• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN MOTVASI BELAJAR DALAM TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI ANTARA MAHASISWA BEKERJA DAN MAHASISWA TIDAK BEKERJA DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN MOTVASI BELAJAR DALAM TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI ANTARA MAHASISWA BEKERJA DAN MAHASISWA TIDAK BEKERJA DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR."

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Oleh:

Novia Yettik Tr i Ha ndayani 1013010018/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

(2)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana EKONOMI DAN BISNIS

Progdi Akuntansi

Diajukan Oleh:

Novia Yettik Tr i Ha ndayani 1013010018/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

(3)

AKUNTANSI ANTARA MAHASISWA BEKERJ A DENGAN MAHASISWA TIDAK BEKERJ A di UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR yang diajukan

Novia Yettik Tri Handayani 1013010018/FE/EA

disetujui untuk Ujian Lisan oleh :

Pembimbing Utama

Tanggal : ...

Dr s. Ec. Saiful Anwar, M. SI NIP. 19580325 198803 1001

Mengetahui Ketua Program Studi

(4)

Disusun Oleh : Novia Yettik Tr i Ha ndayani

1013010018/FE/EA

Telah Diper tahankan Dihadapan Dan Diter ima Oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Akuntansi Fa kultas Ekonomi Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur

Pada Tanggal 17 Apr il 2014

Pembimbing Utama : Tim Penguji Ketua

Dr s. Ec. Saiful Anwar , M. Si Dr s. Ec. Saiful Anwar , M. Si Sekr etar is

Dr s. Ec. Sjafi’i, MM. AK Anggota

Dr . Gideon Setyo Budi. M. Si

Mengetahui Dekan Fa kultas Ekonomi

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur

(5)

memberikan rahmat dan hidayahNYA, sehingga penyusunan Skripsi yang berjudul “Perbedaan Motivasi Belajar Dalam Tingkat Pemahaman Akuntansi Antar a Mahasiswa Bekerja dan Mahasiswa Tidak Bekerja di Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” jawa Timur”, dapat terselesaikan. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam rangka memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasioanal “Veteran” Jawa Timur.

Terwujudnya Laporan Skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-ide, maupun pemikiran. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Rektor Prof. DR. Ir. Teguh Soedarto MP yang telah memberikan kesempatan kepada saya dalam memperoleh pendidikan S1 di kampus

Universitas Pembangunan Nasioanal “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur. SE, MM, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(6)

Laporan Skripsi ini sampai selesai.

5. Kedua orang tuaku dan kedua mertuaku tercinta yang telah memberikan

segalanya bagiku yang tak ternilai dan tak akan mampu terbalas. Semoga Allah

SWT memberikan surga bagi kalian berdua. Amin.

6. Bapak/ Ibu dosen Ekonomi Akuntansi atas semua ilmu yang telah diberikan.

7. Kakakku tercinta, Hindra Wahyu Wijaya dan Lenny Hindri Dwi Astutik, yang

selalu membuat hati ini merasa tenang.

8. Suamiku tercinta Johan Frastian yang selalu memberikan dukungan, motivasi

serta bersedia membantu penulis dalam penyelesaian Laporan Skripsi.

9. Calon anakku yang didalam kandungan sebagai motivasi dalam penyelesaian

skripsi ini.

10. Teman – teman seperjuangan Jurusan Ekonomi Akuntansi Universitas

Pembangunan Nasioanal “Veteran” Jawa Timur. Terima kasih atas Saran dan

dukungannya selama ini.

11. Teman – teman seperjuangan Wiwin, Aprilia, Riza, dkk Jurusan Ekonomi

Akuntansi Universitas Pembangunan Nasioanal “Veteran” Jawa Timur. Terima

(7)

12. Serta semua pihak yang banyak membantu dan mendukung kepada penulis

yang dimana tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis mohon maaf lahir dan

batin atas semua hal perilaku dan ucapan yang selalu tidak berkenan di hati.

Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa

laporan ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik

yang sifatnya membangun guna perbaikan dimasa yang akan datang.

Akhir kata penulis berharap semoga penyusunan Laporan Skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis sendiri dan pihak-pihak yang terkait selama pelaksanaan

kerja praktek, dan bagi pihak lain untuk masa yang akan datang sebagai bahan

acuan atau referensi dalam pelaksanaan kerja praktek atau pembuatan laporan

Skripsi.

Salam hormat. Surabaya, April 2014

(8)

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN………... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2 . Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan ... 4

1.4. Manfaat ... 4

BAB II LANDASAN TEORI………... 6

2.1.Penelitihan Pendahulu ……….. 6

2.2. Landasan Teori ... 12

2.2.1.Motivasi... 12

2.2.2.Belajar ... 15

2.2.3.Perilaku Belajar ... 25

2.2.4.Tingkat Pemahaman Akuntansi ... 26

2.2.5.Mahasiswa ... 28

2.2.6.Bekerja ... 30

2.2.7.Tidak Bekerja ... 31

2.2.8.Mahasiswa Bekerja dan Tidak Bekerja ... 32

2.3.Kerangka Berpikir... 33

2.4 Pengembangan Hipotesis... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...39

(9)

3.3. Tenik Pengumpulan Sampel ... ...43

3.3.1

.

Populasi ... 43

3.2.2. Sampel ... 43

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... ..44

3.4.1. Jenis Data dan Sumber Data ... ...44

3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 45

3.5.1. Teknik Analisis ... 45

3.5.2. Uji Kualitas Data ... 46

3.5.3. Uji Asumsi Klasik ... 48

3.5.4. Uji Hipotesis ... 49

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA DATA... 52

4.1 Deskripsi Obyek penelitian... 52

4.1.1.Sejarah Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur ……….... 52

4.1.2.Gambaran Umum Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur………... 56

4.1.3. Gambaran Umum Jurusan Akuntansi………. 56

2.1.4. Visi, Misi dan Tujuan Mahasiswa Akuntansi………. 57

4.2 Deskripsi Sample Penelitian... 58

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian... 59

4.3.1. Deskripsi Variabel Kecerdasan Emosional (X1)………... 59

4.3.2. Deskripsi Variabel Perilaku Belajar (X2)……….... 64

4.3.3. Deskripsi Variabel Tingkat Pemahaman Akuntansi (Y)….. 67

4.4 Uji Kualitas... 68

4.4.1. Uji Normalitas………... 68

4.4.2. Uji Validitas……….. 69

(10)

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian... 86

4.7 Konfirmasi Hasil Penelitian ... 88

4.8 Perbedaan Penelitian dengan Penelitian Terdahulu ... 88

4.9 Keterbatasan Penelitian... 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 92

5.1 Kesimpulan... 92

5.2 Saran... 92

(11)

Oleh :

Novia Yettik Tr i Handayani Abstr ak

Kecerdasaan emosional ini mampu melatih kemampuan mahasiswa tersebut, yaitu kemampuan untuk mengelola perasaannya, memotivasi dirinya, tegar dalam menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan dan menunda kepuasan sesaat, mengatur suasana hati reaktif, serta mampu berempati dan bekerja sama dengan orang lain. Kecerdasaan emosi berkembang sejalan dengan usia dan pengalaman. Perilaku belajar didefinisikan sebagai kebiasaan belajar. Kebiasaan belajar yang jelek disebabkan oleh kurangnya kesadaran mahasiswa mengenai makna belajar di pergurungan tinggi, sehingga mahasiswa tersebut merasa frustasi dalam menjalankan proses belajar. Proses belajar berkaitan dengan kecerdasan emosional mahasiswa.

