• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PERILAKU PENGGUNAAN TIK PADA UMKM DI WILAYAH BEKASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN UTAUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MODEL PERILAKU PENGGUNAAN TIK PADA UMKM DI WILAYAH BEKASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN UTAUT"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PERILAKU PENGGUNAAN TIK PADA UMKM DI WILAYAH BEKASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN

UTAUT

Viriya Dharma

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberi gambaran mengenai pengaruh adopsi teknologi informasi dan komunikasi dilihat dari jenis kelamin responden dan tingkat adopsi teknologi informasi dan komunikasi dan menganalisis model prediksi tingkat adopsi internet pada UMKM. Penelitian ini bersifat cross sectional dengan tingkat adopsi penggunaan internet diukur dengan variabel kategorikal, yaitu internet adopter, potensial adopter, dan non-adopter. Instrumen penelitian menggunakan 8 variabel prediktor yaitu kinerja harapan, harapan usaha, internet self-efficacy, kecemasan terhadap internet, kondisi pendukung, pengaruh sosial, sikap, dan kehendak untuk penggunaan internet. Dalam penulisan ini, peneliti menggunakan data primer dengan cara oservasi langsung dengan menggunakan kuesioner. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh, alat analisis yang digunakan adalah analisis diskriminan dan anova.Pada analisis diskriminan, dalam tabel classification results, didapat hasil yaitu 72,9% dari data telah terklasifikasi dengan benar, berarti data tersebut sudah dimasukkan pada grup yang sesuai dengan data semula. Pada analisis anova, untuk variabel PE, EE, ISE, Anx, SuC, SoI, dan InU terdapat perbedaan antara nilai rata-rata dari kelompok internet, dan pada variabel Att tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata. Sedangkan nilai rata-rata yang paling adalah kelompok internet adopter yang didapat dari variabel PE, EE, ISE, SuC, SoI, Att, InU.

Dan untuk variabel Anx, nilai rata-rata yang paling tinggi adalah kelompok internet non-adopter.

Kata kunci: TIK, UMKM, UTAUT

1. Pendahuluan

Berbagai keadaan pada masyarakat di Indonesia menunjukkan bahwa belum meratanya penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi di beberapa daerah.

Misalnya, masih sangat sedikit masyarakat yang dapat menggunakan internet sebagai media informasi dan komunikasi yang canggih. Hal itu bisa disebabkan oleh minimnya sumber daya manusia yang tersedia yang mampu melakukan adopsi teknologi tersebut.

Perusahaan-perusahaan besar tentu sudah menggunakan berbagai macam produk teknologi informasi tersebut untuk menunjang kegiatan usaha mereka. Tetapi untuk usaha-usaha kecil yang ada di Indonesia, kebanyakan dari mereka belum memanfaatkan kemajuan dari teknologi informasi tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberi gambaran mengenai pengaruh adopsi teknologi informasi dan komunikasi dilihat dari jenis kelamin responden dan tingkat adopsi teknologi informasi dan komunikasi dan menganalisis model prediksi tingkat adopsi internet pada UMKM.

(2)

2. Tinjauan Pustaka

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) secara umum adalah semua teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi (Kementerian Negara Riset dan Teknologi, 2006: 6). Tercakup dalam definisi tersebut adalah semua perangkat keras, perangkat lunak, kandungan isi, dan infrastruktur komputer maupun (tele)komunikasi.

Telaah terhadap piranti teknologi informasi ini dijelaskan oleh Haag dan Keen (1996) dalam Abdul Kadir dan Terra Ch Triwahyuni (2003:2) bahwa “Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu Anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi.”

Demikian juga dengan apa yang disampaikan oleh William dan Sawyer (2003) yang dikutip Abduk Kadir dan Terra Ch Triwahyuni (2003:2) dalam bukunya pengenalan teknologi informasi mengemukakan bahwa “Teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi yang berkecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video.” Dari data di atas tergambar bahwa teknologi informasi tidak sekedar berupa teknologi komputer, tetapi juga teknologi telekomunikasi. Dengan kata lain yang disebut teknologi informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi.

