• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN TEKNIK PENGENALAN UNSUR MUANNATS DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN TEKNIK PENGENALAN UNSUR MUANNATS DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCE"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNIK PENGENALAN UNSUR MUANNATS DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS MULTIPLE

INTELLIGENCE Oleh: Awaliyah Musgamy

Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar Abstract

Arabic is characterized as a doreign language that highly focuses to the difference of male and female towards its grammatical rule. In its implementation, female aspect of the grammatical rule is called muannats in which its form can be identified in isim, fi’il, as well as harf. To maximize the implementation of muannats aspect in the grammatical rule of Arabic, multiple intelligence based of Arabic teaching can be a fruitful theory that may accommodate the students’ differences consisted in the multiple intelligence by applying various techniques assessing the students’ understanding towards female aspect of the grammatical rule.

Keywords: Muannats, Multiple Intelligence I. PENDAHULUAN

Bahasa Arab merupakan bahasa yang terpilih di antara sekian banyak bahasa yang ada di dunia sebagai media Tuhan untuk berkomunikasi dengan hamba-hamba-Nya sehingga al-Qur’an kemudian sebagai kitab penyempurna dari berbagai kitab suci yang ada pada agama-agama samawi sebelumnya tertulis dalam bahasa Arab. Hal ini dipertegas dalam firman-Nya Q.S. al-Zukhruf (43) : 3 yaitu:















Terjemahnya:

Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa

Arab supaya kamu memahami(nya). 1

Dengan redaksi yang berbeda dengan titik penekanan bagaimana Rasulullah Saw. diharapkan menyampaikan risalah

(2)

dengan menggunakan bahasa Arab sebagai media penyampaian dakwah, Allah Swt. menegaskan pada Q.S. al-Syu’araa (26) : 192-195 yaitu:









































Terjemahnya:

Dan sesungguhnya al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.2

Pilihan Tuhan terhadap bahasa Arab sebagai media untuk berkomunikasi dengan hamba-hamba-Nya tersebut bukanlah sesuatu yang bersifat kebetulan tapi tentunya juga disertai dengan berbagai pertimbangan yang mendalam seperti rumpun bahasa yang dimiliki, sebaran geografis etnik penutur, termasuk unsur bahasa yang melekat pada bahasa Arab itu sendiri yang kaya akan perbendaharaan kata (mufradat), tata bahasa (qawaid), bunyi bahasa (ashwat), dan semacamnya. Dan semua itu menjadi suatu keistimewaan pada bahasa Arab yang membuatnya memiliki karakteristik yang khas dibandingkan dengan bahasa-bahasa lainnya.

Ernest Renan, seorang orientalis yang pada dasarnya merupakan orang yang anti Arab tidak bisa menyembunyikan kekagumannya pada bahasa Arab dengan pernyataan sebagaimana telah dikutip oleh Mahmud Ahmad al-Sayyid sebagai berikut:

Di antara yang membuatku terkejut adalah bahwa bahasa Arab kuta itu tumbuh dengan sempurna di tengah-tengah gurun pada kaum pengembara yang nomaden. Bahasa itu mengungguli bahasa serumpunnya dengan melimpah ruah kosakatanya, kedalaman maknanya, dan keindahan bangun strukturnya. 3

2

Q.S. al-Syu’araa (26) : 192-195

3 Mahmud Ahmad al-Sayyid, Fi Tharaiq Tadris Lugah

(3)

Salah satu keistimewaan bahasa Arab adalah intensitas penekanan perbedaan jenis kelamin perbendaharaan kata (mufradat) yang terdiri atas maskulin (mudzakkar) serta feminim (muannats) yang pada dasarnya bisa didapatkan pada bahasa lain tapi tidak sekaya dengan apa yang ada dalam bahasa Arab.4 Ibarat pisau yang bermata dua, intensitas penekanan perbedaan jenis