Penelitian ini dilakukan pada 66 mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur angkatan 2010 dengan data primer berupa kuesioner. Alat analisis yang digunakan adalah Regresi Liner Berganda yang menggunakan alat bantu komputer dengan SPSS 17. Hasil analisis kemudian di analisis dengan uji asumsi klasik serta uji F dan uji t statisitik.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kecerdasan emosional memberikan pengaruh yang signifikaskan dan negative terhadap tingkat pemahaman akuntansi, sedangkan perilaku belajar memberikan pengaruh yang signifikasikan dan negative terhadap tingkat pemahaman akuntansi, dan mahasiswa bekerja dan mahasiswa tidak bekerja memberikan pengaruh yang signifikasikan dan negative terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Variabel kecerdasan emosional mempunyai pengaruh negative terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Pengaruh negative ini menujukkan pengaruh yang terbalik, artinya jika kecerdasan emosional mengingkat mengakibatkan tingkat pemahaman akuntansi menurun, begitu pula sebaliknya. Variabel perilaku belajar mempunyai pengaruh negative terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Pengaruh negative ini menujukkan pengaruh yang terbalik, artinya jika perilaku belajar mengingkat mengakibatkan tingkat pemahaman akuntansi menurun, begitu pula sebaliknya. Variabel mahasiswa bekerja dan mahasiswa tidak bekerja belajar mempunyai pengaruh negative terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Pengaruh negative ini menujukkan pengaruh yang terbalik, artinya jika mahasiswa bekerja dan mahasiwa tidak bekerja mengingkat mengakibatkan tingkat pemahaman akuntansi menurun, begitu pula sebaliknya

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Mahasiswa merupakan profil manusia aset negara yang aktif dan potensial, mereka dibesarkan oleh dua realitas yang tidak bisa dihindari antara lain sebagai mahasiswa yang berada pada suatu iklim profesi diri menjadi sarjana yang siap pakai atau sebagai insan yang diharapkan, dan sebagai anggota masyarakat yang hidup diposisi harapan berbagai pihak (Muhaimin, dalam Asmita, 2007). Dalam dunia akademis keterampilan intelektual merupakan konsep yang penting bagi kecakapan sosial dan keberhasilan belajar.

Fenomena mahasiswa kerja dengan melakukan aktifitas perkuliahan bukanlah hal yang baru di era pendidikan tinggi sekarang. Banyak dari mahasiswa tersebut ingin mencari tambahan penghasilan untuk mencukupi kebutuhan kuliah yang semakin meningkat. Kuliah sambil bekerja tidak lagi hanya sekedar dilakukan mahasiswa yang lemah dalam ekonomi atau kebutuhan financial, tetapi juga yang mendasari seorang mahasiswa untuk bekerja diantaranya adalah kebutuhan sosial relasional dan kebutuhan aktualisasi diri.Meskipun demikian mahasiswa harus memiliki motivasi ekstra untuk tetap menjalankan tanggung jawab penuh dalam belajar di sela kesibukan dalam pekerjaan yang dijalaninya.

(13)

individu dalam melaksanakan segala aktivitasnya tidak akan berjalan dan berhasil secara baik.

Motivasi belajar yang dimiliki siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran tertentu (Nashar, 2004). Sehingga mahasiswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar memungkinkan akan memperoleh hasil belajar yang tinggi pula, artinya semakin tinggi motivasinya, semakin intensitas usaha dan upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi prestasi belajar yang diperolehnya.

Mengacu pada teori di atas, serta mengacu pada fenomena kuliah sambil bekerja menurut Ahmadi (dalam Rukmoroto, 2012), maka mahasiswa tersebut harus dapat membagi waktu dan konsentrasi serta bertanggung jawab terhadap komitmen dari kedua aktifitas tersebut. Hal ini membuat mahasiswa menghabiskan banyak waktu, energi serta tenaga untuk bekerja. Kondisi tersebut membuat mahasiswa kesulitan membagi waktu antara bekerja dengan kuliah, sehingga fokusnya menjadi terpecah sehingga berakibat pada rendahnya motivasi untuk belajar dibandingkan mahasiswa yang kuliah tidak sambil bekerja, memiliki motivasi belajar tinggi biasanya mampu mengatur waktunya, sedangkan fenomena mahasiswa yang tidak bekeja mereka membagi waktunya untuk belajar sehingga mahasiswa yang tidak bekerja juga memiliki waktu yang sangat banyak dalam belajar.

(14)

uang atau karena sudah terlalu lelah bekerja menyebabkan mahasiswa sudah terlalu lelah untuk belajar. Dikhawatirkan kegiatan ini bisa mempengaruhi tingkat pemahaman mereka terhadap mata kuliah-mata kuliah penting di kampusnya. Meski demikian, sejauh ini belum pernah ditemukan uji empiris atas perbedaan tingkat pemahaman mata kuliah utama antara mahasiswa yang bekerja maupun tidak bekerja. Hal ini cukup menarik, karena tentunya kegiatan mahasiswa yang bekerja dengan mahasiswa yang tidak bekerja itu berbeda, sehingga cara mereka belajar juga berbeda.

Seperti yang diusulkan oleh Trisniwati & Suryaningsum (2003) untuk melihat apakah perilaku belajar mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi. Secara logika memang perilaku belajar mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi, akan tetapi dalam penelitian ini tentunya diharapkan akan sangat berbeda perilaku belajar antara mahasiswa yang bekerja dengan yang tidak bekerja. Karena mahasiswa yang tidak bekerja seharusnya memiliki waktu luang lebih banyak untuk membaca buku, mengunjungi perpustakaan dan belajar. Dalam penelitian Marita (2006) menunjukkan bahwa perilaku belajar yang baik akan menurunkan tingkat tekanan pada mahasiswa secara signifikan.

(15)

akuntansi, sehingga kemungkinan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi ini juga akan bertambah, sekaligus sebagai masukan bagi staf akademis untuk meningkatkan upaya mereka dalam meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap mata kuliah-mata kuliah utama di bidang akuntansi.

Bertitik tolak dari permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat dan membahas secara ilmiah ke dalam bentuk skripsi satu tema mengenai “Perbedaan Motivasi Belajar Dalam Tingkat Pemahaman Akuntansi Antar a Mahasiswa Bekerja Dan Mahasiswa Tidak Bekerja di Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur ”.

1.2Perumusan Masalah

1. Apakah terdapat pengaruh kecerdasan emosional dan perilaku belajar mahasiswa akuntansi terhadap tingkat pemahaman akuntansi, dan

2. Apakah terdapat perbedaan antara mahasiswa akuntansi yang bekerja dengan yang tidak bekerja.

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengaruh kecerdasan emosional dan perilaku belajar mahasiswa akuntansi terhadap tingkat pemahaman akuntansi, dan.

(16)

1.4Manfaat

Dengan dilakukannya studi penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi yang berkepentingan, yaitu :

a. Menambah pengetahuan dan sebagai informasi bagi mahasiswa agar dapat memahami kompetensi yang dibutuhkan oleh motivasi belajar akuntansi, sehingga mahasiswa akuntansi dapat mempersiapkan dirinya sebelum memasuki dunia kerja dan meningkatkan kualitas mereka sehingga mudah dalam mencari pekerjaan.

b. Memberikan masukan bagi akademisi tentang kompetensi yang dibutuhkan motivasi belajar akuntansi di dunia kerja sehingga dapat mengembangkannya pada program studi akuntansi.

(17)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka berisi penelitian terdahulu dan landasan teori , kerangka pemikiran penelitian dan pengembangan hipotesis.

2.1. Penelitihan Terdahulu

Beberapa penelitian telah dilakukan para peneliti tentang perbedaan-perbedaan yang terkait, diantaranya:

1. Liviawati & Afvan Aquino (2013) Penlitian ini mengambil judul :

“Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Ditinjau Dari Perspektif Gender”

a. Perumusan Masalah :

1. Pengaruh kecerdasan emosional yang meliputi dimensi pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial terhadap tingkat pemahaman akuntansi ?

2. Komponen kecerdasan mana yang lebih dominan dalam mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi akuntansi ?

b. Kesimpulan yang dihasilkan :

(18)

semakin meningkat pula tingkat pemahamannya terhadap mata kuliah akuntansi.

2. Pengendalian diri berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansinya. Hal ini berarti bahwa pengarahan akan mempunyai pengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansinya. Semakin sering kita mengarahkan maka akan semakin meningkat pengendalian diri mahasiswi tersebut dan ini akan berakibat kepada semakin meningkatnya tingkat pemahaman terhadap matakuliah akuntansi.

