ABSTRAK
Pengukuran Dosis Berkas Elektron Dari Mesin Berkas Elektron Pada Biji Tumbuhan Menggunakan Spectrophotometer Genesys 5
Oleh : Patrik Ageng Pangarso.
ABSTRACT
Measuring Dosage Electron Beam from Electron Beam Machine on Plant Seeds Using Spectrophotometer Genesys 5
By
Patrick Ageng Pangarso
Pengukuran Dosis Berkas Elektron Dari Mesin Berkas Elektron
Pada Biji Tumbuhan Menggunakan
Spectrophotometer Genesys
5
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)
Program Studi Fisika
Diajukan Oleh:
Patrik Ageng Pangarso
013214008
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Measuring Dosage Electron Beam from Electron Beam Machine on Plant Seeds Using Spectrophotometer Genesys 5
Skription
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements to obtain the Sarjana Sains Degree
in Physics
By
Patrik Ageng Pangarso
013214008
FACULTY of SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
Yogyakarta
Persembahan
Ku
persembahkan karya kecil ini kepada :Sang Maha Guru Allah Bapa
- Embah Kakung H.Y.R.Soedjono trima Kasih atas nasehat dan materil yang
diberikan selama ini untuk “ nyantrik “ di rumah tercinta ini.
- Embah Putri Valentina Musinah trima kasih atas kesediaan hati dalam melayani
dan memberikan petuah serta pengalaman hidup selama ini dari muda sampai usia
tua yang aku rasa ada kata kesimpulan yaitu
Sabar……..
- Pa...e... Yohanes Pemandi Wartono, yang telah memberikan banyak dana dan
usaha selama aku belajar di Jogja. ”Matur nuwun ngeh pak....”
- Bu...e... Maria Marselina Rusmiyati, Tak terkira selama ini yang engkau sudah
berikan kepada aku baik materil atau pun moril. Maka Ku ucapkan trima kasih tak
terkira untuk Ibu tercinta. ” Matur sembah nuwun Ibu...”
- Kakak ku Alm Yustinus Danang Wicaksono Trima kasih atas dorongan suport
yang tak terlihat semoga engkau terberkati di surga dan selalu mendampingi aku
selama perjalanan hidup ini .
- Adik ku Fransiska Pangesti trima kasih semuanya atas dukungan dan hiburan
selama ini walaupun kau jauh disana .
- Satu lagi yang tak terlupa adalah dia adek ”Ruri” yang telah menyemangati aq
dalam penulisan ini.Hehehehehe.
Akhir kata …..”Tidak ada sesuatu hal yang tidak mungkin, Segala sesuatu dapat
terjadi oleh Nya, oleh sebab itu belajar terus jangan putus asa sampai tutup mata.”
ABSTRAK
Pengukuran Dosis Berkas Elektron Dari Mesin Berkas Elektron Pada Biji Tumbuhan Menggunakan Spectrophotometer Genesys 5
Oleh : Patrik Ageng Pangarso.
ABSTRACT
Measuring Dosage Electron Beam from Electron Beam Machine on Plant Seeds Using Spectrophotometer Genesys 5
By
Patrick Ageng Pangarso
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini,saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Patrik Ageng Pangarso
Nomor mahasiswa : 013214008
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“ PENGUKURAN DOSIS BERKAS ELEKTRON DARI MESIN BERKAS ELEKTRON PADA BIJI TUMBUHAN MENGGUNAKAN SPECTROPHOTOMETER GENESYS 5”
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan,mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
Dengan pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal :15 Agustus 2008
Yang menyatakan
KATA PENGANTAR
Puji syukur pertama-tama saya haturkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas
segala kasih dan perlindungannya yang diberikan kepada saya sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi prasarat dalam
memperoleh gelar sarjana Sains Program Studi Fisika Jurusan Fisika Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini membahas tentang
Pengaruh Dosis Berkas Elektron Dari Mesin Berkas Elektron Pada Biji Tumbuhan
Menggunakan Spectrophotometer Genesys 5.
Saya menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak dapat berjalan dengan baik
tanpa proses yang panjang dan dukungan berbagai pihak baik secara langsung maupun
tidak langsung. Maka dalam kesempatan yang berbahagia ini saya secara khusus
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Dr.Ir. Widi Setiawan, selaku Kepala Pusat Teknologi Akselerator dan
Proses Bahan-BATAN Yogyakarta.
2. Bapak Ir. Suprapto selaku Kepala Bidang Teknologi Akselerator dan Fisika
Nuklir.
3. Bapak Drs. Tjipto Sujitno APU., yang telah menjembatani dalam penelitian
di Bidang Teknologi Akselerator dan Proses Bahan.
4. Bapak Ir. H. Muryono Hadihardjono, yang telah membimbing dalam
penulisan skripsi ini.
