• Tidak ada hasil yang ditemukan

penghapusan-bmd

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "penghapusan-bmd"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena hanya atas berkat rakhmat-Nyalah kita semua masih diberikan kesempatan untuk menghasilkan karya-karya nyata yang bermanfaat bagi orang banyak. Begitu pula dengan modul diklat ini yang tanpa restu-Nya tidak akan terselesaikan dengan baik.

Modul “Penghapusan Barang Milik Daerah” ini disusun oleh Saudara Sumini dan Oktavia Ester Pangaribuan dengan penilai Saudara Herri Waloejo berdasarkan Surat Keputusan Kepala Pusdiklat Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan Nomor: KEP.01/PP.6/2010 tanggal 4 Januari 2010 tentang Pembentukan Tim Penyusunan Modul Diklat Pengelolaan Barang Milik Daerah dan Program Percepatan Akuntabilitas dan Keuangan Daerah.

Kami menyetujui modul ini digunakan sebagai bahan ajar bagi para peserta Diklat Pengelolaan Barang Milik Daerah. Modul ini disusun dengan maksud guna membantu pencapaian tujuan pembelajaran dalam diklat tersebut.

Akhirnya, semoga Modul Pemanfaatan Barang Milik Daerah ini dapat bermanfaat bagi peserta diklat khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.

Jakarta, Juni 2010 Kepala Pusat

Pendidikan dan Pelatihan Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan

Syamsu Syakbani

(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……… KATA PENGANTAR ………. DAFTAR ISI ………... DAFTAR TABEL ………... DAFTAR GAMBAR ……….. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ……….. PETA KONSEP MODUL ………

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ……… 1

1.2. Deskripsi Singkat ……… 2

1.3. Prasyarat Kompetensi ……… 2

1.4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ……….. 3

1.5. Relevansi Modul ……….. 4

2. KEGIATAN BELAJAR 1 ; Dasar Hukum, Pengertian, dan Tujuan Penghapusan Barang Milik Daerah 2.1. Dasar Hukum Penghapusan Barang Milik Daerah ………. 5

2.2. Pengertian Penghapusan Barang Milik Daerah ………. 7

2.3. Tujuan Penghapusan Barang Milik Daerah ... 13

2.4. Latihan ……….. 16

2.5. Rangkuman ………. 16

2.6. Tes Formatif ………. 17

2.7. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ……… 20

3. KEGIATAN BELAJAR 2 ; Wewenang, Dasar Pertimbangan dan Pembentukan Panitia Penghapusan Barang Milik Daerah 3.1. Wewenang Penghapusan Barang Milik Daerah ………. 21

3.2. Dasar Pertimbangan/Alasan Penghapusan Barang Milik Daerah .. 26

3.3. Pembentukan Panitia Penghapusan Barang Milik Daerah ………. 42

3.4. Latihan ………. 47

3.5. Rangkuman ………. 47

3.6. Tes Formatif ………. 48

(3)

4. KEGIATAN BELAJAR 3 ; Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Daerah

4.1. Kondisi Barang Milik Daerah yang Dihapuskan dan Tindak Lanjut

Penghapusan ………. 53

4.2. Pengajuan Usul Penghapusan ………. 55

4.3. Proses Penghapusan Barang Milik Daerah ……….. 61

4.4. Bagan Alir Proses Penghapusan Barang Milik Daerah …………... 63

4.5. Latihan ……….. 65

4.6. Rangkuman ……… 66

4.7. Tes Formatif ……… 67

4.8. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ……… 70

TES SUMATIF ……… 71

KUNCI JAWABAN ……… 77

(4)

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

A. Petunjuk Cara Belajar

Agar peserta diklat dapat mengikuti mata pelajaran ini dengan baik dan mencapai hasil belajar yang maksimal, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Pelajari peraturan perundang-undangan yang berlaku, sebagai acuan

penghapusan Barang Milik Daerah;

2. Lakukan diskusi dalam kelompok belajar untuk memperoleh pemahaman terhadap isi materi dalam peraturan perundang-undangan maupun dalam modul ini;

3. Pelajari rangkuman dan selesaikan latihan-latihan yang dimuat pada tiap Kegiatan Belajar dalam modul ini;

4. Kerjakan tes formatif untuk tiap-tiap kegiatan belajar, kemudian lakukan umpan balik dengan mencocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban yang telah disediakan dalam modul ini.

B. Perlengkapan/referensi yang Disiapkan

Agar mencapai hasil yang maksimal, perlengkapan yang perlu disiapkan oleh peserta dan pengajar dalam mempelajari modul ini adalah:

1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan BMN/D; 4. Permendagri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan

Barang Milik Daerah;

5. Peraturan daerah tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah; 6. Peraturan daerah tentang Penghapusan Barang Milik Daerah. 7. Kasus-kasus mengenai penghapusan Barang Milik Daerah.

(5)

PETA KONSEP

MODUL PENGHAPUSAN BARANG MILIK DAERAH

Peserta mampu memahami dan dapat melaksanakan penghapusan Barang Milik Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Dasar hukum penghapusan BMD

Pengertian penghapusan Tujuan penghapusan Pembentukan Panitia Penghapusan Pelaksanaan penghapusan Dasar pertimbangan penghapusan Wewenang penghapusan Kondisi BMD dan tindak lanjut penghapusan Pengajuan usulan

(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masalah penghapusan barang/aset milik pemerintah daerah merupakan masalah yang tidak bisa dianggap sepele karena apabila barang yang berada dalam pengurusan dan penguasaan suatu instansi tidak memperhatikan masalah penghapusan maka sangat dimungkinkan muncul kondisi yaitu barang yang sudah tidak dapat digunakan atau tidak memberikan kontribusi terhadap kegiatan operasional pemerintah menumpuk di kantor tersebut dan terus membebani biaya pemeliharaan karena tetap diajukan anggaran biaya pemeliharaannya. Hal ini disebabkan karena alasan tertentu tidak dilakukannya penghapusan. Pada kondisi lainnya justru terjadi sebaliknya, dimana terdapat barang milik daerah yang telah dipindahtangankan namun tidak melalui proses penghapusan bahkan ada pula instansi yang mengajukan pengusulan penghapusan terhadap barang milik daerah yang sebenarnya masih layak pakai. Sebagaimana diberitakan di salah satu stasiun televisi (TV One) pada tanggal 12 Agustus 2009, sebanyak 65 unit laptop yang dibagikan kepada anggota DPRD Sumatera Selatan periode 2004-2009 belum dilakukan penghapusan terhadap barang aset tersebut. Meskipun ada beberapa laptop yang sudah dikembalikan itupun karena dalam keadaan rusak. Kemudian terdapat pula laptop yang hilang karena dicuri. Kasus ini merupakan salah satu contoh belum maksimalnya pengurusan barang milik daerah terutama yang berkaitan dengan pemindahtanganan dan penghapusan. Adapun contoh lainnya dalam masalah penghapusan sebagaimana diberitakan oleh Denpasar Post pada tanggal 23 Juni 2004, dimana beberapa anggota DPRD Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mempersoalkan usulan penghapusan puluhan mobil dinas milik Pemerintah Propinsi NTB khususnya yang secara fisik masih layak pakai dan dibutuhkan sebagai kendaraan dinas. Usulan penghapusan tersebut dinilai kurang tepat karena selain mobil dinas tersebut masih dalam kondisi baik dan layak pakai, dengan penghapusan akan dibutuhkan dana yang besar untuk mengganti kendaraan dinas atau mobil jabatan tersebut.

(7)

Berdasarkan beberapa contoh kasus di atas, penulis tidak akan memperuncing dengan berburuk sangka tetapi lebih melihat kasus ini sebagai dampak kurangnya pemahaman dari pengguna/pengurus/penyimpan barang terhadap ketentuan-ketentuan dalam pengelolaan barang terutama masalah penghapusan. Untuk itu, diperlukan sosialisasi yang lebih luas dan intensif terhadap ketentuan dan tata cara pengelolaan barang milik daerah agar pengguna/pengurus/penyimpan barang milik daerah melakukan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan.

1.2. Deskripsi Singkat

Modul ini berjudul Penghapusan Barang Milik Daerah, merupakan bagian dari materi yang akan disampaikan pada Diklat Teknis Subtantif Spesialisasi (DTSS) Pengelolaan Barang Milik Daerah. DTSS Pengelolaan Barang Milik Daerah merupakan diklat yang ditujukan untuk pengelola barang milik daerah (pejabat dan/atau pelaksana) agar pengelolaan barang milik daerah dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Modul Penghapusan Barang Milik Daerah ini akan membahas konsep dan tata cara penghapusan terhadap barang milik daerah yang akan dituangkan dalam pokok bahasan dan selanjutnya dijabarkan dalam subpokok bahasan disertai dengan latihan dan tes formatif.

