BAB II
LANDASAN TEORI
4.1. Konsep Dasar Sistem
Saat ini sistem banyak dibicarakan oleh orang karena sistem sangat penting bagi manajemen pada semua tingkatan tertentu sistem informasi untuk mendukung di dalam pengambilan keputusan.
Menurut Pratama (2014:7) mengemukakan “Sistem didefinisikan sebagai sekumpulan prosedur yang saling berkaitan dan saling terhubung untuk melakukan suatu tugas bersama-sama.”
Menurut Hall dalam Ardana dan Lukman (2016:3) mendefinisikan
“sistem adalah sekelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berhubungan untuk melayani tujuan umum.”
2.1.1. Karakteristik Sistem
Menurut Ardana dan Lukman (2016:8) Setiap sistem mempunyai karakteris atau ciri-ciri pokok sebagai berikut :
1. Satuan Unit/Entitas
Satuan entitas, satuan organisasi, satuan unit kerja merupakan satu- kesatuan wadah, wujud, bentuk atau tempat dimana berbagai elemen berkumpul dan saling berinteraksi.
2. Komponen-komponen
Komponen-komponen (bagian-bagian, elemen-elemen, unsur-unsur) merupakan kumpulan dari berbagai orang, benda, atau IDE.
3. Interaksi Komponen
Suatu sistem bukan hanya sekedar kumpulan atau gabungan komponen- komponen. Kalau hanya digabungbegitu saja , maka setiap komponen tidak mempunya arti apa-apa. Dalam setiap sistem, yang penting adalah bahwa setiap komponen mempunyai peran dan memberikan kontribusi bagi keberdaan sistem sebagai satu-kesatuan utuh. Untuk dapat memberikan kontribusi, maka setiap komponen saling berinteraksi, saling berhubungan, saling bekerja sama, membentuk suatu mekanisme jaringan kerja.
4. Batasan Sistem dan Lingkungan Luar
Setiap sistem mempunyai batas dengan lingkungan luar atau sistem supra.
Batasan sistem adalah suatu garis atau lingkaran, dapat berwujud fisik atau imajiner, yang menandai atau yang menjadikan pembeda antara sistem tersebut dengan sistem-supranya.
5. Model Aktivitas Sistem
Model umum aktivitas suatu sistem, yaitu masuk (input) - proses (process) - keluaran (output).
6. Tujuan/Sasaran
Sasaran tujuan ini diwujudkan dalam bentuk keluaran (output) yang diperlukan oleh sistem lain atau supra-supranya.
7. Suatu Kegiatan yang Berulang secara Natural
Setiap sistem dibuat karena adanya aktivitas yang rutin dan berulang.
2.1.2. Klasifikasi Sistem
Menurut Ardana dan Lukman (2016:8) Sistem dapat diklasifikan berdasarkan beberapa aspek, antara lain:
1. Ditinjau dari sudut penciptanya
a. Sistem alamiah (sistem ciptaan Tuhan), contohnya : sistem tata surya, sistem alam jagad raya, sistem tubuh manusia, dsb.
b. Sistem buatan manusia, contohnya: sistem pendingin udara (ac), sistem transportasi umum, sistem pendidikan nasional, dsb.
2. Ditinjau dari sudut keberadaanya
a. Sistem fisik, yaitu suatu sistem yang keberadaannya dapat dilihat secara fisik, misalnya: sistem fondasi cakar ayam, sistem komputer, sistem keamanan, sistem produksi, dsb.
b. Sistem abstrak, yaitu sistem yang tidak berwujud fisik, misalnya:
sistem filsafat Pancasila, sistem demokrasi, sistem komunis, dsb.
3. Ditinjau dari derajat interaksi dengan lingkungan luar
a. Sistem terbuka, suatu sistem yang keberadaannya banyak di pengaruhi oleh lingkungan luar sistem tersebut, misalnya: sistem perdagngan bebas, sistem perekonomian, sistem pendidikan, dsb.
b. Sistem tertutup, suatu sistem yang keberadaanya tidak di pengaruhi oleh lingkungan luar. Dalam kegidupan sehari-hari tidak ada sistem yang bersifat tertutup sepenuhnya. Sistem yang relative agak tertutup, misalnya: sistem arloji otomastis, sistem peradaban suku Badui Dalam, dsb.