5. Bapak Rany Saptaaji dan kelompok Akselerator yang telah memberikan
Daftar Tabel
Halaman
Tabel 4.1. Data volume, massa , dan massa jenis biji ... 19
Tabel 4.2. Data hubungan arus berkas elektron (mA) terhadap dosis berkas elektron (kGy) dengan kecepatan konveyer 2,7 cm/detik dan
Daftar Gambar
Halaman
Gambar 2.1. Skema mesin berkas elektron... 5
Gambar 3.1. Alur penelitian... 13
Gambar 4.1. Grafik hubungan respons dosimeter terhadap dosis kalibrasi pada Spectrophotometer Genesys 5... 20
Gambar 4.2. Grafik hubungan dosis iradiasi (kGy) terhadap arus berkas elektron (mA) dengan kecepatan konveyer 2,7 cm/det dan energi 277,2 kev.. 21
Gambar 4.3. Sampel biji kangkung tanpa dosis berkas elektron... 22
Gambar 4.4. Sampel biji kangkung dengan dosis berkas elektron sebesar 18 kGy...22
Gambar 4.5. Sampel biji kangkung dengan dosis berkas elektron sebesar 30 kGy... 23
Gambar 4.6. Sampel biji kangkung dengan dosis berkas elektron sebesar 49 kGy... 23
Gambar 4.7. Sampel biji kangkung dengan dosis berkas elektron sebesar 67 kGy... 24
Gambar 4.8. Sampel biji kangkung dengan dosis berkas elektron sebesar 92 kGy... 24
Gambar 4.9. Sampel biji sawi tanpa dosis berkas elektron... 25
Gambar 4.10. Sampel biji sawi dengan dosis berkas elektron sebesar 18 kGy... 25
Gambar 4.11. Sampel biji sawi dengan dosis berkas elektron sebesar 30 kGy... 26
Gambar 4.12. Sampel biji sawi dengan dosis berkas elektron sebesar 49 kGy... 26
Gambar 4.13. Sampel biji sawi dengan dosis berkas elektron sebesar 67 kGy.... 26
Gambar 4.14. Sampel biji sawi dengan dosis berkas elektron sebesar 92 kGy... 27
Gambar 4.15. Hasil penyemaian pada tumbuhan kangkung dengan dosis berkas elektron dari k1 sampai dengan k5 dengan menggunakan polybag... 28
Daftar isi
Halaman
Halaman Judul ... i
Halaman Persetujuan Pembimbing ... ii
Halaman Pengesahan ... iii
Halaman Persembahan... iv
Pernyataan Keaslian Karya ... v
Abstrak... vi
1.6. Sistematika Penulisaan... 3
Bab II Dasar Teori... ... 4
2.1. Penemuan Elektron ... 4
2.2.1. Emisi Termionik ... 7
2.2.2. Tabung Pemercepat... 7
2.2.3. Gaya magnetik pada sebuah muatan yang bergerak ... 9
2.3. Penentuan dosis pada CTA ... 9
BAB.III. Metode Penelitian ... 11
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian... 11
3.2. Alat Penelitian... 11
3.3. Pelaksanaan Penelitian... 14
3.3.1. Pengukuran massa jenis biji. ... 14
3.3.2. Memancarkan berkas elektron ... 14
3.3.2.1. Persiapan menjalankan mesin berkas elektron….... ………... 15
3.3.2.2. Menjalankan mesin berkas elektron………. 15
3.3.2.3. Mematikan mesin berkas elektron……… 16
3.3.3. Perhitungan dosis dengan Spectrophotometer Genesys 5……….. . 17
3.3.4. Melihat biji yang sudah dikenai berkas elektron menggunakan mikroskop kamera……... 17
3.3.5. Menanam biji yang sudah dikenai berkas elektron... 18
BAB IV. Hasil dan Pembahasan... 19
4.1. Hasil Penelitian... 19
4.1.1. Data biji... 19
4.1.2. Kalibrasi alat... 19
4.1.4. Pengaruh berkas elektron pada biji yang dilihat dengan mikroskop ... 22
4.1.4.1. Hasil pengaruh berkas elektron pada biji kangkung dilihat pada mikroskop 22 4.1.4.2. Hasil pengaruh berkas elektron pada biji sawi dilihat pada mikroskop... 24
4.1.5. Hasil pengamatan tanaman dari biji yang dikenai berkas elektron... 27
4.1.5.1. Hasil penyemaian pada biji kangkung ... 27
4.1.5.2. Hasil penyemaian pada biji sawi yang dipancarkan oleh berkas elektron... 28
4.2. Pembahasan hasil ... 29
4.2.1. Dosis berkas elektron... 29
4.2.1.1. Mendapatkan dosis dari mesin berkas elektron ... 29
4.2.1.2. Pengaruh arus berkas elektron terhadap dosis berkas elektron... 30
4.2.2. Penerapan mesin berkas elektron pada biji ... 30
4.2.2.1. Hasil mikroskopik biji ... 30
4.2.2.2. Hasil pengaruh berkas elektron pada biji dengan ditanam ... 31
BAB V Penutup ... 32
5.1. Kesimpulan ... 32
5.2. Saran ... 32
Daftar Pustaka... 33
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang.
Mesin Berkas Elektron berguna untuk memancarkan berkas elektron ke
biji-bijian yang merupakan alat teknologi baru di Indonesia. Dalam penggunaannya mesin
berkas elektron tidak menggunakan bahan radioaktif sehingga aman untuk kesehatan.
Mesin berkas elektron dirancang untuk keperluan penelitian dan aplikasi dalam
bidang industri, kesehatan lingkungan, dan bioteknologi. Berkas elektron dapat
digunakan dalam meningkatkan kinerja jasad hidup [Muryono, 2001].
Aplikasi menggunakan berkas elektron untuk pangan secara komersial di
Indonesia telah dimulai pada tahun 1987, tetapi penelitian dengan menggunakan
mesin berkas elektron untuk memancarkan berkas elektron ke biji tanaman belum
pernah dilakukan sampai saat ini. Berkas elektron memberikan pengaruh pada tepung
dengan berbagai perlakuan [Tanhindarto, 2005]. Berdasarkan pada hasil tersebut dan
untuk menjawab tantangan alternatif penggunaan mesin berkas elektron perlu adanya
penelitian proses memancarkan berkas elektron pada biji tanaman untuk mengetahui
pengaruh dari berkas elektron pada biji tanaman.
Dalam penelitian ini, peneliti memvariasikan dosis berkas elektron pada biji
tumbuhan. Untuk mencapai hal tersebut digunakan mesin berkas elektron sebagai
1.2 Rumusan Masalah.
Dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah menentukan dosis
berkas elektron pada beberapa biji tumbuhan. Mengetahui perubahan hasil dari tiap
dosis berkas elektron ke biji tumbuhan.
1.3. Batasan Masalah.
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi pengaruh berkas elektron pada biji
kangkung, dan biji sawi. Memvariasikan dosis dari arus berkas elektron yang
digunakan.
1.4. Tujuan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berkas elektron yang
dipercepat pada beberapa biji tumbuhan. Dengan memvariasikan arus dari berkas
elektron yang menuju biji tanaman dapat diketahui dosis yang diterima.
1.5. Manfaat Penelitian.
Memberikan informasi kepada pengguna mesin berkas elektron bahwa telah
dilakukan penelitian tentang pengaruh berkas elektron pada biji kangkung, dan biji
sawi dengan menggunakan mesin berkas elektron sehingga dapat berguna untuk
proses selanjutnya dan dapat dikembangkan sesuai ilmu pengetahuan dan teknologi
masa depan.
1.6. Sistematika Penulisan.
BAB I. Pendahuluan.
Bab ini menguraikan tentang latar belakang permasalahan, rumusan
permasalahan, batasan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
BAB II Dasar Teori.
Bab ini menguraikan tentang teori yang digunakan dalam MBE dan yang
berhubungan dengan prinsip kerja MBE.
BAB III. Metodologi Penelitian.
Bab ini menguraikan tentang alat dan bahan yang digunakan dalam
eksperimen, prosedur eksperimen dan metode yang digunakan untuk
analisa data.
BAB IV. Hasil Dan Pembahasan .
Bab ini menguraikan tentang hasil eksperimen dan pembahasannya.
BAB V. Penutup.
