• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

Direktorat Tanaman Tahunan

Tahun 2012

(2)

i

KATA PENGANTAR

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2012 merupakan acuan pelaksanaan kegiatan dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dan langkah-langkah strategis yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Tanaman Tahunan dalam pengembangan budidaya tanaman tahunan.

Di dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2012 ini memuat informasi tentang program, sasaran strategis, indikator kinerja serta target yang akan dicapai pada tahun dan alokasi anggaran tahun 2012.

Berdasarkan Instruksi Presiden RI nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor : 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. SAKIP sebagai instrument utama dalam penyelenggaraan birokrasi di lingkungan pemerintahan mempunyai kedudukan dan peran yang sangat strategis.

Dokumen Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Tanaman Tahunan ini merupakan revisi dari Rencana Kinerja Tahunan terdahulu yang memuat Latar Belakang, Tujuan, Tugas Pokok dan Fungsi, Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran, Permasalahan yang dihadapi, Program dan Kegiatan, Kebijakan dan Strategi tahun 2012 yang dilengkapi dengan Matrik Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2012. Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan ini dapat berfungsi sebagai tolok ukur untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan untuk 1 (satu) periode.

Jakarta, Juni 20112012 Direktur Tanaman Tahunan

Ir. Rismansyah Danasaputra, MM NIP. 19550612 198203 1 002

(3)

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ………. i

DAFTAR ISI ………. ii

I. Pendahuluan ………. 1

A. Latar Belakang ………. 1

B. Tujuan ………. 1

II. Tugas Pokok dan Fungsi ………. 2

III. Visi dan Misi A. Visi ……… 2

B. Misi ……… 2

IV. Tujuan dan Sasaran ……… 3

A. Tujuan ……… 3

B. Sasaran ……… 3

V. Permasalahan yang dihadapi ……….. 3

VI. Program dan Kegiatan ……… 5

A. Program ……… 5

B. Kegiatan ……… 5

VII. Kebijakan dan Strategi ………..…. 5

A. Kebijakan ……… 5

B. Strategi ……… 6

VIII. Rencana Kerja Tahun 2012 ……… 12

Matrik Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2012 ……….. 14

(4)

RKT Tanhun tahun 2012 Page 1

I. Pendahuluan

A. LatarBelakang

Penerapan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) mengacu pada Ketetapan MPR RI nomor : XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari korupsi dan nepotisme, Instruksi Presiden RI nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor : 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. SAKIP sebagai instrument utama dalam penyelenggaraan birokrasi di lingkungan pemerintahan mempunyai kedudukan dan peran yang sangat strategis. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya diperlukan komitmen yang kuat dari seluruh stakeholder terkait lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan. Dengan pengimplementasian SAKIP tersebut dapat diketahui secara tepat seberapa jauh tingkat capaian kinerja, kendala/hambatan dan permasalahan serta upaya pemecahannya.

Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan.

Setiap tahun rencana strategis dituangkan dalam suatu perencanaan kinerja tahunan. Rencana kinerja tahunan ini merupakan penjabaran lebih lanjut dari perencanaan strategis yang memuat seluruh target kinerja yang hendak dicapai dalam suatu tahun beserta indikator kinerjanya. Rencana kinerja tahunan ini berfungsi sebagai tolok ukur yang digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan penyelenggaraan pemerintahan untuk suatu periode tertentu.

Dokumen rencana kinerja tahunan Direktorat Tanaman Tahunan tahun 2012 memuat informasi tentang program, sasaran strategis, indikator kinerja serta target yang akan dicapai pada tahun dan alokasi anggaran tahun 2012.

Dengan disusunnya rencana kinerja tahunan ini diharapkan indikator kinerja serta target capaiannya akan didukung oleh semua pihak terkait sehingga hasil yang dicapai dapat optimal sesuai yang dikehendaki untuk mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil.

B. Tujuan

Sebagai acuan bagi pelaksana kegiatan dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan.

(5)

RKT Tanhun tahun 2012 Page 2

II. Tugas Pokok dan Fungsi A. Tugas Pokok

Direktorat Tanaman Tahunan merupakan salah satu organisasi eselon II lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan sesuai tugasnya melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang tanaman tahunan.

B. Fungsi

Direktorat Tanaman Tahunan mempunyai fungsi untuk melakukan:

a. Penyiapan perumusan kebijakan dibidang identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman tahunan.

b. Pelaksanaan kebijaksanaan dibidang identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman tahunan.

c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman tahunan

d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi dibidang identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman tahunan.

e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Tanaman Tahunan.