2. Riswan Yudhi Fahrianta (2012) Penelitian ini mengambil judul :

“Pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan Spritual Mahasiswa Akuntansi Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi”

a. Perumusan Masalah

1. Apa kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual mahasiswa akuntansi berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi ? b. Kesimpulan yang dihasilkan

(19)

2. Secara simultan pengaruh kecerdasan emosional kecakapan pribadi, kecerdasan emosional kecakapan sosial, dan kecerdasan spiritual tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi. Sedangkan secara parsial, bahwa kecerdasan emosional yang berupa keca-kapan pribadi mahasiswa akuntansi mempunyai pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Untuk kecakapan sosial terhadap tingkat pemahaman akuntansi mempunyai pengaruh negatif tetapi tidak signifikan. Selanjutnya, kecerdasan spritual mahasiswa terhadap tingkat pemahaman akuntansi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan.

3. Nidya Dudija (2011)

Penelitian ini mengambil judul :

“Perbedaan Motivasi Menyelesaikan Skripsi Antara Yang Berkerja Dan Tidak Berkerja”

a. Perumusan Masalah

1. Apakah penyebab tinggi rendahnya motivasi menyelesaikan skripsi antara mahasiswa yang bekerja dengan tidak bekerja ? 2. Motivasi menyelesaikan skripsi manakah yang lebih tinggi

antara mahasiswa yang bekerja dengan tidak bekerja b. Kesimpulan yang dihasilakan :

(20)

bahwa terdapat perbedaan motivasi menyelesaikan skripsi antara mahasiswa yang bekerja dengan mahasiswa yang tidak bekerja. Mahasiswa yang bekerja mempunyai motivasi menyelesaikan skripsi lebih tinggi sedangkan mahasiswa yang tidak bekerja memiliki motivasi menyelesaikan skripsi lebih rendah dengan demikian hipotesis yang diajukan peneliti diterima.

4. Eka Sri Muliani (2013)

Penelitian ini mengambil judul :

“Perbedaan Motivasi Belajar Antara Mahasiswa yang Bekerja dan Tidak Bekerja Pada Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945”

a. Perumusan Masalah :

1. Apa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswayang berkerja dengan mahasiswa yang tidak berkerja?

b.Kesimpulan yang dihasilkan :

1. Atas fenomena yang terjadi dilapangan dan dituangkan ke dalam rumusan masalah, yang mana rumusan masalah yaitu adakah perbedaan motivasi belajar antara mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja.

(21)
(22)

Tabel 2.1

Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitia Sekarang

No Nama

Penelitian Judul Variabel Penelitian

(23)

2.2. Landasan Teori

Landasan teori akan menjabarkan teori-teori yang mendukung perumusan hipotesis sehingga membantu dalam menganalisis hasil-hasil penelitian dan akan didukung dengan adanya penelitian-penelitian terdahulu yang serupa.

2.2.1. Motivasi

2.2.1.1. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari bahasa latin yang berbunyi movere berarti dorongan atau menggerakkan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia. Motivasi dapat diartikan sebagai pemberi daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan (Setiadi, 2008).

Motivasi dapat didefinisikan pula sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi ke arah tujuan-tujuan yang hendak dicapainya, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi suatu kebutuhan individual (Setiadi, 2008).

Menurut Thantawi (2001) motivasi yaitu perasaan atau keinginan yang sangat mempengaruhi kemauan orang sehingga individu didorong untuk bertindak. Motivasi adalah pengaruh, kekuatan yang menimbulkan kelakuan. Selain itu, motivasi adalah proses-proses dalam yang menetukan gerakan tingkah laku individu kepada tujuan-tujuan.

(24)

siswa masuk sekolah dengan bersemangat. Tetapi itu semua akan sia-sia, jika siswa tidak ada motivasi untuk belajar. Apa yang membuat siswa ingin belajar? Kesediaan siswa untuk belajar adalah hasil dari banyak faktor. Mulai dari kepribadian siswa dan kemampuan siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolah, hadiah yang didapat karena telah belajar, situasi belajar yang mendorong siswa untuk belajar, dan sebagainya (Djiwandono, 2006).

Selain itu menurut Sardiman (2000), motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang tersebut ingin dan mau melakukan sesuatu.

Motivasi menurut Sarwono (dalam Rukmoroto, 2012) adalah dorongan bertindak untuk memuaskan suatu kebutuhan. Dorongan muncul karena adanya kebutuhan sehingga diwujudkan dalam bentuk tindakan atau perilaku. Motivasi yang tinggi biasanya akan menghasilkan tindakan yang kuat, demikian juga sebaliknya.

Selain itu menurut Santrock (2011) mengatakan motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama. Jika siswa tidak menyelesaikan tugas karena bosan, maka dia kekurangan motivasi. Jika siswa menghadapi tantangan dalam penelitian dan penulisan makalah, tetapi dia terus berjuang dan mengatasi rintangan, maka dia mempunyai motivasi yang besar.

(25)

tersebut merupakan suatu tenaga yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku didalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu (Widyastuti dkk, 2004). Motivasi merupakan hal yang melatar belakangi individu berbuat untuk mencapai tujuan tertentu. Seseorang yang dengan sengaja mengikatkan diri menjadi bagian dari organisasi mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, salah satunya adalah agar mereka dapat berinteraksi dengan manusia lainnya dan agar kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi (Victor dan Morasa, 2007).

Menurut Robbins (2008) motivasi merupakan proses yang menjelaskan intesitas, arah, dan ketekunan seorang individu dalam mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi diatas adalah intesitas, arah, dan ketekunan. Intesitas berhubungan dengan seberapa giat seseorang berusaha dan intesitas ini harus dapat dikaitkan dengan arah yang menguntungkan baik bagi organisasi ataupun individu. Terakhir dimensi ketekunan, dimensi ini merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang bisa mempertahankan usahanya. Individu-individu yang termotivasi bertahan melakukan suatu tugas dalam waktu yang cukup lama demi mencapai tujuan mereka.

Gambar 1 Motivasi

Kepuasan Perilaku

Ket egang Keinginan

(26)

2.2.1.2. Tujuan Motivasi

Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerkan atau menggungah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannyauntuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu (Purwanto. 1990 : 73)

2.2.2. Belajar

2.2.2.1. Pengertian Belajar

Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain.

Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting dalam keseluruhan proses pendidikan.

(27)

oleh siswa sendiri dan akan menjadi penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.

Menurut Vernon S. Gerlach & Donal P. Ely dalam bukunya teaching & Media-A systematic Approach (1971) dalam Arsyad (2011: 3) mengemukakan bahwa “belajar adalah perubahan perilaku, sedangkan perilaku itu adalah tindakan yang dapat diamati. Dengan kata lain perilaku adalah suatu tindakan yang dapat diamati atau hasil yang diakibatkan oleh tindakan atau beberapa tindakan yang dapat diamati”.

Sedangkan Menurut Gagne dalam Whandi (2007) belajar di definisikan sebagai “suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman”. Slameto (2003: 5) menyatakan belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Lebih lanjut Abdillah (2002) dalam Aunurrahman (2010 :35) menyimpulkan bahwa “belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu”.

(28)

dapat dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga yang menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya.

Belajar merupakan kegiatan paling pokok dalam proses belajar

mengajar manusia. Terutama dalam pencapaian tujuan institusional suatu

lembaga pendidikan atau sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa berhasil tidaknya suatu pencapaian tujuan pendidikan tergantung kepada bagaimana proses belajar mengajar yang dialami oleh individu. Menurut S. Nasution (1982:39), Belajar dianggap merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Menurut pendapat tradisional yang dikutip dari Sadiman (2003:2) belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Di sini yang dipentingkan pendidikan intelektual, kepada anak-anak diberikan bermacam-macam pelajaran untuk menambah pengetahuan yang dimilikinya, terutama dengan jalan menghafal. Siahaan (2005:2) berpendapat bahwa belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Tingkah laku yang baru itu misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, serta timbul dan berkembangnya sifat-sifat sosial dan emosional.

(29)

belajar sebagai proses yang aktif, belajar adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu.

Belajar adalah proses melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. Apabila kita bicara tentang belajar maka kita belajar bagaimana mengubah tingkah laku seseorang. Moh. Surya (1997:54) mengemukakan pengertian belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memeroleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam intraksi dengan lingkungannya. Kemudian Abin Syamsudin (1996:20) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku/pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu.

