• Tidak ada hasil yang ditemukan

H3 Model analisis hipotesis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "H3 Model analisis hipotesis"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

3. METODE PENELITIAN

Bab ini akan menjelaskan informasi yang berhubungan dengan penelitian, meliputi model analisis, definisi operasional variabel, skala pengukuran, jenis dan sumber data, instrumen dan pengumpulan data, populasi, sampel dan teknik sampling, unit analysis, rancangan kuisioner dan teknik analisa data, untuk membahas dan menjawab permasalahan pada penelitian ini mengenai pengaruh corporate image terhadap financial performance melalui customer satisfaction sebagai intervening variable pada perusahaan perbankan di Surabaya.

3.1. Model Analisis

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 H2

H3

Gambar 3.1 Model analisis hipotesis

3.2.Definisi Konseptual dan Operasional Variabel 3.2.1 Variabel Bebas (Independen)

Menurut Sugiyono (2010), variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah corporate image..

 Konsep : Corporate image

Definisi Operasional : Corporate image adalah citra yang diciptakan dan tanamkan oleh perusahaan kepada konsumen berdasarkan visi dan misi yang ditawarkan kepada konsumen (Ene dan Özkaya, 2014).

Corporate Image

Customer Satisfaction

Financial Performance

(2)

Indikator Empirik : a. Store layout.

(P1) Practical and orderly layout. Tata ruang Bank ini praktis dan rapi.

(P2) Enough space for corridors. Jarak meja layanan satu dengan lainnya di Bank ini cukup longgar.

(P3) Safety for children. Bertransaksi di Bank ini terasa nyaman meskipun bersama dengan anak-anak.

b. Store prestige.

(P4) High priced and quality products. Bank ini memberikan layanan yang berkualitas dengan biaya yang sesuai.

(P5) Known and prestigious. Bank ini terkenal dan bergengsi.

(P6) Meets the consumers' desires and needs. Bank ini menyediakan produk dan layanan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan nasabah dengan jumlah karyawan yang cukup.

c. Service quality of store.

(P7) Service flow is smooth and fast. Pelayanan Bank ini cepat dan lancar.

(P8) Prices meet the presented values. Biaya administrasi Bank ini sesuai dengan nilai dan manfaat yang diberikan.

(P9) There are social responsibility campaigns. Bank ini mempunyai kepedulian sosial dan lingkungan.

(P10) The store personnel are problem solvers. Karyawan Bank ini memberikan solusi terhadap permasalahan nasabah.

(P11) Employees are good-humored. Karyawan Bank ini bersikap ramah dan menyenangkan.

d. Products.

(P12) Can be found easily. Produk dan layanan yang diinginkan dapat diperoleh dengan mudah di Bank ini (atm dan cabang Bank tersebar luas).

(P13) Enables easy access. Tata ruang Bank ini memudahkan nasabah untuk mendapatkan layanan (misalkan ATM tergabung dalam ATM bersama, ada layanan go-mobile, internet banking).

(P14) Wide product range. Produk Bank ini bervariasi.

(3)

e. In - store promotion.

(P15) Interesting advertisements. Bank ini menyediakan media promosi yang bagus dan menarik minat nasabah di dalam kantor bank.

(P16) The promotions are satisfying. Berbagai promosi yang ditawarkan Bank ini memuaskan nasabah.

f. Support services and equipment.

(P17.1) Sufficient number of equipment. Bank ini menyediakan perlengkapan dan pelayanan yang memadahi (meja tulis, pulpen, kertas).

(P17.2) Bank ini mempunyai fasilitas keamanan fisik dan keamanan digital yang memadahi.

(P18) No difficulty in product. Bank ini memberikan pelayanan yang baik terhadap keluhan pelanggan.

(P19) The coziness is always at the desired level. Kantor Bank ini selalu memberikan kenyamanan sesuai selera nasabah.

3.2.2 Variabel Perantara (Intervening)

Menurut Sugiyono (2010), intervening variable adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur.

Intervening variable dalam penelitian ini adalah customer satisfaction.

