• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN DI PT. ADIPRIMA SURAPRINTA-GRESIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN DI PT. ADIPRIMA SURAPRINTA-GRESIK."

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

DI PT. ADIPRIMA SURAPRINTA-GRESIK

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Per syaratan Dalam Memperoleh Gelar Sar jana Teknik

J ur usan Teknik Industri

DISUSUN OLEH :

DESI APRILIANSARI

0932010083

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

(2)

DI PT. ADIPRIMA SURAPRI NTA-GRESIK

SKRIPSI

DISUSUN OLEH :

DESI APRILIANSARI

0932010083

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI I NDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(3)

PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN

DI PT. ADIPRIMA SURAPRINTA-GRESIK

Disusun Oleh : DESI APRILIANSARI

0932010083

Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima Oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industr i

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada Tanggal, 23 November 2012

Dosen Penguji Dosen Pembimbing

1. 1.

Dr. Ir. Minto Waluyo, MM Dr. Ir. Minto Waluyo, MM NIP. 19611130 199003 1 001 NIP. 19611130 199003 1 001

2. 2.

Ir. Sumiati, MT Ir. Handoyo, MT

NIP. 19601213 199103 2 001 NIP. 19570209 198503 2 003

3.

Ir. Tri Susilo, MM. NIP. 19550708 198903 1 001

Mengetahui

Dekan Fakultas Teknologi Industri Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran”

J awa Timur

(4)

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala berkat, rakhmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini.

Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi persyaratan kelulusan Program Sarjana Strata-1 (S-1) di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dengan judul :

“PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI

MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN DI PT.ADIPRIMA SURAPRINTA-GRESIK“.

Penyelesaian penyusunan Tugas Akhir ini tentunya tidak terlepas dari peran serta berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan dan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memberikan bimbingan, masukan, dan dorongan yang tentunya sangat memberikan motivasi dalam pelaksanaan dan penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu tidak berlebihan bila pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Pencipta alam semesta, Allah SWT. beserta para Rasul, Nabi, dan Malaikat-Nya.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP., selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(5)

Pembimbing I Skripsi.

5. Bapak Drs. Pailan, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Teknik Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

6. Bapak Bapak Ir. Handoyo, MT., selaku Dosen Pembimbing II Skripsi.

7. Bapak Adi Winarno, selaku Kabag Maintenace sekaligus sebagai pembimbing lapangan.

8. Mama, papa, mb denis, eyangq, om dan tanteku, risang, thank you for praying, supporting, and guiding me in every step.

9. To Asisten Laboratorium “L-STATIO”, terima kasih buat kebersamaan kita yang sebentar tapi berkesan. Juga buat teman – teman seangkatan, senior, maupun junior.

10. Semua teman-temanku dan khusus buat mita teman sharing dlm pengerjaan skripsiq, terima kasih atas saran dan semangat dan do’a yang telah kalian berikan.

(6)

terdapat kekurangan. Hal ini tidak lain karena keterbatasan ilmu dan kemampuan yang penyusun miliki. Oleh karena itu penyusun berharap adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahauan dan bagi para pembaca.

Akhir kata semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca. Terima Kasih.

Surabaya, November 2012

(7)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Asumsi-asumsi ... 3

1.5 Tujuan Penelitian... 3

1.6 Manfaat Penelitian ... 3

1.7 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemeliharaan ... 6

2.2 Tujuan Pemeliharaan ... 7

2.3 Jenis-jenis Pemeliharaan ... 8

2.4 Kegiatan Pemeliharaan ...11

2.5 Keuntungan Pemeliharaan Terencana...12

2.6 Masalah Efisisensi dalam Pemeliharaan ...13

2.7 Pengendalian Ongkos ...15

2.8 Klasifikasi Kondisi Kerusakan ...16

2.9 Rantai Markov ...17

(8)

2.13 Analisa Biaya ...33

2.13.1 Biaya Downtime ...33

2.13.2 Biaya Kerusakan ...34

2.13.3 Biaya Penyelenggaraan Pemeliharaan ...34

2.13.4 Biaya Rata-rata Ekspektasi ...35

2.14 Kriteria dan Kegiatan Pemeliharaan ...36

2.14.1 Kriteria Pemeliharaan ...36

2.14.2 Kegiatan Pemeliharaan ...36

2.15 Referensi dan Jurnal Peneliti Sebelumnya ...38

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...43

3.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ...43

3.2.1 Identifikasi Variabel ...43

3.2.2 Definisi Operasional Variabel ...44

3.3 Metode Pengumpulan Data ...45

3.4 Metode Pengolahan Data ...47

3.5 Langkah Pemecahan Masalah ...49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pegumpulan Data ...54

4.1.1 Data Jenis dan Jumlah Mesin Produksi...54

4.1.2 Data Mesin Produksi yang Mengalami Perubahan Status...54

4.1.3 Data Waktu Pemeliharaan Mesin Produksi...61

4.1.3.1 Data Waktu Pemeliharaan Corrective...61

(9)

4.1.4.2 Data Biaya Preventive... 69

4.2 Pengolahan Data...69

4.2.1 Perhitungan Probabilitas Transisi Status Mesin Produksi...69

4.2.1.1 Mesin Drum Pulper ...70

4.2.1.2 Mesin Flotator ...71

4.2.1.3 Mesin Dryer ...72

4.2.2 Perhitungan Matriks Probabilitas Transisi Usulan I Mesin Produksi...73

4.2.2.1 Mesin Drum Pulper...73

4.2.2.2 Mesin Flotator...75

4.2.2.3 Mesin Dryer...76

4.2.3 Perhitungan Matriks Probabilitas Transisi Usulan II Mesin Produksi... 78 4.2.3.1 Mesin Drum Pulper...79

4.2.3.2 Mesin Flotator...85

4.2.3.3 Mesin Dryer...90

4.2.4 Perhitungan Biaya Pemeliharaan...97

4.2.4.1 Kondisi Rill Perusahaan ...97

4.2.4.2 Pemeliharaan Usulan I...100

4.2.4.3 Pemeliharaan Usulan II...102

4.2.5 Penghematan Biaya Pemeliharaan...105

(10)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ...116 5.2 Saran ...117 DAFTAR PUSTAKA

(11)

Persaingan dalam dunia industri di Indonesia sangat ketat, hal ini menuntut kepada setiap perusahaan untuk memaksimalkan segala sumber daya yang ada dalam perusahaan termasuk salah satunya mesin. Penggunaan mesin secara kontinyu yang akan mengalami penurunan tingkat kesiapan mesin itu sendiri setelah beroperasi pada jangka waktu tertentu. Dalam usaha untuk menjaga tingkat kesiapan mesin agar hasil produksi tetap terjamin, maka dibutuhkan kegiatan pemeliharaan mesin.

PT. Adiprima Suraprinta adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi kertas koran (Newsprint Paper) dan kertas putih (Writing Print Paper). Hasil produksi tersebut merupakan hasil dari daur ulang kertas bekas (Waste Paper). Pada mesin produksi yang terdiri dari drum pulper, flotator, dan dryer sering mengalami kerusakan diluar jadwal waktu perencanaan pemeliharaan. Hal ini ditandai dengan adanya kerusakan pada salah satu mesin yaitu drum pulper yang komponen end seal-nya memiliki lifetime selama 3 bulan namun tiba-tiba sudah mengalami kerusakan yang tidak sesuai dengan lifetime karena end seal putus akibat terjepit. Kerusakan tersebut akan berakibat pada terhentinya proses produksi, keefektifan mesin menurun, serta biaya perawatan yang membengkak dan tidak kalah penting konsumen dirugikan, kepercayaan perusahaan menurun membuat konsumen kurang loyal terhadap produk, ini berdampak negatif bagi perusahaan.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka dilakukan perencanaan pemeliharaan mesin menggunakan metode Markov Chain, sehingga dapat memberikan perencanaan jadwal waktu pemeliharaan mesin, sehingga dapat diupayakan kegiatan pemeliharaan mesin secara berkala.