Hal serupa diungkapkan oleh Oemar Hamalik (1992:56) yang menyatakan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku berkat adanya latihan dan pengalaman. Sedangkan Moh. Uzer Usman (1996:4) berpendapat bahwa belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu, individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannnya.

(30)

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah proses perubahan di dalam diri manusia. Apabila setelah belajar tidak terjadi perubahan dalam diri manusia, maka tidaklah dikatakan bahwa padanya telah berlangsung proses belajar. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk yang relatif permanen, seperti perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak terampil menjadi terampil, serta aspek-aspek lainnya. Sedangkan perubahan dapat diwujudkan dalam bentuk perubahan kondisi yang bersifat kontemporer, seperti anak-anak menjadi dewasa atau dari berbaring, merangkak, berdiri dan baru kemudian bisa berjalan. Perubahan tersebut hendaknya terjadi sebagai akibat interaksinya dengan lingkungan. Tidak karena proses pertumbuhan fisik atau kedewasaan. Selain itu, perubahan tersebut haruslah bersifat relatif permanen, tahan lama dan menetap, tidak berlangsung sesaat saja.

2.2.2.2 Motivasi Belajar

Menurut Alderfer (Nashar, 2004) motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.

Motivasi belajar yang dikemukakan Davis (dalam Andayani, 2006:

(31)

Motivasi belajar yang dikemukakan Nasution (1993: 08) yang menya-takan: Motivasi adalah kondisi psikologis sesorang untuk melakukan sesuatu.

Motivasi belajar yang dikemukakan Sardiman (2007: 75): Keseluruhan

daya dan penggerak psikis di dalam diri seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberi arah pada kegiatanbelajar demi mencapai tujuan.

Motivasi belajar yang dikemukakan Winkel (1983: 27)

menyatakan: Motivasi belajar merupakan faktor psikis, yang bersifat nonintelektual yang berperan dalam hal gairah belajar. Siswa yang

ber-motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan.

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 1986: 75).

Demikian dalam belajar, prestasi siswa akan lebih baik bila siswa memiliki dorongan motivasi orang tua untuk berhasil lebih besar dalam diri siswa itu. Sebab ada kecenderungan bahwa seseorang yang memiliki kecerdasan tinggi mungkin akan gagal berprestasi karena kurang adanya motivasi dari orang tua.

(32)

pada saat-saat tertentu, terutama bila keinginan untuk mencapai kebutuhan sangat kuat. Selain itu, menurut Dimyati dan Mudjiono (2006) motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Nasution ( dalam Rohani, 2004) menyatakan motivasi peserta didik (siswa) adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga siswa mau melakukan apa yang dapat dilakukannya.

Menurut Winkel (2005) “Motivasi belajar ialah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan. Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah atau semangat dalam belajar, sehingga siswa yang bermotivasi kuat memiliki energi banyak untuk melakukan kegiatan belajar”.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa motivasi belajar adalah suatu penggerak yang timbul dari kekuatan mental diri peserta didik maupun dari penciptaan kondisi belajar sedemikian rupa untuk mencapai tujuan-tujuan belajar itu sendiri.

(33)

a. Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi dalam belajar sangat penting artinya untuk mencapai tujuan proses belajar mengajar yang diharapkan, sehingga motivasi siswa dalam belajar perlu dibangun.

Menurut Nasution (1982:77) motivasi memiliki tiga fungsi yaitu:

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak motor yang melepas energi.

2. Menentukan arah perbuatan , yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. 3. Menyeleksi perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai

tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Seseorang melakukan sesuatu usaha karena adanya motivasi. Motivasi yang lebih baik dalam beajar akan menunjukkan hasil yang baik, dengan kata lain bahwa dengan usaha yang tekun yang didasari adanya motivasi, akan dapat melahirkan prestasi yang baik.

(34)

b. Jenis-jenis Motivasi Belajar

Secara umum motivasi dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu (Prayitno, 1989: 10).

1. Motivasi Instrinsik

Menurut Priyitno (1989: 11) motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan oleh faktor pendorong dari dalam diri (internal) individu. Tingkah laku individu itu terjadi tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor dari lingkungan. Tetapi individu bertingkah laku karena mendapatkan energi dan pengaruh tingkah laku dari dalam dirinya sendiri yang tidak bisa dilihat dari luar.

Thornburgh dalam Priyitno (1989: 10) berpendapat bahwa motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan faktor pendorong dari dalam diri sendiri. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi intrinsik adalah dorongan dari dalam individu, dimana dorongan tersebut menggerakkan individu atau subyek untuk memenuhi kebutuhan,tanpa perlu dorongan dari luar.

2. Motivasi ekstrinsik

Sardiman (1990: 90) memberikan definisi motivasi ekstrisik sebagai motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat dikatakan lebih banyak dikarenakan pengaruh dari luar yang relatif berubah-ubah.

(35)

dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar (Sardiman, 1990: 90).

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang bermotivasi ekstrinsik melakukan sesuatu kegiatan bukan karena ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan pujian, hadiah dan sebagainya.

2.2.2.3. Faktor – faktor yang Mempengar uhi Belajar

Keberhasilan belajar tergantung dari beberapa faktor. Purwanto (1990 : 102), mengemukakan, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi dua golongan, yaitu :

a. Faktor yang ada dalam individu itu sendiri yang disebut faktor individual, seperti :

1. Faktor kematangan pertumbuhan 2. Faktor kecerdasan

3. Faktor latihan 4. Faktor motivasi 5. Faktor pribadi

b. Faktor yang ada diluar indiviu yang disebut faktor sosial, seperti: 1. Faktor keluarga

2. Faktor pengajar atau guru 3. Faktor cara belajar

(36)

2.2.3. Perilaku Belajar

Dalam Jurnal Akuntansi & Manajemen edisi Maret 1991, Suwardjono menyatakan bahwa paradigma pembelajaran yang banyak dilakukan di perguruan tinggi memposisikan dosen sebagai subyek dan mahasiswa sebagai obyek. Hal ini hanya sedikit sekali dapat perilaku belajar yang berkesinambungan, karena mahasiswa akan menganggap bahwa satu-satunya sumber pembelajaran adalah dosen dan catatan kuliahnya.

Gambar 2

Proses Belajar Mengajar (Mahasiswa sebagai Obyek)

Gambar 3

Pr oses Belajar Mengajar (Dosen & Mahasiswa Belajar Ber sama) Mahasiswa

Dosen

Pengetahuan / Ketrampilan

Mahasiswa Dosen

(37)

Dari berbagai kamus besar bisa disarikan bahwa perilaku merupakan suatu adat kebiasaan yang terus dilakukan berulang-ulang, tidak memerlukan pertimbangan yang berarti dalam pelaksanaan pelakunya karena sudah hafal di luar kepala, bersifat otomatis dan menjadi prioritas utama. Suatu penelitian menyebutkan bahwa diperlukan waktu rata-rata 21 hari untuk menjadikan suatu kegiatan yang dilakukan terus menerus menjadi suatu perilaku. (Parenting Child Development)

Belajar sendiri merupakan suatu kegiatan yang mendedikasikan semua sumber daya yang dimiliki oleh seseorang agar bisa menjalani proses penguasaan suatu ilmu atau keahlian maupun ketrampilan dengan baik hingga mencapai suatu pencerahan (Yahoo.com, 2010).

Dari apa yang sudah disampaikan di atas, bisa disimpulkan oleh peneliti bahwa perilaku belajar adalah suatu kebiasaan yang secara otomatis dilakukan berulang-ulang yang dimaksudkan untuk dapat menguasai suatu ilmu atau keahlian maupun ketrampilan dengan baik hingga mencapai suatu pencerahan.

2.2.4. Tingkat Pemahaman Akuntansi 2.2.4.1 Pengertian akuntansi

(38)

1. Akuntansi merupakan proses yang terdiri dari identifikasi, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi.

2. Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan beguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai kesatuan usaha yang bersankutan.