III. Visi dan Misi A. Visi

Visi Direktorat Tanaman Tahunan adalah “Menjadi Institusi Pemerintah yang profesional dalam memberikan fasilitasi dan pelayanan peningkatan produksi, produktifitas dan mutu tanaman tahunan yang berkelanjutan, untuk meningkatkan pendapatan petani”.

B. Misi

Misi Direktorat Tanaman Tahunan adalah :

1. Memfasilitasi peningkatan dukungan identifikasi dan pendayagunaan sumber daya tanaman tahunan

2. Memfasilitasi peningkatan dukungan penyediaan benih unggul bermutu tanaman tahunan

3. Memfasilitasi peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman tahunan

4. Memfasilitasi pemberdayaan petani dan kelembagaan tanaman tahunan 5. Memfasilitasi pembinaan dan pengawasan Program Revitalisasi

Perkebunan;

6. Mendukung penyediaan Bahan Baku Bahan bakar Nabati/BBN; dan

7. Meningkatkan pelayanan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Tanaman Tahunan .

(6)

RKT Tanhun tahun 2012 Page 3

IV. Tujuan dan Sasaran A. Tujuan

Meningkatkan luas areal tanaman tahunan B. Sasaran

Peningkatan luasan areal tanaman tahunan ( Karet 3.467.000 Ha, Kelapa Sawit 8.557.000 Ha, Kelapa 3.820.200 Ha, Jambu Mete 574.900 Ha, Jarak pagar 15.070 Ha, Kemiri Sunan 4.000 Ha).

V. Permasalahan yang dihadapi

Permasalahan pembangunan perkebunan tanaman tahunan, meliputi:

A. Produksi, Produktivitas dan Mutu

Produksi dan Produktivitas komoditas tanaman tahunan sebagian besar masih di bawah potensinya serta mutu tanaman belum seluruhnya sesuai standar.

Beberapa kendala antara lain :

- Belum optimalnya penggunaan dan ketersediaan benih unggul bermutu serta sarana produksi lainnya;

- Kondisi infrastruktur perkebunan yang belum memadai;

- Adanya serangan hama penyakit tanaman dan gangguan usaha perkebunan;

- Populasi tanaman belum seluruhnya sesuai standar teknis;

- Pertanaman masih didominasi oleh varietas lokal dan kondisinya sudah tua/rusak terlambat diremajakan;

- Belum seluruhnya komoditas tanaman tahunan tersedia SNI dan yang tersedia masih terbatas penerapannya.

B. Sumber Daya Lahan

- Ketersediaan lahan di beberapa daerah tidak sebanding dengan peningkatan jumlah penduduk dan tuntutan kebutuhan yang semakin meningkat sehingga pemanfaatannya melampaui daya dukung lahan.

- Sumber Daya Lahan milik petani pada umumnya terbatas/sempit, usahanya tunggal sedangkan biaya produksi dan tuntutan kebutuhan meningkat sehingga belum memenuhi kebutuhan hidup minimal keluarga.

- Status kepemilikan lahan petani umumnya belum sepenuhnya memenuhi persyaratan Badan Pertanahan Nasional (BPN).

C. SDM dan Kelembagaan/Organisasi Petani 1. Petani

- Kemampuan kelembagaan petani masih terbatas

- Kemitraan usaha belum optimal, posisi tawar dan daya saing yang masih lemah;

- Kemampuan petani masih terbatas dalam penerapan teknologi, manajemen dan wirausaha serta akses pemasaran.

- Masih sulitnya merubah budaya petani dari usaha tani monokultur menjadi usaha tani berbasis tanaman tahunan

(7)

RKT Tanhun tahun 2012 Page 4

- Kurangnya pemahaman tentang sistem pemberdayaan petani tanaman tahunan.

2. Petugas

- Adanya kesenjangan antara jumlah petugas yang diperlukan dengan yang tersedia;

- Jumlah petugas yang kompeten masih terbatas dan distribusinya tidak merata;

- Penetapan petugas tidak sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.

D. Pola Usaha Tani

- Pola usaha tani umumnya dalam bentuk usaha monokultur sehingga pendapatan petani hanya bersumber dari komoditi perkebunan.

