BAB I
1.1 Latar Belakang
Konsekuensi logis Kota Tual sebagai Daerah Otonomi Baru (DOB), maka diperlukan adanya perbaikan mutu kehidupan, perlakuan adil dan jaminan hukum serta perwujudan kesetaraan dalam seluruh tatanan kehidupan. Dengan latar belakang struktur demografi, infrastruktur dan ekonomi yang tidak sama, serta kapasitas sumber daya manusia yang berbeda, maka muncul kesenjangan kinerja pembangunan antar wilayah terutama masyarakat yang tinggal di kawasan perdesaan dan daerah pulaupulau terpencil.
Masyarakat di Kota Tual masih menghadapi permasalahan dalam pemenuhan hakhak dasar terutama permasalahan kemiskinan yang disebabkan berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain: tingkat pendapatan yang rendah, derajat kesehatan dan pendidikan yang rendah, minimnya akses terhadap barang dan jasa, kondisi geografis yang sulit, gender, dan kondisi lingkungan. Secara khusus permasalahan kemiskinan adalah akibat kegagalan pemenuhan hak dasar berupa: terbatasnya kecukupan mutu dan pangan, terbatasnya akses dan rendahnya layanan mutu kesehatan, terbatasnya akses dan rendahnya layanan mutu pendidikan, terbatasnya kesempatan kerja dan berusaha, terbatasnya akses layanan perumahan dan sanitasi, terbatasnya akses terhadap air bersih dan listrik, memburuknya kondisi lingkungan dan sumberdaya alam serta lemahnya akses masyarakat terhadap sumberdaya alam. Selain itu dengan bertambahnya jumlah penduduk yang berakibat terhadap meningkatnya beban kependudukan, rendahnya partisipasi serta ketidaksetaraan dan keadilan gender.
Kondisi tersebut di atas juga diikuti oleh terbatasnya kemampuan dan kapasitas pemerintah daerah dalam upaya percepatan pembangunan jaringan prasarana dan sarana sosial dan pemerintahan, belum memadainya jaringan prasarana penunjang keterkaitan ekonomi wilayah, terbatasnya investasi, belum optimalnya peran swasta dan kurang kuatnya kelembagaan ekonomi lokal menyebabkan rendahnya daya saing perekonomian lokal menyebabkan belum optimalnya pemanfaatan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif, terutama pengelolaan sumber daya kelautan, pesisir dan pulaupulau kecil sebagai basis ekonomi wilayah dan dasar keunggulan daya saing daerah.
Fakta tersebut di atas sungguh terasa ironis, mengingat Kota Tual begitu strategis dengan potensi geoekonomis dan keragaman modal sosial budaya, Kota Tual berpeluang besar menjadi daerah maju yang berdaya saing.
1. Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik
2. Infrastruktur Wilayah yang Memadai dalam Percepatan Pembangunan
3. Terjaminnya Kepastian Hukum
4. Percepatan Pembangunan berorientasi pada Pembangunan Berkelanjutan
5. Konteks Lingkungan Strategis. Konteks Lingkungan Strategis ini sedikit banyak ikut Mempengaruhi Laju Percepatan Pembangunan baik dalam Jangka Menengah maupun Jangka Panjang.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah atau RPJPD merupakan satu dokumen rencana resmi daerah yang dipersyaratkan bagi pembangunan daerah dalam jangka waktu 20 (dua puluh) tahun ke depan. Sebagai suatu dokumen rencana yang penting sudah sepatutnya Pemerintah Daerah, DPRD, dan masyarakat memberikan perhatian penting pada kualitas proses penyusunan dokumen RPJPD, dan tentunya diikuti dengan pemantauan, evaluasi, dan review berkala atas implementasinya.
Karena dokumen RPJPD merupakan dokumen rencana yang menjadi acuan bagi penyusunan rencana daerah dengan hirarki dan skala yang lebih rendah seperti RTRWK, RPJMD, Renstra SKPD dan RKPD, maka kualitas penyusunan RPJPD dari segi analisis kecendurungan dan perspektif masa depan, pemahaman atas isu strategis yang mungkin dihadapi di masa depan, kejelasan visi, misi, tujuan, arah dan strategi kebijakan pembangunan 20 (dua puluh) tahun ke depan akan turut menentukan kualitas penjabaran rencana daerah dibawahnya.
RPJPD harus dapat menjawab 3 (tiga) pertanyaan dasar:
(1) Kemana daerah akan diarahkan pengembangannya dan apa yang hendak dicapai dalam 20 (dua puluh) tahun mendatang;
(3) Langkahlangkah strategis apa yang perlu dilakukan agar tujuan tercapai.
