• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

3.1 Gambaran Umum Panti

3.1.1 Riwayat Panti Werdha Wisma Mulia

Panti Werdha Wisma Mulia Jelambar merupakan unit kerja sosial dari Yayasan Bina Daya Wanita Kowani. Sebagai lembaga yang memberikan pelayan masyarakat, khususnya lanjut usia. Sampai saat ini sekitar 70 lansia tinggal di Panti Werdha Wisma Mulia.

Yayasan Bina Daya Wanita Kowani adalah gabungan dari 2 (dua) Yayasan KOWANI yaitu Yayasan Daya Wanita dan Yayasan Bina Kerta yang mendapat persetujuan dari Departemen Hukum dan HAM Republik Indonesia Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum.Salah satu tugas Yayasan Bina Daya Wanita Kowani adalah mengelola Panti Werdha Wisma Mulia yang didirikan oleh Yayasan Daya Wanita pada tanggal 23 April 1961 dengan tujuan untuk membantu menyediakan tempat tinggal, kasih sayang, perhatian dan perawatan.

Landasan Hukum dari Panti Werdha Wisma Mulia adalah Undang-Undang No. 13 Tahun 1998, tentang Kesejateraan lanjut Usia, Tanda Daftar Yayasan No:

31.71.05.1001, NPWP No: 01.590.577.1-071.000, dan Kep.DepHUM dan HAM RI No AHU. 1123 AH. 01. 03 th. 2009.

3.1.2 Visi dan Misi Panti Werdha Wisma Mulia

Visi dari Panti Werdha Wisma Mulia adalah “Pelayanan Prima menuju terciptanya kesejahteraan Jasmani, rohani, aman dan nyaman bagi lanjut usia”

51

(2)

Misi dari Panti Werdha Wisma Mulia adalah :

1. Menyelenggarakan pelayanan jasmani dan rohani serta fasilitas kesejaahteraan Lanjut usia yang sebaik-baiknya.

2. Menggalang perserta masyarakat dalam keperdulian pada lanjut usia.

3. Pemberdayaan peran serta Wanita.

3.1.3 Struktur Organisasi Panti Werdha Wisma Mulia Ketua Pembina : DR. Dewi Motik P. Msi Anggota : Hj. Cacuk Sudaryanto Anggota : Sumarmaini Bourmona, MM Ketua Pengawas : Hj. A’i Suryani, SH

Anggota : Ir. Endang Rahmabudi

Anggota : S. Kadaringsih Thomas Suyatno, SE, MM Ketua Yayasan : Anita Rumagit, S

Wakil Ketua : Dra. Hj. Cholida Sjahrir, T. MM Sekretaris : Adee Jacob. STh

Bendahara : Titi Dermawan Pimpinan Panti : Dra. Sri Hartati Staff Ops. Panti : M. Fransnedy

3.2 Brand Equity 3.1.1 Tahap Masukan

Responden terdiri dari 40 orang dan merupakan masyarakat di sekitar panti diantaranya jemaat gereja. Penyebaran rentang usia responden adalah antara 18

(3)

tahun sampai 55 tahun. Pada bab ini akan dijabarkan tentang usia, jenis kelamin, pekerjaan, pengeluaran per bulan, frekuensi pengeluaran sosial, besar pengeluaran sosial per bulan dan pengetahuan responden mengenai Panti Werdha Wisma Mulia.

3.1.2 Profil Responden

Dari hasil pengujian kuesioner, karakter demografis dari responden adalah sebagai berikut :

1. Gambar dibawah menunjukkan bahwa rentang usia responden berkisar antara 18 tahun sampai 55 tahun. Sebanyak 5 orang (12%) berusia 18 tahun sampai 20 tahun, 7 orang (17%) jumlah terbanyak yaiutu berusia 21 tahun sampai 30 tahun, 15 orang (38%) berusia 31 tahun sampai 40 tahun, 7 orang (18%) berusia 41 tahun sampai 50 tahun, dan 6 orang (15%) berusia 51 tahun sampai 55 tahun.

Sumber: Hasil Kuesioner

Gambar 3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

(4)

2. Berdasarkan gambar dibawah, menunjukkan bahawa responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 19 orang (47%), dan perempuan lebih mendominasi pengisian skripsi ini sebanyak 221 orang (53%).

Sumber: Hasil Kuesioner

Gambar 3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

3. Dapat diketahui bahwa 12 orang (30%) responden mempunyai pekerjaan sebagai pegawai swasta, 10 orang (25%) responden mempunyai pekerjaan sebagai pengusaha, 5 orang (12%) responden mempunyai pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, 12 orang (30%) responden mempunyai pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa, dan 1 orang (3%) responden mempunyai pekerjaan profesi.

Sumber: Hasil Kuesioner

Gambar 3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

(5)

4. Berdasarkan gambar dibawah, dapat diketahui bahwa sebanyak 9 orang (22,5%) mempunyai pengeluaran sebesar Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 per bulannya, 9 orang (22,5%) mempunyai pengeluaran sebesar Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000 per bulannya, 6 orang (15%) mempunyai pengeluaran sebesar Rp. 1.500.000 – Rp. 2.000.000 per bulannya, dan 16 orang (40%) mempunyai pengeluaran diatas Rp. 2.000.000 per bulannya.

Sumber: Hasil Kuesioner

Gambar 3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran Per Bulan

5. Diketahui bahwa tidak ada sama sekali responden yang tidak mempunyai pengeluaran sosial per bulannya, 10 orang (25%) melakukan pengeluaran sosial sesekali bila ada sisa uang, dan 30 orang (75%) responden melakukan pengeluaran sosial secara rutin.

(6)

Sumber: Hasil Kuesioner

Gambar 3.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Pengeluaran Sosial

6. Diketahui bahwa 27 orang (67%) melakukan pengeluaran sosial di gereja dengan perpuluhan atau persembahan, 5 orang (13%) melakukan pengeluaran sosial ke Panti Asuhan, 6 orang (15%) melakukan pengeluaran sosial ke Panti Jompo, dan 2 orang (5%) ke tempat lainnya.