- Mekanisme pembiayaan dengan adanya pola usaha tani terpadu masih sesuai tupoksi unit kerja masing-masing eselon I.

E. Akses pekebun terhadap sumber permodalan

- Belum tersedianya lembaga keuangan dan perbankan yang khusus bergerak di bidang perkebunan;

- Persyaratan administrasi perbankan belum dapat dipenuhi oleh semua petani terutama dalam hal jaminan untuk memperoleh kredit, seperti legalitas hak atas tanah yang dimiliki petani;

- Resiko usaha di bidang perkebunan cukup tinggi sehingga perbankan enggan memberikan kredit kecuali beberapa komoditas seperti kelapa sawit dan karet;

- Belum tersedianya lembaga penjamin resiko usaha perkebunan

F. Peraturan daerah belum sepenuhnya sinkron dengan kebijakan pembangunan perkebunan tanaman tahunan.

G. Belum ditetapkannya penatagunaan lahan di satu wilayah dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah (RT RW ) baik di Provinsi maupun Kabupaten H. Liberalisasi Pasar Global

- Konsumen menuntut atribut produk yang lebih detail: atribut keamanan produk (safety attributes), atribut nutrisi (nutritional attributes), atribut pengepakan (packaging attributes), atribut lingkungan (acolabelled attributes), dan atribut kemanusiaan (humanistic attributes);

- Mutu produk tidak hanya ditentukan oleh kenampakan tetapi juga harus memenuhi isu perdagangan internasional, termasuk : isu kwalitas (ISO 9000), isu lingkungan (ISO 14000), isu property right, isu hak asasi manusia (HAM), dan isu ketenagakerjaan;

- Isu pelestarian SDA dan lingkungan hidup berkembang berkaitan dengan pembangunan yang berkelanjutan.

I. Perubahan iklim global

- Pemanasan global dapat menyebabkan perubahan iklim mikro yang signifikan dalam sistem fisik dan biologis seperti kekeringan, kebanjiran, perubahan

(8)

RKT Tanhun tahun 2012 Page 5

tingkat serangan hama dan penyakit, serta mempengaruhi berbagai ekosistem;

- Kurang berkembangnya teknologi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim;

- Kurangnya sosialisasi informasi dalam antisipasi perubahan iklim terkait dengan usaha tani perkebunan.

VI. Program dan Kegiatan A. Program

Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan Perkebunan Berkelanjutan

B. Kegiatan

Kegiatan Direktorat Budidaya Tanaman Tahunan adalah fasilitasi pembangunan tanaman tahunan, untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu tanaman tahunan melalui perluasan, peremajaan, intensifikasi, ekstensifikasi, rehabilitasi dan diversifikasi yang didukung oleh penyediaan benih bermutu, sarana produksi, pemberdayaan SDM dan Kelembagaan, serta pelayanan organisasi secara optimal.

VII. Kebijakan dan Strategi A. Kebijakan

Arah kebijakan pengembangan pembangunan tanaman tahunan, adalah:

1. Melanjutkan pengembangan perkebunan tanaman tahunan dengan mengacu pada penerapan konsep perkebunan tanaman tahunan berkelanjutan, yaitu mentaati ketentuan yang berlaku, menerapkan Good Agriculture Practices (GAP), dan pendekatan yang berorientasi akses kesempatan kerja, kesempatan berusaha, menjadi petani peserta melalui pola kemitraan;

2. Memperluas jangkauan peranan pengembangan perkebunan tanaman tahunan terhadap pembangunan daerah, melalui pengembangan disekitar wilayah-wilayah perkebunan yang telah ada (pengutuhan) dan wilayah- wilayah bukaan baru dalam wadah pola kemitraan;

3. Meningkatkan manfaat pengembangan perkebunan tanaman tahunan dengan cara melanjutkan kegiatan perluasan dan peremajaan, peningkatan produktivitas, pengembangan industri hilir, dan pemanfaatan limbah dan hasil samping serta optimasi pemanfaatan sumberdaya yang tersedia pada awal kegiatan peremajaan maupun pengembangan baru;

4. Mendukung program pengembangan energi alternatif dengan tetap menjaga pemenuhan kebutuhan untuk bahan baku industri pangan dan industri oleochemical, dengan cara meningkatkan laju pengembangan kelapa sawit khususnya dan komoditi lainnya seperti karet, jarak pagar dan jambu mete;

(9)

RKT Tanhun tahun 2012 Page 6

5. Meningkatkan Pemberdayaan Petani dan Peran Kelembagaan Tanaman Tahunan dengan Cara Memberikan Pelatihan Kepada Petani.

