• Tidak ada hasil yang ditemukan

USULAN PROGRAM PENERAPAN IPTEKS MODEL DESIMINASI OLAHRAGA SEBAGAI OLAHRAGA REKREATIF DI LINGKUNGAN SEKOLAH DI JAWA BARAT. Oleh:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "USULAN PROGRAM PENERAPAN IPTEKS MODEL DESIMINASI OLAHRAGA SEBAGAI OLAHRAGA REKREATIF DI LINGKUNGAN SEKOLAH DI JAWA BARAT. Oleh:"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

USULAN PROGRAM PENERAPAN IPTEKS

MODEL DESIMINASI OLAHRAGA SEBAGAI OLAHRAGA REKREATIF DI LINGKUNGAN SEKOLAH DI JAWA BARAT

Oleh:

JURUSAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

A. JUDUL

MODEL DESIMINASI OLAHRAGA SEBAGAI OLAHRAGA REKREATIF DI LINGKUNGAN SEKOLAH DI JAWA BARAT

B. ANALISIS SITUASI

Pembinaan kegiatan olahraga hoki dilingkung sekolah sebagai olahraga ekstrakurikuler belum sampai kepada penanganan yang optimal. Walaupun kegiatan-kegiatan sudah beberapa sekolah di Kota Bandung tetapi pengembangan olahraga hoki masih kurang gencar dilaksanakan oleh pihak Pengurus Cabang PHSI di Jawa Barat. Olahraga hoki mempunyai karakteristik permainan yang cukup unik yakni dengan mempermainkan bola kecil dengan penampang muka stik yang kecil, sehingga tahap awal dalam pengembangan di sekolah-sekolah bisa dijadikan olahraga rekreatif.

Persoalan lain perlu dirancang desain pelatihan yang efektif dan riset guna menemukan model-model yang sesuai dengan kebutuhan dalam pengembangan olahraga hoki di lingkungan sekolah (pelajar). Sehingga model pengabdian kepada masyarakat yang akan dilaksanakan berlandaskan pada identifikasi kebutuhan, disusul dengan tindakan berlanjut berupa penelusuran perubahan perilaku para peserta pelatihan, apakah hasil pelatihan memberikan dampak terhadap peningkatan prestasi teknik bermain para peserta yang bersangkutan atau terdapat perubahan sikap yang signifikan dari yang sifatnya rekreatif, senang dan akhirnya merupakan kebutuhan akan prestasi olahraga hoki yang ia miliki.

Karena itu, apabila kegiatan ekstrakurikuler olahraga hoki yang sifatnya rekreatif dapat berjalan di sekolah-sekolah, kemungkinan untuk sepenuhnya

(3)

berhasil membentuk pola motivasi bermain hoki di kalangan pelajar tercapai dalam waktu relatif singkat, jika dilaksanakan atas dasar strategi persuatif/edukatif bukan secara paksaan atau dapat juga diterapkan kombinasi kedua strategi itu. Kegagalan dalam mendesain program dan strategi sering mengakibatkan selalu ada gap antara sekolah dengan lembaga perubah (Pengcab/Pengda PHSI), KONI DT II dengan Dinas P & K, maupun pihak yang mendanai (donatur), sehingga proyek besar sekalipun yang dibiayai mahal dapat mengalami kegagalan.

C. TINJAUAN PUSTAKA

Jika kita amati pra kondisi yang terdapat di Kota Bandung misalnya, kegiatan olahraga hoki telah cukup tumbuh di kalangan sekolah. Manakala kita ingin mempercepat akselerasi perubahan menuju kondisi olahraga yang sudah memasyarakat, pra kondisi semacam inilah yang harus dimanfaatkan melalui pengorganisasian kegiatan, penyuluhan, pengarahan dengan sasaran : (1) Menambah dan memperkaya informasi serta pengetahuan tentang kegiatan olahraga yang dilakukan, (2) Mempengaruhi dan memperkuat komitmen emosional, dan (3) Memantapkan kecenderungan tingkah laku yang ada. Ketiga aspek itu perlu dibina, bahkan dapat dirangsang hal-hal yang berkaitan dengan komitmen emosional, misalnya melalui penonjolan pada karakteristik daerah Jawa Barat.

