• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Oleh: UTHAYA RUBYNI A/P MANOHARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Oleh: UTHAYA RUBYNI A/P MANOHARAN"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TENTANG MANFAAT EKSTRAK KAYU MANIS DALAM

MENGATASI HIPERLIPIDEMIA

SKRIPSI

Oleh:

UTHAYA RUBYNI A/P MANOHARAN 170100257

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2021

(2)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TENTANG MANFAAT EKSTRAK KAYU MANIS DALAM

MENGATASI HIPERLIPIDEMIA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Oleh:

UTHAYA RUBYNI A/P MANOHARAN 170100257

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2021

(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kurnia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memaparkan landasan pemikiran dan segala konsep menyangkut penelitian yang telah dilaksanakan.Penelitian yang telah dilaksanakan ini berjudul “Tingkat Pengetahuan,Sikap Dan Perilaku Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tentang Manfaat Ekstrak Kayu Manis Dalam Mengatasi Hiperlipidemia”.

Dalam penulisan skripsi ini,penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak,untuk itu penulis ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara,Dr.dr. Aldy Safruddin Rambe,Sp.S(K) atas izin penelitian yang telah diberikan.

2. Dr.dr.Yunita Sari Pane,M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu untuk bimbingan dan masukan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyiapan skripsi ini.

3. dr. Dedi Ardinata, M.Kes,AIFM, selaku Dosen Penguji I dan Dr.dr.Cut Aria Arina,SpS, selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan saran dan kritik kepada peneliti untuk perbaikan skripsi ini.

4. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh responden dalam penelitian ini,yaitu mahasiswa/I angkatan 2017 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah meluangkan waktunya untuk turut bekerjasama dalam melakukan eksperimen dan menjawab seluruh pertanyaannya.

6. Kedua orang tua penulis,Manoharan A/L N.Sanjeevirayan dan Saradha A/P Perumal serta abang Prakash A/L Manoharan yang selalu mendukung,membimbing,mendoakan dan memberikan semangat serta motivasi dalam menyelesaikan penelitian ini.

7. Terima kasih juga seluruh teman-teman setambuk 2017, atas dukungan dan bimbingan yang telah membantu dan memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Semua pihak yang telah banyak membantu secara langsung maupun tidak langsung,namun tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari kekurangan yang terdapat dalam karya tulis ilmiah ini namun penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat memberi manfaat sebagai salah satu sumber pengetahuan ataupun referensi untuk penelitian selanjutnya. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih.Semoga Tuhan Maha Esa senantias

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Pengesahan ... i

Daftar Isi ... ii

Daftar Tabel ... vi

Daftar Gambar ... vii

Daftar Singkatan ... viii

Abstrak... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian... 3

1.3.1 Tujuan Umum ... 3

1.3.2 Tujuan Khusus ... 3

1.4 Manfaat Penelitian……… 4

1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti ... 4

1.4.2 Manfaat Bagi Masyarakat ... 4

1.4.3 Manfaat Bagi Institusi... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 5

2.1 Hiperlipidemia ... 5

2.1.1 Definisi ... 5

2.1.2 Kadar Lipid Serum Normal ... 5

2.1.3 Profil Lipid... 6

2.1.4 Jenis-Jenis Lipid ... 6

2.1.5 Metabolisme Lipid ... 8

2.1.6 Hubungan Lipid dan Kolesterol ……… 9

(6)

2.1.7 Dampak dari hyperlipidemia ………... 10

2.1.8 Faktor Resiko ………... 11

2.1.9 Terapi ……….…………. 12

2.2 Makanan Tinggi Lemak ………... 14

2.3 Kayu Manis ... . 14

2.3.1 Anatomi Tanaman Kayu Manis………..….…... 14

2.3.2 Klasifikasi Tanaman………... 15

2.3.3 Deskripsi Tanaman………... 16

2.3.4 Kandungan Kimia Kayu Manis……….……….. 18

2.3.5 Mekanisme Kerja Kayu Manis dalam Menurunkan Kadar Kolesterol……….……. 18

2.4 Pengetahuan ………..……….….. 19

2.5 Sikap………. 20

2.6 Perilaku……… 21

2.7 Cara Pengukuran……….. 22

2.8 Kerangka Teori……… 24

2.9 Kerangka Konsep……… 25

BAB 3 METODE PENELITIAN……….... 26

3.1 Rancangan Penelitian………... 26

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian……….... 26

3.3 Populasi dan Sampel………. 26

3.3.1 Populasi Target……….. 26

3.3.2 Sampel Penelitian……….. 26

3.3.3 Cara Pemilihan Sampel……….. 27

3.4 Teknik Pengumpulan Data………... 27

3.4.1 Data Primer………... 27

3.4.2 Data Sekunder……….. 27

3.5 Metode Pengumpulan Data………. 27

3.6 Metode Analisis Data ... 30

(7)

3.7 Definisi Operasional……… 30

3.8 Alur Penelitian………. 34

BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN ... 35

4.1 Hasil ………. 35

4.1.1 Karakteristik Data Responden………. 35

4.2.1 Tabulasi Silang……… 38

4.3 Pembahasan .. ………... 46

BAB 5 KESIMPULAN & SARAN ... 52

5.1 Kesimpulan……….. 52

5.2 Saran……… 53

DAFTAR PUSTAKA………... 54

LAMPIRAN……….. 59

(8)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

2.1 Ambang batas LDL,HDL, dan Kolesterol total ……… 6

4.1.1 Distribusi Berdasarkan Usia Responden …………... 35

4.1.2 Distribusi Berdasarkan Jenis kelamin… ... 36

4.1.3 Distribusi Berdasarkan Indeks Prestasi responden ... 36

4.1.4 Distribusi Berdasarkan Riwayat Keluarga… ... 36

4.1.5 Distribusi Berdasarkan Pengetahuan responden. ... 37

4.1.6 Distribusi Berdasarkan Sikap responden… ... 37

4.1.7 Distribusi Berdasarkan Perilaki responden… ... 38

4.2 Tabulasi silang ... 38

(9)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

2.1 Jalur Eksogen dan Endogen... . 10

2.4 Kayu Manis Cinnamomum burmannii……….. 23

(10)

DAFTAR SINGKATAN

A-1 : Apolipoprotein A-1 BMI : Body mass index CK : Creatinine Kinase

HD : High Density Lipoprotein IMT : Index Massa Tubuh LDL : Low Density Lipoprotein VLDL : Very Low Density Lipoprotein VLDL-IDL : Very Low Density Lipoprotein

Intermediate Density Lipoprotein

LDL-C : Low Density Lipoprotein Cholestrol LCAT : Lecithin Cholesterol Acyl

(MHCP )

Taransferase

: Methylhidroxy Calcone Polymer NASH : alcoholic steatohepatitis

NAFL : non-alcoholic fatty liver disease PJK : Penyakit Jantung Koronor ROS : reactive oxygen species TG : Trigliserida

WHO : World Health Organization

(11)

ABSTRAK

Latar belakang. Hiperkolesterolemia merupakan kelainan metabolisme lipid/lemak (dislipidemia).

Dislipidemia ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, Low Density Lipoprotein (LDL), trigliserida (TG), dan/atau penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL) dalam darah.

Peningkatan kadar kolesterol dalam darah akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Di Indonesia, terus dikembangkan penelitian berbagai tanaman obat, salah satunya kayu manis (Cinnamomum burmannii). Banyak komponen nutrisi yang terkandung dalam kayu manis, seperti cinnamaldehyde.Meskipun kayu manis telah sering digunakan dalam konsumsi di masyarakat seperti penambahan kayu manis dalam makanan dan minuman sehari-hari,namun sebagian populasi kelompok remaja dan dewasa muda masih belum memahami tentang manfaat kayu manis sebagai bahan alami yang dapat mencegah berbagai penyakit khususnya sebagai anti hiperlipidemia.

Tujuan. Untuk mengetahui pengetahuan,sikap dan perilaku mahasiswa FK USU tentang manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia.

Metode. Menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross-sectional study.Sampel dipilih menggunakan teknik non-probability sampling yaitu consecutive sampling dengan besar sample sebanyak 72 orang.

