• Tidak ada hasil yang ditemukan

Maningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Melalui Model Pembelajaran Connected Mathematics Project (CMP) Berbantu Media Gambar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Maningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Melalui Model Pembelajaran Connected Mathematics Project (CMP) Berbantu Media Gambar"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Maningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Melalui Model Pembelajaran Connected Mathematics Project (CMP)

Berbantu Media Gambar

Mawar Sari, Bambang Priyo Darminto Program Studi Pendidikan Matematika

Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa.

Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus. Teknik pengumpulan data menggunakan 2 metode yaitu metode tes dan metode observasi, setelah data terkumpul, data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil analisis dapat diperoleh persentase rata-rata tes kemampuan penalaran matematis pada siklus I sebesar 65,95%, siswa hanya terpusat pada menyajikan pernyataan matematika. Meningkat menjadi 81,84% pada siklus II siswa mampu menguasai kemampuan penalaran matematis.

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran matematika sudah sesuai dengan model pembelajaran CMP berbantu media gambar. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan persentase keterlaksanaan siklus I yaitu 73,53% menjadi 94,12% pada siklus II.

Simpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CMP berbantu media gambar dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa kelas VII.2 SMP Muhammadiyah 2 Sapuran Tahun 2013/2014.

Kata kunci: penalaran matematis, cmp, media gambar PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan yang memegang peranan penting. Suatu negara dapat mencapai sebuah kemajuan dalam teknologinya, jika pendidikan dalam negara kualitasnya baik. Tinggi rendahnya kualitas pendidikan baik pendidikan formal maupun nonformal dalam suatu negara dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor yang mempengaruhi pendidikan formal yang berada di sekolah bisa berasal dari siswanya, pengajarnya, sarana prasarananya, dan bisa juga karena faktor lingkungannya. Salah satu mata pelajaran di sekolah yang dapat mengajarkan siswa untuk berpikir kritis dan logis adalah matematika.

Matematika merupakan ilmu yang mempunyai ciri-ciri khusus, salah satunya

adalah penalaran dalam matematika yang bersifat deduktif yang berkenaan dengan

ide-ide, konsep-konsep, dan simbol-simbol yang bersifat abstrak serta tersusun secara

(2)

hierarkis. Mengajarkan matematika tidak hanya sekadar sebagai sebuah pelajaran tentang fakta-fakta tetapi yang dapat mengembangkan kemampuan penalaran. Siswa yang mempunyai kemampuan penalaran baik antara lain tampak dari kemampuan berpikir secara logis, baik yang bersifat deduktif maupun induktif. Ada banyak cara mengembangkan kemampuan penalaran siswa, antara lain, guru memacu siswa agar mampu berpikir logis dengan memberikan soal-soal penerapan sesuai dengan kehidupan sehari-hari yang kemudian diubah dalam bentuk matematika.

Berdasarkan observasi wawancara guru dan siswa di SMP Muhammadiyah 2 Sapuran didapatkan bahwa kemampuan penalaran matematis siswa rendah dilihat dari prestasi belajar siswa, siswa mengalami kesulitan dalam belajar. Hal ini dapat diketahui dari hasil rata-rata Ulangan Akhir Semester (UAS) semester 1, sebagaimana tersaji pada tabel berikut.

Tabel 1. Rerata Nilai Ulangan Akhir (UAS)Semester 1 kelas VII.2 SMP Muhammadiyah 2 Sapuran

Nilai UAS

Jumlah Siswa 19

Rerata nilai 64,1

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa rerata prestasi belajar masih tergolong rendah, karena Standar Ketuntasan Belajar Minimal yaitu 70. Menurut peneliti, guna meningkatkan kemampuan penalaran matematis di SMP Muhammadiyah 2 Sapuran adalah dengan model pembelajaran CMP berbantu media gambar. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematis dengan model pembelajaran CMP berbantu media gambar.

Menurut Lappan (2001: 7), CMP adalah suatu pembelajaran yang berpusat pada

masalah yang akan diselesaikan dan didiskusikan oleh siswa, sehingga siswa akan

tampil aktif dalam belajar dan dapat dengan mudah diterapkan dengan guru dan

siswa. Berdasarkan definisi ini dapat disimpulkan bahwa CMP merupakan suatu

pembelajaran yang dapat membantu siswa dan guru dalam melaksanakan kegiatan

(3)

masalah yang mereka miliki. Menurut Lappan (2001: 15), sintaks pembelajaran CMP meliputi 3 fase yaitu mengajukan masalah (launching), mengeksplorasi (exploring), dan menyimpulkan (summarizing).

