• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Performansi Kolektor Surya Pelat Bergelombang untuk Pengering Bunga Kamboja.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa Performansi Kolektor Surya Pelat Bergelombang untuk Pengering Bunga Kamboja."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

xxvii

COVER ... i

KATA PENGANTAR ... ii

SAMBUTAN REKTOR ... iii

SAMBUTAN DEKAN ... iv

REVIEWER ... v

PANITIA ... vii

JADWAL ACARA ... viii

DAFTAR ISI ... xxvii

KEYNOTE SPEAKER ... xlix

BIDANG KONVERSI ENERGI

NO JUDUL KODE

1 Genset dengan bahan bakar co-gasifikasi downdraft kulit kopi dan batubara KE 01

2 Unjuk Kerja Pengering Surya Tipe Rak Pada Pengeringan Kerupuk Kulit Mentah KE 02

3 Analisis Unjuk Kerja Sistem Turbin Gas Mikro Bioenergi Proto X-3 Berbahan Bakar LPG KE 04

4 Optimasi periode data berdasarkan time constant pada pengujian unjuk kerja termal kolektor

surya pelat datar KE 06

5 Pengembangan Model Matematika Kinetika Reaksi Torefaksi Sampah KE 07

6 PENGGUNAAN GAS SEBAGAI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR BERMESIN INJEKSI KE 10

7 STUDI NUMERIK KARAKTERISTIK ALIRAN GAS-SOLID DAN PEMBAKARAN PADA TANGENTIALLY

FIRED PULVERIZED-COAL BURNER DENGAN VARIASI SUDUT TILTING KE 11

8 Pemanfaatan Panas Buang Kondenser pada Pengering Beku Vakum KE 12

9 Sistem Pendingin Adsorpsi dengan Single Bed Adsorber KE 13

10 Penerapan Evaporative Cooling Untuk Peningkatan Kinerja Mesin Pengkondisian Udara Tipe

Terpisah (AC Split) KE 14

11 Penggunaan Thermal Energy Storage sebagai Penyejuk Udara Ruangan dan Pemanas Air pada

Residential Air Conditioning Hibrida KE 15

12 Studi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius KE 17

13 PENGARUH KONSENTRASI GARAM TERHADAP KARAKTERISITIK ALIRAN DUA FASE GAS DAN AIR KE 22

14 Karakteristik Pembentukan Cincin Vorteks pada Jet Sintetik akibat Perubahan Frekwensi Eksitasi

pada Aktuator Ber-cavity Kerucut KE 23

15 KAJI TEORITIK KONSUMSI GAS LPG SEBAGAI SUMBER PANAS PADA PETERNAKAN AYAM BROILER

TIPE KANDANG TERTUTUP (CLOSED HOUSE) KE 24

16 STUDI AWAL GASIFIKASI SERBUK KAYU PADA OPEN TOP STRATIFIED DOWNDRAFT GASIFIER KE 25

17 Prototipe Sistem Pengering Cengkeh Dengan Energi Surya KE 26

18 Drag Reduction in Flow Separation Using Plasma Actuator in Cylinder Models KE 28

19 PENGARUH VARIASI NORMALITAS AKTIVATOR PADA AKTIVASI NaOH-FISIK ADSORBEN FLY ASH

(3)

Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

20 PENGARUH TEMPERATUR PEMANASAN AWAL TIPE STRAIGHT PADA MINYAK KELAPA TERHADAP

SUDUT SEMPROT NOSEL KE 30

21 Analisis Beban Thermal Rancangan Mesin Es Puter Dengan Kompresor ½ PK Untuk Skala Industri

Rumah Tangga KE 32

22 Rancang Bangun Kondenser pada Pengering Beku Vakum KE 34

23 ANALISIS PERFORMANSI KOLEKTOR SURYA PEMANAS AIR DENGAN PELAT KOLEKTOR BENTUK-V KE 35

24 Analisa Performansi Kolektor Surya Pelat Bergelombang untuk Pengering Bunga Kamboja KE 37

25 Pengaruh Jarak Concentric dan Eccentric Reducer Pada Sisi Isap Pompa Sentrifugal Terhadap

Gejala Kavitasi KE 38

26 Karakterisasi Pembentukan Deposit pada Ruang Bakar Mesin Diesel Dengan Metode Tetesan Pada

Pelat Panas KE 40

27 Pengujian Performa Sistem Pendingin Absorpsi dengan Energi Panas Matahari di Universitas

Indonesia Depok KE 41

28 Karakteristik Aliran dan Perpindahan Panas Campuran Air dan Minyak Nabati untuk aplikasi

sebagai refigeran sekunder KE 42

29 PENGGUNAAN SOLAR COLLECTOR SEBAGAI PEMANAS AWAL DAN PIPA KONDENSAT SEBAGAI HEAT

RECORVERY PADA BASIN SOLAR STILL UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KE 43

30 Analisis Performa Modul Solar Cell Dengan Penambahan Reflector Cermin Datar KE 44

31 Karakteristik Api Premiks Biogas pada Counterflow Burner KE 45

32 Theoretical Study of Forced Convective Heat Transfer in a Hexagonally Configured

Seven-Vertical-Rod Bundle in Zirconia-Water Nanofluid KE 47

33 KAJI EKSPERIMENTAL ALAT PENGOLAHAN AIR LAUT MENGGUNAKAN ENERGI SURYA UNTUK

MEmproduksi GARAM Dan AIR TAWAR KE 48

34

ANALISIS KARATERISTIK PEMBAKARAN BRIKET ARANG LIMBAH INDUSTRI KELAPA SAWIT dengan VARIASI BAHAN PEREKAT (BINDER) KANJI dan TAR MENGGUNAKAN METODE THERMOGRAVIMETRI ANALYSIS (TGA)

KE 50

35 PENINGKATAN HASIL EKSTRAKSI MINYAK NILAM DENGAN METODE HYDRO-STEAM MICROWAVE

DISTILLATION KE 51

36 PENGARUH VARIASI KEMIRINGAN SUDUT TURBULATOR TERHADAP LAJU PERPINDAHAN PANAS

PADA ALAT PENUKAR KALOR ALIRAN BERLAWANAN (COUNTER FLOW HEAT EXCHANGER) KE 52

37 Pengaruh Variasi Luas Heat Sink Terhadap Densitas Energi dan Tegangan Listrik Thermoelektrik KE 53

38 EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN GROOVE KE 54

39 Penentuan Sub-sub Pola Aliran StratifiedAir-Udara pada Pipa Horisontal MenggunakanPengukuran

Tekanan KE 56

40 Distribusi Temperatur Pada Microwave menggunakan Metode CFD KE 57

(4)

Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

xxix

42 PENGONTROLAN KUALITAS ANODE SOLID OXIDE FUEL CELL (SOFC) MELALUI PENGONTROLAN

POROSITAS KE 59

43 Pengaruh Kandungan Air pada Proses Pembriketan Binderless Batubara Peringkat Rendah

Indonesia KE 61

44 Perancangan Perangkat Eksperimen Kondensasi Kontak Langsung dengan Keberadaan Non

Condensable Gas KE 62

45 Model Laju Kinetik Dekomposisi Biomasa Untuk Pembentukan Tar Pada Proses Pirolisis KE 65

46 Analisis CFD Penempatan Air Conditioning Unit pada KRD Ekonomi Bandung Raya KE 66

47 Pengaruh temperatur permukaan sel surya terhadap daya pada kondisi pemodelan dan nyata KE 67

48 Pengaruh Pemilihan Jenis Material Terhadap Nilai Koefisien Perpindahan Panas pada Perancangan

Heat Exchanger Shell-Tube dengan Solidworks KE 73

49 PENGARUH LAJU ALIRAN AGENT GAS PADA PROSES GASIFIKASI KOTORAN KUDA TERHADAP

KARAKTERISTIK SYNGAS YANG DIHASILKAN KE 74

50 Pembakaran Rice Husk dan Coconut Shell Dalam Fluidized Bed Combustor KE 75

51 Studi Eksperimental Penyimpanan Energi Termal pada Tangki Pemanas Air Tenaga Surya yang

Berisi PCM KE 76

BIDANG MANUFAKTUR

NO JUDUL KODE

1 Optimalisasi Parameter Proses Cetak Injeksi Plastik dengan Metode Simulasi untuk Menurunkan

Cacat Defleksi MAN 01

2 Simulasi dan Studi Eksperimental Proses Injeksi Plastik Berpendingin Konvensional MAN 02

3 Optimasi Karakteristik Statik Spindel Mesin Perkakas Buatan Dalam Negeri MAN 04

4 Pengaruh ketebalan terhadap akurasi persamaan Rosenthal untuk model analitik proses

pengelasan MAN 09

5 Pengaruh Variasi Kecepatan Putaran Benda Kerja dan Kedalaman Pemakanan Terhadap Kekasaran

Permukaan Proses Gerinda Silinderis Dengan Center Pada Baja AISI 4140 MAN 10

6

Pengaruh Variasi Kecepatan Putaran Benda Kerja dan Kedalaman Pemakanan Terhadap Kekasaran Permukaan Proses Gerinda Silinderis Baja Aisi 4140 Menggunakan Media Pendingin (Coolant Campuran Minyak Sawit dan Calcium Hypochlorite)

MAN 11

7 PENINGKATAN KEAKURASIAN GERAKAN PADA PROTOYPE MESIN CNC MILLING Mini 3-AXIS MAN 12

8 Nilai kekasaran permukaan paduan magnesium AZ31 yang dibubut menggunakan pahat potong

berputar MAN 13

9 Pengaruh Variasi Kecepatan Gerak Benda Kerja terhadap Umur pada Proses Pembuatan Cetakan

Paving AISI 1045 Home Industry Menggunakan Metode Flame Hardening MAN 14

10 Kekasaran permukaan baja karbon sedang akibat proses sand-blasting dengan variasi tekanan dan

(5)

Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

11 Pemrograman CNC 5-Axis untuk Pembuatan Runner Turbin Propeler berbasis Feature MAN 16

12 Desain, Manufaktur, dan Inspeksi Produk Berbasis Fitur MAN 17

13 Simulasi Proses Active Hydro-Mechanical Drawing dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga

pada Material Aluminium AlMg MAN 20

14 APLIKASI METODOLOGI DESAIN HATAMURA UNTUK PROSES DESAIN JIG DAN FIXTURE MAN 21

15 PEMBUATAN MODUL PENGUJIAN KETELITIAN GEOMETRIK MESIN CNC MILLING VERTIKAL DENGAN

METODE DOUBLE BALL BAR MAN 23

16 Sustainable Product Development for Motorcycle Sidestand using Pugh’s Concept Selection

Method MAN 24

17 Pemodelan Penyalaan Pada Proses Bubut Kering Magnesium AZ31 Menggunakan Jaringan Syaraf

Tiruan MAN 25

18 Pengaruh Plunge Depth dan Preheat Terhadap Sifat Mekanik Sambungan Friction Stir Welding

Polyamide MAN 26

BIDANG MEKANIKA TERAPAN

NO JUDUL KODE

1 Analisis Penurunan Efisiensi Motor Listrik Akibat Cacat Pada Bantalan MT 01

2 Unjuk Kerja Alat Pembuat Ice Slurry dengan Air Laut MT 02

3 Pengaruh Variasi Diameter Orifice Terhadap Karakteristik Dinamis Hydraulic Motor Regenerative

Shock Absorber (HMRSA) dengan Satu Silinder Hidraulik MT 03

4 Pengaruh jumlah lilitan pipa sebagai pemanasan awal pada kompor pembakar jenazah MT 04

5 SIMULASI TURBIN AIR KAPLAN PADA PLTMH DI SUNGAI SAMPANAHAN DESA MAGALAU HULU

KABUPATEN KOTABARU MT 05

6 Studi Karakteristik Penjalaran Gelombang Tegangan (Stress Wave) Berupa Emisi Akustik (Acoustic

Emission, AE) Pada Struktur Alat Penukar Kalor (Heat Exchanger) MT 06

7 Pengaruh Pelumas Refrijeran pada Kinerja Alat Penukar Kalor Microchannel Sistem Tata Udara MT 07

8 Nonlinear Behaviour of Toroidal Shells of In-Plane and Out-of-Plane Oval Cross Sections under

Internal Pressure MT 08

9 PERANCANGAN JARINGAN PIPA TRANSMISI MATA AIR UMBULAN MT 09

10 Analisis Tegangan Pada Beberapa Jenis Steam Jet Ejector MT 10

11 Optimasi Pembuatan Biodiesel dengan Multi-Feedstock (CPO dan Jatropha) Berbantuan Ultrasonik

pada 28 kHz MT 11

12 DINAMOMETER GENERATOR AC 10 KW PENGUKUR UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR 100 CC MT 13

13 Wind and Earthquake Loads On The Analysis of a Vertical Pressure Vessel For Oil Separator MT 14

(6)

Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

xxxi

15 Desain Awal Rig untuk Pengujian Frame Bogie Kereta Monorel Jenis Straddle Produk Industri Lokal MT 17

16 PERANCANGAN RODA PENGGERAK ROBOT PENDOBRAK PINTU MT 19

17 Pengaruh Jumlah dan Sudut Sudu Pengarah Omni-Directional Terhadap Daya yang Dihasilkan

Turbin Angin Savonius MT 20

18 UJI KINERJA MODIFIKASI KOMPOR ( TUNGKU ) TANAH LIAT BERBAHAN BAKAR BRIKET LIMBAH

KULIT JAMBU METE MT 21

19 Penghitungan Numerik Kekuatan Buckling Struktur Kolom Taper MT 22

20 Analisis Suara pada Rotordinamik akibat Unbalance, Misalignment, dan Looseness MT 23

21 Analisis Gaya Pada Hanger Shaft “Suspensi Anting-Anting” Untuk Bogie Kereta Monorel Jenis

Straddle MT 24

22 Rancang Bangun Smart Greenhouse Untuk Pembudidayaan Tanaman Dengan Menerapkan Solar

Cell Sebagai Tenaga Listrik MT 26

23 Rancang Bangun Prototipe Quadrotor Tanpa Awak MT 27

24 DETEKSI MULAI TERBENTUKNYA ALIRAN CINCIN PADA PIPA HORISONTAL MENGGUNAKAN SENSOR

ELEKTRODE MT 28

25 Perancangan Pengering Bambu Resonator Gamelan dengan Memanfaatkan Limbah Termal

Peleburan Bahan Gamelan MT 29

26 Smart Chassis System Berbasis Proporsi Kontrol Traksi dan Pengereman MT 31

27 Rancang Bangun Alat Pres Parutan Kelapa Tipe Ulir Daya Penggerak Motor Listrik MT 32

28 Pembuatan dan Pengujian Prime Mover Termoakustik Tipe Gelombang Tegak MT 33

29 STUDI AWAL UNJUK KERJA PENDINGIN UDARA (AIR COOLER) BERBASIS TERMOELEKTRIK PADA

AIR DUCT SEPEDA MOTOR TIPE SKUTIK MT 34

30 Desain Mekanisme Alternatif Penerus Daya dari Poros Turbin Propeler ke Poros Generator dengan

Menggunakan TRIZ MT 35

31 RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH MT 37

32 Alat Bantu Analisis Kerusakan Anti-friction Bearing Pada Unit Alat Berat MT 40

33 Kaji Eksperimental prilaku degradasi kokas dari batubara muda MT 43

34 PEMODELAN DAN SIMULASI DINAMIKA HANDLING MOBIL LISTRIK UNS GENERASI II MT 45

35 Analisa Pemodelan dan Simulasi Gerak Aktuator Punch pada Mesin Pres untuk proses Deep

Drawing MT 48

(7)

Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

37 Analisa Efek Whirling pada Poros karena Pengaruh Letak Beban dan Massa terhadap Putaran Kritis MT 50

38 Simulasi Performa Konsumsi Energi pada Kendaraan Umum MT 51

39 Analisa Pengaruh Jarak Choke Bean Terhadap Laju Erosi Aliran Dua Fasa Steam-Solid di Dalam

Elbow pada Pipa Vertikal Injektor Uap Menggunakan CFD MT 52

40 Kaji Eksperimental Penerapan Peredam Dinamik TLCD dan TMD pada Model

Struktur Geser Dua Derajat Kebebasan MT 55

41 Variasi bahan dan warna atap bangunan untuk Menurunkan Temperatur Ruangan akibat

Pemanasan Global MT 57

42 Perancangan Evaporator Vakum Penurun Kadar Air Dalam Madu Kapasitas 50 Liter MT 58

43 Analisis getaran untuk memprediksi batas kecepatan flutter dengan model seksional menggunakan

metode ARMA MT 59

44 Perancangan Sistem Kendali NCTF Berbasis Arduino Mega untuk Sistem Putar Eksentris Satu Massa

Horisontal MT 60

45 Analisis Metode Elemen Hingga pada Sendi Panggul Buatan Saat Digunakan untuk Menjalankan

Ibadah Salat MT 62

46 Pengembangan cengkam elektrostatik fleksibel dengan elektroda berstruktur pilar-pilar skala mikro MT 63

47 Analisis Distribusi Temperatur pada Mesin Produksi “Bata Umpak” MT 64

48 Rancang Bangun Peralatan Fisioterapi Dua Derajat Kebebasan Berbiaya Rendah MT 65

49 PENERAPAN ANALISIS MODE DAN EFEK KEGAGALAN BERBASIS KEHANDALAN PADA PEMBUATAN

KENDARAAN HEMAT ENERGI TIM CIKAL ITB MT 66

50 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN DINAMOMETER KECIL DENGAN MENGGUNAKAN REM ARUS

EDDY MT 67

51 Pengaruh Alur Berbentuk Segi Empat Pada Permukaan Silinder Dengan Variasi Diameter Silinder MT 68

52 Analisis Tegangan pada Transfemoral Prosthetic Tipe Four-Bar Linkage dalam Gerakan Gait Cycle MT 70

53 Kinematic Design of Tree Degrees of Freedom Planar Parallel Mechanism with Consideration of

Workingspace, Singularity and Dexterity MT 71

54 ANALISIS TEGANGAN PLATFORM MOBIL LISTRIK CROSS OVER MT 73

55 Pengujian Fungsi Purwarupa Pintu Geser Kompak Busway dengan Mekanisme Puli dan Sabuk MT 74

56 Kaji Awal Pengembangan Metode Visi Komputer Berbasis Deteksi Tepi untuk Pengukuran Sebidang

Defleksi Struktur MT 75

57 INVESTIGASI REM ANTI-LOCK BRAKE SYSTEM (ABS) DENGAN PENAMBAHAN KOMPONEN

PENGGETAR SOLENOID MT 76

(8)

Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

xxxiii

59 Studi Parameter Sistem Peredam Getaran Dinamik Tipe Dual-Beam MT 80

60 Pembuatan Model Solid Tangan Palsu (Prosthetic Hand) Manusia Metode 3D Scanner dengan

menggunakan Perangkat Lunak Autodesk 3D Max Design dan NetFabb MT 81

61 Analisis Komputasi Pengaruh Geometri Muka dan Kontrol Aktif Suction Terhadap Koefisien

Tekanan Pada Model Kendaraan MT 83

62 PENINGKATAN KEANDALAN PADA DRIVE STATION ALAT ANGKUT REL KONVEYOR DENGAN

METODE FAILURE MODE, EFFECT and CRITICALITY ANALIYSIS (FMECA) MT 84

63 Mesin Pemisah dan Pencacah Sampah Organik dan Plastik Untuk Bahan Kompos MT 89

BIDANG TEKNIK INDUSTRI

NO JUDUL KODE

1 Pembuatan Aplikasi Basis Data Untuk Desain Snap-Fit Optimum TI 04

2 PENGEMBANGAN MODEL PERHITUNGAN INDEKS KOMPLEKSITAS PROSES PERAKITAN MANUAL TI 05

3 Studi Kelayakan Pembangkitan Daya Kogenerasi Mesin Gas Bandara Udara TI 06

4 “Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Pada Jurusan Teknik Mesin Universitas Udayana

Menggunakan Metode Performance Prism” TI 07

5 ANALISIS BEBAN KERJA TENAGA BANGUNAN DALAM PEMBANGUNAN RUMAH TIPE “X” DI

PERUMAHAN ALAM SUTERA TANGERANG TI 08

6 Optimasi Desain Tata Letak Fixture dengan Menggunakan Algoritma Genetika TI 12

7 Analisis Parameter Spatio-Temporal pada Basis Data Gerak Berjalan Orang Indonesia TI 13

8 Penerapan Metode Design for Manufacture and Assembly pada Handle Transformer Hand Bike TI 14

9 Analisis Dfma pada Produk Plastik Kasus Projector TI 15

10 RANCANGAN KLASTER INDUSTRI MARITIM TERINTEGRASI SEBAGAI BAGIAN DARI KONSEP

INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA TI 16

11 Analisa Rantai Pasok Material Pada Kawasan Industri Maritim Terhadap Produktivitas Industri

Perkapalan TI 17

12 Rancangan Sistem Assessment Keselamatan Kebakaran Kapal Penyeberangan Roll On Roll Off TI 18

13 PENGEMBANGAN MODEL PROSES PRODUKSI BATA RINGAN (Autoclaved Aerated Concreated /

AAC) DALAM MENDUKUNG KUALITAS PRODUKSI TI 19

14 Pemodelan Sistem Kendali Irigasi Drip Untuk Budidaya Tanaman Kedelai Berbasis Analisis

Evapotranspirasi Penman Monteith TI 20

15 Analisa Teknis-Ekonomis Pemanfaatan Genset dan Panel Surya sebagai Sumber Energi Listrik

Mandiri untuk Rumah Tinggal TI 21

(9)

Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

NO JUDUL KODE

1 Integrasi Soft Skill dalam Matakuliah “Tugas Akhir” PTM 01

2 Pengaruh Penerapan Blended Learning Pada Praktikum Mekatrionika Terhadap Pencapaian Hasil

Pembelajaran Praktikan PTM 0

3 IMPLEMENTASI DAN PERANCANGAN APLIKASI BERBICARA PADA PERENCANAAN KOMPONEN

MESIN DAN PENGARUHNYA PADA PERKULIAHAN PTM 03

4 Perancangan dan Evaluasi Kinematika Pada Mainan Mekanikal Edukatif PTM 04

5 Masalah dalam Pembelajaran Gambar Teknik dan Gambar Mesin serta Usulan Solusinya PTM 05

6 PERGURUAN TINGGI TEKNIK KUNCI MENGATASI KEKURANGAN INSINYUR MENGHADAPI MEA

2015 PTM 06

7 Rancang Bangun Peralatan Praktikum “Pengujian Defleksi pada Beam dan Shaft” untuk Mata

Kuliah Mekanika Kekuatan Material PTM 07

BIDANG MATERIAL

NO JUDUL KODE

1 Pengujian Kinerja PCM Beeswax Sebagai Thermal Storage pada Aplikasi Pemanas Air Domestik Material 02

2 Studi Experimental Pengaruh Variasi Temperatur Pencampuran Terhadap Sifat Mekanik

Campuran Polypropylen, Polyetylen Dan Fiber Glass Menggunakan Mesin Mixer Buatan Sendiri Material 03

3 Model Matematik : Pengaruh Suhu Dan Waktu Tahan Pada Proses Annealing Terhadap Kekerasan

Baja karbon Material 04

4 MODIFIKASI GATING SYSTEM UNTUK MENGATASI CACAT SHRINKAGE PADA BAGIAN GROOVE

PADA PRODUK PUMP CASING F-60 DENGAN MATERIAL AISI 304 Material 06

5 ANALISA SIFAT MEKANIK KOMPOSIT VINYL ESTER BERPENGUAT SERAT E-GLASS TIPE MULTIAXIAL

DENGAN METODE VARTM UNTUK APLIKASI PADA LAMBUNG KAPAL CEPAT Material 08

6 Characterization of Bioceramic Powder from Clamshell (Anadara Antiquata) Prepared By

Mechanical and Heat Treatments for Medical Application Material 09

7 KOROSI INFRASTRUKTUR BETON BERTULANG DI KABUPATEN ACEH BARAT PASCA TSUNAMI 2004 Material 10

8 Aplikasi Low Pressured Sitering Untuk Pengolahan Limbah Kemasan Aluminium Foil Menjadi

Papan Material 11

9 Pengaruh Variasi Laju Solidifikasi terhadap Struktur Mikro, Sifat Mekanis dan Akustik Perunggu Material 13

10 Penggunaan ISE Dalam Penentuan Koefisien Pengerasan Regang Baja Untuk Prediksi Properties

(10)

Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

xxxv

11 The Effect of Various Post Curing Time and Polymer Composition on Tensile Strength and

Microhardness between Epoxy Resin and Hardener Material 15

12 Perbandingan Perlakuan Acrylic Acid dan Acrylic Acid Terhadap Keausan Komposit Polypropelene

Berpenguat Serat Sisal Material 16

13 Studi Eksperimen Sifat Mekanis Hibrid Komposit Epoxy dengan Penguat Serat Karbon dan Serat

Basalt pada Beban Tarik Material 17

14 PENGARUH PENAMBAHAN MODIFIER Sr TERHADAP MORFOLOGI FASA INTERMETALIK PADUAN

ALUMINIUM SILIKON EUTEKTIK ( Al-11%Si ) Material 18

15 ANALISIS KEKUATAN STRUKTUR PENYANGGA KONVEYOR YANG DIPENGARUHI OLEH KOROSI

DENGAN BANTUAN SOFTWARE SOLIDWORKS Material 19

16 Usaha Peningkatan Ketangguhan Baja Tulangan Beton Komersial dengan Proses Pemanasan

Kontinu pada Temperatur Eutectoid Material 20

17 Studi Eksperimen Pembuatan Komposit Metal Matrik Aluminium Penguat SiC Wisker dan A2O3

Partikel sebagai Material Alaternatif Material 21

18 Kekuatan Bending dan Impak Komposit Clay/Fly ash Untuk Aplikasi Fire Brick Material 23

19 Pengujian Kandungan Unsur Logam Serat Ijuk dengan X-Ray Fluorescence Testing Material 27

20 Pemetaan Potensi Limbah Aluminium untuk Bahan Baku Jendela Kapal Material 29

21 Tingkat Kekasaran Permukaan Stainless Steel 316L Akibat Tekanan Steelballpeening Material 30

22 Studi Performan Balistik pada Komposit Besi Cor Kelabu Berpenguat Kawat Baja Material 31

23 Analisis Kegagalan Clamp U pada Sepeda Motor 200 cc Material 32

24 Penyerapan Air pada Epoxy dan Polyester Tak Jenuh dan Pengaruhnya pada Kekuatan Tarik Material 34

25 PENGARUH JENIS SERAT TERHADAP KUALITAS HASIL PEMESINAN BAHAN KOMPOSIT Material 35

26 KARAKTERISTIK LAJU KEAUSAN KOMPOSIT AlSiTiB/SiC DAN AlSiMgTiB/SiC Material 36

27 Modifikasi Kekerasan Baja Tahan Karat AISI 316L Dengan Menggunakan Proses Steel Ball Peening Material 37

28 Karakteristik Kekuatan Bending dan Impact akibat Variasi Unidirectional Pre-Loading pada serat

penguat komposit Polyester Material 38

29 Analisa Kekuatan Maksimal bata plastik hasil pengepresan jeis Polyethelene Terephthalate Material 39

30 Sifat Tarik dan Lentur Komposit rHDPE/Serat Cantula dengan Variasi Panjang Serat Material 40

31 Analisis struktur mikro dan kekerasan paduan Al scrapmenggunakan metode pengecoran

(11)

Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

32 UPAYA PENINGKATAN KUALITAS SIFAT MAKANIK KOMPOSIT SERAT PURUN TIKUS (ELEOCHARIS

DULCIS) BERMATRIK POLYESTER DENGAN PERLAKUAN NaOH Material 45

33 Pengaruh Panjang Serat Terhadap Sifat Bending Komposit Poliester Berpenguat Serat Daun

Gewang Material 46

34 Analisis Struktur Mikro dan Fraktografi Hasil Pengelasan GMAW Metode Temper Bead Welding

dengan Variasi Masukan Panas pada Baja Karbon Sedang Material 47

35 KAJIAN Penggunaan metoda taguchi pada proses pembentukan komposit tehadap Sifat mekanik

bahan Material 48

(12)

Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Analisa Performansi Kolektor Surya Pelat Bergelombang

untuk Pengering Bunga Kamboja

Ketut Astawa

1)

, Nengah Suarnadwipa

2)

, Widya Putra

3)

1.2,3

Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Udayana-Indonesia. 80361 awatsa@yahoo.com

Abstrak

Penggunaan energi matahari untuk mengeringkan hasil-hasil pertanian saat ini masih banyak

dilakukan secara konvensional yaitu dengan memanfaatkan radiasi matahari secara langsung,

dimana bahan atau obyek yang dikeringkan diletakan di lantai/tanah dan kemudian ditaruh di bawah

terik matahari. Kelemahan dari cara ini adalah bahan yang dikeringkan memerlukan tempat yang

luas, pengeringan yang tidak merata, waktu pengeringan yang lama sehingga kurang efisien. Untuk

itu diperlukan sebuah alat untuk proses pengeringan tersebut, alat ini disebut kolektor surya. Dari

jenis kolektor surya ada dua jenis yaitu kolektor surya pelat datar dan kolektor surya pelat

bergelombang.

Pada penelitian ini digunakan kolektor surya pelat bergelombang yang bertujuan untuk

menambah luasan permukaan penerima radiasi matahari, dengan demikian udara yang keluar dari

kolektor ini temperaturnya diharapkan akan lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan

kolektor surya pelat datar. Penelitian ini menggunakan aliran alami dengan ketinggian cerobong

pembuangan udara dan uap air setinggi 50 cm serta jumlah rak sebanyak 10 tingkat dengan

Pengujian dilakukan satu kali dan selanjutnya dilakukan perhitungan serta analisa.

Dari hasil pengujian dan perhitungan terlihat bahwa performansi yang dihasilkan kolektor surya

dengan pelat bergelombang adalah menghasilkan energi berguna sebesar 0,0153 kJ/dt dan efisiensi

rata-rata 0,64%.

Kata kunci

: kolektor surya pelat bergelombang, cerobong, energi berguna, efisiensi

Abstract

Nowdays, the use of solar energy for drying agricultural products is still widely used

conventionally by utilizing solar radiation directly wherein drying material were placing on the

floor or ground under the sun radiation directly. The disadvantages of this conventional methods is

the drying material would require wide space, has unequally drying, and require quite long drying

time, so that this conventional methods would became inefficient. Considering those situation, it

necessary to provide a drying process equipment that called solar collector. There are two types of

solar collector i.e flat plate solar collector and corrugated plate solar collector.

In this study is used the corrugate plate solar collector aiming to increase receiving area of solar

radiation, so that it expected the exiting air temperature from the corrugated plate would higher than

using flat plate solar collector. In this research is used a natural air flow system for an exhaust

stack of air and water vapor which has 50 cm of height, this drying system as well as uses 10 levels

of shelves , in which the assessment would taking place only once and then the data resulted would

be calculated and analysed .