Pengertian tentang usaha kecil menengah (UKM) tidak selalu sama, tergantung konsep yang digunakan Negara tersebut. Mengenai pengertian atau definisi UKM sangat bervariasi, di satu Negara berlainan dengan Negara lainnya.

Dalam definisi tersebut mencakup sedikitnya dua aspek yaitu aspek penyerapan tenaga kerja dan aspek pengelompokkan perusahaan ditinjau dari jumlah tenaga kerja yang diserap dalam kelompok perusahaan tersebut.

Berbagai teori perilaku (behavioral theory) yang terkait dengan faktor individu dalam penggunaan teknologi informasi diantaranya adalah Teori tindakan beralasan (Theory of Reason Action-TRA), Teori perilaku terencana (Theory of Planned Behaviour-TPB), teori kognitif social (Social Cognitive Theory-SCT), teori kecocokan tugas dengan teknologi (Task-Technology Fit Theory-TTF), dan model penerimaan teknologi (Technology Acceptance Model-TAM). Technology Acceptance Model (TAM) merupakan model penelitian yang paling luas digunakan untuk meneliti adopsi teknologi informasi. Lee, Kozar, dan Larsen (2003) menjelaskan bahwa dalam kurun waktu 18 tahun terakhir TAM merupakan model yang popular dan banyak digunakan dalam berbagai penelitian mengenai proses adopsi teknologi informasi.

Model atau teori yang paling mutakhir adalah Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT), yang dikemukakan pertama kali oleh Venkatesh et., al.

(2003).

Kings dan Gribbins (2002) menyebutkan bahwa pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an, Fishbein dan Ajzen telah mulai mengembangkan suatu teori yang membantu para peneliti untuk memahami dan memprediksi sikap dan perilaku individu. TRA telah berhasil memprediksi dan menjelaskan perilaku pada berbagai wilayah kajian. Teori tersebut paling sering digunakan sebagai model teoritis dalam sistem informasi.

TPB merupakan perluasan dari TRA, yaitu dengan penambahan variabel perceived behavioral-control-selain perilaku dan norma subyektif, untuk menerangkan situasi dimana individu tidak memiliki pengendalian terhadap perilaku yang diinginkannya (Ajzen,1991) di dalam Chau dan Hu (2001). Menurut King (2003), penelitian mengenai adopsi teknologi sudah menggunakan TRA dan TPB

(3)

sebagai model teoritisnya, tetapi TRA lebih umum digunakan. Chau dan Hu (2001) menggabungkan TPB dengan TAM. Variabel pengendaliannya diukur dengan 3 indikator yaitu kemampuan, pengetahuan, dan sumber daya yang dimiliki.

TAM, yang diperkenalkan pertama kali oleh Fred D. Davis pada tahun 1986, TAM dibuat khusus untuk pemodelan penerimaan pengguna terhadap sistem informasi. TAM memprediksi user acceptance terhadap teknologi apapun berdasarkan dua faktor, perceived usefulness (tingkatan dimana user percaya bahwa dengan menggunakan sistem akan meningkatkan performa mereka dalam bekerja) dan perceived easy of use (tingkatan dimana user percaya bahwa dengan sistem tersebut dapat digunakan dengan mudah dan bebas dari masalah). TAM sendiri merupakan evolusi dari model yang dikembangkan oleh Ajzen (1980), yaitu Theory of Reason Action (TRA). Menurut Davis (1989), tujuan utama TAM adalah untuk memberikan dasar untuk penelusuran pengaruh faktor eksternal terhadap kepercayaan, sikap, dan tujuan pengguna. TAM menganggap bahwa 2 keyakinan individual, yaitu persepsi manfaat (perceived usefulness-PU) dan persepsi kemudahan penggunaan (perceived easy of use-PEOU), adalah pengaruh utama perilaku penerimaan komputer.