kelamin dengan konsep mudzakkar dan muannats dalam bahasa

Arab bisa memberikan kemudahan dalam konteks komunikasi bahasa Arab khususnya dalam tahap persepsi karena bagi pendengar perbedaan jenis kelamin sudah terpilah dalam konteks komunikasi tapi lain halnya dalam tahap produksi dimana pembicara dituntut lebih selektif dalam memilih ungkapan bahasa Arab yang sesuai dengan konsep mudzakkar dan muannats dalam bahasa Arab tersebut. Fenomena tersebut tentunya menarik untuk dikaji karena dari sisi bahasa Arab itu sendiri yang sudah memberikan suatu tantangan tersendiri dengan adanya obyek formal berupa konsep mudzakkar dan muannats yang akan lebih memantang apabila dikaitkan dengan obyek materialnya yang dalam hal ini adalah peserta didik yang tentu saja terdiri dari dua jenis kelamin yang berbeda yaitu laki-laki dan perempuan dengan tipe kecerdasan yang majemuk atau yang biasa dikenal dengan istilah multiple intelligence.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengkaji fenomena tersebut dengan melihat bagaimana apabila obyek formal dan obyek material pembelajaran bahasa Arab tersebut disinergikan dalam spektrum konsep muanntas dengan mengangkat tema yaitu “Teknik Pengenalan Unsur Muannats dalam Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Multiple Intelligence”

4

Dalam bahasa Inggris misalnya, kata ganti untuk orang ketiga memiliki unsur maskulin (he) dan feminin (she) yang apabila diterjemahkan dalam bahasa Arab sama dengan ﻮﻫ (mufrad mudzakkar li al-ghaib) dan ﻲﻫ(mufrad muannats li al-ghaib), hanya saja dalam konteks plural, maka bahasa Arab terlihat lebih intens dalam mengakomomdir perbedaan jenis kelamin dibandingkan bahasa Inggris dimana bahasa Arab masih ada ﻢﻫ ( jamak mudzakkar li al-ghaib) dan ﻦﻫ (jamak mudzakkar li al-ghaib) sementara bahasa Inggris semua diterjemahkan oleh kata ganti they untuk maksud yang sama yaitu orang ketiga plural baik laki-laki ataupun perempuan. Michael Swan,

Practical English Usage, (Oxford: Oxford University Press, 1995), h. 423. Lihat juga Azhar Arsyad, al-Af’al al-Sya’iah maa al-Huruf: Menguasai Kata Kerja Populer dan Preposisi Bahasa Arab, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 129

(4)

II. PEMBAHASAN

A. Unsur Muanntas dalam Bahasa Arab

Sebelum membahas lebih jauh tentang unsur muannats dalam bahasa Arab, penulis terlebuh dulu akan menguraikan karakteristik bahasa Arab sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sudut pandang memahami unsur muanntas dalam bahasa Arab. Menurut Ahmad Maulana dkk., karakteristik adalah sifat yang khas dan melekat pada individu atau sesuatu sebagai tabiat, corak tingkah laku, ataupun ciri-cirinya yang khas. 5

Menurut Moh. Matsna, karakteristik bahasa Arab, khususnya dari sisi perbendaharaan kata dan kalimat dimana unsur muannats bahasa Arab terlihat menonjol dibandingkan dengan unsur bahasa yang lainnya, adalah i’rob dimana bahasa Arab

adalah bahasa yang memiliki sistem i’rab terlengkap yang

mungkin tidak dimiliki oleh bahasa lain. I’rab adalah perubahan bunyi akhir kata, baik berupa harakat atau pun berupa huruf sesuai dengan jabatan atau kedudukan kata dalam suatu kalimat. I’rab berfungsi untuk membedakan antara jabatan suatu kata dengan kata yang lain yang sekaligus dapat merubah pengertian kalimat tersebut. Adapun karakteristik yang kedua adalah kesesuaian dimana diharuskannya ada kesesuaian antara beberapa bentuk

kalimat. Misalnya harus ada kesesuaian antara mubtada’ dan

khabar dalam hal ‘adad (mufrad, mutsannâ dan jama’) dan dalam jenis (mudzakkar dan muannats), harus ada kesesuaian antara maushuf dan shifat dalam hal ‘adad, jenis, i’râb (rafa’, nashb, jar), dan nakirah serta ma’rifah-nya. Begitu juga harus ada kesesuaian antara hal dan shahib al-hal dalam ‘adad dan jenisnya. 6

Di samping karakter di atas, masih ada karakter lain yang bisa menjadi sudut pandan melihat unsur muannats bahasa Arab adalah pembentukan kata benda jenis perempuan yang berarti satu (isim mufrad muanntas) yang sebagian besar tinggal ditambahkan

