35
Perancangan Dan Realisasi Antena Horn
Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi double- ridged horn antena tanpa adanya aperture horn secara horisontal. Mulai dari
perhitungan frekuensi, perancangan ukuran, dan desain antena horn. Sesuai dengan spesifikasi antena yang telah dibahas pada Bab 3. Pada perancangan DRH ini akan mengacu pada teori dan perhitungan di bab 2, kemudian dari teori tersebut akan didapat sebuah rancangan dan dimensi dari antena yang akan dibuat.
Kemudian dari desain tersebut akan disimulasikan menggunakan Wipl-D untuk mendapatkan gambaran nilai besaran-besaran dari antena yang akan dibuat. Pada tahap akhir akan dilakukan fabrikasi rancangan antena, selanjutnya akan dilakukan pengukuran.
4.1 Perancangan Antena Horn
Pada awal perancangan untuk langkah yang pertama kali dilakukan adalah perhitungan ukuran dan dimensi waveguide yang akan digunakan sesuai frekuensi yang diinginkan pada pembahasan di Bab 3 yaitu x-band dengan rentang frekuensi 8 GHz - 12 GHz.
4.1.1 Perhitungan Ukuran Waveguide
Pada perancangan antena ini digunakan frekuensi x-band dengan ukuran
standard size of rectangular waveguide.[6]
Yaitu a x b dengan ukuran a=2,286 cm dan b=1,016 cm. Untuk perhitungan frekuensi yang bisa digunakan sebagai berikut. Penulis menganalisa dengan mengamati frekuensi cut-off dari masing-masing modes pada waveguide segi empat, mode gelombang H dan gelombang E. Dengan menggunakan rumus.
Perhitungan dengan mode H
10akan memiliki frekuensi cut-off
Berikut table perhitungan beberapa mode dengan frekuensi cut-off nya.
Tabel 4.1 Perhitungan Frekuensi cut-off dengan beberapa mode
Mode m n f
c(GHz)
H 1 0 6, 562
H 2 0 13, 123
H 0 1 14, 764
H, E 1 1 16, 156
H, E 1 2 30, 248
H, E 2 1 19, 753
Hasil pengukuran frekuensi cut-off pada Tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa,
frekuensi yang baik digunakan 6, 562 Ghz < f < 13, 123 GHz. Apabila
menggunakan frekuensi dibawah 6, 562 GHz sinyal tidak akan merambat pada waveguide dikarenakan perhitungan cut-off dengan mode terendah H
10adalah 6,562 GHz. Begitupun dengan batasan frekuensi atas 13, 123 Ghz, apabila melebihi frekuensi tersebut transmisi akan berlangsung secara overmoded, karena lebih dari satu mode secara umum dihindari, yang dapat menyebabkan penyebaran daya pada masing-masing mode.
4.1.2 Perhitungan Besaran Antena
Pada pembahasan perhitungan besaran antena DRH seperti faktor refleksi atau return loss, gain, diagram radiasi dan VSWR dihitung menggunakan software wipl-d dengan melakukan perubahan ukuran dan bentuk dari bagian antena
sendiri. Return loss yang diinginkan pada rancangan DRH ini adalah < -10dB pada rentang frekuensi x-band yang diinginkan. Serta nilai gain sebesar maksimal 13 dBi, dengan menambah ukuran panjang aperture horn maka akan didapatkan gain yang lebih besar. Diagram radiasi dilakukan dengan pengamatan dari
frekuensi kerja yang diinginkan dan derajat kemiringannya memiliki nilai gain yang berbeda-beda. Selanjutnya akan dibahas secara detail pada subbab 4.2.
4.2 Simulasi Hasil Rancangan Double-Ridged Horn
Pada perancangan awal dengan menentukan panjang dari waveguide
antena berdasarkan pengukuran faktor refleksi yang terbaik. Dari lima ukuran
panjang didapatkan dengan panjang 18 mm yang memiliki faktor refleksi paling kecil dari frekuensi kerja x-band.
Tabel 4.2 Ukuran panjang waveguide
No Ukuran Panjang Waveguide
1 16 mm
2 18 mm
3 20 mm
4 24 mm
5 30 mm
6 Cm
3 Cm 1,8 Cm
1,016 Cm
Gambar 4.1 Rancangan DRH tampak samping pada wipl-d
Gambar 4.2 Perbandingan return loss ukuran panjang waveguide
Setelah dilakukan penentuan panjang waveguide didapatkan ukuran 18 mm, selanjutnya dilakukan simulasi dengan beberapa model horn yang diubah-ubah bentuknya untuk mendapatkan nilai faktor refleksi yang terbaik pada middle frequency 10GHz.
Tabel 4.3 Bentuk simulasi antena horn
No Model Antena Return loss pada mid Freq (10GHz)
1 Horn Standard - 15,07 dB
2 Horn tanpa sisi aperture horisontal -16,3 dB
3 DRH tanpa sisi aperture horisontal -26,1 dB
(a) (b)
(c)
Gambar 4.3 Tipe antena horn standar(a), Tanpa sisi aperture (b), DRH (c)
Gambar 4.4 Perbandingan return loss 3 type antena
Dari hasil yang didapatkan dengan simulasi 3 jenis antena horn nilai return loss terbaik pada frekuensi tengah 10GHz adalah DRH tanpa sisi aperture horisontal.
Adapun nilai VSWR untuk DRH tersebut < 2 dari frekuensi kerja x-band.
Gambar 4.5 VSWR DRH antena tanpa sisi aperture horisontal
Setelah hasil return loss didapatkan dengan nilai -26,1dB menggunakan DRH antena, tahap selanjutnya pengukuran dan penentuan tinggi kawat feeding yang akan dipasang pada waveguide.
1,8 Cm
1,016 Cm
0,328 Cm
0,328 Cm
1,13 Cm 0.68cm
Diameter Kawat feeding 0.14cm
Gambar 4.6 Rancangan ukuran waveguide DRH
Gambar 4.7 Perbandingan tinggi kawat feeding terhadap return loss
Hasil simulasi didapatkan ukuran tinggi terbaik pada 6,8 mm. Setelah dilakukan pengukuran tinggi kawat selanjutnya dilakukan simulasi perbandingan gain antara 3 tipe antena horn yang berbeda-beda.
Gambar 4.8 Perbandingan gain 3 type antena
Pada pengukuran diagram radiasi antena DRH diukur dengan nilai sudut dari 0
0sampai dengan 360
0, dari contoh frekuensi yang di ambil adalah 10,14 Ghz seperti gambar dibawah ini.
Gambar 4.9 Diagram radiasi DRH pada middle frekuensi (10 gHz)
Gambar 4.10 Diagram radiasi DRH pada secara kartesian
Berikut didapatkan ukuran detail dari simulasi DRH antena pada aplikasi wipl-d
3 Cm 6 Cm
2,286 Cm
1,8 Cm
Gambar 4.11 Rancangan DRH tampak atas pada wipl-d
6 Cm 1.2 Cm
0.6 Cm 0.6 Cm 0.6 Cm
0.6 Cm 0.6 Cm 0.6 Cm 0.6 Cm 0.6 Cm