Kondisi Rill biaya pemeliharaan perusahaan adalah sebesar Rp 850.260.623, pemeliharaan usulan I menggunakan metode Markov Chain sebesar Rp 364.009.187 dan setelah menggunakan pemeliharaan usulan II metode Markov Chain menjadi Rp 281.317.662 sehingga terjadi penghematan pada usulan I sebesar Rp 486.251.436 atau dengan presentase sebesar (57.18%), dengan perencanaan pemeliharaan untuk mesin Drum Pulper setiap 2 bulan, untuk mesin flotator setiap 1 bulan, dan mesin Dryer dengan perencanaan pemeliharaan setiap 1 bulan. Untuk pemeliharaan usulan II terjadi penghematan sebesar Rp 568.942.961 atau dengan presentase sebesar (66.91%) dengan perencanaan pemeliharaan untuk mesin Drum Pulper setiap 1 bulan, untuk mesin flotator setiap 1 bulan, dan mesin Dryer dengan perencanaan pemeliharaan setiap 1 bulan. Hal ini membuktikan bahwa metode Markov Chain dapat diterapkan sebagai usulan respon teknis rencana jadwal waktu pemeliharaan mesin Drum Pulper, Flotator dan Dryer yang lebih efektif yang juga berpengaruh untuk menekan biaya pemeliharaan.

(12)

Competition in the industry in Indonesia is very tight, it is demanded that each firm to maximize all available resources within the company including the one machine. The use of the machine that will continuously decrease the level of readiness of the machine itself after operating at a certain period. In an effort to maintain the level of readiness of the machine in order to keep production guaranteed, it is necessary to the maintenance of the machine.

PT. Adiprima Suraprinta is a company engaged in the production of newspaper (Newsprint Paper) and white paper (Writing Paper Print). The output was the result of recycling waste paper (Waste Paper). On the production machine that consists of drum pulper, flotator and dryer often damaged beyond maintenance planning timetable. It is characterized by a defect in one of the drum pulper machine the components end seal his own lifetime for 3 months but suddenly had suffered damage that is not in accordance with the lifetime due to end seal broken due to pinched. The damage will result in the cessation of the production process, the effectiveness of the machine down, and maintenance costs are bloated and not least consumers harmed, trust company declined to make consumers less loyal to the product, this is a negative impact on the company.

Based on the above problems, it made engine maintenance planning using Markov Chain method, so it can provide engine maintenance schedule planning, which can be sought regular machine maintenance activities.

(13)

1.1 Latar Belakang

Persaingan dalam dunia industri di Indonesia sangat ketat, hal ini menuntut kepada setiap perusahaan untuk memaksimalkan segala sumber daya yang ada dalam perusahaan termasuk salah satunya mesin. Penggunaan mesin secara kontinyu yang akan mengalami penurunan tingkat kesiapan mesin itu sendiri setelah beroperasi pada jangka waktu tertentu. Jika hal tersebut terjadi maka akan sangat merugikan perusahaan, menimbulkan kondisi kerja yang membahayakan dan menimbulkan biaya-biaya yang besar. Dalam usaha untuk menjaga tingkat kesiapan mesin agar hasil produksi tetap terjamin akibat penggunaan mesin secara terus-menerus, maka dibutuhkan kegiatan pemeliharaan mesin.

(14)

Kerusakan tersebut menimbulkan tingginya biaya pemeliharaan riil perusahaan sebesar Rp 850.260.623 , serta akan berakibat pada terhentinya proses produksi, keefektifan mesin menurun, dan tidak kalah penting konsumen dirugikan, kepercayaan perusahaan menurun membuat konsumen kurang loyal terhadap produk, ini berdampak negatif bagi perusahaan.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka dilakukan perencanaan jadwal waktu pemeliharaan mesin produksi yaitu drum pulper, flotator, dan dryer menggunakan metode Markov Chain, untuk memperkirakan perubahan– perubahan di waktu yang akan datang dalam variabel-variabel dinamis atas dasar perubahan–perubahan variabel dinamis tersebut di masa lalu. Metode ini dapat memberikan perencanaan jadwal waktu pemeliharaan mesin, sehingga dapat diupayakan kegiatan pemeliharaan mesin secara berkala sehingga akan memberikan hasil produksi yang terjamin.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut :

(15)

menyimpang dan meluas dari lingkup yang ditentukan, antara lain :

1. Mesin produksi yang di identifikasi adalah drum pulper, flotator, dan dryer. 2. Perhitungan biaya didasarkan pada biaya down time corrective dan biaya

preventif yang terjadi pada saat dilakukan pemeliharaan mesin.

1.4 Asumsi - Asumsi

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Spare part mesin selalu tersedia.

2. Pemeliharaan hanya dilakukan pada saat mesin Shut Down (mesin dalam kondisi mati).

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah membantu memberikan perencanaan jadwal waktu pemeliharaan mesin produksi yang terdiri dari Drum Pulper, Flotator, dan Dryer sebagai usulan respon teknis agar proses produksi dapat berjalan lancar.

1.6 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini manfaat yang ingin dicapai adalah :

(16)

serta menjadi bahan literatur bagi mahasiswa lain.

3. Menerapkan teori yang didapat selama perkuliahan, khususnya tentang Markov Chain serta memperluas wawasan pengetahuan melalui penelitian.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan menguraikan tentang berbagai hal yang melatar belakangi dari penelitian ini, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, asumsi-asumsi yang digunakan, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan skripsi.

BAB II : TINJ AUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan menguraikan mengenai landasan-landasan teori atau literatur yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini. Teori-teori yang digunakan dalam bab ini kan digunakan sebagai landasan peneliti untuk menjalankan penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

(17)

pengolahan data serta langkah-langkah pemecahan masalah dan metode analisis sertapembahasan penelitian.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan memberikan kesimpulan atas analisa terhadap hasil pengolahan data. Kesimpulan tersebut harus dapat menjawab tujuan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Selain itu juga berisi tentang saran penelitian.

(18)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pemeliharaan

Pemeliharaan merupakan sebuah operasi atau aktivitas yang harus dilakukan secara berkala dengan tujuan untuk melakukan pergantian kerusakan peralatan dengan resources yang ada dan mengembalikan suatu sistem pada kondisinya agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya, memperpanjang usia kegunaan mesin, dan menekan failure sekecil mungkin.(Eko Lisysantaka, 2011:6).

Sedangkan menurut Sofyan Assauri, 1999:95. Pengertian pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas/ peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian/ penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.

(19)

Secara skematik, program pemeliharaan di dalam suatu industri bisa dilihat pada gambar 2.1 berikut ini :

Gambar 2.1 Peranan Pemeliharaan Sebagai Pendukung Aktivitas Pr oduksi (Sumber : Eko Lisysantaka, 2011:6)

2.2 Tujuan Pemeliharaan

Tujuan utama pemeliharaan untuk menunjang aktifitas dalam bidang pemeliharaan adalah :

1. Untuk memperpanjang umur penggunaan asset

2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan dapat diperoleh laba yang maksimum.

3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu.

4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan tersebut. 5. Meningkatkan keterampilan para pengawas dan para operator pemeliharaan

melalui latihan.

(20)

Sedangkan menurut Sofjan Assauri tujuan utama dari fungsi pemeliharaan Sofyan Assauri, 1999, hal: 95-96 adalah :

1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana perusahaan.

2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu.

3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai investasi tersebut.

4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan sehemat mungkin, dengan melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien keseluruhanya. 5. Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan

para pekerja.

6. Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari perusahaan, dan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu tingkat keuntungan atau return of investment yang sebaik mungkin dan total biaya yang terhemat.

2.3 J enis- J enis Pemeliharaan

(21)

Pemeliharaan terencana adalah pemeliharaan yang diorganisir dan dilakukan dengan perencanaan dan pengontrolan yang sudah ditentukan terlebih dahulu. Sedangkan pemeliharaan tak terencana adalah satu jenis pemeliharaan yang dilakukan tanpa perencanaan terlebih dahulu. Secara skematik, program pemeliharaan di dalam suatu industri bisa dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2. J enis-jenis Pemeliharaan (Sumber : H. Peni. & Trisno .Y.P., 2008 ; 2)

Pemeliharaan terencana dibagi menjadi dua aktivitas utama, pencegahan (Preventive) serta korektif (Corrective). Dapat dilihat pada hubungan antara berbagai bentuk pemeliharaan dibawah ini :

1. Pemeliharaan Preventive (preventive maintenance)

Pemeliharaan yang dilakukan pada interval waktu yang sudah ditentukan dimaksudkan. Perawatan preventive yang dilaksanakan sebelum kerusakan terjadi, penting diterapkan pada industri yang bersifat kontinyu atau memakai sistem otomatis untuk mengurangi probabilitas kegagalan atau penurunan performance dari suatu sistem.

MAINTENANCE

PLANNED MAINTENANCE

PREVENTIVE MAINTENANCE

CORRECTIVE MAINTENANCE

BREAKDOWN MAINTENANCE

RUNNING MAINTENANCE

RUNNING MAINTENANCE Inspeksi, penyetelan,

pemberian oli, dll Penambahan beberapa

komponen sehubungan dengan inspeksi

Reparasi karena kerusakan

UNPLANNED MAINTENANCE

EMERGENCY MAINTENANCE

(22)

2. Pemeliharaan Korektif (corrective maintenance)

Pemeliharaan yang dilakukan setelah peralatan mengalami kegagalan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas sehingga mencapai standart yang dapat diterima dan dapat melakukan fungsinya kembali.