Hasil. Dari hasil penelitian diperoleh tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU mengenai manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia paling banyak berada pada kategori baik dengan jumlah 50 orang (69.4%),sikap paling banyak berada pada kategori baik,dengan jumlah 46 orang (63.8%) dan perilaku paling banyak berada pada kategori sedang,dengan jumlah 46 orang (63.8%).

Kesimpulan. Dari penelitian ini disimpulkan tingkat pengetahuan, dan sikap mahasiswa FK USU tentang manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia termasuk dalam kategori baik dan perilaku mahasiswa dalam kategori sedang.

Kata kunci : Hiperlipidemia, cinnamomum burmannii, pengetahuan, sikap, perilaku

(12)

ABSTRACT

Background. Hypercholesterolemia is a lipid / fat metabolism disorder (dyslipidemia). Dyslipidemia is characterized by incremented levels of total cholesterol, Low Density Lipoprotein (LDL), triglycerides (TG), and / or decremented levels of High Density Lipoprotein (HDL) in the blood.

Incremented levels of cholesterol in the blood will increment the jeopardy of cardiovascular disease.

In Indonesia, research perpetuates to develop various medicinal plants, importantly Cinnamomum burmannii. Many alimental components contained in cinnamon, such as cinnamaldehyde. Albeit cinnamon has often been utilized in consumption in the community such as the integration of cinnamon in daily aliment and drinks, some has less understand about the benefits of cinnamon as a natural ingredient that can obviate sundry diseases, especially as an anti-hyperlipidemic.

Aim. Find out the knowledge,attitudes and behaviour of USU FK students about the goodness of cinnamon extract in overcoming hyperlipidemia.

Method. A study approach, the sample was selected using a non-probability sampling with a sample size of 71 people.

Result. The level of knowledge of USU Medical Faculty students regarding the benefits of cinnamon extract in overcoming hyperlipidemia was mostly in the good category, with 50 people (69.4%), the most attitudes were in the good category, with 46 people (63.8%). and behavior was mostly in the medium category, with a total of 46 people (63.8%).

Conclusion. It was concluded that the level of knowledge, attitudes of FK USU students about the benefits of cinnamon extract in overcoming hyperlipidemia

Keywords: Hyperlipidemia, cinnamomum burmannii, knowledge, attitude, behavior

(13)

BAB-I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan konsentrasi kolesterol dalam darah yang melebihi normal. Hiperkolesterolemia merupakan tanda dari kelainan metabolisme lipid/lemak (dislipidemia). Dislipidemia ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, Low Density Lipoprotein (LDL), trigliserida (TG), dan/atau penurun- an kadar High Density Lipoprotein (HDL) dalam darah (Csonka et al., 2016). Kadar kolesterol dikatakan meningkat jika kadar kolesterol total dalam darah lebih dari 240 mg/dL;

kadar LDL lebih dari 160 mg/dL; kadar TG lebih dari 150 mg/dL, dan kadar HDL kurang dari 40 mg/dL (Inada et al., 2005; Tsioufis et al., 2018; Jafar et al., 2019). Peningkatan kadar kolesterol dalam darah akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular (Tsioufis et al., 2018).

World Health Organization (WHO, 2015) menyatakan penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian dari seluruh jumlah kematian. Diperkirakan 17,7 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular pada tahun 2015, mewaliki 31% dari seluruh kematian global. Perbandingan dengan angka kematian akibat penyakit kardio- vaskular di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 573.870 jiwa yang disebabkan terutama karena penyakit jantung koroner dan stroke, diperkirakan akan terus bertambah mencapai 23,3 juta kematian pada tahun 2030.

Gaya hidup yang tidak sehat termasuk peningkatan konsumsi makanan yang mengandung tinggi lemak dan faktor gaya hidup lainnya seperti kelebihan berat badan, merokok, penggunaan alkohol berlebihan, dan kurang olahraga berkontribusi secara signifikan terhadap kejadian hiperkolesterolemia dan penyakit kardiovaskular yang sering menjadi masalah yang sukar diatasi bagi semua kalangan (Freedman, 2003; Panjaitan, 2018). Kadar kolesterol berlebihan dapat terakumulasi di endotel pembuluh darah (Khedkar et al., 2014). Kadar kolesterol yang berlebihan tersebut akan menjadi sangat aterogenik dan toksik bagi sel vaskular dan dapat menyebabkan penyakit aterosklerosis, hipertensi, obesitas, diabetes dan penurunan fungsi organ tubuh seperti hati, jantung dan ginjal ( Lieberman, 2005; Kurian & Bredenkamp, 2013).

Apabila hiperkolesterolemia dibiarkan tanpa menerapkan diet atau pengobatan yang tepat dapat menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah (Freedman, 2003; Panjaitan, 2018). Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah dapat diturunkan dengan terapi

(14)

farmakologi dan terapi non-farmakologi. Salah satu terapi farmakologi yang digunakan sebagai terapi hiperkolesterolemia yaitu statin, suatu inhibitor enzim HMG Ko-A Reduktase (3-hidroksi-3-metilglutaril-KoA) (Ma et al., 2010). Mekanisme kerja obat statin sebagai antihiperkolesterolemia secara kompetitif memblokir kerja enzim HMG Ko–A Reduktase dan efektif menurunkan kolesterol LDL serum (Ma et al., 2010; Bonfim et al., 2015).

Penggunaan obat statin terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol sebanyak 20- 50%. Berdasarkan penelitian ( Palvai & Asna, 2014) diketahui bahwa atorvastatin sangat berhasil dalam mengontrol profil lipid darah dalam 12 minggu. Obat ini paling umum digunakan oleh klinisi akan tetapi beberapa penelitian membuktikan bahwa penggunaan yang lama dari obat golongan statin dapat menimbulkan efek samping pada 5% pasien, seperti: miopati, peningkatan kadar enzim hepar dan menambahkan risiko gangguan atau hilangnya memori, bahkan memiliki efek yang lebih buruk lagi seperti rhabdomyolisis (Ezad et al., 2018). Oleh karena itu, perlu dikembangkan penelitian mengenai tingkat pengetahuan sumber alami (herbal seperti kayu manis) dalam menurunkan kadar kolesterol total dengan efek samping minimal. Sebagaimana pada penelitian Pulungan & Pane (2020) terbukti dengan pemberian ekstrak kayu manis (Cinnamomum burmannii) selama 14 hari berturut-turut dengan dosis 2mg/20gBB dapat menurunkan kadar kolesterol pada mencit yang diberi makanan tinggi lemak (kuning telur puyuh).

Selain terapi farmakologi, terapi non-farmakologi sangat disarankan seperti berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, meningkatkan aktivitas fisik, menurunkan berat badan, diet rendah lemak dan tinggi serat, menambahkan konsumsi sayur dan buah dapat mencegah tingginya kadar kolesterol (Bhatnagar et al., 2008; Rahman et al., 2013).

Indonesia merupakan Negara sebagai sumber dan produsen berbagai macam rempah- rempah (Panjaitan, 2018). Kayu manis adalah salah satu rempah yang banyak digunakan dalam penggunaan sehari-hari dengan menambahkannya pada bahan makanan atau minuman. Kayu manis juga bermanfaat dalam pengobatan. Beberapa penelitian pre klinis telah membuktikan bahwa kayu manis dapat mengurangi kadar trigliserida, total kolesterol, glukosa darah, serta disisi lain dapat meningkatkan kadar HDL (Panjaitan, 2018; Pulungan

& Pane, 2020).

Kayu manis mempunyai unsur bioaktif golongan polifenol. Polifenol merupakan antioksidan kuat yang melawan radikal bebas. Komponen bioaktif-nya adalah doubly linked procyanidin Type-A polymers yang merupakan bagian dari catechin/epicatechin, selanjutnya disebut sebagai Methylhidroxy Calcone Polymer (MHCP). Antioksidan polifenol dapat mengurangi risiko penyakit koroner, diabetes melitus, penyakit Alzheimer

(15)

dan kanker (Panjaitan, 2018). Disamping itu, kayu manis juga mempunyai komponen lainnya berupa cinnamaldehyde, cinnamic acid, cinnamate dan essential oil (Panjaitan, 2018; Pulungan & Pane, 2020). Kayu manis diyakini berkhasiat sebagai antioksidan, analgesik, antipiretik, antialergenik, antikanker, antimikroba, antiulserogenik, antikonvulsan, antiinflamasi, sedatif, immunomodulator, hipoglikemik, dan sebagai obat pada penyakit kardiovaskular (Bandara et al., 2012). Cinnamaldehyde yang merupakan salah satu komponen dalam kayu manis yang diduga dapat menurunkan kadar kolesterol total dengan mekanisme kerjanya memblokir enzim HMG Ko-A Reduktase dan menekan peroksidasi lipid melalui peningkatan aktivitas enzim antioksidan (Lee et al., 2003).

