• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN TEKNIK REVIEW ANGGIT ANGGLANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN TEKNIK REVIEW ANGGIT ANGGLANG"

Copied!
202
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN TEKNIK REVIEW ANGGIT ANGGLANG UNTUK MENINGKATKAN BUDAYA LITERASI MEMBACA PADA MURID

KELAS IV SDN 255 MACCINI BAJI KECAMATAN BANGKALA KABUPATEN JENEPONTO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh Ulfi Yulivia. C

105401115417

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2021

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Boleh mengeluh yang tidak boleh adalah berhenti.

Tetaplah berusaha

untuk hasilnya serahkan semua kepada yang Maha Kuasa.

(Ulfi Yulivia C)

AWALI SEMUANYA DENGAN BISMILLAH

Kupersembahkan karya ini untuk:

Kedua orang tua, kakek dan nenek, saudaraku, karena dengan doa dan dukungan mereka saya mampu mewujudkan harapan menjadi kenyataan

(7)

vii ABSTRAK

Ulfi Yulivia C, 2021. Penerapan Teknik Review Anggit Angglang untuk Meningkatkan Budaya Literasi Membaca pada Murid Kelas IV SDN 255 Maccini Baji Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Aliem Bahri dan Sri Rahayu.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan budaya literasi membaca melalui penerapan teknik review anggit angglang pada murid kelas IV SDN 255 Maccini Baji. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas.

Subjek penelitian ini yaitu murid kelas IV SDN 255 Maccini Baji yang berjumlah 14 orang. Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus dengan masing-masing siklus dilakukan dalam 4 kali pertemuan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes, observasi, dan angket yang dianalisis secara kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan keaktifan murid dalam kegiatan literasi membaca di setiap siklus. Kategori sangat rendah mengalami penurunan dengan rata-rata 19,04% kategori rendah juga mengalami penurunan dengan rata-rata 38,09% rata-rata kategori tinggi mencapai 42,85%

kategori sangat tinggi mengalami peningkatan dengan rata-rata 9,52%.

Peningkatan juga terdapat pada hasil belajar murid kelas IV setelah diterapkannya teknik review anggit angglang, persentase ketuntasan belajar murid pada siklus 1 yaitu 42,85%, siklus II 78,57%, sedangkan siklus III mencapai 92,85%.

Meningkatnya keaktifan murid dalam kegiatan pembelajaran dengan persentase rata-rata aktivitas murid siklus I yaitu 54,75% siklus II 67,93% dan pada siklus III mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu 81,28%. Respon murid dalam pelaksanaan kegiatan literasi membaca dengan penerapan teknik review anggit angglang cukup tinggi berdasarkan hasil angket dari murid kelas IV.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik review anggit angglang dapat meningkatkan budaya literasi membaca murid kelas IV SDN 255 Maccini Baji.

Kata kunci: Teknik review anggit angglang, literasi membaca

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya, limpahan kemudahan, Kesehatan, serta segala nikmat yang tak pernah putus dari-Mu menjadikan tombak kekuatan sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini tepat pada waktunya. Rampungnya skripsi ini merupakan salah satu berkah yang telah Engkau titipkan dari sekian banyak nikmat-Mu.

Penyelesaian skripsi yang peneliti telah susun ini berjudul “Penerapan teknik review anggit angglang untuk meningkatkan budaya literasi membaca pada murid kelas IV SDN 255 Maccini Baji Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto” sebagai salah satu syarat penyelesaian studi pada program Strata-1 di jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi penelitian ini tentunya banyak hambatan yang menjadi bumbu tersendiri bagi peneliti, namun tentunya akan selalu ada kemudahan disetiap langkah jika diiringi dengan doa dan usaha. Arahan dan bimbingan dari berbagai pihak juga tentunya sangat membantu peneliti dalam penyusunan skripsi sehingga terselesaikan tepat waktu. Oleh karena itu peneliti dengan hati yang tulus berterima kasih kepada kedua orang tua tercinta dan keluarga besar yang senantiasa memberikan motivasi dan doa kepada peneliti, dimana doa yang selalu diberikan mampu menjadi anak panah yang dapat melesat dengan sangat baik menembus banyaknya hambatan.

(9)

ix

Selanjutnya ucapan terima kasih ditujukan kepada, Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan peluang untuk dapat mengikuti proses perkuliahan pada program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Erwin Akib, S. Pd., M. Pd., Ph. D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Serta seluruh staf pegawai dalam lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memfasilitasi dengan baik selama proses perkuliahan sampai dengan penyusunan skripsi penelitian.

Ucapan terima kasih kepada bapak Aliem Bahri, S.Pd., M. Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan dosen pembimbing I. Serta ibu Sri Rahayu, S.Pd., M. Pd. Pembimbing II yang dengan kelapangan hati serta ikhlas dan sabar telah meluangkan waktu dan pikiran untuk selalu memberikan arahan serta saran yang bermanfaat bagi peneliti dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Kepada teman-teman kelas E PGSD 2017, para rekan Asisten LAB IPA PGSD, Nur firdha cahyani facdhar, Haslinda amelia putri, dan Nirmawati. Terima kasih atas segala saran dan motivasi yang telah diberikan selama ini. Serta yang teristimewa ke tujuh member BTS yang selalu mampu memberikan warna penyemangat dalam penyusunan skripsi ketika lelah datang bertamu.

Peneliti menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat namun tak sempat disebutkan namanya atas bantuan dan bimbingannya, semoga apa yang telah diberikan bernilai pahala di sisi Allah yang Maha Esa.

Peneliti berharap apa yang tertuang dalam penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, peneliti berharap berbagai kritikan yang membangun dari pembaca agar dapat

(10)

x

bermanfaat bagi bidang pendidikan serta dalam penerapan di lapangan yang nantinya dapat dikembangkan lebih lanjut, serta yang paling utama manfaat bagi pribadi peneliti sendiri.

Makassar, Juni 2021

Ulfi Yulivia C

(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Masalah Penelitian ... 5

1. Identifikasi Masalah ... 5

2. Alternatif Pemecahan Masalah ... 6

3. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ... 9

A. Kajian Pustaka... 9

1. Penelitian Relevan ... 9

2. Pendidikan Indonesia dan Permasalahannya ... 10

(12)

xii

3. Budaya Literasi Murid ... 13

4. Teori Literasi ... 15

5. Teknik Review Anggit Angglang ... 18

6. Kriteria Penilaian Literasi Membaca... 26

B. Kerangka Pikir ... 29

C. Hipotesis Tindakan ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Jenis Penelitian ... 32

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 32

C. Faktor yang Diselidiki ... 33

D. Prosedur Penelitian ... 33

E. Instrumen Penelitian ... 36

F. Teknik Pengumpulan Data ... 38

G. Teknik Analisis Data ... 39

H. Indikator Keberhasilan ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Hasil Penelitian ... 42

1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I ... 42

2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II ... 53

3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus III ... 64

B. Pembahasan ... 79

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 83

A. Simpulan ... 83

B. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 86

LAMPIRAN ... 88

RIWAYAT HIDUP ... 181

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Komponen Asesmen Literasi Membaca... 28

2.2. Rubrik penilaian kegiatan membaca murid kelas IV ... 28

3.1. Kisi-kisi Instrumen Tes ... 37

3.2. Standar KKM SDN 255 Maccini Baji... 39

3.3. Kategori taraf keaktifan murid kelas IV SDN 255 Maccini Baji ... 40

3.4. Distribusi keberhasilan dalam rentang predikat KKM ... 41

4.1. Keaktifan membaca murid kelas IV SDN 255 Maccini Baji ... 47

4.2. Hasil belajar murid kelas IV SDN 255 Maccini Baji Siklus I ... 49

4.3. Hasil observasi aktivitas murid siklus I ... 50

4.4. Keaktifan membaca murid kelas IV SDN 255 Maccini Baji ... 59

4.5. Hasil belajar murid kelas IV SDN 255 Maccini Baji Siklus II... 60

4.6. Hasil observasi aktivitas murid siklus II ... 61

4.7. Keaktifan membaca murid kelas IV SDN 255 Maccini Baji ... 72

4.8. Hasil belajar murid kelas IV SDN 255 Maccini Baji Siklus III ... 73

4.9. Hasil observasi aktivitas murid siklus III ... 74

4.10. Hasil angket murid kelas IV SDN 255 Maccini Baji ... 78

4.11. Perbandingan peningkatan keaktifan literasi membaca murid kelas IV SDN 255 Maccini Baji ... 79

1.12. Perbandingan hasil belajar dan ketuntasan belajar murid kelas IV SDN 255 Maccini Baji ... 80

(14)

xiv

1.13. Perbandingan hasil observasi aktivitas murid kelas IV SDN 255

Maccini Baji ... 82

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Bagan Kerangka Pikir Penelitian ... 30 3.1. Skema Pelaksanaan Tindakan Kelas ... 34

