• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Durian (Durio Zibethinus Murr.) Terhadap Klebsiella Pneumoniae Dan Streptococcus Pyogenes Serta Bioautografinya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Durian (Durio Zibethinus Murr.) Terhadap Klebsiella Pneumoniae Dan Streptococcus Pyogenes Serta Bioautografinya."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Infeksi bakteri merupakan kondisi patogenis akibat dari berkembangnya

mikroorganisme dalam inang (Subandi, 2010). Di negara maju, penyakit yang

disebabkan oleh infeksi masih menjadi masalah yang cukup tinggi (Noer, 2012).

Penyakit tersebut diantaranya disebabkan oleh bakteri Klebsiella pneumoniae

dan Streptococcus pyogenes. Klebsiella pneumoniae merupakan bakteri patogen

Gram negatif yang sering dapat menyebabkan infeksi nokosomial (Susilo et al.,

2004). Klebsiella pneumoniae menyebabkan penyakit infeksi pernafasan seperti

pneumonia, rhinoscleroma serta sinusitis (Sikarwar & Harsh., 2011).

Streptococcus pyogenes merupakan bakteri patogen ekstraseluler Gram positif

yang sering menginfeksi manusia. Bakteri tersebut sering menyebabkan infeksi

tenggorokan diantaranya faringitis, impetigo, serta demam scarlet (Cunningham,

2000).

Infeksi bakteri tersebut dapat diatasi dengan menggunakan antibiotik yang

memiliki mekanisme aksi menghambat pertumbuhan bakteri. Penggunaan

antibakteri secara terus menerus dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh. Hal

ini dapat diatasi salah satunya dengan cara menemukan senyawa antibakteri baru

yang berasal dari bagian tanaman tertentu (Karadi et al., 2011).

Indonesia merupakan negara yang mempunyai iklim tropis dengan kondisi

tanah yang subur. Beraneka ragam tanaman dapat ditemukan di Indonesia,

diantaranya banyak tanaman yang memiliki khasiat sebagai obat. Dalam

beberapa tahun terakhir, pemanfaatan tanaman sebagai obat herbal di Indonesia

maupun luar negeri mengalami peningkatan. Obat herbal lebih dipilih karena

tidak memiliki efek samping yang berbahaya bila digunakan dengan tepat. Salah

satu pemanfaatan obat herbal tersebut adalah sebagai antibakteri (Poelungan et

al., 2007). Buah durian dapat digunakan sebagai antibakteri, antiinflamasi,

(2)

durian (Durio zibethinus Murr.) memiliki aktivitas antibakteri yang baik

terhadap Pseudomonas aeruginosa dengan kadar hambat minimum sebesar 4%

dan kadar bunuh minimum sebesar 6% (Noorhamdani et al., 2009). Gel

polisakarida dari kulit durian juga memiliki manfaat sebagai antibakteri (Lipipun

et al., 2002). Senyawa kimia yang terkandung di dalam kulit buah durian yaitu

flavonoid, minyak atsiri, dan saponin (Noorhamdani et al., 2009).

Penelitian ini dilakukan untuk menguji aktivitas antibakteri ekstrak etanol

kulit buah durian sebagai antibakteri terhadap Klebsiella pneumoniae dan

Streptococcus pyogenes serta profil bioautografinya. Hasil dari penelitian ini

diharapkan dapat membuktikan secara ilmiah khasiat dari kulit buah durian

sebagai antibakteri.

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disusun perumusan masalah

sebagai berikut :

1. Apakah ekstrak etanol kulit durian mempunyai aktivitas antibakteri

terhadap Klebsiella pneumoniae dan Streptococcus pyogenes ?

2. Senyawa kimia apakah yang terdapat dalam ekstrak etanol kulit buah

durian yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap Klebsiella pneumoniae

dan Streptococcus pyogenes?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka tujuan

dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah durian terhadap

Klebsiella pneumoniae dan Streptococcus pyogenes.