Suwardjono (1991) menyatakan akuntansi merupakan seperangkat pengetahuan yang luas dan komplek. Cara termudah untuk menjelaskan pengertian akuntansi dapat dimulai dengan mendefinisikannya. Akan tetapi, pendekatan semacam ini mengandung kelemahan. Kesalahan dalam pendefinisian akuntansi dapat menyebabkan kesalahan pemahaman arti sebenarnya akuntansi. Akuntansi sering diartikan terlalu sempit sebagai proses pencatatan yang bersifat teknis dan prosedural dan bukan sebagi perangkat pengetahun yang melibatkan penalaran dalam menciptakan prinsip, prosedur, teknis, dan metode tertentu.

2.2.4.2. Pemahaman Akuntansi

2.2.4.2.1. Pengertian Pemahaman Akuntansi

(39)

Tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa dinyatakan dengan seberapa mengerti seorang mahasiswa seorang mahasiswa terhadap ada yang sudah dipelajarinya yang dalam konteks ini mengacu pada mata kuliah akuntansi. Tanda seorang mahasiswa memahami akuntansi tidak hanya ditunjukan dari nilai-nilai yang didapatkan, tetapi juga apabila mahasiswa tersebut mengerti dan dapat menguasai atau memahami akuntansi apabila ilmu akuntansi yang sudah diperoleh selama ini dapat diterapakn dalam kehidupan bermasyarakat atau dapat dipraktekan di dunia kerja. (Budhiyanto dan Nugroho, 2004).

Melandy & Aziza, 2006, Trisniwati & Suryaningsum (2003), Melandy dkk (2007) menggunakan rata-rata dari mata kuliah Pengantar Akuntansi, Akuntansi Keuangan Menengah, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Pemeriksaan Akuntansi dan Teori Akuntansi sebagai alat untuk mengukur tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa. Sementara Budhiyanto & Nugroho (2004) dan Suryaningsum dkk (2004) menggunakan IPK yang dicapai oleh mahasiswa yang sudah menempuh 120 SKS atau lebih.

2.2.5.Mahasiswa

2.2.5.1. Pengertian Mahasiswa

(40)

kenyataannya diantara mahasiswa ada yang sudah berkerja atau disibukan oleh kegiatan keorganisasian.

Mahasiswa Menurut Para Ahli - Di Indonesia banyak sekali perguruan tinggi, sehingga banyak sekali mahasiswa yang nota bene adalah egent of change.. banyak juga yang bilang kalau mahasiswa dalah penerus bangsa, dan cerminan bangsa dimasa depan bicara mengenai mahasiswa sebenernya apa pengertian mahasiswa itu Untuk menjawabnya banyak referensi tentang arti dari istilah mahasiswa itu sendiri,, baik dari segi hukum, para dokter, dan pandangan masyarakat umum mereka punya arti yang tersendiri jika berbicara mengenai mhasiswa, nah berikut saya coba cari tentang pengertian mahasiswa menururt berbagai kalangan..

Pengertian Definisi Mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No.30

tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Selanjutnya menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun.

Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat.

(41)

perguruan tinggi (yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik dan di harapkan menjadi calon-calon intelektual.

Dari pendapat di atas bias dijelaskan bahwa mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena hubungannya dengan perguruan tinggi yang diharapkan menjadi calon-calon intelektual.

2.2.6. Bekerja

2.2.6.1. Pengertian Bekerja

Pada dasarnya seseorang bekerja karena ada sesuatu yang hendak dicapainya, dan orang berharap bahwa aktivitas kerja yang dilakukannya akan membawanya kepada suatu keadaan yang lebih memuaskan daripada keadaan sebelumnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pada diri manusia terdapat kebutuhan-kebutuhan yang pada saatnya membentuk tujuan-tujuan yang hendak dicapai dan dipenuhinya. Demi mencapai tujuan-tujuan itu, orang terdorong melakukan suatu aktivitas yang dikenal sebagai kerja. Tetapi tidak semua aktivitas dapat dikatakan keija, karena menurut Dr. Franz Von Magnis (Anoraga, 1998), pekerjaan adalah kegiatan yang direncanakan. Jadi pekerjaan itu memerlukan pemikiran yang khusus dan tidak dapat dijalankan oleh binatang. Pekerjaan yang dilaksanakan tidak hanya semata-mata karena hal tersebut menyenangkan, melainkan karena kemauan yang sungguh-sungguh untuk mencapai sesuatu hasil yang kemudian berdiri sendiri atau sebagai benda, karya, tenaga dan sebagainya atau sebagai pelayanan terhadap masyarakat.

(42)

mengatakan bahwa, inti pekerjaan sebenaniya adalah kesadaran manusia yang bersangkutan. Pekerjaan memungkinkan orang dapat menyatakan diri secara objektif ke dunia ini, sehingga ia dan orang lain dapat memandang dan memahami keberadaan dirinya (Anoraga dan Suyati, 1995). Sedangkan menurut Dr. May Smith, tujuan dari bekerja adalah untuk hidup. Dengan demikian, maka mereka yang menukarkan kegiatan fisik atau kegiatan otak dengan sarana kebutuhan untuk hidup berarti bekeija (Anoraga, 1998). Dari pendapat tersebut, maka yang bisa dikategorikan sebagai kerja hanyalah kegiatan-kegiatan orang yang bermotivasikan pada kebutuhan ekonomis saja.

Berkerja ada suatu bentuk aktivitas yang mengandung 4 unsur yaitu rasa kewajiban, pengeluran energi, pengalaman pengwujudkan, menciptakan sesuatu, dan diterima atu disetujui masyarakat. Banyak mahasiswa yang sudah memikirkan tentang bagaimana mencari pekerjaan Part-time job, mengembangkan kemampuan dalam masalah personal, mengembangkan pendidikan, atau masuk dalam dunia perkerjaan, dan presentase remaja yang berkerja meningkatkan sampai usia 21 tahun.

Berdasarkan pengertian diatas dapat dikatakan bahwa mahasiswa yang berkerja adalah individu yang berusia 18-21 tahun, yang menjalani aktivitas perkuliahan sambil berkerja secara part-time maupun secara full-time.

2.2.7. Tidak Bekerja

(43)

tidak berarti mahasiswa tidak bekerja memiliki hasil belajar lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang bekerja. Selain itu, beban studi yang dicapai mahasiswa tidak merata.

2.1.8. Mahasiswa Bekerja dan Tidak Bekerja

Motivasi mahasiswa tersebut berbeda-beda, ada yang ingin membantu orangtuanya dalam membiayai kuliahnya, ingin hidup mandiri dan mencari pengalaman (Wahyono, 2004).

Menurut Jacinta (2002) yang mendasari seorang mahasiswa untuk bekerja diantaranya adalah:

a. Kebutuhan Finansial : Kebutuhan finansial berupa kebutuhan yang berhubungan dengan faktor ekonomi. Berupa upah, gaji dan penghasilan yang di dapat dari bekerja.

b. Kebutuhan Sosial Relasional : Kebutuhan sosial-relasional berupa kebutuhan untuk bergaul dengan banyak orang, dapat bertukar pikiran. c. Kebutuhan Aktualisasi Diri : Abraham Maslow mengembangkan teori

hirarki kebutuhan yang salah satunya mengungkapkan bahwa manusia membutuhkan kebutuhan akan aktualisasi diri, menemukan makna hidupnya melalui aktivitas yang dijalani.

(44)

mereka dapatkan terkadang hanya karena proses untuk menyelesaikan studi yang harus mereka lalui.

Variabel dari penelitian ini adalah Perbedaan Motivasi Belajar dalam pemahaman Akuntansi Antara Mahasiswa yang Bekerja dan Tidak Bekerja terhadap tingkat kompetensi dalam pemahaman Akuntansi yang dibutuhakan oleh mahasiswa yanng berkerja dan yang tidak berkerja.

2.3. Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang permasalahan dan teori yang telah dikemukakan diatas, maka dapat disusun premsi-premsi dan kerangka berpikir sebagai berikut :

Pr emsi 1 :

Kecerdasan emosional menurut Daniel Goleman (2000, 2003) yang

diinterpretasikan secara bebas oleh Bulo (2002) terdiri dari pengenalan diri (self

awareness), pengendalian diri (self regulation), motivasi (motivation), empati (empathy),

dan ketrampilan sosial (social skills).