Bab ini berisi kesimpulan dan saran penulis terhadap penelitian yang telah
dilakukan.. Selain itu disertakan juga daftar pustaka dan
BAB II DASAR TEORI
2.1. Penemuan Elektron.
Pada tahun 1897 J.J.Thomson mengamati penyimpangan partikel pada
gabungan medan magnet dan medan listrik. Dari pengukuran perbandingan
muatan dan massa pada percobaan tersebut dihasilkan penemuan sebuah partikel
[Halliday & Resnick, 1996]. Menurut Thomson partikel tersebut merupakan
butiran-butiran kecil yang berasal dari dalam atom-atom yang menyusun bahan
katoda sendiri. Butiran yang kecil ini oleh Thomson disebut elektron. Elektron ini
bermuatan negatif sebab dipancarkan oleh katode dan ditarik oleh anode.
Alat yang dipakai Thomson dalam eksperimen tersebut menggunakan berkas
elektron yang dihasilkan dari kawat yang panas. Kemudian berkas elektron
dipercepat oleh perbedaan potensial listrik yang digunakan. Berkas elektron lalu
memasuki sebuah daerah dengan arah tegak lurus medan listrik dan medan
magnet. Elektron yang bergerak tersebut terlihat sebagai sebuah titik cahaya yang
mengarah pada layar pendar. Keseluruhan ruang pada saat elektron bergerak dari
sumber sampai layar pendar dibuat hampa udara agar tidak terjadi tumbukkan
antara berkas elektron yang bergerak dengan molekul udara [Halliday & Resnick,
2.2. Mesin Berkas Elektron.
Mesin berkas elektron merupakan suatu unit alat untuk menghasilkan berkas
elektron yang digunakan untuk memancarkan berkas elektron. Skema sistem
peralatan ini dapat dilihat pada gambar 2.1.
Tabung Akselerator
Gambar 2.1. Skema mesin berkas elektron.
Sumber elektron merupakan komponen Mesin Berkas Elektron (MBE) yang
sangat penting yaitu sebagai penghasil berkas elektron yang akan memancarkan
berkas elektron pada suatu bahan. Pada bagian pemancar, elektron dihasilkan
dengan cara memanaskan logam dengan arus listrik dan selanjutnya elektron yang
dihasikan tersebut dikeluarkan dari dalam sumber dan dibentuk menjadi berkas
elektron. Catu daya sebagai sumber daya listrik digunakan untuk mengatur arus
listrik menuju ke sumber elektron yang dipakai dalam pembentukkan berkas
berkas elektron yang dipancarkan oleh sumber elektron sehingga dapat masuk
dalam tabung akselerator.
Tabung akselerator berfungsi untuk mempercepat berkas elektron yang
dihasilkan dari sumber elektron sehingga berkas elektron tersebut dapat mencapai
kecepatan yang tinggi sesuai dengan kebutuhan mesin berkas elektron untuk
memancarkan berkas elektron. Untuk mempercepat berkas elektron tersebut
tabung akselerator menggunakan tegangan listrik searah digunakan generator
yang dapat menghasilkan tegangan tinggi.
Magnet pemayar berfungsi untuk menyimpangkan berkas elektron agar
bergerak kearah samping kiri dan kanan terhadap sumbu tabung akselerator
sehingga berkas elektron yang keluar dari tabung akselerator mengenai keseluruh
permukaan sampel di bawah jendela pemayar. Catu daya sebagai sumber daya
listrik berfungsi untuk mengatur arus listrik. Arus listrik yang menuju rangkaian
magnet pemayar menghasilkan medan magnet. Medan magnet yang dihasilkan
digunakan dalam memayarkan berkas elektron. Dari magnet pemayar sampai
jendela pemayar berkas elektron dilindungi oleh corong pemayar agar tidak
berbenturan dengan molekul udara lainnya. Dari jendela pemanyar menuju sampel
terdapat penyetop berkas elektron, kegunaan penyetop berkas elektron adalah
untuk mengetahui arus berkas elektron yang menuju sampel, jika sudah sesuai
dengan arus berkas elektron yang diinginkan maka penyetop berkas akan terbuka
secara otomatis.
Sempel yang dikenai berkas elektron dibawa sampai tepat di bawah corong
dan dihubungkan dengan tali karet khusus sehingga dalam berjalan semua roda
bergerak. Konveyor ini dijalankan dengan kecepatan yang dapat diatur.
2.2.1. Emisi Termionik.
Gejala pelepasan elektron bebas dari permukaan logam karena panas logam
disebut emisi termionik. Bila suhu katoda cukup tinggi sebagian elektron
memiliki cukup tenaga untuk lepas dari logam, seperti molekul-molekul yang
akan menguap dari suatu zat cair.
Elektron bebas yang terdapat pada bahan logam, baru dapat lepas dari
permukaan logam itu apabila tenaga geraknya cukup besar, sehingga dapat
mengatasi tenaga ikat permukaan pada elektron bebas tersebut. Tenaga ikat pada
elektron disebut fungsi kerja. Potensial yang mengikat elektron bebas untuk tidak
lepas dari permukaan dapat disebut potensial ambang [Soedojo, 1985]. Bahan
yang digunakan sebagai sumber elektron adalah kawat tungsten.
2.2.2. Tabung Pemercepat.
Tabung pemercepat berfungsi mempercepat elektron yang dihasilkan oleh
sumber elektron. Energi yang digunakan untuk mempercepat elektron sangat
besar maka elektron dapat keluar dari tabung pemercepat dan digunakan untuk
memancarkan berkas elektron pada suatu bahan.
Oleh karena itu di dalam tabung pemercepat harus dihasilkan suatu medan
listrik sedemikian rupa sehingga berkas elektron dapat dipercepat. Medan listrik
(DC) [Djoko, 2004]. Gaya yang terdapat pada elektron yang berada dalam medan
listrik dapat dituliskan [Alonso, 1992]:
Fρ=qEρ (2.1)
dengan Eρ: medan listrik(newton/coulomb).
q : muatan elektron (1,602.10-19 coulomb).
Elektron sebagai suatu massa jika ditarik oleh suatu gaya akan
menghasilkan gerak lurus yang dipercepat beraturan dengan percepatan tertentu
pula. [Soetrisno,1978]:
dengan Fρ: gaya yang berkerja pada elektron.
aρ : percepatan elektron.
m : massa elektron (9,109 x 10-31kg).