B. Strategi

Strategi Pembangunan Perkebunan Tanaman Tahunan 1. Strategi Umum

Untuk mencapai sasaran, mewujudkan visi, misi dan tujuan, serta mengimplementasikan kebijakan pembangunan perkebunan selama periode 2010-2014, strategi pembangunan pertanian tahun 2010-2014 yang dikenal dengan Tujuh Gema Revitalisasi menjadi strategi umum pembangunan perkebunan tahun 2010-2014. Komponen 7 (tujuh) Gema Revitalisasi dan penjelasannya seccara garis besar sebagai berikut:

a. Revitalisasi Lahan

Ketersediaan sumberdaya lahan, termasuk air, yang memadai baik secara kuantitas dan kualitas merupakan faktor yang sangat fundamental bagi pertanian. Lahan dan air sebagai media dasar tanaman harus dijaga kelestariannya agar sitem produksi dapat berjalan secara berkesinambungan. Beberapa aspek yang perlu mendapat perhatian secara serius dalam revitaliasasi lahan adalah : ketersediaan, kesuburan, atau pengelolaan, status dan kepemilikan lahan pertanian dan ketersediaan air pertanian.

b. Revitalisasi Perbenihan

Setelah lahan dan air maka dalam aspek budidaya ketersediaan benih dan bibit unggul merupakan suatu hal yang sangat fundamental.

Perpaduan antara lahan, yang subur dengan benih/bibit yang unggul akan memproduksi/melahirkan produksi yang unggul. Secara historis peran benih unggul telah dibuktikan pada saat keberhasilan dalam peningkatan produksi pada era Revolusi Hijau ditahun 1960-an, dan keberhasilan swasembada beras dan jagung yang dicapai baru-baru ini juga karena penggunaan benih unggul.Dengan demikian untuk mencapai dan mempertahankan swasembada pangan yang berkelanjutan maka perangkat perbenihan harus kuat.

c. Revitalisasi Infrastruktur dan Sarana

Jalan usaha tani sangat penting meningkatkan efisiensi usahatani terutama dalam hal pengangkatan sarana produksi dan hasil panen.

Upaya untuk membuat jalan usaha tani dan jalan tingkat desa perlu terus dilakukan. Untuk hal ini koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Pemerintah setempat sangat diperlukan terutama untuk membuka akses ke daerah sentra produksi pertanian.

(10)

RKT Tanhun tahun 2012 Page 7

d. Revitalisasi Sumber Daya Manusia

Manusia merupakan sumber daya yang sangat vital karena merupakan pelaku utama pembangunan, termasuk pertanian. Tanpa pelaku yang handal dan berkompenten, maka pembangunan pertanian tidak dapat berjalan secara optimal. Kementerian Pertanian mengembangkan berbagai kegiatan bagi peningkatan sumber daya pertanian melalui pendidikan, pelatihan, magang, dan sekolah lapang.Pembinaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia ini diperuntukkan bagi petani dan aparatur pertanian.

e. Revitalisasi Pembiayaan Pertanian

Kendala yang dialami petani utamanya petani menengah ke bawah adalah akses terhadap permodalan. Hal ini disebabkan karena masalah klasik yaitu tidak adanya jaminan/agunan yang dipersyaratkan perbankan.

Pada kondisi ini petani terpaksa berhubungan dengan rentenir yang sudah barang tentu dengan bunga yang mencekik. Untuk memperbaiki kendala ini, maka upaya-upaya yang selam ini dilakukan perlu diteruskan seperti penyediaan skim perkreditan dengan kemudahan proses administrasi seperti KKP-E, KPEN-RP, KUPS; memperluas skim baru yang lebih mudah; menumbuhkan kelembagaan ekonomi mikro di pedesaan;

melakukan koordinasi dengan instansi di pusat dan di daerah untuk mempermudah petani dalam mengakses sumber pembiayaan koperasi termasuk skim pembiayaan yang sudah ada, dan menumbuhkan kembali koperasi khususnya di bidang pertanian.

f. Revitalisasi Kelembagaan Petani

Kegiatan pertanian secara alami melibatkan sumberdaya manusia (petani) yang cukup banyak, sarana produksi dan permodalan yang cukup besar.