(7)

Sumber: Hasil Kuesioner

Gambar 3.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran SosialS

7. Dari gambar dibawah diketahui bahwa 13 orang (32%) mempunyai pengeluaran yang bersifat sosial sebesar Rp. 50.000 – Rp. 100.000 perbulannya, 11 orang (28%) mempunyai pengeluaran yang bersifat sosial sebesar Rp. 100.000 – Rp. 300.000 perbulannya, 8 orang (20%) mempunyai pengeluaran yang bersifat sosial sebesar Rp. 300.000 – Rp. 500.000 perbulannya, 6 orang (15%) mempunyai pengeluaran yang bersifat sosial sebesar Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 perbulannya, dan 2 orang (5%) mempunyai pengeluaran yang bersifat sosial diatas Rp. 2.000.000 perbulannya.

(8)

Sumber: Hasil Kuesioner

Gambar 3.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Besar Pengeluaran Sosial

3.1.3 Tahap Masukan Brand Awareness

Berikut adalah hasil pengolahan data terhadap tingkat Brand Awareness Panti Jompo Wisma Mulia

Tabel 3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Panti Jompo Wisma Mulia

Pengetahuan Mengenai Panti Jompo Wisma Mulia

Jumlah (n) Persentase (%)

Tidak tahu 10 25%

Ya tahu, saya pernah mendengar mengengai panti

6 15%

Ya tahu, saya beberapa kali memgunjungi panti untuk berbagi

21 52%

(9)

Ya tahu, saya sesekali berdonor kesana

3 8%

Ya tahu, saya merupakan pendonor rutin

0 0%

Total 40 100%

Berdasarkan pada Tabel 3.1 diketahui bahwa 10 orang (25%) tidak tahu mengenai Panti Werdha Wisma Mulia, 6 orang (15%) pernah mendengar mengenai Panti Werdha Wisma Mulia, 21 orang (52%) pernah beberapa kali memgunjungi panti untuk berbagi, 3 orang (8%) sesekali bedonor kesana, dan tidak ada yang merupakan pendonor rutin.

Tabel 3.2 Profil Responden Berdasarkan Sumber Media yang dipakai untuk mengetahui Panti Werdha Wisma Mulia pertama kali.

Media Jumlah (n) Persentase (%)

Komunitas 17 56%

Teman 8 27%

Internet 2 7%

Lainnya 3 10%

Total 30 100%

Sumber: Hasil Kuesioner

Berdasarkan Tabel 3.2, didapatkan bahwa 17 orang (56%) responden mengetahui Panti Werdha Wisma Mulia melalui komunitas, 8 orang (27%)

(10)

responden mengetahui Panti Werdha Wisma Mulia melalui teman, 2 orang (7%) responden mengetahui Panti Werdha Wisma Mulia melalui internet, dan 3 orang (10%) responden mengetahui Panti Werdha Wisma Mulia melalui media lainnya.

Tabel 3.3 Profil Responden Berdasarkan

Momen Jumlah (n) Persentase (%)

Bila diminta bantuan 5 17%

Bila sedang dalam masa hari raya

- 0%

Bila sedang dilakukan kegiatan tertentu

23 77%

Lainnya 2 6%

Total 30 100%

Sumber: Hasil Kuesioner

Berdasarkan

Tabel 3.3, didapatkan bahwa 5 orang (17%) responden akan berdonor ke Panti Werdha Wisma Mulia pada saat diminta bantuan, tidak ada (0%) responden yang berdonor ke Panti Werdha Wisma Mulia pada saat masa hari raya, 23 orang (77%) responden akan berdonor ke Panti Werdha Wisma Mulia pada saat dilakukannnya kegiatan tertentu, dan 2 orang (6%) responden menjawab lainnya.

(11)

3.1.4 Hasil Analisis Brand Awareness

Hasil survey menunjukkan bahwa peringkat pertama merek Top Of Mind adalah Panti Werdha Wisma Mulia sebanyak 30 orang atau 75% responden, diikuti Panti Werdha St. Anna di Teluk Gong dan Panti Werdha Kasih Karunia di Tangerang.

Berdasarkan hasil penelitian, Brand Awareness dari Panti Werdha Wisma Mulia sudah baik dan berada pada peringkat Top Of Mind, hal ini dapat terlihat dari hasil 40 responden yang menjawab pertanyaan pada point 7. Namun dari 30 responden yang mengetahui mengenai Panti Werdha Wisma Mulia, 80% pernah mengunjunginya dan 20% responden belum pernah mengunjungi, mereka hanya pernah mendengar.

3.3 Analisis Tahap Masukan

3.2.1 Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) Panti Werdha Wisma Mulia

Pada tahap masukan yaitu evaluasi faktor eksternal perusahaan, data- data yang dikumpulkan berdasarkan dari hasil wawancara dengan pihak Panti Werdha Wisma Mulia serta dengan menggunakan metode analisis kuesioner.

Tujuannya untuk mengetahui kondisi lingkungan eksternal yang dihadapi oleh perusahaan selaku pihak pendonor panti. Dalam evaluasi faktor eksternal perusahaan dibagi menjadi 2 yaitu Peluang (opportunity) dan ancaman (threat). Berikut data- datanya

Tabel 3.4 Evaluasi Faktor Eksternal Panti Werdha Wisma Mulia Opportunities (Peluang-Peluang)

(12)

O1 Adanya peraturan pemerintah O2 Adanya semangat gotong royong

O3 Banyak perusahaan sedang gencar melakukan CSR (Corporate Social Responsibility)

O4 Peningkatan pendapatan perkapita di Jakarta

O5 Meluasnya penggunaan teknologi informatika khususnya internet Threats (Ancaman-ancaman)

T1 Terdapat banyak Panti jompo T2 Kejenuhan yang dialami pendonor T3 Berkurangnya staff yang berkompeten T4 Meningkatnya inflasi

T5 Penyalahgunaan teknologi informatika

Peluang bagi Panti WerdhaWisma Mulia

1. Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2010 Pasal 23 ayat 1 ”Terhadap badan hukum yang bergerak di bidang keagamaan dan sosial yang penggunaan tanahnya untuk peribadatan, panti asuhan, dan panti jompo.dapat dikenakan tarif sebesar Rp0,00 (nol rupiah) dari Pelayanan Pendaftaran Tanah berupa Pelayanan Pendaftaran Tanah untuk Pertama Kali”. Dalam hal ini terlihat pemerintah mengkhususkan beberapa hal yang seharusnya dilakukan organisasi profit tetapi tidak untuk organisasi non profit. Kemudahan yang diberikan ini memungkinkan organisasi nonprofit seperti lembaga-lembaga sosial bisa mengembangakan diri dan memperluas kegiatannya.

