• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Optimalisasi Pergerakan dan Algoritma Robot Humanoid sebagai Kiper T1 612010022 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Optimalisasi Pergerakan dan Algoritma Robot Humanoid sebagai Kiper T1 612010022 BAB IV"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISIS

Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil

pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana hasil

perancangan alat yang telah dibahas pada Bab III serta mengetahui tingkat keberhasilan

setiap spesifikasi yang telah diajukan.

4.1. Pengujian Proses Mengejar Bola

Dalam proses ini robot akan melakukan beberapa kombinasi pergerakan

untuk dapat mendekati bola yang ada di daerah dekat robot tersebut. Kombinasi

pergerakan tersebut bisa berupa maju, geser kanan, ataupun geser kiri.

Pengujian akan dilakukan dengan meletakan bola di daerah dekat robot,

parameter yang akan diambil adalah jarak bola yang diletakan dengan robot dan

waktu yang ditempuh robot untuk mendekati bola tersebut. Berikut merupakan

ilustrasi dari proses mengejar bola.

Gambar 4.1. Ilustrasi Pengujian Proses Mengejar Bola.

Tabel 4.1. Pengujian Proses Mengejar Bola.

Pada tabel pengujian didapat waktu yang dibutuhkan robot untuk

mendekati bola. Waktu yang di peroleh berbeda-beda tergantung dari letak bola

dan posisi robot, hal ini dipengaruhi dari kombinasi motion yang dipanggil untuk Posisi bola terhadap robot (cm) Lama robot mendekati bola (s)

10 3,19

15 7,31

30 5,73

30 8,74

(2)

mendekati bola tersebut karena setiap motion memiliki waktu yang berbeda

dalam pengeksekusiannya.

4.2. Pengujian Proses Membuang Bola

Ketika bola ada di depannya robot akan membuang bola tersebut agar

robot memperoleh space untuk menjaga bola itu apabila bola kembali ditendang

oleh robot lawan ke arah gawang.

Pengujian dilakukan dengan meletakkan bola di sekitar depan robot,

kemudian robot akan mencari bola tersebut dan kemudian membuangnya. Dan

keberhasilan diukur dengan mengamati apakah robot berhasil tidak membuang

bola itu menjadi jauh sehingga robot memiliki space untuk menjaga gawang lagi

atau tidak.

Gambar 4.2. Ilustrasi Pengujian Proses Membuang Bola.

Tabel 4.2. Pengujian Proses Membuang Bola.

Percobaan Pergerakan Bola

Tetapi dapat dilihat dari tabel hasil pengujian, masih ada hasil bola diam. Hal ini

(3)

motion saja, dan pergerakan motion maju ini sekitar ±5 cm ke depan. Jadi jika

hanya dibutuhkan jarak 3 cm ke bola tetapi motion maju sendiri bergerak maju 5

cm, bola akan tertendang terlebih dahulu sehingga bola masih dianggap diam

dan proses membuang bola tersebut gagal. Sehingga harus mengulang proses ini

lagi.

4.3. Pengujian Mode Penalti

Algoritma yang lama menggunakan mode ini, yaitu apabila ada

pergerakan bola ke arah robot kiper maka robot akan langsung merespon dengan

jatuh menghalau sesuai arah datangnya bola.

Pada algoritma yang baru sudah dioptimalisasi dalam kecepatan

responnya serta dalam penggunaannya. Sekarang mode ini hanya digunakan

apabila bola sudah berada di daerah kotak penalti. Hal ini dikarenakan ada

penambahan mode counter yang untuk melengkapi mode ini pada saat bola

berada pada posisi yang jauh dari robot.

Pengujian akan dilakukan dengan membandingkan kecepatan respon dari

robot dengan menggunakan kedua algoritma yaitu algoritma yang lama dan

algoritma yang baru. Pengujian dilakukan dengan cara meletakan bola dari

berbagai posisi, tentunya dalam daerah penalti. Kemudian bola akan ditendang

ke arah gawang dengan kecepatan yang berbeda-beda, apakah robot berhasil

menghalau bola yang datang atau tidak. Berikut ini adalah ilustrasi dari

pengujian yang dilakukan.

(4)

Tabel 4.3. Pengujian Respon Robot Algoritma Lama(Penalti).

Tabel 4.4. Pengujian Respon Robot Mode Penalti.

Percobaan Jarak bola (cm) Kecepatan bola(cm/s) Hasil

1 80 258,06 Gol

Percobaan Jarak bola (cm) Kecepatan bola(cm/s) Hasil

(5)

Dari tabel hasil pengujian respon robot pada mode penalti diatas, dapat

dilihat bahwa robot dapat merespon bola yang datang dengan respon yang lebih

cepat. Pada tabel 4.3, kecepatan bola yang bisa ditangkis ±230 cm/s sedangkan

pada tabel 4.4, kecepatan bola yang bisa ditangkis mencapai ±400 cm/s. Dengan

menggunakan algoritma yang baru, robot dapat merespon bola dengan lebih

cepat dibandingkan dengan respon robot saat menggunakan algoritma yang

lama.

4.4. Pengujian Mode Counter

Mode ini merupakan mode baru yang digunakan untuk melengkapi mode

penalti supaya robot kiper lebih akurat dalam menjaga gawang. Mode ini

dibandingkan optimalisasi yang dilakukan melalui penambahan mode ini dengan

algoritma yang lama.