UTAUT model yang dikemukakan oleh Venkatesh,dkk merupakan sebuah penyatuan dari berbagai perilaku pengguna dan model penerimaan teknologi, yaitu Theory of Reason Action (TRA), Technology Acceptance model (TAM), Motivational Model (MM), Theory of Planned Behaviour (TPB), Combined TAM and TPB (C- TAM-TPB), Model of PC Utilization (MPCU), Innovation Diffusion Theory (IDT), Social Cognitive Theory (SCT). Model UTAUT ini terdiri dari empat variabel sebagai determinan terhadap tujuan dan penggunaan teknologi informasi, yaitu kinerja harapan, harapan usaha, pengaruh sosial, dan kondisi pendukung, dan empat variabel sebagai moderator (moderating variables) antardeterminan dengan tujuan dan penggunaan teknologi informasi, yaitu jenis kelamin, usia, pengalaman, dan voluntariness (wajib atau tidaknya menggunakan sistem informasi dalam pekerjaan).

3. Metode Penelitian

Responden penelitian ini dilakukan pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang berada disekitar wilayah Bekasi baik pria maupun wanita. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang menjadi objek penelitian ini adalah sektor usaha yang termasuk usaha pertanian, peternakan, perikanan, dan kehutanan, dan usaha industri pengolahan. Penelitian ini mengambil Usaha Miro, Kecil, dan Menengah yang berada di sekitar wilayah Bekasi sebagai responden, yang berjumlah 70 Usaha Mikro, Kecil, dan Menegah. Tanggal dilakukannya penelitian atau penyebaran kuesioner yaitu pada tanggal 12 Juni-13 Juli 2009. Teknik pengukuran skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Likert Summated Rating (LSR)

Data-data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode:

1. Metode penelitian lapangan

Metode penelitian ini dilakukan secara langsung, karena data yang digunakan peneliti merupakan data primer yang berasal dari jawaban kuesioner yang diperoleh responden yang merupakan pemilik, ataupun pengelola pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

2. Metode kepustakaan

Selain menggunakan metode di atas, peneliti juga menggunakan beberapa buku dan jurnal yang mempunyai hubungan dengan materi dari penelitian ini, yang

(4)

hasilnya merupakan data sekunder untuk dijadikan sebagai bahan referensi yang dapat mendukung penelitian yang dilakukan.

Instrumen penelitian menggunakan 8 variabel prediktor yaitu kinerja harapan, harapan usaha, internet self-efficacy, kecemasan terhadap internet, kondisi pendukung, pengaruh sosial, sikap, dan kehendak untuk penggunaan internet.

Kedelapan variabel prediktor tersebut akan dianalisis pengaruhnya terhadap variabel tingkat adopsi yang bersifat kategorikal, yaitu internet adopter, potensial adopter, dan non-adopter. Pengujian reliabilitas instrumen penelitian menggunakan Cronbach Alpha dan pengukuran validitas konstruknya menggunakan analisis faktor dengan metode Principal Component Analysis yang dilengkapi dengan uji Kaiser-Meyer- Olkin (KMO) dan Bartlett.

Model utama penelitiannya akan dianalisis dengan menggunakan analisis diskriminan dengan pengujian signifikasi modelnya menggunakan Chi-square dan Wilks Lambda.

4. Hasil dan Pembahasan

4.1 Gambaran Umum Responden

Secara umum profil responden diketahui bahwa jumlah responden pria sebanyak 51 orang atau 72,86%, dan jumlah responden wanita sebanyak 19 orang atau 27,14%. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden yang memiliki usaha kecil lebih banyak pria daripada wanita. Usia responden yang paling muda berumur 19 tahun dan yang paling tua berumur 58 tahun. Responden yang sudah menikah sebesar 91,43%, dan responden yang tidak menikah sebesar 8,57%. Jadi dapat dikatakan bahwa pada umumnya responden sudah menikah.

Terdapat tiga responden yang memiliki jumlah anggota paling sedikit yaitu hanya 2 orang dalam satu keluarga, dan terdapat satu responden yang memiliki jumlah anggota keluarga paling banyak yaitu 16 orang. Pendidikan terakhir dari responden diketahui terdapat 22,86% yang pendidikan terakhirnya SD, 21,43% untuk pendidikan SMP, 37,14% untuk pendidikan SMU, 10% untuk pendidikan Diploma, dan sisanya sebesar 8,57% untuk pendidikan Sarjana atau S1. Responden yang membuka usaha sebelum tahun 1980 hanya satu responden, rata-rata responden membuka usahanya tahun 1997.