4. Ditinjau dari derajat kepastiannya
a. Sistem tertentu (deterministic system), yaitu suatu sistem dimana perilaku, aktivitas atau hasil dari sistem tersebut dapat diprediksi secara pasti. Contoh arloji otomatis, sistem pendingin udara, dsb.
b. Sistem probabilistic (probabilistic system), yaitu suatu sistem di mana perilaku, aktivitas, dan hasil dari suatu sistem yang sulit diprediksi secara pasti. Contohnya: sistem latihan sepak bola, sistem pembangunan, sistem pendidikan budi pekerti, dsb.
2.1.3. Konsep Dasar Informasi
Menurut Dermawan dan Fauzi (2015:2) mendefinisikan “Informasi merupakan hasil dari pengolahan data, tetapi tidak semua hasil dari pengolahan tersebut bisa menjadi informasi, hasil pengolahan data yang tidak memberikan makna atau arti serta tidak bermanfaat bagi seseorang bukan merupakan infomasi bagi orang tersebut.”
Dari uraian tentang informasi ini ada 3 hal penting yang harus di perhatikan disini, yaitu:
1. Informasi merupakan hasil pengoalahan dara 2. Memberikan makna atau arti
3. Berguna atau bermanfaat dalm meningkatkan kepastian
Menurut Pratama (2014:9) mengemukakan bahwa “Informasi merupakan hasil pengolahan data dari satu atau berbagai sumber, yang kemudian diolah, sehingga memberikan nilai, arti, dan manfaat.”
Berdasarkan defisini tersebut dapat disimpilkan bahwa informasi merupakan hasil pengolahan data dari berbagai sumber yang dapat memberikan manfaat, makna atau arti bagi seseorang.
Selain memeberikan manfaat atau arti informasi juga harus memiliki kualitas. Menurut Ardana dan Lukman (2016:11) patokan untuk menilai kualitas infomasi diantaranya:
1. Relevan (Relevance), informasi yang relevan akan mengurangi ketidakpastian, mengembangkan kemampuan pengambil keputusan untuk membuat prediksi atau mengkonfirmasikan atau mengkoreksi ekspektasi sebelumnya.
2. Andal (Reliable), informasi yang handal jika informasi itu bebas dari kesalahan atau bias dan secara akurat menggambarkan kejadian yang terjadi dalam organisasi.
3. Lengkap (Complete), informasi yang lengkap jika tidak menghilangkan aspek-aspek penting dari peristiwa yang mendasari atau kegiatan yang terukur.
4. Tepat waktu (Timely), informasi yang tepat waktu bila informasi diberikan pada waktu pemgambil keputusan membuat keputusan.
5. Dapat dimengerti (Understandable), informasi yang dapat dimengerti jika disajikan dalam format yang bermanfaat dan memenuhi persyaratan bagi penggunanya.
6. Dapat diverifikasi (Verifiable), informasi yang dapat di verifikasi jika dua orang yang kompeten bertindak secara independen akan menghasilkan informasi yang sama.
7. Dapat diakses (Accessible), informasi dapat diakses jika informasi itu tersedia bagi pengguna ketika dibutuhkan dan dalam format yang sesuai.
2.1.4. Konsep Dasar Sistem Informasi
Menurut Sutabri dalam (Samsinar dan Putrianti, 2015) mengemukakan bahwa:
Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelohan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk menyediakan laporan- laporan yang diperlukan oleh pihak luar tertentu.
Menurut Laudon dalam Ardana dan Lukman (2016:5) mendefinikan:
Suatu Sistem Informasi (SI) dapat didefinisikan secara teknis sebagai suatu rangkaian yang komponen-komponen saling terkait yang mengumpulkan (dan mengambil kembali), memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan mengendalikan perusahaan.
2.1.5. Konsep Dasar Akuntansi
Menurut Amerika Institute of Certified Public Accountans (AICPA) dalam Priyati (2013:1 ) mengemukakan bahwa :
Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa, fungsinya adalah menyediakan data kuantitatif, terutama yang mempunyai sifat dari kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan- keputusan dalam memilih alternatif-alternatif dari suatu keadaan atau dapat dikatakan : akuntansi adalah proses percatatan, penggolongan, peringkas dan penyajian secara sistematis dari transaksi-transaksi keuangan suatu badan usaha, serta penafsiran terhadap hasilnya.