Dengan mengikuti persamaan (2.1) dan (2.2) percepatan berkas elektron
pada tabung pemercepat menjadi:
2.2.3. Gaya Magnetik pada sebuah muatan yang bergerak.
Interaksi antara muatan listrik yang bergerak dengan medan magnetik pada
daerah yang mempunyai medan magnet menyebabkan adanya gaya terhadap
muatan. Gaya tersebut tergantung pada kecepatan, muatan elektron, dan medan
magnetik. Hal ini dapat dituliskan dengan persamaan berikut [Johannes, 1978]:
B V q
Fρ= ρ× ρ (2.4)
dengan Vρ: kecepatan muatan .
Bρ: medan magnetik dengan satuan T.
Persamaan 2.4 digunakan untuk memayarkan berkas elektron seperti pada
gambar 2.1. Magnet pemanyar berkas elektron digunakan untuk menarik berkas
elektron menyebar ke seluruh corong pemanyar sehingga berkas elektron dapat
merata keseluruh permukaan sampel yang dilalaui.
2.3. Penentuan dosis pada CTA.
Dalam menentukan dosis serap pada bahan didasarkan pada hasil deteksi
berkas elektron yang mengenai CTA beserta bahan. Setelah berkas elektron mengenai bahan dilakukan pengukuran absorbansidengan alat Spectrophotometer Genesys 5. Perhitungan dosis serap dilakukan berdasarkan kalibrasi dosis serap terhadap respon dosimeter. Kurva kalibrasi diperoleh dari hasil pengukuran
dosimeter yang telah diketahui nilai dosisnya secara pasti. Sedangkan respon
dosimeter (R) merupakan hasil pengukuran absorban dosimeter setelah dikenai
elektron (bgd) dibagi dengan tebal dosimeter (t) yang diulis dalam rumus sebagai berikut [Saptaaji, 2006]:
(
)
t bgd abs
R= − (2.5)
dengan R : respons dari dosimeter CTA
abs : absorban dosimeter setelah dikenai berkas elektron.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian.
Penelitian ini dilakukan di Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
(PTAPB) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Yogyakarta. Pengukuran fisik
sampel dikerjakan di Laboratorium Analisa Pusat Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Proses memancarkan berkas elekton dan uji dosis dilakukan di
Laboratorium Mesin Berkas Elektron (MBE) (PTAPB-BATAN). Uji foto mikro
dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada.
3.2. Alat Penelitian.
Pada penelitian ini digunakan peralatan yang terdiri dari beberapa bagian utama
yaitu :
1. Mesin Berkas Elektron.
2. Dosimeter CTA .
3. Spectrophotometer Genesys 5
4. Timbangan Scout Pro. 5. Gelas ukur 10 ml.
Berikut ini penjelasan dari alat-alat yang digunakan :
1. Mesin Berkas Elektron
Mesin Berkas Elektron digunakan sebagai alat untuk memancarkan berkas
elektron menuju sampel.
2. Dosimeter CTA
Dosimeter CTA yang digunakan adalah tipe FUJI FTR-125 buatan jepang yang
berupa pita panjang, warna bening dengan dimensi lebar 8 mm, tebal 0,125 mm,
densitas 1,298 gr/cm3 dan dapat dibaca pada panjang gelombang 280 mm.
3. Spectrophotometer Genesis 5.
Spectrophotometer Genesis 5 digunakan untuk mengukur absorbansi dosimeter sebelum dan sesudah dikenai berkas elektron dengan MBE.
4. Timbangan Scout Pro.
Timbangan ini merupakan timbangan digital yang digunakan untuk mengukur
massa biji digunakan untuk mengukur massa jenis biji yang dikenai berkas elektron.
5. Gelas Ukur.
Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume biji yang akan dikenai berkas
elektron.
6. Mikroskop kamera.
Mikroskop yang digunakan adalah jenis mikroskop kamera merek olympus DP
12. Miktroskop tersebut digunakan untuk melihat perubahan biji yang sudah dikenai
Dalam eksperimen tersebut langkah dalam penelitian ini dapat dilihat pada
gambar 3.1
Uji tanaman Mikroskopik
biji
Spctrophotometer Genesys 5 Dosimeter
+Sampel MBE
Gambar 3.1. Alur penelitian.
Mesin Berkas Elektron digunakan untuk memancarkan berkas elektron menuju
bahan yang sudah disiapkan dalam wadah. Dosimeter Cellulose Triacetat (CTA) digunakan sebagai alat untuk mengetahui dosis berkas elektron. Untuk mengetahui
hasil pancaran berkas elektron, CTA dianalisis absorbansinya oleh alat
Setelah dikenai berkas elektron biji dilihat dengan mikroskop kamera untuk
melihat morfologi pada biji. Sesudah dilakukan penelitian fisik pada biji maka
selanjutnya biji kemudian ditanam untuk melihat efek berkas elektron pada
pertumbuhan biji.
3.3. Pelaksanaan Penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahap, yaitu: pengukuran massa jenis
biji, tahap memancarkan berkas elektron, tahap perhitungan dosis pada bahan dengan
menggunakan Spectrophotometer Genesys 5, tahap melihat biji yang sudah dikenai berkas elektron dengan mikroskop, dan tahap menanam biji yang sudah dikenai berkas
elektron.
3.3.1. Pengukuran massa jenis biji.
Sampel dalam penelitian ini adalah biji tanaman pertanian. Untuk mengetahui
massa jenis biji dilakukan pengukuran massa dan volume pada biji. Dari data tersebut
massa jenis biji dapat diketahui dengan membagi massa biji dengan volume pada biji.
Dalam mencari massa dari biji kangkung, dan biji sawi digunakan timbangan
digital Scout Pro. Untuk mengetahui volume pada biji menggunakan gelas ukur yang diisi air. Perubahan air yang naik pada gelas ukur menunjukkan volume biji.
3.3.2. Memancarkan berkas elektron.
Proses memancarkan berkas elektron dilakukan menggunakan Mesin Berkas
Elektron 300 keV / 10 mA milik P3TM_ BATAN. Proses operasi Mesin Berkas
3.3.2.1. Persiapan menjalankan mesin berkas elektron.
Dalam menjalankan mesin berkas elektron dipastikan tidak ada personil di dalam
ruangan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengoprasikan mesin berkas elektron:
- Suhu ruang dalam mesin berkas elektron tidak lebih dari 25 derajat Celsius.
- Kelembaban relativ tidak lebih dari 60 persen.
- Suhu pendingin pada Osilator dan Shuter tidak lebih dari 20 derajat Celsius.
- Tekanan udara pada kompresor antara 5-7 kg/cm2
- Kevakuman pada mesin berkas elektron kurang dari 5 x 10 -5 milibar.
- Menghidupkan sumber tegangan pemercepat sampai tegangan anoda hidup.
- Pastikan tidak ada orang didalam ruangan.