Pengujian dilakukan dengan memposisikan bola dengan berbagai posisi

di luar daerah penalti dengan kecepatan yang beragam. Serta akan diuji juga

apabila bola yang mengarah ke robot kiper tidak sampai ke gawang bagaimana

respon robot kiper tersebut apakah jatuh menghalau atau tidak. Berikut adalah

ilustrasi yang menggambarkan pengujian mode counter, pada gambar 4.4(a)

pengujian saat bola tidak sampai ke gawang dan pada gambar 4.4(b) saat bola

ditendang langsung sampai ke gawang.

(6)

(a)

(b)

Gambar 4.4. Ilustrasi Pengujian Mode Counter.

Tabel 4.5. Pengujian Respon Robot Algoritma Lama(Counter).

Percobaan Jarak bola (cm) Kecepatan bola(cm/s) Posisi Akhir Bola Respon Robot Kiper

(7)

Tabel 4.6. Pengujian Respon Robot Mode Counter.

Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa algoritma yang lama kurang efisien

dan kurang akurat, pada algoritma yang lama robot tidak menghiraukan apakah

bola itu sampai ke jangkauannya ataupun tidak, selama ada pergerakan bola

robot selalu meresponnya dengan jatuh ke arah bola bergerak. Sedangkan pada

tabel 4.6 yang merupakan pengujian algoritma baru yaitu mode counter, robot

lebih efisien dan akurat, robot tidak akan jatuh apabila bola yang bergerak ke

arahnya tidak mencapai jangkauannya dan hanya akan mengamati pergerakan

bola tersebut dan bersiap kembali berjaga-jaga apabila bola ditendang kembali

ke arahnya. Hal ini menunjukan bahwa algoritma yang dibuat penulis saat

pengambilan keputusan untuk bola yang ditendang pada keadaan di luar daerah

penalti dapat bekerja dengan baik.

4.5. Pengujian proses Kembali ke Posisi Awal

Supaya robot lebih efisien dalam menjaga gawang diperlukan

penempatan posisi yang pas. Pada saat robot mengejar bola yang dekat dan

kemudian membuangnya, diperlukan untuk kembali ke posisi awal agar dapat

menjaga gawang pada daerah yang seharusnya yaitu dalam kotak penalti.

Algoritma ini dibuat dengan tujuan tersebut.

Percobaan Jarak bola (cm) Kecepatan bola(cm/s) Posisi Akhir Bola Respon Robot Kiper

(8)

Pengujian untuk proses ini adalah dengan melakukan proses mengejar

bola dan membuang bola kemudian robot akan berusahan kembali ke posisi

semula, cek apakah dapat kembali ke posisi awal atau tidak jika tidak berapa

selisih jarak keadaan awal dengan keadaan akhir. Berikut merupakan ilustrasi

pengujian.

Gambar 4.5. Ilustrasi Pengujian Proses Kembali ke Posisi Awal.

Tabel 4.7. Pengujian Proses Kembali ke Posisi Awal.

Dari tabel hasil pengujian didapat berbagai macam selisih jarak dengan

keadaan awal, pada proses ini tidak bisa sesuai yang diharapkan. Hal ini

dipengaruhi dari faktor motion yang tidak sama persis dengan motion

kebalikannya. Maksudnya jarak tempuh motion geser ke kanan berbeda jarak

tempuh motion geser ke kiri, motion maju dengan motion mundur yang juga

berbeda. Selain itu juga ada pengaruh keadaan lapangan, kadang saat melakukan Percobaan Selisih dengan keadaan awal (cm)

1 15

2 10

3 20

4 23

5 10

6 1

7 15

8 5

9 24

(9)

motion robot terjatuh sendiri dikarenakan adanya kotoran di lapangan atau

terpeleset. Semakin banyak kombinasi motion yang dilakukan akan semakin

mempengaruhi selisih jarak dengan keadaan awal pada proses kembali ke posisi

Gambar

Gambar 4.1. Ilustrasi Pengujian Proses Mengejar Bola.
Gambar 4.2. Ilustrasi Pengujian Proses Membuang Bola.
Gambar 4.3. Ilustrasi Pengujian Mode Penalti.
Tabel 4.4. Pengujian Respon Robot Mode Penalti.
+4

Referensi

Dokumen terkait

Secara rinci kemampuan atau kinerja kepala sekolah yang mendukung terhadap perwujudan kompetensi kewirausahaan ini, diantaranya mencakup : (a) menciptakan inovasi

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif pada uraian saran dan skor validator terhadap media pembelajaran berbasis website serta analisis

VI.3 Konsep Pengaruh Transformasi pada Pendekatan Perencanaan, Perancangan, Pembuatan dan Penerbangan Pesawat Aeromodelling

mengenal sanksi sosial dan cenderung tidak peduli dengan dampak yang ia terima. Moral disengagement yang dilakukan AD adalah : 1) Blaming the victim. Mekanisme

Transfer nilai multikultur yang terjadi dalam upaya pendidikan multikultur pada anak haruslah menggunakan cara yang menyenangkan dan bisa diterima oleh anak,

Apabila kelak di kemudian hari terdapat bukti yang memberatkan bahwa saya melakukan plagiasi sebagian atau seluruh hasil karya saya — yang mencakup Landasan Konseptual Perencanaan

Hal tersebut menyebabkan para pekerja dalam bidang konstruksi memiliki risiko kecelakaan kerja yang relatif lebih besar, dibanding dengan para pekerja pada bidang lain.. Untuk

truly value creative writing, it should be included as a learning outcome in the curriculum and assessment so that there will be no more ―lip service‖ in assessing creative writing