2.1.6. Konsep Dasar Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Ardana dan Lukman (2016:6) “Sistem Informasi Akuntansi merupakan sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan memproses data sehingga menghasilkan informasi bagi para mengambil keputusan.”
Menurut Weygandt et al dalam (Kabuhung, 2013)“Sistem inforamsi akuntansi adalah sistem yang mengumpulkan dan memproses transaksi-
transaki data dan menyampaikan informasi keuangan kepada pihak-pihak tertentu.”
1. Komponen-komponen Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney Dan Steinbart dalam (Kabuhung, 2013) sistem informasi akuntansi terdiri 5 komponen, yaitu :
a. Orang-orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan berbagai fungsi.
b. Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan emyimoan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi.
c. Data tentang proses-proses bisnis organisasi
d. Software yang dipakai untuk memproses data organisasi
e. Infrastruktur teknologi informasi, termsuk komputer, perlatan pendukung (peripheral device), dan peraltan untuk komunikasi jaringan.
2. Unsur-unsur Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Chusing dalam (Kabuhung, 2013) unsur-unsur sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut:
a. Sumber Daya Manusia
Sistem informasi akuntansi membutuhkan sumber daya untuk dapat berfungsi. Sumber daya dapat diklasifikasikan sebagai alat,data, bahan pendukung, sumber daya manusia dan dana.
b. Peralatan
Perlatan merupakan unsur sistem informasi akuntansi yang berperan dalam mempercepat pengolahan data, meningkatkan ketelitian kalkulasi atau perhitungan dan kerapihan bentuk informasi.
c. Formulir
Formulir merupakan unsusr pokok yang digunakan untuk mencatat semua transaksi yang terjdai. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen.
d. Catatan
Catatan terdiri dari beberpa bagian, yaitu sebagai berikut:
1) Jurnal
Merupakan catatan akuntansi yang pertama digunakan untuk mencatat, mengklasifikasi dan meringkas data keuangan dan data yang lainnya.
2) Buku Besar
Terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya kedalam jurnal.
e. Prosedur
Prosedur menrupakan urutan ataua langkah-langkah untuk menjalan suatu pekerjaan, tugas atau kegiatan.
f. Laporan
Hasil akhir dari sistem informasi akuntansi adalah laporan keuangan dan laporan menajemen.
2.1.7. Konsep Dasar Persediaan
Menurut Prasetyo dalam (Tamodia,2013) Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang miliki perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam satu periode usaha yang normal, termsuk barang yang dalam pengerjaan/proses produksi menunggu masa penggunaanya pada proses produksi.
Menurut Rudianto dalam (Tamodia,2013) mengemukakan bahwa : Persediaan adalah sejumlah barang jadi, bahan baku, bahan dalam proses yang dimiliki perusahaan dagang dengan tujuan untuk dijual atau diproses lebih lanjut. Kesimpulannya adalah bahwa persediaan suatu istilah yang menunjukan segala sesuatu dari sumber daya yang ada dalam suatu proses yang bertujuan untuk mengantisipasi terhadap segala kemungkinan yang terjadi baik karena adanya permintaan maupun ada masalah lain.
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian persediaan merupakan barang-barang yang dimiliki untuk dijual atau digunakan proses produksi atau dipakai untuk keperluan non produksi dalam siklus kegiatan yang normal.
Berikut jurnal persediaan barang menurut (Tamodia, 2013), yaitu:
1. Pembelian Persediaan Barang secara Tunai Persediaan barang Rp. xxx
Kas Rp. xxx
2. Pembelian Persediaan Barang secara Kredit Persediaan Barang Rp. xxx
Utang Dagang Rp. xxx 3. Penjualan Barang Secara Tunai
a. Senilai ≤ Rp. 1.000.000 Kas Rp. xxx
Penjualan Rp. xxx b. Senilai ≥ Rp. 1.000.000
Bank Rp. xxx
Penjualan Rp. xxx 4. Penjualan Brang secara Kredit
Piutang Usaha Rp. xxx
Penjualan Rp. xxx 2.1.8. Metode Pencatatan Persediaan
Menurut (Tamodia, 2013) Metode Pencatatan Persediaan Untuk mencatat taransaksi-transaksi yang mempengaruhi nilai persediaan, terdapat dua metode sebagai berikut :
1. Metode Pisik/Periodik (Periodik/Phisical Inventory Sistem)
Dalam metode ini pencatatan persediaan hanya dilakukan pada akhir periode akuntansi melalui ayat jurnal penyesuaian. Transaksi yang mempengaruhi persediaan, dicatat masing-masing dalam perkiraan tersendiri sebagai berikut: Pembelian, Retur pembelian, Penjualan dan Retur penjualan. Untuk mendapatkan nilai persediaan secara periodik dilakukan perhitungan fisik (Stock Opname). Metode ini sudah mulai ditinggalkan karena secara jelas tidak mendukung integrasi sistem dimana, sepanjang peridode akuntansi berjalan tidak tersedia data mengenai posisi persediaan. Hal ini menyebabkan data bagian akuntansi kurang mendukung operasional. Laporan neraca dan rugilaba tidak akan dapat dibuat sebelum nilai persediaan diketahui.