Pemerintah Kota Tual telah melakukan proses pembangunan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat. Perubahan terhadap perekonomian dan kualitas hidup masyarakat di seluruh wilayah Kota Tual pun telah terjadi dan secara umum dapat dikatakan meningkat dari kondisi sebelumnya. Walaupun kualitas hidup masyarakat Kota Tual telah lebih baik, namun masih banyak masalahmasalah pembangunan yang masih harus direspon secara cepat dan tepat, seperti penyediaan prasarana wilayah, untuk menembus wilayah yang masih terisolir, pelayanan dasar di bidang pendidikan dan kesehatan, pengelolaan sumberdaya keluatan dan perikanan, pariwisata dan jasa, peningkatan kualitas programprogram pengentasan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja, peningkatan rasa aman serta masalahmasalah pembangunan lainnya.
Sinkronisasi kebijakan memerlukan kesamaan persepsi tentang masa depan yang akan dituju. Pemahaman bersama tentang masa depan ini akan menjadi pengarah dan pemberi inspirasi tiap tindakan dan pengendali tiap kepentingan para pelaku pembangunan di wilayah Pemerintah Kota Tual. Dengan demikian diperlukan dokumen Perencanaan Jangka Panjang yang lebih konsisten secara vertikal dan horizontal, konsisten dengan permasalahan, peluang dan tantangan yang dihadapi oleh daerah di wilayah Kota Tual, serta konsisten dengan arahan perundangundangan dan ketentuan peraturan yang berlaku.
1.2 Maksud dan Tujuan
Penyusunan RPJP Kota Tual Tahun 20052025 ini bertujuan untuk memberikan arah dan acuan bagi para calon Kepala Daerah dalam menyusun program kerja yang akan disampaikan pada masa pemilihan Kepala Daerah serta bertujuan untuk :
(1) Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan Kota Tual.
(2) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar daerah, antar waktu, maupun antar fungsi pemerintah daerah dan pusat.
(3) Mengoptimalkan partisipasi masyarakat Kota Tual.
(4) Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya Kota Tual yang efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
(5) Menjaga kesinambungan pembangunan Kota Tual yang dilaksanakan dalam waktu lima tahunan.
1.3 Landasan
Landasan idiil RPJP Daerah Kota Tual adalah Pancasila dan landasan konstitusionalnya adalah UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sedangkan landasan operasionalnya meliputi seluruh ketentuan peraturan perundangundangan yang berkaitan langsung dengan pembangunan daerah, yaitu:
(1) Ketetapan (Tap) Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Nomor VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan;
1999 Nomor 174, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3895), Undangundang Nomor 40 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kabupaten Kepulauan Aru di Provinsi Maluku (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 155, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4350).
(3) Undangundang Nomor 31 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota Tual di Provinsi Maluku (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4747);
(4) UndangUndang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;
(5) UndangUndang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
(6) UndangUndang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
(7) UndangUndang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
(8) UndangUndang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah;
(9) UndangUndang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 20052025;
(10) UndangUndang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah;
(12) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
(13) Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 1995 tentang Perbaikan dan Peningkatan Mutu Pelayanan Aparatur Pemerintah Kepada Masyarakat;
(14) Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
(15) Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2003 tentang Percepatan Pemulihan Pembangunan Provinsi Maluku dan Maluku Utara Pasca Konflik;
(16) Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2003 tentang Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia;
(17) Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 Tahun 1993 tentang Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum;
(18) Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman pengelolaan Keuangan Daerah.
(19) Permendagri 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
(20) Peraturan Daerah Kota Tual Nomor 01 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Kota Tual (Lembaran Daerah Kota Tual Tahun 2008 Nomor 01);
(22) Peraturan Daerah Kota Tual Nomor 03 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Teknis Daerah Kota Tual (Lembaran Daerah Kota Tual Tahun 2008 Nomor 03);
(23) Peraturan Daerah Kota Tual Nomor 04 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Tual (Lembaran Daerah Kota Tual Tahun 2008 Nomor 04).
1.4 Hubungan RPJP Kota Tual dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
Penyusunan RPJP Kota Tual mengacu pada arah pembangunan pada RPJP Nasional dan RPJP Provinsi serta memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Maluku dan RTRW Kota Tual. RPJP ini selanjutnya akan menjadi pedoman dalam penyusunan dokumen perencanaan lainnya seperti:
(1) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah. RPJM Daerah memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program satuan kerja perangkat daerah, lintas satuan kerja perangkat daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
(2) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) merupakan penjabaran dari RPJM daerah untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja, dan pendanaannya baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang dilakukan dengan mendorong partisipasi masyarakat. Dokumen RKPD ini dalam penyusunannya tetap memperhatikan dan sinergi dengan Rencana Kerja Pemerintah.
pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya dengan berpedoman pada RPJM Daerah dan bersifat indikatif. RenstraSKPD tersebut dirumuskan dalam bentuk rencana kerja satuan kerja perangkat daerah (RenjaSKPD) yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
Adapun keterkaitan rencana pembangunan jangka panjang daerah dengan dokumen perencanaan lain dapat dilihat pada bagan berikut.
(5 Tahunan) Kab/KotaRPJMD
1.5 Sistimatika
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Tual Tahun 20052025 akan disusun berdasarkan sistimatika sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Gambaran Umum Kondisi Daerah Bab III : Analisis Isuisu Strategis
Bab IV : Visi dan Misi Daerah