- Selama menjalankan mesin berkas elektron ruangan dalam keadaan tertutup. - Mengaktifkan Emergensi selama mesin berkas elektron dijalankan.
3.3.2.2. Menjalankan mesin berkas elektron.
Dalam menjalankan mesin berkas elektron, tegangan tinggi diatur agar sampel
dapat dikenai berkas elektron dengan baik. Hal-hal yang penting dalam menjalankan
mesin berkas elektron:
-Menghidupkan kunci kontak, alaram peringatan akan berbunyi selama 10 sampai
30 detik.
- Menyiapkan kondisi kontrol dengan menekan tombol on.
-Untuk menaikkan tegangan tinggi dengan cara menekan tombol Riliase dan tombol up secara serempak.
- Tegangan tinggi diatur hingga mencapai tegangan yang dikehendaki.
-Menghidupkan pendingin window (Blower) AC ruangan akan mati dengan sendirinya.
- Menghidupkan sistim pemanyar.
Sumber elektron dihidupkan dengan menyalakan sumber daya filamen secara
bertahap sambil menjaga kondisi kevakuman tetap tinggi sekitar 5 x 10-5 milibar.
Tegangan anoda diatur untuk memperoleh arus berkas elektron pada nilai yang
dikehendaki.
Jalankan konveyor serta sampel yang akan dikenai berkas elektron sesuai dengan
dosis yang diinginkan. Sampel dimasukkan dalam plastik tipis agar mudah untuk
dikenai berkas elektron, kemudian diletakkan pada wadah khusus diatas bantalan
konveyer.
3.3.2.3. Mematikan mesin berkas elektron.
Langkah-langkah dalam mematikan mesin berkas elektron:
- Tutup penyetop berkas elektron.
- Mematikan tegangan tinggi dengan menekan tombol Release dan tombol
Reset.
- Mematikan sumber elektron dengan cara mematikan sumber daya filamen
dan sumber daya anoda.
- Mematikan sistem pemayar, dan pendingin jendela pemayar.
- Hidupkan ventilator untuk membersihkan ruangan MBE dari gas ozon, selama ± 10 menit, dan hidupkan AC ruangan MBE.
- Matikan sumber daya tegangan tinggi, sesuai prosedur yang ada melalui
panel kontrol operasi, hingga bola pelucut muatan menempel pada terminal
atau elektroda sumber tegangan tinggi.
- Gunakan tongkat pelucut muatan yang tersedia untuk mengamankan setiap
komponen MBE yang berpotensi bermuatan sebelum dipegang.
Mesin berkas elektron ini dijalankan dengan energi tertentu. Energi yang
diperkenankan hanya sampai 300 keV meskipun dirancang untuk 350 keV. Ini
dilakukan untuk menjaga keadaan alat agar tidak ada lompatan energi yang lebih besar
yang menyebabkan kerusakkan komponen mesin.
3.3.3.Perhitungan dosis dengan menggunakan Spectrophotometer Genesys 5.
Perhitungan dosis berkas elektron menggunakan CTA dosimeter dan
Spectrophotometer Genesys 5. Untuk mengkalibrasi alat Spectrophotometer Genesys 5 digunakan CTA dosimeter yang sudah diketahui dosisnya secara pasti. Nilai absorbansi
dari CTA yang sudah diketahui dosisnya digunakan untuk mencari respons. Data dari
respon pada dosimeter akan didapatkan grafik persamaan kalibrasi dosis elektron
terhadap respons dosimeter. Dari persamaan dapat digunakan sebagai acuan untuk
mencari dosis setelah dikenai berkas elektron. Persamaan kalibrasi dapat dilihat pada
gambar 4.1.
Persamaan kalibrasi pada gambar grafik 4.1 digunakan untuk mencari dosis dari
CTA. Dengan perhitungan absorbansi dari CTA yang sudah dikenai berkas elektron
akan diketahui respons dosimeter. Dari respons akan diketahui dosis berkas elektron.
3.3.4. Melihat biji yang sudah dikenai berkas elektron menggunakan mikroskop
kamera.
Untuk melihat biji yang sudah dikenai berkas elektron digunakan mikroskop
kamera merek olympus DP.12. Mikroskop ini merupakan mikroskop yang secara
otomatis dapat melihat gambar hasil perbesaran pada layar yang sudah diatur. Hasil
perbesaran yang sudah diatur tersebut diolah dalam perangkat komputer.
3.3.5.Menanam biji tanaman yang sudah dikenai berkas elektron.
Untuk melihat pertumbuhan biji yang sudah dikenai berkas elektron ditanam
dalam palstik polybag, dengan cara mengisikan kantung polibag tersebut dengan tanah
dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Siapkan lahan yang dijadikan tempat
penyemaian agar mudah dalam pengawasan dan dapat teramati dengan baik.
Dalam mengisikan tanah dan pupuk tersebut kedalam polibag menjadi 5 untuk
masing-masing perlakuan dosis dan satu sebagai kontrol dengan ketinggian setengah
tinggi polibag. Setelah ditanam dilakukan penyiraman pada polibag tersebut. Diamati
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil penelitian.
4.1.1. Data biji.
Sebelum dikenai berkas elektron sampel berupa biji tanaman dilakukan
pengukuran massa jenisnya dahulu, dengan menggunakan gelas ukur untuk
mengetahui volume dan timbangan digital Scout Pro untuk mengetahui massanya hasil pengukuran ditunjukkan pada tabel 4.1. Selengkapnya dari perhitungan massa
jenis biji terlampir di lampiran 1. Berikut hasil perhitungan massa jenis biji .
No. Jenis biji tanaman Massa biji (gr) Volume (ml) Massa jenis (gr/ml)
1. Kangkung 3,1 2,5 1,24±0,02
2. Sawi 0,7 0,7 1,04±0,05
Tabel 4.1. Data volume, massa, dan massa jenis tiap-tiap biji.
4.1.2. Kalibrasi alat.
Sebelum alat Spectrophotometer Genesys 5 digunakan perlu dilakukan kalibrasi agar memperoleh perhitungan standar untuk mendeteksi dosis. Data dicari
dari CTA yang sudah diketahui dosisnya secara pasti. Kemudian dicari absorbansi
dari setiap dosis yang sudah diketahui tersebut yang kemudian dapat dicari respon
dari dosis tersebut. Hasil kalibrasi dapat dilihat pada gambar 4.1. Hasil selengkapnya
R = 0,659 D - 1,4211
Gambar 4.1. Grafik hubungan respon dosimeter terhadap dosis kalibrasi pada spectrophotometer Genesys 5.