3. Perawatan Berjalan.

Perawatan yang dilakuakan pada saat mesin/ peralatan dalam keadaan bekerja, sistem ini diterapkan pada mesin yang beroperasi terus menerus. Kegiatan perawatan dilakukan dengan jalan monitoring secara aktif.

4. Perawatan Prediktif (predictive maintenance)

Perawatan prediktif dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem perawatan. Biasanya perawatan prediktif dilakukan dengan bantuaan panca indera atau alat monitor yang canggih sehingga efisiensi kerja tercapai karena adanya kelainan dapat diketahui dengan cepat.

5. Perawatan setelah terjadi kerusakan (breakdown maintenance)

Cara perawatan yang direncanakan untuk memperbaiki kerusakan. Pekerjaan perawatan ini dilakukan setelah terjadi kerusakan dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan tenaga kerjanya. Penerapan sistem perawatan ini dilakukan pada mesin-mesin industri yang ringan dan dapat diperbaiki dengan cepat.

6. Perawatan Darurat (emergency maintenance)

(23)

2.4 Kegiatan Pemeliharaan

Semua tugas atau kegiatan pemeliharaan dapat digolongkan ke dalam salah satu dari lima tugas pokok berikut, antara lain :

a. Inspeksi

Kegiatan inspeksi meliputi kegiatan pengecekan atau pemeriksaan secara berkala (routine schedule check) bangunan dan peralatan pabrik sesuai dengan rencana serta kegiatan pengecekan atau pemeriksaan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dan membuat laporan-laporan dari hasil pengecekan atau pemeriksaan tersebut.

b. Kegiatan teknik

Kegiatan teknik meliputi kegiatan percobaan atas peralatan yang baru dibeli, dan kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan atau komponen peralatan yang perlu diganti, serta melakukan penelitian-penelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut.

c. Kegiatan produksi

Kegiatan produksi ini merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya, yaitu memperbaiki dan mereparasi mesin-mesin dan peralatan. Secara fisik, melaksanakan pekerjaan yang disarankan atau diusulkan dalam kegiatan inspeksi dan teknik, melaksanakan kegiatan servis dan pelumasan.

d. Pekerjaan administrasi

(24)

report tentang apa yang telah dikerjakan, waktu dilakukannya inspeksi dan perbaikan, serta lamanya perbaikan tersebut.

e. Pemeliharaan bangunan

Kegiatan pemeliharaan bangunan merupakan kegiatan untuk menjaga agar bangunan gedung tetap terpelihara dan terjamin kebersihannya.

(papers.gunadarma.ac.id/index.php/industry/article/view/610/570)

2.5 Keutungan Pemeliharaan Ter encana

Pemeliharaan yang terencana adalah perencanaan suatu perusahaan dalam mengoptimasikan sumber daya manusia, biaya, bahan, dan mesin sebagai penunjang. Teknik pemeliharaan terencaana dapat diterapkan dengan baik pada semua jenis industri, tetapi efek dan keuntungan-keuntungannya akan berbedabeda. Hal ini tergantung pada industri,kondisi lokal dan juga bentuk penerapannya.Pemeliharaan terprogram bukanlahsatu-satunya cara mengatasi semuakesullitan untuk setiap persoalan pemeliharaan.Pemeliharaan terprogram ini tak akanmenyelesaikan masalah bila:

• Bagian ketrampilannya lemah

• Kekurangan peralatan

• Rancangan peralatan yang jelek atau pengoperasian peralatan yang salah. Keuntungan pemeliharaan terprogram adalah:

a. Tersedianya material yang lebih besar, dengan cara :

(25)

• pemeliharaan akan dilaksanakan bila hal itu paling menguntungkan dan akan menyebabkan kerugian produksi yang minimum.

• tuntutan komponen dan perlengkapan diketahui sebelumnya dan tersedia bila perlu.

b. Pelayanan yang diprogram dan penyesuaian memelihara hasil pabrik yang terus-menerus.

c. Pelayanan yang rutin lebih murah dari pada perbaikan yang tiba-tiba; menggunakan tenaga lebih banyak tapi efektif.

d. Penyesuaian perlengkapan dapat dimasukkan dalam program.

e. Dapat membatasi ongkos pemeliharaan dan perbaikan secara optimum. (Handayani Peni & Trisno YP, 2008:49).

2.6 Masalah Efisiensi dalam Pemeliharaan

Di dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan terdapat dua persoalan yang di hadapi oleh suatu perusahaan pabrik yaitu persoalan teknis dan persoalan ekonomis. Adapun yang merupakan persoalan teknis dalam hal ini adalah persoalan yang menyangkut usaha- usaha untuk menghilangkan kemungkinan- kemungkinan timbulnya kemacetan yang di sebabkan karena kondisi fasilitas atau peralatan produksi yang tidak baik. Dalam persoalan teknis ini yang perlu di perhatikan adalah:

(26)

2. Alat-alat atau komponen-komponen apa yang dibutuhkan dan harus disediakan agar tindakan-tindakan pada bagian pertama diatas dapat di lakukan.

Selain dua persoalan tersebut, adapun persoalan ekonomis yang menyangkut bagaimana usaha yang harus dilakukan supaya kegiatan pemeliharaan yang dibutuhkan secara teknis dapat efisien, dengan memperhatikan besar biaya yang terjadi dan tentunya alternatif tindakan yang dipilih untuk dilaksanakan adalah yang menguntungkan perusahaan. Didalam hal tersebut perlu diadakan analisis perbandingan biaya antar masing-masing alternatif. Adapun biaya-biaya yang terdapat dalam kegiatan pemeliharaan adalah biaya-biaya pengecekan, dan penyetelan, biaya service, biaya penyesuaian dan biaya perbaikan. Perbandingan biaya yang diperlukan antara lain untuk menentukan:

1. Apakah sebaiknya dilakukan preventive maintenance ataukah corrective maintenance saja. Dalam hal ini biaya- biaya yang perlu diperbandingkan adalah :

a. Jumlah biaya-biaya perbaikan yang di perlukan akibat kerusakan yang terjadi karena tidak adanya preventive maintenance, dengan jumlah biaya- biaya pemeliharaan dan perbaikan yang diperlukan akibat keruskan yang terjadi walaupun telah diadakan preventive maintenance.

b. Jumlah biaya-biaya pemeliharaan dan perbaikan yang kan dilakukan terhadap suatu peralatan dengan harga peralatan tersebut.

(27)

2. Apakah sebaiknya peralatan yang rusak diperbaiki di dalam perusahaan atau di luar perusahaan. Biaya-biaya yang diperbandingkan dalam hal ini adalah jumlah biaya yang akan dikeluarkan untuk memperbaiki peralatan tersebut di bengkel perusahaan sendiri dengan jumlah biaya perbaikan tersebut di bengkel perusahaan lain, disamping perbandingan kualitas dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaannya.

3. Apakah sebaiknya peralatan yang rusak diperbaiki atau diganti. Biaya- biaya yang perlu diperbandingkan yaitu jumlah biaya perbaikan dengan harga pasar atau nilai dari peralatan tesebut dan jumlah biaya perbaikandengan harga peralatan yang sama dipasar.

Dengan adanya keterangan diatas dapatlah kita ketauhi bahwa walaupun secara teknis preventive maintenance penting dan perlu dilakukan untuk menjamin kelancaran bekerjanya suatu mesin, Akan tetapi secara ekonomis belum tentu selamanya preventive maintenance yang terbaik dan perlu diadakan untuk setiap mesin. Disamping ditinjau dari faktor- faktor biayanya, harus pula dilihat apakah mesin itu merupakan “strategis point” atau “critical unit” dalam proses produksi atau tidak. Jika mesin termasuk dalam kriteria tersebut maka sebaiknya diadakan preventive maintenance untuk mesin tersebut (Fahma Ilma, 2012).