(13)

2. Adanya semangat gotong royong

Gotong royong merupakan bentuk kerja sama dimana anggota masyarakat saling membantu meringankan beban sesama. Gotong royong dilandasi semangat persaudaraan dan bela rasa. Pada masyarakat Indonesia semangat gotong royong itu diterapkan dalam berbagai bentuk kegiatan, terutama kegiatan yang bersifat kemanusiaan. Maka dapat dimengerti apabila semangat menolong sesama cukup terasa dalam hidup bersama di masyarakat. Hal ini terlihat juga pada kegiatan-kegiatan sosial seperti panti- panti jompo misalnya. Di Jakarta umpamanya, masyarakat sangat peduli terhadap panti-panti jompo, terutama panti jompo yang tidak mempunyai sumber dana tetap. Panti jompo seperti ini pasti lebih membutuhkan bantuan dari masyarakat luas dibandingkan panti-panti jompo yang memiliki sumber dana tetap. Semangat gotong royong yang diwujudkan dalam kepedulian sosial, pasti selalu relevan dari waktu ke waktu, itu sebabnya semangat kepedulian sosial terus dipelihara dan dikembangkan.

3. Banyak perusahaan sedang gencar melakukan Corporate Social Responsibility (CSR)

Dalam pelaksanaannya, Corporate Social Responsibility mengalokasikan dana perusahaan dalam jumlah yang tidak sedikit ,keberanian perusahaan mengadakan Corporate Social Responsibility dengan alokasi dana yang besar tentu berdasarkan perhitungan bisnis yang cermat.

Tindakan perusahaan mengadakan Corporate Social Responsibility akan

(14)

menumbuhkan kepercayaan masyarakat luas, sehingga banyak pihak yang mau bergabung dengannya. Besarnya pengaruh perusahaan terhadap masyarakat akan meyakinkan para investor menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Walaupun CSR berorientasi pada profit tetap saja banyak manfaatnya untuk karya sosial seperti Panti Werdha Wisma Mulia misalnya. Sebab pada waktu suatu perusahaan yang melakukan Corporate Social Responsibility semakin mengalami kemajuan makanakan semakin banyak dana yang dialokasikan untuk bantuan sosial.

4. Peningkatan pendapatan perkapita di Jakarta

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produk Domesetik Bruto (PDB) per kapita Indonesia pada 2012 mencapai 33,338,986. Ini meningkat 10%

ketimbang PDB per kapita 2011 yang sebesar Rp. 30.424.351. Pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta triwulan III/2011 year on year (y-o-y) mencapai 6.72%

sedikit meningkat dibanding triwulan III/2010 sebesar 6.37%. Tingkat pertumbuhan ini cukup tinggi, masih diatas rata rata nasional 6,50%.

Sementara itu angka PDRB/kapita atas dasar harga berlaku 2011 mencapai Rp 100,98 juta, meningkat 12,54% dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 89,73 juta. Angka pertumbuhan ini masih lebih baik apabila dibanding tahun 2010 sebesar 9,22%. Dengan adanya peningkatan pendapatan penduduk maka merupakan potensi bagi organisasi nirlaba khususnya Panti Jompo mendapatkan semakin banyak donatur. Walaupun tetap disadari bahwa kemauan memberi sumbangan sangat bergantung pada keikhlasan dan

(15)

kerelaan memberi. Tetapi dari sudut pandang keuangan pikiran diatas bisa diterima. (Sumber : jakarta.bps.go.id, 28 Agustus 2012)

5. Meluasnya penggunaan teknologi informatika khususnya internet

Secara umum ada banyak manfaat yang dapat diperoleh ketika seseorang memiliki akses ke internet. Satu hal yang menarik, di internet tidak mengenal batas negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lain yang biasanya dapat menghambat pertukaran informasi. Manfaat internet terutama diperoleh melalui kerjasama antar pribadi atau kelompok tanpa mengenal batas jarak, ruang, dan waktu. Berdasarkan hasil survei APJII (Asosiasi Penyelenggara Internet Indonesia), diketahui saat ini ada 63 juta pengguna internet di Indonesia. Maka pada 2013, kata Ketua Umum APJII Samuel Abrijani Pangerapan, pihaknya memprediksi pengguna internet Indonesia akan menjadi 82 juta. "Penetrasinya akan naik 30 persen dibanding tahun ini dan kalau kita keep terus pertumbuhannya, pengguna internet Indonesia bisa melebihi 50 persen populasi pada 2015," tutur Samuel saat acara APJII Internet Outlook 2013 di Ritz Carlton Kuningan, Jakarta, Rabu (12/12/2012).

Seiring bertambahnya jumlah pengguna internet maka, masyarakat memiliki kecenderungan untuk memperoleh segala informasi yang dibutuhkan melalui internet. Kenyataan ini hendaknya dimanfaatkan panti sosial khususnya panti jompo untuk mengkomunikasikan kondisi yang dihadapi atau kondisi yang tengah dialaminya, supaya semakin banyak yang tahu dan bisa memberi perhatian. Itu sebabnya panti jompo dalam hal ini Panti Jompo Wisma Mulia perlu membuat sebuah website.

(16)

Faktor-faktor yang menjadi ancaman bagi Panti Jompo

1. Terdapat banyak Panti jompo . Banyaknya panti jompo yang mengandalkan sumbangan dari pihak lain untuk kegiatan operasionalnya menjadi ancaman bagi Panti Werdha Wisma Mulia. Sebab bisa terjadi, para donatur mengalihkan sumbangannnya untuk panti-panti sosial yang lain dan tidak lagi memberi sumbangan tersebut kepada Panti Werdha Wisma Mulia. Hal ini bisa saja terjadi karena pada prinsipnya sumbangan itu tidak bersifat tetap.

2. Kejenuhan yang dialami pendonor

Adalah menjadi sifat dasar manusia untuk menjadi jenuh apabila melakukan sesuatu yang berulang-ulang. Kejenuhan seperti ini bisa dialami juga dalam urusan sumbang-menyumbang. Hal ini menjadi ancaman bagi Panti Jompo Wisma Mulia yang biaya operasionalnya sangat bergantung pada sumbanagan para pendonor yang ada. Kejenuhan menyumbang tempat yang sama akan mendorong para pendonor mengalihkan sumbangannya kepada pihak lain.

