• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. SOP LIMBAH vaksin covid 19

N/A
N/A
Yuna Saspita

Academic year: 2023

Membagikan "1. SOP LIMBAH vaksin covid 19"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

LIMBA PELAYANAN VAKSINASI COVID 19 No.

Status Dokumen : c Master c Salinan No.

Nomor Revisi : 00

Mulai Berlaku : 15 januari 2021 Jumlah Halaman : 2 (dua)

Diperiksa oleh : Disahkan oleh :

Nama Drg. Budi Hartati Nama Drg. kartikayanti Jabatan Ketua Mutu Jabatan Kepala Puskesmas

Isi dokumen ini sepenuhnya merupakan rahasia Puskesmas TEMINDUNG dan tidak boleh

diperbanyak, baik sebagian maupun seluruhnya kepada pihak lain tanpa ijin tertulis dari Kepala Puskesmas TEMINDUNG

Dibuat oleh :

Nama Dr. Yuna Saspita Jabatan

(2)

1. Pengertian 1.Pengertian limbah disini meliputi limbah padat domestik, limbah padat

khusus serta limbah bahan berbahaya dan beracun medis padat (B3).

2.Limbah padat domsetik yaitu limbah yang berasal dari kegiatan kerumahtanggaan atau sampah sejenis, seperti sisa makanan, kardus, kertas, dan sebagainya baik organik maupun anorganik. Sedangkan limbah padat khusus meliputi masker sekali pakai, sarung tangan bekas,

tisu/kain yang mengandung cairan/droplet hidung dan mulut. Limbah B3 adalah barang atau bahan sisa hasil kegiatan yang tidak digunakan kembali yang berpotensi terkontaminasi oleh zat yang bersifat infeksius atau kontak dengan pasien dan/atau petugas di fasilitas pelayanan kesehatan yang meliputi: masker bekas, sarung tangan bekas, perban bekas, tisu bekas, plastik bekas minuman dan makanan, kertas bekas makanan dan minuman, alat suntik bekas, set infus bekas, Alat Pelindung Diri bekas, dan lain-lain.

3. Vaksinasi adalah pemberian Vaksin yang khusus diberikan dalam rangka menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan dan tidak menjadi sumber penularan.

4. Corona Virus Disease 2019 yang selanjutnya disebut COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute Respirato Syndrom Corona Virus 2 (SARSCoV-2).

2. Tujuan Untuk mencegah penularan dan mengendalikan penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) serta melindungi tenaga kesehatan, tenaga non kesehatan dan masyarakat dari dampak limbah dalam penanganan COVID-19.

3. Kebijakan 1. UU No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular

(3)

2. UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan bencana 3. KEPRES No. 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana

Nonalam Penyebaran COVID-19 sebagai Bencana Nasional 4. PERPRES No. 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan

Pelaksanaan Vaksinasi dalam rangka Penanggulangan Pandemi COVID19

5. 5. PMK No. 84 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan COVID-19

6. SK Kepala Puskesmas Temindung No. 440.14/KP/PKM- TB/2021 tentang Pembentukan Tim Pelaksana Imunisasi COVID-19 di Puskesmas Temindung Kota Samarinda Tahun 2021

4. Referensi 1.KEPDIRJEN Pencegahan dan Pengendalian Penyakit HK.02.02/4/1/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus

Disease 2019

2.KEMENKES RI NOMOR HK.01.07/MENKES/537/2020 tentang

pengelolaan limbah medis COVID-19

5. Alat dan

Bahan 1. Safety box

2. Alat pelindung diri lengkap 3. Kantong plastik limbah medis

6. Prosedur A. Pengelolaan limbah padat domestik dan khusus

1. Sedikan tiga wadah llimbah padat domestic di lokasi yang mudah

Dijangkau orang, yaitu wadah untuk limbah padat organic, non organik, dan limbah padat khusus (untuk masker sekali pakai, sarung tangan bekas, tisu/kain yang mengandung cairan/droplet hidung dan mulut).

(4)

2. Wadah tersebut dilapisi dengan kantong plastic dengan warna berbeda sehingga mudah untuk pengangkutan limbah dan pembersihan wadah.

3. Pengumpulan limbah dari wadah dilakukan jika sudah 3/4 penuh

Atau sekurang-kurangnya sekali dalam 24 jam.

4 Pengumpulan limbah padat khusus dilakukan jika sudah 3/4 penuh atau sekurang-kurangnya sekali dalam 6 jam.

5 Petugas pengumpulan limbah harus dilengkapi dengan masker, sarung tangan, sepatu boot, dan apron

6 Petugas pengumpulan sampah khusus harus dilengkapi dengan masker,sarung tangan, sepatu boot, apron, kaca mata pelindung (goggle), dan penutup kepala.

