• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kesulitan Belajar Mahasiswa Terhadap Kemampuan Berbahasa Inggris

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Analisis Kesulitan Belajar Mahasiswa Terhadap Kemampuan Berbahasa Inggris"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Kesulitan Belajar Mahasiswa Terhadap Kemampuan Berbahasa Inggris

Fatin Nadifa Tarigan1- fatinnadifa@yahoo.com Alwy Fahruzy Nasution 2 – fahruzyalwi@ymail.com

1,2 Universitas Pembinaan Masyarakat Indonesia (UPMI) Medan

*Corresponding author: fatinnadifa@yahoo.com

Abstrak

Di era globalisasi sekarang ini seharusnya bahasa Inggris bukan lagi hal langka yang sulit untuk dikuasai. Namun kenyataannya, masih banyak ditemukan pelajar baik di tingkat sekolah dasar, menengah maupun di perguruan tinggi yang belum memenuhi standar kelulusan kemampuan berbahasa asing. Masalah dari penelitian ini yaitu kesulitan belajar bahasa Inggris yang dihadapi mahasiswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis kesulitan belajar dalam memahami mata kuliah bahasa Inggris dan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar yang dialami oleh mahasiswa. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian yang diambil yaitu mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dan jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) semester genap tahun akademik 2020/2021. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi, metode observasi dan metode wawancara. Jenis kesulitan mahasiswa dalam belajar bahasa Inggris yaitu pada empat kemampuan berbahasa antara lain kemampuan speaking, writing, reading dan kemampuan listening. Kesulitan yang paling tinggi dialami oleh siswa adalah pada kemampuan listening. Kesulitan yang kedua dialami oleh mahasiswa yaitu pada kemampuan speaking. Adapun faktor-faktor mahasiswa mengalami kesulitan dalam proses perkuliahan bahasa Inggris adalah: (1) Kurangnya parktik bahasa Inggris oleh mahasiswa; (2) Mahasiswa kurang aktif bertanya kepada dosen jika megalami kesulitan; (3) Mahasiswa tidak mencatat penjelasan dari dosen; (4) Mahasiswa tidak aktif dalam menjawab pertanyaan dosen atau mahasiswa tidak mengungkapkan pendapatnya kepada dosen.

Kata Kunci : Kesulitan Belajar, Kemampuan, Bahasa

Abstract

In the current era of globalization, English should no longer be a rare thing that is difficult to master. However, in reality, there are still many students at the primary, secondary and tertiary education levels who have not met the passing standards of foreign language proficiency. The problem of this research is the difficulties faced by students in learning English. The objective of this study is to determine the types of learning difficulties in understanding English courses and to determine the factors that cause learning difficulties experienced by undergraduate students. The research method used was descriptive method. The research subjects taken were students majoring in English Language Education (PBI) and the Department of Physical Education for Health and Recreation (PJKR) in even semester of the 2020/2021 academic year. Data collection methods used are documentation methods, observation methods and interview methods. Types of student difficulties in learning English are namely the four language skills, including speaking, writing, reading and listening skills. The highest difficulty experienced by students is listening ability. The second difficulty experienced by students is speaking skills. The factors that students experience difficulties in the English lecture process are: (1) Lack of English practice by students;

(2) Students are less active in asking questions to lecturers if they experience difficulties; (3)

(2)

AFosJ-LAS, Vol.1.no.1.e-ISSN.2776-2408

Maret 2021

39

Students do not record the explanation from the lecturer; (4) Students are not active in answering questions from lecturers or students do not express their opinions to the lecturer.

Keywords: Learning Difficulties, Ability, Language

1. Pendahuluan

Menyadari pentingnya memiliki kemampuan berbahasa Inggris pada era global ini sebagai bahasa internasional menjadikan kebutuhan akan penguasaan Bahasa Inggris semakin meningkat. Hal ini jelas bahwa berbagai bidang kehidupan menjadi lebih mudah untuk dipelajari jika dikaitkan dengan penguasaan bahasa Inggris ditambah dengan ketersediaan berbagai sumber dan teknologi untuk membantu orang belajar dengan sangat mudah seperti internet, e-book dan lembaga pendidikan e- learning yang tersebar di seluruh dunia.