Berkembangannya obat yang berasal dari tanaman (herbal medicine) dikarenakan adanya trend pengobatan “back to Nature”, diharapkan mahasiswa Kedokteran sebagai penerus dibidang pengobatan/kesehatan dapat mengetahui, mempunyai sikap dan perilaku yang baik agar dapat mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu tentang khasiat tanaman yang dapat digunakan sebagai obat karena mempunyai efek samping minimal dibanding obat sintesis. Sikap merupakan gambaran mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik dan menekankan implikasi perilakunya.

Perilaku adalah perujudan perasaan seseorang dengan penilaian terhadap keyakinan dan pemahaman maupun gagasan terhadap suatu objek yang didasarkan pada pengetahuan, pemahaman dan keyakinan maupun gagasan terhadap suatu kecenderungan untuk bertindak pada suatu objek (Mayanti et al., 2018).Sikap dan perilaku masyarakat sangat dipengaruhi oleh banyak faktor antaranya pendidikan,norma/adat istiadat yang berkembang,lingkungan sekitar,budaya dan lain-lain (Khairuzzaman, 2016). Menurut Budi Setyawati1 dan Noviati Fuadal (2014), perilaku seseorang adalah dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimilikinya.

Semakin baik pengetahuan seseorang maka diharapkan semakin baiklah perilakunya.

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sumber informasi dan pengalaman.

Pengetahuan masyarakat tentang kayu manis beserta manfaat dan kegunaannya baik untuk upaya peningkatan kesehatan, mencegah dari penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan sudah ada sejak jaman dahulu dan sudah digunakan oleh masyarakat luas.

Meskipun kayu manis telah sering digunakan dalam konsumsi di masyarakat seperti penambahan kayu manis dalam makanan dan minuman sehari-hari,namun sebagaian populasi kelompok remaja dan dewasa muda masih belum memahami tentang manfaat kayu manis sebagai bahan alami yang dapat mencegah berbagai penyakit khususnya sebagai anti hiperlipidemia. Oleh itu,peneliti tetarik untuk melanjutkan penelitian bertujuan untuk

(16)

ekstrak kayu manis bagi kesehatan baik untuk meningkatkan kesehatan,pencegahan penyakit,penyembuhan dan pemulihan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimana gambaran pengetahuan,sikap dan perilaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia?

1.3 TUJUAN PENELITIAN 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui tingkat pengetahuan,sikap dan perilaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan,sikap dan perilaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui karasteristik (usia,indeks prestasi,jenis kelamin dan riwayat keluarga hiperlipidemia) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universits Sumatera Utara.

1.4 MANFAAT PENELITIAN 1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan tentang manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia.

1.4.2 Manfaat Bagi Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat khususnya mahasiswa FK USU mengenai manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia dengan harapan meningkatkan kesadaran dan minat masyarakat/mahasiswa FK USU untuk mengonsumsi salah satu rempah- rempah di Indonesia yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

(17)

1.4.3 Manfaat Bagi Institusi

Sebagai sumber referensi mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa FK USU terkait manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia, dan menjadi tolakukur pendalaman materi kuliah mengenai obat-obat herbal dalam mengatasi berbagai penyakit, seperti manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia.

(18)

BAB-II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hiperlipidemia 2.1.1 Definisi

Hiperlipidemia adalah suatu kondisi kadar lipid darah yang melebihi kadar normalnya.

Hiperlipidemia disebut juga peningkatan lemak dalam darah, dan karena sering disertai peningkatan beberapa fraksi lipoprotein, disebut juga hiperlipoproteinemia. Hiperlipidemia dapat berupa hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia (Kumalasari, 2005; Verma, 2016;Nelson, 2013).

Lemak/lipid merupakan zat yang kaya energi dan memiliki manfaat sebagai sumber energi utama dalam proses metabolisme tubuh. Lemak diperoleh dari makanan atau dibentuk di dalam tubuh, terutama di hati dapat disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi untuk digunakan saat dibutuhkan. Sel-sel lemak juga melindungi tubuh dari dingin dan membantu melindungi tubuh terhadap cedera. Lemak merupakan komponen penting dari selaput sel, selubung saraf yang membungkus sel saraf serta empedu (Harikumar et al., 2014)

2.1.2 Kadar Lipid Serum Normal

Berikut ini klasifikasi Kadar Lipid Serum (National Cholesterol Education Program):

Tabel 1. Ambang batas LDL, HDL, dan Kolesterol Total (mg/dL)

Profil Lipid Kategori

Kolesterol Total

< 200 Optimal

200-239 Batas Tinggi

≥240 Tinggi

Kolesterol HDL

< 40 Rendah

≥60 Tinggi

Kolesterol LDL

<100 Optimal

100-129 Mendekati Optimal

130-159 Batas tinggi

160-189 Tinggi

≥190 Sangat tinggi

(19)

Trigliserida

<150 Optimal

150-199 Batas Tinggi

200-499 Tinggi

≥500 Sangat Tinggi

2.1.3 Profil lipid

Lipid merupakan suatu kelompok heterogen lemak dan substansi serupa lemak, termasuk asam lemak, lemak netral, lilin, dan steroid yang bersifat larut dalam pelarut nonpolar dan dalam air. Lipid mudah disimpan dalam tubuh, berperan sebagai sumber bahan bakar, merupakan bahan yang terpenting dalam struktur sel dan mempunyai manfaat biologik yang lain (Dorland, 2012).

Fatty acid/asam lemak bebas mempunyai empat kelompok utama lipoprotein yang telah diidentifikasi. Ke-empat kelompok lipoprotein ini mempunyai makna yang penting secara fisiologis dan untuk diagnosis klinis. Pertama adalah kilomikron yang berasal daripenyerapan triasilgliserol di usus. Ke-dua adalah lipoprotein dengan densitas yang sangat rendah atau very low density lipoprotein (VLDL atau pre-β-lipoprotein) yang berasal dari hati untuk mengeluarkan triasilgliserol. Ke-tiga adalah lipoprotein dengan densitas rendah atau low density lipoprotein (LDL atau β-lipoprotein) yang menjadi tahap akhir di dalam katabolisme VLDL. Ke-empat adalah lipoprotein dengan densitas tinggi atau high density lipoprotein (HDL atau α-lipoprotein) terlibat dalam metabolisme VLDL dan kilomikron serta pengangkutan kolesterol. Triasilgliserol merupakan unsur lipid yang dominan pada kilomikron dan VLDL, sedangkan kolesterol dan fosfolipid masing-masing dominan pada LDL dan HDL (Murray et al., 2014)

Perubahan patologis kadar ke-empat lipoprotein tersebut dapat menyebabkan dislipidemia. Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah kenaikan kadar kolesterol total (≥240mg/dl), kolesterol LDL (≥160mg/dl), kenaikan kadar trigliserida (≥150mg/dl) serta penurunan kadar HDL (<40mg/dl) (Inada et al., 2005; Jacobson et al., 2014; Tsioufis et al., 2018).

2.1.4 Jenis-Jenis Lipid 2.1.4.1 Kolesterol total

Total kolesterol adalah jumlah total kolesterol dalam darah,termasuk kolesterol low- density lipoprotein ( LDL) dan kolesterol high-density lipoprotein ( HDL) (Fogorous, 2019).Kadar kolesterol total dalam darah kurang dari 200 mg/dl adalah tingkat yang diinginkan

(20)

(normal), 200 hingga 239 mg/dl adalah batas tertinggi, dan 240 mg/dl ke atas adalah kolesterol darah tinggi (Piste & Patil, 2006).

Kolesterol total merupakan alkohol steroid yang strukturnya memiliki inti siklo- pentano-perhidro-fenantrena. Dalam tubuh manusia, sterol ini merupakan kunci yang memperantarai berbagai biosintesis sterol antara lain seperti asam empedu, hormon adrenokortikal. Dalam tubuh manusia kolesterol terdapat dalam bentuk tidak teresterifikasi dan dalam bentuk kolesterol ester. Pada keadaan normal dua pertiga kolesterol total plasma terdapat dalam bentuk ester. Sekitar 60-75% kolesterol di angkut oleh LDL dan dalam jumlah lebih sedikit tetapi sangat bermakna (15-25%) diangkut oleh HDL (Hall, 2012).