Selain itu juga sangat berhubungan erat dengan sumber inovasi tekhnologi dan informasi pasar mulai dari hulu sampai hilir. Dengan karakteristik seperti ini maka mempermudah melakukan koordinasi sangat diperlukan kelembagaan petani. Melalui kelembagaan petani, mereka dengan mudah melakukan koordinasi di antara anggota kelompok dan antara kelompok. Demikian juga melalui kelompok mereka akan menjadi kuat untuk bisa mengakses pasar dan informasi.

g. Revitalisasi Teknologi dan Industri Hilir

Hal yang perlu dilakukan dalam rangka revitalisasi teknologi dan industri hilir adalah meningkatkan kegiatan penelitian khususnya dalam rangka penciptaan inovasi teknologi benih, bibit, pupuk, obat hewan dan tanaman, alsintan dan produk olahan, pemanfaatan sumberdaya lahan dan air, dan pengelolaan limbah kebun menjadi suatu produk bermanfaat;

mempercepat diseminasi hasil penelitian dengan mengoptimalkan kelembagaan pengkajian, diklat, penyuluhan, tenaga teknis pertanian

(11)

RKT Tanhun tahun 2012 Page 8

lapangan dan kelembagaan petani; mendorong pengembangan industri pengolahan pertanian di perdesaan secara efisien guna peningkatan nilai tambah dan daya saing di pasar dalam negeri dan internasional;

meningkatkan jaminan pemasaran dan stabilitas harga komoditas pertanian, dan; meningkatkan dan menjaga mutu dan keamanan pangan pada semua tahapan produksi mulai dari hulu sampai hilir.

2. Strategi Khusus

Strategi umum pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 merupakan strategi yang mengacu pada target utama pembangunan pertanian sehingga sifatnya masih sektoral. Agar lebih sesuai dengan karakteristik khusus sub sektor perkebunan, strategi umum dimaksud diformulasikan ke dalam strategi khusus sebagai berikut:

a) Peningkatan Produksi, Produktivitas, Dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan

b) Pengembangan komoditas

c) Peningkatan dukungan terhadap sistem ketahanan pangan d) Investasi usaha perkebunan

e) Penguatan dan Pengembangan sistem informasi manajemen tanaman tahunan.

f) Pengembangan SDM

g) Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha

h) Pengembangan dukungan terhadap pengelolaan SDA dan lingkungan hidup

2.1. Strategi peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan.

Strategi ini merupakan upaya untuk meningkatkan produksi, produktivi-tas, dan mutu tanaman perkebunan baik melalui penerapan teknologi budidaya yang baik (Good Agri-cultural Practices/GAP) berupa penyediaan benih unggul bermutu/ bersertifikat dan sarana produksi, optimasi pemanfaatan sumber daya lahan dan dukungan perlindungan perkebunan yang optimal.

Adapun rencana aksi dari strategi tersebut meliputi :

a) Mengembangkan budidaya ta-naman perkebunan melalui pene-rapan IPTEK dan 4-ASI (Intensi-fikasi, Rehabilitasi, Ekstensi-fikasi dan Diversifikasi), yang didukung dengan sistem penyu-luhan dan pendampingan yang intensif.

b) Mengoptimalkan dukungan penyediaan benih unggul bermutu dan sarana produksi, dukungan perlindungan perkebunan dan penanganan gangguan usaha perkebunan serta dukungan manajemen dan teknis lainnya.

c) Mendorong pengembangan usaha budidaya tanaman perkebunan pada wilayah perbatasan, pemekaran, penyangga, maupun kawasan ekonomi khusus (KEK), dan optimalisasi pemanfaatan lahan.

2.2. Strategi pengembangan komoditas

Direktorat Jenderal Perkebunan berjumlah 127 jenis tanaman. Strategi pengembangan komoditas dilakukan melalui upaya-upaya

(12)

RKT Tanhun tahun 2012 Page 9

memprioritaskan pengembangan komoditas unggulan nasional yang meliputi karet, kelapa, kelapa sawit, kopi, kakao, teh, jambu mete, cengkeh, lada, jarak pagar, tebu, tembakau, kapas, nilam, dan kemiri sunan, dan mendorong pemerintah daerah untuk memfasilitasi pengembangan komoditas spesifik dan potensial di wilayahnya.

Rencana aksi untuk strategi ini adalah:

(a) Mendorong pengembangan komoditas unggulan nasional dan lokal sesuai dengan peluang pasar, karakteristik dan potensi wilayah dengan penerapan teknologi budidaya yang baik.