 Konsep : Customer satisfaction

Definisi Operasional : Customer satisfaction menjadi hal yang sangat penting, karena mampu meningkatkan intensitas pembelian oleh konsumen. Sehingga, diharapkan perusahaan mampu memberikan pengalaman yang memuaskan bagi pelanggan demi menciptakan loyalitas konsumen (Huang et al., 2014).

Indikator Empirik : 1. Customer feelings

(P20) The experience is pleasurable. Pengalaman nasabah yang menyenangkan dalam menggunakan produk Bank ini.

(P21) Right decision. Keputusan nasabah untuk memilih produk Bank ini adalah tepat.

(4)

(P22) Conform of customer’s expectation. Produk Bank ini sesuai dengan keinginan nasabah.

(P23) Happy buying. Nasabah senang menggunakan produk Bank ini.

(P24) Worth it price. Biaya atas layanan dan produk Bank ini sesuai dengan nilai dan manfaat yang dinikmati nasabah.

2. Expected performance

(P25) Interesting promotion. Produk dan layanan Bank ini dipromosikan dengan menarik.

(P26) Professional performance. Kinerja Bank ini professional.

(P27) Sufficiently supplied. Ketersediaan produk dan layanan Bank ini cukup memadahi.

(P28) Convenient place. Ada kenyamanan dalam bertransaksi melalui Bank ini.

3.2.3 Variabel Terikat (Dependen)

Menurut Sugiyono (2010), variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah financial performance.

 Konsep : Financial performance

Definisi operasional : Ukuran dari perubahan kondisi keuangan suatu organisasi, atau hasil dari keputusan manajemen dan pelaksaan keputusannya oleh anggota organisasi (Carton, 2004).

Menurut Carton (2004) financial performance dibagi menjadi beberapa dimensi yaitu, profitability, growth, efficiency, liquidity, size, dan leverage. Dalam penelitian ini yang dipakai adalah 3 indikator profitability yang telah digunakan oleh Keisidou et al. (2013) dalam meneliti kinerja keuangan perbankan, yakni;

return on assets (ROA), return on equity (ROE), dan net profit margin (NPM).

(Rumus 3.1)

(Rumus 3.2)

(Rumus 3.3)

(5)

3.3 Skala Pengukuran

Skala Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala pengukuran interval, yaitu skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang / sekelompok tentang fenomena sosial.

Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabar menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titk tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. (Sugiyono, 2010)

Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yang dapat berupa kata-kata sebagai berikut:

1 = Sangat Tidak Setuju / Sangat Tidak Mampu 2 = Tidak Setuju / Tidak Mampu

3 = Netral / Kadang-Kadang 4 = Setuju / Mampu

5 = Sangat Setuju / Sangat Mampu

3.4 Jenis dan Sumber Data 3.4.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan di dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif, yaitu data yang dapat diukur dalam skala numerik (angka). Penelitian dengan metode kuantitatif, pada umumnya data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2010).

3.4.2 Sumber Data

Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2010).

Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data primer yang akan diperoleh dengan penyebaran kuesioner kepada nasabah dari 35 perusahaan

(6)

industri perbankan di Surabaya, serta data sekunder yang diperoleh dari jurnal- jurnal dan buku-buku yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh peneliti berserta laporan keuangan perbankan yang di sajikan melalui http://www.idx.co.id/. Penyebaran kuesioner akan dilakukan sendiri oleh peneliti untuk mengantisipasi munculnya pertanyaan yang berhubungan dengan kuesioner dari responden. Hal ini juga diharapkan dapat meningkatkan tingkat pengembalian kuesioner sehingga tidak banyak kuesioner yang terbuang percuma.

3.5 Instrumen dan Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1) Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan landasan dalam perumusan hipotesis, penyusunan daftar pertanyaan kuesioner, serta pembahasan teoritis dan pengumpulan data-data terkait dengan penelitian ini melalui artikel relevan yang bersumber dari literatur, jurnal, media, serta data internet.

2) Laporan keuangan

Laporan keuangan 35 perusahaan perbankan yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia didapat melalui website http://www.idx.co.id/ yang memiliki informasi keuangan yang dibutuhkan dari tahun 2011, 2012, dan 2013.