As a result, it can be showed that the corrugated plate solar collector is able to generate 0.0153

kJ/s of useful energy and average efficiency of 0.64%.

(13)

Pendahuluan

Ketersediaan energi panas matahari yang

berlimpah

dan

sifatnya

yang

ramah

lingkungan,

sangat

mendukung

akan

pemanfaatannya diberbagai sektor, seperti

pembangkitan listrik, pemanas air, dan

pengeringan hasil pertanian. Kolektor surya

merupakan

alat

yang

berfungsi

untuk

mengumpulkan

energi

surya

dan

mengubahnya menjadi energi panas (kalor)

yang berguna. Dalam penelitian ini kolektor

surya digunakan sebagai alat pengering.

Pengeringan adalah suatu proses untuk

mengeluarkan atau menghilangkan sebagian

air suatu bahan dengan atau tanpa adanya

bantuan energi panas. Sehingga terjadi

pemindahan panas dan massa uap air secara

simultan.

Pada penelitian ini kolektor surya akan

digunakan sebagai penegring bunga kamboja.

Bali

merupakan

tempat

yang

banyak

ditumbuhi

oleh

bunga

kamboja,

tidak

mengherankan dikarenakan masyarakat Bali

sangat tergantung dengan bunga yang biasa

digunakan untuk sarana persembahyangan.

Disamping itu bunga kamboja kering

sekarang banyak digunakan sebagai bahan

campuran pembuatan kosmetik, lulur, dupa,

dan lain-lain. Untuk mendapatkan kualitas

bunga kamboja kering yang bagus maka

penjemuran harus dilakukan dibawah panas

matahari yang cukup terik. Bila dilakukan

dengan panas yang tidak memadai maka

pengeringan akan membutuhkan waktu yang

sangat lama dan bunga tidak akan kering

dengan merata. Disamping itu bunga

kamboja kering sekarang banyak digunakan

sebagai bahan campuran pembuatan kosmetik,

lulur, dupa, dan lain-lain. Untuk mendapatkan

kualitas bunga kamboja kering yang bagus

maka penjemuran harus dilakukan dibawah

panas matahari yang cukup terik. Bila

dilakukan dengan panas yang tidak memadai

maka pengeringan akan membutuhkan waktu

yang sangat lama dan bunga tidak akan kering

dengan merata.

Adapun beberapa tipe dari kolektor surya

untuk pengeringan dengan udara sebagai

fluida pengering antara lain kolektor surya

pelat

datar,

kolektor

surya

pelat

bergelombang, dan kolektor surya pelat

bersirip. Beberapa jenis pengering surya pada

umumnya menggunakan kolektor pelat datar

sebagai pelat absorber. Dari penelitian yang

terdahulu (Hollands, 1965) yang melakukan

penelitian

dengan

menggunakan

pelat

bergelombang sebagai pelat penyerap pada

kolektor surya, diperoleh kesimpulan bahwa

tingkat absorbsivitas pelat penyerap terhadap

radiasi matahari meningkat. Radiasi yang

mengenai pelat penyerap yang berbentuk

gelombang, sebagian akan dipantulkan ke

penutup transparant dan sebagian lagi akan

dipantulkan

ke

bagian

gelombang

disebelahnya. Dengan menggunakan pelat

gelombang, pemantulan berulang akan lebih

banyak terjadi daripada hanya menggunakan

pelat datar sebagai pelat penyerap, yang hanya

mengandalkan pemantulan berulang yang

terjadi antara penutup transparant dan pelat

penyerap. Penelitian I Dewa Gede Aditya

Kresnawan

(2013)

tentang

analisis

performansi

kolektor

surya

pelat

bergelombang dengan aliran fluida mengikuti

kontur pelat dan variasi jumlah saluran udara

didapat kesimpulan bahwa bidang penyerapan

dengan pelat bergelombang menjadi lebih

luas.

Maka

dalam

penelitian

ini

akan

menggunakan empat kolektor surya pada

masing-masing sisi ruang pengering dengan

tujuan menambah luas bidang penyerapan

serta menyerap sinar matahari dari berbagai

posisi arah penyinaran.

Dasar Teori

Perpindahan panas (

heat transfer)

adalah

proses berpindahnya energi kalor atau panas

(

heat

) karena adanya perbedaan temperatur.

Dimana, energi kalor akan berpindah dari

temperatur media yang lebih tinggi ke

temperatur media yang lebih rendah. Proses

perpindahan panas akan terus berlangsung

sampai ada kesetimbangan temperatur yang

terjadi pada kedua media tersebut. Proses

perpindahan panas dapat terjadi secara

konduksi, konveksi, dan radiasi.

Perpindahan panas secara konduksi adalah

perpindahan panas yang terjadi pada suatu

media padat, atau pada media fluida yang

diam.

Konduksi

terjadi

akibat

adanya

(14)

Laju konduksi dikenal dengan Hukum

Fourier tentang Konduksi (

Fourier Low of

Heat

Conduction

),

yang

persamaan

matematikanya sebagai berikut:

dx

dT

kA

q

kond

=

-

(1)

dimana :

kond

q

= laju perpindahan panas konduksi (W)

K = konduktivitas termal bahan (W/m.K)

A = luas penampang tegak lurus terhadap

arah aliran panas (m

2

)

dx

dT

= gradien temperatur pada penampang

tersebut (K/m)

(-) = perjanjian Fourier

Perpindahan

panas

konveksi

adalah

perpindahan panas yang terjadi dari suatu

permukaan media padat atau fluida yang diam

menuju fluida yang mengalir atau bergerak

atau sebaliknya akibat adanya perbedaan

temperatur.

Laju perpindahan panas konveksi adalah

merupakan

hukum

Newton

tentang

pendinginan (

Newton's Law of Cooling

) yaitu:

(

-

¥

)

=

h

A

T

T

q

konv

.

s

.

s

(2)

dimana :

q

konv

= Laju perpindahan panas konveksi (W)

h

= Koefisien perpindahan panas konveksi

( W/m

2

.K)

A

s

= Luas permukaan perpindahan panas

(m

2

)

T

s

= Temperatur permukaan (K)

T

= Temperatur fluida (K)

Energi dari medan radiasi ditransportasikan

oleh

pancaran

atau

gelombang

elektromagnetik (photon), dan asalnya dari

energi dalam material yang memancar.