2.1.4.2 High Density Liproprotein (HDL)

High Density Liproprotein terbentuk dari protein dan lipid. Apolipoprotein A-1 (Apo A-1) adalah komponen utama yang menentukan bentuk HDL. HDL disekresi oleh hepatosit sebagai lipoprotein small cholesterol yang mengandung apoprotein A, C, dan E. Komponen permukaan remnant kilomikron dan VLDL dalam plasma dipindahkan ke HDL selama proses lipolisis. HDL membawa kelebihan kolesterol dari sel perifer ke hati, yang berfungsi untuk melindungi LDL oksidasi, menghambat ekspresi molekul adhesi dalam sel endotel, dan mencegah pergerakan monosit ke arah dinding pembuluh darah (Hall, 2012).

2.1.4.3 Low Density Lipoprotein (LDL)

Partikel LDL adalah produk akhir dari cascade VLDL-IDL (Very Low Density Lipoprotein-Intermediate Density Lipoprotein). LDL merupakan kolesterol utama berhubungan dengan lipoprotein plasma dan setiap partikel LDL ini mengandung molekul Apo-B. Partikel LDL berperan utama dalam proses terjadinya aterosklerosis. Reseptor LDL yang terdapat di dalam hati akan mengikat LDL yang berasal dari sirkulasi. Terikatnya LDL oleh reseptor LDL, menjadi hal penting dalam pengkontrolan kolesterol darah, di samping itu dalam pembuluh darah terdapat sel-sel perusak LDL. Melalui jalur ini (scavenger pathway), molekul LDL dioksidasi sehingga tidak dapat masuk kembali ke dalam aliran darah (Hall, 2012).

2.1.4.4 Trigliserida

Trigliserida merupakan salah satu jenis lemak yang terdapat dalam darah dan berbagai organ dalam tubuh. Trigliserida adalah substansi yang terdiri dari gliserol yang mengikat gugus asam lemak. Di dalam tubuh trigliserida digunakan untuk menyediakan energi untuk berbagai proses metabolisme. Manfaat lipid ini mempunyai peranan yang hampir sama dengan karbohidrat. Trigliserida merupakan lemak yang terdiri dari lemak jenuh, lemak tidak jenuh tunggal, dan lemak tidak jenuh ganda (Panjaitan, 2018).

(21)

Sebagian besar sintesis trigliserida terjadi di dalam hati tetapi ada juga yang disintesis dalam jaringan adiposa. Trigliserida yang ada dalam hati kemudian ditransport oleh lipoprotein ke jaringan adiposa, dimana trigliserida disimpan untuk energi (Panjaitan, 2018).

Lemak makanan banyak dalam bentuk triasilgliserol. Pencernaan terjadi di usus kecil dan isi lemak direaksikan dengan lipase karena lipase larut dalam air. Materi lipid diubah menjadi globula-globula kecil yang teremulsi oleh garam empedu. Lipid yang tercerna terutama dalam bentuk larut dalam air, membentuk asam lemak monogliserida dan asam empedu kemudian diserap ke dalam sel mukosa intestinum kemudian trigliserida disintesa kembali dan dilapisi protein. Selanjutnya asam lemak akan masuk ke sel lemak dan disintesa menjadi trigliserida (Sherwood, 2014).

2.1.5 Metabolisme Lipid

Metabolisme lipid terdiri dari dua jalur yaitu jalur metabolisme eksogen dan jalur metabolisme endogen. Jalur metabolisme eksogen dan endogen melibatkan metabolisme kolesterol, LDL dan trigliserida (Panjaitan, 2018).

2.1.5.1 Metabolisme Eksogen

Jalur Eksogen melibatkan trigliserida dan kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus berbentuk kilomikron yang akan diangkut dalam saluran limfe melalui duktus thorasikus menuju ke darah. Trigliserida dalam kilomikron mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase pada permukaan sel endotel membentuk asam lemak dan kilomikron remnant. Kolesterol juga dapat disintesis dari asetat dibawah pengaruh enzim HMG Ko-A reduktase yang menjadiaktif jika terdapat kekurangan kolestrol endogen. Asupan kolesterol dari darah juga diatur oleh jumlah reseptor LDL yang terdapat pada permukaan sel hati (Murray et al.,2014).

2.1.5.2 Metabolisme Endogen

Trigliserida dan kolesterol yang disintesis oleh hati diangkut secara endogen dalam bentuk VLDL kaya trigliserid dan mengalami hidrolisis dalam sirkulasi oleh lipoprotein lipase yang juga menghidrolisis kilomikron menjadi partikel lipoprotein yang lebih kecil yaitu IDL dan LDL. Low Density Lipoprotein mengalami katabolisme melalui reseptor LDL yang terdapat pada permukaaan sel hati dan jalur non reseptor. Jalur katabolisme reseptor dapat ditekan oleh produksi kolesterol endogen.

Kenaikan kadar kolesterol kira-kira 25 mg/dl juga tergantung umur. Di Amerika, rata- rata kenaikan 18 kg berat badan pada lingkungan usia 25-50 tahun, dan kenaikan berat badan ini diikuti dengan kadar kolesterol yang meningkat (Gultom et al., 2015)

(22)

Gambar 1. Jalur Eksogen dan Endogen

Keterangan Gambar 1. :

Pada jalur eksogen, kolesterol diambil dari makanan yang masuk ke saluran cerna untuk selanjutnya diubah ke dalam bentuk kilomikron dan diangkut ke hepar. Sedangkan jalur endogen, kolesterol yang sudah disintesis di hepar akan dihidrolisis oleh lipoprotein lipase menjadi IDL dan LDL (Gultom et al., 2015)

2.1.6 Hubungan Lipid dan Kolesterol

Lipid atau lemak merupakan suatu zat yang kaya dengan energi, dan berperan sebagai sumber energi utama untuk proses metabolisme tubuh. Sumber lemak dalam tubuh dari makanan dan hasil produksi dari organ hati, yang dapat disimpan dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi (Lichtensein & Jones, 2001; Murray et al., 2014). Lemak secara umum mempunyai manfaat sebagai sumber energi, pelindung organ tubuh, pembentukan sel, sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin larut lemak, menghemat protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan, sebagai pelumas, dan memelihara suhu tubuh (Nugraha, 2011).

Secara klinis lemak yang penting, yaitu: fosfolipid, trigliserida, kolesterol dan asam lemak. Fospolipid merupakan senyawa lemak yang mengandung gugus fosfat, antara lain:

(23)

lecithin, cephalin, sphingosin, dan sphingomyelin. Fosfolipid termasuk dalam lipid polar yang merupakan komponen utama dari semua membran biologis. Kadar fosfolipid plasma mengalami peningkatan bersamaan dengan peningkatan kadar kolesterol plasma (Lichtensein

& Jones, 2001).

Trigliserida terbentuk dari 3 asam lemak dan gliserol. Trigliserida adalah salah satu bentuk lemak yang diserap oleh usus setelah mengalami hidrolisis, yang masuk ke dalam plasma dalam 2 bentuk yaitu sebagai kilomikron yang berasal dari penyerapan usus setelah mengkonsumsi lemak, dan sebagai very low density lipoprotein (VLDL) yang dibentuk oleh hati dengan bantuan insulin. Trigliserida di dalam jaringan di luar hati (pembuluh darah, otot, jaringan lemak) akan dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase menjadi gliserol dan asam lemak sebagai sumber energi. Trigliserida sisa hidrolisis, dimetabolisme menjadi LDL oleh hati (Lichtensein & Jones, 2001).

Kolesterol memiliki struktur kimia dasar berupa steroid yang merupakan hasil dari metabolisme makanan yang bersumber dari hewan seperti kuning telur, otak, daging dan hati dan lain-lain. Kolesterol merupakan suatu lemak tubuh yang berada dalam bentuk bebas dan ester dengan asam lemak, serta merupakan komponen utama selaput sel otak dan saraf.

Kolesterol sangat penting dalam berbagai proses metabolisme tubuh contohnya sebagai bahan pembentuk dinding sel, membuat asam empedu, membuat vitamin D, dan sebagai bahan pembuat hormon (Murray et al., 2014).