2.7 Pengendalian Ongkos

Besarnya ongkos pemeliharaan dipengaruhi oleh siasat yang diambil oleh pimpinan. Siasat yang biasa dipilih oleh pimpinan dalam pemeliharaan adalah : 1. Undermaintaining

(28)

Pada undermaintaining jumlah anggaran biaya pemeliharaan dibawah jumlah yang diperlukan. Apabila siasat ini dipilih maka pimpinan akan menanggung resiko terjadinya breakdown mesin yang dapat mengakibatkan kerugian proses produksi. Kebijaksanaan overmaintaining yaitu pemeliharaan secara berlebihan maka ongkos total pemeliharaan akan lebih besar dari keperluan sebenarnya. (Rizka Toyiba, 2012)

2.8 Klasifikasi Kondisi Kerusakan

Sistem mesin akan dikelompokkan sesuai dengan kondisi kerusakannya, untuk menghitung nilai probabilitas transisi dari suatu proses Markov Chain. Kondisi disini adalah tingkat kesiapan mesin saat dilakukan pemeliharaan periodik terhadap mesin tersebut. Untuk menentukan ini, sistem diperiksa secara berkala. Setelah dilakukan pemeriksaan kondisi mesin dapat digolongkan menjadi 4 yaitu :

Tabel 2.1. Status dan Kondisi Kerusakan Status Kondisi

1 2 3 4

Baik

Kerusakan ringan Kerusakan sedang Kerusakan berat

Sumber : (M.Hartono & llyas.M, 2002) 1. Kondisi baik

(29)

pemeriksaan rutin dilakukan supaya mesin dapat beroperasi dengan baik. Selanjutnya kondisi semacam ini disebut sebagai status 1.

2. Kondisi kerusakan ringan

Suatu mesin dikatakan dalam kondisi kerusakan ringan apabila mesin tersebut dapat beroperasi dengan baik, tetapi kadang-kadang terjadi kerusakan kecil. Kerusakan yang ditimbulkan relatif ringan dengan biaya perbaikan yang relative kecil. Kondisi ini disebut sebagai status 2.

3. Kondisi kerusakan sedang

Suatu mesin dikatakan dalam kondisi kerusakan sedang apabila mesin tersebut dapat beroperasi tetapi dalam keadaan yang mengkhawatirkan. Selanjutnya kondisi ini disebut sebagai status 3.

4. Kondisi kerusakan berat

Suatu mesin dikatakan dalam kondisi kerusakan berat apabila mesin tersebut tidak dapat digunakan untuk beroperasi sehingga proses produksi terhenti. Waktu untuk perbaikan relatif lama dengan biaya perbaikan yang relatif besar kadang juga diikuti dengan penggantian komponen (overhaul). Selanjutnya kondisi semacam ini disebut status 4. (M.Hartono & llyas.M, 2002).

2.9 Rantai Markov

(30)

Rantai Markov atau disebut juga proses Markov, merupakan suatu sistem stochastic yang mempunyai karakter bahwa terjadinya suatu state pada suatu saat bergantung pada dan hanya pada state. Data yang dikumpulkan secara periode menurut selang waktu tertentu mungkin juga menurut tempat atau ruang tertentu, merupakan informasi mengenai kejadian-kejadian yang berubah menurut waktu. Dengan rantai Markov dapat diprediksi langkah-langkah (gerakan) dari keadaan satu ke keadaan berikutnya dengan probabilitas.

Gambar 2.3. Proses Stokastik Rantai Markov

Maka apabila to < t1 < ... < tn (n=0, 1, ...) menyatakan itik-titik waktu, kumpulan variabel random { x(tn) } adalah suatu proses markov jika memenuhi sifat berikut ini :

P { x(tn) = xn| x(tn-1) = xn-1, ... , x(t0) = x0 }= P { x(tn) = xn| x(tn-1) = xn-1}

Untuk seluruh harga x (t0), x (t1), ... , x (tn)

Probabilitas P xn-1, xn = P { x (tn) = xn|` x(tn-1) = xn-1 } disebut sebagai probabilitas transisi. Probabilitas transisi ini menyatakan probabilitas bersyarat (conditional probability) dari sistem yang berada dalam xn pada saat tn jika diketahui bahwa sistem ini berada dalam xn-1 pada saat tn-1.

Definisikan :

Pij = P { x(tn) = j | x(t tn-1) = i }

(31)

Sebagai probabilitas transisi dari state i pada tn-1 ke state j pada saat tn , dan asumsikan bahwa probabilitas ini tetap sepanjang waktu. Maka probabilitas transisi dari state si ke state sj ini akan lebih mudah jika disusun dalam suatu bentuk matriks sebagai berikut :

P=                 M M M M ... ... ... ... 33 32 31 30 23 22 21 20 13 12 11 10 03 02 01 00 P P P P P P P P P P P P P P P P

Matriks P disebut matr iks transisi homogen (homogeneous transition) atau matr iks stohastik (stocastis matrix), kharena semua probabibitas transisi p… adalah tetap dan independen dari waktu.probabilitas p…harus memenuhi kondisi

, 1

=

j

Pij untuk semua i

Pij≥ 0, untuk semua i dan j

Matriks transisi P bersama-sama dengan probabilitas inisial {aj} yang berkaitan dengan state sj inilah yang disebut sebagai rantai markov (markov chain).

Berdasarkan {aj} dan P dari suatu rantai Markov, maka probabilitas absolut dari sistem yang telah menjalani sejumlah transisi ditentukan sebagai berikut :

Juka {aj} adalah probabilitas absolut dari sistem setelah n transisi, yaitu pada saat tn , maka secara umum {aj(n)} dapat dinyatakan sebagai :

aj(1) = ai(0)p1j + a2(0) p2j + a3(0)p3j + ... = ∑ a i(0) pij

Demikian juga

(32)

Dimana pki(2) = ∑ p ki pij adalah probabilitastransisi dua langkah atatu probabilitas transisi order kedua, yaitu probabilitas dari state k ke state j dalam dua transisi. Maka secara umum, untuk seluruh i dan j :

pij (n) = ∑ p ik(n-m) pkj(m) , 0 <m < n.

Meskipun aplikasi rantai markov telah digunakan secara luas di dalam dunia nyata, namun pada kenyataannya masih terdapat beberapa kekurangan di dalam penerapan rantai markov yakni, tidak dipelajarinya secara mendalam atau spesifik. (Tjutju T. Dimyati, Ahmad Dimyati , 2002:319).

2.10 Pr oses Markov Chain

Diuraikan tentang pengertian dasar rantai Markov (Markov Chain) dan proses stokastik, karena metode Markov Chain merupakan kejadian khusus dari proses stokastik.

Rantai Markov (Markov Chains) adalah suatu teknik matematika yang biasa digunakan untuk melakukan pembuatan modeling bermacam-macam sistem dan proses bisnis. Teknik ini dapat digunakan untuk memperkirakan perubahan – perubahan di waktu yang akan datang dalam variable-variabel dinamis atas dasar perubahan – perubahan variable dinamis tersebut di masa lalu. Rantai Markov telah banyak diterapkan untuk menganalisa tentang pemeliharaan mesin. (Ariyani Enny, 2008:186).

(33)

berkembangnya proses dimasa yang akan datang hanya tergantung pada status saat ini dan tidak tergantung dari cara-cara bagaimana proses itu mencapai status tersebut.

Proses stokastik {Xt}0 dikatakan mempunyai sifat Markovian jika P{Xt+1=j| X0 = k0, X1 = k1, ..., Xt - 1 = kt - 1, Xt = i}= P{Xt + 1 = j| Xt = i} untuk t = 0, 1, 2,…. dan setiap urutan i, j, k0, k1, ...., kt-1.

Dengan kata lain, sifat Markovian ini menyatakan bahwa probabilitas bersyarat dari “kejadian” mendatang, dengan “kejadian” masa lampau dan state saat ini Xt = i, adalah independen terhadap kejadian di waktu lalu dan hanya tergantung pada state saat ini.

Proses stokastik {Xt} (t = 0, 1, ...) adalah rantai Markov jika sifat tersebut mempunyai sifat Markovian.

Probabilitas bersyarat P{Xt + 1= j | Xt = i} untuk rantai Markov disebut probabilitas transisi (satu langkah) . Jika untuk setiap i dan j, P{Xt - 1= j | Xt = 1} = P{X1 = j | X0 = i} untuk semua t = 1, 2,… , maka disebut probabilitas transisi (satu langkah) dikatakan stasioner. Oleh karena itu, probabilitas transisi stasioner menyiratkan bahwa probabilitas transisi tidak berubah seiring dengan waktu. Keberadaan probabilitas transisi stasioner (satu langkah) juga menyiratkan bahwa untuk tiap i, j, dan n (n = 0, 1, 2, ...), P{Xt + n = j | Xt = i} = P{Xn = j | X0 = i} untuk semua t = 0, 1, .... Probabilitas bersyarat ini disebut probabilitas transisi n-langkah. Untuk menyederhanakan notasi penulisan dengan probabilitas transisi stasioner, misalkan

(34)

Oleh karena itu, probabilitas transisi n-langkah Pij(n) hanyalah merupakan probabilitas bersyarat sehingga sistem akan berada pada state j tepat setelah n langkah (satuan waktu), jika state tersebut bermula pada state i pada waktu t kapan pun. Ketika n = 1, perhatikan bahwa Pij(n) = Pij (untuk n = 0, Pij(n)adalah hanya jika P{X0 = j | X0 = i} dan itu adalah 1 ketika i = j dan 0 ketika i ≠ j.