4.1.3. Data arus berkas elektron yang digunakan untuk memancarkan berkas elektron.
Dalam memancarkan berkas elektron pada penelitian ini menggunakan arus
berkas elektron yang berbeda hal ini dilakukan agar dapat menghasilkan dosis yang
bervariasi. Data dosis dari mesin berkas elektron ini diperoleh dari pengukuran pada
CTA dosimeter yang dilihat absorbansinya pada Spectrophotometer Genesys 5. Dari
nilai absorbansi yang diperoleh kemudian dimasukkan dalam persamaan kalibrasi alat
untuk mendapatkan nilai dosis yang dipakai hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.2.
Dari tabel 4.2 dapat dibuat grafik hubungan dosis berkas elektron (kGy) terhadap arus
berkas elektron (mA) seperti pada gambar 4.2. Data pengukuran absorbansi ada pada
No. Arus berkas
Tabel 4.2. Data hubungan arus berkas elektron (mA) terhadap dosis berkas elektron (kGy) dengan kecepatan konveyer 2,7 cm/detik dan energi 277,2 keV.
D = 22,684A + 6,2851
Gambar 4.2. Grafik hubungan dosis berkas elektron (kGy) terhadap arus berkas elektron (mA) dengan kecepatan konveyer 2,7 cm/det dan energi 277,2 keV.
4.1.4. Pengaruh berkas elektron pada biji yang dilihat pada mikroskop.
4.1.4.1. Hasil pengaruh berkas elektron pada biji kangkung dilihat pada mikroskop.
Gambar biji ini diperbesar dengan menggunakan mikroskop kamera olympus
DP 12 dengan perbesaran 20 kali. Gambar 4.3 merupakan biji kontrol tanpa pengaruh
berkas elektron. Sedangkan pada gambar 4.4, gambar 4.5, gambar 4.6, gambar 4.7,
dan gambar 4.8 merupakan biji kangkung yang sudah dikenai berkas elektron dengan
dosis 18±1 kGy, 30±1 kGy, 49±2 kGy, 67±1 kGy, dan 92±1 kGy.
Gambar 4.3 merupakan sampel biji kangkung tanpa dikenai berkas elektron.
Gambar 4.4 adalah sampel biji kangkung dengan dosis berkas elektron 18±1 kGy.
Terlihat dari gambar 4.4 memiliki warna yang lebih tua dan bintik hitam yang sedikit
karena dosis yang digunakan pada biji kangkung pada gambar 4.4 masih kecil.
Gambar 4.3. Sampel biji kangkung tanpa dosis berkas elektron.
Pada gambar 4.5 terlihat mulai adanya bercak-bercak kehitaman pada biji hal
ini dimungkinkan karena pengaruh dosis yang diberikan dari mesin berkas elektron
sebesar 30±1 kGy. Pada permukaan biji juga terlihat adanya seperti bekas terbakar.
Terlihat pada gambar seperti adanya kawasan berkas elektron yang menumbuk
permukaan biji kangkung.
Gambar 4.5. Sampel biji kangkung dengan dosis berkas elektron sebesar 30±1 kGy.
Pada gambar 4.6 merupakan sampel biji kangkung dengan dosis berkas
elektron sebesar 49±2 kGy terlihat bercak hitam pada permukaan biji semakin besar
dan meluas. Terlihat pula pada gambar tersebut bintik-bintik hitam dan bercak hitam
yang semakin besar. Hal ini menandakan adanya berkas elektron yang sampai ke biji
kangkung.
Pada gambar 4.7 bintik hitam semakin jelas dan terlihat hampir menutupi
lapisan biji dan terlihat mengumpul. Hal ini menandakan adanya berkas elektron yang
mengenai biji pada dosis 67±1 kGy sehingga terbentuk menjadi bintik-bintik kecil.
Gambar 4.7. Sampel biji kangkung dengan dosis berkas elektron sebesar 67±1 kGy.
Pada gambar 4.8 merupakan dosis berkas elektron yang terakhir sebesar 92±1
kGy pada biji kangkung. Pada gambar tersebut terlihat bintik bintik hitam yang
mengumpul dan merata keseluruh permukaan biji yang dikenai berkas elektron.
Gambar 4.8. Sampel biji kangkung dengan dosis berkas elektron sebesar 92 ± 1 kGy.
4.1.4.2. Hasil pengaruh berkas elektron pada biji sawi dilihat pada mikroskop.
Biji sawi ini juga diperbesar dengan mikroskop yang sama dengan perbesaran
10 kali. Gambar 4.9 merupakan biji kontrol sawi tanpa pengaruh berkas elektron.
4.14 merupakan biji sawi yang sudah dikenai berkas elektron dengan dosis yang sama
sebesar 18±1 kGy, 30±1 kGy, 49±2 kGy, 67±1 kGy, dan 92±1 kGy.
Terlihat pada gambar 4.9 biji tidak ada yang bintik bintik hal ini karena biji
tidak dikenai berkas elektron.
Gambar 4.9. Sampel biji sawi tanpa dosis berkas elektron.
Pada gambar 4.10 permukaan biji mulai nampak bintik-bintik kecil dan
terlihat pada pinggir biji. Biji ini dikenai berkas elektron dengan dosis 18±1 kGy.
Pada gambar ini juga terlihat adanya bekas tumbukan dengan partikel terlihat adanya
titik- titik pada biji sawi yang diberikan berkas elektron tersebut.
Gambar 4.10. Sampel biji sawi dengan dosis berkas elektron sebesar 18±1 kGy.
Pada gambar 4.11 biji sawi dikenai berkas elektron dengan dosis berkas
elektron sebesar 30±1 kGy. Dari gambar terlihat biji yang seperti bintik-bintik yang
Gambar 4.11. Sampel biji sawi dengan dosis berkas elektron sebesar 30±1 kGy.
Pada gambar 4.12 biji sawi dipancarkan berkas elektron dengan dosis berkas
elektron sebesar 49±2 kGy. Dari uji foto mikroskopik ini dalam biji terlihat adanya
bintik hitam yang lebih banyak lagi dan warnanya juga berubah .
Gambar 4.12. Sampel biji sawi dengan dosis berkas elektron sebesar 49±2 kGy.
Pada gambar 4.13 biji ini dipancarkan berkas elektron dengan dosis dari
berkas elektron sebesar 67±1 kGy. Dari gambar mikroskopik ini terlihat berkas yang
menembus permukaan biji dan terjadi perubahan pada kulit biji yang terlhat agak
kemerahan dan bintik yang ada lebih luas dari yang sebelumnya.