Pembinaan kegiatan olahraga di lingkungan sekolah perlu dilakukan secara terprogram dan terorganisir dalam memacu peningkatan kualitas kegiatan

(4)

yang optimal menuju peningkatan prestasi olahraga. Untuk itulah menurut para ahli management olahraga yaitu Antonio Venerando (1995:212) mengemukakan bahwa organisasi yang sistematik adalah syarat mutlak bagi peningkatan olahraga, operasionalnya mencakup kegiatan; (1) persiapan, baik yang berhubungan teknis maupun non teknis, (2) pelaksanaan dan (3) tindak lanjut.

Untuk memahami manfaat secara langsung dari aktivitas olahraga Cooper (1997) menjelaskan bahwa olahraga mempunyai peranan penting, khususnya dalam meningkatkan derajat sehat. Manusia melakukan olahraga dengan berbagai tujuan agar tercapai derajat sehat dinamis. Salah satu cara ialah dengan melakukan kegiatan olahraga secara rutin dan terprogram, sebab hal ini akan menimbulkan pengaruh terhadap faal tubuh kebugaran jasmani saja, tetapi meliputi kebugaran moralnya, kebugaran sifat sosialnya, etikanya dan kematangan emosinya.

Edward (1995:36) mengemukakan bentuk tingkah laku dalam olahraga merupakan permainan yang bernilai, dilaksanakan dengan tekun dan menuruti peraturan. Atas dasar tersebut olahraga bercirikan tiga hal : (1) bernilai tinggi atau mempunyai fungsi/manfaat bagi kehidupan manusia sebagai individu dan berkelompok, (2) dilaksanakan dengan tekun atau memerlukan latihan yang kontinue, dan (3) dilaksanakan dengan menuruti peraturan atau ada pola dasar permainan.

Uraian teoritis tersebut mengimplikasikan pentingnya kegiatan olahraga kesehatan bagi setiap pelajar dalam upaya meningkatkan kualitas gerak motorik

(5)

yang produktif dengan ditunjang kualitas mental yang memadai, sehingga tercapai sehat jasmani dan rohani.

Untuk menuju harapan tersebut perlu dilakukan penanganan secara terpadu oleh pihak-pihak terkait dalam mengintegrasikan setiap kemampuan dan keterampilan yang hendak dimiliki para pelajar.

D. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH

Salah satu upaya kongkrit dan sungguh-sungguh dalam menangani pelajar yang perlu dengan segera dilakukan tentang model desiminasi olahraga hoki di kalangan sekolah melalui pelatihan bagi para guru penjas di SD, SLTP, maupun SMU. Untuk menuju ke arah tersebut diperlukan adanya kader pembina pelatih hoki yang profesional, baik pengetahuan tentang teori maupun praktek olahraga hoki yang dapat dikembangkan kembali pada para pelajar di sekolah masing-masing.

Atas dasar uraian tersebut, maka usulan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diarahkan untuk menjawab bagaimanakah upaya pemasalan olahraga hoki di kalangan pelajar di Jawa Barat. Permasalahan umum tersebut perlu dikaji lebih lanjut dalam bentuk permasalahan khusus sebagai antisipasi menjabarkan jawaban dalam bentuk pemecahan masalah yakni; Bagaimanakah menghasilkan kader pembina olahraga hoki yang profesional dalam menguasai pengetahuan olahraga hoki baik secara teori maupun praktek.

Bertitik tolak dari landasan teori tersebut, maka usulan kegiatan penataran pelatih hoki bagi guru-guru pendidikan jasmani ini diarahkan pada bagaimana

(6)

agar kegiatan olahraga hoki dapat dilaksanakan dengan teratur, terarah dan dapat pula meningkatkan prestasi ditingkat regional, nasional, maupun internasional khususnya prestasi olahraga hoki.

Atas dasar pemikiran tersebut di atas maka persoalan yang perlu dijawab adalah :

1. Bagaimana agar program kegiatan “Penataran Pelatih Olahraga Hoki bagi guru-guru pendidikan jasmani” dapat menciptakan/membimbing kader-kader penggerak olahraga hoki dikalangan sekolah maupun dikalangan dimasyarakat.