Oleh karena Pij(n) adalah probabilitas bersyarat, probabilitas tersebut harus nonnegatif, dan oleh karena prosesnya harus membuat perubahan ke state lain maka probabilitas tersebut harus memenuhi sifat

Pij(n) > 0, untuk semua i dan j; dan n = 0,1,2,... dan

M

∑ P ij(n) = 1 untuk semua i, n = 0, 1, 2, .... j=0

Cara mudah untuk menunjukkan semua probabilitas transisi n-langkah adalah dalam bentuk matrik.

untuk n = 0, 1, 2, ...

atau, ekuivalen dengan matriks transisi n-langkah State 0 1 ... M

              = ) ( ) ( 1 ) ( 0 ) ( 1 ) ( 11 ) ( 10 ) ( ) ( 01 ) ( 00 ) ( ... ... ... ... ... ... ... ... 1 0 n MM n M n M n M n n n oM n n n P P P P P P P P P M P

State 0 1 ... M

0 1 . . M

P00(n) P10(n) . . PM0(n)

P01(n) P11(n) . . PM1(n)

... ... ... ... ...

(35)

Perhatikan bahwa probabilitas transisi pada baris dan kolom tertentu adalah untuk transisi dari state baris ke state kolom. Ketika n = 1, kita buang superscript n dan menyebutnya hanya matrik transisi.

Untuk setiap rantai Markov ergodik irreducible , lim ij(n)

n→∞P ada dan independen terhadap i. Lebih lanjut lagi, lim ij(n)

n→∞P = π j > 0, dimana π j memenuhi persamaan steady state berikut :

M

π j = ∑ π iPij, untuk j = 0, 1, ..., M i=0

M

∑ π j = 1

atau dapat ditunjukkan dalam bentuk matrik,

[

]

            =             MM M M M M M

M P P P

P P P P P P ... ... ... ... ... ... ... ... ... 2 1 1 11 10 0 01 00 1 0 1 0 π π π π π π

(36)

2.11 Keputusan Markov

Keputusan tertentu yang dibuat untuk suatu periode yang jikalau digabungkan dengan keadaan sebenarnya akan menghasilkan suatu harga yang dinamakan kriteria. Suatu kriteria dalam pengambilan keputusan dipengaruhi oleh keadaan proses Markov dan keputusan yang sudah diambil atau sedang diambil. Kondisi sebuah mesin yang digunakan dalam suatu proses produksi diketahui menurun dengan cepat, baik dalam kualitas maupun output-nya. Karena itu terhadap mesin tersebut dilakukan pemeriksaan secara periodik, yaitu pada setiap akhir bulan. Setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan, kondisi mesin ini dicatat dan diklasifikasikan ke dalam salah satu dari tiga keadaan (state) berikut ini :

Tabel 2.2. Kriter ia Kondisi Mesin Status Kondisi

1 2 3 4

Baik

Kerusakan ringan Kerusakan sedang Kerusakan berat

Sumber : (Tjutju T. Dimyati, Ahmad Dimyati , 2002:324) Keputusan yang diambil dalam menentukan perawatan adalah sebagai berikut :

Tabel 2.3. J enis Keputusan Keputusan Tindakan yang dilakukan 1

2

3

Tidak dilakukan tindakan

Dilakukan pemeliharaan

pencegahan (sistem kembali ke status sebelumnya)

Pemeliharaan korektif (sistem kembali ke status 1)

(37)

Tabel 2.4. Kebijaksanaan Pemeliharaan

Kebijaksanaan Keterangan d1(P) d2(P) d3(P) d4(P)

P1

Pemeliharaan korektif pada status 4 dan pemeliharaan pencegahan pada status 3

1 1 2 3

P2

Pemeliharaan korektif pada status 3 dan 4, pemeliharaan pencegahan pada status 2

1 2 3 3

P3

Pemeliharaan korektif pada status 4, pemeliharaan pencegahan pada status 2 dan 3

1 2 2 3

P4 Pemeliharaan korektif pada

status 3 dan 4 1 1 3 3

Sumber : (M.Hattono&llyas.M,2002)

P1, P2, P3 dan P4 adalah usulan yang didapat dari perubahan pada matrik awal sesuai dengan tindakan yang dilakukan.

(38)

Dari uraian tersebut didapat skematis himpunan tertutup (Close Set) dan peralihan status sebagai berikut :

Gambar 2.4. Skematis Himpunan Tertutup (Close Set) (Sumber : M.Hartono & llyas.M, 2002, Jurnal, Hal.179)

Keterangan :

1. Menyatakan status 1 (baik)

2. Menyatakan status 2 ( kerusakan ringan) 3. Menyatakan status 3 ( kerusakan sedang) 4. Menyatakan status 4 (kerusakan berat)

Bertitik tolak pada asumsi di atas maka dapat diungkapkan bahwa suatu mesin mempunyai probabilitas transisi Pij, yang menyatakan bahwa suatu mesin berada pada status i maka pada selang waktu berikutnya akan beralih pada status j. Dalam bentuk matrik, probabilitas-probabilitas transisi tersebut diatas dapat dinyatakan sebagai berikut :

Tabel 2.5. Probabilitas Kerusakan Status Akhir (j)

Status Awal (i)

1 2 3 4

1 P11 P12 P13 P14

2 0 P22 P23 P24

3 0 0 P33 P34

(39)

Keterangan: 1 → jika dilakukan perbaikan 0 → jika tidak dilakukan perbaikan

Dengan menentukan probabilitas status akan ditentukan dulu besarnya probabilitas transisi yang dapat dihitung dari proporsi jumlah komponen-komponen dari mesin yang mengalami transisi status, selanjutnya dibentuk matrik transisi awal yang merupakan pemeliharaan usulan perencanaan pemeliharaan (P0).

Tabel 2.6 Probabilitas Transisi Item Bulan J anuar i 2011-Desember 2011

Bulan Status

P11 P12 P13 P14 P22 P23 P24 P33 P34 P41 Jan

Peb Mar April

Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des Jumlah Keterangan :

P

11 =Kondisi baik ke kondisi baik

P

12 =Kondisi baik ke kondisi kerusakan ringan

P

13 =Kondisi baik ke kondisi kerusakan sedang

P

14 =Kondisi baik ke kondisi kerusakan berat
(40)

P

23 =Kondisi kerusakan ringan ke kondisi kerusakan sedang

P

24 =Kondisi kerusakan ringan ke kondisi kerusakan berat

P

33 =Kondisi kerusakan sedang ke kondisi kerusakan sedang

P

34 =Kondisi kerusakan sedang ke kondisi kerusakan berat

P

41 =Kondisi kerusakan kerusakan berat ke kondisi baik

Dengan menentukan probabilitas status akan ditentukan dulu besarnya probabilitas transisi yang dapat dihitung dari proporsi jumlah item-item yang mengalami transisi status. Matrik transisi satu langkah item – i yang merupakan usulan perencanaan pemeliharaan adalah :

P0 =

π j > 0 4

π j = ∑ π jPijuntuk j = 1, 2, 3, 4 j=1

4 ∑ π j = 1 j=1

[

]

=

0

0

0

0

0

0

41 34 33 24 23 22 14 13 12 11 4 3 2 1 4 3 2 1

P

P

P

p

p

p

p

p

p

p

π

π

π

π

π

π

π

π

j i

1 2 3 4

(41)

Catatan : π 1 + π 2 +π 3 +π 4 = 1

Maka akan didapat persamaan sebagai berikut:

π 1 + π 2 + π 3 + π 4 = 1 P11 π 1 + P41 π 4 = π 1 P12 π 1 + P22 π 2 = π 2

P13 π 1 + P23 π 2 + P33 π 3 = π 3 P14 π 1 + P24 π 2 + P34 π 3 = π 4

2.12 Perencanaan Pemeliharaan Markov Chain

Untuk mendapatkan pemeliharaan yang lebih baik sehingga bisa mengurangi biaya pemeliharaan, maka diusulkan empat perencanaan pemeliharaan komponen dari mesin-mesin produksi yang didapat dari perubahan matrik transisi awal sesuai dengan tindakan yang dilakukan. Dari keempat usulan tersebut yang akan dipilih adalah usulan yang mempunyai biaya ekspektasi terkecil.