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN A ... 88

1. Skema Pelaksanaan Penelitian ... 89

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 90

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 95

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 100

5. Daftar Hadir Murid Siklus I ... 105

6. Daftar Hadir Murid Siklus II ... 106

7. Daftar Hadir Murid Siklus III ... 107

8. Lembar Observasi Siklus I ... 108

9. Lembar Observasi Siklus II ... 112

10. Lembar Observasi Siklus III ... 115

11. Tes Akhir Siklus I ... 118

12. Tes Akhir Siklus II ... 133

13. Tes Akhir Siklus III ... 148

14. Lembar Angket ... 163

LAMPIRAN B ... 170

1. Kartu Kontrol Bimbingan ... 171

2. Persuratan ... 173

2. Dokumentasi Kegiatan ... 181

(17)

1 BAB 1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan wadah dalam membina manusia agar menjadi manusia dengan kata lain pendidikan adalah salah satu usaha agar bisa meningkatkan bakat seseorang hingga pada tingkat maksimal. Oleh sebab itu pendidikan tentunya merupakan suatu unsur yang tidak bisa dipisahkan dari proses kehidupan manusia, dimana pendidikan dapat dikatakan sebagai sinar penerang bagi setiap insang dalam menentukan arah, tujuan, serta arti kehidupan.

Pendidikan menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Bab 1 pasal 1 berbunyi: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara efektif mewujudkan potensi dirinya dan memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, akhlak mulia, kecerdasan, kepribadian, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”. Sedangkan menurut Chomaidi dan Salamah (2018:10) menyatakan bahwa “Pendidikan dapat diartikan sebagai pengaruh dinamis terhadap perkembangan mental, fisik, moral, keterampilan, dan rasa sosial yang mampu mengembangkan pribadi integral”.

Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas tentunya akan melahirkan para penerus bangsa berprestasi. Kualitas pendidikan yang baik dapat dilihat dari kualitas pembelajaran yang terdapat di sekolah. Murid yang merupakan salah satu bibit penerus bangsa pastinya harus ditempa sedemikian rupa supaya sanggup menjajaki pertumbuhan era yang semakin cepat. Merujuk pada perkembangan

(18)

zaman yang semakin mutakhir baik di bidang teknologi dan informasi, manusia pastinya mulai berkembang mengikuti alur perkembangan zaman, tidak bisa dipungkiri dengan semakin canggihnya teknologi sekarang ini juga memberikan dampak bagi murid, salah satu dampak yang dapat dilihat yaitu aktivitas membaca tidak lagi hanya dapat dilakukan dengan membaca buku saja, melainkan telah banyak bahan bacaan yang dapat ditemukan lewat penjelajahan di internet namun semakin banyaknya bahan bacaan tersebut tingkat atensi membaca juga semakin menyusut, mayoritas orang hanya lebih suka menghabiskan waktu untuk mengakses media sosial ataupun bermain game online semata.Sehingga mutu literasi yang ada juga menurun.

Permasalahan pembudayaan kegiatan literasi terutama literasi membaca merupakan hal yang tentunya perlu perhatian khusus, Rendahnya kualitas literasi di Indonesia tentunya merupakan masalah yang benar-benar harus di dalami dengan baik. Karena untuk menghadapi era teknologi yang semakin canggih ini salah satu hal yang mampu mengoptimalkan potensi suatu individu adalah kebutuhan literasi. Dari hal ini perlu dipersiapkan murid yang mampu menerapkan budaya literasi di setiap proses pembelajarannya sebagai persiapan mereka kedepannya. Rendahnya literasi anak di Indonesia menurut Padmadewi dan Luh Putu Artini (2018:9) disebabkan oleh beberapa faktor yang mendasari salah satunya yaitu masih banyak anak-anak yang kurang berminat untuk membaca buku serta bahan bacaan lainnya, juga sekolah sebagai lembaga pendidikan formal seringkali belum ada atau tidak mempunyai program pengembangan kegiatan literasi membaca secara sistematik.

(19)

“Literasi bukan hanya sekadar kemampuan seseorang dalam membaca dan menulis, tetapi juga berkembang seiring dengan perkembangan zaman, yaitu kemampuan seseorang untuk mengenal dan mengartikan huruf (tulisan) kode atau simbol.... kini kata literasi makna rujukannya telah meluas dan semakin kompleks” (Malawi, dkk. (2017:10). Pengertian literasi itu luas, namun tentunya untuk mengembangkan literasi di usia anak-anak tentunya harus dimulai dari yang sederhana, literasi yang paling dasar adalah membaca. Oleh karena itu, salah satu wadah untuk menumbuhkan literasi untuk murid tentunya di lingkungan sekolah yang merupakan tempat dimana murid dapat mengembangkan kemampuan mereka.

Sebagai wadah, sekolah tentunya dapat menggalakkan kegiatan literasi membaca di lingkungan sekolah. Selain itu, pemerintah telah merumuskan kampanye literasi sekolah yang harus dilaksanakan sesuai dengan kurikulum 2013, yaitu dengan pembiasaan membaca sebelum memulai materi pembelajaran.

Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah yaitu dengan mengerahkan para tenaga pendidik untuk dapat memberikan kontribusi dalam membudayakan literasi membaca. Sejalan dengan itu berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di SDN 255 Maccini Baji Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto, yang dilaksanakan dengan mewawancarai beberapa tenaga pendidik terutama wali kelas IV SDN 255 Maccini Baji. Hasil wawancara yang dilaksanakan memberikan informasi kepada peneliti bawa di SDN 255 Maccini Baji kegiatan literasi telah dilakukan dengan pembiasaan membaca sebelum memulai kegiatan pembelajaran serta dengan menyediakan bahan bacaan kepada

(20)

murid pada masing-masing kelas. Sebagaimana dalam kegiatan literasi terutama literasi membaca ada beberapa faktor pendukung yang tentunya harus diperhatikan yaitu bahan bacaan yang memadai, antusias murid, dan dukungan publik. Namun kadang kala kegiatan literasi membaca terkesan monoton sehingga antusias atau minat murid dalam melakukan kegiatan literasi juga kurang.

Salah satu teknik review yang dapat digunakan untuk membudayakan literasi membaca di sekolah dalam gerakan literasi sekolah yaitu teknik review anggit angglang. Teknik review anggita anglang sendiri pada awalnya diterapkan dilingkungan keluarga yang kemudian diimplementasikan pada tingkat sekolah dasar, teknik review anggit angglang terdiri dari beberapa tahap yaitu teknik jumara, teknik sawarna sarupa, teknik ngaprak, teknik melampah, dan teknik banar. Yang dimana salah satunya dapat digunakan dalam kegiatan literasi membaca untuk tingkat sekolah dasar. Kelebihan teknik review anggit angglang yaitu mampu membuka wawasan murid sebagaimana teknik review anggit angglang merupakan kegiatan berpikir terbuka selain itu, praktek dalam teknik review anggit angglang beragam sehingga pendidik dapat menyesuaikan praktek apa yang sesuai diterapkan kepada para murid nantinya.

Peneliti juga merujuk beberapa penelitian terdahulu yang relevan untuk digunakan sebagai bahan acuan peneliti dalam penelitian ini. Salah satu penelitian yang dijadikan sebagai bahan acuan yaitu penelitian dari Rahmi (20I9) dengan judul penelitian penerapan model discovery learning dengan praktik anggit angglang untuk meningkatkan hasil belajar murid pada mata pelajaran biologi di SMAN 2 Kota Tasikmalaya. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil

(21)

belajar dengan menerapkan praktek anggit angglang. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dijadikan sebagai acuan yaitu penerapan teknik review anggit angglang dalam proses pembelajaran sedangkan yang membedakan penelitian terdahulu dengan penelitian kali ini yaitu terletak pada subjek penelitiannya. Selain itu penelitian yang juga dijadikan sebagai acuan oleh peneliti yaitu penelitian dari Maulidyawati (2020) yang berjudul Implementasi kultur literasi dalam keterampilan membaca murid SD Inpres Perumnas Antang Kota Makassar. Kedua penelitian yang dijadikan acuan oleh peneliti ini tentunya memiliki persamaan dan perbedaan dari penelitian yang peneliti lakukan sebagai bentuk pengembangan suatu penelitian yang dilakukan nantinya.