Kecerdasan emosional atau yang biasa dikenal dengan EQ (bahasa Inggrs :

emotional quotient) adalah kemampuan seorang untuk menerima, menilai,

mengelola, seta mengontrol emosi dirinya dan orang lain disekitarnya. Dalam hal ini, emosi mengacu pada perasaan terhadap informasi akan suatu hubungan.

(45)

lebih penting dari pada kecerdasan intelektual dalam memberikan kontribusi terhadap kesuksesan seseorang.

Menurut Howard Gardner (1983) terdapat lima pokok utama dari kecerdasan emosional seseorang, yakni mampu menyadari dan mengelola emosi diri sendiri, memiliki kepekaan terhadap emosi orang lain, mampu merespon dan bernegosiasi dengan orang lain secara emosional, serta dapat menggunakan emosi sebagai alat untuk memotivasi diri.

Pr emsi 2 :

Suwardjono (1991) menyatakan bahwa belajar di perguruan tinggi merupakan suatu pilihan srategik dalam mencapai tujuan individual seseorang. Semangat, cara belajar, dan sikap mahasiswa terhadap belajar sangat dipengaruhi oleh kesadaran akan adanya tujuan individual dan tujuan lembaga pendidikan yang jelas. Kuliah merupakan ajang untuk mengkonfirmasi pemahaman mahasiswa dalam proses belajar mandiri. Pengendalian proses belajar lebih penting daripada hasil atau nilai ujian. Kalau proses belajar dijalankan dengan baik, nilai merupakan konsekuensi logis dari proses tersebut.

(46)

Paham dalam kamus besar bahasa indonesia memiliki arti pandai atau mengerti benar sedangkan pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. Ini berarti bahwa orang yang memiliki pemahaman akuntansi adalah orang yang pandai dan mengerti benar akuntansi Ukuran tingkat pemahaman akuntansi pada penelitian ini dilihat dari nilai mata kuliah akuntansi yaitu Akuntansi Pengantar, akuntansi keuangan menengah ,akuntansi keuangan lanjutan, akuntansi kombinasi bisnis ,auditing dan teori akuntansi. Hal ini sama dengan penelitian Trisnawati dan Suryaningrum (2003) yang menggunakan rata-rata nilai mata kuliah akuntansi sebagai alat ukur tingkat pemahaman akuntansinya. Nilai mata kuliah tersebut dijadikan ukuran tingkat pemahaman akuntansi karena semua mata kuliah tersebut telah menggambarkan keseluruhan dari akuntansi itu sendiri.

Kerangka Berpikir

Perbedaan Motivasi Belajar dalam Tingkat Pemahaman Akuntansi Antara Mahasiswa Bekerja dan Mahasiswa Yang Tidak Bekerja

Regresi Liner Berganda

Tingkat Pemahaman Akuntansi (Y)

Mahasiswa Berkerja dan Mahasiswa Tidak

Berkerja (Di) Perilaku Belajar (X2)

(47)

2.4. Pengembangan Hipotesis

Dalam pengembangan hipotesis dijelaskan bagaimana hipotesis-hipotesis di penelitian ini dapat berkembang. Hipotesis penelitian ini adalah .

2.4.1. Hubungan Antar a Kecerdasan Emosional dengan Tingkat Pemahaman Akuntansi

Dalam penelitian Melandy & Aziza (2006) menunjukkan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi dengan kepercayaan diri berfungsi sebagai moderasi semu. Sedangkan dari hasil penelitian Melandy dkk (2007) memang terdapat sinkronisasi antar variabel dalam kecerdasan emosional, akan tetapi tidak semuanya berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Sementara dalam Trisniwati & Suryaningsum (2003), Budhiyanto & Nugroho (2004), hanya beberapa variabel dalam kecerdasan emosional berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Jadi pada dasarnya memang terdapat pengaruh beberapa variabel kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi, meskipun hasilnya belum konsisten.

(48)

H1 : Kecerdasan emosional berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi.

2.4.2. Hubungan Antar a Perilaku Belajar dengan Tingkat Pemahaman Akuntansi

Perilaku belajar belum pernah dihubungkan secara langsung dengan tingkat pemahaman akuntansi, akan tetapi beberapa penelitian yang menghubungkan perilaku belajar dengan kecerdasan emosional dan stress kuliah pernah dilakukan oleh Marita dkk (2006).

Suwardjono (1991) menyatakan bahwa belajar di perguruan tinggi merupakan suatu pilihan srategik dalam mencapai tujuan individual seseorang. Semangat, cara belajar, dan sikap mahasiswa terhadap belajar sangat dipengaruhi oleh kesadaran akan adanya tujuan individual dan tujuan lembaga pendidikan yang jelas. Kuliah merupakan ajang untuk mengkonfirmasi pemahaman mahasiswa dalam proses belajar mandiri. Pengendalian proses belajar lebih penting daripada hasil atau nilai ujian.

H2 : Perilaku belajar berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi.

2.4.3. Perbedaan Motivasi Belajar Antara Mahasiswa yang Bekerja dan Tidak Bekerja Pada Mahasiswa Akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional J awa Timur

(49)

ingin dicapainya dalam mengikuti pendidikan tinggi. Idealnya, tujuan yang ingin mahasiswa dalam mengikuti pendidikan tinggi adalah untuk menguasai bidang ilmu yang diperlajarinya dalam mempelajari setiap bahan pembelajaran, mahasiswa terdorong untuk menguasai bahan pembelajaran tersebut dengan baik, dan bukan hanya untuk sekedar lulus meski dengan nilai yang baik sekalipun. Meski secara konseptual tidak ada perbedaan anatara menguasai bahan pembelajaran dengan baik dengan mendapatkan niali baik untuk bahan pembelajaran tersebut, namun dalam dunia pendidikan tinggi swasta di Indonesia, seorang mahasiswa yang lulus dalam suatu bahan pembelajaran dengan niai baik, belum tentu menguasai bahan pembelajaran dengan baik.

Proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. Ini berarti bahwa orang yang memiliki pemahaman akuntansi adalah orang yang pandai dan mengerti benar akuntansi Ukuran tingkat pemahaman akuntansi pada penelitian ini dilihat dari nilai mata kuliah akuntansi yaitu Akuntansi Pengantar, akuntansi keuangan menengah ,akuntansi keuangan lanjutan, akuntansi kombinasi bisnis ,auditing dan teori akuntansi. Hal inilah yang mengembangkan hipotesis berikut :

(50)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Perbedaan Motivasi Belajar dalam Pemahaman Akuntansi Antara Mahasiswa yang Bekerja dan Tidak Bekerja Pada Mahasiswa Akuntansi. Selain itu, tingkat kompetensi dalam pemahaman akunatnsi yang telah dikembangkan oleh program studi akuntansi.

Untuk mengetahuinya, diperlukan pengujian terhadap hipotesis-hipotesis yang ada. Di bawah ini akan dipaparkan deskripsi tentang bagaimana penelitian akan dilaksanakan secara operasional.

3.1. Objek Penelitian

Penelitian berlokasi di lingkungan Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Jawa Timur, dan obyek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.

3.2. Definisi Oper asional Var iabel dan Pengukur an Var iabel 3.2.1. Definisi Oper asional

Definisi operasional adalah suatu defenisi yang diberikan pada suatu variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau secara spesifikasi menentukan kegiatan yang dipakai untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut (Nazir 2005 : 126)

(51)

1. Var iabel Ter ikat (Var iabel Dependen) Tingkat Pemahaman Akuntansi (Y)

Adalah tingkat kemampuan seseorang untuk mengenal dan mengerti tentang akuntansi, yang dapat diukur berdasarkan nilai mata kuliah pengantar akuntansi, akuntansi keuangan menengah, akuntansi keuangan lanjutan, auditing, dan teori akuntansi.

2. Var iabel Bebas (Var iabel Independen) Kecerdasan Emosional (X1)

Kecerdasan Emosional adalah Kemampuan seseorang dalam menyelaraskan pikir dan rasa atas segala sesuatu yang bisa diindranya sehingga bisa tercapai suatu kebijaksanaan yang harmonis.