2. Metode Perpetual (Continual Inventory Sistem)
Dalam metode ini pencatatan persediaan dilakukan setiap terjadi transaksi yang mempengaruhi persediaan. Saldo perkiraan persediaan akan menunjukan saldo persediaan yang sebenarnya. Dengan demikian pada saat penyusunan laporan keuangan tidak diperlukan ayat jurnal penyesuaian.
Pencatatan transaksi kedalam perkiraan persediaan, adalah berdasarkan harga pokok produksi, baik transaksi pembelian maupun penjualan. Metode ini akan menampilkan dapat menyediakan laporan neraca setiap saat baik untuk di print out maupun secara visual. Walaupun sistem perpetual menyediakan data persediaan secara terus menerus namun tetap diperlukan perhitungan fisik yang berfungsi untuk mencocokan fisik dengan catatan buku.
2.1.9. Penilaian Persediaan
Ada tiga metode penilaian persediaan diantaranya : 1. Metode FIFO
Menurut Kieso dkk dalam (Tamodia, 2013) berpendapat bahwa “Metode FIFO mengasumsikan bahwa barang pertama yang dibeli adalah barang pertama yang digunakan (dalam perusahaan manufaktur atau dijual dalam perusahaan dagang), karena itu, persedian yang tersedia merupakan barang yang dibeli paling terakhir.”
2. Metode LIFO
Menurut Kieso dkk dalam (Tamodia, 2013) mengemukakan bahwa “Metode LIFO merupakan metode menandingkan (matches) biaya dari barang-barang yang paling akhir dibeli terhadap pendapatan.”
3. Metode Rata-rata
Menurut Kieso dkk dalam (Tamodia, 2013) “Metode rata-rata merupakan metode menghitung harga pos-pos terdapat dalam persediaan atas dasar biaya rata-rata barang yang sama tersedia selama suatu periode.”
2.1.10. Konsep Dasar Perangkat Lunak
Menurut (Swara dan Pebriadi, 2016) mengemukakan bahwa:
Perangakat Lunak merupakan seluruh perintah yang digunakan untuk memproses informasi. Perangkat lunak dapat berupa program maupun prosedur yang didalam nya merupakan kumpulan perintah yang dimengerti oleh komputer sedangkan prosedur adalah perintah yang dibutuhkan oleh pengguna dalam memproses informasi.
Menurut Sukamto dan Shalahudin (2016:2) mendefinisikan “Perangkat lunak adalah program komputer yang tersosiasi dengan dokumentasi perangkat lunak seperti dokumentasi kebutuhan, model desain, dan cara penggunaan (user manual).”
1. Sistem Operasi
Menurut Kadir (2014:188) menegemukakan bahwa “Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai pengantara antara pemakai komputer dengan perangkat keras komputer.”
Tujuan dari sistem operasi adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan pemakai dapat menjalankan program apapun dengan mudah.
2. Visual Basic.Net
Menurut Hidayatulloh (2014:5) mendefiniskan:
Visual Basic.Net adalah Visual Basic yang direkayasa kembali untuk digunakan pada platform .NET sehingga aplikasi yang dibuat menggunakan Visual Basic .NET dapat berjalan pada sistem komputer apapun dan dapat mengambil data dari server dengan tipe apapun asalkan terinstal .NET framework.
3. DBMS
Menurut Kadir (2014:185) mengemukakan “DBMS (Database Management System) adalah program yang ditujukan untuk melakasanakan manajemen data.Perangkat lunak ini menyediakan fasilitas untuk menyimpan data, memanipulasi data dan mengambi data dengan cara yang mudah.”