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari pelaksanaan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas terkait budaya literasi membaca di tingkat sekolah dasar dengan judul penelitian “Penerapan Teknik review anggit anglang untuk meningkatkan budaya literasi membaca pada murid kelas IV SDN 255 Maccini Baji Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto”.

B. Masalah Penelitian 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, salah satu masalah utama dalam kegiatan membudayakan literasi membaca di tingkat sekolah dasar yaitu kurangnya pemahaman dari berbagai pihak terkait literasi yang dimana kebanyakan orang menganggap literasi hanya berupa kegiatan membaca, namun nyatanya literasi lebih luas dari itu. Kekurangan fasilitas pendukung juga

(22)

berdampak besar dalam peningkatan kegiatan literasi membaca yang merupakan literasi dasar. Kadangkala guru juga jarang memberikan variasi dalam kegiatan literasi, dimana murid hanya diarahkan membaca saja, hal inilah yang menyebabkan murid cenderung bosan dan jenuh dalam kegiatan literasi membaca. Sehingga diperlukan teknik yang dapat menumbuhkan minat murid dalam kegiatan literasi membaca di kelas IV SDN 255 Maccini Baji Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto.

2. Alternatif Pemecahan Masalah

Untuk memecahkan masalah terkait rendahnya budaya literasi membaca pada murid kelas IV SDN 255 Maccini Baji Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto, peneliti menerapkan teknik review anggit angglang dalam pelaksanaan pembelajaran.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat dipaparkan permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan teknik review anggit angglang dalam meningkatkan budaya literasi membaca pada murid kelas IV SDN 255 Maccini Baji?

2. Apakah penerapan teknik review anggit angglang dapat meningkatkan budaya literasi membaca pada murid kelas IV SDN 255 Maccini Baji?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu:

(23)

1. Untuk mengetahui penerapan teknik review anggit angglang pada murid kelas IV SDN 255 Maccini Baji.

2. Untuk meningkatkan budaya literasi membaca melalui penerapan teknik review anggit angglang pada murid kelas IV SDN 255 Maccini Baji.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat mendukung adanya peningkatan literasi membaca pada jenjang sekolah dasar dengan menerapkan sebuah teknik pembelajaran yakni teknik review anggit angglang, yang dapat dijadikan sebagai pendukung teori untuk kegiatan penelitian-penelitian kedepannya yang berkaitan dengan literasi membaca, serta dapat menambah peningkatan pengetahuan dalam dunia pendidikan.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru

Penerapan teknik review anggit angglang dalam proses pembelajaran diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan bagi pendidik mengenai teknik pembelajaran yang ada dan beragam serta inovatif sehingga mampu memberikan warna baru dalam proses pembelajaran bersama dengan murid.

b. Bagi Murid

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman yang baru bagi murid selain itu diharapkan dapat memberikan motivasi baik bagi para murid untuk mencoba hal-hal baru dalam membudayakan literasi

(24)

membaca. Serta penerapan teknik review anggit anglang diharapkan dapat memberikan pembelajaran yang bermakna bagi murid.

c. Bagi Sekolah

Penerapan teknik review anggit anglang dapat meningkatkan budaya literasi membaca pada murid maupun para guru di lingkungan sekolah dengan adanya kontribusi yang lebih baik dalam perbaikan pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan mutu sekolah menjadi lebih baik.

d. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan serta menambah wawasan dan pengalaman dalam proses pembelajaran yang berkaitan dengan teknik pembelajaran yang beragam serta memberikan pengetahuan yang lebih lagi terkait literasi.

(25)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka 1. Penelitian Relevan

Penelitian relevan merupakan penelitian yang dijadikan sebagai rujukan dari penelitian yang akan dilakukan. Oleh sebab itu peneliti merujuk beberapa penelitian terdahulu yang pokok permasalahannya hampir sama, guna untuk kelengkapan penelitian yang dilakukan. Berikut beberapa penelitian yang relevan tersebut:

a. Rahmi (2019) Universitas Siliwangi, dengan judul penelitian yaitu penerapan model discovery learning dengan praktik “anggit angglang” untuk meningkatkan hasil belajar murid pada mata pelajaran biologi di SMAN 2 Kota Tasikmalaya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar dari siklus I pertemuan 1 baik pada nilai individu maupun klasikal dimana peneliti mencapai kriteria keberhasilan 75 dan 80%, yaitu pada siklus II pertemuan 2 sebesar 81,11 untuk rata-rata kelas dan 82,50% untuk nilai individu. Adapun persamaan penelitian Iis sumunar rahmi dengan penulis adalah yaitu sama-sama menggunakan teknik anggit angglang dalam proses pembelajaran, sedangkan yang membedakan penelitian terdahulu dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu penelitian terdahulu memfokuskan untuk meningkatkan hasil belajar murid pada mata pelajaran Biologi sedangkan penelitian yang peneliti lakukan yaitu memfokuskan untuk meningkatkan kegiatan literasi membaca di sekolah dasar.

(26)

b. Maulidyawati (2020). Universitas Muhammadiyah Makassar. Dengan judul penelitian, yaitu implementasi kultur literasi dalam keterampilan membaca murid SD Inpres Perumnas Antang II/I Kota Makassar. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang baik dari penerapan budaya literasi dalam hal ini gerakan literasi sekolah dengan kualitas belajar murid dalam keterampilan membaca. Perbedaan penelitian terdahulu dengan peneliti yaitu dapat dilihat dari jenis penelitian yang digunakan dimana penelitian terdahulu menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus sedangkan jenis penelitian yang peneliti gunakan yaitu penelitian tindakan kelas serta subjek penelitian yang berbeda juga adanya perlakukan yang peneliti sekarang gunakan yaitu teknik review anggit angglang.

Persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu sama-sama berfokus pada kultur atau budaya literasi di tingkat sekolah dasar.

2. Pendidikan di Indonesia dan Permasalahannya

Pendidik yang baik pastinya harus sanggup mendampingi muridnya untuk menjadi generasi yang berakar kokoh. Oleh sebab itu pendidikan dipandang menjadi wadah yang bisa menempah para generasi bangsa supaya bisa menjadi generasi unggul. Pendidikan merupakan aktivitas memanusiakan manusia dengan kata lain pendidikan merupakan pembelajaran ilmu pengetahuan, keahlian, serta kebiasaan sekelompok orang yang berasal dari suatu generasi ke generasi selanjutnya. Pendidikan di Indonesia hingga saat ini terus dikembangkan oleh pemerintah salah satunya yaitu dengan menyediakan

(27)

atau mengusung beberapa program yang diharapkan bisa meningkatkan pendidikan di Indonesia dengan mutu yang baik, salah satu contohnya ialah dengan mengadakan program merdeka belajar dan menggiatkan gerakan literasi sekolah. Tidak hanya itu bahan ajar seperti RPP diadaptasi lebih khusus lagi sehingga penggunaannya dalam aktivitas pembelajaran lebih efisien serta efektif.

Beberapa kegiatan juga gencar dilaksanakan untuk para guru supaya menambah wawasan serta daya kreatif para guru dalam penerapan pembelajaran.

Pendidikan di Indonesia juga tentunya tidak pernah lepas dari permasalahan pendidikan. Permasalahan pendidikan hingga saat ini masih diwarnai dengan ketidaksetaraan akses terhadap pembelajaran yang bermutu.

Akses pendidikan yang berkualitas, masih jauh dari jangkauan masyarakat terutama masyarakat yang berada di wilayah 3T. Mutu pendidikan sampai saat ini masih menjadi permasalahan pendidikan di Indonesia. Tentunya hal ini tidak hanya masalah pendidikan terpaut akses pendidikan yang bermutu saja. Apabila suatu negara mempunyai sistem pendidikan yang masih memiliki banyak permasalahan tentunya wajib lekas dituntaskan sebab bila permasalahan tersebut terus berkembang maka sistem pendidikan yang ada pastinya tidak akan baik pula dan kualitas pendidikan yang bermutu tidak akan sempat tercapai.