Perilaku Belajar (X2)

Perilaku Belajar adalah Suatu kebiasaan yang secara otomatis dilakukan berulang-ulang yang dimaksudkan untuk dapat menguasai suatu ilmu atau keahlian maupun ketrampilan dengan baik hingga mencapai suatu ilmu atau keahlian maupun ketrampilan dengan baik hingga mencapai suatu pencerahan.

Mahasiswa Yang Bekerja dengan Mahasiswa Yang Tidak Ber kerja (Di)

(52)

bekerja adalah mempunyai banyak waktu lebih untuk belajar sehingga pengaturan diri mereka lakukan untuk belajar. Namun demikian tidak berarti mahasiswa tidak bekerja memiliki hasil belajar lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang bekerja

3.2.2. Pengukur an Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan Semantic Defernsial yang mempunyai skala 7 point, dalam buku Sumarsono (2004) dengan pola sebagai berikut :

Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju

Jawaban dengan nilai 1 berati tidak setuju dengan pertanyaan yang diberikan. Niali 4 merupakan nilai tengah antara sangat setuju dengan sangat tidak setuju, niali 7 cenderung sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan.

Berikut ini uraian sangat singkat mengenai teknik pengukuran variabel terikat dan variabel bebas dengan menggunakan insturmen yaitu :

1. Tingkat Pemahaman Akuntansi (Y)

(53)

2. Kecerdasan Emosional (X1)

Pengukuran yang digunakan adalah Semantic Differensial dengan skala Interval. Insturmen ini terdiri dari 5 item diambil dari penelitian Trisniwati & Suryaningsum (2003), yang berupa pertanyaan tentang kecerdasaan emosional. Indikator kecerdasaan emosional adalah Pengenalan diri,

Pengendalian Diri, Motivasi, Empati, dan Ketrampilan Sosial.

3. Perilaku Belajar (X2)

Pengukuran yang digunakan adalah Semantic Differensial dengan skala Interval. Insturmen ini terdiri 4 item diambil dari penelitian Trisniwati & Suryaningsum (2003), yang berupa pertanyaan tentang perilaku belajar. Indikaotor perilaku belajar adalah Kebiasaan mengikuti pelajaran, Kebiasaan membaca buku, Kebiasaan mengunjungi perpustakaan, dan Kebiasaan menghadapi ujian.

4. Mahasiswa bekerja dengan Mahasiswa yang tidak bekr ja (Di)

(54)

3.3. Tenik Pengumpulan Sampel 3.3.1. Populasi

Menurut Sugiyono (2001: 55) pengertian populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain. populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh objek atau subjek itu. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa yang bekerja berjumlah 170 orang dan Mahasiswa yang tidak bekerja berjumlah 14 dari angkatan 2010 yang berperan penting dalam pengambilan keputusan jadi semua jumalah dari yang bekerja dan tidak bekerja sejumlah 189 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah sampel harus merupakan representatif dari sebuah populasi, (Sumarsono, 2004 : 44). Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian sensus karena seluruh populasi merupakan sampel penelitihan. Dari hari tersebut jumalah sampel yang diambil adalah sebanyak 189 orang.

Dalam melakukan penarikan sample, digunakan Metode Simple Random

Sampling yaitu tenik penarikan sample dimana setiap anggota populasi

(55)

undian atau tabel bilangan random. Agar jumlah sample bisa mewakili jumlah populasi yang ada, maka dapat ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (1960) yaitu sebagai berikut :

Dimana :

n = Jumlah sampel N = Jumalah Populasi

e = Persen kelonggaran tungkat kesalahan 10%

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel (n) untuk mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Verteran” Jawa Timur Jurusan Akuntansi angkatan 2010, sebagai berikut :

= 66 responden

Jadi dengan jumlah populasi sebanyak 189 mahasiswa akuntansi dan prosentase kelonggaran ketidak telitian sebanyak 10%, maka dapat diperoleh jumlah sampel yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 66 responden mahasiswa.

3.4. Teknik Pengumpulan Data 3.4.1. J enis Data dan Sumber Data 3.4.1.1. J enis Data

(56)

sebagai data yang dikumpulkan dari sumber-sumber asli. Pengumpulan data primer dilakukan melalui survei lapangan.

4.4.1.2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini berupa sumber data intern data primer dan sekunder yang diperoleh langsung dari obyek penelitian secara perorangan Sumber data diperoleh dari mahasiswa akuntansi angkatan 2010 Semester VII pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

4.4.1.3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara : a. Wawancara

Yaitu suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.

b. Kuesioner

Yaitu daftar pertanyaan yang ditujukan kepada responden yang menyangkut dengan masalah penelitian untuk kemudiandiberikan nilaiatau skor. Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnyayang akan responden jawab, biasanya dalam alternatif yang didefinisikan dengan jelas (Sekaran, 2006 : 82). Dalam penelitian ini yang mengisi kuesioner adalah para mahasiswa Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(57)

Untuk mempermudah analisis maka data-data yang terkumpul diolah dengan menggunakan bantuan program komputer yaitu Statistical Package for Social Science (SPSS) dan teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode statistik yaitu metode analisis regresi linier berganda, dengan persamaan regresi :

Keterangan :

Y = Pemahaman Akuntansi

= Konstanta

= Koefisien Regresi

= Kecerdasan Emosional

= Perilaku Belajar

= Mahasiswa yang bekerja dengan Mahasiswa yang tidak bekerja

e = Kesalahan eror (Standrt Eror)

3.5.2. Uji Kualitas Data 3.5.2.1.Uji Normalitas

(58)

Menurut sumarsono (2004 : 40-42), pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah data mengikuti distribusi normal adalah :

1. Jika nilai signifikasi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5% maka distribusi adalah tidak normal.

2. Jika nilai signifikasi (nilai probalilitasnya) lebih besar dari 5% maka distribusi adalah normal.

3.5.2.2. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui bagaimana alat pengukur (kuesioner) dapat mengukur apa yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang dipeoleh pada masing-masing butir pertanyaan dengan diperoleh pada masing-masing butir pertanyaan dengan sktor total dengan masing-masing pertanyaan signifikan, maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas.

Apabila korelasi antara skor total dengan skor masing-masing pertanyaan signifikan (ditunjukkan dengan taraf signifikan < 0,05), maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas (Sumarsoo, 2004 : 31).

3.5.2.3. Uji Reliabilitas

(59)

Menurut Nunnaly (1960) dalam Ghozali (2009 : 46), pengukuran nilai reabilitas menggunakan nilai cronbach alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60.

3.5.3. Uji Asumsi Klasik

Dalam suatu persaman regesi adalah harus bersifat BLUE (Best Liner

Unbiased Estimator) untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus

dipenuhi diantaranya tiga asumsi dasar yang ada yaitu Multikolinieritas, Autokorelasi, dan Heteroskodastisitas. (Ghozali, 2005).

Apabila salah satu dari ketiga asumsi tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE, sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi biasa. (Umar, 2008 : 143).

3.5.3.1. Multikolinearitas

Tujuan penguji ini adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independent. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas. Model regresi yng baik seharusnya tidak terjadi korelasi anatara variabel bebas.

(60)

Salah satu cara untyk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas yaitu dengan melihat besarnya nilai Variance Inflation Factor (VIF). VIFini dapat dihitung dengan rumus :

3.5.3.2. Autokorelasi

Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi yang terjadi anatara anggota observasi yang terletak berderetan secara series dalam bentuk waktu atau korelasi antara tempat yang berderet. (Sudrajat, 1998 : 213). Namun dalam penelitian ini tidak menggunakan ini tidak menggunakan data time series.

3.5.3.3. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual suatu pengamatan ke pengamat yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2001 : 105)

Menurut Santoso (2001 : 301), deteksi adanya Heteroskedastisitas adalah : 1. Nilai probalitas > 0, 05 ; berarti bebas dari Heteroskedastisitas. 2. Nilai probalitas < 0, 05 ; berarti terkena dari Heteroskedastisitas.