1. Pemeliharaan korektif pada status 4 dan pemeliharaan pencegahan pada status 3. Matrik transisinya sebagai berikut:

P1 =

Dengan menggunakan persaman serta hasil matrik transisi tersebut, dalam jangka panjang probabilitas terjadi kerusakan dan dalam keadaan mapan (steady state) dapat dituliskan sebagai berikut :

j

i 1 2 3 4

1 2 3 4

P11 0 0 P41

P12 P22 1 0

P13 P23 0 0

(42)

[

]

            =             0 0 0 1 0 0 1 0

0 22 23 24

14 13 12 11 4 3 2 1 4 3 2 1 P P P P P P P π π π π π π π π

Catatan : π 1 + π 2 +π 3 +π 4 = 1

maka akan didapat persamaan sebagai berikut : π 1 + π 2 + π 3 + π 4 = 1 P11 π 1 + π 4 = π 1 P12 π 1 + P22 π 2 + π 3 = π 2 P13 π 1 + P23 π 2 = π 3 P14 π 1 + P24 π 2 = π 4

2. Pemeliharaan korektif pada status 3 dan 4 dan pemeliharaan pencegahan pada status 2. Matrik transisinya adalah sebagai berikut :

P2 =

Dengan menggunakan persamaan serta hasil matrik transisi tersebut, dalam jangka panjang probabilitas terjadi kerusakan dan dalam keadaan mapan (steady state) dapat dituliskan sebagai berikut :

[

]

            =             0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 14 13 12 11 4 3 2 1 4 3 2

1 P P P P

π π π π π π π π j

i 1 2 3 4

(43)

Catatan : π 1 + π 2 +π 3 +π 4 = 1

maka akan didapat persamaan sebagai berikut :

π 1 + π 2 + π 3 + π 4 = 1 P11 π 1 + π 2 + π 3 + π 4 = π 1

P12 π 1 + = π 2

P13 π 1 + = π 3

P14 π 1 + = π 4

3. Pemeliharaan korektif pada status 4 dan pemeliharaan pencegahan pada status 2 dan 3. Matrik transisinya adalah sebagai berikut :

P3 =

Dengan menggunakan persamaan serta hasil matrik transisi tersebut, dalam jangka panjang probabilitas terjadi kerusakan dan dalam keadaan mapan (steady state) dapat dituliskan sebagai berikut :

[

]

            =             0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 14 13 12 11 4 3 2 1 4 3 2

1 P P P P

π π π π π π π π

Catatan : π 1 + π 2 +π 3 +π 4 = 1

maka akan didapat persamaan sebagai berikut : π 1 + π 2 + π 3 + π 4 = 1 P11 π 1 + π 2 + π 4 = π 1 P12 π 1 + π 3 = π 2

j

i 1 2 3 4

(44)

P13 π 1 + = π 3 P14 π 1 + = π 4

4. Pemeliharaan korektif pada status 3 dan status 4. Matrik transisinya adalah sebagai berikut :

P4 =

Dengan menggunakan persaman serta hasil matrik transisi tersebut, dalam jangka panjang probabilitas terjadi kerusakan dan dalam keadaan mapan (steady state) dapat dituliskan sebagai berikut :

[

]

            =             0 0 0 1 0 0 0 1

0 22 23 24

14 13 12 11 4 3 2 1 4 3 2 1 p p p p p p p π π π π π π π π

Catatan : π 1 + π 2 + π 3 + π 4 = 1

maka akan didapat persamaan sebagai berikut : π 1 + π 2 + π 3 + π 4 = 1 P11 π 1 + π 3 + π 4 = π 1 P12 π 1 + P22 π 2 = π 2 P13 π 1 + P23 π 2 = π 3

P14 π 1 + P24 π 2 = π 4 j

i 1 2 3 4

(45)

2.13 Analisa Biaya

Penentuan biaya pemeliharaan meliputi biaya pemeliharaan pencegahan dan pemeliharaan korektif yang dilakukan pada saat mesin berhenti dan hanya menitikberatkan pada biaya down time yang terjadi.

Dengan membuat perecanaan atau jadwal pemeliharaan preventive bagi suatu sistem, jumlah pemeliharaan corective dan perbaikan emergensi dapat ditekan sehingga mengurangi biaya down time. Hal inilah yang menjadi tujuan utama dari sistem pemeliharaan.

Untuk menentukan model yang akan digunakan dalam menentukan besarnya biaya pemeliharaan dan besarnya biaya yang hilang akibat adanya down time maka perlu dijelaskan mengenai biaya-biaya yang timbul akibat ada dan tidaknya perencanaan pemeliharaan. (M.Hartono&llyas.M,2002)

2.13.1 Biaya Downtime

(46)

2.13.2 Biaya Kerusakan/ Biaya Perawatan Korektif

Kerusakan merupakan suatu kondisi dimana sistem tidak dapat berfungsi untuk menghasilkan output. Hal ini akan menyebabkan adanya biaya tambahan untuk pemeliharaan korektif, tetapi apabila diadakan pemeliharaan rutin yang terjadwal, kerusakan dapat dicegah atau dikurangi. Jika biaya perawatan korektif ini di lambangkan den C2i untuk setiap item ke- I, maka dapat di nyatakan sebagai berikut :

C2i =

(M.Hartono & llyas.M, 2002)

2.13.3 Biaya Penyelenggaraan Pemeliharaan Pencegahan

Biaya yang dikeluarkan setiap kali melakukan pemeliharaan dan perbaikan disebut biaya penyelenggaraan pemeliharaan dimana biaya tadi tergantung pada jumlah item yang diperiksaa dan di perbaiki. Faktor utama yang menentukan biaya penyelenggaraan pemeliharaan periodik adalah biaya downtime, karena setiap melakukan perbaikan pemeliharaan periodik ada jam produktif yang dikorbankan. Oleh karena itu biaya penyelenggaraan ditetapkan sebagai jumlah biaya downtime yang timbul karena pemeliharaan pencegahan. Selain itu juga ada biaya tetap pemeliharaan untuk masing-masing mesin.

Waktu rata- rata kerusakan perbulan

Biaya downtime

(47)

Jika biaya pemeliharaan pencegahan item-i dilambangkadne nganC 1i, dapat dinyatakan sebaga berikut :

C1i =

(M.Hartono & llyas.M, 2002)

2.13.4 Biaya Rata- Rata Ekspektasi

Berdasarkan pada biaya-biaya pemeliharaan pencegahan dan pemeliharaan korektif maka akan didapatkan biaya-biaya pemeliharaan untuk masing-masing item. Dan apabila dikalikan dengan probabilitas status dalam keadaan mapan (steady state) pada jangka panjang maka akan didapatkan biaya rata-rata ekspektasi ( biaya rata-rata yang diharapkan) untuk masing-masing pemeliharaan.

∞ E = ∑ πj Cj j=0

= π 1 (....) + π 2 (....)+ .... (...)+ π M (....) (M.Hattono&llyas.M,2002)

Waktu rata- rata kerusakan perbulan

Biaya downtime per-jam

(48)

2.14 Kriter ia Pemeliharaan dan Kegiatan Pemeliharaan 2.14.1 Kriter ia Pemeliharaan

1. Kriteria Pemeliharaan Darurat

a. Kerusakan dapat membahayakan mesin, manusia, dan proses produksi. b. Kerusakan dapat menurunkan kualitas dan kuantitas produksi.

c. Memperparah kerusakan sehingga menyebabkan downtime mesin. d. Waktu pengerjaan tidak dapat ditunda harus diperbaiki segera. 2. Kriteria Pemeliharaan Ringan

a. Kerusakan kecil tidak mengganggu proses produksi. b. Dapat diperbaiki langsung oleh operator mekanik.

c. Apabila perbaikan kurang sempurna maka dimasukkan ke daftar pekerjaan maintenance.

d. Waktu pengerjaan dapat ditunda atau direncanakan dahulu.

2.14.2 Kegiatan Pemeliharaan 1. Kegiatan Pemeliharaan Preventive

Mesin Drum Pulper adalah mesin yang digunakan untuk menguraikan serat

dan mengubah bahan baku menjadi buburan kertas.

- Pengecekan kondisi End seal apabila terjadi penyimpangan menggunakan amphere motor dan cek visual dan memiliki lifetime 3 bulan untuk diganti dengan yang baru.