3) Penyebaran kuesioner

Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2010). Penyebaran kuisioner dilakukan kepada responden dengan memberikan daftar pertanyaan terkait dengan variabel penelitian. Responden diharapkan dapat memberikan jawaban yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.

3.6 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi

(7)

dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang masuk dalam bursa efek Indonesia yang berlokasi di Surabaya.

3.7 Sampel dan Teknik Sampling 3.7.1 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010).

Ide masukan mengenai jumlah sampel yang baik bagi sebuah penelitian disarankan sebagai berikut (Sugiyono, 2010):

1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.

2. Bila sampel dibagi dalam katagori (misalnya : pria/wanita, pegawai negri/swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.

3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitiannya ada 5 (independen+dependen), maka jumlah anggota sampel

= 10 x 5 = 50.

4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10 sampai dengan 20.

Melihat dari syarat jumlah sampel yang baik, maka sampel yang diambil peneliti dalam penelitian ini adalah 35 perusahaan perbankan di Surabaya.

Dimana satu perbankan diwakili oleh 5 orang responden yang merupakan konsumen bank tersebut dengan tujuan responden mampu melakukan pengisian kuisioner.

3.7.2 Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2010) Teknik Sampling ialah teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang dapat digunakan. Ada dua jenis teknik

(8)

sampling yang dapat digunakan, yaitu:

a. Probability sampling, ialah teknik pengambilan sampel yang memberi peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

b. Non-probability sampling, ialah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang / kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

Pada penelitian ini menggunakan probability sampling dalam menentukan responden. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah random sampling.

Random sampling merupakan teknik yang paling sederhana, mengingat anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut (Sugiyono, 2010).

Dalam penelitian ini, kriteria yang ditetapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Sampel penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang ada di Surabaya.

2. Responden kuisioner adalah 5 orang responden yang merupakan nasabah bank tersebut.

3.8 Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah 35 perusahaan perbankan yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia yang berletak di Surabaya.

3.9 Rancangan Kuisioner

Kuisioner terbagi dalam dua kelompok pertanyaan dan pernyataan.

a. Kelompok pertanyaan demografi responden:

a. Jenis kelamin.

b. Tingkat Pendidikan.

c. Sudah berapa kali mengunjungi bank ini dalam setahun terakhir ini.

d. Sudah berapa lama anda menjadi nasabah bank ini.

e. Apakah anda memiliki deposito di bank ini.

(9)

f. Setelah menggunakan jasa bank ini, apakah anda akan tetap menjadi nasabah di bank ini.

g. Setelah menggunakan jasa bank ini, apakah anda akan merekomendasikan bank ini ke orang lain.

h. Selain transaksi menggunakan atm, apakah anda juga menggunakan fasilitas e-banking atau mobile banking.

i. Selain tabungan dan penarikan tunai, apakah anda juga menggunakan jasa lain dari bank ini seperti transfer antar bank, pembayaran tagihan listrik/air, pembayaran transaksi belanja (kartu debit).

Manfaat dalam kelompok pertanyaan ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan responden yang diteliti.

b. Kelompok pernyataan yang mewakili variabel bebas, variabel perantara dan variabel terikat. Dalam kelompok ini, responden akan memberikan respon dalam skala likert yaitu 1 (Sangat Tidak Setuju) – 5 (Sangat Setuju). Kuisioner yang dilampirkan terdiri dari tiga bagian:

a. Variabel Bebas: corporate image yang diadopsi Ene dan Özkaya, 2014.

b. Variabel Perantara: customer satisfaction yang diadopsi dari Huang et al., 2014.

Untuk memfasilitasi perhitungan dimensi-dimensi corporate image, Ene dan Özkaya menciptakan instrumen survei menjadi 6 item. Instrumen ini telah diuji reliabilitas dan validitasnya serta telah digunakan pada penelitian- penelitian sebelumnya (Martenson, 2007). Survei dengan menggunakan 6 item tersebut direkomendasikan sebagai instrumen penelitian untuk mengevaluasi hubungan Corporate Image dengan variable lainnya. Namun, dalam penelitian ini pada bagian CI6 pada bagian Sufficient number of equipment akan dibagi menjadi 2 pertanyaan guna mempermudah responden dalam menjawab pertanyaan.

