• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel 3.1 Waktu Penelitian. Bulan Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Tabel 3.1 Waktu Penelitian. Bulan Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

26 BAB III

METODE PENELITIAN A. Waktu Penelitian

Penelitian Studi Kepustakaan Teori dan Praktik Cinematherapy dalam Bimbingan dan Konseling dilaksanakan pada April 2020 sampai dengan Januari 2021. Rincian kegiatan penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

No. Kegiatan Bulan

Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan

1.

Pengajuan judul penelitian

2. Penyusuna n proposal

3. Seminar proposal

4.

Pelaksana an

penelitian

5. Penulisan laporan

6.

Pelaksana an ujian skripsi dan revisi

commit to user

(2)

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dipilih karena sesuai digunakan dalam penelitian untuk memperoleh data dan informasi secara mendalam melalui berbagai sumber atau landasan yang dibutuhkan penelti. Penelitian kualitatif dapat digunakan untuk memahami makna dibalik fakta yang tampak. Pendekatan kualitatif melibatkan pengkajian yang memanfaatkan berbagai material seperti pengalaman pribadi, wawancara, benda- benda purbakala, teks, dan produksi kebudayaan, teks-teks teramati, historis, interaksionalis, serta teks visual yang mendeskripsikan makna peristiwa (Denzin

& Lincoln dalam Mappiare, 2009: 9). Pendekatan ini dipilih dan digunakan karena data yang disuguhkan bukan hanya berupa angka namun makna dari data yang berupa narasi mengenai teori dan praktik cinematherapy dalam bimbingan dan konseling.

Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian studi kepustakaan atau library research. Menurut Sugiyono (2012: 291) studi kepustakaan erat dengan kajian teoritis dan referensi yang berkaitan dengan nilai yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti, serta menjadi sangat penting karena penelitian tidak akan lepas dari literatur ilmiah. Studi kepustakaan merupakan langkah seorang peneliti menetapkan topik penelitian kemudian melakukan kajian yang berkaitan dengan teori dengan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari pustaka yang berhubungan. Sumber pustaka tersebut dapat berupa buku, jurnal, majalah, artikel, hasil-hasil penelitian (skripsi, tesis, disertasi), dan sumber lain yang relevan (Nazir, 1998: 112). Sarwono (2006: 49) mengatakan bahwa studi kepustakaan dapat mempelajari berbagai buku referensi dan hasil penelitian sebelumnya guna mendapatkan teori mengenai topik penelitian.

Studi kepustakaan merupakan penelitian dengan menelaah sumber pustaka yang sudah ada baik berupa buku, jurnal, artikel, hasil penelitian, serta sumber lain yang relevan. Penelitian tersebut dilakukan dengan membandingkan serta menelaah sumber pustaka hingga diperoleh data yang bersifat informasi secara teoritis, dan bukan merupakan duplikasi. Sumber pustaka merupakan tempat berbagai literatur secara umum , dari literatur-literatur tersebut akan ditemukan commit to user

(3)

konsep, teori, pemikiran, dan lain-lain, sehingga untuk memperoleh, mengungkap, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu konsep dan teori maka penting dilakukan penelitian terhadap literatur (Harahap, 2014: 68). Maka, jenis penelitian ini cocok untuk mempelajari dan mengkaji lebih dalam mengenai cinematherapy, dengan menelaah sumber pustaka mengenai teori dan praktik cinematherapy dalam bimbingan dan konseling, maka diharapkan peneliti menemukan hasil secara teoritis, mudah dipahami, dan memberi manfaat kemudahan bagi pembaca, serta hasil yang terbaik sesuai dengan topik tersebut.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian kepustakaan ini digunakan untuk menelaah dan menyusun konsep mengenai cinematherapy yang kemudian hari dapat digunakan sebagai pijakan dalam mengembangkan langkah-langkah praktis sebagai alternatif pendekatan konseling. Untuk memperoleh hasil tersebut secara optimal tentu memerlukan prosedur atau tahap-tahap yang baik pula dalam melakukan penelitian. Adapun prosedur atau tahap-tahap penelitian kepustakaan telah dipaparkan oleh Kuhlthau (2002) adalah sebagai berikut:

1. Pemilihan Topik

Topik merupakan pokok pembicaraan dalam keseluruhan secara umum tulisan yang digunakan sebagai landasan peneliti untuk menyampaikan maksut dan manfaatnya (Silaswati, 2018: 84). Untuk itu, dalam studi kepustakaan pertama-tama penulis harus menentukan topik apa yang di bahas. Pemilihan topik ini didasarkan dengan berbagai pertimbangan yaitu ketertarikan peneliti terhadap topik, kesediaan informasi, serta waktu yang tersedia dan keberhasilan penelitian. Dalam penelitian ini, penulis memilih topik cinematherapy, untuk mengkaji teori dan praktik cinematherapy dalam Bimbingan dan Konseling.

commit to user

(4)

2. Eksplorasi Informasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), eksplorasi memiliki makna penjelajahan untuk menemukan pengetahuan lebih banyak. Pada tahap ini, peneliti melakukan eksplorasi informasi tentang berbagai hal seperti studi kepustakaan, teori cinematherapy, dan juga praktik cinematherapy.

Eksplorasi ini membantu memberi pengetahuan lebih luas dan lengkap mengenai topik penelitian.

3. Menentukan Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan seluruh pokok yang hendak dibahas dalam penelitian, fokus ini juga memaparkan penjelasan mengenai isi penelitian yang akan dibahas secara tuntas dan mendalam (Bungin, 2005: 41). Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk membantu menentukan fokus ialah mengumpulkan data mengenai fokus apa yang memungkinkan dilakukan kemudian menyusun fokus itu sendiri.

Pada penelitian kepustakaan ini, peneliti telah menentukan fokus yang menjadi rumusan masalah yaitu teori cinematherapy, praktik cinematherapy, dan penerapan cinematherapy dalam bimbingan dan konseling.

4. Pengumpulan Sumber Data

Peneliti melakukan pengumpulan sumber data berupa buku, jurnal, artikel, hasil penelitian sebelumnya, dan sumber lain yang relevan terkait dengan fokus penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan berbagai sumber pustaka mengenai cinematherapy namun lebih mengutamakan sumber pustaka yang dapat diperoleh secara online di situs internet mengingat keadaan yang sedang wabah dan meminimalisir untuk keluar rumah dengan seoptimal mungkin.

5. Persiapan Penyajian Data

Pada tahap ini, peneliti melaksanakan pembacaan bahan bahan pustaka mengenai cinematherapy, analisis dari tiap tiap sumber data atau pustaka yang telah dikumpulkan. Sumber data tersebut dikumpulkan dan dianalisis berdasarkan kesediaan data terkait teori, praktik, dan penerapan

commit to user

(5)

cinematherapy dalam bimbingan dan konseling atau sesuai fokus penelitian yang telah ditentukan.

6. Penyusunan Laporan

Penyusunan laporan dilakukan sesuai dengan sistemasika penulisan yang telah ditentukan berupa:

a. Menyusun laporan awal

b. Review laporan yaitu mendiskusikan laporan yang telah disusun dengan orang yang cukup memahami penelitan

c. Melakukan perbaikan sesuai hasil diskusi d. Penyusunan laporan akhir

D. Sumber Data

Data merupakan suatu hal yang belum memiliki arti bagi peneliti atau penerimanya dan masih memerlukan pengolahan. Data dapat berupa keadaan, gambar, suara, huruf, angka, bahasa, atau simbol-simbol lain yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat fakta, kejadian, maupun konsep (Iswandy, 2015: 73). Data juga didefinisikan sebagai fakta atau hasil dari suatu observasi terhadap fenomena alam (Ralston dan Reilly dalam Chamidi, 2004: 314).

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006: 118), data merupakan hasil catatan peneliti yang dapat berupa angka ataupun fakta. Jadi, data ialah hasil pencatatan yang dilakukan peneliti baik berupa angka atau fakta yang masih memerlukan pengolahan.

Data-data tersebut dapat diperoleh dari sumber data. Pengertian sumber data dalam penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2013: 172) adalah darimana subjek data tersebut diperoleh. Sehingga sumber data merupakan sumber darimana data tersebut diperoleh yang tidak hanya dari satu sumber akan tetapi berasal dari beberapa sumber yang dapat mendukung penelitian.

