• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan antara komponen-komponen raw

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan antara komponen-komponen raw"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Proses pembelajaran biologi sebagai suatu sistem, pada prinsipnya merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan antara komponen-komponen raw input (peserta didik), instrumental input (masukan instrumental), environment

(lingkungan), dan outputnya (hasil keluaran). Keempat komponen tersebut mewujudkan sistem pembelajaran biologi dengan prosesnya berada di pusatnya (Suhardi, 2010: 1).

Salah satu komponen masukan instrumental (instrumental input) yaitu guru. Proses pembelajaran tidak hanya tergantung pada keberadaan guru (pendidik) sebagai pengelola proses pembelajaran. Hal ini didasarkan bahwa proses belajar pada hakikatnya merupakan interaksi antara peserta didik dengan objek yang dipelajari. Interaksi ini memberi peluang kepada siswa untuk berlatih belajar dan mengerti bagaimana belajar, mengembangkan potensi rasional pikir, ketrampilan dan kepribadian serta mengenal permasalahan biologi dan pengkajiannya (Suratsih, 2010: 8). Berdasarkan hal ini maka peranan sumber dan media belajar tidak dapat dikesampingkan dalam proses pembelajaran biologi (Suhardi, 2010: 1).

Peranan sumber belajar yang penggunaannya secara terencana dan terprogram sebagai bahan ajar, harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.

Sumber belajar yang sudah dikemas sebagai bahan ajar akan memudahkan

peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian,

(2)

2

pencapaian tujuan pembelajaran akan sangat dipengaruhi oleh kemasan sumber belajarnya yang sudah terprogram dan terencana (Suhardi, 2010: 2).

Sumber belajar dapat dikemas menjadi bahan ajar dalam berbagai bentuk, misalnya dalam bentuk modul, LKS, handout, dsb. Dalam penelitian ini akan disusun sebuah bahan ajar dalam bentuk modul. Modul adalah suatu unit lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas (Nasution, 2010: 205).

Pemilihan bahan ajar dalam bentuk modul dikarenakan pembelajaran

menggunakan modul masih jarang dilakukan. Berdasarkan hasil observasi

selama mengikuti kegiatan KKN-PPL, dalam proses pembelajaran di kelas

sebagian besar guru hanya menggunakan bahan ajar berupa buku teks

ataupun LKS saja, meskipun ada juga guru yang menggunakan media Power

Point dalam proses pembelajarannya. Pembelajaran dengan modul

memungkinkan seorang peserta didik yang memiliki kecepatan tinggi dalam

belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih kompetensi dasar

dibandingkan dengan peserta didik lainnya (Abdul Majid, 2008: 176). Jadi,

siswa dapat belajar menurut kecepatan pemahamannya masing-masing. Siswa

yang pintar atau cepat memahami suatu pelajaran tidak tertahan oleh siswa

yang lambat. Sebaliknya, siswa yang lambat memahami suatu pelajaran tidak

merasa tertekan untuk mengejar siswa yang lebih cepat dalam memahami

suatu pelajaran (Vembriarto, 1975: 32).

(3)

3

Pembelajaran dengan modul juga dapat meningkatkan kemandirian siswa. Hal ini dikarenakan salah satu karakteristik modul adalah bersifat self instructional. Maksudnya peserta didik mampu membelajarkan diri sendiri

melalui sebuah modul. Hal ini sesuai dengan tujuan modul yaitu peserta didik mampu belajar secara mandiri (Chomsin S. Widodo, 2008: 49-52).

Modul yang akan disusun ini berisi materi mengenai hubungan pencemaran udara terhadap laju fotosintesis tanaman. Materi tersebut terdapat dalam sub materi faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan fotosintesis tanaman pada materi fotosintesis. Materi fotosintesis terdapat dalam KTSP pada Standar Kompetensi (2) kelas XII Semester 1 yaitu, “Memahami pentingnya proses metabolisme pada organisme” dengan Kompetensi Dasar (2.2), “Mendeskripsikan proses katabolisme dan anabolisme karbohidrat”.

Berdasarkan penjabaran dari Kompetensi Dasar menjadi tujuan pembelajaran,

materi mengenai hubungan pencemaran udara terhadap laju fotosintesis

tanaman lebih cocok digunakan sebagai materi pengayaan. Selain itu di

beberapa buku sekolah, materi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

laju fotosintesis khususnya mengenai hubungan pencemaran udara terhadap

laju fotosintesis tanaman, tidak dijelaskan secara mendetail. Misalnya pada

buku-buku biologi SMA kelas XII karangan Istamar Syamsuri, dkk; D.A

Pratiwi, dkk; Diah Aryulina, dkk dan buku karangan dari Eko Setyaningsih,

materi fotosintesis yang dijabarkan sebagian besar berupa proses fotosintesis

yang meliputi reaksi terang dan reaksi gelap. Oleh karena itu modul yang

(4)

4

disusun ini lebih cocok untuk dijadikan sebagai modul pengayaan daripada modul inti.