Sebagian besar responden sudah memiliki handphone sebagai alat komunikasi yaitu sebesar 94,29% dan yang belum memiliki handphone sebesar 5,71%.

Responden yang sudah memiliki komputer pribadi sebesar 48,57%, dan yang belum memiliki komputer sebesar 51,43%. Responden yang sudah menggunakan internet hanya sedikit jumlahnya, yaitu sebesar 28,57% dan yang belum menggunakan internet sebesar 71,43%. Responden yang memiliki e-mail sebesar 18,57% dan yang tidak memiliki e-mail sebesar 81,43%. Sebagian besar responden tidak memiliki website atau situs sendiri.

Sebanyak 60% responden melakukan pencatatan keuangan dan 40%

responden tidak melakukan pencatatan keuangan. Kebanyakan responden tidak memiliki rencana usaha tertulis yaitu 68,57% dan yang memiliki rencana usaha tertulis hanya 31,43%. Responden yang menggunakan komputer untuk usaha 24,29%

dan responden yang tidak menggunakan komputer untuk usaha 75,71%.

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan di Indonesia masih sangat kurang karena responden kebanyakan hanya sampai tingkat SMU saja.

Tingkat penggunaan handphone sudah cukup merata dari jumlah responden, dan jumlah responden yang belum menggunakan komputer pribadi maupun internet lebih

(5)

sedikit bila dibandingkan dengan responden yang sudah menggunakan komputer pribadi maupun internet.

Walaupun sebagian besar responden melakukan pencatan keuangan, tetapi responden tidak semuanya melakukan pencatatan keuangan dengan menggunakan komputer karena jumlah responden yang menggunakan komputer untuk usaha sangat sedikit sekali, selain itu sebagian besar responden tidak melakukan pencatatan keuangan.

4.2 Hasil Pengujian

Hasil dari pengujian validitas dari delapan variabel menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai tingkat validitas yang cukup tinggi, yang ditunjukkan oleh (1) nilai KMO di atas 0,5 dan (2) hasil pengujian Bartlett’s yang signifikan. Nilai KMO berkisar dari yang terendah 0,665 untuk variabel kecemasan (anxiety) terhadap teknologi informasi dan komunikasi khususnya internet sampai yang tertinggi 0,840 untuk variabel harapan kinerja (performance expectancy). Hasil pengujian reliabilitas menunjukkan bahwa semua variabel yang ada menunjukkan tingkat reliabilitas yang baik karena nilai cronbach’s alpha dari semua variabel berada di atas 0,6. Nilai cronbach’s alpha berkisar dari yang terendah 0,740 untuk variabel kondisi pendukung atau supporting condition (SuC), sampai tertinggi 0.958 untuk variabel kehendak penggunaan atau intendance of use (InU).

Gambaran mengenai pengaruh adopsi internet antara responden pria dan wanita yaitu, Untuk variabel kinerja harapan (PE), nilai rata-rata dari responden wanita lebih besar daripada pria, ini berarti responden wanita lebih banyak beranggapan bahwa kinerja harapan dengan menggunakan internet lebih besar dibandingkan dengan responden pria. Untuk variabel harapan usaha (EE), nilai rata- rata dari responden wanita lebih besar daripada pria, ini berarti responden wanita lebih banyak beranggapan bahwa mereka merasa lebih dapat memahami internet daripada pria.

Variabel kepastian menggunakan internet sendiri (ISE), nilai rata-rata dari responden wanita lebih besar daripada pria, ini berarti responden wanita lebih banyak beranggapan bahwa mereka lebih yakin untuk bisa memahami internet. Untuk variabel kecemasan terhadap internet (Anx), nilai rata-rata dari responden pria lebih banyak daripada wanita, ini berarti bahwa responden pria mempunyai tingkat kecemasan terhadap internet yang lebih besar daripada wanita. Variabel kondisi pendukung (SuC), nilai rata-rata dari responden wanita lebih banyak daripada responden pria, ini berarti bahwa responden wanita memiliki kondisi pendukung yang lebih dalam penggunaan internet. Untuk variabel pengaruh sosial (SoI), nilai rata-rata dari responden wanita lebih banyak daripada responden pria, ini berarti bahwa responden wanita mendapat pengaruh sosial yang lebih banyak untuk menggunakan internet daripada responden pria yang mendapat pengaruh sosial lebih sedikit.