(b) Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lahan, seperti lahan pekarangan, lahan pangan, lahan cadangan dan sisa aset lahan lainnya dengan pengembangan cabang usahatani lain yang sesuai.

(c) Menumbuhkembangkan kawasan komoditas unggulan berbasis pedesaan dengan pengelolaan dari hulu sampai hilir dalam satu kawasan.

(d) Mendorong pengembangan usaha budidaya tanaman perkebunan untuk mendukung penumbuhan sentra-sentra kegiatan ekonomi pada wilayah khusus antara lain wilayah perbatasan dan penyangga (bufferzone), wilayah konflik/pasca konflik, wilayah bencana alam serta wilayah pemekaran.

(e) Mendorong pengembangan aneka produk (products development) perkebunan serta upaya peningkatan mutu untuk memperoleh peningkatan nilai tambah.

(f) Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana pen-dukung pengembangan per-kebunan.

2.3. Strategi peningkatan dukungan terhadap sistem ketahanan pangan Ketahanan pangan merupakan suatu kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik dari jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau (UU nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan). Sebagai tindak lanjut dari target utama Kementerian Pertanian, yaitu Peningkatan Diversifikasi Pangan yang diindikasikan dari skor PPH (93,3 pada tahun 2014), sub sektor perkebunan diamanahkan secara khusus untuk berkontribusi dalam pemenuhan skor PPH tersebut dari komponen minyak dan lemak, dan gula yang ditargetkan rata-rata 15 point per tahun sampai dengan 2014.

Rencana aksi yang akan dilakukan meliputi :

(1) Meningkatkan pengembangan diversifikasi usahatani dengan komoditas bahan pangan di areal perkebunan secara in-tensif dan berkelanjutan.

(2) Meningkatkan penyediaan protein hewani melalui in-tegrasi cabang usahatani ter-nak yang sesuai pada areal perkebunan.

(3) Mendorong ketersediaan dan keterjangkauan sumber pa-ngan yang berasal dari per-kebunan.

2.4. Strategi investasi usaha perkebunan

Strategi ini dimaksudkan untuk lebih mendorong iklim investasi yang kondusif dalam pengembangan agribisnis perkebunan dan

(13)

RKT Tanhun tahun 2012 Page 10

meningkatkan peran serta pekebun, UMKM, masyarakat, dan swasta.

Perbankan telah menyediakan kredit program dan kredit komersial untuk investasi di bidang perkebunan. Kredit program untuk petani meliputi KKP-E, KPEN-RP, dan KUR. Selain itu Pemerintah juga memberikan bantuan melalui Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK). Rencana aksi dari strategi ini adalah:

a) Memberikan fasilitasi, advokasi dan bimbingan dalam memperoleh kemudahan akses untuk pelaksanaan investasi usaha perkebunan;

b) Mendorong pelaksanaan pemanfaatan dana perbankan untuk pengembangan perke-bunan terutama untuk usaha kecil dan menengah

c) Mendorong terciptanya iklim investasi yang kon-dusif, mencakup:

pe-ngembangan sistem pela-yanan prima, jaminan ke-pastian dan keamanan berusaha;

d) Memberikan fasilitasi ter-sedianya sumber dana dari pengembangan komoditas dan sumber lainnya untuk pengembangan usaha perkebunan;

e) Mendorong lembaga penjamin kredit untuk berpartisipasi dalam pembangunan perkebunan.

2.5. Strategi pengembangan sistem informasi manajemen perkebunan

Sistem informasi manajemen adalah serangkaian sub sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi yang secara rasional serta mampu mentransfer data sehingga menjadi informasi guna meningkatkan produktivitas. Berbagai capaian yang telah diraih yaitu Simonev, SAI, Simpeg, website, dan e-form maupun e-government. Dalam rangka pengembangan sistem informasi manajemen perkebunan ini ditempuh rencana aksi sebagai berikut:

a) Mengembangkan sistem informasi, mencakup kemampuan menyusun, memperoleh dan menyebar luaskan informasi yang lengkap mengenai SDM, teknologi, peluang pasar, manajemen, permodalan, usaha perkebunan untuk mendorong dan menumbuhkan minat pelaku usaha, petani dan masyarakat.

b) Meningkatkan jejaring kerja dengan institusi terkait 2.6. Strategi pengembangan Sumberdaya Manusia (SDM)

Strategi ini diarahkan untuk mendukung berlangsungnya proses perubahan guna terwujudnya sistem dan usaha agribisnis perkebunan yang bertumpu kepada kemampuan dan kemandirian pelaku usaha perkebunan. Berkenaan dengan hal tersebut, rencana aksi yang akan dilaksanakan mencakup upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas SDM baik petugas, pekebun, maupun masyarakat dengan cara:

a. Petugas

- Meningkatkan kualitas, moral dan etos kerja petugas termasuk di dalamnya petugas fungsional.