Tujuan dari penyusunan modul pengayaan ini adalah untuk memperdalam dan memperluas materi. Harapannya, melalui modul pengayaan ini siswa memiliki wawasan baru yang lebih mendalam khususnya mengenai hubungan pencemaran udara terhadap laju fotosintesis tanaman.

Salah satu fenomena yang menarik untuk dipelajari mengenai fotosintesis adalah hubungan antara pencemaran udara akibat kepadatan lalu lintas tinggi dengan laju fotosintesis tanaman. Tidak bisa dipungkiri bahwa volume kendaraan dari tahun ke tahun terus meningkat. Berdasarkan data survei volume lalu lintas dari dinas perhubungan kota Yogyakarta tahun 2010, total volume kendaraan di Kota Yogyakarta sebesar 2.832.437 smp (satuan motor penumpang). Dari data tersebut, sekitar 93.216 smp (3,29%

dari total kendaraan) merupakan jenis kendaraan tidak bermotor sedangkan sisanya merupakan jenis kendaraan bermotor.

Kendaraan bermotor merupakan salah satu penyebab adanya pencemaran udara. Kendaraan bermotor menyumbang sekitar 60% dari seluruh pencemaran udara yang terjadi (Philip Kristianto, 2004: 99).

Pencemaran udara secara sendiri-sendiri atau kombinasi dapat menyebabkan

kerusakan dan perubahan fisiologis pada tanaman. Hal ini diakibatkan karena

zat pencemar yang dibawa oleh kendaraan bermotor masuk kedalam tanaman

dan akhirnya akan mempengaruhi fisiologis tanaman (Siregar, 2005: 1-6). Zat

pencemar tersebut antara lain COx, NOx, SOx, SPM (Suspended Particulate

(5)

5

Matter), Ox dan berbagai logam berat (Afif Budiono, 2001: 21). Salah satu

logam berat hasil dari pembakaran bensin adalah Pb atau Timbal atau Timah Hitam. Connel Des W dan Gregory J Miller (1995: 424) menyatakan bahwa adanya kandungan Pb dalam tanaman dapat menghambat 2 enzim yang terlibat dalam biosintesis klorofil, yaitu enzim asam γ-aminolevulinat hidratase dan enzim profobilinogenase. Sehingga adanya kandungan Pb dalam tanaman dapat menurunkan kadar klorofil tanaman.

Daun tersusun oleh jaringan mesofil, yang mana di dalamnya terdapat suatu jaringan yang mengandung kloroplas dalam jumlah yang banyak.

Jaringan tersebut adalah jaringan palisade. Jaringan palisade inilah yang nantinya menjadi bagian yang paling banyak mempengaruhi produk fotosintesis. Kerusakan yang terjadi pada mesofil daun, terutama pada jaringan palisade oleh pencemaran udara akan memberi dampak yang paling besar terhadap kegiatan fotosintesis suatu tanaman (Siregar, 2005: 7-8).

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Dari latar belakang diatas, masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Peserta didik kurang berinteraksi dengan objek yang mereka pelajari dalam pembelajaran biologi padahal pada hakikatnya belajar biologi merupakan interaksi antara peserta didik dengan objek.

2. Pembelajaran menggunakan modul masih jarang dilakukan, padahal

modul dapat meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar.

(6)

6

3. Banyaknya kendaraan bermotor menyebabkan timbulnya pencemaran udara yang dapat menyebabkan kerusakan fisiologis tanaman.

C. PEMBATASAN MASALAH

1. Perbandingan laju fotosintesis tanaman Soka dan tanaman Pucuk Merah di kepadatan lalu lintas tinggi dengan laju fotosintesis tanaman Soka dan Pucuk Merah di kepadatan lalu lintas rendah. Masing-masing tanaman hanya 2 ulangan untuk masing-masing daerah kepadatan.

2. Potensi hasil penelitian untuk dijadikan sebagai bahan ajar dalam bentuk modul pengayaan.

3. Kualitas modul pengayaan berdasarkan penilaian dari dosen ahli dan guru Biologi SMA.

D. PERUMUSAN MASALAH

1. Apakah terdapat perbedaan laju fotosintesis tanaman yang berada di kepadatan lalu lintas tinggi dengan tanaman yang berada di kepadatan lalu lintas rendah?

2. Apakah hasil penelitian mengenai perbedaan laju fotosintesis tanaman yang berada di kepadatan lalu lintas tinggi dengan tanaman yang berada di kepadatan lalu lintas rendah memiliki potensi untuk dijadikan sebagai bahan ajar dalam bentuk modul?

3. Bagaimana kualitas modul pengayaan yang dihasilkan berdasarkan

penilaian dari dosen dan guru?

(7)

7 E. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui perbedaan laju fotosintesis tanaman yang berada di kepadatan lalu lintas tinggi dengan tanaman yang berada di kepadatan lalu lintas rendah.