2. Mengetahui senyawa kimia yang bertanggungjawab sebagai antibakteri

terhadap Klebsiella pneumoniae dan Streptococcus pyogenes dengan

(3)

D. TINJAUAN PUSTAKA 1. Tanaman Durian (Durio zibethinus Murr)

a. Klasifikasi

Dalam taksonomi tumbuhan, tanaman durian dapat diklasifikasikan

sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivisio : Spermatophyta

Divisio : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Subkelas : Dileniidae

Ordo : Malvales

Familia : Bombacaceae

Genus : Durio

Spesies : Durio zibethinus Murr (Wiryanta & Bernadus,. 2001)

b. Nama daerah

Di Indonesia, buah durian dikenal dengan beberapa nama, diantaranya :

duren (Jawa, Gayo), duriang (Manado), dulian (Toraja), rulen (Seram Timur),

kucing tilun (Medan), sijantung dan sipispis (Sumatra Utara) (Untung, 2005).

c. Kandungan Kimia

Buah durian mengandung vitamin B1, B2, serta vitamin C. Kulit buah

mengandung flavonoid, minyak atsiri, saponin, unsur selulosa, lignin dan

kandungan pati (Noorhamdani et al., 2009). Daun durian mengandung saponin,

dan flavonoid, sedangkan kulit kayunya mengandung alkaloid, flavonoid, tanin,

dan saponin (Nurliani, 2007).

d. Khasiat dan kegunaan

Durian dapat digunakan untuk pengobatan. Akar durian dapat digunakan

sebagai antipiretik. Daun durian dapat digunakan untuk menyembuhkan infeksi

kuku. Kulit buah dapat digunakan untuk mengusir nyamuk dan sebagai

(4)

durian berkhasiat sebagai antikarsinogen, antioksidan, antibakteri, dan

antiinflamasi (Ashraf, 2011).

e. Klebsiella pneumonia

Klasifikasi dari Klebsiella pneumonia yaitu:

Kingdom : Bacteria

Divisi : Proteobacteria

Kelas : Gamma Proteobacteria

Bangsa : Enterobacteriales

Suku : Enterobacteriaceae

Marga : Klebsiella

Jenis : Klebsiella pneumoniae (NCBI, 2014)

Klebsiella pneumoniae merupakan bakteri dalam kategori Gram negatif

fakultatif aerob yang menyebabkan infeksi pada saluran pernafasan (Jawetz et

al., 2005). Klebsiella pneumonie memiliki kapsul polisakarida yang menonjol.

Anggota dari genus Klebsiella biasanya menggunakan 2 jenis antigen pada

permukaan sel (Sikarwar & Batra, 2011). Bakteri ini dapat meragi laktosa dan

membentuk koloni muda yang berlendir (Hart & Paul, 1997). Klebsiella

pneumoniae juga dapat menyebabkan penyakit kulit dan mulut. Bakteri inidapat

menular dengan cepat dengan perantara udara serta tempat padat. Bakteri ini

memiliki struktur dinding sel yang rapuh karena kandungan peptidoglikan yang

sedikit (Noorhamdani, 2010).

f. Streptococcus pyogenes

Klasifikasi dari Streptococcus pyogenes yaitu :

Kingdom : Bacteria

Divisi : Firmicutes

Kelas : Bacilli

Bangsa : Lactobacillales

Suku : Streptococcaceae

Marga : Streptococcus

(5)

Streptococcus pyogenes termasuk dalam bakteri Gram positif yang

termasuk dalam grup A dan memiliki sifat β-hemolitik. Bakteri ini secara khas

membentuk daerah yang luas dengan ukuran lebih dari 0.5 mm. Streptococcus

pyogenes memiliki sifat PYR-positif (Jawetz et al., 1995). Streptococcus

pyogenes dapat menunjukkan katalase negatif yang ditunjukkan dengan tidak

terbentuknya gelembung saat ditambahkan dengan H2O2 (Hart, 1997). Bakteri

ini sering kali menyebabkan infeksi pada tenggorokan diantaranya faringitis,

impetigo, dan demam scarlet (Cunningham, 2000).

g. Uji Aktivitas Antibakteri

Uji antibakteri digunakan untuk melihat respons pertumbuhan suatu

mikroba terhadap agen antimikroba. Metode yang digunakan dalam uji aktivitas

antibakteri adalah :

a. Metode difusi disk

Metode ini dilakukan dengan cara meletakkan piringan disk yang

mengandung antibakteri pada suatu media agar yang telah ditanami bakteri. Pada

percobaan akan terbentuk area jernih yang mengindikasikan terdapat hambatan

pertumbuhan suatu bakteri oleh agen antimikroba. Hasil ini dapat dilihat pada

permukaan media agar (Pratiwi, 2008).