Asam lemak merupakan asam monokarboksilat rantai panjang. Terdapat dua macam asam lemak yaitu asam lemak jenuh (saturated fatty acid) merupakan asam lemak ini tidak memiliki ikatan rangkap, sedangkan asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acid) merupakan asam lemak yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap (Murray et al., 2014).

2.1.7 Dampak dari hiperlipidemia

Hiperlipidemia memberikan dampak yang kurang baik terhadap kesehatan tubuh.

Hiperlipidemia terbukti menjadi salah satu faktor risiko penting penyakit kardiovaskuler seperti hipertensi, angina, infark miokard, penyakit jantung koroner dan beberapa penyakit lainnya (Nelson, 2013). Diet tinggi lemak, mengonsumsi junk food, kurangnya aktifitas fisik dan beberapa hal lain yang berhubungan dengan gaya hidup masih menjadi efek utama kejadian hiperlipidemia (Jacob, 2017).

Hiperlipidemia juga memberikan dampak buruk terhadap organ tubuh, salah satu diantaranya adalah organ hepar. Hepar merupakan organ terpenting terhadap pengaturan sintesis lemak di dalam tubuh. Hiperlipidemia menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi

(24)

lemak di dalam hepar. Akumulasi lemak tersebut menyebabkan peningkatan kadar reactive oxygen species (ROS) yang berasal dari mitokondria sel hepatosit. Peningkatan kadar ROS meningkatkan peroksidase lemak di dalam tubuh. Peningkatan zat tersebut berefek pada kerusakan sel-sel hepatosit dan peradangan jaringan yang dapat berujung terhadap penyakit hepar seperti non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD), chronic cholestatic liver disease, alcoholic steatohepatitis (NASH), sirosis hepar dan beberapa penyakit hepar lainnya (Köroğlu et al., 2016; Kweon et al., 2014; Irfan et al., 2014).

Penyakit NAFLD sampai saat ini masih menjadi penyebab utama penyakit hati kronis di dunia barat dengan prevalensi sekitar 20%-30% dari populasi umum masyarakat yang ada di dunia bagian barat (Ahmed, 2015).Sedangkan di Benua Asia, menurut data observasi kesehatan global dari World Health Organization (WHO) tahun 2014 menyatakan bahwa obesitas dan peningkatan profil lipid berhubungan sangat kuat dengan prevalensi NAFLD.

Terdapat sekitar 27,4% penduduk asia menderita NAFLD. Sedangkan pasien NAFLD yang terbukti menderita NASH menunjukkan angka yang cukup tinggi pada penduduk asia, yakni sekitar 63,5% dari keseluruhan pasien NAFLD (Fan et al., 2017).

2.1.8 Faktor Resiko

Ernawati (2006) menyatakan beberapa faktor yang memicu terjadinya hiperlipidemia, antara lain usia, berat badan, pola makan, aktivitas fisik, merokok, stress dan faktor keturunan.

Usia merupakan salah satu faktor terjadinya hiperlipidemia, karena kimiawi tubuh berubah seiring bertambahnya usia. Pada usia yang semakin lanjut, plak kolesterol yang menumpuk pada pembuluh darah akan semakin menebal sehingga memperbesarkan risiko terjadi penyakit jantung dan masalah saluran peredaran darah (Arsana et al., 2015).

Obesitas adalah kelebihan berat badan (BMI = body mass index ≥ 30) yang dihasilkan akibat makan terlalu banyak dan aktifitas terlalu sedikit. Obesitas merupakan hasil interaksi kompleks antara faktor-faktor genetik, perilaku dan lingkungan, menyebabkan ketidak- seimbangan antara asupan dan pengeluaran energi. Orang dengan obesitas maka di dalam tubuhnya cenderung akan banyak timbunan lemak yang berlebih, dan timbunan lemak yang ada di dalam tubuh akan menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah (Pignatelli et al., 2010).

Faktor lain penyebab hiperlipidemia adalah perilaku makan yang tidak baik. Perilaku makan yang tidak baik disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah karena lingkungan dan sosial. Gaya hidup seperti pola konsumsi dan gaya hidup tak teratur menyebabkan gangguan metabolik. Pola makan yang berlebih, tidak teratur dan kebiasaan makan makanan

(25)

cepat saji yang kurang serat, tinggi karbohidrat dan lemak menyebabkan hiperlipidemia.

Konsumsi lemak yang berlebihan meningkatkan resiko penyakit-penyakit degeneratif (Arsana et al., 2015).

Kurang olahraga merupakan faktor terjadinya hiperlipidemia. Kurang berolahraga atau bergerak akan mengakibatkan makanan yang masuk tidak termanfaatkan dengan baik, akhirnya membuat timbunan lemak pada tubuh semakin tebal, dan kadar kolesterol akan semakin meningkat (Menafoglio et al., 2015).

Pada zaman modern seperti sekarang ini, stress merupakan salah satu faktor terjadinya hiperlipidemia. Penelitian Cohen (2015) menunjukkan orang yang stress 1,5x lebih besar mendapatkan resiko PJK daripada orang yang tidak stress, karena dengan adanya stress terjadi peningkatan kadar kolesterol darah dan tekanan darah dalam tubuh.

Kebiasaan merokok merupakan faktor hiperlipidemia karena ketika merokok, mereka akan menghisap nikotin yang terkandung dalam rokok. Nikotin dalam rokok merupakan salah satu zat yang dapat mengganggu kerja tubuh dan mempengaruhi metabolisme kolesterol dalam tubuh. Merokok dapat merusakkan dinding dari saluran darah sehingga dinding-dinding yang rusak itu ditempel oleh lemak (Najafipour et al., 2012).

Adanya riwayat keluarga yang memiliki kolesterol tinggi dan juga penyakit jantung koroner ternyata dapat pula memicu anggota keluarga lain memiliki risiko tersebut. Faktor genetik merupakan faktor yang dapat menurun itu biasanya berpengaruh terhadap konsentrasi kolesterol HDL dan LDL di dalam darah. Bila mempunyai riwayat keluarga yang memiliki kadar kolesterol LDL tinggi, kemungkinan besar ahli waris keluarga tersebut memiliki LDL tinggi. Tingginya kadar LDL yang terkandung dalam darah,akan memicu kolesterol LDL menumpuk di saluran darah. Oleh sebab itu, ahli keluarga harus berwaspada, kemungkinan penyakit ini dapat menurun dan berisiko tinggi memiliki penyakit yang sama (Barbara et al., 2015).

2.1.9 Terapi

Terapi farmakologi dan non farmakologi digunakan sebagai terapi untuk menurunkan kadar lipid. Terapi non farmakologi antaranya ialah perubahan gaya hidup, termasuk aktivitas fisik, terapi nutrisi medis, dan penghentian merokok (Arsana et al., 2015).

Aktivitas fisik merupakan setiap gerakan tubuh yang diakibatkan kerja otot rangka dan meningkatkan pengeluaran tenaga serta energi. Secara umum aktivitas fisik dibagi menjadi 3 kategori berdasarkan intensitas dan besaran kalori yang digunakan yaitu aktivitas fisik ringan, sedang dan berat. Aktifitas fisik yang disarankan meliputi program latihan yang mencakup

(26)

setidaknya 30 menit aktivitas fisik dengan intensitas sedang (menurunkan 4-7 kkal/menit) 4 - 6 x seminggu, dengan pengeluaran minimal 200 kkal/hari. Kegiatan yang disarankan meliputi jalan cepat, bersepeda statis, ataupun berenang. Tujuan aktivitas fisik harian dapat dipenuhi dalam satu sesi atau beberapa sesi sepanjang rangkaian dalam sehari (minimal 10 menit) (Arsana et al., 2015).