Untuk variabel sikap dalam menggunakan internet (Att), nilai rata-rata dari responden wanita lebih besar daripada pria walaupun hanya berbeda sedikit saja, ini berarti tanggapan responden wanita bahwa menggunakan internet adalah baik, lebih besar daripada responden pria. Dan untuk variabel kehendak penggunaan internet (InU), nilai rata-rata dari responden wanita juga lebih banyak daripada pria, ini berarti bahwa responden wanita lebih berminat untuk menggunakan internet pada masa yang akan datang atau beberapa bulan ke depan.

Model prediksi tingkat adopsi internet oleh responden dapat dilihat dalam tabel berikut.

(6)

Function Hipotesis Keputusan 1 Ho: Tidak ada perbedaan rata-rata dari kedua fungsi

diskriminan, angka signifikan > 0,05

Ha: Ada perbedaan rata-rata yang jelas dari kedua fungsi diskriminan, angka signifikan < 0,05

Tolak Ho

2 Ho: Tidak ada perbedaan rata-rata dari kedua fungsi diskriminan, angka signifikan > 0,05

Ha: Ada perbedaan rata-rata yang jelas dari kedua fungsi diskriminan, angka signifikan < 0,05

Terima Ho

Dari hasil yang didapat, diketahui bahwa angka Chi-Square hitung adalah 49,112 dengan signifikansi 0,000 yang jauh di bawah 0,05. Oleh karena itu, Ho ditolak, atau memang ada perbedaan yang nyata (signifikan) antara rata-rata (centroid) variabel independen dengan kedua fungsi diskriminan (adopter dan potensial adopter). Karena ada perbedaan yang nyata, maka perilaku penggunaan

internet memang berbeda.

Pada function yang kedua, dengan angka Chi-Square hitung 6,431 dan dengan signifikansi 0,490 yang jauh di atas 0,05 maka Ho diterima, atau justru tidak ada perbedaaan yang nyata antara rata-rata variabel independen dengan kedua fungsi diskriminan (potensial adopter dan non-adopter)

Classification Resultsa

14 3 3 20

3 8 2 13

5 3 29 37

70.0 15.0 15.0 100.0

23.1 61.5 15.4 100.0

13.5 8.1 78.4 100.0

Internet Adopter

Potensial Adopter Non Adopter Adopter

Potensial Adopter Non Adopter Count

% Original

Adopter

Potensial

Adopter Non Adopter Predicted Group Membership

Total

72.9% of original grouped cases correctly classified.

a.

Dan dari tabel tersebut menyatakan bahwa 72,9% dari data telah terklasifikasi dengan benar. Hal ini berarti 72,9% dari 70 data yang diolah telah dimasukkan pada grup yang sesuai dengan data semula.

5. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian reliabilitas dan validitas menunjukkan bahwa semua variabel penelitian adalah valid dan reliabel sehingga instrumen penelitian dapat digunakan untuk penelitian utama.

Gambaran umum responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah

(7)

banyak yang menggunakan handphone, namun berikutnya semakin rendah tingkat adopsinya untuk penggunaan komputer pribadi dan internet.

Untuk gambaran mengenai pengaruh tingkat adopsi internet bila dilihat dari jenis kelamin didapat hasil, untuk variabel PE, EE, ISE, SuC, SoI, Att, InU nilai rata- rata responden wanita lebih banyak daripada pria sedangkan untuk variabel Anx, nilai rata-rata responden pria lebih banyak daripada wanita.

Dan untuk tingkat adopsi teknologi informasi dan komunikasi khususnya internet untuk tiga kelompok internet (adopter, potensial adopter, dan non-adopter) terdapat Performance Expectancy (PE) atau harapan kinerja terhadap penggunaan internet yang mempunyai pengaruh yang paling tinggi. Analisis diskriminan menunjukkan model prediksi penggunaan internet adalah signifikan dengan tingkat prediksi sebesar 72,9% dengan tiga tingkatan adopsi internet (adopter, potensial adopter, dan non-adopter).