1.3. Prasyarat Kompetensi

Modul ini ditujukan untuk membentuk dan meningkatkan kompetensi di bidang pengurusan dan pertanggungjawaban pengelolaan barang milik daerah, secara khusus mengenai tatacara penghapusan Barang Milik Daerah yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai unit pengguna/kuasa pengguna barang pada pemerintah daerah. Untuk dapat memahami secara baik isi dari modul ini, ada beberapa prasyarat kompetensi yang harus sudah Anda miliki karena modul ini merupakan materi lanjutan dari materi-materi yang harus disampaikan sebelumnya, yaitu bahwa Anda telah: 1. memiliki pemahaman terhadap materi ketentuan-ketentuan/pokok-pokok

(8)

2. memiliki pemahaman terhadap perencanaan kebutuhan dan penganggaran Barang Milik Daerah;

3. memiliki pemahaman terhadap pengadaan barang milik daerah;

4. memiliki pemahaman terhadap penerimaan, penyaluran dan pendistribusian Barang Milik Daerah;

5. memiliki pemahaman terhadap penggunaan Barang Milik Daerah;

6. memiliki pemahaman dan dapat melakukan penatausahaan Barang Milik Daerah;

7. memiliki pemahaman terhadap pengamanan dan pemeliharaan Barang Milik Daerah.

1.4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Modul Penghapusan Barang Milik Daerah ini disusun dan disampaikan kepada peserta diklat dengan tujuan agar para peserta dapat memilikistandar kompetensi di bidang penghapusan Barang Milik Daerah yaitu mampu memahami dan dapat melaksanakan penghapusan Barang Milik Daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Adapun kompetensi dasar dari modul ini adalah:

1. mampu menjelaskan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai dasar hukum penghapusan Barang Milik Daerah.

2. mampu menjelaskan pengertian penghapusan Barang Milik Daerah. 3. mampu menjelaskan tujuan dari penghapusan Barang Milik Daerah

4. mampu menjelaskan siapa yang memiliki wewenang melakukan penghapusan Barang Milik Daerah.

5. mampu menjelaskan dasar pertimbangan/alasan penghapusan Barang Milik Daerah.

6. mampu menjelaskan tata cara pembentukan Panitia Penghapusan Barang Milik Daerah

7. mampu menjelaskan kondisi barang yang dihapuskan dan bagaimana tindak lanjut dari penghapusan.

8. mampu menjelaskan tata cara pengajuan usul penghapusan Barang Milik Daerah.

(9)

9. mampu menjelaskan dan melaksanakan proses penghapusan Barang Milik Daerah

1.5. Relevansi Modul

Maksud dari modul Penghapusan Barang Milik Daerah ini adalah untuk memberikan pengetahuan, pemahaman dan pedoman kepada Anda para peserta, bahwa untuk melakukan penghapusan yaitu mengeluarkan barang milik daerah dari Daftar Barang harus didasarkan pada alasan dan prosedur yang tepat serta melalui persetujuan dari pihak yang berwenang memberikan persetujuan penghapusan. Anda, yang memiliki kewenangan sebagai pengguna/kuasa pengguna barang, pengurus barang dan penyimpan barang harus memiliki pemahaman mengenai dasar pertimbangan/alasan dan tatacara penghapusan barang milik daerah sehingga penghapusan sebagai bagian dari pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah merupakan tindakan yang tepat.

Adapun tujuan dari modul ini adalah agar peserta memiliki acuan yang jelas dalam mempelajari ketentuan penghapusan Barang Milik Daerah melalui kegiatan belajar yang dipandu oleh modul ini. Anda juga dapat menggunakan modul ini untuk mengukur hasil belajar melalui latihan soal yang dimuat dalam modul yang disertai dengan kunci jawaban serta umpan balik agar Anda dapat menilai diri Anda sendiri dalam penguasaan terhadap tatacara penghapusan Barang Milik Daerah.

Modul ini merupakan bagian dari materi pengelolaan barang milik daerah sehingga merupakan rangkaian materi yang tak terpisahkan sebagai satu kesatuan materi pengelolaan barang milik daerah. Dengan mempelajari modul ini diharapkan peserta mendapatkan pemahaman mengenai kegiatan penghapusan, yang selanjutnya atas dasar dokumen dari penghapusan akan dilakukan pencatatan sebagai bagian dari kegiatan penatausahaan barang milik daerah.

(10)

BAB II

KEGIATAN BELAJAR 1

DASAR HUKUM, PENGERTIAN, DAN TUJUAN PENGHAPUSAN BARANG MILIK DAERAH

Setelah mempelajari kegiatan belajar 1 ini, peserta diharapkan:

1. dapat memahami dan mampu menjelaskan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai dasar hukum penghapusan Barang Milik Daerah.

2. dapat memahami dan mampu menjelaskan pengertian penghapusan Barang Milik Daerah.

3. dapat memahami dan mampu menjelaskan tujuan dari penghapusan Barang Milik Daerah

2.1. Dasar Hukum Penghapusan Barang Milik Daerah

Dalam pergaulan hidup sehari-hari kita senantiasa diatur oleh peraturan, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Demikian juga dalam penyelenggaraan pemerintahan, semua diatur oleh peraturan perundang-undangan, termasuk penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah berupa penghapusan. Penghapusan barang milik daerah harus didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, karena peraturan yang telah ditetapkan tersebut memuat unsur pengendalian yang mengarahkan pada tercapainya tatakelola pemerintahan yang baik, efektif dan efisien. Sebagai aparatur pemerintahan yang baik, tentu saja Anda perlu pedoman dan acuan yang jelas dalam melaksanakan tugas, agar tugas dapat dilaksanakan secara tepat dan tidak menimbulkan kerugian.

Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dalam pasal 43 ayat 1 dinyatakan bahwa peraturan yang berkaitan dengan pengelolaan barang milik daerah ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota. Namun sebagai acuan dalam penyusunan peraturan daerah tersebut, pemerintah pusat telah menetapkan peraturan mengenai pedoman pengelolaan barang yaitu Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6 Tahun

(11)

2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan PP Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah. Berdasarkan peraturan tersebut, Departemen Dalam Negeri menerbitkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah. Mengacu pada Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri itulah, Gubernur/Bupati/Walikota menyusun peraturan daerah mengenai pengelolaan barang milik daerah untuk propinsi/kabupaten/kota masing-masing.

Penghapusan sebagai bagian dari kegiatan pengelolaan barang milik daerah, dasar hukumnya merupakan bagian dari pasal-pasal yang terdapat dalam peraturan daerah mengenai pengelolaan barang milik daerah. Berkaitan dengan pelaksanaan penghapusan itu sendiri, akan ditetapkan beberapa peraturan daerah sebagai turunan dari peraturan daerah mengenai pengelolaan barang milik daerah. Adapun pasal-pasal yang mengatur penghapusan yang diatur dalam PP Nomor 6 Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 sebagai dasar hukum pelaksanaan penghapusan yang dapat menjadi acuan dalam penyusunan peraturan daerah, adalah sebagai berikut:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah. Penghapusan diatur dalam Bab IX pasal 41, pasal 42, pasal 43, dan pasal 44.

2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah. Penghapusan diatur dalam Bab XI pasal 53, pasal 54, dan pasal 55 berikut ini.

BAB XI PENGHAPUSAN

Pasal 53 Penghapusan barang milik Daerah meliputi:

a. Penghapusan dari Daftar Barang Pengguna dan/atau Kuasa Pengguna; dan

(12)

Pasal 54

(1) Penghapusan barang milik daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 huruf a, dilakukan dalam hal barang milik daerah dimaksud sudah tidak berada dalam penguasaan pengguna dan/atau kuasa pengguna.

(2) Penghapusan barang milik daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 huruf b, dilakukan dalam hal barang milik daerah dimaksud sudah beralih kepemilikannya, terjadi pemusnahan atau karena sebab-sebab lain.

(3) Penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan dengan Keputusan pengelola atas nama Kepala Daerah.

(4) Penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilaksanakan dengan Keputusan Kepala Daerah.

Pasal 55

(1) Penghapusan barang milik daerah dengan tindak lanjut pemusnahan dilakukan apabila barang milik daerah dimaksud:

a. tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan dan tidak dapat dipindahtangankan; atau

b. alasan lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Pemusnahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh pengguna dengan keputusan dari pengelola setelah mendapat persetujuan Kepala Daerah.

(3) Pelaksanaan pemusnahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam Berita Acara Pemusnahan dan dilaporkan kepada Kepala Daerah.

Untuk mengetahui isi dari pasal-pasal tersebut, Anda tentu saja harus membaca PP Nomor 6 Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007. Sebagai petugas dalam pengelolaan barang milik daerah, kedua peraturan tersebut harus Anda jadikan perbendaharaan referensi yang selalu tersimpan dalam daftar file peraturan atau perpustakaan kantor Anda mendampingi peraturan daerah mengenai pengelolaan barang milik daerah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah Anda. Peraturan tersebut menjadi dasar pertanggungjawaban Anda dalam melakukan penghapusan di mana dengan peraturan tersebut Anda dapat bertindak secara benar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2.2. Pengertian Penghapusan Barang Milik Daerah

Untuk dapat melaksanakan penghapusan secara benar terlebih dahulu kita harus memahami apa itu penghapusan. Karena dalam melakukan suatu tindakan seharusnya didasarkan pada pemahaman pola pikir dan tidak seperti demo

(13)

memasak yang hanya mengikuti arahan dari resep masakan tanpa perlu memahami kenapa resepnya dibuat seperti itu. Modul ini akan menjelaskan pengertian penghapusan dalam kaitannya dengan sistem akuntansi pemerintahan yang tidak berorientasi laba.