Pola makanan merupakan salah satu faktor yang selalu dianggap sebagai penyebab utama hiperlipidemia. Konsumsi berlebihan daging, apalagi jeroan, maka kemungkinan menderita hiperkolesterolemia akan lebih besar dibandingkan mereka yang lebih banyak mengonsumsi sayuran dan ikan. Oleh sebab itu, disarankan untuk mengkonsumsi diet rendah kalori yang terdiri dari buah-buahan dan sayuran (≥ 5 porsi/hari), biji-bijian (≥ 6 porsi/hari), ikan, dan daging tanpa lemak. Asupan lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol harus dibatasi, sedangkan makronutrien yang menurunkan kadar LDL-C harus mencakup tanaman stanol/sterol (2 g/hari) dan serat larut air (10-25g /hari) (Arsana et al., 2015)

Merokok merupakan faktor risiko kuat, terutama untuk penyakit jantung koroner, penyakit vaskular perifer, dan stroke. Merokok mempercepat pembentukan plak pada koroner dan dapat menyebabkan ruptur plak sehingga sangat berbahaya bagi orang dengan aterosklerosis koroner yang luas. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Framingham Heart Study di Amerika ditemukan bahwa kebiasaan merokok menyebabkan kadar HDL menurun. Penelitian ini dilakukan pada pria dan wanita berusia 20-49 tahun. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa faktor penyebabnya adalah jumlah batang rokok yang dihisap per hari, bukan durasi seseorang memulai kebiasaan merokok dan berhenti merokok minimal dalam 30 hari dapat meningkatkan kolesterol HDL secara signifikan (Arsana et al., 2015).

Merokok memicu banyak masalah yang berkontribusi terhadap penyakit jantung. Ini mempromosikan aterosklerosis, meningkatkan kadar LDL, dan mendorong peradangan dan pembentukan gumpalan darah. Berhenti merokok akan menghasilkan tingkat HDL yang lebih tinggi. Ini mungkin salah satu alasan mengapa risiko penyakit kardiovaskular berkurang setelah seseorang berhenti merokok (Arsana et al., 2015).

Salah satu obat yang paling banyak diresepkan di seluruh dunia sebagai obat penurun kadar lipid yaitu statin, suatu inhibitor enzim HMG Ko-A Reduktase (3-hidroksi-3- metilglutaril-KoA) (Ma et al., 2010;Karrowni et al., 2011). Mekanisme kerja obat statin adalah dengan mengurangi pembentukan kolesterol di liver dengan menghambat secara kompetitif kerja dari enzim HMG-KoA reduktase. Pengurangan konsentrasi kolesterol intraseluler meningkatkan ekspresi reseptor LDL pada permukaan hepatosit yang berakibat meningkatnya pengeluaran LDL-C dari darah dan penurunan konsentrasi dari kolesterol LDL dan lipoprotein

(27)

apo-B lainnya termasuk trigliserida (Bonfim et al., 2015; Ma et al., 2010; Karrowni et al., 2011). Adapun efek samping akibat obat statin yang sering dijumpai pada 5% pasien adalah miopati, muncul sebagai gejala nyeri pada otot dan persendian tanpa adanya perubahan kadar Creatinine Kinase (CK). Miopati yang parah (rhabdomyolysis fatal) dialami oleh 0,2% pasien, disertai dengan peningkatan CK (10 x batas atas kadar normal, CK normal adalah 10‐ 150 IU/L), dan dalam hal ini penggunaan statin harus segera dihentikan. Jika CK berkisar antara 3‐

10 x batas atas normal, statin tetap dilanjutkan tetapi CK harus terus dipantau sampai diketahui apakah keadaan membaik atau memburuk (sehingga memerlukan penghentian statin) (Lee, 2013).

Selain kelompok statin, kelompok asam fibrat, asam nikotinik dan ezetimibe juga digunakan sebagai obat hipolipidemik. Terdapat empat jenis asam fibrat yaitu gemfibrozil, bezafibrat, ciprofibrat, dan fenofibrat. Obat ini menurunkan kadar trigliserida plasma, dan menurunkan sintesis trigliserida di hati. Obat ini bekerja mengaktifkan enzim lipoprotein lipase yang kerjanya memecahkan trigliserida. Selain menurunkan kadar trigliserida, obat ini juga meningkatkan kadar kolesterol- HDL yang diduga melalui peningkatan apoprotein A-I, dan A- II. Banyak dipasarkan di Indonesia ialah gemfibrozil dan fenofibrat (Arsana et al., 2015).

Asam nikotinik bekerja menghambat enzim hormone sensitive lipase di jaringan adipose. Obat ini dapat mengurangi jumlah asam lemak bebas. Diketahui bahwa asam lemak bebas yang terdapat dalam darah sebagian akan ditangkap oleh hati dan akan menjadi sumber pembentukkan VLDL. Dengan menurunnya sintesis VLDL di hati, akan mengakibatkan penurunan kadar trigliserid, dan juga kolesterol LDL di plasma. Ternyata dengan pemberian asam nikotinik dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL. Efek samping dari asam nikotik yang paling sering terjadi adalah flushing yaitu perasaan panas pada muka bahkan di badan (Arsana et al., 2015).

Obat golongan ezetimibe bekerja dengan menghambat absorbsi kolesterol di usus halus.

Kemampuannya tingkat moderate dalam menurunkan kolesterol LDL yaitu sebanyak 15-25%.

Pertimbangan penggunaan ezetimibe adalah untuk menurunkan kadar LDL, terutama pada pasien yang tidak tahan terhadap pemberian statin. Pertimbangan lainnya adalah penggunaannya sebagai kombinasi dengan statin untuk mencapai penurunan kadar LDL yang lebih rendah (Arsana et al., 2015).

2.2 Makanan Tinggi Lemak

Lemak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia.

Lemak mempunyai beberapa fungsi dalam tubuh, yaitu sebagai sumber energi dan

(28)

pembentukan jaringan adipose. Lemak merupakan sumber energi paling tinggi yang menghasilkan 9 kkal untuk tiap gramnya, yaitu 2,5 kali energi yang dihasilkan oleh karbohidrat dan protein dalam jumlah yang sama (Harsa, 2014). Lemak akan menghasilkan asam-asam lemak dan kolestrol yang dibutuhkan untuk membentuk membrane sel pada semua organ.

Berlebihan konsumsi lemak akan menimbulkan kegemukan, meningkatkan resiko terkena penyakit jantung koroner dan penyakit degeneratif lain (Koswara, 2006)

Gaya hidup yang tidak sehat termasuk berlebihan konsumsi makanan yang mengandung tinggi lemak merupakan salah satu faktor hiperlipedemia. Masyarakat yang tinggal di kota besar dewasa ini cenderung memiliki tingkat gangguan mental dan stres yang tinggi akibat kesibukan dan kegiatan yang sangat padat. Keterbatasan waktu membuat masyarakat berpikir mudah dan praktis dalam memenuhi kebutuhan terhadap makanan (Supardi, 2018). Sebagian besar masyarakat cenderung mengabaikan dampak buruk mengkonsumsi berbagai macam makanan yang mengandung lemak tinggi. Mengkonsumsi makanan tinggi kolesterol dan lemak jenuh menyebabkan peningkatan kolesterol intrasel, dan akan disimpan sebagai ester kolesterol yang menyebabkan penurunan transkripsi gen reseptor HDL dan menurunkan sintesis LDL. Hal ini menyebabkan kadar kolesterol LDL di dalam sirkulasi akan semakin meningkat (Harsa, 2014).

2.3 Kayu Manis

2.3.1 Anatomi Tanaman Kayu Manis

Kayu manis merupakan tanaman tahunan,termasuk salah satu komoditas ekspor penting di Indonesia dan memiliki pohon yang tinggi. Tinggi tanaman ini boleh mencapai 15 meter. Pohon kayu manis (Cinnamomum burmanii) mempunyai daun tunggal yang berbentuk lanset, daun mudanya berwarna merah pucat dan setelah tua berwarna hijau. Produk utama yang diperoleh dari tanaman kayu manis (Cinnamomum burmanii) adalah potongan kulit batang yang dikeringkan. Hasil yang diharapkan dari kulit batang kayu manis adalah memiliki aroma yang kuat, dimana kandungan utamanya adalah sinnamaldehid (Ramadhani, 2017).Kulit dipanen mulai dari sebelah bawah batang yang panjangnya sekitar 1 meter dan lebarnya 4- 10cm. Kemudian pohon kayu manis ditebang pada ketinggian 20-30cm dari permukaan tanah.

Setelah itu,batang dikuliti dimulai dari bagian atas dari batang dan pada cabang-cabang yang besar. Kulit yang telah dipanen diletakkan di atas tikar atau diatas kawat kasa dan dijemur dibawah sinar matahari selama 2-3 hari. Kulit kayu manis sudah kering akan menggulung yang menyerupai pipa atau biasa disebut quill yang siap untuk diperdagangkan.