2. Untuk mengetahui potensi hasil penelitian mengenai perbedaan laju fotosintesis tanaman yang berada di kepadatan lalu lintas tinggi dengan tanaman yang berada di kepadatan lalu lintas rendah sebagai bahan ajar dalam bentuk modul.

3. Untuk mengetahui kualitas modul pengayaan berdasarkan penilaian dari dosen dan guru.

F. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan baru khususnya kepada penulis dan berbagai pihak yang berkompeten untuk menindaklanjuti penelitian ini.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru

1) Dapat digunakan sebagai bahan ajar untuk memberikan materi pengayaan kepada siswa.

2) Dapat memberikan informasi mengenai sumber belajar alternatif

khususnya tentang aplikasi fotosintesis dalam kehidupan

sehari-hari.

(8)

8 b. Bagi Siswa

1) Melatih kemandirian belajar siswa.

2) Menambah minat dan motivasi siswa untuk mempelajari biologi sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa khususnya terhadap materi fotosintesis.

3) Merangsang ketertarikan siswa akan penelitian objek biologi yang berasal dari lingkungan sekitar atau dekat dengan kehidupan sehari-hari.

c. Bagi Peneliti

1) Dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan serta melatih keterampilan menyusun bahan ajar sebagai seorang calon guru.

2) Melatih kemampuan dalam penelitian.

G. DEFINISI ISTILAH

1. Fotosintesis adalah peristiwa yang terjadi ketika kloroplas tumbuhan menangkap energi cahaya matahari dan mengubahnya menjadi energi kimiawi yang disimpan dalam bentuk gula dan molekul organik lainnya (Campbell, Reece dan Mitchell, 2000: 181).

2. Laju fotosintesis adalah kecepatan daun dalam melakukan fotosintesis yang dinyatakan dalam mm

3

CO

2

/cm

2

/ menit.

3. Modul adalah suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri

atas suatu rangkaian kegiatan belajar mengajar yang disusun untuk

membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara

(9)

9

khusus dan jelas (Nasution, 2010: 205). Modul dalam penelitian ini merupakan modul pengayaan dalam bentuk cetak.

4. Sumber belajar adalah segala sesuatu baik benda maupun gejalanya yang dapat dipergunakan untuk memperoleh pengalaman dalam rangka pemecahan permasalahan biologi tertentu (Suhardi, 2010: 2). Dalam penelitian ini menggunakan sumber belajar berupa tanaman yang berada di kepadatan lalu lintas tinggi dengan tanaman yang berada di kepadatan lalu lintas rendah.

5. Pencemaran udara adalah adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya (Wisnu Arya Wardhana, 2004: 27). Salah satu sumber pencemaran udara adalah adanya gas yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor. Salah satu unsur yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor adalah Pb atau Timbal atau Timah Hitam.

6. Kepadatan lalu lintas (density) atau kerapatan didefinisikan sebagai

jumlah kendaraan yang menempati suatu panjang tertentu dari lajur atau

jalan, biasanya di nyatakan dengan kendaraan per mil (kend/mil) (Khisty

dan Lall, 2005: 117). Kepadatan lalu lintas biasanya didasarkan pada

kebebasan kendaraan bermanuver atau tingkat pelayanan jalan. Bila

tingkat pelayanan jalan > 0,8 maka dapat dikatakan bahwa kepadatan lalu

lintas termasuk tinggi, namun bila tingkat pelayanan jalan < 0,8 maka

dapat dikatakan bahwa kepadatan lalu lintas termasuk rendah.

Referensi

Dokumen terkait

Siswa SMK 45 Lembang yang mempelajari mata diklat Pelayanan Prima yang terdiri cara berkomunikasi dengan pelanggan, menjaga standar penampilan personal, dan

Disela-sela kesibukan adik-adik belajar, perkenankanlah saya Deni Tri Yuliana dari Jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran UNY, mengharapkan keikhlasan adik-adik

Penelitian ini melibatkan Bapak/Ibu/Sdr./Sdri. sebagai responden penelitian saya untuk pemberian dan pengisian kuisioner mengenai faktor fisiologis, faktor psikologis dan

Organ luminesen (organ yang mampu menghasilkan sinar) ditemukan pada beberapa ikan hiu, ikan pari berlistrik (Benthobatis moresbyi) dan beberapa ikan tulang keras khususnya ikan

Dalam tulisan ini, kelebihan yang dimiliki oleh metode pohon regresi dan analisis regresi bertatar akhirnya dapat digabungkan dalam suatu teknik segmentasi

Kesimpulan ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Devy Eganinta Tarigan (2012), yang menyatakan bahwa siswa laki-laki dan perempuan dengan kemampuan

1) Sosialisasi, merupakan kemampuan individu untuk dapat mengenal dan berinteraksi secara baik dalam lingkungan tertentu dan memperoleh nilai- nilai yang sesuai dengan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pengunaan persentase gula 9 - 18% pada es krim yogurt susu sapi menghasilkan overrun, waktu leleh yang sama dan penggunaan