Gambar 1

Siklus Reguler Pengelolaan Barang

Definisi penghapusan menurut PP Nomor 6 Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 adalah tindakan menghapus barang milik negara/daerah dari daftar barang dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang membebaskan pengguna dan/atau kuasa pengguna dan/atau pengelola dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam penguasaannya. Penghapusan barang milik daerah merupakan proses tindak lanjut dari siklus pengelolaan barang milik daerah dengan maksud dan tujuan untuk membebaskan pengurus barang milik daerah dari pertanggungjawaban administratif dan fisik barang yang ada dalam pengelolaan Bendahara Barang/Pengurus Barang berdasarkan ketentuan

Pengelolaan BMD Perencanaan dan Penganggaran Barang Pengadaan Barang Penyimpanan/ Penyaluran Barang Penghapusan Barang Inventarisasi

(14)

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan kata lain, penghapusan adalah proses terakhir perjalanan hidup barang milik daerah. Jika dianalogikan dalam karir pegawai, penghapusan dapat didefinisikan sebagai tahap pensiun seseorang dari instansi/perusahaan tempatnya bekerja. Siklus kemunculan dan hilangnya barang dalam pengelolaan barang milik daerah secara reguler dapat digambarkan dalam Gambar 1. Gambar 1 memperlihatkan bahwa penghapusan dilakukan terhadap barang yang sebelumnya telah diterima oleh instansi baik yang berasal dari pengadaan/pembelian maupun transaksi perolehan lainnya. Unit akuntansi barang sebelumnya telah menerima fisik barang dan mencatatnya dalam daftar barang. Atas dasar pertimbangan tertentu kemudian dilakukan penghapusan yang berarti secara fisik barang sudah tidak lagi dalam penguasaan yang diikuti dengan menghilangkannya/mengeliminasi dari daftar barang.

Penghapusan didasarkan kepada Keputusan dari Pejabat yang berwewenang untuk menghapus barang dari inventaris (Buku Inventaris) dengan tujuan membebaskan staf Pengurus Barang terhadap barang yang berada di bawah pengurusannya dan penguasaannya sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku dari:

1. Pertanggung jawaban administrasi barang. 2. Pertanggung jawaban fisik barang

Contoh Keputusan Kepala Daerah tentang Penghapusan Barang Milik Daerah dapat dilihat dalam Gambar 2.

Penghapusan barang milik daerah menurut Permendagri Nomor 17 Tahun 2007 Pasal 53 meliputi:

1. Penghapusan dari Daftar Barang Pengguna dan/atau Kuasa Pengguna, dilakukan dalam hal barang milik daerah dimaksud sudah tidak berada dalam penguasaan pengguna/kuasa pengguna barang. Penghapusan tersebut dilakukan dengan penerbitan Surat Keputusan Penghapusan dari Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan Kepala Daerah.

2. Penghapusan dari Daftar Barang Milik Daerah, dilakukan dalam hal barang milik daerah dimaksud sudah beralih kepemilikannya, terjadi pemusnahan atau karena sebab-sebab lain. Penghapusan tersebut dilakukan dengan penerbitan Surat Keputusan Penghapusan dari Kepala Daerah.

(15)

Gambar 2

Contoh Keputusan Gubernur/Bupati/Walikota tentang Penghapusan BMD KEPUTUSAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ……

NOMOR ……….. TENTANG

PENGHAPUSAN BARANG – BARANG INVENTARIS MILIK PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/WALIKOTA ………

GUBERNUR /BUPATI/WALIKOTA………,

Menimbang : a. bahwa barang milik Pemerintah Daerah yang hilang, rusak beratberat dan tidak efisien lagi penggunaannya untuk kepentingan dinas, perlu dihapuskan dari buku

Inventaris kekayaan milik Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota ……....;

b. bahwa untuk maksud tersebut huruf a di atas, perlu

ditetapkan dengan Keputusan

Gubernur/Bupati/Walikota …….

Mengingat : 1. Undang–undang Nomor …..Tahun …….. tentang

Pembentukan Daerah (Lembaran Negara Tahun …. Nomor …. Tambahan Lembaran Negara Nomor …. ); 2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286) ; 3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355) ; 4. Undang–undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);

5. Undang–undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenangan Pemerintah dan kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/daerah;

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor ... Tahun ... tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Daerah. 9. Peraturan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota Nomor ...

(16)

Memperhatikan: 1. Keputusan Gubernur …… No. …… Tanggal ……. Tentang Pembentukan Panitia Penghapusan Barang-barang Inventaris dan Barang-barang lainnya milik Pemerintah Provinsi ...

2. Berita Acara hasil penelitian Panitia Penghapusan Barang-barang inventaris dan barang lainnya milik Pemerintah Provinsi...Nomor …… tanggal ……

3. Keputusan DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota ... tentang Persetujuan Penghapusan barang-barang inventaris dan

barang lainnya milik Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota ... (untuk tanah dan/atau bangunan serta selain tanah dan bangunan di atas Rp 5 (lima) milyar);

4. Surat usulan penghapusan Gubernur/Bupati/Walikota ...

M E M U T U S K A N Menetapkan :

PERTAMA : Menghapus dari Daftar Inventaris Barang-barang

inventaris yang hilang, mati dan rusak berat milik/yang dikuasai Pemerintah Provinsi /Kabupaten/Kota sebagaimana tercantum dalam Daftar Lampiran Keputusan ini.

KEDUA : Pelaksanaanya dilakukan denga cara :

1. Untuk barang-barang yang masih mempunyai nilai

ekonomis dapat dilakukan dengan cara

penjualan/pelelangan, disumbangkan, guna susun. 2. Untuk barang-barang yang tidak mempunyai nilai

ekonomis dilakukan dengan cara pemusnahan yang dituangkan dalam Berita Acara Pemusnahan dari Panitia Pelelangan/Penjualan.

KETIGA : Pelelangan dapat dilakukan memalui Kantor Lelang Negara setempat atau melalui Pantia Pelelangan Terbatas yang dibentuk dengan Keputusan Kepala Daerah dan hasil penjualan disetor ke Kas Daerah.

KEEMPAT : Semua biaya untuk pelaksanaan tugas panitia dimaksud dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota ……….

KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di ... Pada tanggal ………... GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA... ...

(17)

(……….) Tembusan Yth :

1. ... 3. Dst. 2. ...

Barang milik daerah sudah tidak berada dalam penguasaan pengguna/kuasa pengguna barang disebabkan karena:

1. Penyerahan kepada pengelola barang;

2. Pengalihgunaan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan kepada pengguna barang lain, ataupun kepada pihak lain;

3. Pemusnahan;

4. Sebab-sebab lain: karena hilang, kecurian, terbakar, susut, menguap, mencair.

Standar Akuntansi Pemerintahan yang dituangkan dalam PP Nomor 24 Tahun 2005 dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap, menyebut istilah penghentian dan pelepasan (retirement and disposal) terhadap aset tetap (dalam paragraph 76, 77, 78) yang mana istilah pelepasan dapat diartikan sebagai istilah lain dari penghapusan. Paragraph 76 menyatakan bahwa suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila aset secara permanen dihentikan penggunaannya dan tidak ada manfaat ekonomik masa yang akan datang. Istilah pelepasan (disposal) ini identik dengan istilah penghapusan yang digunakan dalam PP Nomor 6 Tahun 2006 dan Permendagri Nomor 17 Tahun 2007 dimana secara fisik aset tetap dilepaskan dari penguasaan dan kemudian aset tetap tersebut dieiminasi/dihapus dari catatan/pembukuan sehingga tidak akan nampak di neraca. Sedangkan istilah penghentian (retirement) digunakan apabila aset tetap tidak lagi digunakan dalam kegiatan operasional atau tidak lagi memberikan kontribusi terhadap kegiatan operasional namun secara fisik barang masih ada dalam penguasaan. Penghentian ini tidak semata-mata disebabkan karena barang tidak lagi memiliki kemanfaatan (rusak atau usang) tetapi lebih didasarkan pada alasan tertentu sehingga kegiatan operasional tidak lagi membutuhkan barang/aset tetap tersebut meskipun barang masih dapat digunakan. Penghentian aset tetap dari penggunaan aktif pemerintah sehingga tidak memenuhi definisi aset tetap harus dipindahkan atau direklasifikasi ke pos lainnya sesuai nilai tercatatnya. Jadi dampak dari penghentian adalah melakukan

(18)

reklasifikasi dalam catatan/pembukuan dari pos satu ke pos lainnya sehingga berpengaruh pula terhadap laporan.

Dari pengertian-pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa penghapusan barang milik daerah merupakan tindakan membebaskan dari tanggung jawab penguasaan terhadap barang milik daerah secara fisik dan secara administrasi yaitu dengan mengeliminasi/menghapus dari catatan/daftar barang milik daerah. Dampak dari penghapusan ini adalah tidak ada lagi pengakuan dan pengungkapan terhadap barang milik daerah oleh instansi yang melakukan penghapusan sehingga tidak lagi diajukan biaya pemeliharaannya oleh instansi tersebut.