4.2. Peralatan Pendukung
Peralatan pendukung (tools system) merupakan alat yang digunakan untuk menggambarkan bentuk logika model dari suatu sistem dengan menggunakan simbol-simbol, lambang-lambang, diagram-diagram yang menunjukkan secara tepat arti dan fungsinya. Adapun peralatan pendukung (tools system) yang dijelaskan sebagai model sistem yang akan dirancang adalah sebagai berikut :
2.2.1. Unified Modeling Language (UML)
Menurut Sukamto dan Shalahudin (2016:137) mendefinisikan bahwa:
Unified Modelimg Language (UML) merupakan bahasa visual untuk pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan diagram dan teks-teks mendukung. UML hanya berfungsi untuk melakukan pemodelan. Jadi penggunaan UML tidak terbatas pada metodologi tertentu pada kenyataannya UML paling banyak digunakan pada metodologi berorientasi objek.
Secara fisik, menurut Sukamto dan Shalahudin (2016:140) “UML adalah sekumpulan spesifikasi yang di keluarkan oleh OMG.”
UML terbaru adalah UML 2.3 yang terdiri dari 4 macam spesifikasi, yaitu Diagram Interchange Spesification, UML Infrastructure, UML Superstructure, dan Object Constraint Language (OCL).”
Pada UML 2.3 terdiri dari 13 macam diagram, namun pada kesempatan kali ini hanya akan membahas 4 macam diagram diantaranya, yaitu :
1. Use Case Diagram
Menurut Sukamto dan Shalahudin (2016:155) mengemukakan bahwa : Use case atau diagram use case merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang akan di buat. Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. Secara kasar, use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi itu.
Berikut ini adalah simbol-simbol yang ada pada diagram use case:
Tabel II.1
Simbol-simbol Use Case
Fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar atau aktor; biasanya dinyatakan dengan menggunakan kata kerja di awal di awal frase nama use case.
Orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat di luar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang; biasanya dinyatakan menggunakan kata benda di awal frase nama aktor.
Komunikasi antara aktor dan use case yang berpartisipasi pada use case atau use case memiliki interaksi dengan aktor.
Relasi use case tambahan ke sebuah use case dimana use case yang ditambahkan dapat berdiri sendiri walau tanpa use case tambahan itu;
mirip dengan prinsip inheritance pada pemograman berorientasi objek;
biasanya use case tambahan memiliki nama depan yang sama dengan use case yang di tambahkan, misal
arah panah mengarah pada use case yang ditambahkan; biasanya use case yang menjadi extend-nya merupakan jenis yang sama dengan use case yang menjadi induknya
Hubungan generalisasi dan spesialisasi (umum-khusus) antara dua buah use case dimana fungsi yang satu adalah fungsi yang lebih umum dari lainnya.
Validasi Username
Validasi User
Validasi Sidik Jari
<<extend>>
<<extend>>
Realasi use case tambahan ke sebuah use case dimana use case yang ditambahkan memerlukan use case ini untuk menjalankan fungsinya atau sebagai syarat di jalankan use case ini
Simbol Deskripsi
Nama Use Case
Use Case
Aktor/actor
Asosiasi/association
Nama aktor
Ekstensi/extend
<< extend >>
Generalisasi/generalization
<< include >>
<<uses>>
Menggunakan / include/uses
Sumber : Sukamto dan Shalahudin (2016:156) 2. Activity Diagram
Sukamto dan Shalahudin (2016:161) berpendapat bahwa “Activity Diagram dapat menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak.” Berikut ini simbol yang ada pada diagram aktivitas :
Tabel II.2
Simbol-simbol Activity Diagram
Status awal aktivitas sistem, sebuah diagram aktivitas memiliki sebuah status awal.
Aktivitas yang dilakukan sistem, aktivitas biasanya diawali dengan kata kerja.
Asosiasi percabangan dimana jika ada pilihan aktivitas lebih dari satu.
Asosiasi penggabungan dimana lebih dari satu aktivitas digabungkan menjadi satu.
Status akhir yang dilakukan sistem, sebuah diagram aktivitas memiliki sebuah status akhir.
