• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK BERDASARKAN PERMENKES NOMOR 411/MENKES/PER/III/2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK BERDASARKAN PERMENKES NOMOR 411/MENKES/PER/III/2010"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK BERDASARKAN

PERMENKES NOMOR 411/MENKES/PER/III/2010

HARTONO KAHAR

Clincal Pathology Update on SURAMADE 1 Hotel Singgasana Surabaya 13-16 Juli 2011

(2)

PENDAHULUAN

• Pergeseran peran lab. klinik, pada pandangan lama lab.klinik sebagai penunjang klinis ->

diagnostik.

• Lab.Klinik memegang peran penting dalam

mendukung klinisi dalam menatalaksana medis pasien. 70% hasil pemeriksaan tes laboratorium dipergunakan sebagai dasar pengambilan

keputusan medis

• Kualitas laboratorium sangat penting

(3)

Lanjutan…

• Pada tanggal 25 Maret 2010, Menteri

Kesehatan menetapkan berlakunya Permenkes nomor 411 tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik.

• Bimtek pelaksanaan Riset Fasilitas Kesehatan (RIFASKES) tanggal 30 Juni hingga 2 Juli 2011 di Bandung yang akan mendata fasilitas

laboratorium mandiri.

• Tujuan pendataan fasilitas dan kemampuan laboratorium , pemantauan kinerja proses dan keluaran dari pelayanan laboratorium.

(4)

TUJUAN MATERI

• Umum:

• Mengetahui manajemen Laboratorium Klinik mengacu kepada Permenkes 411 tahun 2011

• Khusus:

– Pengertian mutu – Indikator mutu

(5)

KUALITAS LABORATORIUM

• Mutu menurut Juran adalah fitness for use .

• Mutu dua sisi yakni

(a) Karateristik hasil pelayanan sesuai dengan yang diperlukan konsumen -> meningkatkan kepercayaan konsumen, meningkatkan daya saing

(b) bebas dari kekurangan -> menurunkan angka kesalahan, mengurangi kerja ulang, menghemat waktu pelayanan, mengurangi ketidak puasan konsumen sehingga

menurunkan pembiayaan yang tidak perlu dikeluarkan (Juran JM., 1989),

(6)

Lanjutan …

• Dari sudut pandang individu pemberi pelayanan, ada dua konsep kualitas yakni

– kualitas dinilai dari aspek teknik atau ilmiah

– aspek nonteknik atau interpersonal (Garza

D and Becan-McBride, 2002).

(7)

ASPEK TEKNIK

• Pelayanan yang dilakukan oleh petugas yang memiliki kemampuan tinggi, kompeten akan memiliki kualitas pelayanan yang tinggi.

• Misalnya pemeriksaan HIV yang dilakukan oleh seorang tenaga analis yang terampil dan terlatih dalam pemeriksaan HIV akan memiliki kualitas hasil pemeriksaan yang tinggi

(8)

Lanjutan

• Aspek nonteknik atau interpersonal adalah kualitas dinilai dari seberapa jauh seorang

tenaga kesehatan memberikan pelayanan dengan

– penuh perhatian, – komunikasi efektif, – sopan,

– aman bagi pasien, – tepat waktu serta

– menyenangkan pasien.

(9)

Lanjutan

• Sehingga pelayanan yang diberikan memiliki dampak positif maksudnya hasil pemeriksaan laboratorium berguna bagi pasien dan klinisi

dalam menatalaksana medis pasien.

• Petugas memberikan pelayanan yang tepat, tidak membahayakan pasien misalnya tidak ada specimen yang tertukar.

• Serta pasien merasa nyaman dan senang mendapatkan pelayanan di laboratorium.

(10)

Lanjutan

• Indikator kualitas dapat pula dinilai berdasarkan keamanan, ketepatan waktu, efektifitas dan efisiensi (Shahangian S and Snyder SR., 2009).