Permasalahan pendidikan di Indonesia timbul akibat dari beberapa aspek, antara lain yaitu:

a. Fasilitas pendidikan yang kurang memadai

Fasilitas pendidikan mencakup ruang belajar dengan segala isinya baik itu gedung sekolah, atau sarana dan prasarana pendukung lainnya. Masalah

(28)

fasilitas pendidikan ini tentunya tidak dapat dikatakan permasalahan yang cukup mudah sebab bilamana fasilitas pendidikan memadai seperti papan tulis, meja, kursi, ruang kelas yang nyaman, perkakas penunjang lain seperti alat-alat laboratorium, alat elektronik dan lainnya tentunya proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik. Namun bila fasilitas pendidikan tidak cukup memadai maka proses pembelajaran juga kan terganggu. Salah satu contohnya perbedaan antara fasilitas pendidikan yang ada di kota dengan yang ada di daerah tentunya berbeda dan tentu pengalaman antara murid yang ada di kota dengan di daerah berbeda pula terutama yang berkaitan dengan kemajuan teknologi.

b. Kualitas tenaga pendidik

Faktor selanjutnya yang mempengaruhi permasalahan pendidikan di Indonesia terkait kualitas tenaga pendidik. Tenaga pendidik dalam hal ini guru merupakan kuas yang nantinya akan menggoreskan warna di atas sebuah kanvas.

Oleh sebab itu kualitas tenaga pendidik yang baik akan mempengaruhi kualitas pendidikan di Indonesia. Tugas utama seorang guru yaitu mendidik, membimbing, melatih, dan menilai serta mengevaluasi muridnya.

Kualitas tenaga pendidik yang profesional dalam membimbing proses pembelajaran akan mempengaruhi prestasi dari murid. Sebagaimana guru yang baik tentunya tidak akan melepas begitu saja muridnya namun terus membimbing dan mengembangkan kemampuan dari murid. Tenaga pendidikan yang berkualitas juga akan membuat proses pembelajaran menjadi lebih efekti, efisien dan menyenangkan sehingga murid tidak mudah jenuh serta mampu mengingat pembelajaran dengan baik.

(29)

c. Tenaga pendidik di daerah 3T masih kurang

Sekolah yang ada di daerah 3T tentunya perlu perhatian khusus terutama terkait tenaga pendidik. Beberapa daerah memiliki gedung sekolah namun tenaga pendidik yang ada di sekolah tersebut kurang. Maka dari itu kegiatan pembelajaran juga akan terhambat. Penyaluran tenaga pendidik ke beberapa daerah yang sekolahnya membutuhkan tenaga pendidikan tentunya harus diperhatikan dengan baik terutama penyaluran guru yang kompeten dan profesional dalam bidangnya sebab tidak adanya tenaga pendidikan di suatu daerah akan menyebabkan minimnya pengetahuan di daerah tersebut.

3. Budaya Literasi Murid

Budaya merupakan seluruh perihal yang terdapat dalam proses kehidupan manusia yang dilaksanakan secara turun temurun dengan kata lain budaya merupakan metode hidup yang telah dikembangkan oleh masyarakat.

Manusia dalam kehidupannya tentunya tidak terlepas dari budaya ataupun kebudayaan dimana tiap aktivitas dalam kemasyarakatan senantiasa beriringan dengan budaya.

Yong Pai (Widodo, 2019:57-58) menyatakan bahwa:

Budaya umumnya ditatap serupa dengan pengetahuan, keahlian,sikap, perilaku, serta kepercayaan, yang dihasilkan oleh suatu masyarakat dan dialihkan dari suatu generasi ke generasi selanjutnya. Budaya merupakan totalitas capaian intelektual, sosial, teknologi, politik, ekonomi, moral, agama, serta kecakapan estetis umat manusia.

Budaya sebagaimana yang sudah dipaparkan sebelumnya dapat dikatakan jika budaya ialah suatu kebiasaan yang telah tercipta sejak dahulu yang setelah

(30)

itu diturunkan kepada generasi selanjutnya kebiasaan ini terbentuk dari benak manusia, tingkah laku, serta hasil laku manusia. Terpaut dengan itu salah satu budaya yang pastinya harus dilaksanakan untuk kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang yaitu budaya literasi. Literasi dewasa ini terus diperhatikan sebab salah satu aspek yang pastinya bisa mengembangkan negeri kita ialah terletak pada tingkatan literasinya, mengapa demikian sebab bila kualitas literasi di suatu negeri baik maka kualitas generasi bangsanya dapat dikatakan baik pula.

“Secara tradisional literasi dipandang selaku keahlian membaca serta menulis .... literasi (literacy) adalah mampu untuk membaca serta menulis (able to read and write), sebaliknya orang yang sanggup keduanya disebut literat”

widyastuti (2017:14).

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2017:5) menyatakan bahwa

Literasi baca tulis dapat disebut selaku moyang seluruh tipe literasi sebab mempunyai sejarah amat panjang. Literasi ini bahkan bisa dikatakan sebagai arti dini literas, walaupun setelah itu dari waktu ke waktu arti tersebut mengalami pergantian. Tidak mengherankan bila penafsiran literasi baca tulis mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Pada mulanya literasi baca tulis kerap dipahami sebagai melek aksara, dalam artian tidak buta huruf. Setelah itu melek aksara dipahami selaku uraian atas informasi yang tertuang dalam media tulis.

Membudayakan literasi tentunya baik dilaksanakan sedari dini salah satunya yaitu membudayakan literasi tingkat sekolah dasar yakni murid.

Sebagaimana diketahui bahwa murid di tingkat sekolah terutama sekolah dasar hendaknya diberikan pengetahuan yang baik agar nantinya dapat memiliki perkembangan yang baik pula. Namun terkadang membudayakan literasi tidak

(31)

cukup mudah dilakukan oleh sebab itu peran seluruh aspek sangat dibutuhkan.

Baik itu dari segi penerapan kegiatan literasi maupun fasilitas pendukungnya.

Sekolah yang dapat memfasilitasi muridnya untuk memperoleh segala kemampuan yang berguna bagi kehidupannya dapat dikategorikan sebagai sekolah literasi. Ciri-ciri sekolah literasi yaitu: 1) literasi merupakan salah satu visinya, 2) Tenaga pendidik peduli dengan literasi, 3) Adanya sarana literasi, 5) Menerapkan pembelajaran literasi (Maulidyawati, 2020:28). Reading is the heart of education pernyataan ini bermakna bahwa membaca adalah jantung atau inti dalam suatu pendidikan, sehingga dapat dimaknai bahwa membaca adalah kegiatan yang sangat penting, di mana orang-orang yang rajin membaca tentunya akan memiliki wawasan yang luas pula. Dalman dalam (Sari, 2020:142).

4. Teori Literasi

a. Pengertian Literasi

Tingkat pendidikan sekolah dasar merupakan tingkat awal bagi murid untuk membuka wawasan mereka. Dalam tingkat ini yang merupakan dalam ranah pendidikan formal, para pihak yang terlibat didalamnya hendaknya dapat berperan aktif untuk meningkatkan pengembangan komponen kemampuan muridnya, terutama di ranah literasi. Literasi dewasa ini gencar digaungkan oleh beberapa pihak tak terkecuali bagi pemerintah salah satu contoh bahwa sekarang pemerintah sangat gencar dalam membudayakan literasi yaitu dengan membuat gerakan literasi sekolah (GLS). Akan tetapi, masih banyak orang yang belum mengetahui secara baik mengenai literasi, padahal tentunya

(32)

mengetahui makna, jenis, maupun aspek yang ada didalamnya sangatlah penting untuk diketahui.

Literasi adalah keterampilan penting dalam kehidupan. Dalam proses pendidikan, sebagian besar proses yang ada dalam dunia pendidikan mengandalkan keterampilan dan kesadaran literasi. (Wandasari, 2017:326).

Sedangkan menurut Nur (2019:62) “Literasi merupakan sebuah konsep yang memiliki makna kompleks, dinamis, terus menerus dimaknai, dan didefinisikan dengan bermacam-macam cara dan perspektif”.

Literasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan seseorang dalam berbahasa termasuk membaca, menulis, berbicara, berhitung dan memecahkan masalah pada tingkat pengetahuan profesional tertentu yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari. Literasi dapat dikatakan sebagai jalan satu-satunya untuk mendapatkan pemahaman yang utuh tentang sebuah realitas. Membudayakan literasi dalam setiap bidang kehidupan dapat dijadikan sebagai modal dasar untuk menganalisis dan mengkritik dari berbagai fenomena yang terjadi.