(29)

Quill ini berwarna coklat kemerahan. Hasil kulit batang untuk pohon berukuran sedang sekitar 2,9 kg perpohon (Paimin & Rismunandar, 2001).

2.3.2 Klasifikasi Tanaman

Kayumanis (Cinnamom sp) termasuk famili Lauraceae, ada 3 yaitu genus Cinnamomum burmanii, C. zeylanikum dan C. casia. Pada saat ini yang sudah dikenal/berkembang di Indonesia dalam perdagangan yaitu Cinnamomum burmanii (Abdullah, 1990). Penyebaran Cinnamomum burmannii di Indonesia banyak terdapat di daerah Jawa dan Sumatra, khususnya daerah Sumatra Barat dan Kerinci.Manakala Cinnamomum Cassia merupakan spesies kayu manis khas Sri Lanka yang tumbuh di daerah Asia Tenggara dan Cinnamomum Zeylanikum berasal dari China (Ravindran et al, 2004;Plumeriastuti et al., 2019).

2.3.2.1 Cinnamon

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliidae

Ordo : Laurales

Farmili : Lauraceae

Genus : Cinnamomum

Spesies : Cinnamomum burmannii,Cinnamomun zeylanicum, Cinnamomum cassia (Ranasinghe et al., 2012)

(30)

Gambar 3. Kayu Manis Cinnamomum burmannii

2.3.3 Deskripsi Tanaman

Berdasarkan penelitian Ravindran et al. (2004) komposisi kayu manis terdiri dari abu (2,4%), protein (3,5%), lemak (4%), serat (33,0%), karbohidrat (52,0%) dan menghasilkan energi 285 Kcal/100g. Sedangkan komposisi mineralnya terdiri dari zat besi (7,0mg/g), zinc (2,6mg/g), kalsium (83,8mg/g), chromium (0,4mg/g), mangan (20,1mg/g), magnesium (85,5mg/g), kalium (134,7mg/g) dan fosfor (42,2mg/g).

Komponen bioaktif tanaman yang memiliki efek hipoglikemik adalah flavonoid, alkaloid, glikosida, polisakarida, peptidoglikan, steroid dan terpenoid. Flavonoid adalah substansi yang paling banyak dan terpenting pada kelompok polifenol di dalam tanaman (Lukačínová1 et al., 2008).

Efek lain yang dimiliki oleh kayu manis adalah penghambatan aktifitas enzim HMG- CoA reduktase di hepar dan menurunkan kadar lipid darah pada hewan percobaan juga manusia (Lukačínová1 et al., 2008).

Kandungan polifenol yang terdapat dalam kayu manis adalah quercetin, kaempferol, isorhamnetin dan catechin. Kayu manis juga memiliki komponen bioaktif seperti cinnamaldehyde, cinnamic acid, cinnamate dan essensial oil (Baker et.al, 2008; Pulungan &

Pane, 2020).

2.3.4 Kandungan Kimia Kayu Manis

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, kayu manis dilaporkan telah terbukti mempunyai efek hipoglikemik dan efek hipolipidemik pada tikus diabetes (Sujono et al., 2015).Hasil analisa fitokimia dari beberapa studi menunjukkan adanya beberapa senyawa

(31)

penting dalam ekstrak kayu manis diantaranya ialah alkaloid, protein, tannin, glikosida, flavonoid, saponin, asam cinnamat, poliferol dan cinnamaldehid (Noer et al., 2018). Dari sekian banyak senyawa tersebut, bahan aktif yang paling berperan adalah asam cinnamat, cinnamaldehid, polifenol dan flavonoid (Panjaitan, 2018). Beberapa penelitian melaporkan bahwa cinnamaldehyde dapat menghambat aktivitas HMG-KoA reduktase hepar dan menurunkan peroksidasi lipid di hepar (Anderson et al., 2004; Lukačínová1 et al., 2008).

2.3.5 Mekanisme Kerja Kayu Manis dalam Menurunkan Kadar Kolesterol

Cinnamaldehyde yang merupakan komponen dalam kayu manis diduga dapat menurunkan kadar kolesterol total dengan mekanisme kerjanya memblokir enzim HMG Ko-A Reduktase dan menekan peroksidasi lipid melalui peningkatan aktivitas enzim antioksidan (Lee et al., 2003).

Methylhydroxychalcone polymer (MCHP) merupakan suatu polyphenol (flavonoid) yang terdapat dalam kayu manis. Flavonoid ini berfungsi sebagai senyawa yang dapat meningkatkan HDL dan juga dikatakan mampu menaikkan densitas dari reseptor LDL di liver dan mengikat apolipoprotein B (Gabriela, 2013; Parfene et al., 2013)

Studi yang dilakukan Sekhon (2012), menyatakan bahwa flavonoid bekerja menurunkan kadar kolesterol total, Low Density Lipoprotein (LDL),High Density Lipoprotein (HDL) dan trigliserida (TG) dari dalam darah dengan menghambat kerja enzim 3 metilglutaril koenzim-A reduktase (HMG Co-A reduktase). Flavonoid juga dapat menurunkan penyerapan kolesterol dan asam empedu serta dapat meningkatkan aktivitas reseptor kolesterol LDL.

Flavonoid sebagai inhibitor kompetitif berikatan dengan HMG-CoA reductase yang membuat asam melanovat (senyawa biosintesis kolesterol) tidak akan terbentuk sehingga pembentukan kolesterol dalam hati menjadi terhambat (Sekhon, 2012)

Flavonoid dalam bentuk quersetin memiliki mekanisme yang serupa dengan simvastatin dalam menurunkan kadar Low Density Lipoprotein (LDL) darah pada tikus putih (Sekhon, 2012). Mekanisme kerja senyawa antioksidan tersebut dalam menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida darah bekerja dengan cara meningkatkan aktivitas Lecithin Cholesterol Acyl Taransferase (LCAT). LCAT merupakan enzim yang dapat mengkonversi kolesterol bebas menjadi ester kolesterol yang lebih hidrofobik, sehingga ester kolesterol dapat berikatan dengan partikel inti lipoprotein untuk membentuk HDL baru. Hal ini akan meningkatkan kadar HDL serum (Sekhon, 2012).

(32)

2.4 Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan. Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan dari manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik lewat indra maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal atau bersangkutan dengan masalah kejiwaan (notoatmodjo, 2010). Menurut Bloom, 1968 (dalam buku notoatmodjo, 2007). Pengetahuan yang tercakup dalam area kognitif ini mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

1. Tahu (know)

Tahu dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mengingat suatu bahan yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang bersifat khusus dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami (comprehension)

Memahami dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benartentang objek yang diketahui dan dapat menjelaskan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus mampu dan dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi dapat diartikan sebagai suatau kemampuan untuk melakukan apa yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi pengunaan hukum-hukum,rumus, metode, prinsip, dan sebagiannya dalam konteks dan situasi yang lainnya.

4. Analisis (analysis)

Analisis dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatuobjek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu lingkup organisasi, dan masih ada kaitannya dengan satu sama lain.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun fomulasi baru dari formulasiformulasi yang ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi dapat diartikan sebagai suatau kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu dilandaskan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

(33)

2.5 Sikap

Menurut (Azwar, 2007) adalah suatu respon evaluatif. Respon hanya akan timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya reaksi individu.

Menurut (Notoatmodjo, 2007) dalam hal sikap, dapat di bagi dalam berbagai tingkatan, antara lain :

a. Menerima (receiving)

Diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberika (objek).

b. Merespon (responding)

Memberi jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

c. Menghargai (valuating)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko.

2. Komponen Sikap

Menurut (Alpert, 1954 dalam Notoatmodjo, 2010) sikap itu terdiri dari 3 komponen pokok yaitu:

a. Kepercayaan atau keyakinan ide, dan konsep terhadap objek. Artinya, bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap ojek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek. Artinya bagaimana penilaian (terkandung di dalamnya faktor emosi) orang tersebut terhadap objek.

c. Kecenderungan untuk bertindak (jend to behave). Artinya sikap adalah merupakan komponen mendahului tindakan atau prilaku terbuka. Sikap adalah ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka (tindakan).

(34)

3. Tingkatan Sikap

Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkat-tingkat berdasarkan intensitanya, yaitu.

a. Menerima (Recerving)

Menerima di artikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima stimulus yang di berikan (objek).

b. Menanggapi (Responding)

Menengapi disini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek, yang di hadapi(Notoatmodjo, 2010).