2.3. Tujuan Penghapusan Barang Milik Daerah

Mengapa Barang Milik Daerah harus dihapuskan? Untuk menjawab tujuan dari penghapusan tersebut kita dapat melihatnya dari beberapa alasan yang menjadi dasar dari pelaksanaan penghapusan berikut ini. Dalam operasi normal kegiatan pemerintahan, aset tetap berupa Barang Milik Daerah dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan. Barang Milik Daerah seperti gedung dan bangunan, peralatan dan mesin maupun barang persediaan merupakan fasilitas yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan kegitan pemerintahan sehingga tugas dan fungsi pemerintah daerah dapat berjalan dengan baik. Namun, seiring dengan berjalannya waktu barang-barang yang digunakan tersebut akan mengalami perubahan secara fisik ataupun secara fungsi. Secara fisik barang lama kelamaan akan mengalami kerusakan dalam proses pemakaian. Sedangkan secara fungsi, dengan fisik yang rusak tentu saja fungsinya terus menurun atau seperti barang-barang elektronik secara fisik tidak terlihat rusak namun sebenarnya telah terjadi penurunan fungsi. Contoh komputer, pada awalnya dapat digunakan untuk bekerja memproses data secara lebih cepat. Namun lama kelamaan dengan beban penggunaan yang makin besar, komputer tersebut kerjanya makin lambat meskipun secara fisik tidak banyak berubah.

Untuk menjaga agar Barang Milik Daerah dapat difungsikan dalam kegiatan operasional, pemerintah daerah dapat mengalokasikan biaya pemeliharaan dalam anggarannya. Tentu saja dalam menetapkan barang mana yang perlu didanai dengan biaya pemeliharaan, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

(19)

harus melakukan analisis biaya dan manfaat. Yang dimaksud dengan analisis biaya dan manfaat adalah melakukan perbandingan antara biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang diperoleh mana yang lebih besar. Apabila manfaat yang diperoleh dari pemeliharaan barang lebih besar daripada biaya pemeliharaannya maka barang tersebut dapat terus digunakan dengan mengeluarkan biaya pemeliharaan. Akan tetapi apabila biaya pemeliharaan yang dikeluarkan justru lebih besar daripada manfaat yang diperoleh dari barang tersebut maka akan lebih baik apabila barang tersebut dihentikan saja penggunaannya yang kemudian dilakukan penghapusan. Karena dengan demikian pemerintah daerah tidak perlu menanggung biaya yang besar untuk kemanfaatan yang kecil apalagi kalau sama sekali tidak dapat dimanfaatkan.

Selain pertimbangan biaya pemeliharaan, barang-barang yang telah rusak atau usang juga membutuhkan tempat penyimpanan, seperti gudang. Semakin banyak barang yang rusak semakin besar ruangan yang dibutuhkan untuk menyimpan barang-barang tersebut. Kalau hal ini terjadi di setiap SKPD, berapa banyak gedung yang harus dibangun pemerintah daerah untuk dapat menampung keperluan pelayanan penyelenggaraan pemerintahan termasuk sebagai gudang barang bekas. Kembali pada azas efisiensi jelas kondisi ini jauh dari yang namanya efisien. Karena biaya yang dikeluarkan pemerintah daerah tidak sebanding dengan manfaat yang diperoleh apalagi tercapai biaya lebih kecil. Di samping itu tumpukan barang yang rusak atau tidak terpakai juga akan mengganggu kenyamanan dan keindahan kantor. Padahal, untuk mencapai azas efektif dan efisien, pemerintah daerah harus memanfaatkan semaksimal mungkin bangunan dan gedung untuk kegiatan aktif pemerintah dengan tetap memperhatikan keindahan dan kenyamanan kerja. Dampak inilah yang akan muncul apabila barang-barang yang dimiliki pemerintah daerah yang tidak lagi memberikan kemanfaatan tidak dihapuskan, maka akan membebani gudang/ruangan penyimpanan dengan dengan tumpukan barang rusak, barang tidak terpakai dan kadaluwarsa.

Kalau pada paragraf di atas kita membicarakan pengelolaan barang dan dampaknya secara fisik selanjutnya kita akan melihatnya dari sisi administrasi. Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007, pengguna barang harus melakukan penatausahaan atas barang milik daerah. Penatausahaan ini meliputi pembukuan, inventarisasi dan

(20)

pelaporan. Pembukuan dilakukan secara komputerisasi dengan menghasilkan daftar barang-daftar barang. Inventarisasi dilakukan dalam periode tertentu untuk memastikan jumlah barang yang ada sesuai dengan pembukuan. Bisa dibayangkan bila dalam pembukuan yang membutuhkan muatan data yang besar, ternyata banyak terdapat barang yang rusak, tidak terpakai dan kadaluwarsa. Tentu saja hal ini akan membebani pembukuan. Sedangkan dalam pelaksanaan inventarisasi, tenaga, waktu dan biaya yang digunakan yang menghitung dan mengidentifikasi barang-barang yang ternyata rusak, tidak terpakai atau kadaluwarsa juga akan sia-sia. Demikian juga dalam laporan barang milik daerah, barang-barang yang rusak, tidak terpakai atau kadaluwarsa hanya akan menambah tebal laporan padahal seharusnya laporan memuat barang-barang yang mempunyai nilai ekonomis.

Pada kondisi lain, barang milik daerah yang tercatat dalam daftar barang ternyata secara fisik barangnya tidak ada. Kenapa demikian? Hal ini disebabkan barang tersebut hilang, kecurian, terbakar, terkena banjir, susut, menguap, mencair dan penyebab-penyebab lainnya yang sejenis. Tidak adanya barang dalam penguasaan pengguna/kuasa pengguna barang juga disebabkan karena barang telah diserahkan kepada pihak lain (pengguna barang lainnya) yang bersifat tetap. Contoh kasus yang terjadi di DPRD Sumatera Selatan yang telah menyerahkan beberapa laptop kepada anggota dewan. Dengan tidak adanya barang dalam penguasaaan tersebut dapat menjadi dasar diajukannya penghapusan.

Dari beberapa penjelasan di atas, sekarang kita dapat menjawab pertanyaan mengapa barang milik daerah harus dihapuskan melalui kesimpulan berikut ini.Barang milik daerah dihapuskan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Menghindari biaya pemeliharaan yang lebih besar karena dengan melakukan

penghapusan akan mengurangi beban/kerugian dalam pemeliharaan dan perawatan sehingga biaya yang dikeluarkan pemerintah menjadi lebih efisien. 2. Mengurangi penggunaan ruangan untuk gudang/tempat penyimpanan barang-barang rusak, tidak terpakai, dan kadaluwarsa sehingga ruangan dapat dioptimalkan untuk kegiatan yang lebih produktif selain juga untuk menjaga kenyamanan dan keindahan.

(21)

3. Mengurangi beban dalam penatausahaan barang karena dengan penghapusan, penatausahaan lebih diprioritaskan untuk barang-barang yang produktif yang ada dalam penguasaan pengguna/kuasa pengguna barang. 4. Sejalan dengan tujuan penatausahaan bahwa pengguna barang/kuasa

pengguna barang melakukan penatausahaan secara administrasi terhadap barang yang secara fisik ada dalam penguasaannya sehingga untuk barang yang tidak ada secara fisik maka harus dihapuskan dari daftar barang pengguna/kuasa pengguna.

2.4. Latihan

Setelah Anda membaca uraian materi dalam Kegiatan Belajar 1, kerjakanlah latihan berikut ini. Anda dapat juga mendiskusikannya dengan peserta lain.

1. Mengapa Anda perlu mengetahui dasar hukum penghapusan? 2. Jelaskan pengertian penghapusan Barang Milik Daerah? 3. Apakah penghapusan sama dengan pelepasan (retirement)? 4. Mengapa Barang Milik Daerah perlu dihapuskan?

5. Apakah penyerahan laptop kepada anggota dewan dapat dibenarkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan? Apakah penyerahan tersebut bisa menjadi alasan penghapusan?

2.5. Rangkuman

Penghapusan Barang Milik Daerah harus didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penghapusan dilakukan karena alasan-alasan tertentu untuk membebaskan Pengguna dan/atau Kuasa Pengguna Barang dan/atau Pengelola dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam penguasaannya. Penghapusan Barang Milik Daerah merupakan bagian dari kegiatan pengelolaan Barang Milik Daerah yang merupakan akhir dari siklus pengelolaan barang dari Pengguna dan/atau Kuasa Pengguna Barang dan/atau Pengelola Barang dengan tujuan agar barang-barang yang tidak dipergunakan lagi dalam pelaksanaan tupoksi tidak membebani anggaran dan biaya penatausahaannya.