- Meningkatkan lingkungan kerja yang kondusif dan membangun sistem pengawasan yang efektif.

(14)

RKT Tanhun tahun 2012 Page 11

- Meningkatkan penerapan sistem recruitment dan karir yang terprogram serta transparan untuk mewujudkan petugas yang profesional.

- Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan dan sikap prakarsa petugas yang pro-aktif dalam mewujudkan pelayanan prima sesuai kebutuhan pelaku usaha.

b. SDM Pekebun dan Masyarakat

- Meningkatkan kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dan kemandirian pekebun dan masyarakat untuk mengoptimasikan usahanya secara berkelanjutan.

- Memfasilitasi dan mendorong kemampuan pekebun dan masyarakat untuk dapat mengakses berbagai peluang usaha dan sumberdaya dalam memperkuat/memper-tangguh usaha taninya.

- Menumbuhkan kebersamaan dan mengembangkan kemampuan dan keterampilan pekebun dan masyarakat dalam mengelola kelembagaan petani dan kelembagaan usaha serta menjalin kemitraan.

2.7. Strategi pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha

Kelembagaan petani didorong untuk tumbuh dari bawah yang dimulai dari kelompok tani, gabungan kelompok tani, sampai koperasi komoditi yang berbadan hukum. Kelembagaan petani dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelembagaan petani yang bersifat sosial dan yang berfungsi ekonomi. Kelembagaan petani yang bersifat sosial berupa asosiasi petani yang sampai saat ini telah terbentuk sebanyak 11 asosiasi petani.

Sedangkan kelembagaan petani yang berfungsi ekonomi berupa koperasi komoditi yang sampai saat ini telah terbentuk 2.750 unit.

Strategi pengembangan kelembagaan dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian kelembagaan agribisnis perkebunan dalam memanfaatkan peluang usaha yang ada. Adapun strategi pengembangan kemitraan usaha dimaksudkan untuk dapat memperoleh manfaat maksimal dari kegiatan agribisnis perkebunan. Untuk itu rencana aksi yang akan ditempuh adalah:

a) Mendorong peningkatan kemampuan dan kemandirian kelembagaan petani untuk menjalin kerjasama usaha dengan mitra terkait serta mengakses berbagai peluang usaha dan sumberdaya yang tersedia.

b) Memfasilitasi terbentuknya kelembagaan komoditas yang tumbuh dari bawah.

c) Memfasilitasi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan keuangan pedesaan.

d) Meningkatkan fungsi pendampingan kepada petani dan kelembagaan usahanya.

e) Memperkuat kemitraan yang saling menguntungkan, saling menghargai, saling bertanggung jawab, saling memperkuat dan

(15)

RKT Tanhun tahun 2012 Page 12

saling ketergantungan antara petani, pengusaha, karyawan dan masyarakat sekitar perkebunan.

2.8. Strategi pengembangan dukungan terhadap pengelolaan SDA dan lingkungan hidup

Strategi ini merupakan upaya untuk memanfaatkan sumberdaya perkebunan secara optimal sesuai dengan daya dukung sehingga kelestariannya dapat tetap terjaga. Melalui strategi ini, pengembangan perkebunan dapat dilaksanakan secara harmonis ditinjau dari aspek ekonomi, sosial dan ekologi secara berkelanjutan. Rencana aksi dari strategi ini adalah:

(1) Meningkatkan penerapan sistem pertanian konservasi pada wilayah- wilayah perkebunan termasuk lahan kritis, gambut, DAS Hulu dan pengembangan perkebunan di kawasan penyangga sesuai kaidah- kaidah konservasi tanah dan air.

(2) Meningkatkan penerapan paket teknologi ramah lingkungan.

(3) Meningkatkan pemanfaatan pupuk organik, pestisida nabati, agens pengendali hayati serta teknologi pemanfaatan limbah usaha perkebunan yang ramah lingkungan.