Memisahkan organisasi bisnis yang
bertanggung jawab terhadap aktivitas yang terjadi.
aktivitas Status Awal
Aktivitas
Percabangan / decision
Penggabungan / join
Status akhir
Swimlane
Atau
nama swimlane
nama swimlane
Simbol Deskripsi
Sumber : Sukamto dan Shalahudin(2016:162)
3. Deployment Diagram
Menurut Sukamto dan Shalahudin (2016:154) berpendapat bahwa
“Diagram deployment atau deployment diagram adalah menunjukan konfigurasi komponen dalam proses eksekusi aplikasi.”
Diagram deployment juga dapat digunakna untuk memodelkan hal-hal berikut:
a. Sistem tambahan (embedded system) yang menggambarkan rancangan devide, node,dan hardware.
b. Sistem client/server.
c. Sistem terdistribusi murni d. Rekayasa ulang aplikasi 4. Sequence Diagram
Menurut Sukamto dan Shalahudin (2016:165) mengemukakan bahwa : Diagram sekuen merupakan diagram yang dapat menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima antar objek. Oleh karena itu untuk menggambarkan diagram sekuen maka harus diketahui objek-objek yang terlibat dalam use case beserta metode-metode yang dimiliki kelas yang diinstansiasi menjadi objek itu. Membuat diagram sekuen juga dibutuhkan untuk melihat skenario yang ada pada use case.
2.2.2. Entity Relationship Diagram (ERD)
Menurut Pratama (2014:49) mengemukakan bahwa :
ERD (Entity Relationship Diagram) adalah yang menggambarkan keterkaitan antartabel beserta field-field didalamnya pada suatu database sistem. Sebuah database memuat minimal sebuah tabel dengan sebuah atau beberapa buah field (kolom) didalamnya. Namun pada kenyataanya, database lebih sering dimiliki lebih dari satu buah tabel (dengan beberapa field didalamnya). Setiap tabel umumnya memiliki keterkaitan hubungan. Keterkaitan antartabel ini biasa disebut dengan relasi.
Berikut simbol-simbol yang terdapat pada ERD (Entity Relationship Diagram), yaitu :
Tabel II.3 Simbol - simbol ERD
Nama_ entitas
Entitas / entity Entitas merupakan data inti yang akan disimpan; bakal tabel pada basis data;
benda yang memiliki data dan harus disimpan datanya agar dapat diakses oleh aplikasi komputer; penamaan entitaws biasnya lebih ke kata benda dan belum merupakan nama tabel
Field atau kolom data yang butuh disimpan dalam suatu entitas
Field atau kolom data yang butuh disimpan dalam suatu entitas dan di gunakan untuk kunci akses record yang diimginkan;
biasanya berupa id; kunci primer dapat lebih dari satu kolom, asalkan kombinasi dari beberapa kolom tersebut dapat bersifat unik (berda tanpa ada yang sama)
Field atau kolom data yang butuh disimpan dalam suatu entitas yang dapat memiliki nilai lebihb dari satu
Relasi yang menghubungkan antar entitas;
biasanya diawali dengan kata kerja
Penghubung antara realasi dan entitas dimana di kedua ujungnya memiliki multiplicity kemungkinan jumlah pemakaian
Kemungkinan jumlah maksimum keterhubungana anatara entistas satu dengan entitas lain disebut dengan
kardinalitas. Misalkan kardinalitas 1 ke N atau sering disebut dengan one to many menghubungkan entitas A dan entitas B
Nama_atribut
Atribut
Nama_kunci primer
Atribut kunci primer
Nama_atribut
Nama_Relasi
N
Relasi
Atribut multinilai / multivalue
Asosiasi / Association
Simbol Deskripsi
Sumber : Sukamto dan Shalahudin(2016:50)
Terdapat tiga buah jenis relasi antar tabel didalam bagan ERD. Ketiga relasi tersebut yaitu:
1. One to One (Satu ke Satu)
Relasi ini menggambarkan hubungan satu field pada tabel pertama ke satu field pada tabel kedua. Relasi ini paling sederhana. Sebagai contoh, pada
sistem informasi perpustakaan terdapat tabel Buku (degan field Kode_Buku, Kode_Kategori, Kode_Penulis, Nama_Penulis, Judul, Penerbit) dan tabel Kategori (KOde_kategori , Nama_Kategori, Alamat).
Field Kode_Kategori memiliki keterkaitan (relsi) satu ke satu pada tabel
Buku dan tabel Kategori.