(Nopilda dan Muhammad Kristiawan, 2018:218).

Menurut berbagai sudut pandang terkait literasi, maka literasi dalam hal ini dapat dijelaskan sebagai salah satu proses pengembangan kemampuan yang tidak hanya dalam bidang membaca, tetapi juga lebih luas dan kompleks, meliputi keterampilan menulis, menghitung, berbicara, dan berpikir kritis.

Membaca merupakan salah satu keterampilan literasi dasar yang harus dipahami murid lebih awal terutama di tingkat sekolah dasar. Penanaman

(33)

keterampilan literasi di lingkungan sekolah dan masyarakat diharapkan mampu memberikan hal baru dan bekal bagi kehidupan masyarakat di masa yang akan datang. Seperti yang dikatakan oleh Nopilda dan Muhammad Kristiawati (2018: 218) “Jika budaya atau tradisi literasi Indonesia tidak berkembang, negara akan menanggung akibatnya”. Oleh sebab itu membudayakan literasi sejak dini sangatlah penting bagi keberlangsungan hidup yang lebih baik kedepannya.

b. Tingkatan Literasi

Membudayakan kegiatan literasi sangatlah penting bagi kehidupan individu ke depannya terutama bagi murid di tingkat sekolah dasar, namun membiasakan gerakan literasi pada tingkat sekolah dasar tentu tidaklah mudah, maka diperlukan proses dan tahapan yang panjang yang perlu dilalui penggerak literasi dalam membiasakan kegiatan literasi di usia sekolah dasar. Sejalan dengan Padmadewi dan Luh Putu Artini (2018:10-11) menjelaskan bahwa tingkatan literasi ada empat tingkatan yaitu tingkatan awal, tingkatan pemula, tingkatan menengah, dan tingkatan lanjut.

1) Tingkatan awal

a. Memahami bahwa simbol memiliki makna.

b. Dapat menghubungkan antara tanda bahasa lisan dan tulisan.

c. Mulai membaca tanda-tanda yang ada di lingkungannya.

d. Mulai membaca dan menulis huruf.

2) Tingkatan pemula

a. Mulai mengetahui bahwa kata terdiri dari bunyi yang berbeda.

(34)

b. Mengetahui keterkaitan huruf dengan bunyi, serta mampu membaca dengan benar.

c. Dapat menyusun kata-kata menjadi kalimat sederhana.

d. Dapat menumbuhkan ide dengan baik.

e. Menulis dengan berbagai cara dengan topik pribadi sendiri.

3) Tingkat menengah

a. Membaca untuk kesenangan serta menemukan informasi.

b. Menuliskan ide serta mampu menjawab soal tentang teks bacaan.

c. Sering membaca sendiri pada jangka waktu tertentu.

d. Mampu berinteraksi menggunakan tulisan.

e. Menghasilkan tulisan dan karya seni yang menyatakan jawaban personal untuk menyatakan pemahaman.

4) Tingkatan lanjut

a. Mengurangi bantuan dalam mengerjakan tugas baru atau konteks.

b. Membaca untuk mendapatkan informasi.

c. Pengetahuan meningkat dan memperbaiki kesalahan sendiri.

5. Teknik Review Anggit Angglang

Banyak cara yang dapat dilakukan oleh penggiat literasi untuk dapat memperluas gerakan literasi di Indonesia. Salah satunya yaitu penerapan teknik review anggita angglang. Teknik review anggit anglang adalah pendekatan cara berpikir terbuka yang diterapkan secara terus menerus atau rutin dan secara terstruktur, yang kemudian akan merangsang tumbuhnya beragam kemampuan berpikir sesuai kreativitas dari masing-masing orang. Kegiatan untuk

(35)

meningkatkan cara berpikir yang terbuka dapat diterapkan sejak usia dini ataupun orang dewasa atau dapat dikatakan bahwa kegiatan ini dapat diterapkan di setiap jenjang usia apapun.

Latifah dan Achmad Kurniawan (2020:577) menyatakan: “Kegiatan membaca merupakan sarana untuk melatih anggit angglang. baik dalam keluarga atau masyarakat. Selain itu, juga dapat diintegrasikan ke dalam rencana kurikulum mata pelajaran apapun, digunakan dalam kegiatan belajar di sekolah/kelas”.

Teknik review anggit anglang merupakan metode penanaman keterampilan literasi yang sebelumnya telah dimodifikasi, dan sekarang telah disesuaikan secara optimal sesuai dengan kondisi dan kebiasaan bangsa atau budaya Indonesia. Penamaan teknik ini lebih banyak menggunakan kata-kata yang berasal dari bahasa Sansekerta yang disesuaikan dengan aktivitas yang akan dilakukan. Dalam penerapan teknik review anggit anglang untuk menumbuhkan aktivitas literasi membaca terdapat 5 teknik di dalamnya yaitu teknik jumara, teknik sawarna sarupa, teknik ngaprak, teknik melampah dan teknik yang terakhir yaitu teknik banar.

a. Jenis-jenis Teknik Review Anggit Angglang

Teknik review anggit angglang dalam penerapannya ada beberapa jenis.

Latifah dan Achmad Kurniawan (2020:577-579) salah satunya yaitu:

1) Jumara

Teknik ini dapat dilakukan sebelum atau sesudah membaca bahan bacaan dengan gambar. Tergantung kemampuan maupun kesiapan murid, tidak ada

(36)

metode standar dan benar yang terbaik dalam teknik ini, karena yang paling penting adalah memiliki tautan ketika membaca cerita untuk memperkuat kemampuan menganalisis dan mengungkapkan pendapat yang dikemukakan atau ditemukan murid secara bebas. Tahapan kegiatan dari teknik jumarah ini adalah sebagai berikut:

a) Memberikan murid bahan bacaan bergambar atau cerita bacaan yang dibagikan oleh pendidik atau guru.

b) Sebelum membaca teks, minta murid untuk menunjukkan gambar, kemudian pendidik membimbing murid untuk menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan tek bacaan. Misalnya, minat apa yang dimiliki murid terhadap bahan bacaan. Serta pertanyaan lainnya yang berkaitan dengan bahan bacaan.

2) Sawarna Sarupa

Sawarna sarupa merupakan salah satu teknik yang terdapat dalam teknik review anggit angglang yang dapat digunakan dalam membudayakan literasi membaca di tingkat sekolah dasar. Adapun tujuan dari teknik sawarna sarupa ini yaitu:

a) Untuk melatih kemampuan berpikir secara cepat dan juga kreatif serta, mampu menemukan perpaduan antara yang dibaca, dilihat dan yang didengar.

b) Kata-kata yang berasal dari hati sangatlah berguna agar kata tersebut dapat bertahan lama dalam ingatan.

c) Mudah mencari bermacam cara penyampaian informasi dimana kegiatan ini

(37)

dapat membantu murid dalam melakukan parafrase.

Tahapan dalam pelaksanaan teknik sawarna sarupa dapat dilakukan dengan cara, yaitu:

1. Pendidik membacakan suatu cerita kepada murid.

2. Setelah pendidik membacakan cerita, murid kemudian diarahkan untuk menemukan hal-hal yang mewakili cerita yang dibacakan, seperti tokoh dan penokohan dalam cerita, alur cerita maupun lainnya. Pemilihan hal-hal yang mewakili cerita dibebaskan kepada murid, dalam kegiatan ini murid dapat belajar bagaimana mempertahankan alasan yang mereka buat.

3. Pendidik dan murid melakukan diskusi sederhana terkait hasil yang didapatkan oleh murid dalam kurung waktu 5 menit.

4. Murid kemudian mengisi sebuah kotak untuk menentukan satu simbol, namun terlebih dahulu murid diberikan waktu untuk berpikir selama 5 menit sebelum menentukan simbol apa yang akan digunakan.

5. Pada kotak simbol, murid kemudian menentukan satu simbol yang dapat mewakili perasaan murid saat membaca cerita. Simbol yang digunakan cukup satu untuk satu cerita. Bisa simbol yang dibuat sendiri atau yang sudah dipakai sebelumnya. Penerapan teknik sawarna sarupa ini diharapkan murid dapat melatih jiwa berimajinasi, melatih kebebasan berpikir dan juga mampu berliterasi melalui sebuah gambar, gambar-gambar yang digunakan juga bisa dari bentuk-bentuk yang sederhana sesuai kemampuan dari murid.