Penalaran matematis (Thontowi, 1993: 78) adalah proses berpikir secara logis dalam menghadapi problem dengan mengikuti ketentuan-ketentuan yang ada. Dalam proses penalaran matematis diakhiri dengan memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Dalam penelitian ini diteliti mengenai penalaran deduktif dan induktif yang dilakukan oleh siswa.

Penelitian ini juga mengkaji penggunaan media gambar dalam model pembelajaran CMP. Media gambar yaitu gambar yang tidak dapat diproyeksikan, dapat dipergunakan, baik dalam lingkungan anak-anak maupun dalam lingkungan orang dewasa, media gambar diharapkan dapat menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran agar menarik dan tidak membosankan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dirancang

dalam dua siklus. Menurut Ekawarna (2013: 4) Setiap siklusnya terdiri dari empat

tahap, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan

refleksi (reflecting). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII 2 SMP Muhammadiyah

2 Sapuran tahun 2013/2014 yang berjumlah 19 siswa terdiri dari 7 siswa perempuan

dan 12 siswa laki-laki. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa tes, observasi,

dan dokumentasi. Instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa lembar

observasi dan soal tes yang terdiri dari 5 soal uraian dalam materi segitiga. Analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data secara kualitatif dan

kuantitatif. Indikator keberhasilan sebagai berikut, ketuntasan minimal kemampuan

penalaran matematis siswa 75% dengan nilai KKM 70 sedangkan persentase rata-rata

keterlaksanaan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran CMP berbantu

media gambar minimal 75%.

(4)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran CMP berbantu media gambar yang dilakukan di SMP Muhammadiyah 2 Sapuran dipandang dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa. Pada pembelajaran ini siswa dihadapkan pada permasalahan matematika yang disusun dalam permasalahan sehari- hari yang menantang. Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran CMP berbantu media gambar dilakukan dengan diskusi kelompok. Kelompok diskusi yang digunakan dalam penelitian ini beranggotakan 3 atau 4 siswa, bahwa pengelompokan siswa akan memberi peluang bagi mereka untuk mendiskusikan masalah yang dihadapi, saling tukar ide antarsiswa dan memperdebatkan alternatif pemecahan masalah yang bisa digunakan.

Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran CMP berbantu media gambar diawali dengan berdoa dan mengabsen siswa. Guru terlebih dahulu memberikan gambaran kepada siswa memberikan contoh-contoh yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dengan media gambar (foto). Guru membagi LKS kepada siswa kemudian guru membagi siswa menjadi 6 kelompok. Mereka dituntut untuk memahami, mendiskusikan dan menemukan pemecahan masalah yang diberikan.

Berdasarkan proses pembelajaran tersebut didapatkan hasil penelitian berupa tes kemampuan penalaran matematis dan lembar observasi. Diperoleh bahwa kemampuan penalaran matematis siswa kelas VII.2 SMP Muhammadiyah 2 Sapuran secara garis besar mengalami peningkatan setelah mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran CMP berbantu media gambar. Peningkatan kemampuan penalaran matematis tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

Berdasarkan hasil tes pada siklus I dan siklus II didapat bahwa kemampuan

menyajikan pernyataan matematika melalui lisan, tulisan, gambar, sketsa atau diagram

meningkat dari 89,47% pada siklus I menjadi 94,74% pada siklus II, kemampuan

mengajukan dugaan meningkat dari 72,36% pada siklus I menjadi 76,31% pada siklus II,

(5)

memberikan alasan terhadap beberapa solusi meningkat dari 71,05% pada siklus I menjadi 84,21% pada siklus II, kemampuan memeriksa kesahihan suatu argumen meningkat dari 64,91% pada siklus I menjadi 82,46% pada siklus II, kemampuan menarik kesimpulan atau melakukan generalisasi meningkat dari 62,63% pada siklus I menjadi 78,95% pada siklus II. Diperoleh juga perbandingan hasil persentase rata-rata siklus I yaitu 65,95%, siswa hanya terpusat pada menyajikan pernyataan matematika.

Meningkat menjadi 81,84% pada siklus II siswa mampu menguasai kemampuan penalaran matematis ada 9 atau 47,37% siswa yang memenuhi KKM pada siklus I meningkat menjadi 17 atau 89,47% siswa yang memenuhi KKM pada siklus II, kemudian berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran CMP berbantu media gambar sudah berjalan dengan baik. Pembelajaran sudah sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran CMP berbantu media gambar.