Penguasaan bahasa Inggris akan membuka wawasan mereka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk pendidikan yang saat ini dapat diakses dengan mudah dari berbagai sumber.

Karena kebermanfaatannya, mata kuliah bahasa Inggris menjadi salah satu mata kuliah wajib yang ada hampir di semua program studi. Termasuk pada program studi Pendidikan Bahasa Inggris dan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi . Program – program studi ini merupakan program studi dibawah fakultas Keguruan dimana akan menciptakan dan mendidik calon pendidik. Mata kuliah bahasa Inggris dalam program studi ini sangat berguna bagi mahasiswa karena bahasa Inggris digunakan dalam bidang pendidikan dan juga digunakan dalam penelitian ilmiah. Terutama pada program studi Pendidikan Bahasa Inggris dimana bahasa Inggris ditetapkan sebagai bahasa perantara yang wajib dikuasai oleh mahasiswa.

Namun berdasarkan observasi awal, mata kuliah bahasa Inggris kurang diminati oleh mahasiswa di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Pembinaan Masyarakat Indonesia. Hal ini ditandai dengan kehadiran mahasiswa pada perkuliahan mata kuliah bahasa Inggris mahasiswa yang hanya 80%. Ditambah masih ada mahasiswa jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) yang tidak lulus dan harus mengulang lagi pada semester ganjil selanjutnya. Sedangkan mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, keterampilan berbahasa Inggris dari mahasiswa akan ditentukan oleh cara mahasiswa itu sendiri menguasai empat keterampilan bahasa. Selain itu juga ditandai dengan rendahnya kreatifitas mahasiswa dalam mengumpulkan tugas yang diberikan dosen. Tugas yang dikumpulkan mahasiswa hasilnya masih diambang biasa saja tanpa kreatifitas bahkan terkadang masih dibawah standar capaian belajar. Pentingnya kemampuan berbahasa Inggris bagi mahasiswa baik dalam kehidupan sehari-hari maupun mampu mengaplikasikannya untuk sumber ilmu atau buku yang berbahasa Inggris tidak terlepas dari kesulitan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan bahasa Inggris.

Hambatan-hambatan yang dihadapi peserta didik dalam proses belajar mengajar dikelas disebut sebagai kesulitan belajar dalam mempelajari konsep Bahasa Inggris.

Menurut Burton dalam Syamsudin (2007), siswa diduga mengalami kesulitan belajar kalau menunjukkan kegagalan (failure) tertentu dalam mencapai tujuan- tujuan belajarnya. Kesulitan dalam belajar bahasa Inggris bisa berasal dari faktor intern dan faktor external (Syah, 2006). Faktor internal terdiri dari psikofisik dan psikologis. Faktor eksternalnya terdiri dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat dan sebagainya. Kesulitan belajar yang dialami

(3)

AFosJ-LAS, Vol.1.no.1.e-ISSN.2776-2408

Maret 2021

40

mahasiswa dalam mempelajari konsep Bahasa Inggris dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa, oleh karena itu pendidik haruslah berupaya agar kesulitan-kesulitan belajar tersebut dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan.

Dalam proses belajar Bahasa Inggris, para peserta didik sering menemui hambatan atau kesulitan pada suatu keahlian elemen yang harus dikuasai. Hal ini bisa dialami oleh pembelajar bahasa baik yang mengambil program studi Bahasa Inggris maupun program studi non Bahasa Inggris.

Berdasarkan observasi yang dilakukan terhadap beberapa mahasiswa yang belum lulus mata kuliah bahasa Inggris mengatakan proses perkuliahan masih kurang maksimal dengan berbagai alasan, baik dari segi lingkungan maupun materi yang disampaikan. Terbukti dari hasil belajar mata kuliah bahasa Inggris pada mahasiswa jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) pada tahun 2020/2021 semester ganjil yang masih belum memuaskan dengan adanya mahasiwa yang tidak lulus pada saat mengikuti perkuliahan yaitu 4 orang tidak lulus. Oleh karena itu, perlu diketahui kesulitan mahasiswa yang menyebabkan tidak lulus dan mendapatkan nilai yang tidak bagus pada mata kuliah bahasa Inggris.