Daftar Pustaka

Author’s Guide. 2006. Konsep Teknologi Informasi.

http://elista.akprind.ac.id/staff/catur/UST.../Materi1_Konsep%20TI.doc, diakses pada tanggal 14 Juli 2009.

Bhuono Agung Nugroho. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS. Yogyakarta. ANDI.

Budi Hermana. 2007. Model Adopsi Teknologi.

http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/bhermana/2007/06/07/model-adopsi- teknologi-informasi, diakses pada tanggal 10 April 2009.

Budi Hermana. et al. 2007. Menentukan Internet Adopsi Bahasa Indonesia Oleh

Usaha Kecil dan Menengah Pemilik.

http://bhermana.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/Files/10022, diakses pada tanggal 26 Mei 2009.

Budi Hermana, Farida, dan Riza Adrianti. 2007. Model Adopsi Internet Pada Kaum Ibu.http://bhermana.staff.gunadarma.ac.id/DownloadsFiles/10030/internet+da

n+wanita.pdf, diakses pada tanggal 2 mei 2009.

Chindi Azmiko. et al. 2008. Teknologi Informasi Penerimaan Analisis dalam Membuat Laporan Keuangan. http://fe.gunadarma.ac.id/manajemen/upload, diakses pada tanggal 26 Mei 2009.

Duwi Priyanto. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta: MediaKom.

Edy Haryanto. 2008. Teknologi Informasi dan Komunikasi: Konsep dan Perkembangannya. http://e-majalah.com/deni0608.html, diakses pada tanggal

15 Juli 2009.

Farida dan Budi Hermana. 2005. Analisis Proses Adopsi Electronic Payment System dengan Menggunakan UTAUT Model. http://repository.petra.ac.id//112/1/III- 05-naskah-SIIT_05_038.pdf, diakses pada tanggal 15 Juli 2009.

Fathul Wahid. 2005. Apakah Perempuan Indonesia Terbelakang Dalam Adopsi Internet.http://www.journal.uii.ac.id/index.php/jurnalteknoin/article/view/212/

208.pdf, diakses pada tanggal 25 Mei 2009.

Renza Azhary dan Intan Sari. 2008. Model-Model User Acceptance.

http://free.vlsm.org/v06/Kuliah/Seminar-MIS/2008/256/256-12-156-12- Model-Model-User-Acceptance.pdf, diakses pada tanggal 2 Mei 2009.

Sudradjad. 2007. Latar Belakang UKM. http://pksm.mercubuana.ac.id/modul/31013- 1-394855908308, diakses pada tanggal 15 Juli 2009.

(8)

Teddy Oswari, E. Susy Suhendra, dan Ati Harmoni. 2008. Model Perilaku

Penerimaan Teknologi Informasi.

http://repository.gunadarma.ac.id:8000/WITDS_10_704.pdf, diakses pada tanggal 2 Mei 2009.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan hasil penelitian ini adalah (1) hasil validasi Tim Ahli terhadap hasil pengembangan LKS Berbasis Saintifik adalah sangat layak digunakan dalam proses

• Mengurangi kecepatan silinder atau rpm dari motor hidrolik yg tergantung dari laju aliran. •

Dengan adanya masalah-masalah tersebut, diperlukan suatu cara untuk meningkatkan kemampuan aspal salam campuran yaitu dengan menggunakan bahan tambah.. Beberapa bahan yang

Pendistribusian kunci dengan menggunakan metode zigzag cara untuk merubah plaintext menjadi ciphertext dengan cara menukarkan huruf asli dengan huruf yang sudah memakai kunci (K1)

Santos mengamsusikan bahwa bentuk dasar ekonomi dunia memiliki aturan-aturan perkembangannya sendiri, tipe hubungan ekonomi yang dominan di negara pusat adalah kapitalisme

Wewenang penghapusan barang milik daerah berupa barang tidak bergerak seperti: tanah dan/atau bangunan, dan barang bergerak seperti: kendaraan perorangan dinas,

Masuk peringkat 5 besar rayon Semarang sehingga lolos ke babak selanjutnya.. Oki Fitria Hasani (MTs Muhammadiyah 07 Kejobong)