Berdasarkan analisis hasil observasi, terjadi peningkatan dalam proses pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran CMP berbantu media gambar.

Dalam pembelajaran CMP siswa dapat menyelesaikan masalah atau proyek yang diberikan oleh guru dengan baik dan siswa selalu aktif dalam pembelajaran.

Peningkatan hasil observasi siklus I ke siklus II sebagai berikut, penggunaan kontes nyata pada siklus I dan siklus II tetap sebesar 100% dengan kualifikasi Sangat Baik, adanya keterhubungan yang signifikan, bermakna, dan ada keterkaitan meningkat dari 50% pada siklus I menjadi 91,67% pada siklus II dengan kualifikasi Sangat Baik, adanya inquiri dan penemuan ide-ide meningkat dari 50% pada siklus I menjadi 75% pada siklus II dengan kualifikasi Baik, membantu siswa tumbuh sesuai kemampuan meningkat dari 75% pada siklus I menjadi 100% pada siklus II dengan kualifikasi Sangat Baik, adanya refleksi dalam pembelajaran pada siklus I dan siklus II tetap sebesar 100%

dengan kualifikasi sangat baik. Diperoleh juga perbandingan persentase rata-rata hasil

observasi yaitu 73,53% pada siklus I menjadi 94,12% pada siklus II. Berikut ini adalah

diagram yang menunjukan perbandingan hasi tes dan hasil observasi siklus I ke siklus II.

(6)

Gambar 1. Diagram Perbandingan Hasil Persentase rata-rata Tes dan Observasi Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan penalaran matematis dan pelaksanaan pembelajaran dengan model CMP berbantu media gambar meningkat dari siklus I ke siklus II.

SIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan diperoleh bahwa dengan menggunakan model pembelajaran CMP berbantu media gambar materi segitiga dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematis. Hal ini ditunjukkan pada siklus I nilai persentase rata-rata adalah 65,95% siswa hanya terpusat pada menyajikan pernyataan matematika. Meningkat menjadi 81,84% pada siklus II siswa mampu menguasai kemampuan penalaran matematis. Sebanyak 17 atau 89,47% siswa yang mengalami peningkatan skor total kemampuan penalaran matematis. Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran matematika sudah sesuai dengan model pembelajaran CMP berbantu media gambar. Hal ini ditunjukkan pada hasil pengamatan pada siklus I adalah 73,53%

meningkat menjadi 94,12% pada siklus II.

DAFTAR PUSTAKA

Ekawarna. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Referensi (GP Press Group).

Lappan, et al. 2001. Getting To Know Connected Mathematics: An Implementation Guide. Illionis: Prentice Hall.

Sa’adah, Widayanti Nurma. 2010. Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Bangun Tapan Dalam Pembelajaran

0.00%

50.00%

100.00%

Siklus I Siklus II

Hasil Tes Hasil Observasi

Gambar

Gambar 1. Diagram Perbandingan Hasil Persentase rata-rata Tes dan Observasi  Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan penalaran matematis dan pelaksanaan  pembelajaran dengan model CMP berbantu media gambar meningkat dari siklus I ke  siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa dalam pembelajaran matematika pada materi segitiga melalui model pembelajaran CORE

Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan penalaran matematis siswa menggunakan tes uraian yang diberikan pada setiap akhir siklus.. Berdasarkan hasil

Adapun hasil penelitian yang akan dipaparkan adalah kemampuan penalaran matematis siswa pada materi lingkaran, aktivitas belajar siswa selama pembelajaran dengan

konsep dan penalaran matematis siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan pemahaman konsep dan penalaran matematis siswa dengan menggunakan

ngikuti pembelajaran konvensional yaitu sebesar 46%.Data ini menun- jukkan bahwa ditinjau dari indikator pencapaian kemampuan penalaran matematis, siswa yang

Pada gambar diatas menunjukkan bahwa hasil jawaban soal tes kemampuan respresentasi matematis pada tes akhir (posttest) pada kelas eksperimen yaitu masih terdapat

kemampuan penalaran matematis siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional, 3) Kemampuan penalaran matematis siswa yang berkemampuan awal rendah yang mengikuti

Dengan demikian, salah satu upaya pembiasaan untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematis dapat dilakukan dalam proses pembelajaran siswa yang diberi suatu permasalahan yang