Keterampilan berbahasa Inggris meliputi membaca (reading), menyimak (listening), menulis (writing), dan berbicara (speaking). Keterampilan berbahasa Inggris tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok yaitu receptive skills yang meliputi listening dan reading , serta productive skills yang meliputi speaking dan writing (Edge, 1999). Berdasarkan observasi intensif yang dilakukan pada mahasiswa jurusan pendidikan bahasa Inggris, ada indikasi kualitas penguasaan bahasa Inggris mahasiswa amat rendah.

Sebagian besar ekspresi dan instruksi dosen dengan menggunakan bahasa Inggris paling dasar pun sulit dipahami oleh sebagian besar mahasiswa, termasuk kesulitan dalam pengembangan kompetensi ketrampilan berbahasa membaca, menyimak, berbicara,

dan menulis pada taraf dasar (elementary level). Padahal, mereka telah mempelajari bahasa Inggris sejak di sekolah menengah.

Berdasarkan fenomena inilah pentingnya menganalisis kesulitan belajar bahasa inggris mahasiswa, yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai basis peningkatan mutu belajar.

Beberapa penelitian terdahulu yang melakukan penelitian yang serupa yaitu Hasan (2000) menyatakan bahwa hambatan yang dialami oleh banyak pembelajar Bahasa Inggris sebagai bahasa asing adalah ketidakmengertian pada pengucapan kosa kata yang diutarakan dengan kecepatan normal melalui materi listening. Pada kemampuan reading, masalah yang dihadapi adalah pada kurangnya pengetahuan tentang konteks bahan bacaan. Keterampilan menulis merupakan hal yang sulit karena kegiatan tersebut membutuhkan proses pemikiran yang kompleks dan sistematis, namun demikian perlu dikuasai oleh pebelajar Bahasa Inggris. Pentingnya suatu karya tulis untuk dipublikasikan dan dibaca oleh orang banyak bagi akademisi juga mendorong penguasaan keterampilan menulis menurut Rukmini (2011). Maka kualitas tulisan harus selalu ditingkatkan.

Untuk kemampuan berbicara, Megawati &

Mandarani (2016) dalam penelitiannya menemukan bahwa kesulitan yang sering dihadapi siswa sewaktu berbicara Bahasa Inggris terletak pada minimnya kosa kata Bahasa Inggris Sormin (2018) yang menemukan bahwa siswa belajar bahasa Inggris kesulitan untuk: (1) rasa dipaksa; (2) penguasaan rendah pada konsep dasar / intake; (3) kurang dukungan dari lingkungan mereka; (4) lupakan faktor; (5) memiliki lebih sedikit kesempatan untuk berlatih.

Sedangkan menurut penelitian Diana (2018) menunjukkan bahwa subjek penelitian menghadapi kesulitan belajar bahasa Inggris pada masing-masing keterampilan berbahasa. Hal tersebut terjadi akibat faktor tingkat penguasaan bahasa Inggris yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui kesulitan belajar yang dialami mahasiswa UPMI pada kemampuan berbahasa Inggris.

(4)

AFosJ-LAS, Vol.1.no.1.e-ISSN.2776-2408

Maret 2021

41

2. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk mendeskripsikan suatu gejala peristiwa atau kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Zuriyah, 2007). Penelitian bersifat kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistic dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata atau bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moloeng, 2010). Hasil penelitian ini selanjutnya dapat dijadikan sebagai basis peningkatan kualitas pengajaran dosen yang bersangkutan, yang bermuara pada peningkatan mutu outputs dan outcomes. Langkah-langkah penelitian menggunakan Model Context, Inputs, Process, Product (CIPP). Pengumpulan datanya menggunakan instrumen: observasi proses belajar, open questionnaire, dokumen berupa hasil tes formatif, tes tengah semester, dan ujian akhir semester dan wawancara mendalam dengan mahasiswa. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang daftar nama mahasiswa yang dijadikan subjek penelitian, metode observasi digunakan untuk mengetahui kondisi objektif saat kegiatan belajar mengajar bahasa Inggris dan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran. Metode wawancara dilakukan untuk mengetahui secara jelas permasalahan yang dihadapi mahasiswa ketika belajar mata kuliah bahasa Inggris. Data yang terkumpul dikategorikan sesuai dengan variabel kajian, dianalisa menggunakan content analysis model (menganalisis hasil kuesioner, wawancara, dan tes). Subjek penelitian ini yaitu 59 mahasiswa yang terdiri dari dua jurusan yaitu jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dan jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) semester genap tahun akademik 2020/2021 . Dimana sebelumnya

mereka telah mendapatkan materi Bahasa Inggris I yang membahas tentang konsep dasar Bahasa Inggris.