Pada gambar 4.14 biji sawi ini dikenai berkas elektron dengan dosis berkas
elektron sebesar 92±1 kGy. Dalam gambar ini biji yang dikenai berkas elektron
terlihat berkas yang keseluruh permukaan biji dan berkas yang banyak.
Gambar 4.14. Sampel biji sawi dengan dosis berkas elektron sebesar 92±1 kGy.
4.1.5. Hasil pengamatan tanaman dari biji yang dikenai berkas elektron.
Pada penyemaian biji ini di lakukan pada polibag dengan isi tanah sebagai
media yang ditanam selama 30 hari.
4.1.5.1. Hasil penyemaian pada biji kangkung.
Dari hasil penanaman biji kangkung menurut dosis berkas elektron yang
diberikan terdapat beberapa perbedaan dari tumbuhan yang tumbuh. Pada K0
merupakan tumbuhan kangkung kontrol yang tanpa dikenai berkas elektron. Terlihat
pada tumbuhan tersebut tumbuh dengan normal. Pada K1, K2, K3, K4, dan K5
merupakan tumbuhan kangkung yang bijinya sudah dikenai dosis berkas elektron dari
K0 K1 K2 K3 K4 K5
Gambar 4.15. Hasil penyemaian pada tumbuhan kangkung dengan dosis berkas elektron dari k1 sampai k5 dengan menggunakan polybag.
Pada K0 merupakan biji kontrol pada biji kangkung dapat tumbuh dengan
baik. Dari menvariasikan dosis berkas elektron tersebut tanaman yang terlihat paling
banyak daunnya pada dosis K1 dan daunnya kecil-kecil. Pada K2 biji kangkung
terlihat juga dapat tumbuh dilihat dari adanya daun yang tumbuh. Pada K3 daun yang
terlihat hanya sedikit dimungkinkan akibat pengaruh dari dosis berkas elektron yang
diberikan. Tumbuhan K4 terlihat lebih kecil lagi dan agak lebih keriting hal ini juga
dimungkinkan akibat dosis berkas elektron yang diberikan. Pada tumbuhan K5 daun
yang semi juga sedikit dan daunnya lebih kecil dari yang sebelumnya.
4.1.5.2. Hasil penyemaian pada biji sawi yang dipancarkan oleh berkas elektron.
Dari hasil penanaman biji sawi yang sudah dikenai berkas elektron terlihat di
gambar 4.16. Pada gambar tersebut S0 merupakan kontrol dari biji sawi, sedangkan
untuk S1, S2, S3, S4, dan S5 merupakan tumbuhan yang bijinya sudah dikenai berkas
elektron dengan masing-masing dosis berkas elektron sebesar 18±1 kGy, 30±1 kGy,
dengan baik. Sedangkan pada biji sawi S1, S3, S4, dan S5 tidak ada biji sawi yang
tumbuh, hanya S2 saja yang dapat tumbuh setelah dikenai berkas elektron, hal ini
akibat pancaran berkas elektron yang berbeda-beda.
S0 S1 S2 S3 S4 S5
Gambar 4.16 Hasil penyemaian pada tumbuhan sawi yang sudah diiradiasi dengan dosis iradiasi dari S1 sampai S5 dengan menggunakan polybag.
4.2.Pembahasan hasil.
4.2.1. Dosis berkas elektron.
4.2.1.1. Mendapatkan dosis dari mesin berkas elektron.
Dalam mendapatkan dosis pada proses menjalankan mesin berkas elektron
menggunakan CTA sebagai dosimetri yang dikenai berkas elektron bersama-sama
dengan sampel. Setelah CTA dikenai berkas elektron tersebut dianalisa absorbansinya
dengan menggunakan Spectrophotometer Genesys 5. Dari nilai absorbansinya maka
dengan otomatis dapat diketahui respons dosimeter. Untuk mengetahui dosis tersebut
menggunakan persamaan kalibrasi yang dibuat dari dosis yang sudah diketahui secara
4.2.1.2. Pengaruh arus berkas elektron terhadap dosis berkas elektron.
Dalam gambar 4.2 grafik hubungan dosis berkas elektron (kGy) terhadap arus
berkas elektron (mA) dengan kecepatan konveyer 2,7 cm/det dan energi 277,2 keV
terlihat bahwa arus berkas elektron memiliki peranan untuk menaikkan dan
menurunkan dosis. Dari gambar grafik dapat diketahui persamaan dosis terhadap arus
berkas elektron yaitu D = 22,684 A + 6,285.
4.2.2. Penerapan mesin berkas elektron pada biji.
Mesin berkas elektron ini dalam penerapan selanjutnya digunakan untuk
memancarkan berkas elektron pada beberapa biji tumbuhan. Dari hasil uji
mikroskopik dan penanaman dapat dilihat adanya pengaruh berkas elektron terhadap
biji.
4.2.2.1. Hasil mikroskopik biji.
Pada hasil foto mikroskopik pada biji kangkung dan sawi terlihat perubahan
struktur kulit pada biji dari penambahan dosis yang dilakukan. Dari hasil foto ini
terlihat pada biji kangkung semakin besar dosis yang dilakukan maka semakin
terlihat pengaruh dari berkas elektron, ini terlihat dari bercak-bercak kehitaman yang
menandakan adanya pengaruh dosis dari berkas elektron tersebut. Pada biji sawi juga
terlihat nampak adanya bintik-bintik kehitaman hal ini juga menandakan adanya
4.2.2.2. Hasil pengaruh berkas elektron pada biji dengan ditanam.
Dari hasil penanaman biji kangkung dan biji sawi sesudah dikenai berkas
elektron memiliki hasil yang berbeda. Terlihat dari hasil penanaman biji kangkung,
biji dapat tumbuh semua dengan baik dan terlihat adanya perubahan tanaman dari
perlakuan dosis pada masing-masing biji. Pada biji sawi yang ditanam terlihat
beberapa tanaman sawi yang mendapatkan perlakuan berkas elektron tidak bisa
tumbuh semua hal ini dibandingkan pada kontrol atau biji tanaman yang tanpa
dikenai berkas elektron. Dari tabel 4.1 biji kangkung lebih besar massa jenisnya dari
pada biji sawi. Dari dosis yang sama tampak bahwa pertumbuhan biji kankung dapat
tumbuh lebih baik dibandingkan dengan biji sawi. Hal ini dikarenakan penetrasi
berkas elektron pada biji kangkung lebih pendek dibanding biji sawi.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.
Dari penelitian ini, didapatkan arus berkas elektron mempengaruhi besarnya
dosis. Hubungan dosis berkas elektron terhadap arus berkas elektron memiliki
hubungan yang linier terlihat pada gambar 4.2 . Semakin besar dosis berkas elektron
yang mengenai pada biji semakin banyak pula bercak yang ditimbulkannya.