5

Ahmad Maulana, Kamus Ilmiah Populer, (Yogyakarta: Absolut, 2004), h. 202

6

Moh. Matsna, Karakteristik dan Problematika Bahasa Arab, dalam Jurnal Arabia Vol. I Nomor 1/April-September 1998. (Depok: Prodi Arab Fakultas Sastra UI, 1998). h. 5

(5)

dengan ta’ marbutah (ة) pada ujung kata benda jenis laki-laki yang berarti satu (isim mufrad mudzakkar).7

Dalam upaya mengidentifikasi unsur muanntas bahasa Arab, penulis berangkat dari pembagian kata dalam bahasa Arab yang terdiri atas kata benda (isim), kata kerja (fi’il), serta kata selain dari kata keduanya (huruf).

1. Kata benda (isim)

Sebagaimana dipahami bahwa unsur muanntas dalam kata

benda (isim) terdiri atas isim dzahir dan isim dhamir dimana kedua jenis kata benda ini muncul berdasarkan pembagian kata benda dalam perspektif apakah kata benda tersebut kata benda nyata atau sebagai kata ganti. Dalam kaitannya dengan unsur muannats pada isim dzahir, Aunur Rofiq bin Ghufron menggambarkan karakteristik yang bisa menjadi media dalam mengidentifikasi dari unsur muannats sebagai berikut:8

a. Adanya huruf ta marbuthah di akhir kata, selain nama laki-laki. Contoh:

ﺔ ﺒﻃ

،

ﺔﻓﺮﻏ

،

ﺔﯾﺎﻣر

ﱁا ،

b. Nama perempuan Contoh:

د

ﱁا ،ﱘﺮﻣ ،ءﲈﺳا ،

c. Anggota badan dobel Contoh:

،نذٔ ،ﲔ ،ﻞ ر

ﱁا

d. Sifat yang khas untuk perempuan Contoh:

ﱁا ،ﺾﺋﺎ ،ﻊﺿﺮﻣ ،ﻞﻣﺎ

e. Sifat yang ikut wazan fu’laa (

َﲆ

ُﻓ ْﻌ

) Contoh:

ﱁا ،يﺮﻐﺻ ،ىﱪﻛ ،ﲎﺴﺣ

7 Abdul Wa>hid Wa>fi>, Fiqh al-Lugah (Cet.VII; Kairo: Da>r al-Nahd{ah,

t.th.), h. 20.

8Aunur Rofiq bin Ghufron, Ringkasan Kaidah-Kaidah Bahasa Arab,

(6)

f. Sifat yang ikut wazan fa’laa (

َﲆ

َﻓ ْﻌ

) Contoh:

ﱁا ،ﴙﻄﻋ ،ﲆﺴ ،ﻰﻋﻮﺟ

g. Sifat yang ikut wazan fu’laau ( ُء

َﻼ

ْﻌ

ُﻓ

) Contoh:

ﱁا ،ءاﺮﲪ ،ءادﻮﺳ ،ءاﺮﻔﺻ

Adapun yang masuk dalam unsur muannats yang terdapat pada kata benda kategori isim dhamir ada yang bisa dipakai pada jenis feminim saja (muannats) saja dan ada yang bisa dipakai pada jenis maskulin (mudzakkar) dan jenis feminis (muannats) sekaligus. Unsur muannats yang terdapat pada kata benda kategori isim dhamir baik yang berfungsi sebagai subyek, obyek, ataupun bentuk kepunyaan digambarkan oleh Muhammad Rusydi pada table berikut: 9

Table 1:

Unsur Muannats pada Isim Dhamir

ﺐﺋﺎ

ﺐﻃﺎﳐ

ﻢﳫ

/

ﺎﻫ

/

ﺎﻫ

ك

/

ك

/

ﺖﻧا

ي

/

/

ا

Dia (Satu muannats) Kamu (Satu muannats) Saya (Satu muannats)

ﲈﻫ

/

ﲈﻫ

/

ﲈﻫ

ﲈﻛ

/

ﲈﻛ

/

ﻧا

/

/

ﻦﳓ

Mereka berdua

(Dua

muannats

)

(Dua

Kalian berdua

muannats

)

Kami/kita (Dua atau banyak

muannats)