6. Murid membuat gambar pada kolom gambar yang telah disediakan, gambar

(38)

yang dibuat tidak perlu yang bagus tetapi sudah dapat mewakili cerita pada bahan bacaan yang diceritakan sebelumnya, yang terpenting gambar yang dibuat oleh murid sesuai keadaan cerita yang dibaca. Gambar yang digambar oleh murid bisa diberikan sebuah keterangan tentang cerita yang telah dibaca.

3) Ngaprak

Tahapan kegiatan dalam teknik ngaprak yang dapat dilakukan ada beberapa tahap diantaranya yaitu:

a) Pendidik menunjukkan gambar atau sebuah bahan bacaan yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari kepada murid.

b) Murid diarahkan untuk membuat suatu lingkaran ngaprak satu yang kemudian konsep yang didapatkan setelah melihat gambar atau bahan bacaan dituliskan dalam kertas atau buku catatan murid selama kurung waktu 5 menit. Kegiatan menuliskan konsep dilakukan setelah murid menganalisis gambar atau artikel yang diperlihatkan oleh pendidik.

c) Setelah menuliskan konsep yang didapatkan dengan waktu yang diberikan yaitu 5 menit, maka dari itu setelah waktu habis murid saling menukarkan hasilnya dengan murid yang lainnya. Namun terlebih dahulu murid harus memberikan garis bawah pada hasil yang telah mereka tulis agar nantinya murid tidak menambahkan tulisannya setelah waktu yang diberikan oleh pendidik telah habis.

d) Setelah saling menukarkan hasil dengan murid yang lainnya, pendidik lalu menunjuk salah satu murid untuk membacakan hasil tulisan temannya yang

(39)

mereka dapatkan di depan kelas untuk didengar oleh murid yang lainnya.

Semua hasil tulisan yang dibuat oleh murid dinyatakan benar, karena dianggap setiap pengetahuan yang ada pada masing-masing murid itu berbeda dengan murid yang lainnya.

e) Setelah tahap membacakan hasil tulisan, tahap selanjutnya yaitu hasil tulisan kemudian dikembalikan kepada masing-masing murid. Selanjutnya pendidik mengarahkan murid untuk membuat lingkaran ngaprak dua yang dimana lingkarannya lebih besar dari lingkaran sebelumnya namun waktu yang diberikan berkurang yaitu hanya diberikan kurang lebih 3 menit untuk menuliskan konsep yang mereka dapatkan.

f) Setelah semua tahap selesai dalam teknik ngaprak ini, hasil tulisan murid kemudian dikumpulkan untuk selanjutnya dipasang ke mading kelas sebagai reward atau penghargaan kepada murid terhadap hasil kerja yang mereka buat.

Tujuan dari praktek ini yaitu mendorong murid untuk mampu menemukan, menganalisis, serta menuliskan kembali informasi atau ide yang ditemukan maupun pengalaman dari murid. Serta mampu membimbing murid untuk menambah kosakata yang didapatkan murid dalam pembelajaran.

4) Melampah

Teknik berikutnya ialah teknik melampah. Melampah merupakan aktivitas untuk menentukan keputusan yang dapat senantiasa diingat oleh murid.

Higa jika murid memperoleh ataupun menemukan informasi yang dapat dikatakan serupa, murid sudah bisa membuat keputusan dengan cepat dan tepat.

(40)

Teknik melampah ini diharapkan nantinya bisa melatih proses berpikir murid dalam membangun pondasi pola pikir mereka. Adapun dibawah ini dijabarkan tahapan kegiatan review teknik anggit angglang tipe teknik melampah, yaitu sebagai berikut:

a) Pendidik membacakan suatu cerita kepada murid yang dimana dalam cerita tersebut terdapat unsur tokoh dengan menonjolkan aspek sikap dan sifat dari tokoh yang diperankan dalam cerita.

b) Pendidik kemudian memberikan benang merah kepada murid terkait sifat tokoh dalam cerita yang dibacakan.

c) Pendidik kemudian menerapkan timbal balik kepada murid dimana pendidik bertanya dan memberikan stimulus tentang sifat tokoh dalam cerita kepada murid.

d) Murid kemudian diarahkan oleh pendidik untuk mencoba mendalami peran dari tokoh yang diceritakan kemudian pendidik memberikan pertanyaan kepada murid jika murid merupakan tokoh yang ada pada cerita dan apa yang akan mereka lakukan jika menjadi atau dalam posisi tokoh dalam cerita tersebut.

e) Tahap terakhir murid kemudian menuliskan sifat- sifat apa saja yang tercermin dalam cerita yang dibacakan.

5) Banar

Teknik banar merupakan teknik yang diperluas dari teknik review jenis ngaprak, yang membedakan teknik banar dari teknik ngaprak ialah akumulasi sesi ketiga untuk melatih kefokusan murid dalam menemukan hal-hal baru untuk

(41)

menambah pengetahuan serta mengajukan beberapa pertanyaan eksplorasi yang tentunya memberikan dampak baik bagi murid dalam proses pembelajaran.

Tahapan kegiatan pada teknik banar ini yaitu sebagai berikut:

a) Pendidik membacakan judul suatu cerita ataupun teks bacaan kepada murid.

b) Murid diarahkan untuk menuliskan lima pertanyaan yang terkait dengan judul yang dibacakan oleh pendidik sebelumnya, dimana pertanyaan yang dituliskan tidak harus terkait dengan isi cerita namun berkaitan dengan hal- hal apa saja yang perlu diketahui terkait cerita tersebut.

c) Setelah itu pendidik melanjutkan membacakan isi cerita kepada murid.

d) Setelah selesai membacakan cerita, pendidik kemudian meminta murid untuk mengungkapkan hal-hal baru yang murid dapatkan setelah mendengar cerita. Setelah itu murid kemudian menyampaikan lima hal baru yang mereka dapatkan selama kegiatan berlangsung.

Berdasarkan uraian jenis-jenis teknik dalam teknik review anggit angglang yang terdiri dari beberapa jenis seperti yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti dalam penelitian ini menggunakan salah satu jenis teknik review anggit angglang yaitu jenis ngaprak. Pemilihan jenis ini disesuaikan dengan beberapa hal salah satunya yaitu terkait dengan kondisi murid di sekolah serta jenis penelitian yang digunakan.

b. Manfaat dan Tujuan Teknik Review Anggit Angglang

Manfaat penerapan teknik review anggit anglang saat aktivitas belajar dapat membantu murid menguasai pola-pola berpikir tertentu untuk bekal menjajal tantangan kehidupan, membantu mempermudah proses mengingat dan

(42)

memahami pengetahuan baru, serta menyerap informasi penting dengan cepat.

Hal ini ialah bagian dari keterampilan literasi yang tentunya harus dikuasai oleh setiap individu. Dimana literasi dibahasakan sebagai kemampuan untuk membuka wawasan baru melalui kemahiran menemukan informasi yang ada, keterampilan memberikan informasi baik secara jelas dan bertanggung jawab atas informasi yang diberikan, serta ketepatan untuk mengolah fakta maupun data untuk mengambil suatu keputusan yang benar. Tujuan digunakannya teknik review anggit anglang dalam kegiatan literasi membaca di tingkat sekolah dasar, diantaranya yaitu :

1) Membantu murid untuk mengenal dan menggali bermacam-macam ide dan materi yang akan dipelajari.

2) Menumbuhkan kemampuan murid agar dapat mengorganisasikan berbagai pengetahuan yang telah diperolehnya

3) Mendorong murid untuk mencari serta menemukan pengetahuan dan melakukan praktik olah rasa yang lebih dalam dengan murid sehingga dapat membangun hubungan yang lebih baik lagi antara pendidik dengan murid.

6. Kriteria Penilaian Literasi Membaca

Kegiatan literasi membaca adalah salah satu aktivitas literasi dasar yang tercantum ke dalam literasi baca tulis. Literasi membaca tidak hanya mencakup keahlian dalam mengeja kalimat ataupun membaca cepat. Literasi membaca mencakup lebih luas dari itu semacam proses menemukan, memahami informasi, menanggapi, menganalisis, mengembangkan kemampuan, dan untuk berpartisipasi di lingkungan sosial. Dalam lingkungan pendidikan dimana

(43)

kompetensi literasi yang terus berkembang memungkinkan murid dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran dalam berbagai mata pelajaran.