2. Bagaimana agar olahraga hoki berkembang di kalangan SD, SLTP, SMU, Perguruan Tinggi, dan masyarakat luas (klub-klub) secara berkelanjutan dan terprogram sehingga olahraga hoki dapat dijadikan kebutuhan pokok untuk peningkatan derajat sehat dinamis dan dijadikan “Model Pembinaan Olahraga Pretasi” di Jawa Barat.

3. Bagaimana agar kegiatan ekstrakurikuler olahraga hoki dapat dijadikan salah satu pola pembinaan olahraga yang dapat mendukung kebijakan dasar pembinaan olahraga nasional, sesuai dengan pra kondisi social, budaya, dan perkembangan fasilitas yang ada.

Untuk memecahkan masalah tersebut “Pengda PHSI Jawa Barat bekerjasama dengan Pengcab PHSI di Jawa Barat, dan Dinas P & K Propinsi Jawa Barat ” mempunyai gagasan untuk mengembangkan olahraga khususnya olahraga hoki dikalangan pelajar (SD, SLTP, SMU). Berlandaskan pada pemenuhan/ identifikasi kebutuhan, disusul dengan tindakan berlanjut berupa penelusuran,

(7)

pembinaan secara kontinue, dan mengevaluasi perubahan prilaku para peserta, apakah hasil penataran pelatih hoki pada guru pendidikan jasmani memberikan dampak positif terhadap pemasalan olahraga hoki. Karena itu, program penataran yang akan diselenggarakan merupakan kegiatan berkelanjutan.

E. TUJUAN KEGIATAN

Secara umum program kegiatan ini dimaksudkan untuk memassalkan olahraga hoki di kalangan pelajar (SD, SLTP, SMU), serta untuk menciptakan suatu kegiatan olahraga yang mampu mendukung pelaksanaan operasional kebijaksanaan pembinaan olahraga nasional.

Secara Khusus :

1. Memberikan citra positif kepada masyarakat luas tentang “Olahraga Hoki” sebagai olahraga ksatria yang dapat membina kedisiplinan dan prestasi akademis.

2. Membekali guru-guru pendidikan jasmani tentang pengetahuan olahraga hoki dan keterampilan hoki dalam aspek perencanaan, pelaksanaan, pembinaan dan menilai kesesuaian hasil pelaksanaan program pembinaan olahraga hoki. 3. Mencari atlet hoki usia dini yang berprestasi.

4. Mengembangkan organisasi pertandingan di tingkat pelajar melalui kegiatan Porseni SD, SLTP, SMU, POPCAM, dan POPDA.

(8)

F. MANFAAT KEGIATAN

1. Guru Pendidikan Jasmani mendapatkan informasi tentang olahraga hoki serta pengalaman gerak permainan hoki yang benar sesuai dengan prinsip-prinsip latihan secara sistematis.

2. Olahraga hoki akan menjadi memasyarakat dan membudaya dikalangan pelajar.

3. Bagi Pengcab PHSI akan lebih mudah membuka “PUSDIKLAT” untuk cabang olahraga hoki, apabila sudah lebih banyak dilakukan oleh para pelajar, melalui kerjasama guru-guru pendidikan jasmani.

G. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

Untuk menjawab masalah tersebut di atas maka kerangka pemecahan masalah diidentifikasikan sebagai berikut :

JENIS KEGIATAN TEMPAT FASILITATOR

A. Materi Teori tentang :

1. Mengenal Peralatan Hoki & Bermain Hoki 2. Metoda Pemasalan Hoki melalui

sistem.”Pusdiklat” atau Training Camp.

Kelas H. Akke Laksmana Drs. Sumardiyanto, MPd B. Materi Praktek :

1. Teknik Dasar Bermain Hoki 2. Teknik “Cara Melatih untuk Anak” 3. Simulasi Kompetisi Hall Lapang H. Drs. Deni Suhirman Drs. Entang Hermanu Drs. Aming S. M.Pd Aas Nasrulloh, SPd T i m

(9)

H. KHALAYAK SASARAN

Program penataran pelatih hockey ini ditujukan kepada para guru pendidikan jasmani SD, SLTP, dan SMU se Kota Bogor, dengan harapan bahwa dengan khalayak yang terbatas ini dapat diambil pelajaran tentang kemungkinannya untuk dilaksanakan kepada khalayak sasaran yang lebih luas.