ﻦﻫ

/

ﻦﻫ

/

ﻦﻫ

/

/

ﱳﻧا

_

Mereka semua

(Banyak

muannats

)

Kalian semua

(Banyak

muannats

)

_

2. Kata kerja (fi’il)

Unsur muannats bahasa Arab dalam kata kerja (fi’il)

digambarkan oleh Muhammad Rusydi bahwa unsur muannats yang ada pada ketiga kategori kata kerja bahasa Arab dapat dilihat pada

9

Muhammad Rusydi, Unsur Muannats Gramatika Bahasa Arab dan Implikasinya pada Proses Komunikasi Verbal: Perspektif Psikolinguistik, dalam Jurnal al-Nisa Vol.VI Nomor 1 Tahun 2013, (Watampone: Pusat Studi Wanita STAIN Watampone, 2013), h. 23

(7)

table berikut dengan mengangkat kata “

ﺐﺘﻛ

” yang berarti menulis sebagai contoh tashrif-nya. 10

a. Fi’il madhi

Unsur muannats bahasa Arab pada kategori kata kerja bentuk lampau (fi’il madhi) dapat dilihat pada table berikut:

Table 2:

Unsur Muannats pada Fi’il Madhi

ﺐﺋﺎﻏ

ﺐﻃﺎﺨﻣ

ﻢﻠﻜﺘﻣ

ْﺖَ َﺘَﻛ

ِﺖْ َﺘَﻛ

ُﺖْ َﺘَﻛ

Dia (muannats) telah menulis Kamu (muannats) telah menulis

Saya (muannats) telah menulis

ﺎَ َ َﺘَﻛ

ﺎَﻤُ ْ َﺘَﻛ

ﺎَ ْ َﺘَﻛ

Mereka berdua (muannats) telah menulis Kalian berdua (muannats) telah menulis Kami/kita (muannats) telah menulis

َ ْﱭَﺘَﻛ

ُﱳْﺒَﺘَﻛ

_

Mereka semua (muannats) telah menulis Kalian semua (muannats) telah menulis

_

b. Fi’il mudhari

Unsur muannats bahasa Arab pada kategori kata kerja

bentuk sekarang dan mendatang (fi’il mudhari) dapat dilihat pada table berikut:

Table 3:

Unsur Muannats pada fi’il Mudhari

ﺐﺋﺎﻏ

ﺐﻃﺎﺨﻣ

ﻢﻠﻜﺘﻣ

ُﺐُ ْﻜَ

َ ْﲔِﺒُ ْﻜَ

ُﺐُﺘْﻛَا

Dia (muannats) sedang/akan menulis Kamu (muannats) sedang/akan menulis Saya (muannats) sedang/akan menulis 10 Ibid. h. 27

(8)

ِنﺎَﺒُ ْﻜَ

ِنﺎَﺒُ ْﻜَ

ُﺐُ ْﻜَ

Mereka berdua (muannats) sedang/akan menulis Kalian berdua (muannats) sedang/akan menulis Kami/kita (muannats) sedang/akan menulis

َ ْﱭُ ْﻜَ

َ ْﱭُ ْﻜَ

_

Mereka semua (muannats) sedang/akan menulis Kalian semua (muannats) sedang/akan menulis

_

c. Fi’il amar dan nahyi

Unsur muannats bahasa Arab pada kategori kata kerja

perintah dan larangan (fi’il amar dan nahyi) dapat dilihat pada table berikut:

Table 4:

Unsur Muannats pada Fi’il Amar dan Nahyi

ﻲﻬﻧ ﻞﻌﻓ

ﺮﻣا ﻞﻌﻓ

ِْﱯُﺘْﻜَﺗ َﻻ

ِْﱯُﺘْﻛُا

Jangan tulis !

(Ditujukan pada satu obyek muannats)

Tulislah !

(Ditujukan pada satu obyek muannats)

ﺎَﺒُﺘْﻜَﺗ َﻻ

ﺎَﺒُﺘْﻛُا

Jangan tulis !

(Ditujukan pada dua obyek muannats)

Tulislah !

(Ditujukan pada dua obyek muannats)

َْﱭُﺘْﻜَﺗ َﻻ

َْﱭُﺘْﻛُا

Jangan tulis ! (Ditujukan pada banyak

obyek muannats)

Tulislah !