Peningkatan dosis berkas elektron mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Perbedaan
pengaruh berkas elektron pada masing-masing biji dikarenakan perbedaan massa
jenis biji yang dikenai berkas elektron.
5.2. Saran.
Diharapkan dalam penelitian lebih lanjut untuk memvariasikan energi berkas
DAFTAR PUSTAKA
Alonso,M, & Finn,E. 1992. Dasar-dasar Fisika Universitas edisi kedua. jilid 2 Medan dan Gelombang. Jakarta. Penerbit Erlangga.
Djoko, S, P. 2004. Teknologi Mesin Berkas Elektron. Diktat Materi Kuliah BATAN Accelerator School 2004.
Haliday,D, R . 1996. Fisika. Edisi ke 3, Jilid 2. Jakarta pusat. Penerbit Erlangga. Johannes, H . 1978. Listrik dan Magnet. PN. Jakarta. BALAI PUSTAKA.
Muryono,H . 2001. Kajian Pemanfaatan Laboratorium Berbasis Akselerator Dalam Bidang Bioteknologi. P3TM. BATAN, Yogyakarta. Volume 3, Nomor 2. Nopember 2001.
Saptaaji,R, et.al . 2006. Penentuan Keseragaman Dosis dan Penetrasi Berkas Mesin Berkas Elektron 350 keV/ 10 mA. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengelolaan Perangkat Nuklir. Yogyakarta, 19 September 2006.PTAPB.
Soedojo,P. 1985. Asas-asas Ilmu Fisika Listrik Magnet. Gajah Mada University Press.
Sutrisno. 1978. Fisika dasar. Penerbit ITB.
Lampiran 1. 1. Data perhitungan massa jenis biji
No.
Berikut contoh perhitungan untuk mendapatkan massa jenis pada biji
kangkung:
Dalam, menghitung volume tiap biji menggunakan gelas ukur sebesar 5ml
* Cara mendapatkan volume kangkung:
- Tinggi I air awal= 5,1 ml menjadi =7,9 ml, Volume kangkung I = 2,8 ml.
- Tinggi II air awal = 5 ml menjadi = 7,9 ml, Volume kangkung II = 2,9ml.
- Tinggi III air awal = 5,1 ml menjadi = 7,3 ml, Volume kangkung III= 2,2ml.
Untuk perhitungan massa jenisnya ρ = V m
=
Volume massa
maka dari itu hasil
yang diperoleh dari massa dan volume sampel dapat dicari massa jenis dari
sampel sebagai berikut :
- ρ kangkung I = 3,4 gr/2,8 ml = 1,214 gr/ml
- ρkangkung II = 3,6 gr/2,9 ml = 1,241 gr/ml
- ρ kangkung III = 2,7 gr/2,2 ml = 1,227 gr/ml
Lampiran 2
Dalam lampiran ini disajikan hasil kalibrasi dari alat Spectrophotometer
Genesis 5 adalah sebagai berikut:
Dosimeter n° Absorbance Response (cm-1) Dose(kGy)
Unirradiated a 0,116 Unirradiated b 0,120 Unirradiated c 0,119 Unirradiated d 0,121
Lampiran 3
Dalam lampiran berikut disajikan hasil analisa radiasi lewat CTA reader
yang dideteksi melalui Spectrophotometer Genesis 5 dan dianalisa melalui
komputer sebagai berikut:
Typing Genesys 5 readings
Date : 05/31/07 Operator : Rani/Patrik Comment : Iradiasi Mesin Berkas Elektron
Target Dose (kGy) : 15
Absorbance measurement is done at 280 nm ! Is this true (Y/N) ? y Zeroing of Spectrophotometer must be done with dosimeter holder in place ! Is it OK (Y/N) ? y
Dosimeter N° Absorbance
1 0,252
2 0,24
3 0,243
4 0,238
Average dose calculation Sheet (kGy)
Calibration Curve : Dose(kGy) = (R+ 1,421 )/
BGD = 0,119 A t = 0,0125 cm
Dosimeter N° Absorbance
(Abs-BGD)/t
(cm-1) Dose (kGy)
Average Dose (kGy) 1 0,252 10,64 18,30197269
2 0,24 9,68 16,84522003
3 0,243 9,92 17,20940819
4 0,238 9,52 16,60242792
5 0,239 9,6 16,72382398 17,13657056
Target Dose (kGy)
: 15
Mesured Dose
(kGy) : 17,13657056
Ecart (kGy) :
Lampiran 4
Dalam lampiran ini ditunjukkan cara mendapatkan dari masing masing
dosis yang telah diberikan dari nilai absorbansi dari alat Spectrophotometer
Genesis 5. 1 0,252 10,64 18,30197269
2 0,24 9,68 16,84522003 3 0,243 9,92 17,20940819 4 0,238 9,52 16,60242792
5 0,239 9,6 16,72382398 17,7±0,7
6 0,253 10,72 18,42336874 7 0,255 10,88 18,66616085 8 0,249 10,4 17,93778452 9 0,252 10,64 18,30197269 10 0,25 10,48 18,05918058 11 0,34 17,68 28,98482549 12 0,344 18 29,47040971 13 0,338 17,52 28,74203338 14 0,335 17,28 28,37784522
15 0,332 17,04 28,01365706 29,7±1,1 16 0,358 19,12 31,16995448
17 0,351 18,56 30,32018209 18 0,352 18,64 30,44157815 19 0,358 19,12 31,16995448 20 0,355 18,88 30,80576631
21 0,514 31,6 50,107739
22 0,51 31,28 49,62215478 23 0,53 32,88 52,05007587 24 0,533 33,12 52,41426404
25 0,522 32,24 51,07890744 49,1±2,5 26 0,51 31,28 49,62215478
27 0,495 30,08 47,80121396 28 0,501 30,56 48,52959029 29 0,482 29,04 46,22306525 30 0,466 27,76 44,28072838 31 0,652 42,64 66,86039454 32 0,667 43,84 68,68133536 33 0,664 43,6 68,31714719 34 0,65 42,48 66,61760243
35 0,654 42,08 66,01062215 66,8±1,3 36 0,643 41,92 65,76783005
39 0,64 41,68 65,40364188 40 0,669 44 68,92412747 41 0,863 59,52 92,47496206 42 0,859 59,2 91,98937785 43 0,862 59,44 92,35356601 44 0,858 59,12 91,86798179
45 0,859 59,2 91,98937785 92,2±0,8 46 0,866 59,76 92,83915023