(49)

- Pengecekan kondisi Ban dengan cek visual. - Pengecekan kontrol panel tiap mesin

- Tindakan stop plant secara terjadwal dari Manager Plant untuk pengerjaan perbaikan yang direncanakan dahulu.

Mesin Flotator adalah mesin yang digunakan untuk memisahkan kertas yang mengandung tinta dengan bantuan bahan kimia.

- Pengecekan kondisi Mechanic Seal apabila terjadi penyimpangan menggunakan amphere motor dan cek visual dan memiliki lifetime unpredictive.

- Penggantian filter oli, sedangkan filter udara. - Pelumasan

- Pengecekan kontrol panel tiap mesin

- Tindakan stop plant secara terjadwal dari Manager Plant untuk pengerjaan perbaikan yang direncanakan dahulu.

Mesin Dryer adalah mesin yang digunakan untuk mengeringkan lembaran kertas hingga kadar air berkurang hingga mencapai 7-7,5%

- Penggantian filter oli, sedangkan filter udara. - Pelumasan

- Melakukan bearing checker apabila terjadi penyimpangan - Pengecekan kontrol panel tiap mesin.

(50)

2. Kegiatan Pemeliharaan Corrective

Pergantian spare part pada mesin dengan klasifikasi kerusakan ringan, sedang, dan berat adalah sebagai berikut :

a. Kerusakan ringan merupakan kerusakan yang dapat direncanakan perbaikannya pada saat ada stop plant.

b. Kerusakan sedang merupakan kerusakan yang dapat diperbaiki langsung oleh operator mekanik tanpa mengganggu jalannya operasi mesin yang lain.

c. Kerusakan berat merupakan kerusakan yang menyebabkan mesin tidak dapat beroperasi dan mempengaruhi plant mesin lainnya sehingga tidak dapat beroperasi. (Sumber: PT. Adiprima Suraprinta)

2.15 Refer ensi dan J ur nal-J urnal Peneliti Sebelumnya

• PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN DENGAN

MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN UNTUK

MENGURANGI BIAYA PEMELIHARAAN DI PT. PHILIPS

INDONESIA, Oleh Fahma Ilma - 0832010055

PT. PHILIPS INDONESIA adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang lighting (penerangan/ lampu). Perusahaan ini selalu mengusahakan hasil produksi yang maksimal. Pada bagian Lamp Component Factory khusunya di departemen Stem Glass terdapat 3 jenis mesin yang beroperasi antara lain, mesin Tubing, mesin Flare dan mesin Exhaust Cutting Machine (ECM).

(51)

yang paling baik agar terhindar dari seringnya terjadi kerusakan, Pemeliharaan tersebut dapat meliputi pemeliharaan corrective yaitu kegiatan pemeliharaan setelah mesin rusak dan pemeliharaan preventive yaitu kegiatan pemeliharaan mesin untuk mencegah terjadinya kerusakan. Dengan demikian hal tersebut dapat mengurangi biaya pemeliharaan.

Dengan adanya masalah tersebut, maka akan dilakukan perencanaan pemeliharaan mesin menggunakan metode Markov Chain dengan harapan dapat mengurangi biaya pemeliharaan. Dengan mengadakan kegiatan pemeliharaan mesin secara berkala dan teratur yang meliputi kegiatan pengontrolan, perbaikan dan penggantian suku cadang, hal ini akan menjanjikan hasil produksi yang terjamin dan perencanaan pemeliharaan mesin dapat meningkatkan efisiensi dengan mengurangi kerusakan.

Pada kondisi riil perusahaan biaya pemeliharaan sebesar Rp 19.392.792.536,- dan setelah menggunakan metode Markov Chain menjadi Rp 15.354.301.376,- sehingga terjadi penghematan sebesar Rp 4.038.491.159 atau presentase sebesar (20,82%). Hal ini membuktikan bahwa metode Markov Chain memang dapat dipakai untuk meminimumkan biaya pemeliharaan

mesin- mesin di perusahaan.

(http://eprints.upnjatim.ac.id/view/creators/FAHMA=3A_ILMA=3A=3A.defau lt.html).

(52)

• ANALISIS PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN POWER PACK

PLANT DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN UNTUK MEMINIMUMKAN PEMELIHARAAN DI PT.LASER J AYA SAKTI GEMPOL-PASURUAN, Oleh Rizka Toyiba - 0832010002

Kemajuan teknologi yang semakin cepat dan mutakhir mengakibatkan kebutuhan akan tenaga manusia mulai digeser untuk digantikan dengan mesin atau peralatan produksi lainnya. Mesin dan peralatan yang dalam kondisi baik akan dapat melancarkan jalannya proses produksi. Untuk menjaga mesin-mesin tersebut dapat digunakan dengan sebaik mungkin dibutuhkan kegiatan pemeliharaan mesin yang kontinyu.

PT. Laser Jaya Sakti Gempol – Pasuruan yang bergerak di bidang pabrikasi dan machinery mempunyai permasalahan dalam pemeliharaan mesin produksi yang tidak teratur dan biaya pemeliharaan yang besar. Banyak mesin yang tiba-tiba mengalami kerusakan saat proses produksi yang sedang berlangsung, hal ini tentunya sangat mengganggu jalannya produksi. Biaya pemeliharaan akan membengkak karena kurang terkontrolnya secara rutin mesin-mesin yang ada. Mesin-mesin yang sering mengalami kerusakan terdapat pada Power Pack Plant, maka dilakukan penelitian pada plant tersebut.

(53)

teratur meliputi kegiatan pengontrolan, perbaikan dan penggantian spare part sehingga akan memberikan hasil produksi yang terjamin.

Biaya pemeliharaan metode perusahaan sebesar Rp 47.513.675,- dan biaya pemeliharaan metode Markov Chain sebesar Rp 31.654.390,- sehingga terjadi penghematan sebesar Rp 15.859.285,- atau sebesar 33,38%. Hal ini membuktikan bahwa metode Markov Chain memang dapat dipakai untuk meminimumkan biaya pemeliharaan mesin di perusahaan. Perencanaan pemeliharaan mesin Power Pack Plant berdasarkan perhitungan pemeliharaan pencegahan adalah pemeliharaan pencegahan terhadap mesin Bending dilakukan setiap 3 bulan sekali, mesin Cutting dan mesin Milling dilakukan setiap 2 bulan sekali untuk mencegah terjadinya kerusakan. (http://eprints.upnjatim.ac.id/view/creators/RIZKA=3A_TOYIBA=3A=3A.defa ult.html).

Kata Kunci : Perencanaan Pemeliharaan, Biaya Pemeliharaan, Markov Chain

• PERENCANAAN PERAWATAN MESIN DENGAN METODE

MARKOV CHAIN GUNA MENURUNKAN BIAYA PERAWATAN, Fakultas Teknik Univer sitas Muhammadiyah Malang, 2002, Oleh M. Hartono dan Ilyas Mas’udin

(54)

maintenance planing based upon data acquired by using Markov Chain Method.There are four types of maintenance we propose, they are:

l. Maintenance planning with corrective maintenance for high level of damage condition and preventive maintenance for medium level of damage condition.

2. Maintenance planning with corrective maintenance for high and medium level of damage condition and preventive maintenance for low level of damage condition.

3. Maintenance planning with corrective maintenance for high level of damage condition and preventive maintenance for medium and low level of damage condition.

4. Maintenance planning with corrective maintenance for high and medium level of damage condition.

To determine the best proposal that will be selected we use analysis of preventive maintenance cost and corrective maintenance cost that will result in expected cost for each machine. From the four proposals, one with the least expected cost is chosen, that is planning with corrective maintenance for high level of damage condition and preventive maintenance for medium and Iow level of damage condition. (http://ejournal.umm.ac.id/view/year/2008.html) Key Words : Markov Chain, Maintenance.

(55)

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Adipr ima Sur aprinta yang berlokasi di Desa

Sumengko Kecamatan Wringin Anom-Gresik. Pengumpulan data diambil pada

bagian Manager Plant. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2012

sampai data telah tercukupi.

3.2 Identifikasi dan Definisi Oper asional Var iabel

3.2.1 Identifikasi Variabel

Variabel merupakan segala sesuatu yang mempunyai variasi nilai yang

terukur. Selain itu variabel juga dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang

akan menjadi objek pengamatan penelitian atau merupakan faktor-faktor yang

berperan dalam gejala atau peristiwa yang akan diteliti. Adapun variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut :

1. Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lainnya.

Adapun variabel bebas dalam penelitian ini :

(56)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.

Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah jadwal waktu

pemeliharaan mesin produksi yang terdiri dari drum pulper, flotator, dan

dryer.