b. Metode dilusi

Metode dilusi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dilusi cair dan dilusi

padat. Metode dilusi cair digunakan untuk melihat nilai Konsentrasi Hambat

Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM). Metode ini

dilakukan dengan cara menambahkan masing-masing seri konsentrasi obat ke

dalam suspensi bakteri dalam media. Larutan yang terlihat jernih tanpa ada

pertumbuhan mikroba dinyatakan sebagai KHM. Metode dilusi padat

mempunyai cara kerja yang hampir sama dengan metode dilusi cair, hanya saja

media yang digunakan berbentuk padatan (Pratiwi, 2008).

h. Bioautografi

Bioautografi merupakan suatu metode sederhana yang digunakan untuk

(6)

yang diuji berdasar aktivitas dari analit (Kusumaningtyas, et al., 2008). Metode

bioautografi memiliki keuntungan yaitu memiliki sifat yang efisien untuk

mendeteksi senyawa antimikroba karena letak bercak dapat ditentukan walaupun

berada dalam campuran yang kompleks, sehingga memungkinkan untuk

mengisolasi senyawa aktif tersebut (Pratiwi, 2008). Metode bioautografi terdiri

dari :

a. Metode bioautografi kontak

Metode bioautografi kontak dilakukan dengan meletakkan lempeng

kromatogram yang telah dielusi di atas media MH padat yang telah diinokulasi

dengan bakteri (Kusumaningtyas et al., 2008).

b. Metode bioautografi langsung

Metode bioautografi langsung dilakukan dengan cara menyemprotkan plat

KLT dengan suspensi bakteri. Setelah itu plat KLT diinkubasi, senyawa aktif

akan tampak area jernih dengan latar belakang keruh (Pratiwi,2008).

c. Metode bioautografi overlay

Metode bioautografi overlay dilakukan dengan cara menuangkan media

tumbuh di atas plat KLT. Kemudian plat diinkubasi selama waktu tertentu. Area

jernih dengan latar belakang ungu menunjukkan senyawa aktif sebagai

antimikroba (Pratiwi, 2008).

E. LANDASAN TEORI

Menurut penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, kulit durian mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa dengan nilai KHM

sebesar 4% dan KBM sebesar 6% (Noorhamdani et al., 2009). Metabolit

sekunder yang terdapat di dalam kulit durian diantaranya flavonoid, saponin, dan

minyak atsiri (Noorhamdani et al., 2009).

F. HIPOTESIS

1. Ekstrak etanol kulit durian memiliki aktivitas antibakteri terhadap

Klebsiella pneumoniae dan Streptococcus pyogenes.

2. Metabolit sekunder yang bertanggungjawab sebagai antibakteri adalah

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian beliau tentang Re-recycle Green Product Composite: Polybag Composite (PC) Ramah Lingkungan Berbahan Dasar Limbah Lignoselulosa dan Limbah Plastik ini telah berhasil

(2012) melakukan rekayasa genetik dengan mengubah basa nukleotida dari gen F pada isolat yang memiliki motif RRQKRF dengan mengubahnya menjadi GRQGRL, dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi bakteri metanotrof dari lahan sawah di daerah Sragen, Jawa Tengah, dan menyeleksinya berdasarkan pada aktivitas

Laporan keuangan merupakan alat untuk memperoleh informasi mengenai posisi dan hasil operasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan dimana informasi tersebut nantinya akan

Teknik pengumpulan data untuk data primer dilakukan dengan cara wawancara mendalam dengan informan yaitu para petugas lembaga pemasyarakatan, khususnya yang bertugas di bidang

anggota peserta dalam kehidupan masyarakat, dan kedua sebagai peneliti yang mengumpulkan data tentang perilaku masyarakat dan perilaku individunya. Observasi

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini yaitu : (1) struktur yang membangun dalam naskah drama Lelakon karya Andy Sri Wahyudi berdasarkan teori dramaturgi

Salah satu persyaratan dalam struktur beton bertulang adalah adanya lekatan antara tulangan dengan beton sehingga apabila pada struktur beton tersebut diberikan beban tidak akan