIJA IJ 277 5,605.2 4.5
Trade 900.0 0.7 ACES IJ 935 16,035.3 4.5
Composite 5,127.1 0.8 BBKP IJ 710 6,451.5 4.4
Source: Bloomberg
Top 5 leading movers Top 5 lagging movers
Name Chg (%) Close Name Chg (%) Close
BBRI IJ 1.1 11,700 BDMN IJ -3.2 3,895
ASII IJ 1.0 7,725 ADMF IJ -4.2 10,975
PGAS IJ 2.1 6,025 LPPF IJ -1.0 14,350
INTP IJ 1.7 26,450 ARII IJ -25.0 394
SMGR IJ 1.7 16,975 TBIG IJ -0.9 7,925
Source: Bloomberg
Economic Calendar
Time Currency Detail Forecast Previous
9:00am CNY CB Leading Index m/m 0.7%
11:30am JPY All Industries Activity m/m 0.7% -4.3%
7:30pm USD Core CPI m/m 0.2% 0.3%
7:30pm USD CPI m/m 0.3% 0.4%
8:00pm USD HPI m/m 0.4% 0.0%
9:00pm USD Existing Home Sales 4.98M 4.89M
Note: Time is based on Indonesian local time Source: Forex Factory
Disclaimers
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Daewoo Securities Indonesia (DWS). It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of DWS and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied) of DWS, its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither DWS, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, omissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Daewoo Securities Indonesia 2014.