(4) Meningkatkan kampanye peran perkebunan dalam kontribusi penyerapan karbon dan penyedia oksigen dan peningkatan peran serta fungsi hidro-orologis.

(5) Meningkatkan upaya-upaya penerapan pembukaan lahan tanpa bakar

VIII. Rencana Kerja Tahun 2012

Untuk mencapai target indikator kinerja pada RKT Direktorat Tanaman Tahunan tahun 2012 ini didukung oleh rencana kerja Direktorat Tanaman Tahunan berupa Kegiatan peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman tahunan yang meliputi:

a. Revitalisasi tanaman perkebunan (kelapa sawit, karet dan kakao) seluas 147.729 ha;

b. Pengembangan komoditas ekspor berupa:

1) pengembangan kelapa seluas 11.600 ha (peremajaan 11.600 ha),

2) pengembangan kelapa sawit seluas 1.100 ha (pengembangan kelapa sawit 100 ha, pengembangan model-model peremajaan kelapa sawit 100 ha dan penggantian benih tidak bersertifikat dengan benih unggul bersertifikat 900 ha);

3) pengembangan jambu mete seluas 2.500 ha (peremajaan 850 ha, rehabilitasi 1.050 ha dan perluasan 600 ha);

4) pengembangan karet seluas 3.050 ha (peremajaan 2.250 ha, perluasan 800 ha);

c. Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati/bio energy berupa pengembangan kemiri sunan seluas 35 ha dan pengembangan jarak pagar seluas 150 ha;

(16)

RKT Tanhun tahun 2012 Page 13

d. Pembangunan kebun sumber bahan tanam untuk tanaman karet 16 ha, kelapa 35 ha, kemiri sunan 6 ha dan jambu mete 20 ha;

e. Penilaian Kebun Sumber Bahan Tanam untuk tanaman kelapa sebanyak 2 paket;

f. Pemeliharaan Kebun Sumber Bahan Tanam untuk tanaman jambu mete seluas 1 ha dan kelapa seluas 22 ha;

g. Pemberdayaan petani tanaman tahunan sebanyak 74 kelompok tani;

h. Pembinaan dan pengawalan pemberdayaan kelembagaan petani tanaman tahunan (9 kegiatan);

i. Pelatihan Fasilitator Daerah sebanyak 6 kegiatan;

j. Identifikasi dan Pendayagunaan Sumberdaya Tanaman Tahunan (31 kegiatan di 10 provinsi);

k. Integrasi Tanaman Tahunan Ternak (29 kelompok).

(17)

RKT Tanhun tahun 2012 Page 14

Matrik Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN DIREKTORAT TANAMAN TAHUNAN

Unit Organisasi Eselon II : Direktorat Tanaman Tahunan

Tahun Anggaran : 2012

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3)

Peningkatan Luas Areal Tanaman

Tahunan I Luas areal tanaman Kelapa Sawit 8.557.000 Ha

II Luas areal tanaman Karet 3.466.000 Ha

III Luas areal tanaman Kelapa 3.820.200 Ha

IV Luas areal tanaman Jambu Mete 574.900 Ha

V Luas areal tanaman Jarak Pagar 15.070 Ha

VI Luas areal tanaman Kemiri Sunan 4.000 Ha

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan Individual berdasarkan

Setelah diamati terlihat bahwa fenomena yang terjadi tidak sesuai dengan teori karena terjadinya perubahan tahun ke tahun yang begitu signifikan antara tingkat suku

Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta psikotes yang melamar ke berbagai perusahaan melalui yayasan psikologi Banjarmasin, yang berlangsung antara bulan April 2016

Paragraf yang dikembangkan dengan membandingkan dua atau lebih benda yang dianggap memiliki kesamaan lalu menarik

(3) Hermeneutika pembebasan yang memahami makna asal dalam konteks kekinian tanpa menafikan masa silam, dan lebih dari itu yang terpenting penafsiran atau

Kombinasi kedua tipe truss tersebut akan menghasilkan sebuah truss yang lebih efektif dalam pendistribusian gaya yang bekerja, serta memperkecil gaya tekan yang terjadi

Permendikbud 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Permendikbud 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan

Aplikasi pembelajaran dunia hewan untuk pembelajaran ini penulis menggunakan perangkat lunak Eclipse IDE dan Android Development Tools (ADT). Aplikasi berisi