2.6 Perilaku

Menurut Notoatmojo (2007) perilaku sebagai kegiatan atau aktifitas organisme atau makhluk hidup yang berkaitan. Manusia yang merupakan salah satu makhluk hidup memiliki aktivitas yang dibagikan menjadi dua kelompok yakni aktivitas yang mampu dilihat oleh orang lain dan aktivitas yang tidak dapat dilihat oleh orang lain. Skinner dalam Notoatmodjo (2007) menjelaskan bahwa perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon yang dibedakan dalam dua bentuk yaitu :

Perilaku tertutup (Covert Behaviour). Perilaku ini merupakan respon yang masih belum dapat dilihat oleh orang lain. Respon seseorang yang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan, dan sikap terhadap perangsang yang bersangkutan.

Bentuk "unobservable behavior" atau "covert behavior" yang dapat diukur yaitu pengetahuan dan sikap misalnya seorang ibu hamil tahu pentingnya inisiasi menyusui dini, seorang remaja tahu jika HIV/AIDS dapat ditularkan melalui hubungan seks dan sebagainya.

Perilaku terbuka (Overt Behaviour). Perilaku terbuka dapat terjadi apabila respon terhadap perangsang tersebut sudah berupa tindakan, dengan kata lain praktik ini dapat diamati oleh orang lain dari luar atau "observable behavior". Contohnya dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Misalnya, seorang ibu yang memeriksa kehamilannya tiap bulan atau membawa anaknya ke Puskesmas untuk diimunisasi.

Determinan perilaku. Faktor determinan perilaku manusia sukar untuk dibatasi.Hal ini dikarenakan perilaku merupakan hasil dari beragam faktor, baik faktor internal maupu faktor eksternal (lingkungan). Secara lebih terperinci perilaku manusia sebenarnya adalah

(35)

refleksi dari beragam gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan, hobi, motivasi, persepsi, sikap, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003). Determinan perilaku merupakan faktor- faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang tidak sama. Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua yakni:

Faktor internal, merupakan karakteristik orang yang bersangkutan dan bersifat bawaan. Misalnya: derajat kepintaran, derajat sentimental, jenis kelamin,

dan lain-lain.

Faktor eksternal, merupakan lingkungan: baik lingkungan fisik, budaya, sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini tidak jarang merupakan faktor yang dominan memengaruhi perilaku seseorang.

Domain perilaku. Perilaku manusia merupakan hasil dari interaksi manusia dengan lingkungannya dan segala macam pengalaman yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku adalah respon seseorang terhadap stimulus yang berasal dari luar atau dalam dirinya. Respon ini dapat bersifat tidak aktif (tanpa tindakan : berpikir,beranggapan, bersikap) maupun aktif (melaksanakan tindakan).Benyamin Bloom dalam Notoatmodjo (2007), mendapati terdapat tiga domain perilaku yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Selanjutnya ahli pendidikan di Indonesia menerjemahkan ketiga domain ini ke dalam cipta (kognitif), rasa(afektif), dan karsa (psikomotor), atau peri cipta, peri rasa, dan peri tindak. Bagi kepentingan pendidikan praktis, tiga derajat ranah perilaku telah dikembangkan sebagai berikut:

(36)

Pengetahuan

Menurun oksidasi kolesterol LDL&VLDL dan

meningkat HDL

Faktor Risiko:

-usia -berat badan

-pola makan -aktivitas fisik

-merokok -stres -faktor keturunan

Pencegahan:

-aktivitas fisik -terapi nutrisi -penghentian

merokok Hiperlipidemia

Ekstrak Kayu Manis

Menurun kadar

kolesterol dalam darah

Inhibisi HMG- KoA reductase

Sikap

Perilaku

Keterangan: menghambat proses terjadi hiperlipidemia Keterangan gambar:

1. Kesadaran

penggunaan ekstrak kayu manis

2. Pencegahan terhadap hiperlipidemia.

(37)

2.8 Kerangka Konsep

Variable Independen Variable Dependen

Karakteristik mahasiswa FK USU berdasarkan:

-usia

-jenis kelamin -indeks prestasi -riwayat keluarga

Tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa FK USU tentang manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia

(38)

BAB-III

METODE PENELITIAN

3.1 RANCANGAN PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk menggambarkan tingkat pengetahuan,sikap dan perilaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia. Selain itu, penelitian ini menggunakan desain cross- sectional study dengan melakukan penelitian dalam satu tahapan atau satu periode waktu

3.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret 2020 sampai bulan Desember 2020.

Pengambilan data akan dilaksanakan sehingga jumlah sampel yang ditetapkan terpenuhi.

3.3. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi target dari penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2017 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3.3.2 Sampel Penelitian

Besar sampel untuk penelitian ini dihitung menggunakan rumus Slovin. Rumus Slovin digunakan untuk menghitung besar sampel dari populasi yang sudah diketahui pasti jumlahnya.

Populasi pada penelitian ini terdapat sebanyak 257 mahasiswa angkatan 2017.

Besar sampel dihitung menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:

𝑛 = 𝑁 1 + N𝑒2

Keterangan:

𝑛 = Besar sampel N = Jumlah populasi

𝑒 = Batas toleransi kesalahan (Margin of error)

Berdasarkan rumus slovin, maka besar sampel pada penelitian ini adalah:

(39)

n = 257

1 + 257(0.1)2 = 257 3,57

n= 71.99

= 72 orang

Maka berdasarkan perhitungan rumus di atas, pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan ada sebanyak 72 orang.

3.3.3. CARA PEMILIHAN SAMPEL

Sampel dalam penelitian ini dipilih menggunakan teknik non-probability sampling jenis consecutive sampling yaitu pengambilan sampel yang digunakan semua populasi yang bersedia sampai jumlah subjek yang diinginkan terpenuhi (Sastroasmoro & Ismael, 2011). Besar sampelnya adalah mahasiswa angkatan 2017 Fakultas Kedokteran Sumatera Utara.

3.4. TEKNIK PENGUMPULAN DATA 3.4.1. DATA PRIMER

Data yang diperoleh dari penelitian ini merupakan data primer yang bermaksud data ini diperoleh secara langsung dari subjek penelitian. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode angket berupa kuesioner yang telah divalidasi (Lampiran C).

Hasil kuesioner yang telah di isi akan dikumpulkan.

3.4.2. DATA SEKUNDER

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak universitas mengenai jumlah mahasiswa yang aktif kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3.5. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode penggumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket adalah suatu cara penggumpulan data atau sesuatu penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak). Dalam penelitian ini digunakan angket terbuka. Metode angket ini digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan,sikap dan perilaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang manfaat ekstrak kayu manis dalam mengatasi hiperlipidemia.Kuesioner dibagikan dalam bentuk google form kepada mahasiwa untuk diisikan.

3.5.1. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Dalam pembuatan instrumen diperlukan langkah-langkah yang diteliti dan benar agar dapat

Gambar

Gambar 1. Jalur Eksogen dan Endogen
Gambar 3. Kayu Manis Cinnamomum burmannii

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian mengenai manfaat ekstrak kayu manis ( Cinnamomum burmannii) sebagai obat kumur dalam menghambat pertumbuhan plak pada mahasiswa FKG USU angkatan 2013 akan

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh lingkungan keluarga terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi.. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

Tabel 3.8 Kategori Tafsiran Indeks Prestasi Kelompok Untuk Aspek Afektif

Kandungan senyawa aktif sinamaldehid yang tinggi pada ekstrak kayu manis mampu mengabsorpsi sinar UV-B sebab sinamaldehid memiliki gugus kromofor berupa cincin

Prestasi belajar dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka yang dilihat dalam Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang akan menentukan apakah seseorang tersebut

Lampiran 19 Perhitungan Hasil Penetapan Kadar Sari Larut dalam Etanol Ekstrak Etanol Kulit Kayu Manis (EEKKM)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh asal sekolah terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa pendidikan biologi FKIP UMS angkatan tahun

iv ABSTRAK Nama : Ardhika Daniswara 1102017036 Program Studi : Kedokteran Umum Judul : Hubungan Antara Intensitas Olahraga Terhadap Indeks Prestasi Kumulatif IPK Pada Mahasiswa