(Ditujukan pada banyak obyek muannats)

3. Kata selain dari kata benda dan kata kerja (harf)

Untuk mengidentifikasi unsur muannats pada kata selain kata benda (isim) dan kata kerja (fi’il) yang lazim disebut sebagai huruf, penulis mengutip pendapat Imaduddin Sukamto dan

(9)

Akhmad Munawari yang mengklasifikasikan harf berdasarkan penggunaannya dengan unsur kalimat yang lainnya yaitu kata benda (isim) serta kata kerja (fi’il) menjadi tiga yaitu harf masuk pada kata benda (isim) seperti harf jar, inna wa akhwatuha, kana wa akhwatuha, dan sebagainya, harf yang masuk pada kerja (fi’il) seperti harf nashb, harf jazm, dan sebagainya, serta kategori yang terakhir adalah harf yang bisa masuk pada keduanya yaitu harf athaf, dua kata tanya (harf istifham) yaitu (ﻞھ) dan (أ), wawu al-hal yang menghubungkan antara shahibul al-hal dan jumlatul al-hal, dan sebagainya. 11 Dalam penggunaannya, sebagian unsur muannats pada kata selain kata benda (isim) dan kata kerja (fi’il) yang lazim

disebut sebagai huruf tersebut selalu menyesuaikan bentuk

muannats pada kata benda (isim) dan kata kerja (fi’il) yang mengikutinya dalam kalimat seperti yang dapat ditemukan pada kana wa akhwatuha di sampan ada juga yang tidak terpengaruh sama sekali dengan jenis kata yang terletak setelahnya apakah mudzakkar ataupun muannats.

B. Konsep Multiple Intelligence dan Teknik Pengenalan Unsur Muanntas dalam Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Multiple Intelligence

Konsep multiple intelligence merupakan sebuah konsep kecerdasan yang pertama kali diperkenalkan oleh Howard Gardner yang tidak lain merupakan seorang psikolog sekaligus sebagai pakar pendidikan. Howard Gardner merupakan tokoh yang banyak mendedikasikan hidupnya dalam dunia psikologi dan pendidikan sehingga dia memperoleh gelar Doktor Honoris Causa serta berbagai penghargaan seperti penghargaan medali emas, William

James Award, dan yang lainnya. 12 Dalam kaitannya dengan

konsep multiple intelligence, Howard Gardner menyatakan bahwa

kecerdasan yang selama ini cenderung hanya diorientasikan sebagai IQ semata sudah tidak relevan lagi karena kecerdasan sekarang ini lebih pada kemampuan seseorang dalam memecahkan

11

Imaduddin Sukamto dan Akhmad Munawari, Tata Bahasa Arab Sistematis: Pendekatan Baru Mempelajari Tata Bahasa Arab, (Yogyakarta: Nurma Media Idea, 2008), h. 37-39

12

Ladinus Naisaban, Para Psikolog Terkemuka di Dunia: Riwayat Hidup, Pokok Pikiran, dan Karya, (Jakarta: Grasindo, 2004), h. 158

(10)

dan menyelesaikan masalah lalu menghasilkan produk mode yang merupakan konsekuensi dalam suasana budaya atau masyarakat tertentu. 13 Apa yang disampaikan oleh Howard Gardner tersebut mengisyaratkan bahwa kemampuan seseorang dalam memecahkan dan menyelesaikan masalah lalu menghasilkan produk mode yang merupakan konsekuensi dalam suasana budaya atau masyarakat tertentu memerlukan perpaduan beberapa jenis kecerdasan yang

kemudian menjadi embrio dari kemunculan konsep multiple

intelligence.

Dalam kaitannya dengan jenis-jenis kecerdasan yang

menjadi struktur bangun dari konsep multiple intelligence,

Baharuddin dan Nur Wahyuni menyatakan bahwa Howard Gardner membagi jenis kecerdasan menjadi sembilan yaitu linguistik, matematis-logis, visual/spasial, kinestetik, musikal, interpersonal, intrapersonal, naturalis, dan eksistensial. Mereka kemudian menegaskan pada bahwa jenis-jenis kecerdasan tersebut, pada dasarnya, ada pada tiap-tiap individu yang tinggal dikembangkan secara proporsional melalui metode pembelajaran.