3. Pembahasan

Jenis Kesulitan Belajar Mahasiswa

Mahasiswa yang mengikuti proses pembelajaran mata kuliah bahasa Inggris diberikan angket. Angket yang diberikan merupakan angket yang berisikan pertanyaan tentang pembelajaran mata kuliah yang mereka ikuti. Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa nilai kemampuan speaking mahasiswa rata-rata 60, nilai kemampuan listening mahasiswa rata-rata 52 dan nilai kemampuan writing rata-rata 70. Dilihat dari ketiga kemampuan tersebut nilai kemamapuan yang paling rendah adalah kemampuan listening. Adapun jenis kesulitan mahasiswa dalam menjawab soal speaking, listening dan writing yaitu:

Soal Kemampuan Speaking

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap seluruh jawaban mahasiswa diperoleh hasil bahwa 60% orang mahasiswa belum bisa menjawab soal dengan baik, kesulitannya dalam menghasilkan bentuk-bentuk kata yang dikurangi sebuah frase. Faktor-faktor yang menyebabkan hal ini, terutama karena kurangnya kosa kata (vocabulary) yang dikuasai dalam Bahasa Inggris, pengucapan yang kurang tepat, khawatir membuat kesalahan berbicara, tidak mau ditertawakan teman dan kurang tepatnya penggunaan grammar.

Soal Kemampuan Listening

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap seluruh jawaban mahasiswa diperoleh bahwa 85 % orang mahasiswa yang belum menjawab soal dengan baik.

Kesulitan pada bagian membedakan antara suara-suara yang berbeda dari bahasa Inggris. Kemudian kurangnya penguasaan kosa kata dan pemahaman aksen Bahasa Inggris membuat mereka kurang mengerti isi yang dibicarakan pada percakapan.

Soal kemampuan Writing

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan 17% orang mahasiswa kesulitan pada bagian

(5)

AFosJ-LAS, Vol.1.no.1.e-ISSN.2776-2408

Maret 2021

42

menggunakan sistem gramatika yang tepat.

Mahasiswa mampu pada bagian menghasilkan grafik dan pola yang sederhana dalam bahasa Inggris.

Hambatan yang dirasa paling rendah ternyata ada pada keterampilan reading.

Sebagian besar mahasiswa menunjukkan kemampuan yang lebih baik pada skill reading mereka bila dibandingkan dengan keterampilan lainnya. Hal ini merujuk pada kemampuan mereka dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sesudah diberi suatu teks untuk dibaca.

Dalam temuan peneliti, juga melihat respon- respon subjek penelitian masih utuh menggunakan kalimat-kalimat yang ada dalam teks yang diberikan.

Dari hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa kesulitan belajar Bahasa Inggris untuk menguasai bahasa dengan mempelajari semua keterampilan berbahasa dipengaruhi oleh tingkat pendalaman bahasa tiap mahasiswa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pembelajaran subjek penelitian yang tergolong aktif menunjukkan kemampuan listening, speaking, writing dan reading yang lebih baik dibanding peserta didik yang tergolong kurang aktif.

Adapun faktor-faktor mahasiswa mengalami kesulitan dalam proses perkuliahan bahasa Inggris didapat dari wawancara langsung dengan mahasiswa. Kesulitan belajar mahasiswa yang ditemukan yaitu kesulitan belajar dengan latar belakang kebiasaan belajar yang salah oleh mahasiswa yaitu tidak bertanya kepada dosen jika mendapatkan kesulitan, tidak aktif dalam menjawab pertanyaan dosen, membawa buku referensi dan tidak mau mencatat penjelasan dari dosen. Dapat disimpulkan factor-faktor kesulitan belajar mahasiswa yaitu :

(1) Kurangnya praktik bahasa Inggris yang dirasakan oleh mahasiswa;

(2) Kurang aktif bertanya kepada dosen jika mengalami kesulitan ;

(3) Mahasiswa jarang mencatat penjelasan dari dosen;

(4) Mahasiswa kurang aktif dalam menjawab pertanyaan dosen atau mahasiswa

tidak mengungkapkan pendapatnya kepada dosen.