Dalam penelitian kepustakaan data pustaka umumnya berupa data sekunder dari tangan kedua bukan orisinil dari tangan pertama (Zed, 2014) Pada penelitian ini, data yang diperlukan ialah informasi yang relevan dengan fokus penelitian mengenai teori dan praktik cinematherapy dalam bimbingan dan konseling. commit to user

(6)

Sumber data penelitian diperoleh dari sumber pustaka atau literasi-literasi yang sesuai dengan penelitian seperti artikelpada e-journal ilmiah, e-book yang dapat diunduh. Berikut merupakan tabel sumber pustaka yang digunakan sebagai sumber data:

Tabel 3.2 Daftar Sumber Pustaka

NO JUDUL TAHUN PENULIS

1. Cinematherapy sebagai Intervensi dalam Konseling Kelompok

2017 Insan Suwanto &

Athia Tamyizatun Nisa

2. Cinematherapy: An Idea For Recreational Therapist

2014 Danny W. Pettry

3. Cinematherapy: Using the Power of Imagery in Films for the Therapeutic Process

2003 Birgit Wolz, Ph.D

4. Cinematherapy as a Clinical Intervention: Theoretical Rational and Emprical Credibility

2008 Michael Powell

5. Cinematherapy as a Part of the Education and Therapy of People with Intellectual Disabilities, Mental Disorders and as a Tool for Personal Development

2019 Mateusz Smieszek

6. Cinematherapy: The Healing Power of Movies and TV

2018 Therese J. Borchard

7. The Effect of Cinema-Therapy Group on Dimishing Anxiety in Young People

2014 Sorina Daniela Dumtrache 8. Penerapan Pendekatan Cinematherapy

untuk Meningkatkan perilaku Proposial pada Siswa Bosowa International School Makassar

2016 Haeruddin Niva

commit to user

(7)

9. Pemanfaatan Cinematherapy dalam Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Self Efficacy Karir Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Baureno Bojonegoro

2018 Berlian Dwi Jayati

10. Penggunaan Pendekatan Konseling Behavioristik dengan Teknik Cinematherapy untuk Mengatasi Prokrastinaasi Akademik Siswa Kelas XI di SMA Swasta Dharmawangsa Medan

2019 Alysha Putri Nabilla

11. Hambatan Cinematherapy sebagai Layanan Konseling

2019 Sigit Hariyadi, Puri Wijayanti, & Reza H.A Herdiyanto 12. Meningkatkan Interaksi Sosial dengan

Teman Sebaya Melalui Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Cinematherapy

2018 Ricka Wenys Normanita, Kusnarto

Kurniawan, & Eko Nusantoro

13. Comparing The Use of Cinematherapy and Bibliotherapy to teach Character Education: A Quasy Experimental Study

2019 Amy P. Davis

14. Movie Therapy as a Tool to Develop Prosocial Behavior of Childhoods

2018 Wa Ode Lili Andriani Nasri &

Hengki Satrianta 15. Pengembangan Media Literacy Layanan

BK Teknik Cinematherapy Berdasarkan Model Gagne untuk Mengantisipasi Pergaulan Bebas

2019 Frezy Paputungan

16. Penerapan Cinematherapy commit to user dalam 2019 Nenden

(8)

Meningkatkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Kelas VII SMPN Cileunyi

Yulianingsih Habsyah

17. Penerapan Cinematherapy untuk Meningkatkan Empati Siswa Kelas X Multimedia di SMKN Driyorejo

2017 Yeni Tri Juliantika

& Ari

Khusumadewi 18. Efektifitas Teknik Cinematherapy untuk

Meningkatkan Efikasi Akademik

2015 Sopian

19. Pengaruh Cinematherapy dalam Bimbingan Kelompok untuk meningkatkan Disiplin Siswa Kelas XI di SMK Kartanegara Kediri Tahun Ajaran 2017/2018

2018 Dr. Hj. Sri Panca Setyawati, M.Pd &

Yuanita Dwi Krisphianti, M.Pd

20. Pengaruh Penggunaan Cinematherapy Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas XI di SMA Negeri 59 Jakarta)

2016 Aprilia Murdia Ningsih, Dede Rahmat Hidayat, &

Endang Setiyowati

21 Keefektifan Teknik Cinematherapy untuk Meningkatkan Sikap Altruistik Siswa Kelas VIII di SMPN 1 Gondanglegi Kabupaten Malang

2020 Tresyana Maretha, Romia Hari Susanti,

& Eva Kartika Wulansari 22 Cinematherapy dalam Menstabilkan

Emosi Remaja Introvert di UIN Sunan Ampel Surabaya

2018 Ma’fufah Hastin

commit to user

(9)