3.5.4. Uji Hipotesis

(61)

Uji F digunakan untuk menguji sesuai atau tidaknya model regresi yang dihasilkan untuk melihat pengaruh dari Kecerdasan emosional (X1), Perilaku belajar (X2), terhadap variabel Pemahaman Akuntansi (Y). Adapun langkah-langkah penhujiannya sebagai berikut :

1. H0 : bj = 0 (model regresi yang dihasilakan tidak cocok untuk mengetahui pengaruh X1 dan X2 terhadap Y).

Hj : bj 0 (model regresi yang dihasilkan cocok untuk mengetahui

pengaruh X1 dan X2 terhadap Y).

Dimana j = 1,2,3, ..., k : variabel ke J sampai ke K

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan bebas [n-k] Dimana :

n : Jumlah pengamatan k : Jumlah variabel Kriteria kesimpulan :

H0 diterima jika nilai probabilitas 0,05

H0 ditolak jika nilai probabilitas 0,05

2.5.4.2. Uji Parsial (t test)

Uji menguji signifikan atau tidaknya pengaruh antara variabel independent secara parsial terhadap variabel dependen digunakan uji t dengan rumus sebagai berikut :

(62)

Dimana j = 1,2,3,...., k : variabel ke J sampai ke K

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 derajat bebas [n-k] Dimana :

n : Jumlah pengamatan k : Jumlah variabel Kriteria kesimpulan :

H0 diterima jika nilai probabilitas 0,05

(63)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskr ipsi Obyek Penelitian

4.1.1. Sejar ah Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Universitas PembangunanNasional “Veteran” Jawa Timur merupakan salah satu lembaga pendidikan tinggi swasta di Indonesia yang didirikan oleh para pejuang kemerdekaan RI tanggal 05 Juli 1959 dengan nama Akademik Administrasi Perusahaan “Veteran” (AAPV) Surabaya.

Tanggal 01 April 1966 oleh kementerian Transmigrasi, urusan Veteran dan Demobilisasi disatukan dalam Perguruan Tinggi Pembangunan Nasional (PTPN) “Veteran” Cabang Jawa Timur menjadi tiga fakultas yaitu Ekonomi, Pertanian, dan Tenik Kimia. Berdasarkan Surat Keputusan Kemertian Transmigrasi, Urusan Veteran dan Demobilitas No.062/Kpts/MENTRANVED/68 status PTPn “Veteran” Cabang Jawa Timur menjadi Perguruan Tinggi Kedinasan Dibawah Departemen Pertahanan dan Keamanan Nomor Kep/01/II/1993 tanggal 27 februari 1993 tentang penataan UPN “Veteran” Jawa Timur. UPN “Veteran” Jawa Timur yang semula dibawah UPN “Veteran” Yogyakarta menjadi mandiri dan dipimpin oleh seorang rektor sehingga namanya berubah menjadi UPN “Veteran” Jawa Timur.

(64)

Peningkatan Pengabdian Universitas Pembangunan Nasional melalui pelaksanaan keterkaitan dan kesepadanan telah dialihkan statusnya dari perguruan tinggi kedinasan menjadi perguruan tinggi swasta. UPN “Veteran” Jawa Timur sejak tahun 1993 memiliki lima enam belas Program Studi (Progdi) yang telah terakreditasi BAN-PT.

Sesuai dengan instruksi Mentri Pertahanan dan Keamanan Nomor Inst/01/II/1996 tanggal 06 Februari 1996 tentang pelaksanaan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab pembinaan UPN “Veteran”, telah diserahkan pembinaannya kepada Yayasan Kejuangan Panglima BesarSudriman (YKPBS) yang berkedudukan di bawah Departeman Pertahanan Jl. WachidHasyim No 7 Jakarta, yang juga membina SMU unggulan Taruan Nusantara di Magelang.

Berdasarkan SK Direjen Dikti Nomor 390/ DIKT/KEP/1999telah dibuka program Magister Manajemen Agribisnis (MMA), kemudian disusul dengan Program Magister Manajemen Ekonomi (MM) dan Program Magister Akuntansi (Mak) dengan ijin penyelenggara No.2307/JD/T/2001 tanggal 04 Juli 2001.

Melalui TA 2003/2004 menambah satu program studi baru yaitu Teknik Informatika di bawah Fakultas Teknologi Industri dengan ijin operasional No.2140/D/T/2005 tanggal 11 Juli 2005 dan Fakultas Hukum dengan ijin operasional No.183/D/T/2007 tanggal 30 Januari 2007.

(65)

1. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dengan 3 program studi yaitu :

a. Ekonomi Pembangunan (Akreditasi B )

b. Manajemen (Akreditasi B)

c. Akuntansi (Akreditasi A)

2. Fakultas Pertanian, dengan 2 program studi yaitu :

a. Agriteknologi (Akreditasi B)

b. Agribinsnis (Akreditasi B)

3. Fakultas Teknologi, dengan 4 program studi yaitu :

a. Teknik Kimia (Akreditasi B)

b. Teknik Industri (Akreditasi B)

c. Teknik Pangan (Akreditasi B)

d. Teknik Informatika (Akreditasi C)

4. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dengan 4 Program Studi yaitu :

a. Ilmu Administrasi Publik/Negara (Akreditasi B)

b. Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga (Akreditasi A)

c. Ilmu Komunikasi (Akreditasi B)

(66)

5. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, dengan 3 Program Studi yaitu :

a. Teknik Arsitektur (Akreditasi B)

b. Teknik Lingkungan (Akreditasi B)

c. Teknik Sipil (Akreditasi B)

d. Desain Komunikasi Visual, ijin Operasional DIKTI

6. Fakultas Hukum, dengan jurusan Ilmu Hukum (Akreditasi A)

7. Pasca Sarjana (S-2), dengan 3 Program Studi yaitu :

a. Magister Manajemen Agribisnis (Akreditasi B)

b. Magister Manajemen (Akreditas B)

c. Magister Akuntansi (Akreditasi B)

Pelaksanaan tata karma mahasiswa di lingkungan UPN “Veteran” Jawa Timur yang sesuai dengan PP No.60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi, yaitu diberlakukannya tata tertib kehidupan kampus, tata tertib ujian, ketentuan pemilihan lembaga kemahasiswaan yang pada prinsipnya mengatur perilaku mahasiswa guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan tinggi seperti yang disyaratkan di dalam PP No.60 tahun 1999 tersebut.

4.1.2. Gambar an Umum Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” J awa Timur

Gambar

Gambar 3  Proses Belajar Mengajar (Dosen & Mahasiswa Belajar Bersama)
Tabel 4.2 Hasil Jawaban Untuk Pertanyaan Pengenalan Diri
Tabel 4.3 Hasil Jawaban Untuk Pertanyaan Pengendalian Diri
Tabel 4.5 Hasil Jawaban Untuk Pertanyaan Empati
+7

Referensi

Dokumen terkait

Simpanan Karbon Serta Peran Masyarakat Dalam Konservasi Hutan Mangrove Karanggandu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek.. Tesis : Program Studi Ilmu Lingkungan,

sebagai pelaku bullying memiliki karakteristik diantaranya : a) memiliki.. sikap positif terhadap kekerasan, b) impulsif, c) ingin mendominasi orang. lain, d) kurang

Tujuan dari penelitian ini adalah (a) Mendeskripsikan penggunaan metafora pada komentar blog seword ditinjau dari kajian sosiopragmatik, (b) Mendeskripsikan pemanfaatan hasil kajian

Untuk menguji reliabilitas dapat digunakan program SPSS dengan menggunakan uji statistik Cronbeach Alpha yaitu, data atau instrumen itu dikatakan reliabel apabila

Pentingnya dukungan dari keluarga dan dukungan pada keluarga maupun orang terdekat pada Odapus akan membantu Odapus dalam menjalankan fungsi-fungsi yang dimiliki

Selama melakukan praktik di SMP Negeri 4 Yogyakarta, praktikan melakukan need assessment dengan menggunakan instrumen Identifikasi Kebutuhan dan Masalah Siswa (IKMS), yang

Dari data penulis pada bagian Administrasi Korporat di PT Bukit Asam (Persero) Tbk, maka ditemukan bahwa yang menyebabkan sistem penyimpanan arsip melalui

To load firmware onto Pixhawk, install a mission planner application on your ground station computer.. Choose either Mission Planner (Windows) or APM Planner for (Windows, OS X,