(22)

2.6. Tes Formatif

1. Penghapusan BMD sesuai dengan azas pengelolaan BMD berikut ini: a. Azas Kepastian Nilai

b. Azas Efisiensi c. Azas Transparansi d. Azas Fungsional

2. Penghapusan Barang Milik Daerah merupakan kegiatan pengelolaan Barang Milik Daerah yaitu merupakan tindakan:

a. menghilangkan barang dari SKPD

b. menghilangkan barang dari Daftar Barang c. memindahkan barang dari SKPD

d. mengganti barang dari Daftar Barang

3. Penghapusan merupakan bagian dari pengelolaan BMD, yang memiliki substansi berikut ini.

a. BMD yang dikuasai oleh Pemda seharusnya BMD yang dapat menghasilkan penerimaan daerah.

b. BMD yang dikuasai oleh Pemda seharusnya BMD yang telah dianggarkan dalam APBD.

c. BMD yang dikuasai oleh Pemda seharusnya BMD yang menguasai hajat hidup rakyat.

d. BMD yang dikuasai oleh Pemda seharusnya BMD yang digunakan untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi.

4. Dalam melaksanakan penghapusan BMD, Pemerintah Daerah: a. Cukup mendasarkan pada PP No. 6 Tahun 2006

b. Cukup mendasarkan pada Permendagri No. 17 Tahun 2007 c. Harus menyusun Perda

d. Tidak perlu menyusun Perda

(23)

a. Penghentian penggunaan b. Pelepasan

c. Pemusnahan

d. Semua jawaban benar

6. Pelaksanaan penghapusan BMD harus mengacu pada peraturan-peraturan berikut ini, kecuali:

a. PP No. 6 Tahun 2006

b. Permendagri No. 17 Tahun 2007

c. Permendagri No. 13 Tahun 2006 yang telah diubah dengan Permendagri No. 59 Tahun 2007.

d. Peraturan daerah tentang Pengelolaan BMD.

7. Penghapusan BMD dilaksanakan oleh pemerintah daerah: a. Tiap tahun

b. Tiap lima tahun

c. Kapanpun jika diperlukan d. Tidak ada Jawaban yang benar

8. Penghapusan dari Daftar Barang Pengguna dan/atau Kuasa Pengguna Barang dilakukan berdasarkan:

a. Surat Keputusan Penghapusan Kepala SKPD selaku Pengguna Barang b. Surat Keputusan Penghapusan Sekretaris Daerah selaku Pengelola

Barang

c. Surat Keputusan Penghapusan Kepala Daerah

d. Jawaban b setelah mendapat persetujuan Kepala Daerah

9. Penghapusan dari Daftar Barang Milik Daerah dilakukan dalam hal:

a. Barang sudah tidak berada dalam penguasaan pengguna/kuasa pengguna barang

b. Barang dialihkan ke pengguna/kuasa pengguna barang lainnya c. Barang dimusnahkan

(24)

10. Barang milik daerah tidak lagi dalam penguasaan pengguna/kuasa pengguna karena hal-hal berikut ini, kecuali:

a. Diserahkan kepada Pengelola Barang b. Terjadi alihstatus penggunaan

c. Dipinjam-pakaikan kepada pengguna lain d. Dimusnahkan

11. Analisis biaya dan manfaat terhadap BMD dilakukan dengan tujuan: a. mengetahui nilai dari BMD

b. mengetahui tingkat efisiensi dari penggunaan BMD c. mengetahui harga jual BMD

d. Jawaban a dan b

12. Berikut ini adalah tujuan dari penghapusan Barang Milik Daerah, kecuali: a. Mengurangi biaya pemeliharaan

b. Tidak membebani biaya penyimpanan c. Mengurangi biaya penatausahaan barang d. Menambah pendapatan daerah

13. Pernyataan berikut ini yang benar adalah:

a. BMD yang dapat dihapuskan adalah semua BMD yang digunakan oleh Pemda.

b. BMD yang dapat dihapuskan adalah BMD yang dibeli sendiri oleh Pemda.

c. BMD yang dapat dihapuskan adalah BMD yang status penggunaannya ada di Pemda.

d. Pernyataan a, b dan c.

14. BMD yang hilang karena dicuri dapat diajukan penghapusan. Penghapusan ini membebaskan pengguna dari tanggungjawab:

a. Hukum b. Administrasi c. Fisik

(25)

15. BMD yang kondisinya sudah rusak berat dan tidak ekonomis bila diperbaiki dapat diajukan penghapusan. Penghapusan ini membebaskan pengguna/kuasa pengguna dari tanggungjawab:

a. Hukum b. Adminsitrasi c. Fisik

d. Jawaban a dan c

2.7. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Periksalah jawaban Saudara dengan kunci jawaban test formatif yang ada di bagian belakang modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Saudara yang sesuai dengan kunci jawaban, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mngetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi.

Rumus = Jumlah jawaban yang sesuai kunci X 100% Jumlah semua soal

Penjelasan tingkat penguasaan:

90% - 100% = sangat baik 80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

70%- 69% = kurang

Kalau Saudara mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Saudara dapat meneruskan dengan materi selanjutnya. Tetapi kalau nilai Saudara kurang dari 80% maka Saudara harus mengulangi materi ini terutama yang Saudara belum kuasai.

(26)

BAB III

KEGIATAN BELAJAR 2

WEWENANG, DASAR PERTIMBANGAN DAN

PEMBENTUKAN PANITIA PENGHAPUSAN BARANG MILIK DAERAH

Setelah mempelajari kegiatan belajar 2 ini, peserta diharapkan:

1. dapat memahami dan mampu menjelaskan siapa yang memiliki wewenang melakukan penghapusan Barang Milik Daerah.

2. dapat memahami dan mampu menjelaskan dasar pertimbangan/alasan penghapusan Barang Milik Daerah.

3. dapat memahami dan mampu menjelaskan tata cara pembentukan Panitia Penghapusan Barang Milik Daerah

3.1. Wewenang Penghapusan Barang Milik Daerah

Sebagaimana telah dibahas pada bab sebelumnya, bahwa pengertian penghapusan adalah tindakan menghapus barang milik negara/daerah dari daftar barang dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang membebaskan Pengguna dan/atau Kuasa Pengguna Barang dan/atau Pengelola Barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam penguasaannya. Inti dari penghapusan adalah membebaskan dari tanggung jawab atas barang yang ada dalam penguasaannya. Untuk itu, dalam membuat aturan mengenai penghapusan hendaknya sangat berhati-hati karena tindakan ini akan sangat rawan terjadi penyalahgunaan dan penyelewengan. Dibutuhkan mekanisme yang ketat agar penghapusan dilakukan karena benar-benar didasarkan pada alasan yang tepat. Lantas siapa yang memiliki wewenang untuk memberikan ijin penghapusan sehingga penghapusan itu bisa terjadi? Pada pihak yang memiliki wewenang inilah kita meletakkan harapan kehati-hatian agar penghapusan tidak menimbulkan kerugian pemerintah.

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007, penghapusan Barang Milik Daerah berupa barang tidak bergerak seperti tanah dan/atau bangunan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah setelah

(27)

mendapat persetujuan DPRD. Sedangkan untuk barang-barang inventaris lainnya selain tanah dan/atau bangunan sampai dengan Rp5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) dilakukan oleh Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan Kepala Daerah. Penghapusan Barang Milik Daerah dengan tindak lanjut pemusnahan dilaksanakan oleh Pengguna Barang dengan keputusan dari Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan dari Kepala Daerah dan dituangkan dalam Berita Acara Pemusnahan dan dilaporkan kepada Kepala Daerah. Penghapusan barang milik daerah secara khusus (bangunan yang membahayakan keselamatan jiwa) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.

Wewenang penghapusan barang milik daerah berupa barang tidak bergerak seperti: tanah dan/atau bangunan, dan barang bergerak seperti: kendaraan perorangan dinas, kendaraan dinas operasional, ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah setelah mendapat persetujuan dari DPRD, sedangkan untuk barang-barang inventaris lainnya cukup ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. Contoh Keputusan DPRD tentang Persetujuan Penghapusan dapat dilihat pada Gambar 3 dan lampiranya pada Gambar 4. Penghapusan dilakukan oleh Pemerintah Daerah juga disebabkan sebagai tindak lanjut dari pemindahtanganan. Pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan tidak memerlukan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, apabila:

a. sudah tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan kota;

b. harus dihapuskan karena anggaran untuk bangunan pengganti sudah disediakan dalam dokumen penganggaran;

c. diperuntukkan bagi pegawai negeri;

d. diperuntukkan bagi kepentingan umum; dan

e. dikuasai negara berdasarkan keputusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap dan/atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan, yang jika status kepemilikannya dipertahankan tidak layak secara ekonomis.

Persetujuan DPRD terhadap anggaran penggantian tanah dan/bangunan berarti termasuk persetujuan penghapusan terhadap tanah dan/atau bangunan yang diganti.

(28)

Gambar 3

Contoh Keputusan DPRD tentang Persetujuan Penghapusan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA...

TENTANG

PERSETUJUAN PENGHAPUSAN/PENJUALAN BARANG MILIK PEMERINTAH

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA... DEWAN PERWAKILAN RAKYATDAERAH

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

Menimbang : 1. bahwa barang-barang milik daerah yang sudah rusak, tidak efisien lagi untuk kepentingan dinas hilang, mati atau berkelebihan, berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 1970 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor ... Tahun 2000 dapat dihapuskan dari daftar inventaris kekayaan daerah;

2. bahwa kendaraan perorangan dinas yang telah diperguhakan selama 5 (lima) tahun lebih berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1971 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor ... Tahun 2000 dapat dijual/sewa belikan kepada Pegawai;

3. bahwa rumah Daerah Golongan III dan atau termasuk tanah yang sudah berumur 10 tahun lebih berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor ... Tahun 2001

dapat dijual/sewa belikan kepada

Pegawai/pensiunan/janda/duda.