3. Berkurangnya staff yang berkompeten.

Para staff yang bekerja di panti jompo pada umumnya bekerja secara sukarela. Apabila diberi imbalan biasanya hanya seadanya saja. Ketika pada suatu saat staf-staf yang berpengalaman itu mengundurkan diri maka pekerjaan panti jompo akan sangat terganggu. Walaupun ada staf-staf baru yang menggantikan tetap saja membutuhkan waktu yang panjang untuk bisa

(17)

memahami dan terampil bekerja di panti. Misalnya staf-staf yang sudah lama bekerja di panti biasanya sudah sangat terampil mengurus lansia wanita yang berada di panti tersebut termasuk obat-obatan yang harus diminum para penghuni, jam tidur, dan karakteristik setiap penghuni. Selain itu belum tentu juga staf-staf baru bisa betah bekerja di panti, akibatnya mereka cepat mengundurkan diri.

4. Meningkatnya inflasi

Pertumbuhan ekonomi Indonesia telah menikmati posisi enam besar di dunia dan salah satu yang tertinggi di Asia. Namun, dengan inflasi di bulan Maret yang mencapai rekor baru, pertumbuhan ekonomi ini dikhawatirkan akan sedikit mengalami perlambatan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi di bulan Maret tahun ini telah mencapai 0.63 persen. Inflasi ini tercatat sebagai tertinggi dalam lima tahun terakhir. Penyebab dari inflasi ini adalah naiknya harga komoditas pangan di pasaran, terutama cabai dan gula.

Menurut pengamat ekonomi dari Centre of Economics and Public Policy Studies, Universitas Gadjah Mada, Dr Tony Prasetyono, adanya kesalahan dalam tata niaga komoditas ini telah menyebabkan naiknya harga-harga komoditas pangan. Kenaikan harga komoditas pangan berpangaruh langsung terhadap Panti Werdha Wisma Mulia. Artinya, Panti Werdha Wisma Mulia harus menambah budget untuk pembelian komoditas pangan yang merupakan kebutuhan pokok setiap hari. Sebagai lembaga nirlaba hal ini tidak gampang karena Panti Werdha Wisma Mulia hanya mengandalkan bantuan donatur.

(18)

5. Penyalahgunaan teknologi informatika

Secara prinsip teknologi informatika dipergunakan untuk hal-hal positif bagi kehidupan masyarakat. Namun dalam kenyataanyaan ada pihak yang menggunakannya secara tidak bertanggung jawab demi kepentingan pribadi. Penipuan dan pemerasan sering kali dilakukan dengan menggunakan teknilogi informatika tersebut, akibatnya aliran dana masuk kepada orang atau kelompok yang tidak tepat hal ini bisa menyebabkan berkurangnya aliran dana ke lembaga sosial seperti panti yang justru lebih membutuhkan.

Bahkan penyalahgunaan teknoligi informatikan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab tadi menyebabkan pihak pendonor bisa menghentikan bantuannya karena khawatir dana yang disumbangkan tidak dimanfaatkan sebagaimana seharusnya. Itu sebabnya dibutuhkan sistem informasi yang akurat dari pihak panti agar bisa mengirim newsletter kepada pendonor, sehingga data tentang panti tersebut tetap aktual dan tidak mudah dikacaukan oleh pihak-pihak yang berkeinginan menipu.

3.2.2 Evaluasi Faktor Internal (IFE) Panti Werdha Wisma Mulia

Pada tahap masukan yaitu evaluasi faktor internal perusahaan, data-data dikumpulkan penulis melaluil wawancara dengan pihak Panti Werdha Wisma Mulia.

Metode yang digunakan adalah penyebaran kuesioner dan observasi untuk selanjutnya dianalisa. Tujuan menggunakan metode ini adalah agar mengetahui kondisi internal panti. Evaluasi Faktor internal panti terdiri dari dua yaitu Kekuatan (Strength) dan Kelemahan (Weakness). Berikut data-datanya

(19)

Tabel 3.5 Evaluasi Faktor Internal Panti Werdha Wisma Mulia Strengths (Kekuatan-kekuatan)

S1 Staff yang bersahabat S2 Berada di lokasi strategis

S3 Mempunyai gedung serbaguna yang luas S4 Staff sukarelawan

S5 Mempunyai area taman yang luas Weakness (Kelemahan-kelemahan)

W1 Kamar yang tidak memadai dan telah lusuh W2 Kebersihan kurang terjaga

W3 Website yang ada masih sangat sederhana.

W4 Kurangnya hubungan dengan pendonor W5 Sedikit orang yang berdonor ke panti jompo

Keterangan Kekuatan (strength) 1. Staff yang bersahabat

Para staff panti harus memiliki sikap bersahabat dan ramah serta bersikap welcome. Sehingga begitu masuk ke dalam Panti Werdha Wisma Mulia suasana akrab dan kekeluargaan akan langsung terasa. Perasaan ini muncul karena setiap staff yang ada selalu tersenyum ramah kepada pengunjung yang datang. Para staff pun akan terbuka bagi mereka yang ingin bertanya lebih lanjut mengenai panti. Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dibuat dan disebarkan, dari 100% responden 93% setuju bahwa Panti Werdha

(20)

Wisma Mulia memiliki staff dengan karakter yang bersahabat sebagaimana disebutkan diatas.

2. Berada di lokasi strategis

Penting untuk diperhatikan letak yang strategis dari panti. Panti Werdha Wisma Mulia Terletak di jalan besar yang setiap harinya ramai dilalui baik kendaraan bermotor maupun pejalan kaki. Letaknya yang strategis inilah yang memungkinkan Panti Werdha Wisma Mulia mudah dikunjungi.Selain itu, panti tersebut berada di pusat kota dengan fasilitas parkir yang luas, bahkan juga tidak jauh dari panti ada halte busway. Karena itu, siapapun yang berkeinginan mengunjungi Panti Werdha Wisma Mulia dengan mudah mendapatkannya.

3. Mempunyai gedung serbaguna yang memadai.

Tak jauh dari pintu gerbang panti terdapat sebuah gedung serbaguna, tempat dilakukannya berbagai kegiatan oleh penghuni panti. Kegiatan panti mencakupi kegiatan keagamaan yang dilakukan seminggu sekali. Selain itu banyak kegiatan lain yang dilakukan oleh komunitas diluar panti untuk menghibur para penghuni yang ada. Gedung serbaguna tersebut terbilang cukup luas, kurang lebih berukuran 80 meter persegi. Dengan ukuran seperti ini bisa menampung 100 orang. Karena itu penulis berani mengatakan bahwa Panti Werdha Wisma Mulia mempunyai gedung serbaguna yang memadai.