• Indikator mutu dinilai berdasarkan kecukupan struktur, proses dan keluaran (Garza, 2002)

• Permenkes nomor 411-tahun 2010

menggunakan indikator ini dalam menilai mutu laboratorium Klinik

(11)

MANAJEMEN MUTU LABORATORIUM

• Berdasarkan Permenkes nomor 411 tahun

2010, Laboratorium klinik diklasifikasi menjadi : – laboratorium klinik umum pratama,

– laboratorium klinik umum madia – laboratorium klinik umum utama.

• Klasifikasi didasarkan kepada fasilitas dan kemampuan laboratorium melaksanakan pemeriksaan tes laboratorium.

(12)

Lanjutan

• Aspek struktur: struktur fisik, struktur personal, struktur manajemen atau administrasi.

• Aspek proses merupakan pengukuran proses suatu kegiatan bisa fase praanalitik, fase analitik atau pasca analitik.

• Aspek Keluaran merupakan hasil kegiatan

pelayanan laboratorium dapat berupa keluaran langsung atau dampak dari keluaran (Garza D and Becan-McBride K, 2002).

(13)

Chawla et al (2010)

• Evaluasi kinerja laboratorium dengan indikator praanalitik, analitik dan pascaanalitik.

– indikator kualitas preanalitik :

mengukur besar sampel yang tidak dapat dianalisis akibat hemolisis, lipemik, kurang volume, sampel beku dan sampel yang perbandingan dengan antikoagulan tidak tepat.

(14)

Chawla et al (2010)

- Indikator kualitas fase analitik berupa seberapa besar kesesuaian dengan pemantapan mutu (Quality Control),

pengulangan pemeriksaan akibat bekuan, dan permintaan tes yang tidak lengkap.

- Indikator pascaanalitik menggunakan

perpanjangan turnaround time, pelaporan dengan nilai kritis dan laporan

pengulangan tes.

(15)

INDIKATOR STRUKTUR

• Struktur fisik, struktur personal, struktur

manajemen atau administrasi (Garza D et al, 2002)

dan aturan pemerintah (Kringos DS., et al, 2010).

• Pada permenkes 411 tahun 2010 dituliskan ada persyaratan minimal bangunan dan

prasarana, peralatan dan kemampuan

pemeriksaan untuk laboratorium klinik tingkat pratama, madya dan utama.

(16)

Tabel 1 Persyaratan minimal Bangunan dan Prasarana (Permenkes 411 tahun 2010)

NO JENIS KELENGKAPAN LABORATORIUM KLINIK UMUM

PRATAMA MADYA UTAMA

1 Gedung Permanen Permanen Permanen

2 Ventilasi 1/3 x luas lantai 1/3 x luas lantai 1/3 x luas lantai

3 Penerangan 5 watt/ m2 5 watt/ m2 5 watt/ m2

4 Air mengalir 50 L/pekerja/hari 50 L/pekerja/hari 50 L/pekerja/hari 5 Daya Listrik Sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan

6 Ijin Dinkes kab/kodya Dinkes Prop Dirjen Binayanmed

7 Tata ruang

7.1 Ruang tunggu 6 m2 12 m2 24 m2

7.2 Ruang ganti Ada Ada Ada

7.3 Ruang Pengambilan specimen 6 m2 9 m2 9m2

7.4 Ruang Adminstrasi 6 m2 9 m2 9m2

7.5 Ruang Pemeriksaan 15 m2 30 m2 60 m2

7.6 Ruang Sterilisasi Ada Ada Ada

7.7 Ruang Makan/ minum Ada Ada Ada

7.8 WC pasien Ada Ada Ada

7.9 Wc pegawai Ada Ada Ada

8 Penampungan/ pengolahan Limbah cair

Sesuai ketentuan Sesuai ketentuan Sesuai ketentuan

9 Penampungan/ pengolahan Limbah padat

Sesuai ketentuan Sesuai ketentuan Sesuai ketentuan

(17)

Tugas penanggung jawab teknis

• menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium,

• menentukan pola pelayanan serta tatakerjanya,

• melaksanaklan pengawasan,

• pengendalian, dan evaluasi kegiatan, melaksanakan pemantapan mutu,

• memberikan pendapat terhadap hasil pemeriksaan laboratorium,

• memberikan konsultasi dan memberikan masukan ke pihak manajemen mengenani pelaksanaan kegiatan dan peningkatan mutu pelayanan.