Asesmen kompetensi minimum (AKM) Literasi membaca memiliki 3 komponen yaitu konten, proses kognitif, serta konteks. Tingkatan proses kognitif dalam AKM menampilkan proses berpikir yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan, yaitu melalui mencari informasi, menjelaskan serta mengintegrasikan, dan mengevaluasi serta refleksi. Sebaliknya AKM memiliki tiga konteks yaitu, pribadi, sosial budaya serta ilmu pengetahuan.

Ada 3 tingkatan pembelajaran untuk penilaian literasi membaca di tingkat sekolah dasar, yaitu:

a. Tingkat pembelajaran 1, digunakan untuk murid kelas 1 serta 2, murid harus mencari informasi di teks bacaan.

b. Tingkat pembelajaran 2, dilaksanakan untuk partisipan di kelas 3 serta 4.

Setelah murid pada level ini akan dibimbing untuk menguasai, menemukan informasi, mereka akan mampu menganalisis format presentasi dalam teks bacaan, murid hendaknya menggunakan konten yang cocok dengan jenjang kelas, tidak hanya itu murid kemudian merefleksi isi bacaan untuk mengambil keputusan, menetapkan opsi, dan mengaitkan isi bacaan terhadap pengalaman individu murid.

c. Tingkat pembelajaran 3, diperuntukkan bagi murid kelas 5 serta 6. Isi pembelajaran pada tingkat ini tidak jauh berbeda dengan tingkat sebelumnya. Tetapi isi materi dalam pembelajaran tingkat 3 dikondisikan dengan jenjang kelas para murid yang melakukan aktivitas pembelajaran.

(44)

Tabel 2.1. Komponen asesmen literasi membaca Literasi Membaca

Konten Teks informasi dan teks fiksi Proses kognitif Menemukan informasi,

interpretasi dan integrasi, evaluasi dan refleksi.

Konteks Personal, sosial budaya, dan saintifik.

Sumber: (Dapodik.2021)

Berdasarkan level pembelajaran serta komponen asesmen literasi membaca yang telah diuraikan sebelumnya dimana subyek penelitian pada penelitian ini yaitu murid kelas IV SD yang berada pada level pembelajaran 2, maka dari itu rubrik penilaian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu:

Tabel 2.2. Rubrik penilaian kegiatan membaca murid kelas IV

No Aspek yang Dinilai Tingkatan Capaian

1 2 3 4

1. Menemukan informasi dalam teks bacaan.

2. Mengaitkan informasi bacaaan dengan pengalaman pribadi.

3. Kelancaran pengungkapan pendapat terkait informasi dalam teks.

4. Menyusun inferensi (kesimpulan) terkait isi teks.

5. Penambahan kosakata dan diksi yang ditemukan.

Jumlah Skor : Nilai :

Sumber: Haryanto (2020:191) Catatan :Centang (√) pada bagian yang memenuhi kriteria

(45)

Keterangan :1 = Kurang, 2 = Cukup, 3 = Baik, 4 = Sangat Baik Penilaian :

Total Nilai

5 x 100

B. Kerangka Pikir

Literasi membaca dewasa ini sangat gencar digaungkan oleh pemerintah dalam proses kehidupan. Literasi membaca yang termasuk ke dalam literasi dasar tentunya sangatlah penting dikenalkan pada murid sekolah dasar sejak dini.

Memperkenalkan kegiatan literasi pada murid tentu diperlukan teknik yang mendukung dalam kegiatan tersebut. Adapun pada penelitian ini peneliti memilih teknik review anggit angglang, teknik ini merupakan teknik untuk berpikir terbuka. Teknik review Anggit angglang memiliki 5 jenis praktek didalamnya, yaitu praktek Jumara, Sawarna sarupa, Ngaprak, Melampah, dan Banar. Lima jenis praktek dalam teknik review Anggit angglang dapat mempermudah pendidik dalam mengkondisikan teknik apa yang dibutuhkan atau yang sesuai dengan keadaan para murid dalam pembelajaran, terutama dalam membiasakan kegiatan literasi membaca pada murid pada tingkatan sekolah dasar.

Kondisi awal yang diperoleh peneliti menunjukkan informasi awal bahwa, kegiatan literasi telah dilaksanakan sebelum kegiatan pembelajaran namun murid cenderung bosan dan jenuh dalam kegiatan literasi membaca hal ini dikarenakan pendidik kurang mengikutsertakan murid secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.

(46)

Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang dapat dilakukan oleh pendidik untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran dengan melaksanakan suatu tindakan yang dilakukan secara bersiklus, dalam penelitian ini digunakan teknik review Anggit angglang untuk diterapkan dalam kegiatan literasi membaca pada murid kelas IV SDN 255 Maccini Baji Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto. Kondisi akhir yang tentunya diharapkan dengan penerapan teknik review Anggit angglang pada penelitian ini, yaitu dapat meningkatkan budaya literasi membaca pada murid kelas IV.

Uraian tersebut dapat digambarkan dalam suatu kerangka pikir, dimana Sugiyono (2016:60) berpendapat bahwa “Kerangka pemikiran yang baik secara teoritis akan menjelaskan pertautan antar variabel yang akan diteliti”. Kerangka pikir pada penelitian ini ditunjukkan pada gambar dibawah ini:

(Gambar 2.1. Bagan kerangka pikir penelitian)

1. Kegiatan literasi membaca rendah 2. Guru melaksanakan pembelajaran tanpa melibatkan murid secara aktif

Penggunaan teknik review anggit angglang pada masing-masing siklus

Kegiatan literasi membaca meningkat Kondisi Awal

Tindakan

Kondisi Akhir

Budaya Literasi membaca pada murid kelas IV SDN 255 Maccini Baji Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto.

(47)

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian kajian pustaka, kerangka pikir serta rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan teknik review anggit angglang dapat meningkatkan budaya literasi membaca pada murid kelas IV SDN 255 Maccini Baji.

(48)

32 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian tindakan yang terbagi ke dalam beberapa siklus sesuai dengan keberhasilan yang dicapai nantinya, yang dijadikan refleksi dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan atau memperbaiki sistem pembelajaran yang ada di kelas.

Penelitian tindakan kelas atau classroom action research adalah kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh seorang guru dalam proses pembelajaran dalam bentuk tindakan di kelas,untuk menemukan kelemahan dalam pembelajaran yang kemudian dilakukan perbaikan dan diakhiri dengan refleksi. (Sanjaya, 2016:11- 12)

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi pelaksanaan penelitian pada penelitian ini yaitu berada pada suatu sekolah dasar yaitu di SDN 255 Maccini Baji bertempat di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto. Adapun untuk penentuan pelaksanaan ini mengacu pada kalender akademik yang diterapkan oleh sekolah tempat diselenggarakannya penelitian ini. Subjek penelitian ini adalah murid-murid kelas IV SDN 255 Maccini Baji Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto, yang terdiri atas 11 orang murid laki-laki dan 3 orang murid perempuan.

(49)

C. Faktor yang Diselidiki

Faktor yang diselidiki dalam penelitian ini terdiri atas dua faktor yakni faktor proses dan faktor hasil, yaitu sebagai berikut:

1. Faktor proses

Melihat keaktifan murid maupun sikap murid dalam kegiatan literasi membaca, maupun interaksi yang terjadi dalam proses pembelajaran baik interaksi antara peneliti dengan murid maupun murid dengan murid lainnya.

2. Faktor hasil

Untuk melihat adanya peningkatan pada kegiatan literasi membaca setelah penerapan teknik review anggit angglang.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas terdiri dari empat tahap pelaksanaan yaitu Tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan yang terakhir yaitu tahap refleksi. Rancangan penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara bersiklus, maka penelitian ini direncanakan terdiri dari dua siklus. Prosedur penelitian diadaptasi dari model Taggart dalam Arikunto (2016:42). Adapun secara rinci tahapan penelitian ini digambarkan dalam skema pelaksanaan penelitian tindakan kelas yaitu, sebagai berikut:

(50)

Gambar 3.1 Skema Pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti terlebih dahulu melaksanakan konsultasi dengan guru kelas di sekolah terkait hal- hal yang akan dilaksanakan dan kondisi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dimana secara umum langkah- langkah yang dilakukan pada tahap perencanaan ini diantaranya yaitu:

1) Membuat instrumen pembelajaran baik berupa perencanaan pembelajaran maupun silabus yang disesuaikan dengan proses pembelajaran di sekolah serta penerapan teknik review anggit angglang.

Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan

Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan SIKLUS I

SIKLUS II

(51)

2) Menyediakan bahan penunjang lainnya seperti buku bacaan yang berkaitan dengan masalah.

3) Menyiapkan instrumen pengumpulan data pelaksanaan tindakan seperti lembar observasi, foto, dan sebagainya.

4) Mendesain alat evaluasi yang akan digunakan.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan tindakan ini adalah sebagai berikut:

1) Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat sebelumnya dengan melaksanakan tahapan-tahapan pembelajaran dari kegiatan awal pembelajaran, inti, serta kegiatan akhir.

2) Mengumpulkan data-data pengetahuan awal murid serta mengidentifikasi kesulitan yang ditemukan.

c. Tahap Observasi

Tahapan observasi yang dilakukan pada siklus pertama ini yaitu, sebagai berikut:

1) Melakukan observasi dengan mencatat semua kegiatan yang terjadi pada saat kegiatan berlangsung.

2) Peneliti melihat hasil dari proses kegiatan literasi membaca yang dilakukan dengan teknik review anggit angglang, serta menanyakan kepada murid tentang kendala atau kesulitan yang dirasakan murid saat kegiatan berlangsung.

(52)

d. Tahap Refleksi

Tahap Refleksi adalah tahap dimana mengkaji seluruh tindakan yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran, yang dilihat dari data yang didapatkan sebelumnya. Kemudian dilakukan evaluasi agar tindakan yang dilakukan kedepannya lebih baik lagi dengan melakukan beberapa inovasi.

(Parnawi, 2020:17)

Refleksi dilakukan setelah peneliti melaksanakan observasi, pada tahap ini dilakukan analisis terkait peningkatan yang terjadi pada aktivitas murid dalam penerapan teknik review anggit angglang untuk meningkatkan budaya literasi membaca. Tahap refleksi ini dilaksanakan pada saat proses pembelajaran selesai yang dimana hasil refleksi digunakan sebagai bahan untuk tindakan selanjutnya.

2. Siklus II

Tahapan pelaksanaan pada siklus II ini pada dasarnya sama dengan tahapan yang ada pada pelaksanaan di siklus I. Namun, dilakukan perbaikan atau beberapa pembenahan yang didasarkan pada hasil refleksi siklus I yang ditemukan sebelumnya agar memungkinkan penerapan teknik review anggit angglang dapat lebih efektif untuk meningkatkan kegiatan literasi membaca pada murid kelas IV SD Negeri 255 Maccini Baji Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu dengan cara:

(53)

1. Tes

Kegiatan tes yang dilakukan peneliti yaitu mendapatkan data tentang hasil belajar dilihat dari hasil tes yang diperoleh murid setelah membaca bahan bacaan yang diberikan.

Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Tes No Kelas Aspek

Kognitif

Indikator Soal No Soal

Bentuk Soal

1. IV C2

Pengetahuan dan pemahaman

Disajikan sebuah bahan bacaan atau teks cerita kepada murid

Dapat menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan bahan bacaan

1-5 Pilihan Ganda

2. IV C3

Penerapan

Mengaitkan informasi dalam teks bacaan dengan kehidupan pribadi murid.

6-10 Uraian

3. IV C4

Analisis

Menentukan makna yang terkandung dalam teks bacaan

Jumlah Soal 10

Sumber: Pusat Penilaian Pendidikan (2019:55) 2. Observasi

Observasi dilakukan oleh peneliti untuk pengambilan data kegiatan atau aktivitas murid di kelas saat pelaksanaan tindakan berlangsung.

(54)

3. Angket

Instrumen angket adalah alat bantu yang digunakan untuk mengetahui respon murid terkait kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan peneliti pada penelitian ini yaitu:

1. Tes

Teknik pengumpulan data ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar murid setelah proses pembelajaran atau setelah pendidik memberikan bahan bacaan kepada murid yang dilakukan dengan penerapan teknik review anggit angglang.

2. Observasi

Observasi merupakan kegiatan pengambilan data dengan mengamati seberapa jauh efek dari tindakan yang dilakukan. Lembar observasi digunakan untuk mendapat data yang menggambarkan kegiatan literasi membaca. Lembar observasi ini untuk mengetahui aktivitas murid dan mengidentifikasi cara yang baik dalam kegiatan literasi membaca di sekolah.

3. Angket

Angket atau kuesioner adalah suatu daftar yang berisi beberapa pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh data tentang respon murid dalam kegiatan literasi membaca dengan menerapkan teknik review anggit angglang.

Lembar angket diberikan setelah semua proses kegiatan telah selesai.

(55)

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis data tes hasil belajar

Tes hasil belajar yang dilakukan murid sebagai tolok ukur ketuntasan belajar murid yang dikategorikan kedalam kriteria ketuntasan minimal. Murid dikatakan tuntas ketika memiliki nilai paling sedikit 75 dari skor nilai tertinggi yaitu 100 berdasarkan ketetapan KKM yang ada di sekolah.

Tabel 3.2Standar KKM SDN 255 Maccini Baji.

Skor Kategori

0 ≤ x < 75 75 ≥ x ≤ 100

Tidak Tuntas Tuntas

Sumber: (SDN 255 Maccini Baji)

Rumus:

Ketuntasan belajar = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100%

2. Analisis data aktivitas murid

Analisis aktivitas murid dilakukan agar peneliti mengetahui bagaimana aktivitas murid terhadap penerapan teknik review anggit angglang yang telah dilaksanakan, untuk data aktivitas murid kelas IV berasal dari observasi yang dilakukan observer pada setiap pertemuan pembelajaran pada masing-masing siklus. Analisis data aktivitas murid dalam penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut:

(56)

Rumus:

P = 𝑓

𝑁 x 100%

Keterangan :

P = Angka persentase

f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = Banyak murid

100 = Bilangan tetap

Tabel 3.3 Kategori taraf keaktifan murid kelas IV SDN 255 Maccini Baji

No Persentase Kategori

1. 75-100% Sangat Tinggi

2. 50-74, 99% Tinggi

3. 25-49,99% Sedang

4. 0-24,99% Rendah

Sumber: (SDN 255 Maccini Baji) 3. Analisis data respon murid

Analisis yang dilakukan peneliti dalam hal ini untuk mengetahui bagaimana respon murid terhadap penerapan teknik review anggit angglang yang telah dilakukan. Data respon murid ini berasal dari pemberian angket.

Analisis data respon murid dalam penelitian ini menggunakan percentage correction dimana nilai yang diperoleh murid adalah persentase dari skor minimum yang harus dicapai oleh murid, yaitu sebagai berikut:

Rumus :

NP = 𝑆𝑀𝑅 X 100%

Gambar

Gambar  Halaman
Tabel 2.1. Komponen asesmen literasi membaca  Literasi Membaca
Gambar 3.1 Skema Pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas
Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Tes  No  Kelas  Aspek  Kognitif  Indikator Soal  No  Soal  Bentuk Soal  1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan akresi yang terjadi sebanyak 12 titik transek dengan laju akresi maksimum sebesar 1,94 m/tahun yaitu pada transek nomor 5 dan laju akresi rata- rata sebesar

Tujuan dilakukannya kerja praktek ini adalah untuk mengetahui pengawasan mutu dari produk Kopi Jahe PT Sido Muncul dari penerimaan bahan baku, proses produksi serta produk

dismenorhea sebagian besar termasuk kategori cukup sebanyak 16 (53,3%) responden, Sikap remaja putri terhadap dismenorhea sebagian besar termasuk kategori cukup

Berdasarkan masalah bagian kasir, admin personalia, akuntansi, dan direktur kesulitan dalam melakukan proses pencarian data hutang karyawan, perhitungan gaji, data tunjangan,

Lebih jauh Ambadar (2008) menge- mukakan beberapa motivasi dan manfaat yang diharapkan perusahaan dengan me- lakukan tanggung jawab sosial perusahaan meliputi: 1) perusahaan

Sistem Informasi yang telah berjalan dapat menerima data dari timbangan digital namun masih terbatas pada hyperterminal, ini menyebabkan bagian kasir harus membuka

Faktor-faktor yang menghambat efektivitas penerapan sanksi pidana penjara terhadap anak yang melakukan tindak pidana di wilayah hukum Pengadilan Negeri Purwokerto dilihat dari

Pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan sanitasi dilakukan oleh Tim Anggaran, Kepala SKPD kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya serta