4. bahwa barang-barang milik Daerah yang diusulkan untuk dihapuskan tersebut sebagian besar dalam keadaan rusak berat, sehingga memerlukan biaya yang besar untuk pemeliharaan dan perbaikannya dan tidak seimbang dengan mantaat penggunaannya untuk kepentingan dinas;

5. bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, maka kebijaksanaan ... Kepala Daerah ... untuk menghapuskan/menjual barang-barang milik Daerah dimaksud dapat disetujui.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72,

(29)

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1971 tentang Penjualan Kendaraan Perorangan Dinas Milik Negara (Lembaran Negara Tahun 1971 Nomor 59; Tambahan Lembaran Negara Nomor 2967);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 tentang penjualan Rumah Negeri (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3573); 5. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 1970 tentang Penjualan

dan atau pemindahtanganan Barang-barang yang dimiliki/dikuasai Negara;

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor ... Tahun 2001 tentang Pengelolaan Barang Pemerintah Daerah.

Memperhatikan: 1. Surat Gubernur/Bupati/Walikota Kepala Daerah ... tanggal ... Nomor ... tentang permohonan persetujuan penghapusan/penjualan barang-barang milik Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota

2. Berita Acara hasil penelitian barang-barang yang akan diusulkan untuk dihapuskan/dijual dimaksud;

3. Hasil penelitian keadaan tisik barang-barang tersebut dari Tim DPRD.

MEMUTUSKAN Menetapkan :

PERTAMA : Menyetujui penghapusan/penjualan barang-barang milik Pemerintah Daerah Provinsi Kabupaten/Kota ... sebagaimana tercantum pada Lampiran Keputusan ini.

KEDUA : Penghapusan/penjualan barang-barang milik Daerah dimaksud

Bagian PERTAMA dilaksanakan oleh

Gubernur/BupatiIWalikota Kepala Daerah ... sesuai dengan ketentuan Peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ditetapkan di………. Pada tanggal……….. DPRD PROV/KAB/KOTA………..

KETUA,

(………) Salinan Keputusan ini disampikan kepada Yth :

1. Gubernur/Bupati/Walikota Kepala Daerah …………

(30)

Gambar 4

Contoh Lampiran Keputusan DPRD tentang Persetujuan Penghapusan

LAMPIRAN KEPUTUSAN DEWAN

PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA... NOMOR ………

TANGGAL ………

DAFTAR BARANG-BARANG MILIK DAERAH YANG DISETUJUI UNTUK DIHAPUS/DIJUAL

No. Urut Dan Lain Sebagainya Keterangan

1 2 3

DPRD PROVINSI/KAB/KOTA... KETUA,

(31)

3.2. Dasar Pertimbangan/Alasan Penghapusan Barang Milik Daerah

DPRD, Kepala Daerah, Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang yang memiliki kewenangan untuk melakukan penghapusan, dalam memberikan persetujuan penghapusan harus memperhatikan alasan-alasan yang dapat dibenarkan untuk menjadi dasar pertimbangan penghapusan Barang Milik Daerah. Hal ini sangat penting untuk menghindari kemungkinan adanya penyalahgunaan terhadap penghapusan yang dapat menyebabkan kerugian pemerintah daerah. Untuk itu, kita harus mengetahui dan memahami kapan Barang Milik Daerah dapat/harus dihapuskan? Apa dasar pertimbangan Barang Milik Daerah dihapuskan? Kenapa Barang Milik Daerah harus dihapuskan?

Jika Anda menanyakan kapan? Penghapusan Barang Milik Daerah pada dasarnya tidak terikat oleh waktu. Penghapusan Barang Milik Daerah dilakukan jika memenuhi pertimbangan baik teknis maupun ekonomis atau pertimbangan lain yang tidak merugikan Daerah dan tidak mengganggu pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari SKPD meskipun untuk beberapa barang terdapat ketentuan umur minimal. Penentuan pertimbangan penghapusan adalah sebagai berikut:

3.2.1. Pertimbangan penghapusan barang bergerak

Barang bergerak meliputi barang persediaan, peralatan dan mesin berupa kendaraan dinas, peralatan kantor, seperti komputer, meubelair, dan alat-alat lainnya. Barang bergerak dapat dipertimbangkan untuk disarankan/diusulkan penghapusannya berdasarkan pertimbangan teknis, pertimbangan ekonomis dan pertimbangan karena hilang/kekurangan sebagai berikut:

a. Pertimbangan teknis, antara lain:

1) Secara fisik barang tidak dapat dipergunakan karena rusak berat, dan tidak ekonomis bila diperbaiki. Artinya apabila diperbaiki, biaya yang dibutuhkan untuk memperbaiki barang tersebut jauh lebih besar dibandingkan dengan manfaat yang dapat diperoleh dari barang tersebut atau biaya membeli/mengganti barang tersebut lebih efisien daripada biaya perbaikan.

(32)

2) Secara teknis tidak dapat digunakan lagi akibat modernisasi. Dengan semakin majunya zaman, banyak barang-barang baru dengan teknologi yang lebih maju dan modern. Untuk mendukung peningkatan kinerja, kebutuhan akan sarana prasarana yang lebih canggih menjadi suatu tuntutan. Untuk itu, barang-barang yang sudah tidak dapat memenuhi tuntutan akan lebih baik diganti dibanding mempertahankannya.

3) Telah melampaui batas waktu kegunaannya/kadaluarsa. Barang-barang yang tidak dapat digunakan dengan alasan telah melewati batas waktu penggunaannya lebih baik dihapuskan daripada membebani gudang penyimpanan.

4) Karena penggunaan biasa mengalami perubahan dalam spesifikasi seperti terkikis, aus dan lain-lain. Setelah digunakan dalam jangka waktu tertentu, barang-barang akan mengalami perubahan secara fisik dan mungkin tidak dapat difungsikan lagi seperti semula. Penghapusan terhadap barang-barang tersebut bisa menjadi alasan untuk menggantinya dengan barang baru. 5) Selisih kurang dalam timbangan/ukuran disebabkan penggunaan/susut

dalam penyimpanan/pengangkutan.

b. Pertimbangan ekonomis, antara lain:

1) Karena berlebih (surplus, ekses). Jumlah barang yang melebihi kebutuhan akan menyebabkan barang tidak difungsikan (menganggur/idle). Barang-barang tersebut hanya menumpuk sia-sia dan bisa jadi justru membebani biaya pemeliharaan.

2) Secara ekonomis lebih menguntungkan bagi daerah apabila dihapus karena biaya operasional dan pemeliharaannya lebih besar dari manfaat yang diperoleh. Barang-barang yang tidak memiliki kontribusi terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan terus menyerap biaya pemeliharaan akan lebih baik dialihkan atau dijual.

c. Karena hilang/kekurangan Penyimpan atau kerugian, yang disebabkan: 1) Kesalahan atau kelalaian Penyimpan dan/atau Pengurus Barang.

2) Di luar kesalahan/kelalaian Penyimpan dan/atau Pengurus Barang. 3) Mati, bagi tanaman atau ternak/hewan.

(33)

Gambar 5 Barang rusak berat

Barang rusak berat hanya membebani penyimpanan dan dapat mengganggu keindahan dan kenyamanan lingkungan.

3.2.2. Pertimbangan penghapusan barang yang tak bergerak

Barang yang tak bergerak berupa tanah dan/atau bangunan dapat atau perlu dipertimbangkan untuk diusulkan penghapusannya atas pertimbangan sebagai berikut:

a. Rusak berat; terkena bencana alam, force majeure atau idle (tak digunakan lagi).

b. Tidak dapat digunakan secara optimal (idle) c. Terkena program planologi kota.

d. Kebutuhan organisasi karena perkembangan tugas.

e. Penyatuan lokasi dalam rangka efisiensi dan memudahkan koordinasi. f. Pertimbangan dalam rangka pelaksanan rencana strategis Hankam.