(18)

Tugas dokter spesialis dan atau dokter selaku teknis laboratorium antara lain

• melaksanakan kegiatan teknis dan melakukan

• pembinaan kepada tenaga analis kesehatan,

• mengkoordinir kegiatan pemantapan mutu,

• mengkoordinir dan melaksanakan kegiatan keamanan dan keselamatan kerja di

laboratorium serta

• melakukan konsultasi medis dengan tenaga medis lain.

(19)

Tabel 2. Personal berdasarkan Klasifikasi Laboratorium Klinik (Permenkes 411 tahun 2010)

NO JENIS TENAGA LABORATORIUM KLINIK UMUM

PRATAMA MADYA UTAMA

1 Penanggung jawab Teknis

Dokter + sertfikat (*)

DSPK DSPK

2 Tenaga teknis administrasi

2 orang analis kesehatan

4 orang analis kesehatan

Min 1 orang DSPK, 6 orang Analis

kesehatan

3 Tenaga Perawat Tidak 1 orang 1 orang

4 Tenaga analis sertifikat Mikrobiologi

Tidak Tidak 2 orang

5 Tenaga Administrasi 1 orang 2 orang 3 orang

(20)

Tugas analis kesehatan atau sedrajat

• melakukan pengambilan dan pengumpulan

specimen sesuai standar pelayanan dan standar operasional prosedur,

• melaksanakan kegiatan pemantapan mutu,

• melaksanakan kegiatan keamanan dan keselamatan di laboratorium dan

• melakukan konsultasi kepada penanggung jawab teknis atau tenaga teknis lainnya

(21)

Tugas Perawat di laboratorium klinik

• melakukan tindakan pengambilan specimen klinik,

• melakukan pertolongan pertama terhadap pasien,

• melakukan kegiatan keamanan dan keselamatan kerja serta

• melakukan konsultasi dengan penanggung jawab teknis

(22)

Struktur manajemen/ administrasi

• Permenkes 411 tahun 2010 tidak secara nyata menuliskan persyaratan administrasi

laboratorium misalnya Visi, misi dan tujuan pelayanan laboratorium, Bagan struktur

organisasi, Perencanaan kegiatan, secara

tersirat dapat dibaca pada tugas dan tanggung jawab dari personal laboratorium Klinik.

(23)

Aturan Pemerintah

• Pada Permenkes 411 tahun 2010, pasal 8 dituliskan bahwa setiap penyelenggaraan laboratorium klinik harus memiliki ijin.

• Laboratorium diberi ijin bila memenuhi standar menurut pedoman Akreditasi Laboratorium

Kesehatan merujuk KEPMENKES no.

298/Menkes/SK/III/2008.

• Akreditasi ini wajib diikuti oleh laboratorium

klinik, sebagai tertulis pada pasal 6 permenkes 411 tahun 2011.

(24)

Ijin Laboratorium

• Izin laboratorium klinik Pratama dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan kabupaten/ Kota

• Izin laboratorium klinik madya dikeluarkan oleh kepala dinas propinsi

• Izin laboratorium klinik utama dikeluarkan oleh Direktur jendral Bina Pelayanan Medik

(25)

Tabel 1. Proses kegiatan pelayanan di Laboratorium Klinik

(Garza D and Becan-McBride, 2002)

Praanalitk di luar laboratorium Identifikasi dan informasi

Pengambilan darah vena, kapiler Penggunaan peralatan dengan benar Transportasi dan penanganan spesimen Praanalitik di dalam

laboratorium

Penanganan specimen

Registrasi specimen dan distribusi Sentrifugasi

Identifikasi alikuot

Penyimpanan spesimen

Analitik Pelaksanaan analisis spesimen

Pascaanalitik Pelaporan hasil analisis tes

Pemantauan tes atau pengulangan tes

(26)