(21)

4. Staff sukarelawan

Dari hasil wawancara dengan pimpinan panti, diketahui bahwa banyak staff yang bekerja secara sukarela. Mereka tetap mendapat gaji, tetapi dalam jumlah yang minim. Contohnya adalah suster pengurus dan koki, mendapat gaji yang sangat kecil walaupun mereka tergolong cukup profesional dengan pekerjaanya.

5. Mempunyai area taman yang luas

Diantara gedung serbaguna dan kamar penghuni terdapat sebuah taman yang cukup luas. Taman ini biasanya digunakan penghuni untuk berjalan-jalan pada sore hari. Taman cukup bersih dan terawat, sehingga para penghuni betah berlama-lama berada di taman sambil bercengkrama dengan penghuni lainnya.

Keterangan Kelemahan (Weakness) :

1. Kamar yang tidak memadai dan telah lusuh

Kamar yang dihuni oleh para penghuni boleh dibilang sudah tidak memadai lagi dan telah lusuh. Ranjang yang digunakan sudah 15 tahun tidak pernah diganti. Terdapat 4 lemari pakaian kecil di setiap kamar. Kamar mandi yang berada di dalam kamar pun dirasa tidak cukup, karena 1 kamar dihuni oleh 4 orang lansia, dan hanya ada 1 kamar mandi. Setiap kamar tidak dilengkapi dengan air conditioner, yang ada hanya 1 kipas angin. Hal ini tidak terlalu dikeluhkan karena terdapat taman yang luas di depan kamar , yang bisa memberi kesejukan. Menurut salah satu penghuni hal ini cukup

(22)

mengganggu terutama pada waktu cuaca agak ekstrim. Untuk media hiburan tidak ada televisi di setiap kamar, hanya disediakan sebuah radio.

2. Kurangnya kebersihan

Kesan umum untuk Panti Werdha Wisma Mulia adalah kotor dan bau.

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dibuat dan disebarkan, dari 100%

responden 70% setuju bahwa Panti Werdha Wisma Mulia agak kotor dan berbau.

3. Website yang ada masih sangat sederhana.

Panti Werdha Wisma Mulia telah memiliki sebuah website, namun website tersebut masih merupakan web statis dan tidak sesuai dengan

harapan pemimpin panti Dengan alamat

http://pstwwismamulia.blogspot.com/, website ini hanya terdiri dari satu halaman, yang berisi dari profil Panti Werdha Wisma Mulia. Pemimpin panti menginginkan sebuah website yang dinamis dimana panti dapat selalu memberikan informasi terbaru mengenai kegiatan di panti.

4. Kurangnya hubungan dengan pendonor

Selama ini Panti Werdha Wisma Mulia tidak pernah melakukan hubungan lebih lanjut dengan pendonor, inisiatif untuk menghubungi panti umumnya datang dari pihak pendonor, pihak panti sendiri tidak menjaga kesinambungan hubungan tersebut akibatnya tidak ada penyumbang yang

(23)

menjadi pendonor tetap. Hasil kuesioner menunjukkan dari 60% pendonor yang ada 0% yang merupakan pendonor tetap.

5. Sedikit orang yang berdonor ke panti jompo

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan terlihat bahwa masyarakat cenderung mengeluarkan budget yang bersifat sosial mereka ke tempat ibadah mereka masing-masing. Hanya sebanyak 15% yang mendonor ke Panti Jompo setiap bulannya. Terlihat bahwa kesadaran untuk membantu Panti Jompo masih rendah.

3.2.3 Hasil tahap input : Matriks EFE dan IFE

Berikut ini adalah hasil matriks EFE dan IFE dari hasil analisis faktor eksternal dan internal yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak Panti Werdha Wisma Mulia, yang kemudian diberi bobot berdasarkan metode berpasangan (pairwise).

Tabel 3.6 Matriks EFE Panti Werdha Wisma Mulia

Bobot EFE Peringkat Nilai EFE Opportunities (Peluang-Peluang)

O1 Adanya peraturan pemerintah 0.1036 4 0.4144

O2 Adanya semangat gotong royong 0.1391 3 0.4173

O3 Banyak perusahaan sedang gencar melakukan CSR (Corporate Social Responsibility)

0.0790 3 0.237

(24)

O4 Peningkatan pendapatan perkapita di Jakarta

0.1239 4 0.4956

O5 Meluasnya penggunaan teknologi informatika khususnya internet

0.1102 2 0.2204

Threats (Ancaman-ancaman)

T1 Terdapat banyak Panti jompo 0.0816 2 0.1362

T2 Kejenuhan yang dialami pendonor 0.1017 2 0.2034

T3 Berkurangnya staff yang berkompeten 0.0918 3 0.2754

T4 Meningkatnya inflasi 0.0870 2 0.174

T5 Penyalahgunaan teknologi informatika 0.0820 3 0.246

Total 1,00 2,8467

Peluang-peluang (opportunities) peringkatnya 4 = respon sangat bagus (baik)

3 = dapat merespon (rata-rata) 2 = cukup dapat merespon (cukup) 1 = tidak dapat merespon (buruk) Ancaman-ancaman (Threads) peringkatnya

1 = sangat mengancam 2 = mengancam

3 = tidak terlalu mengancam 4 = tidak mengancam

Perhitungan rata-rata total skor bobot 2,8 menunjukkan bahwa panti atau organsisasi dapat merespon peluang dan meminimalkan ancaman dengan sangat

(25)

baik. Sedangkan perhitungan total skor bobot diatas menunjukkan skor bobot 2,8467 menyatakan bahwa perusahaan dapat merespon dengan baik peluang yang ada di luar organisasi dan meminimalkan ancaman yang berasal dari luar perusahaan. Dengan kata lain strategi perusahaan yang berjalan sekarang sudah cukup dapat berjalan dengan efektif mengambil keuntungan-keuntungan dan peluang-peluang yang ada dan dapat meminimalkan dampak dari ancaman yang berada di luar organisasi.

Tabel 3.7 Matriks EFE Panti Werdha Wisma Mulia

Bobot IFE Peringkat Nilai IFE Strength (Kekuatan-kekuatan)

S1 Staff yang bersahabat 0.1031 4 0.4124

S2 Berada di lokasi strategis 0.1336 4 0.5344

S3 Mempunyai gedung serbaguna yang luas

0.1724 4 0.6896

S4 Staff sukarelawan 0.0995 4 0.398

S5 Mempunyai area taman yang luas 0.0952 3 0.2856

Weakness (Kelemahan-kelemahan)

W1 Kamar yang tidak memadai dan telah lusuh

0.0719 2 0.1438

W2 Kebersihan kurang terjaga 0.0741 2 0.1482

W3 Website yang ada masih sangat sederhana.