(34)

Motivasi/pertimbangan lainnya, yakni :

a. Disesuaikan dengan peruntukan tanahnya berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota/Wilayah ( RUTRK/W);

b. Membantu instansi Pemerintah di luar Pemerintah Daerah yang bersangkutan yang memerlukan tanah untuk lokasi kantor, perumahan dan untuk keperluan pembangunan lainnya;

c. Tanah dan bangunan Pemerintah Daerah yang sudah tidak cocok lagi dengan peruntukan tanahnya, terlalu sempit dan bangunannya sudah tua sehingga tidak efektif lagi untuk kepentingan dinas dapat dilepas kepada Pihak Ketiga dengan Pembayaran ganti rugi atau cara tukar menukar (ruilslag/tukar guling);

Penghapusan tanah dan/atau bangunan dari Buku Inventaris adalah sebagai berikut:

(a) apabila mengenai tanah kapling untuk rumah pegawai, harus ditegaskan dalam Keputusan Kepala Daerah tentang pelepasan hak Pemerintah Daerah atas tanah tersebut dan menghapuskan tanah tersebut dari Buku Inventaris. Selanjutnya sertifikat hak atas tanah bagi masing-masing pegawai yang bersangkutan baru dapat diproses melalui Kantor Pertanahan setempat. (b) apabila mengenai tanah untuk Pihak Ketiga, maka sertifikat atas tanah yang

dilepaskan kepada Pihak Ketiga dapat diselesaikan melalui Kantor Pertanahan setempat berdasarkan Keputusan Kepala Daerah yang bersangkutan tentang pelepasan hak atas tanah dan/atau bangunan Pemerintah Daerah dimaksud dan menghapuskan tanah dan/atau bangunan tersebut dari Buku Inventaris.

3.2.3. Pertimbangan penghapusan kendaraan dinas

Penghapusan/Penjualan Kendaraan Dinas operasional terdiri dari: 1. Kendaraan dinas operasional

Kendaraan dinas operasional yang dapat dihapus dari Daftar Inventaris Barang Milik Daerah yang telah berumur 5 (lima) tahun lebih. Penghapusan kendaraan dinas operasional walaupun batasan usianya telah ditetapkan, harus tetap memperhatikan kelancaran pelaksanaan tugas dan/atau sudah ada

(35)

penggantinya. Kepala Daerah menetapkan lebih lanjut umur kendaraan dinas operasional dengan memperhatikan kondisi daerah masing-masing. Kendaraan dinas yang dapat dihapus, terdiri dari:

- Jenis sedan, jeep, station wagon, minibus dan pickup;

- Jenis kendaraan bermotor beroda 2 (dua), sepeda motor dan scooter.

- Jenis kendaraan dinas operasional khusus terdiri dari mobil ambulans, mobil pemadam kebakaran, bus, mikro bus, truck, alat-alat besar, pesawat, dan kendaraan di atas air.

Pengguna/kuasa pengguna barang mengajukan usul penghapusan kendaraan dinas operasional yang telah memenuhi persyaratan umur kendaraan kepada Kepala Daerah melalui pengelola. Untuk melaksanakan penelitian atas kendaraan yang dimohon untuk dihapus, Kepala Daerah dengan Surat Keputusan membentuk Panitia Penghapusan Kendaraan Dinas Operasional. Panitia penghapusan kendaraan dinas operasional meneliti dari segi administratif/pemilikan kendaraan, keadaan fisik, kemungkinan mengganggu kelancaran tugas dinas, efisiensi penggunaannya, biaya operasional, nilai jual kendaraan, dan lain-lain yang dipandang perlu dalam suatu daftar. Contoh daftar untuk menguji kendaraan dinas bermotor dapat dilihat pada Gambar 6. Hasil penelitian Panitia Penghapusan tersebut dituangkan dalam bentuk Laporan Pengujian kendaraan bermotor. Contoh format Laporan Pengujian Kendaraan Bermotor dapat dilihat pada Gambar 7. Apabila memenuhi persyaratan, Kepala Daerah menetapkan keputusan tentang penghapusan kendaraan dinas operasional.

Gambar 6

Contoh Daftar untuk Menguji Kendaraan Bermotor Dinas Kepada Ketua Panitia Penguji Kendaraan di

……….

Dengan ini disampaikan tentang kendaraan Bermotor kepunyaan Dinas untuk di uji dan dinyatakan dapat tidaknya untuk dipakai lagi. Nama Penguasa : ……… Kepada 1.……… 2.……… 3.……… 4. ………. Dengan ini diberitahukan bahwa

(36)

Tempat : ……… Merk Pabrik : ……… Type : ……… Tahun Pembikinan : ……… Huruf Nomor Pend.Pol : ……….. Nomor Landasan : ……….. Nomor Mesin : ……….. Kekuatan Motor : ……….. Jumlah tempat duduk : ………. Ukuran Ban : ……….. Jumlah Roda Cadangan : ……….. Jml Kilometer terpakai : ……….. Diminta dengan hormat hasil pengujian tersebut disebelah ini dan dikirimkan kepada instansi – instansi yang tersebut dalam Pasal 7 ayat 4 Surat Keputusan Menteri Perhubungan yang termasuk di atas.

Penguasaan tersebut di atas,

( ………. ) NIP. ………. Tembusan kepada : ……… ……… ……… kendaraan

bermotor yang tersebut disebelah ini telah diuji pada tanggal ………….

Di ………..

Dan ternyata bahwa kendaraan tersebut , TIDAK DAPAT (1)

MASIH DAPAT (2)

Dipakai lagi untuk Dinas disertakan dengan

ini laporan penguji yang bersangkutan. AN. Panitia Pengujian (1) AN. Cabang Panitia Pengujian (2) Di ……… Ketua , Sekretaris ( …………...) (………...) NIP. NIP DIDAFTARKAN TANGGAL:………. Tindasan kepada :

Anggota Panitia / Cabang tersebut, Saudara……… …Di ………. (1) - dicoret seperlunya

(2) - dicoret seperlunya (3) - Tanda tangan

Penjualan kendaraan dilaksanakan setelah dihapus dari daftar inventaris barang milik daerah. Penjualan kendaraan dinas operasional dilakukan melalui pelelangan umum dan/atau pelelangan terbatas yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. Penjualan/pelelangan kendaraan dinas dilakukan oleh Paniltia Penjualan/Penghapusan yang contoh format Keputusan Kepala Daerah tentang Pembentukan Panitia Penjualan/Penghapusan Kendaraan dinas dapat dilihat pada Gambar 8. Selanjutnya Panitia Penjualan/Penghapusan Kendaraan Dinas harus melakukan pengecekan/penelitian terhadap kendaraan dinas dan menuangkannya dalam berita acara (contoh format berita acara pengecekan/penelitian kendaraan dinas dapat dilihat pada Gambar 9).

(37)

Gambar 7

Contoh Format Laporan Pengujian Kendaraan Bermotor LAPORAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR ……….. PANITIA PENGUJIAN KENDARAAN DAERAH ………. Nomor………..Sidang ke ………….Tempat……….tgl ………

PANITIA PENGUJIAN DAERAH PROVINSI / KABUPATEN / KOTA ………..

Sebagai termaktub dalam Surat Keputusan Menteri Perhubungan tanggal 18 Oktober 1958 Nomor U.5/16/21 menerangkan atas sumpah bahwa pada tanggal dan tempat yang tersebut di atas telah diuji Kendaraan bermotor dan ditaksir nilainya sebagai berikut :

Merk : ……….. Jumlah tempat duduk : ……….. Type : ……… ……. Ukuran Ban : ………..

Thn Pembikinan : ………… …… Jumlah Roda Cadangan : ………..

Huruf nomor

Pendaftaran Polisi : ……… Jml. KM yang tlh ditempuh : ……….. No.

Urut Bagian baik/burukKeadaan % UrutNo. Bagian baik/burukKeadaan %

1 2 3 4 5 6 7 8 I II III IV Landasan (baut pengikat body bumper belakang) As/cardan depan steer ing knule & univvyoint koglager as depan kanan dan kiri As/ cardan belakang (cardan & Pignon) kokellager as belakang kanan dan kiri Pesawat rem (master pump pipa rem-rem tangan, rem tromol/brake drump) ……… ……. ……… ……… … … … … XIII XIV XV XVI XVII Sepatbor-sepatbor Alat-alat listrik (aki, dynamo, starter, countout relay kawat listrik, klakson/born sikat kaca (wiip sr, alat penunjuk jurusan) Alat-alat pembakar (coil distributor kabel – kabel dan spork plu/bangie2) Dascooard (ukuran amper, panas air tekanan minyak kilometer dan jam) Lampu-lampu ... ... ... ... ... .... .... ... ... ...

(38)

V VI VII VIII IX X XI XII Alat pengemudi (stir) stering hause, pitman arm stangstang sambungan stir, fusel pen kanan dan kiri Mesin Alat pengatur bahan baker (tank bensin pipa-pipa pompa bensin karburator dan air filter) Cluth & ak perseneling (joint shoktransm) Alat pendingin (radiator pompa, air sapu kipas) Ban-ban (ban depan kanan, belakang, depan kiri

Roda & tutup roda Body/badan (pintu-pintu) belakang, kan tutup mesin tempat duduk depan dan belakang ……… ... ... ... ... ... ... ... … … ... ... ... ... ... ... XVIII XIX XX XXI XXII XXIII XXIV (lampu depan belakang, lampu stop, parker, lampu dalam dan lain– lain

Penahanan shoe dan pir-pir (tangan, pir spriral kanan dan kiri, spiral kanan dan belakang) Kaca-kaca (kaca depan kanan kiri, kaca pintu kanan kiri kaca belakang dan lain-lain) Grill mask Keadaan duko Saluran tempat duduk (coper dan lain-lain)

Perkakas-perkakas Alat-alat lain yang belum termasuk diatas ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... Jml % yang ditaksir (2) Prosenan Nilai ……… (1) x 100% = ………..% ……… (2) dibuat sesungguhnya

Panitia Penguji Daerah ……….