Untuk memfasilitasi perhitungan dimensi-dimensi customer satisfaction, Huang et al. (2014) menciptakan instrumen survei menjadi 2 item. Survei dengan menggunakan 2 item tersebut direkomendasikan sebagai instrumen penelitian untuk mengevaluasi hubungan customer satisfaction dengan variable lainnya.

(10)

Survei ini ditujukan kepada nasabah bank, sehingga 6 item survei corporate image dan 2 item customer satisfaction dipilih untuk membatasi jumlah waktu yang dibutuhkan responden dalam mengisi kuisioner. 8 item tersebut telah cukup memadai dalam mengukur corporate image dan customer satisfaction sebuah perbankan.

3.10 Teknik Analisis Data

Agar data yang terkumpul dapat dimanfaatkan, maka data-data tersebut harus diolah dan dianalisi terlebih dahulu sehingga nantinya dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. Penelitian ini menggunakan pendekatan Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan path diagram yang memungkinkan untuk memasukan semua observed variable sesuai dengan model teori yang dibangunnya. Analisa SEM yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS) dengan proses perhitungan yang dibantu program aplikasi software SmartPLS.

Analisa Partial Least Square (PLS) adalah teknik statistika multivariat yang melakukan perbandingan antara variabel dependen berganda dan variabel indenpenden berganda. PLS adalah salah satu metode statistika SEM berbasis varian yang didesain untuk menyelesaikan regresi berganda ketika terjadi permasalahan spesifik pada data seperti ukuran sampel penelitian kecil, adanya data yang hilang (missing values) dan multikolinearitas (Jogiyanto dan Abdilah, 2009).

PLS mempunyai keunggulan sebagai berikut :

1. Mampu memodelkan banyak variabel dependen dan variabel independen (model komplek).

2. Mampu mengelola masalah multikolinearitas antar variabel independen.

3. Hasil tetap kokoh (robust) walaupun terdapat data yang tidak normal dan hilang (missing values)

4. Menghasilkan variabel laten independen secara langsung bebasis cross- product yang melibatkan variabel laten dependen sebagai kekuatan prediksi.

5. Dapat digunakan pada konstuk reflektif dan formatif.

6. Dapat digunakan pada sampel kecil.

(11)

7. Tidak mensyaratkan data berdistribusi normal.

8. Dapat digunakan pada data dengan tipe skala berbeda, yaitu: nominal, ordinal, dan kontinus.

PLS sebangai model prediksi tidak mengasumsikan distribusi tertentu untuk mengestimasi parameter dan memprediksi hubungan kausalitas. Karena itu, teknik parametrik untuk menguji signifikansi parameter tidak diperlukan dan model evaluasi untuk prediksi bersifat non-parametrik. Evaluasi model PLS dilakukan dengan mengevaluasi outer model dan inner model. Outer model merupakan model pengukuran untuk menilai validitas dan reliabilitas model.

Melalui proses interaksi algoritma, parameter model pengukuran (validitas konvergen, validitas diskriminan, composite reliability, dan cronbach's alpha) diperoleh, termasuk nilai R2 sebagai parameter ketepatan model prediksi.

Sedangkan inner model merupakan model struktural untuk memprediksi hubungan kausalitas antar variabel laten. Melalui proses bootstraping, parameter uji T-statistic diperoleh untuk memprediksi adanya hubungan kausalitas.

3.10.1. Konstruksi Diagram Path

Path diagram merupakan representasi grafis mengenai bagaimana beberapa variabel pada suatu model berhubungan satu sama lain, yang memberikan suatu pandangan menyeluruh mengenai struktur model. Dalam menggambar diagram path, menggunakan prosedur nomogram reticular action modeling (RAM) yang berbasis pada ketentuan sebagai berikut (Jogiyanto dan Abdilah, 2009):

1. Konstruk teoritikal (theoretical constructs) yang menunjukkan suatu variabel laten (latent variable) digambar dengan bentuk oval atau lingkaran (circle).