0.0768 2 0.1536

W4 Kurangnya hubungan dengan 0.0962 1 0.0962

(26)

pendonor

W5 Sedikit orang yang berdonor ke panti jompo

0.0772 2 0.1544

Total 1.00 3.0162

Keterangan IFE 0.00 (tidak penting) – 1.00 (sangat penting) Peringkat 1 = kelemahan utama

Peringkat 2 = kelemahan minor Peringkat 3 = kekuatan minor Peringkat 4 = kekuatan utama

Dari perhitungan diatas dengan hasil perhitungan total skor bobot sebesar 3.0162 dapat disimpulkan bahwa ada kesempatan untuk perbaikan sistem operasional, perbaikan strategi, kebijakan serta prosedur yang berlaku dalam perusahaan

.

3.2.4 Matriks Competitive Profile (CPM) Tabel 3.8 Matriks CPM Panti Werdha Wisma Mulia

Panti Werdha Wisma Mulia

Panti Jompo St.

Anna

Panti Werdha Kasih Karunia Faktor sukses Bobot Peringkat Skor Peringkat Skor Peringkat Skor Sumber

keuangan dan pendanaan

0.1356 2 0.2712 3 0.4068 3 0.4068

Menjaga loyalitas donatur

0.113 2 0.226 2 0.226 2 0.226

(27)

Keterbukaan laporan keuangan

0.0599 1 0.0599 1 0.0599 1 0.0599

Fasilitas 0.1945 2 0.389 3 0.5835 3 0.5835

Kebersihan 0.0778 2 0.1556 3 0.2334 4 0.3112

Manajemen 0.282 4 1.128 4 1.128 3 0.846

Keunggulan teknologi

0.0271 2 0.0542 3 0.0813 3 0.0813

Servis kepada donatur

0.1101 1 0.1101 1 0.1101 1 0.1101

Total 1.00 2.394 2.829 2.6248

Faktor Kunci Kesuksesan ratingnya 4 = kekuatan utama

3 = kekuatan minor 2 = kelemahan minor 1 = kelemahan utama

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa Panti Jompo Wisma Mulia masih kurang bila dibandingkan dengan Panti Jompo St. Anna dan Kasih Karunia baik dalam hal penggunaan teknologi informasi maupun fasilitas dan kebersihan gedung fisik panti jompo.

(28)

3.4 Analisis Tahap Pencocokan (Matching Stage) 3.3.1 SWOT Matriks

Tabel 3. 9 Matriks SWOT Panti Werdha Wisma Mulia

Strength Weakness

1. Staff yang bersahabat 1. Kamar yang tidak memadai dan telah lusuh 2. Berada di lokasi

strategis

2. Kebersihan kurang terjaga

3. Mempunyai gedung serbaguna yang luas

3. Website yang ada masih sangat sederhana

4. Staff sukarelawan 4. Kurangnya hubungan dengan pendonor

5. Mempunyai area taman yang luas

5. Sedikit orang yang berdonor ke panti jompo

Opprtunity SO Strategies WO Strategies

1. Adanya goodwill dari pemerintah untuk memperhatikan Panti Jompo

1. Membuat acara rutin bagi para calon donatur - pengembangan pasar (S2,O2)

1. Membuat sistem website pengelolaan hunungan dengan donatur untuk memperbaiki hubungan dengan donatur dan meningkatkan loyalitas donatur - penetrasi pasar (W4,W3,O2,O4) 2. Membuat kerja sama

dengan perusahaan mebel - pengembangan pasar (W1,O3)

2. Masyarakat sudah mempunyai kesadaran untuk melakukan pengeluaran sosial.

3. Banyak perusahaan

sedang gencar

melakukan CSR

(Corporate Social Responsibility)

4. Peningkatan pendapatan perkapita di Jakarta 5. Penggunaan internet

untuk melakukan

pemasaran dan

komunikasi dengan para donatur

Threat ST Strategies WT Strategies

1. Pesaing panti jompo lainnya

1. Membuat lingkungan kerja yang nyaman

1. Membentuk suatu komunitas untuk

(29)

2. Kejenuhan yang dialami pendonor

bagi para staff - penetrasi pasar (S4, T4)

mendukung Panti Werdha Wisma Mulia - penetrasi pasar (W4.T2)

3. Sulitnya mendapatkan staff dapat dipercaya

4. Inflasi yang

menyebabkan biaya operasional meningkat 5. Perkembangan teknologi

dan informasi membuat banyak berita yang bertujuan meminta sumbangan beredar dengan cepat di kalangan masyarakat.

3.3.2 Matriks Internal Eksternal

Gambar 3.8 Matriks Internal Eksternal Panti Werdha Wisma Mulia

Panti Werdha Wisma Mulia berada pada kuadran IV dimana Panti Werdha Wisma Mulia memiliki skor bobot EFE dan skor bobot IFE yang menandakan bahwa Panti Werdha Wisma Mulia berada dalam tahap Grow and Build. Hal ini menyatakan bahwa strategi yang tepat adalah strategi integrasi ke depan, belakang, atau

(30)

horizontal, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk.

(31)

Matriks Strategi Besar (Grand Strategy)

Gambar 3.9 Matriks Strategi Besar Panti Werdha Wisma Mulia

Matriks grand strategy didapatkan dua penilaian, yaitu posisi kompetitif dan tingkat pertumbuhan pasar. Untuk posisis kompetitif, dapat dilihat dari matriks CPM dimana Panti Werdha Wisma Mulia ini memiliki total nilai terendah dibanding dengan dua pesaing lainnya, yaitu Panti Jompo St. Anna dan Panti Jompo Kasih Karunia. Hal ini menandakan bahwa Panti Jompo Wisma Mulia memiliki posisi bersaing yang lemah. Untuk pertumbuhan pasar, Panti Werdha Wisma Mulia juga digolongkan dalam pertumbuhan pasar yang pesat dimana menurut Gulliver, Joshi, dan Michell (2013) di seluruh dunia populasi lansia akan meningkat 151% antara tahun 2005 dan 2030, lalu kondisi lansia di Indonesia sesuai proyeksi Bank Dunia tahun 2010 adalah 5,57 % dan pada tahun 2020 menjadi 7,08 %. Menurut data Sensus Penduduk tahun 1990 jumlah lansia adalah 6,96 juta jiwa (3,88 %) (Dahlan, 1992 pada Hawari, 2007:6). Pada 2020 diramalkan akan berjumlah 11,3 % atau 28.8

(32)

juta jiwa dari penduduk Indonesia. Dengan demikian, Negara Indonesia memasuki negara berstruktur penduduk tua (www.depsos.go.id). Diperkirakan sekitar 3,3 juta lansia memerlukan pelayanan sosial, sebagian besar terlantar dan memerlukan upaya perlindungan khusus (Komnas Lanjut Usia, 2000).