Transportasi energi pada peristiwa radiasi

tidak harus membutuhkan media, justru

radiasi akan lebih efektif dalam ruang hampa.

Besarnya radiasi yang dipancarkan oleh

permukaan suatu benda riil (nyata),

ݍ

௥௔ௗǡ௚

(W), adalah :

ݍ

௥௔ௗǡ௚

ൌ ߝǤ ߪǤ ܶ

Ǥ ܣ

(3)

dimana :

ݍ

௥௔ௗ

= laju pertukaran panas radiasi (W)

ߝ

= emisivitas (

Ͳ ൑ ߝ ൑ ͳ

)

ߪ

= konstanta proporsionalitas dan disebut

konstanta Stefan-boltzmann yang nilainya

5,67 x 10

-8

(W/m

2

K

4

)

ܣ

= luas bidang permukaan (m

2

)

ܶ

= temperatur benda (K)

Bila energi radiasi menimpa permukaan

suatu media, maka sebagian energi radiasi

tersebut akan di pantulkan

(refleksi),

sebagian

akan diserap

(absorpsi),

dan sebagian lagi

akan diteruskan

(transmisi),

seperti ditunjukan

pada gambar 1 dibawah ini:

Gambar 1. Bagan pengaruh radiasi datang Sumber : (Holman J.P., 1997 halaman 343)

Kolektor Pelat Datar Standar

Pada kolektor surya yang digunakan

sebagai pemanas udara, radiasi matahari tidak

akan sepenuhnya diserap oleh pelat penyerap.

Sebagian

radiasi

akan

dipantulkan

(direfleksikan) menuju bagian dalam penutup

transparan. Pantulan sinar yang menuju

penutup transparan akan dipantulkan kembali

dan sebagian lainnya terbuang ke lingkungan.

Proses penyerapan radiasi ini diperlihatkan

pada Gambar 2.

(15)

Energi yang berguna digunakan untuk

menghitung seberapa besar panas yang

berguna yang dihasilkan oleh kolektor surya.

Sedangkan

efisiensi

digunakan

untuk

menghitung performansi atau unjuk kerja dari

kolektor surya tersebut.

Untuk perhitungan energi yang diserap

atau energi berguna pada kolektor digunakan

persamaan:

ܳ

ൌ ݉ሶǤ ܥ

Ǥ ሺܶ

െ ܶ

(4)

dimana:

ܳ

= panas yang berguna (W)

݉ሶ

= laju aliran massa fluida (kg/s)

ܥ

= kapasitas panas jenis fluida

ሺܬ ݇݃Ǥ ιܥሻ

)

ܶ

= temperatur fluida keluar (

ιܥ

)

ܶ

= temperatur fluida masuk (

ιܥ

)

Efisiensi kolektor adalah perbandingan

panas yang diserap oleh fluida atau energi

berguna dengan intensitas matahari yang

mengenai kolektor. Performansi kolektor

dapat dinyatakan dengan efisiensi thermal.

Efisiensi

kolektor

surya

dihitung

menggunakan persamaan:

ă ൌ

ொೠ

஺೎Ǥூ೅

௠ሶǤ஼೛Ǥሺ்೚ି்೔ሻ

஺೎ூ೅

(5)

dimana:

ŋ = efisiensi kolektor

ܳ

= panas berguna (W)

݉ሶ

= laju aliran massa fluida (kg/s)

ܥ

= kapasitas panas jenis fluida (

ܬ

݇݃Ǥ ιܥ

)

ܶ

= temperatur fluida keluar (

ιܥ

)

ܶ

= temperatur fluida masuk (

ιܥ

)

ܣ

= luas bidang penyerapan kolektor (

݉

)

ܫ

= radiasi surya yang jatuh pada bidang

kolektor (

ܹ ݉

Τ

)

Metode Penelitian

Penelitian ini akan menguji sebuah alat

pengering

dengan

kolektor

pelat

bergelombang dengan menggunakan metode

eksperimental. Setelah persiapan selesai maka

dilakukan pengujian pada kolektor surya

dengan cara pengamatan dan pencatatan dan

data-data yang ditunjukan oleh alat ukur.

Bunga kamboja yang akan digunakan

sebagai bahan penelitian dari jenis bunga

kamboja kuning (bunga kamboja cendana).

Dari

penelitian

yang

dilakukan

di

Laboratorium Fakultas Teknologi Pertanian

Universitas Udayana didapat kadar air bunga

kamboja yang masih basah sekitar 88,8%,

serta kadar air bunga kamboja yang sudah

kering sekitar 19,7%. Dengan massa 160 gr

untuk setiap rak yang terdapat pada ruang

pengering.

Gambar 3

. Bahan Uji : Bunga Kamboja

Gambar 4.

Ilustrasi alat pengering surya

Keterangan gambar:

1.

Cerobong : memberikan tarikan untuk

keluarnya udara

2.

Rak pengering : tempat meletakkan

bahan yang akan dikeringkan

3.

Plastik bening : untuk penutup ruang

pengering dan atap

4.

Kolektor surya : untuk menangkap dan

mengumpulkan panas matahari

5.

Saluran udara masuk : sebagai saluran

masuknya udara secara alami

6.

Pelat Bergelombang : sebagai area

penyerapan panas matahari

Pada Gambar 4 dapat dijelaskan bahwa

radiasi matahari yang mengenai penutup

transparan

akan

menembus

penutup

transparan dan mengenai pelat bergelombang

yang sudah di cat hitam. Di dalam kolektor,

radiasi matahari akan dipantulkan scara

(16)

berulang karena adanya bentuk bergelombang

dari pelat menyerap. Udara yang masuk

melalui saluran masuk kolektor akan menerpa

pelat penyerap yang sudah panas dan

memindahkan panas dari pelat keluar menuju

ruang pengering melalui saluran keluar

kolektor.. Udara panas tersebut akan mengalir

mengenai bahan uji yang telah disusun di atas

rak pengering. Akibat dialirkan udara panas

maka bahan uji akan mengalami penurunan

kadar air dan membuat bahan uji mengalami

proses pengeringan. Selanjutnya udara panas

tersebut akan dikeluarkan melalui cerobong

yang terdapat diatas ruang pengering.

Variable bebas adalah variable yang

mempengaruhi munculnya suatu gejala.

Dalam penelitian ini variable bebas yang

dihitung adalah waktu pengeringan (t).

Variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena

adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini

variabel teikatnya adalah : Energi yang

diserap kolektor (

ܳ

), Efisiensi pengeringan

p

), Energi berguna untuk penguapan (

ܳ

)

Diagram alir penelitian

Gambar 5.

Langkah pengujian dan

pengambilan data

Hasil dan Pembahasan

Dari hasil pengujian kemudian dilakukan

perhitungan dengan menggunakan

persamaan-persamaan di atas diperoleh hasil yang dibuat

dalam grafik hasil pengujian.

1.

Perbandingan Energi Masuk Tiap

Kolektor

Gambar 6.

Perbandingan energi masuk tiap

kolektor

Pada gambar 6. dapat dilihat pebandingan

enegi

masuk

tiap

kolektor,

dimana

perbandingannya tidak terlalu besar sehingga

pada gambar terlihat seperti garis lurus ini

dikarenakan temperatur masuk yang diterima

tiap kolektor peredaannya tidak terlalu besar.

2.

Perbandingan Energi Berguna Tiap

Kolektor

Gambar 7.

Perbandingan energi berguna tiap

kolektor

(17)

3.

Kadar Air Bunga Kamboja dan

Efisiensi Pengeringan

Gambar 8.

Grafik Kadar Air Bunga Kamboja

dan Efisiensi Pengeringan

Kandungan kadar air adalah parameter

utama proses pengeringan dan menjadi target

utama dalam proses ini. Kandungan kadar air

bunga kamboja jenis cendana kuning adalah

sebesar 88,8% sebelum mendapat perlakuan

proses pengeringan. Dapat dilihat pada

gambar 4.15, terjadi penurunan kadar air pada

bunga kamboja, dimana kadar air yang

dicapai besarnya adalah 74% . Penurunan

kadar air bunga kamboja terjadi sepanjang

waktu pengujian. Ini dapat menujukkan

bahwa,

udara

panas

yang

menyerap

kandungan air pada bunga kamboja telah

bersirkulasi.

Pada proses pengeringan, pada awal

dimulainya proses pengeringan tidak terjadi

perpindahan

massa

sehingga

efisiensi

pengeringannya nol. Efisiensi pengeringan

terbesar terjadi pada pukul 09.00 wita yaitu

sebesar 1,3% karena kandungan air pada

bunga kamboja masih banyak. Selanjutnya

efisiensi menurun untuk waktu berikutnya

sampai akhir proses pengeringan.

Kesimpulan

Setelah dilakukan pengolahan data dan

analisa data dalam penelitian ini, maka dapat

ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1.

Dari

perbandingan

pengeringan

menggunakan alat dengan cara alami,

didapatkan bahwa dengan menggunakan

alat akan dapat mempercepat proses

pengeringan. Massa akhir dari bahan yang

diuji menggunakan alat sebesar 0,69 kg

dan 1,25 kg dengan cara penjemuran

alami.

2.

Selama pengujian yang sudah dilakukan,

penurunan kadar air yang dapat dicapai

sebesar 14,8% .

3.

Efisiensi

pengeringan

pada

ruang

pengering terjadi paling besar pada pukul

09.00 yaitu sebesar 1,3% dan selanjutnya

menurun untuk waktu berikutnya.

Ucapan Terimakasih

Penelitian ini didanai dengan dana PNBP

oleh DIKTI Melalui LPPM dan Fakultas

Teknik Universitas Udayana Dengan Surat

Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Penelitian

Nomor : 2020/UN14.1.31/PN.00.00.00/2015

,

Tanggal : 25 Mei 2015

Daftar Pustaka

[1] Aditya Kresnawan, I Dewa Gede, (2013)

,”

Analisis Performansi Kolektor Surya

Pelat Bergelombang Dengan Aliran

Fluida Mengikuti Kontur Pelat dan

Variasi Jumlah Saluran Udara

“,

Skripsi Program Studi Teknik Mesin,

Fakultas Teknik Universitas Udayana,

Bali.

[2] Holman, J. P., alih bahasa oleh Ir. E. Jasjfi

M.Sc, (1985),

Perpindahan Kalor

,

Erlangga, Jakarta

[3] J.A Duffie,., and Beckman, W. A., (2006),

Solar

Engineering

of

Thermal

Processes

, 3

rd

ed, John Wiley and Sons,

Inc, New York

[4] Jansen, Ted. J., alih bahasa oleh Prof.

Wiranto

Arismunandar,

(1995),

Teknologi

Rekayasa

Surya

,

PT.

(18)

Gambar

Gambar 1. Bagan pengaruh radiasi datang Sumber : (Holman J.P., 1997 halaman 343)
Gambar 3. Bahan Uji : Bunga Kamboja
Gambar 6. Perbandingan energi masuk tiap
Gambar 8. Grafik Kadar Air Bunga Kamboja

Referensi

Dokumen terkait

Penentuan direksi PDAM Ponorogo saat ini belum dilakukan dengan uji kelayakan dan kepatutan oleh tim ahli yang ditunjuk oleh Kepala Daerah sebagaimana ketentuan dalam

ketersediaan air permukaan dan air tanah, data dan informasi kebutuhan air serta proyeksi kebutuhan dan penggunaan air untuk masa mendatang, data dan informasi neraca air serta

(1) Dalam hal calon PSP, dan calon Pengendali Perusahaan Perasuransian berbentuk badan hukum, penilaian kemampuan dan kepatutan terhadap badan hukum tersebut

Syarat suatu benda untuk dapat dijadikan objek jaminan fidusia diatur dalam Pasal 1 angka 4 UU Nomor 4 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia yang berbunyi, “Benda adalah segala

batasan limit kartu anda. e) Jika anda menggunakan kartu kredit sebagai modal kerja, maka anda akan dibatasi oleh batas waktu pembayaran. Ada beberapa cara untuk mengulur

Adapun metode dalam pengabdian masyarakat yang dilakukan meliputi melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat dan menilai kebutuhan tentang deteksi dini kanker serviks

Di samping kekuatan-kekuatannya, kelemahan pokok MMT ialah: (1) dapat menjadi kurang terkendali karena setiap karyawan diberi kesempatan luas untuk berinisiatif dan

Salah satu yang menjadi fokus integrasi gender dalam program ICCTF adalah peran, akses dan kontrol perempuan dalam pengelolaan lahan gambut yang didorong melalui