2. Variabel-variabel terukur atau indikator digambar dengan bentuk kotak (squares).

3. Hubungan tidak simetris (asymmetrical relationship) yang menunjukkan satu arah digambarkan dengan panah arah tunggal (single deaded arrow).

4. Hubungan simetris (symmetrical relationship) yang menunjukkan dua arah bolak-balik digambarkan dengan panah arah dobel (double headed arrow).

(12)

Gambar 3.2. PATH diagram partial least square

3.10.2. Model Pengukuran (Outer Model)

Suatu konsep dan model penelitian tidak dapat diuji dalam suatu model prediksi hubungan relasional dan kausal jika belum melewati tahap purifikasi dalam model pengukuran. Model pengukuran sendiri digunakan untuk menguji validitas konstruk dan reliabilitas instrumen. Uji validitas dilakukan untuk

H1 H2

H3

Corporate Image

Financial Performance Customer

Satisfaction Store Layout

In store promotion

Products Service Quality of

Store Store Prestige

Support service and

equipment

Expected Performance Customer

Feelings

ROE ROA

NPM

(13)

mengetahui kemampuan instrumen penelitian mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi alat ukur dalam mengukur suatu konsep atau dapat juga digunakan untuk mengukur konsistensi responden dalam menjawab item pertanyaan dalam kuisioner atau instrumen penelitian. (Jogiyanto dan Abdilah, 2009)

3.10.2.1.Uji Validitas

Validitas terdiri atas validitas eksternal dan validitas internal. Validitas eksternal menunjukkan bahwa hasil dari suatu penelitian adalah valid yang dapat digeneralisir ke semua objek, situasi dan waktu yang berbeda. Validitas internal menunjukkan kemampuan dari instrumen penelitian mengukur apa yang seharusnya diukur dari suatu konsep (Jogiyanto & Abdillah, 2009).

Validitas internal terdiri dari validitas kualitatif dan validitas konstruk.

Menurut beberapa peneliti, validitas kualitatif kurang valid. Validitas konstruk menunjukkan seberapa baik hasil yang diperoleh dari penggunaan suatu pengukuran sesuai teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruk. Korelasi yang kuat antara konstruk dan item-item pertanyaannya dan hubungan yang lemah dengan variabel lainnya merupakan salah satu cara untuk menguji validitas konstruk (construct validity). Validitas konstruk meliputi validitas konvergen dan validitas diskriminan (Jogiyanto & Abdillah, 2009).

o Validitas Konvergen

Validitas konvergen berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur- pengukur dari suatu konstruk seharusnya berkolerasi tinggi. Validitas konvergen terjadi jika skor yang diperoleh dari dua instrumen berbeda yang mengukur konstruk yang sama mempunyai korelasi tinggi. Uji validitas konvergen dalam PLS dinilai berdasarkan loading factor (korelasi antara skor item/komponen dengan skor konstruk) indikator-indikator yang mengukur konstruk tersebut. Rule of thumb yang biasanya digunakan untuk membuat pemeriksaan awal dari matrik faktor adalah ± 0.3 dipertimbangkan telah memenuhi level minimal, untuk loading ± 0.4

(14)

dianggap lebih baik, untuk loading > 0.5 masih dapat diterima, sedangkan

>0.7 dianggap signifikan secara praktikal. Semakin tinggi nilai factor loading, semakin penting peranan loading dalam menginterpretasikan matrik faktor. Rule of thumb yang digunakan untuk validitas konvergen adalah outer loading > 0.7.

o Validitas Diskriminan

Validitas diskriminan terjadi jika dua instrumen berbeda yang mengukur dua konstruk yang diprediksi tidak berkorelasi menghasilkan skor yang memang tidak berkorelasi. Uji validitas diskriminan dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruknya. Metode lain yang digunakan adalah dengan membandingkan akar AVE setiap konstruk dengan korelasi antar konstruk tersebut terhadap konstruk lainnya dalam model. Model mempunyai validitas diskriminan yang cukup jika akar AVE untuk setiap konstruk lebih besar daripada korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model.