3.5 Tahap Pengambilan Keputusan 3.4.1 Analisis Matriks

Tabel 3.10 Matriks Pencocokan

Strategi Matriks IE Matriks

Grand Strategy

Matriks Swot

Integrasi ke Depan  

Integrasi ke Belakang  

Integrasi Horizontal  

Penetrasi Pasar   

Pengembangan Pasar   

Pengembangan Produk  

Diversifikasi Terkait 

Penetrasi pasar yang dimaksud disini adalah bagaimana cara Panti Jompo dalam membuat donatur yang ada menyumbang lebih banyak dari yang biasa, sedangkan pengembangan pasar adalah bagaimana cara Panti Jompo memperluas daerah cakupan datangnya donatur.

(33)

3.4.2 Matriks QSPM

Tabel 3. 11 Matriks QSPM Panti Werdha Wisma Mulia Alternatif-Alternatif Strategi

Penetrasi Pasar Pengembangan Pasar

Faktor Kunci Bobot AS TAS AS TAS

Opportunities (Peluang) Adanya peraturan pemerintah

0.1036 - - - -

Adanya semangat gotong royong

0.1391 4 0.5564 3 0.4173

Banyak perusahaan sedang gencar melakukan CSR (Corporate Social Responsibility)

0.0790 3 0.237 4 0.316

Peningkatan

pendapatan perkapita di Jakarta

0.1239 4 0.4956 2 0.2478

Meluasnya penggunaan teknologi informatika khususnya internet

0.1102 4 0.4408 3 0.3305

Threats (Ancaman)

(34)

Terdapat banyak Panti jompo

0.0816 3 0,2448 4 0,3264

Kejenuhan yang dialami pendonor

0.1017 3 0,3051 1 0,1017

Berkurangnya staff yang berkompeten

0.0918 - -

Meningkatnya inflasi 0.0870 - -

Penyalahgunaan teknologi informatika

0.0820 2 0,164 4 0,328

1.00 Strengths (Kekuatan)

Staff yang bersahabat 0.1031 - -

Berada di lokasi strategis

0.1336 4 0,5344 3 0,4008

Mempunyai gedung serbaguna yang luas

0.1724 4 0,6896 3 0,5172

Staff sukarelawan 0.0995 - -

Mempunyai area taman yang luas

0.0952 - -

Weakness (Kelemahan) Kamar yang tidak memadai dan telah lusuh

0.0719 - -

(35)

Kebersihan kurang terjaga

0.0741 - -

Website yang ada masih sangat sederhna

0.0768 4 0,3072 3 0,2304

Kurangnya hubungan dengan pendonor

0.0962 4 0,3848 3 0,2886

Sedikit orang yang berdonor ke panti jompo

0.0772 4 0,3088 3 0,2316

1.00 4.6685 3.7364

Pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa daya tarik pada strategi penetrasi pasar dengan menambah nilai dari suatu produk adalah lebih besar, sebesar 4.6685.

Strategi pengembangan pasar dengan memperluas daerah untuk mendapatkan donatur juga cukup tinggi yaitu 3.7364. Sedangkan untuk peningkatan pelayanan dapat diberikan dengan menambahkan staff kerja serta memperbaiki sistem pelayanan kepada pelanggan yang mana hal-hal tersebut merupakan penerapan sistem CRM. Pengembangan sistem e-CRM berbasis website menjadi usulan solusi untuk dapat menjalankan strategi penetrasi pasar. Pengembangan e-CRM ini dilakukan karena melihat tingginya penggunaan internet oleh masyarakat Indonesia serta kemudahan-kemudahan yang di dapat oleh donatur untuk memperoleh informasi dan melakukan pendonoran tanpa harus melalui media konvensional yang memakan lebih banyak waktu dan biaya dimana fitur-fitur tersebut akan dihadirkan dalam aplikasi e-CRM tersebut. Diharapkan dengan adanya penerapan sistem e-

(36)

CRM yang meningkatkan pelayanan untuk kepuasan donatur maka akan berdampak pada peningkatan pengeluaran sosial yang dikeluarkan oleh donatur.

3.6 Analisis Website Berjalan

Website Panti Werdha Wisma Mulia mempunya alamat http://pstwwismamulia.blogspot.com/, berdasarkan hasil wawancara dan hasil analisis penulis, terdapat beberapa kekurangan dari website antara lain:

Website tidak menyediakan tempat bagi panti untuk mengunggah foto-foto kegiatan di panti

Website tidak menyediakan informasi yang lengkap mengenai panti.

Website tidak menyediakan informasi mengenai lansia yang tinggal di panti.

Website tidak mempunyai user interface yang menarik, seperti dapat dilihat pada Gambar 3.10

(37)

Gambar 3.10 Home pada website berjalan Panti Werdha Wisma Mulia Sumber: Website panti.

(38)

3.7 Permasalahan yang Dihadapi

Dari hasil analisis yang telah dilakukan, ditemukan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Panti Werdha Wisma Mulia, yaitu:

Website yang ada saat ini masih sangat sederhana. Dari hasil analisis website

berjalan, ditemukan masih banyak kekurangan, yaitu Website tidak menyediakan tempat bagi panti untuk mengunggah foto-foto kegiatan di panti, Website tidak menyediakan informasi mengenai lansia yang tinggal di panti, Website tidak mempunyai user interface yang menarik, dan website tidak menyediakan informasi yang lengkap mengenai panti.

• Tidak adanya donatur yang menyumbang secara tetap. Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dibagikan sebanyak 0% donatur yang menyumbang secara tetap pada Panti Werdha Wisma Mulia, padahal untuk biaya sehari- hari panti ditopang oleh dana dari para donatur.