14

Hal ini mengisyaratkan bahwa konsep multiple intelligence melihat bahwa tiap-tiap individu berhak untuk memperoleh lingkungan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi sosio-psikisnya termasuk kemudian dalam perbedaan jenis kelamin, laki-laki ataupun perempuan.

Untuk melacak lebih jauh bagaimana teknik pengenalan unsur muannats dalam pembelajaran bahasa Arab berbasis multiple intelligence, penulis terlebih dulu menggambarkan karakteristik dari jenis-jenis kecerdasan yang terkandung dalam konsep multiple intelligence dari Howard Gardner sebagaimana diperkenalkan oleh Paul Suparno sebagai berikut:

1. Kecerdasan Linguistik: Kecerdasan untuk menggunakan dan mengelola kata-kata secara efektif, baik secara lisan ataupun tulisan.

2. Kecerdasan Matematis-Logis: Kecerdasan untuk

menangani bilangan dan perhitungan demikian pula halnya dengan pola pemikiran logis dan ilmiah.

13

Howard Gardner, Multiple Intelligence: Kecerdasan Majemeuk Teori dan Praktek, (Batam: Interaksara, 2003), h. 34

14 Baharuddin dan Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajarannya,

(11)

3. Kecerdasan Visual/Spasial: Kecerdasan dalam menangkap ruang visual dan spasial secara cepat dan tepat.

4. Kecerdasan Kinestetik: Kecerdasan dalam menggunakan tubuh dan gerakan sebagai media penyampaian ide, gagasan, ataupun pikiran.

5. Kecerdasan Musikal: Kecerdasan untuk mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara.

6. Kecerdasan Interpersonal: Kecerdasan untuk mengerti, memahami, dan peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, dan watak orang lain.

7. Kecerdasan Intrapersonal: Kecerdasan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptif berdasarkan pengenalan diri tersebut.

8. Kecerdasan Naturalis: Kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengerti dunia flora dan fauna secara baik, dapat membuat distinsi konsekuensial lain dalam alam natural, dapat memahami dan menikmati alam dan menggunakan kemampuan tersebut secara produktif.

9. Kecerdasan Eksistensial: Kecerdasan yang berkaitan dengan kepekaan dalam menjawab persoalan-persoalan yang berkaitan dengan eksistensi manusia. 15

Mengacu pada gambaran konsep multiple intelligence dari Howard Gardner tersebut, penulis menjabarkan teknik pengenalan

unsur muannats dalam pembelajaran bahasa Arab berbasis

multiple intelligence dengan membangun asumsi bahwa peserta didik yang dihadapi di kelas merupakan gabungan individu yang memiliki latar belakan kecerdasan yang sangat bervariasi dalam

kaitannya dengan konsep multiple intelligence yang membagi

kecerdasan tersebut menjadi sembilan yaitu linguistik,

matematis-logis, visual/spasial, kinestetik, musikal, interpersonal,

intrapersonal, naturalis, dan eksistensial. Dengan berbagai karakteristik yang melingkupi masing-masing tipe kecerdasan, pendidik diharapkan memperkenalkan unsur muannats dalam pembelajaran bahasa Arab berbasis multiple intelligence dengan

15

Paul Suparno, Teori Intelegensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah: Cara menerapkan Teori Multiple Intelligence Howard Gardner, (Yogyakarta: Kanisius, 2008), h. 26-44

(12)

cara mengintegrasikan berbagai potensi kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik melalui metode pembelajaran yang bersifat eklektik (gabungan dari berbagai metode)

Dalam memperkenalkan karakteristik yang bisa menjadi media dalam mengidentifikasi dari unsur muannats bahasa Arab, pendidik bisa mengawali pembelajaran bahasa Arab dengan mengidentifikasi potensi kecerdasan yang dimiliki oleh mereka sebagai modal awal dalam mengembangkan teknik pengenalan