I. KETERKAITAN

Adapun pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat bekerjasama dengan ;

1. Pengda PHSI Jawa Barat 2. Pengcab PHSI di Jawa Barat 3. Dinas P & K Propinsi Jawa Barat 4. Dinas P & K TK. II di Jawa Barat 5. Persatuan Guru Penjas di Jawa Barat

J. METODE KEGIATAN

Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan penataran pelatih hoki dapat diuraikan sebagai berikut :

Metode Kegiatan Alur Kegiatan

1. Ceramah.

a. Mengenal peralatan hoki & bermain hoki

b. Metoda pemasalan hoki melalui system Pusdiklat atau Training

Pembahasan makalah dan aplikasi oleh penyaji dan dilanjutkan dengan tanya jawab

(10)

Camp 2. Demonstrasi.

a. Latihan Teknik Dasar bermain hoki secara sistematis

b. Teknik membuat formasi langkah

c. Formasi Latihan/Pola (Team Work)

d. Senam Aerobik dengan stick hoki

a. Simulasi Pertandingan b. Evaluasi Program latihan

- Demo oleh penyaji dan peserta mengikuti.

- Diskusi dan tanya jawab

- Setiap kelompok belajar bersama menjadi pelatih secara bergantian.

K. RANCANGAN EVALUASI

Adapun rancangan evaluasi selama proses penataran teori maupun praktek berlangsung terbagi atas :

1. Evaluasi teori dan praktek dilakukan hari terakhir dalam penyuluhan ini. 2. Evaluasi sikap dilakukan berdasarkan prosentasi kehadiran dan keefektifan

dalam simulasi dan diskusi atau tanya jawab.

3. Kriteria evaluasi praktek dalam simulasi kelompok : - Teknik Dasar

(11)

L. RENCANA DAN JADWAL KERJA

Adapun jadwal pengabdian kepada masyarakat ini, dibuat sejak penyusunan proposal sampai pembuatan laporan dapat dilihat sebagai berikut :

No. Jenis Kegiatan Bulan – Tahun 2004

Jun Jul Ags. Sep Okt Nop Des 1 Pembuatan Proposal ***

2 Tahap Persiapan Penyuluhan *** *** ***

3 Tahap Pelaksanaan : ***

4 Tahap Penyerahan Laporan ***

5 Tahap Evakuasi Kegiatan ***

6 Penulisan Draf Laporan ***

7 Penulisan Laporan Akhir ***

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan surat penetapan penyediaan barang dan jasa Nomor 04/PPBJ.04.02/III/2015 tanggal 27 Maret 2015, dengan ini pejabat pengadaan barang dan jasa Dinas pertanian

Pelaksanaan praktik mengajar adalah praktik mengajar terbimbing. Praktik mengajar terbimbing adalah latihan mengajar yang dilakukan mahasiswa di kelas yang sebenarnya, di

The research focused on teenage pregnancy as one of the causes of school dropout, in the Bawku East District and evaluated the impact of sex education on

Jawaban yang paling esensial dan pertanyaan tersebut adalah bahwa ilmu kedokteran kehakiman berperan dalam hal menentukan hubungan kausalitas antara sesuatu perbuatan

Such a gap was first identified in 1931 (MacMillan Committee, 1931) and has been rediscovered in many subsequent inquiries (e.g. T his suggests that small firm owners operate

Cereal tepung kacang- kacangan, daging merah, daging ayam, ikan, hati, susu, telur, minyak, kacang-

Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal Bentuk Soal No Soal Contoh Instrumen/Butir Soal.. 3.3 Memahami keunggulan dan keterbatasan ruang dalam penawaran dan permintaan,

Perawat langsung melakukan tindakan resusitasi jantung paru (RJP) selama 2 menit, setelah itu perawat mengevaluasi keadaan pasien, ternyata denyut nadi korban ada dan nafas tidak