Lanjutan

• Lab PA hanya dapat melakukan pemeriksaan atas permintaan tertulis Dokter Spesialis PA (Pasal 8 ayat 1)

• Perlu diperhatikan bahwa laboratorium klinik dilarang mendirikan pos sampel atau

laboratorium pembantu (pasal 9)

(27)

Dalam hal kegiatan berkaitan dengan

pengambilan specimen, pada permenkes 411 tahun 2010, pada pasal 8

Permintaan pemeriksaan laboratorium yang dapat dilayani :

(a) fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah atau swasta

(b) dokter

(c) dokter gigi untuk pemeriksaan keperluan kesehatan gigi dan mulut

(d) bidan untuk pemeriksaan kehamilan dan kesehatan ibu

(e) instansi pemerintah untuk penegakkan hukum

(28)

KELUARAN

Survei kepuasan pelanggan

• Laboratorium Klinik wajib memperhatikan fungsi sosial.

• Laboratorium melakukan survey kepuasan pelanggan.

• Kegiatan ini dilakukan secara berkala, minimal 2 kali dalam satu tahun.

• Dari hasil evaluasi, hendaknya ditindak lanjuti dalam bentuk perubahan atau perbaikan

(Pedoman Akreditasi, 2009).

(29)

Lanjutan

Kendali Mutu

• Pasal 6 Permenkes 411 tahun 2010 tercantum bahwa laboratorium Klinik wajib melaksanakan pemantapan mutu eksternal yang diakui oleh pemeriksaan,

• Melaksanakan akreditasi yang diselenggarakan komite Akreditasi Laboratorium Kesehatan

(KALK) setiap 5 tahun.

(30)

KESIMPULAN

• Mutu Laboratorium Klinik harus dipantau dan selalu ditingkatkan

• Mutu lab Klin adalah fitness for use

• Indikator mutu:

– Teknik dan nonteknik

– Keamanan, ketepatan waktu, efektifitas dan efisiensi

– Struktur, proses, keluaran (Permenkes 411- 2010)

– Praanalitik, analitik dan pascaanalitik

(31)

TERIMA KASIH ATAS

PERHATIANNYA

Gambar

Tabel 1 Persyaratan minimal Bangunan dan Prasarana (Permenkes 411 tahun 2010)
Tabel 2. Personal berdasarkan Klasifikasi Laboratorium Klinik (Permenkes 411 tahun 2010)
Tabel 1.  Proses kegiatan pelayanan di Laboratorium Klinik

Referensi

Dokumen terkait

Degree in Hindi, she has fulfilled all the conditions laid down in the ordinance of Aligarh Muslim University, Aligarh.

Yang menjadi pengurus pada divisi tajwid tahsin adalah mahasiswa yang sebelumnya telah mengikuti pembelajaran atau menjadi anggota pembelajaran selama 1 tahun atau 2

karbon sebagai inhibitor korosi baja karbon dalam larutan elektrolit jenuh karbon dioksida yang sesuai dengan kondisi di industri petroleum serta mempelajari mekanisme

Film dipandang sebagai karya sastra sebab memiliki unsur-unsur pembangun seperti unsur intrinsik dan ekstrinsik yang sama dengan drama. Dalam film terdapat tokoh

[r]

Selanjutnya peserta yang dinyatakan diterima dapat melakukan pendaftaran ulang (Registrasi) dengan mengikuti ketentuan pada Pengumuman Pendaftaran Ulang (Registrasi)

Menurut Sobri (1999) pendapatan disposibel adalah suatu jenis penghasilanyang diperoleh seseorang yang siap untuk dibelanjakan atau dikonsumsikan.Besarnya pendapatan disposibel yaitu

Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa kadar biji pecah dan level penyangraian berpengaruh sangat nyata terhadap fragrance/aroma, flavor, aftertaste, salt/acid,