2. One to Many (Satu ke Banyak)
Relasi ini menggambarkan hubungan satu field pada tabel pertamakedua atau beberapa buah field ditabel kedua.
3. Many to Many (Banyak ke Banyak)
2.2.3. LRS
Menurut Frieyadie dalam (Isty dan Afifah, 2018) “LRS merupakan hasil dari pemodelan Entity relationship (ER) beserta atributnya sehingga bisa terlihat hubungan-hubungan antar entitas”.
2.2.4. Spesifikasi File
Menurut (Wijaya dan Supriadi, 2015) mendefinisikana bahwa
“Spesifikasi file adalah menjelaskan tentang file atau tabel yang terbentuk dari transformasi ERD (dan atau file-file penunjang untuk web)”. Berikut adalah contoh spesifikasi file admin, yaitu :
1. Spesifikasi File Admin
Nama File : admin
Akronim : admin
Fungsi : untuk menyimpan data admin Tipe File : File Master
Organisasi File : Indexed Sequential Akses File : Random
Media : Hardisk
Panjang Record : 186 Kunci File : number
Tabel II.4
Contoh Spesifikasi File Admin
No Elemen Data Tipe Panjang Ket.
1 Number Int 1 PK
2 ID Varchar 20
3 Password Varchar 50
4 Email Varchar 50
5 Full Name Varchar 50
6 Phone Varchar 15
Sumber : (Wijaya dan Supriadi, 2015) 2.2.5. User Interface
Menurut (Mauladi dan Suratno, 2016) mendefinisikan:
User Interface atau disebut sebagai antar muka merupakan komponen penting dari sebuah perangkat lunak yang menjadi perantara antara mesin dengan manusia. Antar muka yang tidak tepat akan menimbulkan beberapa kerugian seperti kesenjangan interaksi antara perangkat lunak dengan manusia, hilangnya informasi yang disajikan, stressing pengguna, bahkan berdampak terhadap penolakan oleh pengguna.
2.2.6. Code Generation
Menurut (Herliana & Rasyid, 2016) berpendapat bahwa “Code generation merupakan tahapan dilakukannya proses memasukan aturan
dan kode dalam bentuk bahasa pemrograman.”
2.2.7. Blackbox Testing
Menurut Pratama (2014:50-51) berpendapat bahwa:
Blackbox Testing merupakan pengujian di sisi pengembangan dilakukan oleh pengembangan/programmer dari aplikasi bersangkutan, atau mereka yang mengerti dan terlibat didalam pengembangan sistem tersebut. Pengujian ini menekankan pada sejauh mana fungsionalitas sistem informasi berjalan dengan baik sesuai dengan yang diinginkan oleh pengguna dan pengembang.
Terdapat setidaknya empat buah jenis pengujian pada pengujian disisi pengembangan (blackbox) ini. Keempat pengujian tersebut meliputi:
1. Pengujian Interface (tatap muka) Aplikasi.
Pengujian interface (tatap muka) aplikasi sistem informais bertujuan untuk mengetahui fungsionalitas dari setiap elemen interface yang ada disetiap halaman pada aplikasi sistem informasi.
2. Pengujian Fungsi Dasar Sistem.
Pengujian fungsi dasar sistem bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kinerja dari setiap fungsi dasar sistem informasi yang ada didalam aplikasi sistem informasi.
3. Pengujian Form Handle Sistem
Pengujian form handle sistem bertujuan untuk mmengetahui sepertia pa dan sejauh mana respon oleh sistem informasi terhadap inputan yang diberikan oleh pengguna.
4. Pengujian Keamanan Sistem
Pengujian keamana sistem bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keamanan yang dimiliki oleh sistem informasi untuk dapat memberikan kenyamanan kepada para pengguna.
2.2.8. Spesifikasi Hardware dan Software
Berikut adalah pengertian dari hardware dan software:
1. Hardware (Perangkat Keras)
Menurut Pratama (2014:12) berpendapat bahwa “Perangkat keras (Hardware) merupakan perangkat yang mencakupn semua perangkat keras komputer yang digunakan secara fisik didalam sistem informasi, baik di komputer server maupun dikomputer client. ”
2. Software (Perangkat Lunak)
Menurut Pratama (2014:12) berpendapat bahwa “Perangkat lunak (software) merupakan perangkat yang mencakup semua perangkat lunak yang digunakan didalam sistem informasi, yaitu: sistem operasi,aplikasi dan driver.”