• Dari hasil analisis strategi perusahaan dengan menggunakan Kerangka Analitis Formulasi Strategi, ditemukan bahwa strategi penetrasi pasar merupakan strategi yang paling menarik untuk diambil Panti Werdha Wisma Mulia.

(39)

3.8 Usulan Pemecahan Masalah

Dari masalah-masalah yang telah teridentifikasi dari analisis yang telah dilakukan, masa rekomendasi pemecahan masalah yang diusulkan adalah penerapan sistem eCRM, yaitu CRM yang berbasiskan website. Beberapa faktor yang menjadi landasan pemilihan solusi ini adalah:

Sistem CRM yang berbasiskan website dapat memberikan informasi yang up to date mengenai Panti Werdha Wisma Mulia.

• Sistem CRM yang berbasiskan website dapat menjadi salah satu media komunikasi antara panti dengan donatur sehingga menpererat hubungan keduanya.

• Banyaknya panti jompo yang mengandalkan sumbangan dari pihak lain untuk kegiatan operasionalnya menjadi ancaman bagi Panti Werdha Wisma Mulia.

Sebab bisa terjadi, para donatur mengalihkan sumbangannnya untuk panti- panti sosial yang lain dan tidak lagi memberi sumbangan tersebut kepada Panti Werdha Wisma Mulia, oleh karena itu, dibutuhkan sebuah website eCRM agar dapat menarik donatur yang ada.

Tabel kebutuhan informasi yang diturunkan dari masalah dan solusi dapat dilihat pada Tabel 3.12

(40)

Tabel 3.12 Analisis Kebutuhan Informasi berdasarkan Strategi, Permasalahan, dan Solusi

Strategi Permasalahan Solusi

CRM functional

solutions

Kebutuhan Informasi

Mengembangkan website sebagai sarana

pemasaran dan donasi online untuk

mempertahankan donatur lama dan mendapatkan donatur baru

Website yang ada saat ini masih sangat sederhana. Dari hasil analisis website berjalan, ditemukan

masih banyak

kekurangan, yaitu Website tidak menyediakan tempat bagi panti untuk mengunggah foto-foto kegiatan di panti, website tidak menyediakan informasi mengenai lansia yang tinggal di panti, Website tidak mempunyai user interface yang menarik, dan website tidak menyediakan informasi yang lengkap mengenai panti.

Dengan menggunakan sistem eCRM, Panti Werdha Wisma Mulia harus memperbaiki

website yang telah dibuat sebelumnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan menyelesaikan masalah website,

yang telah

dianalisis.

Direct Marketing

Informasi yang up to date dan lengkap mengenai Panti Werdha Wisma Mulia secara keseluruhan

Tidak adanya donatur yang menyumbang secara tetap.

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dibagikan sebanyak 0% donatur yang menyumbang secara tetap pada Panti Werdha Wisma Mulia, padahal untuk biaya sehari-hari panti ditopang oleh dana dari para donatur.

Sistem CRM yang berbasiskan website dapat menjadi salah

satu media

komunikasi antara panti dengan donatur sehingga menpererat

hubungan keduanya.

Direct marketing, Proactive service, Cross sell and Up sell

Informasi mengenai cara berdonasi online, informasi mengenai lansia di dalam panti, informasi mengenai kegiatan di dalam panti.

(41)

Secara umum, fitur-fitur yang terdapat pada eCRM yang diusulkan adalah sebagai berikut:

Tentang Kami, yaitu fitur yang menjelaskan seputar Panti Werdha Wisma Mulia misal menjelaskan tentang sejarah panti, visi, misi, dan komitmen panti. Lokasi, yang menjelaskan tentang alamat dari panti, dan Cara Berdonasi yang menjelaskan mengenai informasi tata cara berdonasi secara online yang diberlakukan oleh Panti Werdha Wisma Mulia pada website.

Akun Saya, yaitu fitur yang memungkinkan anggota untuk mengelola informasi dirinya. Anggota dapat melihat dan mengubah informasi dirinya melalui fitur Akun Saya, dan melakukan perubahan sandi untuk akunnya dengan fitur Ubah sandi

• Catatan Donasi, yaiti fitur yang memungkinkan anggota melihat riwayat donasi yang sudah pernah dibuatnya juga reminder untuk pembayaran donasi yang sedang berlangsung.

FAQ yang berisi pertanyaan – pertanyaan dan jawaban – jawaban dari pertanyaan yang sering diajukan oleh anggota yang ada.

Donasi online, yaitu fitur yang memungkinkan donatur yang telah mendaftar menjadi anggota di website untuk melakukan donasi.

Newsletter, yaitu fitur yang dapat membantu donatur mendapatkan informasi secara berkala dari panti dengan mengirimkan email berisi informasi terkait financial statement dan reminder pembayaran donasi.

Gambar

Gambar 3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Gambar 3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar 3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran Per Bulan
Gambar 3.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Pengeluaran Sosial
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perbandingan gula dengan sorbitol memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kekuatan selai lembaran yang dihasilkan seperti pada Tabel 2..

Tujuan yang hendak dicapai melalui kegiatan PPM dalam bentuk pelatihan usaha souvenir khas wisata Merapi adalah 1) para remaja putri mampu membuat aksesoris dan merchandiser

Robert Alexander Jaffray adalah seorang misionari the Christian and Missionary Alliance (CMA) dari Kanada yang melayani di bagian selatan Tiongkok selama 32 tahun.  Setelah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan karakteristik antara arang tanpa pemanasan dengan yang dipanaskan sebelum diaktivasi dengan NaOH dan menentukan

Apakah faktor status gizi berhubungan terhadap menarche dini pada siswi SMPN 2 kelas 1 Kecamatan Ukui Tahun 2016?. Apakah faktor penggunaan media audio visual berhubungan

pendidikan dan kurikulum Politeknik LP3I Medan seperti Materi Perkuliahan, Proses Perkuliahan dengan Baik, Pengetahuan dan materi kuliah memenuhi kebutuhan kerja,

Dari penelitian ini, penulis memperoleh hasil: (1) konsep kemudahan al-Qur’an adalah kemudahan di sisi lafal sehingga al-Qur’an mudah dibaca dan dihafal, serta

Hasil ini konsisten dengan penelitian (Ika dan Ghazali, 2012 ; Nur, et al 2010 ; Rachmawati 2008) yang menyatakan bawah ukuran perusahaan bepengaruh positif secara