Ketua Sekretaris,

(……….) ( ………..)

(39)

Yang berhak membeli kendaraan perorangan dinas adalah Pejabat sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Kepegawaian, yaitu: Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang telah mempunyai masa jabatan 5 (lima) tahun atau lebih dan belum pernah membeli kendaraan perorangan dinas dari Pemerintah dalam tenggang waktu 10 (sepuluh) tahun.

Gambar 8

Contoh Format Keputusan Kepala Daerah tentang Pembentukan Panitia Penjualan/Penghapusan Kendaraan Dinas

KEPUTUSAN KEPALA DAERAH NOMOR………..

TENTANG

PEMBENTUKAN PANITIA PENJUALAN/PENGHAPUSAN KENDARAAN MILIK PROVINSI / KABUPATEN / KOTA

Menimbang : a. bahwa barang-barang milik Pemerintah Daerah, dalam hal ini kendaraan bermotor perorangan dinas dan operasional dinas yang sudah memenuhi umum kendaraan yang ditetapkan dan atau dalam keadaan rusak atau tidak efisien lagi penggunaannya untuk kepentingan dinas, dapat dihapuskan dari daftar inventaris kekayaan milik Pemerintah Daerah yang bersangkutan;

b. bahwa kendaraan perorangan dinas milik Pemerintah Daerah yang sudah dipergunakan lebih dari 5 (lima) tahun dapat dijual/sewa belikan kepada Pejabat Negara;

c. bahwa kendaraan operasional dinas milik pemerintah daerah yang telah dipergunakan lebih ……. Tahun dapat dihapus dari daftar inventaris;

d. bahwa untuk dapat mencapai maksud tersebut diatas, perlu dibentuk Panitia Penjualan/penghapusan Kendaraan bermotor/perorangan dinas milik Pemerintah Daerah ……….; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);

2. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1971 tentang penjualan Kendaraan perorangan dinas milik Negara (Lembaran Negara Tahun 1971 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor

(40)

2967);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/daerah (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor …….. Tambahan Lembaran Negara Nomor ……..) 6. Keputusan Presiden Nomo 5 Tahun 1983 tentang Penghapusan

Penyediaan Kendaraan Perorangan Dinas;

7. Keputusan Presiden Nomor 54 Tahun 1971 tentang Pembentukan Panitia Penaksir Harga Penjualan Kendaraan Perorang Dinas milik Negara;

8. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 1970 tentang Penjualan dan atau Pemindah tanganan Barang-barang yang dimiliki/dikuasai Negara;

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor ….. Tahun …… tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah; 10. Peraturan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota ... Nomor

...Tahun ... tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah. M E M U T U S K A N

Menetapkan :

PERTAMA : Membentuk Panitia Penjualan/Penghapusan Kendaraan bermotor perorangan dinas dan operasional dinas (disingkat Panitia Kendaraan) milik Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota …. Dengan susunan personalia sebagaimana tercantum pada Lampiran Keputusan ini.

KEDUA : Panitia Kendaraan sebagaimana dimaksud Diktum PERTAMA bertugas :

1. Meneliti administrasi pemilikan barang, termasuk pembelian dan pengurusannya;

2. Meneliti keadaan fisik kendaraan dihubungkan dengan kepentingan urusan dinas dan biaya pemeliharaan;

3. Lain – lain yang dipandang perlu.

KETIGA : Hasil penelitian Panitia sebagaimana dimaksud Diktum KEDUA dituangkan dalam Berita Acara.

KEEMPAT : Semua biaya untuk pelaksanaan tugas panitia dimaksud dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota ………….

KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di ……….. Pada tanggal ………. GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA………

(41)

SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada : 1. ...

2. ……… 3. Dst

LAMPIRAN KEPUTUSAN GUB/BUP/WALIKOTA KEPALA DAERAH ... NOMOR ... TANGGAL ... TENTANG ...

PANITIA PENJUALAN KENDARAAN NO.

URUT NAMA KEDUDUKANDALAM PANITIA JABATAN PADA INSTANSI KETERANGAN 1 2 3 4 5 KEPALA DAERAH (... )

(42)

Gambar 9

Contoh Format Berita Acara Pengecekan/Penelitian Kendaraan Dinas oleh Panitia Penjualan/Penghapusan Kendaraan Dinas

PANITIA PENJUALAN KENDARAAN MILIK PEMERINTAH PROVINSI / KABUPATEN / KOTA………..

B E R I T A A C A R A NOMOR ………….

Pada hari …. Tanggal …. Kami yang bertanda tangan di bawah ini selaku Panitia Kendaraan Milik Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota …. Yang dibentuk dengan Keputusan …. Kepala Daerah ….. telah melakukan pengecekan / penelitian terhadap kendaraan-kendaraan milik Pemerintah …. (sebagaimana terlampir) Yang direncanakan untuk dijual kepada Pejabat Negara dan dihapus dari daftar inventaris sebagaimana tersebut pada Berita Acara ini.

Adapun hasil pengecekan/penelitian atas kendaraan-kendaraan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pemilikan : ……….

2. Keadaan kendaraan :………..

3. Pemakaian dan pemeliharaan :……… 4. Biaya pemeliharaan :………

5. Lain – lain yang perlu :..………

Sehubungan dengan hasil penelitian tersebut di atas, maka Panitia mengusulkan sebagai

berikut :

1. ……….( Daftar kendaraan yang diusulkan untuk dijual)

2. ………(Daftar kendaraan yang diusulkan untuk ditangguhkan dulu)

3. ……… (Daftar kendaraan yang diusulkan untuk dihapus)

Demikian Berita Acara ini kami buat dengan sebenarnya dan disampaikan kepada ……. Kepala Daerah ….. untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

………… …………..20… PANITIA KENDARAAN TERSEBUT DI ATAS

1.Ketua: …………Nama…………:………tanda tangan……… 2.Wk Ketua : ………. ………. 3.Sekretaris:………...……… 4.Anggota……… 5.Anggota : ………. ...

(43)

2. Kendaraan dinas operasional khusus/lapangan

Penghapusan/penjualan kendaraan dinas operasional khusus/lapangan adalah yang telah berumur 10 (sepuluh) tahun lebih. Penjualan kendaraan dinas operasional ini dilakukan melalui pelelangan umum/atau pelelangan terbatas yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. Penjualan dan/atau penghapusan kendaraan dinas tersebut juga dapat dilakukan apabila sudah ada kendaraan pengganti dan/atau tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan tugas. Untuk beberapa instansi telah menerapkan kebijakan persyaratan penghapusan berupa surat pernyataan bahwa tidak akan mengajukan usulan pengadaan kendaraan untuk 3 (tiga) tahun ke depan sejak penghapusan, yang dituangkan dalam Surat Pernyataan Kepala SKPD.

3.2.4. Pertimbangan penghapusan Rumah Dinas Daerah

Regulasi yang terkait langsung pengaturan rumah dinas daerah adalah Permendagri No. 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah dan Permendagri No. 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintahan Daerah. Rumah dinas daerah pada dasarnya dibagi dalam tiga golongan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 Permendagri No. 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah: 1. Rumah dinas daerah golongan I (rumah jabatan)

Rumah jabatan diperuntukkan bagi pemangku jabatan Gubernur, Wakil Gubernur, Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Sekretaris Daerah Provinsi, Bupati/Walikota, Wakil Bupati/Wakil Walikota, Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, dan Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota. Rumah jabatan dilengkapi perlengkapan dan perabot rumah tangga dan penghunian rumah jabatan terbatas selama pemangku jabatan memangku jabatannya.

2. Rumah dinas daerah golongan II (rumah instansi)

Rumah dinas daerah golongan II diperuntukkan bagi pegawai instansi dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan dapat disediakan perlengkapan.

Gambar

Gambar 5 Barang rusak berat

Referensi

Dokumen terkait

Sensor dapat dikatakan memiliki rentang nilai minimum ataupun maksimum jika sensor tersebut tidak terjadi perubahan nilai keluaran (dalam hal ini berupa

Bab ini memuat mengenai entitas akuntansi pelaporan keuangan daerah, informasi mengenai basis akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan Dinas

Melalui bimbingan guru dari media daring, setelah menuliskan bentuk interaksi yang pernah dilakukan dalam bentuk tabel, siswa dapat membandingan pola aktivitas

Peneliti akan melakukan penelitian kembali terkait ketidakkonsistenan hasil penelitian terdahulu dan fenomena yang ada bahwa nilai tukar Rupiah pada tahun 2018 mengalami

Nilai F hitung sebesar 7,869 dengan tingkat signifikan 0,013 berarti bahwa promosi periklanan dan promosi penjualan secara serempak / simultan / bersama-sama

Dalam proses belajar dan mengajar apabila seorang guru menggunakan media pendidikan sebagai alat bantu mengajar, dan dapat berkomunikasi dengan baik pada

USD$ = 4,029,158 USD$, ini membuktikan bahwa dengan sistim pencampuran batubara dapat menghasilkan nilai ekonomis bagi perusahaan karena mendapatkan bonus

1. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting. Informasi yang