Tabel 3.1. Parameter Uji Validitas dalam Model Pengukuran PLS

Uji Validitas Parameter Rule of Thumb

Konvergen Faktor loading Lebih dari 0,7 Average variance extracted

(AVE) Lebih dari 0,5

Diskriminan Akar AVE dan Korelasi variabel laten

Akar AVE > Korelasi variabel laten

Cross loading Lebih dari 0,7 dalam satu variabel

Sumber: Jogiyanto & Abdillah (2009), diadaptasi dari Chin (1995)

3.10.2.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan akurasi, konsistensi dan ketepatan suatu alat ukur dalam melakukan pengukuran. Uji reliabilitas dalam PLS dapat menggunakan dua metode, yaitu Cronbach’s alpha dan Composite reliability (Jogiyanto & Abdilah, 2009). Cronbach’s alpha mengukur batas bawah nilai reliabilitas suatu konstruk sedangkan composite reliability mengukur nilai

(15)

sesungguhnya reliabilitas suatu konstruk. Namun, composite reliability dinilai lebih baik dalam mengestimasi konsistensi internal suatu konstruk.

Rule of thumb nilai alpha atau Composite reliability harus lebih besar dari 0,7 meskipun nilai 0,6 masih dapat diterima. Namun, sesungguhnya uji konsistensi internal tidak mutlak untuk dilakukan jika validitas konstruk telah terpenuhi, karena konstruk valid adalah konstruk yang reliabel, sebaliknya konstruk yang reliabel belum tentu valid.

3.10.3 Model Struktural (Inner Model)

Inner model merupakan model struktural untuk memprediksi hubungan kausalitas antara variabel laten (Jogiyanto & Abdilah, 2009). Model struktural dalam PLS di evaluasi dengan menggunakan R² untuk konstruk dependen, nilai koefisien path dan t-values tiap path untuk uji signifikansi antar konstruk dalam model struktural. Nilai R² digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan variabel independen terhadap variabel dependen. Semakin tinggi R² berarti semakin baik model prediksi dari model penelitian yang diajukan.

Nilai koefisien path atau inner model menunjukkan tingkat signifikansi dalam pengujian hipotesis. Skor koefisien path atau inner model yang ditunjukkan oleh nilai T-statistic, harus di atas 1,96 untuk hipotesis dua ekor (two tailed) dan di atas 1,64 untuk hipotesis satu ekor (one tailed) untuk pengujian hipotesis pada alpha 5 persen dan power 80 persen.

Uji Stone-Geisser (Q2) digunakan untuk mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Q2 =1 menunjukkan model yang diuji menghasilkan nilai aktual tanpa error dan ketika Q2=0 berarti model yang diajukan tidak lebih baik dari nilai rata-rata yang mengganti nilai yang telah dihapus sebelumnya (mean replacement).

Gambar

Gambar 3.1  Model analisis hipotesis
Gambar 3.2. PATH diagram partial least square
Tabel 3.1. Parameter Uji Validitas dalam Model Pengukuran PLS

Referensi

Dokumen terkait

dalam pengumpulan data peneliti menggunakan sumber primer dan sekunder. “Su mber primer adalah sumber data yang yang langsung kepada pengumpul data, sedangkan data

Sumber data sekunder yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen sumber data primer

a. Sumber data primer, yaitu sumber yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung

Data primer adalah data utama yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data

Sumber Data Sekunder menurut Sugiyono (2013: 225), sumber data sekunder merupakan, “sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.” Jadi Sumber

Jenis data dalam penelitian ini ada dua yaitu data primer dan data sekunder, data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, yaitu

Sumber Data 1 Data Primer Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.33 Data primer merupakan keterangan yang diperoleh langsung dari sumber

sumber data yang memberikan data secara langsung kepada pengumpul data, dan sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak memberikan data secara langsung kepada pengumpul data,