Tabel 3.3 Pengelompokan Sumber Data Berdasarkan Rumusan Masalah No. Rumusan Masalah Sumber Referensi Kajian Pustaka

1. Bagaimana teori cinematherapy?

(Suwanto & Nisa, 2017);

(Pettry, 2014); (Wolz, 2003); (Powell, 2008);

(Smiieszek, 2019);

(Borchard, 2018);

(Dumtrache, 2014); (Niva, 2016); (Jayati, 2018);

(Nabilla, 2019); (Hariyadi, Wijayanti, & Herdiyanto, 2019); (Normanita.

Kurniawan, & Nusantoro, 2018); (Davis, 2019);

(Nasri & Satrianta, 2018);

(Paputungan, 2019);

(Habsyah, 2019);

(Juliantika & Dewi, 2017);

(Sopian, 2015); (Setyawati

& Krisphianti, 2018);

(Ningsih, Hidayat, Setiyowati, 2016);

(Maretha, Susanti, &

Wulansari, 2020); (Hastin, 2018)

1) Latar belakang berkembangnya cinematherapy 2) Konsep

cinematherapy 3) Tujuan

cinematherapy 4) Keunggulan dan

kelemahan teknik cinematherapy

2. Bagaimana praktik cinematherapy?

(Suwanto & Nisa, 2017);

(Pettry, 2014); (Powell, 2008); (Smieszek, 2019);

(Borchard, 2018); (Niva, 2016); (Jayati, 2018);

(Nabilla, 2019); (Hariyadi, Wijayanti, & Herdiyanto, 2019); (Normanita, Kurniawan, Nusantoro, 2018); (Davis, 2019);

(Nasri & Satrianta, 2018);

(Paputungan, 2019);

(Habsyah, 2019);

(Juliantika & Dewi, 2017);

Tahapan atau

prosedur cinematherapy

commit to user

(10)

(Sopian, 2015); (Setyawati

& Krisphianti, 2018);

(Ningsih, Hidayat, &

Setiyowati, 2016);

(Maretha, Susanti, &

Wulansari, 2020); (Hastin, 2018)

3. Bagaimana penerapan cinematherapy?

(Suwanto & Nisa, 2017);

(Powell, 2008); (Smieszek, 2019); (Borchard, 2018);

(Dumtrache, 2014); (Niva, 2016); (Jayati. 2018);

(Nabilla, 2019); (Hariyadi, Wijayanti, & Herdiyanto, 2019); (Normanita, Kurniawan, & Nusantoro, 2018); (Davis, 2019);

(Nasri & Satrianta, 2018);

(Paputungan, 2019);

(Habsyah, 2019);

(Juliantika &Dewi, 2017);

(Sopian, 2015); (Setyawati

& Krisphianti, 2018);

(Ningsih, Hidayat, &

Setiyowati, 2016);

(Maretha, Susanti, &

Wulansari, 2020), (Hastin, 2018)

1) Proses konseling 2) Fungsi dan peran

konselor dalam cinematherapy 3) Hubungan antara

konselor dan konseli dalam cinematherapy 4) Keberhasilan

penerapan cinematherapy

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode atau cara-cara yang bisa digunakan peneliti untuk mengumpulkan data (Aditya, 2013: 9). Pengumpulan data merupakan bagian yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama pendekatan kualitatif ialah memperoleh data. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai setting, sumber, dan cara. Secara umum Zed (2014: 4) memaparkan bahwa yang perlu dilakukan dalam pengumpulan yaitu menyiapkan alat perlengkapan, menyusun bibliografi kerja, mengatur waktu, kemudian commit to user

(11)

membaca dan membuat catatan peneltian. Pada penelitian kepustakaan teknik pengumpulan data yang digunakan ialah metode dokumentasi. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu berup tulisan, gambar, rekaman, dan karya monumental (Sugiyono, 2016: 82). Arikunto (2013: 274) juga memaparkan pendapat bahwa dokumentasi dapat berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, prasasti, majalah, notulen, lenger, agenda, maupun catatan lain. Jadi, dokumen merupakan sumber data yang sudah ada yang digunakan sebagai penguji serta menafsirkan bahwa data yang diperoleh kuat akurasinya. Dalam penelitian ini, dokumentasi berarti mencari data mengenai cinematherapy berupa catatan, buku, makalah, artikel, hasil penelitian sebelumnya, dan informasi lainnya yang relevan.