unsur muannats dalam pembelajaran bahasa Arab berbasis

multiple intelligence. Teknik yang bisa diaplikasikan pada langkah awal pembelajaran ini adalah dengan menampilkan karakteristik unsur muannats bahasa Arab sebagaimana telah digambarkan oleh Aunur Rofiq bin Ghufron seperti adanya huruf ta marbuthah di akhir kata, selain nama laki-laki, nama perempuan, anggota badan dobel, sifat yang khas untuk perempuan, sifat yang ikut wazan fu’laa (ﻰَﻠْﻌُـﻓ), sifat yang ikut wazan fa’laa (ﻰَﻠْﻌَـﻓ), serta sifat yang ikut wazan fu’laau ( ُء َﻼْﻌُـﻓ).16 Setelah pendidik menggambarkan karakteristik unsur muannats bahasa Arab tersebut, peserta didik diminta untuk memberikan contoh-contohnya dalam bentuk kata yang sesuai dengan karakteristik tersebut. Dengan mengacu pada karakteristik dari jenis-jenis kecerdasan yang terkandung dalam konsep multiple intelligence, paling tidak jawaban peserta didik dapat terdeteksi berdasarkan potensi kecerdasan yang dimilikinya sebagaimana tergambar pada table berikut:

Table 5:

Identifikasi Potensi Kecerdasan Peserta Didik pada Karakteristik Unsur Muannats

No Jenis Kecerdasan Jawaban Peserta Didik

1 Linguistik Jawaban yang diberikan cenderung

berupa ungkapan verbal dari contoh-contoh unsur muannats dalam bahasa

Arab seperti ﺔﻓﺮﻏ dan semacamnya

yang disampaikan secara lisan

meskipun kadang-kadang juga

disampaikan secara tulisan.

2 Matematis-logis Jawaban yang diberikan cenderung

diberikan secara logis berdasarkan

(13)

kriteria-kriteria yang telah dibangun lalu cenderung lebih banyak contoh pada anggota badan dobel karena disitu ada unsur matematisnya.

3 Visual/spasial Jawaban yang diberikan disampaikan

secara visual/spasial dengan

memanfaatkan benda-benda yang

dapat ditangkap oleh indera

penglihatan

4 Kinestetik Jawaban yang diberikan cenderung

bersifat gerakan yang bisa

diilustrasikan dengan sentuhan pada anggota tubuh yang dikategorikan

dengan unsur muannats sambil

diucapkan.

5 Musikal Jawaban yang diberikan cenderung

lebih ditekankan dalam bentuk

nyanyian-nyanyian atau paling tidak berupa rangkaian kata yang berirama.

6 Interpersonal Jawaban yang diberikan secara

terintegrasi dengan jawaban –jawaban yang diberika oleh yang lainnya.

7 Intrapersonal Jawaban yang diberikan cenderung

menyangkut hal-hal pribadi yang melekat pada dirinya sebagai seorang individu.

8 Naturalis Jawaban yang diberikan cenderung

berkaitan dengan obyek yang berasal dari flora dan fauna yang ada di lingkungannya.

9 Eksistensial Jawaban yang diberikan cenderung

berkaitan erat dengan keberadaannya sebagai seorang manusia yang bisa

saja bersifat fungsional ataupun

struktural.

Dalam berbagai tipe jawaban yang diberikan oleh peserta didik dalam merespon karakteristik unsur muannats bahasa Arab dengan memberikan contoh sesuai dengan potensi kecerdasan yang melekat pada dirinya, bukanlah sesuatu yang aneh apabila ada

(14)

seorang peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan lebih dari satu dengan mengacu pada jawaban-jawaban yang diberikan.

Teknik berikutnya yang harus dilakukan oleh pendidik

dalam memperkenalkan unsur muanntas setelah mengidentifikasi

potensi kecerdasan yang melekat pada masing-masing peserta didik yang dihadapinya adalah mengembangkan perbendaharaan

kata (mufradat) bahasa Arab yang merupakan unsur muannats

tersebut dalam bentuk rangkaian kalimat lalu paragraf sampai menjadi sebuah wacana lalu diaplikasikan secara komunikatif baik lisan ataupun tulisan. Dalam proses tersebut, masing-masing peserta didik dilibatkan nsesuai dengan potensi kecerdasan yang dimilikinya dalam kerangka pembelajaran bahasa Arab berbasis multiple intelligence.