3.2.2 Definisi Operasional Variabel

Ditinjau dari segi penelitian definisi operasional variabel adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati. Adapun variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut :

1. Variabel Bebas dalam penelitian ini meliputi :

a. Data jenis dan jumlah mesin adalah data yang diambil dari jenis dan jumlah mesin yang ada yaitu mesin drum pulper, flotator, dan dryer yang sedang diidentifikasi.

b. Data transisi status mesin ialah data yang diambil berdasarkan kondisi status mesin selama kurun waktu 12 (dua belas) bulan yaitu Januari 2011 sampai Desember 2011.

(57)

terganggunya proses produksi sehingga berpengaruh terhadap profit perusahaan selama periode tertentu, yang dinyatakan dalam satuan rupiah. 2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah jadwal waktu pemeliharaan

mesin produksi yang menjelaskan pembagian waktu berdasarkan rencana

dalam melakukan pemeliharaan secara berkala baik pemeliharaan corrective

maupun preventive selama periode tertentu.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder, adalah sebagai berikut :

1. Adapun data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti untuk

menjawab masalah penelitiannya secara khusus. Data primer dapat diperoleh

dengan cara :

a. Observasi/ Pengamatan.

Metode ini dijalankan dengan mengamati dan mencatat kejadian-kejadian

langsung pada obyek di lapangan melalui cara sistematis.

b. Wawancara.

(58)

peneliti sendiri, untuk tujuan lain. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi :

a. Studi Pustaka (Library Research)

Studi pustaka ini dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data pustaka sebagai narasumber yang dapat dijadikan pedoman dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan.

b. Dokumen dari perusahaan yang merupakan arsip-arsip yang dikumpulkan dan ada kaitannya dalam penelitian ini (Data diperoleh dalam bentuk dokumen dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan Manager Plant). Didalam penelitian ini data-data perusahaan yang dikumpulkan adalah :

• Data jenis dan jumlah mesin produksi (Data diperoleh dalam bentuk dokumen dan melakukan tanya jawab secara langsung dengan Manager Plant) yang digunakan oleh PT. Adiprima Suraprinta terdiri dari :

- mesin Drum Pulper sebanyak 3 unit - mesin Flotator sebanyak 8 unit - mesin Dryer sebanyak 2 unit

(59)

- Kondisi baik ke kerusakan ringan - Kondisi baik ke kerusakan sedang - Kondisi baik ke kerusakan berat

- Kondisi kerusakan ringan ke kerusakan ringan - Kondisi kerusakan ringan ke kerusakan sedang - Kondisi kerusakan ringan ke kerusakan berat - Kondis kerusakan sedang ke kerusakan sedang - Kondisi kerusakan sedang ke kerusakan berat - Kondisi kerusakan berat ke kondisi baik

Data waktu rata-rata perbaikan preventive dan corrective selama 12 (dua belas) bulan, mulai Januari 2011 sampai dengan tanggal Desember 2011.

Data biaya downtime corrective dan preventive untuk setiap item selama 12 (dua belas) bulan, mulai Januari 2011 sampai dengan tanggal Desember 2011.

3.4 Metode Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode Markov Chain

untuk mendapatkan jadwal pemeliharaan mesin secara berkala sehingga akan

memberikan hasil produksi yang terjamin. Dengan langkah-langkah sebagai

(60)

jumlah keadaan tiap mesin.

2. Untuk mendapatkan pemeliharaan yang optimal, maka dibuat dua usulan perencanaan pemeliharaan mesin, yaitu :

a. Pemeliharaan Usulan I yaitu :

• Pemeliharaan korektif pada status 4 (P0) b. Pemeliharaan Usulan II yaitu :

• Pemeliharaan korektif pada status 4 dan pemeliharaan pencegahan pada status 3 (P1)

• Pemeliharaan korektif pada status 3 dan 4 dan pemeliharaan pencegahan pada status 2 (P2)

• Pemelihaaan korektif pada status 4, pemeliharaan pencegahan pada status 2 dan 3 (P3)

• Pemeliharaan korektif pada status 3 dan 4 (P4)

3. Kemudian dibuat matrik probabilitas transisi dimana merupakan pemeliharaan usulan I dan usulan II.

4. Perhitungan biaya pemeliharaan perusahaan kemudian dari kelima kebijaksanaan pemeliharaan metode markov chain, akan dipilih kebijaksanaan yang mempunyai biaya rata-rata ekspektasi termurah.

(61)

baik, maka berikut merupakan langkah-langkah pemecahan masalah :

Pengolahan Data Pengumpulan data :

• Jenis dan jumlah mesin

• Transisi status mesin

• Waktu pemeliharaan

• Biaya pemeliharaan

A

Identifikasi variabel : - Variabel Terikat :

• Jadwal waktu pemeliharaan - Variabel Bebas :

• Jenis dan jumlah mesin

• Transisi status mesin

• Waktu pemeliharaan

• Biaya pemeliharaan

Survey Lapangan Studi Pustaka

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

(62)

Gambar 3.1. Diagr am Alir Proses Penelitian Perhitungan biaya

pemeliharaan (Ac1)

Perhitungan biaya pemeliharaan Perhitungan biaya

pemeliharaan

Pemeliharaan Metode

Markov Chain usulan II

Pemeliharaan metode perusahaan

Probabilitas pemeliharaan usulan

• Probabilitas transisi usulan status 4, pencegahan status 3

• Probabilitas transisi usulan status 3 dan 4, pencegahan status 2

• Probabilitas transisi usulan status 4, pencegahan status 2 dan 3

• Probabilitas transisi usulan status 3 dan 4

Pemeliharaan Metode

Markov Chain usulan I

Probabilitas pemeliharaan usulan pada status 4

Probabilitas transisi usulan I kondisi steady state

Probabilitas transisi usulan II kondisi steady state

Ekspetasi Biaya Steady state berdasarkan Metode

Markov Chain (Ac3 ) Ekspetasi Biaya Steady

state berdasarkan Metode Markov Chain (Ac2 )

Apakah Ac1>Ac3< Ac2 ?

Ya

Kesimpulan & Saran

Selesai

Tidak Metode Usulan di Terima

Hasil & Pembahasan

(63)

1. Mulai

Persiapan atau langkah suatu penelitian yang meliputi :

- Mencari dan menetapkan topik

- Orientasi penelitian

2. Survey Lapangan

Survey lapangan sangat diperlukan dalam suatu penelitian karena pada tahap

ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi nyata obyek yang diteliti serta

untuk merencanakan dan memilih lokasi penelitian yang nantinya akan

diperbaiki dengan metode yang sesuai.

3. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan tahapan penelusuran referensi, dapat bersumber dari

buku, jurnal, maupun penelitian yang telah ada sebelumnya. Berguna untuk

mendukung tercapainya tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Dari studi

kepustakaan akan diperoleh landasan teori serta acuan-acuan yang akan

digunakan dalam penelitian ini.

4. Perumusan Masalah

Menentukan masalah yang terjadi di lapangan dan dibandingkan dengan

literatur yang ada sehingga didapatkan suatu perumusan masalah dan solusi

hasil yang sesuai dengan masalah tersebut.

5. Penetapan Tujuan

Gambar

Gambar 2.3. Proses Stokastik Rantai Markov
Tabel 2.3. Jenis Keputusan
Tabel 2.4. Kebijaksanaan Pemeliharaan
Tabel 2.6  Probabilitas Transisi Item Bulan Januari 2011-Desember 2011
+7

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah, dan inayah-Nya dari awal pengerjaan skripsi hingga saat ini penulis

Peneliti melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Kepemimpinan Pelayanan , Kompetensi, Dan Motivasi Terhadap Komitmen Afektif Serta Implikasinya Pada

Huda Kalitekuk Karanganyar Demak ini dapat berlangsung dengan menyenangkan dan peserta didik mampu mengoptimalkan pemahaman materi sejarah Kebudayaan Islam, karena penggunaan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : (1) Pelaksanaan pembelajaran mengidentifikasikan karakter tokoh dongeng di SMP Muhammadiyah 2 Jatinom

Teknik analisis data yang relevan dengan konsensus ( the techniques for analyzing consensus relevant data / ACRD) yang diusulkan oleh [3], ini memanfaatkan

Hasil uji hipotesis 4 diperoleh nilai sig (0,000) maka nilai sig lebih kecil dari nilai α (0,05) sehingga motivasi, komunikasi dan komitmen

Menyetujui skripsi / karya ilmiah saya dengan judul “ ANALISIS PENYEBAB DEFECT PADA DIVISI PRINTING DENGAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS DAN FAULT TREE

Lingkungan Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang – Undang