Instrumen pengumpulan data merupakan alat bantu yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar lebih mudah dan sistematis (Aditya, 2013: 9) Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar check-list klasifikasi bahan penelitian, skema atau peta penulisan, dan format catatan penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan proses menemukan dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dengan cara membuat sistematika dan mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan, melakukan sintesa, menyusun dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari kemudian membuat kesimpulan (Sugiyono, 2012: 244). Teknik analisis data dapat diartikan kegiatan mengolah data hingga menciptakan suatu hasil yang bermakna dan berguna. Studi kepustakaan ini menggunakan teknik analisis data yang bersifat kualitatif. Menurut Sutopo (2006:

104) analisis data bersifat kualitatif data akhirnya bukan lagi data mentah karena melalui analisis secara berkelanjutan yang menghasilkan berbagai macam informasi.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi (content analysis). Menurut Holsti (dalam Ibrahim 2009: 97) analisis isi merupakan teknik yang digunakan untuk membuat atau menyusun kesimpulan commit to user

(12)

dengan cara mengidentifikasi karakteristik tertentu pada pesan-pesan secara sistematis dan objektif (Holsti dalam Ibrahim, 2009: 97). Analisis ini digunakan untuk mendapatkan inferensi yang valid dan dapat diteliti ulang berdasarkan konteksnya (Kripendoff, 1993). Dari kedua pendapat tersebut, maka analisis isi digunakan untuk mendapat keterangan dari informasi yang disampaikan dalam bentuk simbol yang terdokumentasi atau dapat didokumentasikan mengenai cinematherapy. Analisis isi tersebut dapat dipakai untuk menganalisa segala bentuk komunikasi, seperti pada surat kabar, buku, film, dan lain-lain. Dalam analisis ini akan dilakukan proses memilih, membandingkan, menggabungkan, dan memilah berbagai pengertian hingga ditemukan yang relevan (Serbaguna, 2005).

Untuk menjaga keoptimalan proses pengkajian dan mencegah serta mengatasi kesalahpahaman informasi karena kesalahan pengertian manusiawi yang bisa terjadi karena kekurangan peneliti atau penulis pustaka, maka dilakukan pengecekan antar sumber pustaka dan memperhatikan komentar pembimbing (Sutanto, 2005).

commit to user

Gambar

Tabel 3.1 Waktu Penelitian
Tabel 3.2 Daftar Sumber Pustaka
Tabel 3.3 Pengelompokan Sumber Data Berdasarkan Rumusan Masalah  No.  Rumusan Masalah  Sumber Referensi  Kajian Pustaka

Referensi

Dokumen terkait

Probolinggo Tahun Anggaran 2016, dengan ini mengumumkan Penyedia Pengadaan Langsung Pengadaan Barang untuk paket tersebut diatas adalah sebagai berikut :.. Badan Usaha :

Geolocation dalam menentukan suatu lokasi pada perangkat bergeraktelepon seluler dengan SO Symbian untuk menentukan jalur terpendek menujuke lokasi yang ditentukan

Evaluasi program dapat dilakukan dengan melihat parameter keberhasilan yang meliputi perubahan sikap dan perilaku secara konsisten yang ditunjukkan oleh mitra yaitu

Dengan alas an tersebut, penulis tertarik untuk meneliti bagamana masyarakat dusun Ngemplak ini mayoritasnya hafal Alquran dan bagama tah}fiz} Al-Qur’a>n

In practice my priorities are complementary, for it should be mutually enlight- ening to compare Alberti’s work with that of such radical avant-gardists as Salvador Dalí, Luis

Namun untuk kelengkapan dan keutuhan dari masalah yang diteliti, maka akan disempurnakan dengan penggunaan data pelengkap yang berguna untuk melengkapi data pokok dan

1) Mengetahui syarat dan kebutuhan standar perancangan Maguwoharjo Sport Center yang menyediakan fasilitas olahraga badminton dan berenang sebagai dua cabang

44/Pdt.Plw/2016/PN.Sbr, yang dibuat oleh Juru Sita Pengadilan Negeri Sumber yang menerangkan bahwa para pihak masing- masing kepada Kuasa Hukum Para Pembanding semula