7 Pengumpulan dilakukan dengan langkah-langkah a. buka tutup tempat sampah

b. ikat kantong pelapis dengan membuat satu simpul c. masukkan kantong tersebut ke wadah untuk diangkut 8 Setelah melakukan pengumpulan, petugas wajib

membersihkan

Seluruh badan atau sekurang-kurangnya mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

9 Peralatan pelindung diri yaitu goggle, boot, dan apron yang digunakan agar didisinfeksi sesegera mungkin pada larutan disinfektan, sedangkan masker dan sarung tangan dibuang ke wadah limbah padat khusus

10 Limbah padat organik dan anorganik agar disimpan di Tempat Penyimpanan Sementara Limbah Padat Domestik paling lama 1 x 24 jam untuk kemudian berkoordinasi dengan instansi yang membidangi pengelolaan limbah domestik di kabupaten/kota 11. Tempat Penyimpanan Sementara Limbah padat domestik agar Dilakukan disinfeksi.

12. Limbah padat khusus agar disimpan di Tempat Penyimpanan Sementara Sampah/Limbah B3 dengan perlakuan seperti limbah

B3 infeksius.

B. Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun medis padat

(B3)

(5)

1. Limbah Medis Infeksius Tajam

pengolahan limbah ini diserahkan pada pihak ketiga dengan perjanjian kerjasama (MoU)

2. Limbah Medis Infeksius Non Tajam

a. Pemusnahan limbah farmasi (sisa vaksin) dapat dilakukan dengan mengeluarkan cairan vaksin dari dalam botol atau ampul,

kemudian cairan vaksin tersebut didesinfeksi terlebih dahulu dalam killing tank (tangki desinfeksi) untuk membunuh mikroorganisme yang terlibat dalam produksi. Limbah yang telah

didesinfeksi dikirim atau dialirkan ke Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Sedangkan botol atau ampul yang telah kosong dikumpulkan

ke dalam tempat sampah (kantong plastik) berwarna kuning selanjutnya diinsenerasi (dibakar dalam insinerator) atau menggunakan metode non insinerasi (al. autoclaving, microwave) dan dihancurkan.

7. Hal hal yang perlu

diperhatikan

1. Pada setiap tempat pelayanan vaksinasi harus disediakan safety Box dengan jumlah yang cukup berdasarkan jumlah sasaran.

2.Semua ADS yang telah digunakan harus dimasukan ke dalam safety box Jangan membuang sampah lainnya ke dalam safety box.

3. Setelah safety box terisi ¾ penuh, safety box tersebut harus diberi label,nama tempat pelayanan dan tanggal pelayanan dan harus ditempatkan ditempat yang aman dengan kondisi tertutup dan jauh dari jangkauan anakanak dan masyarakat.

4. Limbah lainnya seperti vial vaksin, alkohol swab, masker medis, Dan sarung tangan dibuang ke dalam kantong plastik khusus li bah medis atau kantong plastik biasa yang diberi tanda/ditulis “limbah medis”.

5. Pisahkan (gunakan kantong plastik yang berbeda) antara vial Vaksin dengan limbah alkohol swab, masker medis dan sarung tangan.

6. Limbah yang telah terkumpul tersebut kemudian harus Dimusnahkan sesuai aturan dan prosedur yang telah ditetapkan.

7. Untuk menghindari kebocoran wadah kosong dan kemasan vaksin ke jalur ilegal, penyerahan limbah disertai dengan berita

(6)

acara penyerahan/pemusnahan.

8. Limbah dari penyelenggaraan vaksinasi dengan pos pelayanan Vaksinasi harus dibawa kembali ke puskesmas untuk kemudian dimusnahkan bersama dengan limbah vaksinasi lainnya sesuai SOP

9. Limbah dari fasilitas pelayanan kesehatan lainnya diperlakukan Sama seperti limbah vaksinasi pelayanan rutin

8. UNIT TERKAIT 9 Dokumen

Terkait 10 Rekaman

Historis Peruba

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, terkhusus pada pembelajaran yang bukan ahli menyebabkan katinggalan teknologi, sehingga para dosen berpikir proses belajar

Price Dari Engulf Low Akan Menaik Untuk Melengkapkan Setup QM... Jika Market Manaik Dalam Keadaan Sideway Sangat2 Cantik Untuk Kita Sell di Zon Sideway... Jika Market Manaik

Mengacu pada data yang telah diperoleh, diketahui bahwa terdapat perbedaan antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan pada korelasi hubungan antara kecerdasan emosi

Gambar 4.2 Kapasitas Produksi per Skenario Gambar 4.3 menunjukkan kerugian utilisasi pada stasiun shearing dan stasiun galvanizing Dari Gambar 4.3 ini dapat diketahui bahwa model

Lebih lanjut melalui Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 62/Permenhut‐II/2007 ditetapkan bahwa kawasan taman nasional sekurang‐kurangnya terdiri dari zona inti, zona rimba

Adanya organ pencernaan fermentatif bagi ruminansia memiliki beberapa keuntungan (Sutardi, 1980), yaitu: 1) dapat mencerna bahan makanan dengan serat kasar yang tinggi, sehingga

PT LinkNet Tbk didirikan pada tahun 1996, dan menjalankan kegiatan usahanya saat ini dibidang penyedia jaringan tetap berbasis kabel, jasa multimedia, jasa akses internet,