4. Kesimpulan

Pada pembelajaran bahasa hampir selalu ditemui kesulitan atau hambatan yang dihadapi peserta didik, utamanya pada pembelajaran bahasa asing, khususnya Bahasa Inggris. Hambatan tersebut dapat diperhatikan dari masing-masing keterampilan berbahasa maupun secara keseluruhan. Di penelitian ini, subjek penelitian menunjukkan hambatan belajar Bahasa Inggris pada empat keterampilan berurutan dari yang tersulit hingga yang termudah, sebagai berikut speaking, listening, writing, reading. Setelah dilakukan pembahasan terhadap data-data yang diperoleh dari hasil penelitian, maka diambil kesimpulan, antara lain:

1. Jenis kesulitan mahasiswa dalam belajar bahasa Inggris yaitu pada materi dan pada proses perkuliahan. Kesulitan mahasiswa pada bagian materi bahasa Inggris yaitu pada bagian listening, dan speaking. Kesulitan yang paling tinggi dialami oleh siswa adalah pada bagian listening rata-rata nilai 52 dan rata-rata speaking 60.

2. Faktor-faktor yang menyebabkan mahasiswa mengalami kesulitan dalam proses perkuliahan bahasa Inggris adalah:

a. Kurangnya parktik bahasa Inggris oleh mahasiswa

b. Mahasiswa tidak mau bertanya kepada dosen jika megalami kesulitan

c. Mahasiswa tidak mencatat penjelasan dari dosen

d. Mahasiswa tidak aktif dalam menjawab pertanyaan dosen atau mahasiswa tidak mengungkapkan pendapatnya kepada dosen.

(6)

AFosJ-LAS, Vol.1.no.1.e-ISSN.2776-2408

Maret 2021

43

5. Daftar Pustaka

Moleong, L.J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Syamsuddin, A. 2007. Psikologi Pendidikan.

Bandung: PT Rosda Karya

Syah, M. 2006. Psikologi Belajar, Jakarta:

PT. Raja Grapindo Persada.

Zuriyah, N. 2007. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Diana, L. 2018. Hambatan Pembelajaran Bahasa Inggris Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Berkala Ilmiah Agribisnis Agridevina: Vol. 7 No.1.

http://ejournal.upnjatim.ac.id/index.php/sear /article/view/1133/963.

Sormin, A.S.2018. Analisis Kesulitan Belajar Bahasa Inggris Mahasiswa.

Linguistik : Jurnal Bahasa dan Sastra. VOl.3

No.2. http://jurnal.um-

tapsel.ac.id/index.php/Linguistik/article/vie w/661.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan bisa mengetahui bagaimana proses pengangkatan dari pegawai tidak tetap untuk menjadi pegawai tetap, memberikan usulan desain

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya pada penulis, sehingga dengan sungguh-sungguh penulis dapat menyelesaikan

Makalah ini hanya menguraikan mengenai mineral kalsium (Ca) dan fosfor (P) yang termasuk dalam unsur makro mineral, yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah besar

Berdasarkan fenonema di atas, maka dalam penelitian ini peneliti akan menguji kembali faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan penggunaan uang elektronik dengan

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu, untuk mengetahui pengaruh lama pengeringan terhadap karakteristik teh celup herbal campuran daun kenikir dan daun mint

Ruang Terbuka Hijau wilayah kecamatan Jagakarsa terdiri dari : fasilitas olahraga di wilayah permukiman, sarana pendidikan, taman lingkungan, tempat pemakaman umum

Berdasarkan gambar 4.11 diatas dapat diketahui bahwa denyut nadi nelayan yang tidur malam tidak tepat waktu turun saat bekerja, namun. beberapa saat kemudian

Sangat baik : Apabila kebanyakan responden menilai kesederhanaan sistem peyimpanan arsip sangat baik. Baik : Apabila kebanyakan responden menilai kesederhanaan