III. PENUTUP

Unsur muannats bahasa Arab merupakan sebuah kajian yang menarik mengingat dalam konteks pengenalan unsur

muannats dalam pembelajaran bahasa Arab berbasis multiple

intelligence, peserta didik harus dipandang sebagai individu dengan peran masing-masing yang tidak mesti sama yang penting terintegrasi satu sama lain. Oleh karena itu, pendidik harus

mengaplikasikan berbagai teknik yang bervariasi dalam

memperkenalkan unsur muannats dalam bahasa Arab karena hanya dengan teknik yang bervariasi yang mampu mengakomodir berbagai potensi kecerdasan yang melekat pada diri peserta didik yang tentunya bervariasi pula. Mereka bisa saja memiliki persamaan pada jenis kecerdasan tertentu tapi suatu hal yang tidak bisa dilupakan bahwa mereka juga memiliki perbedaan pada jenis kecerdasan yang lainnya.

(15)

DAFTAR PUSTAKA al-Qur’an al-Karim

Arsyad, Azhar, al-Af’al al-Sya’iah maa al-Huruf: Menguasai Kata Kerja Populer dan Preposisi Bahasa Arab, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Baharuddin dan Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajarannya, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007.

Gardner, Howard, Multiple Intelligence: Kecerdasan Majemeuk

Teori dan Praktek, Batam: Interaksara, 2003.

Ghufron, Aunur Rofiq bin, Ringkasan Kaidah-Kaidah Bahasa

Arab, Gresik: Pustaka al-Furqon, 2013.

Matsna, Moh., Karakteristik dan Problematika Bahasa Arab,

dalam Jurnal Arabia Vol. I Nomor 1/April-September 1998. Depok: Prodi Arab Fakultas Sastra UI, 1998.

Maulana, Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, Yogyakarta: Absolut,

2004.

Naisaban, Ladinus, Para Psikolog Terkemuka di Dunia: Riwayat Hidup, Pokok Pikiran, dan Karya, Jakarta: Grasindo, 2004. Rusydi, Muhammad, Unsur Muannats Gramatika Bahasa Arab dan Implikasinya pada Proses Komunikasi Verbal: Perspektif Psikolinguistik, dalam Jurnal al-Nisa Vol. VI Nomor 1 Tahun 2013, Watampone: Pusat Studi Wanita STAIN Watampone, 2013.

al-Sayyid, Mahmud Ahmad, Fi Tharaiq Tadris Lugah

al-‘Arabiyyah, Damaskus: Mansyurat al-Jami’ah Dimasyq, 1997.

Sukamto, Imaduddin dan Akhmad Munawari, Tata Bahasa Arab

Sistematis: Pendekatan Baru Mempelajari Tata Bahasa Arab, Yogyakarta: Nurma Media Idea, 2008.

(16)

Suparno, Paul, Teori Intelegensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah: Cara menerapkan Teori Multiple Intelligence Howard Gardner, Yogyakarta: Kanisius, 2008.

Swan, Michael, Practical English Usage, Oxford: Oxford

University Press, 1995.

Wa>fi, Abdul Wa>hid >, Fiqh Lugah, Cet.VII; Kairo: Da>r al-Nahd{ah, t.th.

Gambar

table berikut dengan mengangkat kata “ ﺐﺘﻛ ”   yang berarti menulis  sebagai contoh tashrif-nya

Referensi

Dokumen terkait

Klon C3 yang berasal dari tegakan alam di kawasan plot konservasi genetik cendana di Watusipat, Gunungkidul menunjukkan hasil terbaik dalam induksi kalus

Hasil analisis secara simultan variabel bebas (dana bank, penghasilan nasabah dan suku bunga) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (pemberian

http://ejournal.pkpsmikipmataram.org/index.php/prisma/article/download/61 /41 diakses tanggal 07 Maret 2017.. Penulis menggunakan media pembelajaran yang berupa media animasi

Agar metode pembelajaran dapat membuat anak-anak tertarik untuk belajar mengenai hewan khususnya hewan darat, maka penulis memiliki gagasan untuk membuat game

Perjalanan lembaga pendidikan Islam (langgar) ini menjadi bukti pengaruh ajaran agama Islam bisa diterima dengan total oleh masyarakat lokal Madura.. Mereka

Ketidaksejahteraan rumah tangga petani di Kabupaten Malaka juga dapat dilihat dengan membandingkan nilai NTPRP terhadap total konsumsi dan total biaya

Proses pengidentifikasi motivasi petani padiyang berusahatani terhadap kearifan lokal ataupun dari luar perlu dilakukan karena belum ada kajian tentang hal ini